NovelToon NovelToon

Our Feelings

Kenangan

Gadis itu duduk berselonjoran diatas tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Sesekali gadis itu tersenyum tipis saat melihat foto-foto didalam ponsel miliknya. Bayangan dan kenangan masalalu saat masih kuliah terus bergulir diingatannya, seiring dengan bergulirnya gambar-gambar kenangan yang ia geser dengan jari jempolnya.

Tiba-tiba terlintas begitu saja diingatannya akan masa-masa indah saat kuliah dulu, apalagi saat bersama kedua sahabatnya.

Rasanya waktu begitu cepat berlalu, rasanya baru kemarin ia merasakan bagaimana suka dukanya menjadi seorang pelajar di Universitas.

Kartia Kirana Amran biasa disapa Tia, memiliki dua sahabat yang begitu dekat melebihi keluarga sendiri. Andri dan Hani, dua orang yang ia temui saat petama kali melakukan pendaftaran saat masuk Universitas. Entah bagaimana hubungan mereka bisa begitu dekat, hingga mereka selalu bersama, Yah, dipikir lagi memang sewajarnya, sebab Tia Hani dan Andri adalah Mahasiswa satu Fakultas. Namun entah itu secara kebetulan atau memang sudah takdir, ketiganya merasa memiliki persamaan prinsip. Dan mungkin karena itu ketiganya menjadi sahabat hingga kini.

Tia kembali tersenyum, kali ini senyumnya lebih lebar daru yang tadi. Foto yang ia lihat di ponselnya saat ini mengingatkannya akan pertama kali saat bertemu Andri dan Hani saat pertama kali menginjakkan kakinya di Universitas Swasta terbesar dikota.

Falsh Back On

Saat itu Tia sedang kebingungan bagaimana caranya melakukan pendaftaran ulang. Sementara suasana kampus sangat begitu ramai, sebab sudah memasuki tahun ajaran baru.

Tia yang baru saja datang dari desa merasa kebingungan, sebab ia tak melihat satu sosokpun yang ia kenal. Hingga akhirnya ia menggerutu pada dirinya sendiri.

" Huft,, pepatah yang megatakan bahwa dunia tak selebar daun kelor itu memang benar, faktanya dunia ini begitu lebar hingga di kampus yang besar ini aku tak melihat siapapun yang aku kenal "

Tentu Tia menyadari, bagaimana bisa ia mendapati seseorang yang ia kenal, ia tahu bahwa didesa tempatnya dibesarkan akan mengunci gadis dirumah ketika lulus sekolah Menengah Atas. Di desanya gadis seumurannya akan dijodohkan, dan jarang gadis sesusianya akan diberi kebebasan untuk melanjutkan pendidikan.

Beruntung, sebab Tia berasal dari keluarga yang lumayan mampu didesa, sehingga keras kepala dan pembangkangan yang dilakukan Tia, mampu meluluhkan hati orang tuanya untuk tetap mengizinkannya melanjutkan pendidikan dikota besar.

Gadis itu masih termenung memandangi kerumunan Mahasiswa baru yang entah apa yang mereka bincangkan. Tia menatap disekelilingnya, ia mengendus kesal sebab semua orang membentuk kelompok dan hanya dirinya yang sendiri. Seperti makhluk kesepian saja. Begitu pikirnya.

" haaaahhh... seharusnya aku membujun Ningsih agar mau kuliah dan ikut denganku.. tapi memang dasar, dia itu gadis blo'on, punya cita-cita tapi tidak mau mewujdkannya " sekali lagi Tia menggerutu kesal, kesendiriannya saat ini membuatnya sangat bosan.

Namun dari arah yang berlawanan, seseorang ternyata sedang memperhatikannya. Pria itu sedang duduk bersama pria lain yang nampaknya para senior dikampus itu. Dari tadi perhatiannya teralihkan pada gadis yang menyendiri tanpa seoarang teman. Pria itu menyadari bahwa gadis itu pasti merasa bingung, dan nampak jelas bahwa gadis itu masih baru dikota ini.

Pria itu beranjak dari duduknya, dan berniat menghampiri gadis yang sedang dilanda kebingungan itu.

" Hai,, Kamu Maba yah?" Sapanya saat sudah berada disamping gadis yang sedang duduk termenung dibawah pohon. Tia menoleh saat mendengar ada seseorang yang menyapanya.

" Hai,, iya kak aku Maba " ucap Tia ramah.

" Boleh ikut duduk ?" pintanya. Dan Tia mengangguk senang.

" Kamu sendirian? teman kamu mana? " tanyanya

" Aku baru disini kak,, aku belum punya teman " jawab Tia jujur.

"Oh, pantas saja aku perhatikan dari tadi kamu hanya sendiri dan seperti orang kebingungan, rupanya kamu masih baru " ucap pria itu. Tia hanya terseyum sekenanya.

" Oh iya, kenalkan Aku Andri " ucap Pria itu yang dengan ramah mengulurkan tangannya. Tia langsung menyambar uluran tangan Andri dan juga menyebutkan namanya.

" kalau boleh tau, kamu kenapa, sepertinya ada masalah? " tanya Andri penasaran

" Mmm ini,, aku mau melakukan pendaftaran ulang tapi aku bingung, katanya kita harus kebank yah,, dan aku nggak tau kebank mana? aku takut nyasar soalnya kak " jawab Tia.

" Oh itu,, tidak usah keluar kampus kalau mau kebank dan melakukan pendaftaran ulang, sebab dikampus ini ada Bank kok " kata Andri

" Oh yah? "

" ia,, sini aku antar "

" Makasih Kak " dengan sigap Tia berdiri sebab mendapat tawaran yang sangat membantunya untuk menyelesaikan segala urusannya.

" jangan panggil Kak, aku juga Maba kok " ucap Andri. Mereka lalu beriringan menuju ke Bank yang letaknya berada didalam kampus.

Sesampainya disana, ternyata keadaan begitu sangat ramai. Dijam seperti ini rupanya masih banyak Maba yang mempunyai tujuan yang sama.

" Wah rame yah " kata Tia

" iya, tahun Mahasiswa baru lebih banyak dari yang kemarin " ucap Andri, Tia hanya ber oh sambil menyaksikan kerumunan orang-orang berdesakan saat menunggu antrian.

Mata Andri kembali tertuju pada gadis cantik yang nampak berada dalam kerumunan orang-orang yang ikut mengantri. Gadis itu nampak berbeda dan lebih menonjol, sebab gadis itu sangat cantik, dan banyak pasang mata pria yang memandanginya.

Andri merasa harus menolongnya untuk keluar dari kerumunan itu, sebab menurutnya bahaya jika gadis itu terus berada diantara kerumanan sementara banyak mata liar yang menatapnya penuh lapar.

Andri menyuruh Tia agar menunggunya sebentar, dan berpesan agar tidaj bergeser dari tempatnya sedikitpun sebelum ia kembali, dan Tia pun mengiayakannya.

Andri melangkahkan kakinya menuju kekeramaian itu. Langkah Andri semakin cepat saat melihat ada tangan liar yang mencoba menyentuh pinggang gadis yang tak luput dari pandangannya sejak awal.

Andri berhasil meraih tangan nakal itu, dan mencengkramnya dengan begitu kuat. Andri melihat Pria pemilik tangan itu, Andri manatapnya dengan tatapan tajam seakan ini menerkamnya. Bahkan jika ini bukan diarea kampus mungkin Andri sudah melayangkan beberapa pukulan untuk pria bodoh itu.

" Hei Bro hati -hati dengan tanganmu, jangan sampai karena tanganmu ini hidupmu akan berakhir mengenaskan " ucap Andri penuh ancaman. Pria itu ketakutan dan memilih untuk segera pergi.

Gadis itu menyadari ada keributan kecil yang sedang terjadi. Ia menatapa Andri yang kini berdiri tidak jauh dari dirinya.

" Sebaiknya kamu keluar dari kerumunan ini, terlalu bahaya jika kamu tetap disini " ucap Andri, gadis itu kebingungan.

" Hah? maksudnya?" tanya gadis itu

" Kamu tidak tau, bahwa ada seseorang hampir saja melecehkanmu tadi " ucapan Andri tentu saja berhasil membuat gadis itu nyaris berteriak. Namun karena sadar bahwa sekarang ia berada ditengah keramaian, akhirnya ia hanya menekan sedikit suaranya.

" Apa? bagaimana bisa?" tanya gadis itu

" Ditempat yang ramai seperti ini apa saja pasti bisa terjadi,, jadi sebaiknya kamu ikut aku saja " ajak Andri, namun gadis itu nampak berpikir. Bagaimana jika pria itu adalah orang yang sama ingin melecehkannya. Begitu pikirnya.

" Tenang, aku orang baik,, aku hanya mengajakmu agar menjauh dari sini,, dan menunggu disana " Andri menunjuk arah dimana ada Tia yang dari tadi diam ditempatnya. Gadis itu sedikit lebih legah, sebab ia tak akan sendirian. Dan dengan sigap gadis itu mengikuti langkah Andri.

" Hai " sapa Tia ramah pada gadis itu.

"Hai " balasnya

" Oh iya,, kenalkan aku Andri " Andri mengulurkan tangannya pada Gadis itu. dan dengan ramah gadis itu membalas uluran tangannya.

" Aku Hani " ucap gadis itu. Dan Tiapun malakukan hal yang sama. Setelah acara perkenalan mereka selesai, Andri menawarkan diri untuk membantu gadis-gadis yang baru ia kenal saat itu juga.

" Kalian mau melakukan pendaftaran ulang kan? " Kedua gadis cantik itu mengangguk semangat mendengar pertanyaan Andri.

" Sini berkas kalian,, biar aku yang stor, kalian tidak perlu ikut ditengah kerumunan itu " ucap Andri.

" emang bisa begitu?" tanya Hani

" bisa dong,, satpam di Bank itu temanku jadi gampang " ucap Andri

" Oh pantes,, rupanya kamu punya kenalan orang dalam " ucap Tia

" Yasudah sini berkas kalian, biar aku bantu " Dengan segera Hani dan Tia menyerahkan berkas ditangan mereka kepada Andri.

Begitulah, awal mula pertemuan mereka saat dikampus. Bagi Tia sendiri bertemu dengan pria sebaik Andri adalah suatu keberuntungan. Sebab pria yang memang dasarnya berhati baik itu selalu saja menawarkan diri untuk direpotkan olehnya bahkan sahabatnya Hani.

Flash Back Off

Tia kembali menatap fotonya dengan kedua sahabatnya di galeri ponselnya. foto-foto yang ia abadikan saat Hani menikah. Yah, kini salah satu dari mereka telah menikah. Hani lebih dulu mendahului Tia dan Andri melangkah kejenjang pernikahan. Dan lebih membahagiakan lagi pria yang dinikahi sahabatnya itu adalah Sepupu dari sahabatnya pula, yaitu Andri.

Tia ingat betul bagaimana perjuangan pria itu yang sekarang menjadi suami dari sahabatnya mendapatkan cinta Hani. Begitu susah dan rumit, mengingat bahwa sahabatnya itu dulu sangat membenci seuaminya karena profesi suaminya adalah seorang polisi.

Tia sekali lagi tersenyum memandangi foto -foto kenangan saat pernikahan sahabatnya itu.

" Hemm,, sampai sekarang aku masih belum percaya kalau Hani sudah menikah dengan Raja, bahkan saat ini Hani sedang mengandung anak Raja... jodoh memang tidak ada yang tahu " gumamnya.

Tia kembali menggulir foto-foto di diponselnya, meski sudah beberapa kali ia melihatnya, rasanya ia tak akan pernah bosan. Sebab kenangan yang ia lalui bersama Hani dan Andri, adalah hal yang sangat berharga disetiap jamnya.

" Kira-kira siapa yah jodohku?? " Entah kenapa ucapan itu terucap begitu saja dari bibir Tia. Dan disaat yang bersamaan, seseorang telah menghubunginya melalui handphone seluler yang ada ditangannya saat ini.

" ANDRI "

-

Bersambunggg....

Perasaan itu?

" ANDRI "

begitu kata yang keluar dari mulut Tia saat melihat nama seseoarang yang terteras dilayar ponselnya. Denga segera Tia menekan ikon hijau untuk menjawab panggilan dari sahabatnya itu.

" Hem,, ada apa?" tanya Tia saat meletakkan ponsel ditelinga kanannya.

" Tia kamu diamana?" bukannya menjawab, Andri malah balik nanya

"Di kost'an lah, masa dibulan " jawab Tia sewot

" oke, aku jemput sekarang yah "

" Eh tunggu.. emang kita mau kema -" tut tut tut... belum melanjutkan pertanyaannya Andri malah sudah menutup telfon tanpa permisi.

" Hadeh,, kebiasaan deh ni bujang lapuk,, tutup telfon selalu tanpa permisi " gerutu Tia saat ia meletakkan kembal ponselnya diatas meja.

" Kira-kira Andri mau ajak aku kemana yah? ini juga belu waktunya makan malam, kecepatan ini mah klw mau ajak makan,, atau jangan-jangan Andri mau ajak aku berbelanja,, asikkk... siap-siap dulu ah,, " banyak andai-andai dikepala gadis itu, sambil ber nananana,, gadis itu memasuki kamar mandi berniat membersihkan tubuhnya.

Setalah beberapa menit kemudian, Tia sudah bersiap dengan penampilan santainya. Tiba-tiba ponselnya kembali bergetar diatas meja, namun kali ini bukan panggilan telfon melainkan sebuah notif pesan yang masuk dari orang yang sama.

Turun,, aku sudah sampai - Andri

Setelah membaca pesan singkat dari sahabat prianya itu, Tia bergegas keluar dari kamarnya dan berlari kecil untuk menemui Andri didepan kostnya.

Tia tertegun sejenak dan menghentikan langkahnya saat melihat Pria yang duduk diatas motor besarnya dengan gaya yang sangat keren. Tia memicingkan matanya melihat seseorang yang tengah duduk disana, berkali-kali Tia mengucek kedua matanya dengan tangan guna memastikan bahwa penglihatannya saat ini tidak salah, dan pria yang duduk diatas motor besar itu benar pria yang dikenalnya.

Andri,, sejak kapan dia mau pake motor? Tapi keren juga sih hehe. Batin Tia, Namun dengan segera Tia menepis segala tanda tanya yang ada dikepalanya, dan melanjutkan langkahnya menemui Andri.

" hai Ndri,, tumben pake motor ?" sapa sekaligus pertanyaan akhirnya terlontar dari mulut Tia

" Ia, kita harus pake motor, sore begini kan keadaan jalan raya pasti macet, jadi nggak bisa kalau aku bawa mobil " jawab Andri

" Memang kita mau kemana sih? kamu mau ajak aku belanja yah " ucap Tia, Andri tidak heran atas sikap sahabatnya yang satu itu. sebab Andri sudah biasa menghadapi sikap Tia yang kadang tidak punya malu saat berhadapan dengannya.

" hadeh, belanja terus yang ada dipikaran kamu,, kali ini kita nggak ke mall yah " ucap Andri

" Terus?"

" Kita ke rumah sakit " jawab Andri, Tia memajukan sedikit langkahnya.

" Apa,,, rumah Sakit... kamu sakit apa Ndri ?" tanya Tia agak sedikit panik. Tangan gadis itu secara spontan menyentuh pipi dan dahi Andri untuk memastikan bahwa Andri baik-baik saja dan tidak mengalami demam.

" Mmmmm.,,,, kamu baik-baik aja, nggak sakit kok " sambungnya lagi.

" Emang siapa yang bilang kalau aku sakit,,ckckck " kata Andri, ia menurunkan tangan Tia yang masih menyentuh pipinya.

" Lalu kerumah sakit untuk apa?"

" Untuk menemui Hani, "

" Hah? apa? kenapa Hani di rumah sakit Andri,, ada apa dengan Hani " Tia bertanya dengan tidak sabarnya sambil mengguncang-guncang tubuh Andri dengan kedua tangannya.

" Aduh Tia,, reaksimu berlebihan deh... Hani nggak apa-apa,, sebentar lagi dia akan melahirkan " jawab Andri

" Aaappaaa?" kali ini suara Tia nyaris membuat telinga Andri pecah. Suara Tia yang melengking layaknya suara knalpot yang dimodif asal-asalan membuat Andri menutup kedua telinga dengan tangannya.

" Aduh. Tia nggak usah menjerit gitu dong.,, kamu udah kayak aku apa-apain aja " ucap Andri

" yaudah, ngapain kita masih disini, ayo berangkat " ucap Tia, yang langsung ingin menaikkan tubuhnya keatas motor Andri. Namun dengan sigap Andri menahan tangannya.

" Ada apa lagi?" tanya Tia

" Pake helm dulu... kamu mau kita ditilang sama teman-teman Raja " ucpa Andri

" Yah nggak apa-apa ditilang,, mana tau ada Polisi yang akan naksir ke aku nanti, seperti Hani saat bertemu Raja " ucap Tia,

" heh... kumat... " Karena malas meladeni ocehan Tia yang kadang nggak ada faedahnya, akhirnya Andri berinesiatif untuk memakaikan helm kekepala Tia.

Tia pasrah saja saat mendapatkan perlkuan Andri padanya, sebab ia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu oleh Andri.

Saat Andri ingin mengaitkan kancing helm di bawah dagu Tia, entah mengapa pandangan Andri dan Tia saling bertemu. Mereka saling menatap untuk beberapa saat, hingga mereka terkunci dalam tatapan mereka masing-masing.

Deg...

Deg...

Bersamaan dengan itu, detak jantung mereka seakan berhenti untuk beberapa detik. Dan harus mereka sadari, bahwa mereka saling mengagumi ketampanan dan kecantikan yang terlihat dengan jarak yang begitu dekat.

Tia lebih dulu menyadarkan dirinya pada situasi yang tak biasa itu. Hingga Tia lebih dulu menundukkan pandangannya.

" Woii,, udah belum masang helmnya,,bengong aja " ucap Tia, dan seketika itu Andri tersadar dari lamunannya.

" Eh,, udah kok "

" Hemm yaudah ayo jalan " ucap Tia, gadis itu sudah duduk manis dibelakang Andri.

" Siap yah,, pegangan yang kuat,, aku mau ngebut ini " ucap Andri.

" Heleh,, modusmu Ndri,, bilang aja mau dipeluk kan " kata Tia, yang berhasil membuat Andri tertawa.

" beneran ini mau ngebut,, ayo pegangan, nanti kamu jatuh " ucap Andri.

Sesaat Tia berdecak Kesal, namu pada akhirnya gadis itu mau melingkarkan tangannya dipinnggang Andri.

Berada dalam jarak yang begitu dekat membuat keduanya kembali merasakan debaran jantung yang berbeda. Pelukan yang hangat dari gadis yang duduk dibelakangnya itu terasa beda sehingga membuat darah Andri berdesir.

Huftt,, ada apa ini? bukannya aku sudah biasa dipeluk oleh gadis konyol ini. Batin Andri.

Namun, apa yang dirasakan oleh Andri ternyata juga dirasakan oleh Tia, perasaan yang tiba-tiba beda saat berada dalam jarak sedekat ini. Tia juga merasa jantungnya berdetak hebat. Entah ini karena ini baru pertama kali ini berboncengan dengan Andri, atau pelukannya yang perlahan membuatnya nyaman.

Aku kenapa sih... nggak biasanya kayak gini. Batin Tia

Karena tidak ingin lama-lama larut dalam perasaan yang tiba-tiba membuat bingung keduanya itu. Akhirnya Andri melajukan motornya. Andri mengemudi dengan kecepatan normal, namun tak membuat lingkaran tangan Tia lepas dari pinggangnya. Sepertinya kedua anak manusia itu merasakan nyaman yang sama. Namun seperti biasa mereka menanggapi bahwa nyaman itu ada sejak awal mereka bertemu, dan itu terjadi sebab adanya hubungan persahabatan diantara mereka tidak lebih dan tak kurang.

-

Hingga beberapa menit kemudian, Andri dan Tia sudah sampai dirumah sakit tempat sahabatnya akan menjalani proses persalinan.

" Eh,, kok kamu tau Ndri kalau Hani mau lahiran?" tanya Tia, saat keduanya sudah berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit

" Raja yang kasi tau,, kalau Hani bakalan lahiran, setelah itu aku kabari kamu " jawab Andri. Setelah mendapat jawaban yang cukup dari Andri, Tia hanya menganggukkan kepalanya.

Mereka sudah tiba di ruang bersalin. Dan ternyata Orang tua Hani dan juga Raja sudah ada didepan ruang bersalin itu. Dengan mempercepat langkahnya, mereka menghampiri para orang tua itu yang terlihat sangat khawatir.

" Tante,, bagaimana keadaan Hani? " tanya Tia pada Lisa Mama Hani.

" Hani sudah ada didalam ruang persalinan Tia, semoga Hani baik-baik saja " jawab Lisa.

" Tenang tante,, Hani pasti baik-baik saja " sama dengan Lisa, Tiapun merasa khawatir, namun ia berusaha bersikap tenang.

" Lalu dimana Raja Tante ?" tanya Andri pada Elsa Mami dari Raja

" Raja ada didalam, dia menemani Hani nak " jawab Elsa.

Akhirnya tak ada percakapan lagi, Andri memilih bergabung bersama Rahman dan Husein yang tak lain adalah Papah Hani dan Papi Raja.

Sementara Tia berada diantara wanita paruh baya yang tak lain adalah Lisa dan Elsa.

Namun beberapa saat kemudian, terdengat tangisan bayi yang memecah semua ketegangan yang ada.

" Itu pasti cucu kita Jeng " ucap Elsa pada lisa. Mereka semua langsung berdiri. Dan tak sabar ingin melihat bayi yang baru lahir itu.

" Oeeeekkkk...... oeeekkkk...oeeekkk..." suara tangisan bayi memecah keharuan. Rasa sakit yang di rasakan Hani terbayar sudah. Dengan hadirnya bayi mungil ditengah mereka akan sangat menambah kebahagiaan.

" Selamat yah Pak, Bu.. Bayinya laki-laki " ucap Dokter yang membantu persalinan Hani.

Raja menerima bayi tampannya yang diberikan oleh dokter itu. Bayi itu sudah dalam keadaan bersih. Raja tersenyum saat pertama kali menggendong putra pertamanya.

" Sayang, dia tampan sekali mirip sepertimu nak " ucap Elsa yang saat itu sudah diperbolehkan menengok Hani bersama yang lainnya.

" Ayo, sayang, di adzankan Bayi kamu " ucap Lisa. Raja lalu melantunkan adzan ditelinga putranya, suara Raja yang merdu mampu memberikan menyamanan pada bayinya. Sepertinga bayi itu sangat suka mendengar suara Ayahnya.

"Sayang kita beri nama siapa anak kita ?" Tanya Hani ketika sang anak sudah berpindah dipelukannya.

" aku udah sediain nama untuk anak kita sayang,, Namanya Rainand Raja Raharysa, gimana sayang kamu suka nama itu " tanya Raja

" Tentu saja sayang,, nama yang indah, seindah anak kita " ucap Hani. Raja senang melihat istrinta bahagia, dan memberi kecupan singkat dikepala Hani.

" Ih lucu banget sih " ucap Tia yang mencolek pipi mungil bayi sahabatnya itu. Ia ingin sekali mengambil bayi itu dari dekapan ibunya, namun ia juga merasa takut. sebab tak pernah menggendong bayi yang baru lahir sebelumnya.

" Jangan di sentuh Ti, tanganmu nggak steril " ucap Andri

" ih apa sih, tanganku bersih tau" ucap Tia. Andri ikut mendekat dan ikut mencolek pipi bayi sahabatnya itu seketika keduanya tertawa saat mendapat respon dari sang bayi.

" Makanya kalian berdua menikah, biar bisa punya bayi juga " ucapan Rahman, seketika membuat semuanya menoleh kearah Andri dan Tia.

" Iya,, kalian itu cocok " Elsa menimpali, dan membuat Lisa dan Husein saling melirik.

" Udah kalian nikah aja sih " ucap Hani

" Iya,,kalian kan sama-sama jomblo " Raja ikut bicara. Dan Tia Andri hanya saling bepandangan.

hal yang dirasa lucu membuat mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

" hahahhha.... aku sama Andri yah nggak mungkinlah " ucap Tia

" Hem, iya nggak mungkin, kita ini tidak sejalan " Andri ikut bicara.

" Yah mungkin sajaaaaa " Kata mereka serempak.

Untuk sesaat lagi Andri dan Tia saling berpandangan, dan sekali lagi pandangan mereka saling terkunci satu sama lain.

Deg...

Deg...

Dan sekali lagi debarang jantung mereka seakan terhenti.

Perasaan apa ini?

-

Bersambunggg....

Ucapan Mami

Gadis itu tengah sibuk mempacking beberapa paket yang berjejer rapi dihadapannya. Barang-barang yang berupa kosmetik itu akan segera diantarnya ke kantor jasa pengiriman ekpres. Yah,, selama lulus kuliah Tia membuka bisnis onlien yang ia tekuni untuk membiayai hidupnya selama dikota. Tia yang awalnya hanya sebagai reseller dan niatnya hanya sebagai sampingan sebelum mendapat pekerjaan yang tetap, namun siapa sangka bisnis online yang ia jalani justru berkembang, justru Tia sudah memiliki pelanggan tetap disetiap kota, dan sekarang Tia malah menjadi seorang distributir kosmetik dan memliki anak reseller disetiap kota.

Paket yang ia susun rapi diatas motor kini siap untuk ia antarkan. Tia memakai helm dikepalanya sebelum melajukan motornya. Namun saat ingin menancap pedal gasnya, Ponselnya tiba-tiba berdering. Tia memilih untuk menjawab dahulu telfonnya.

" Siapa tau ini dari reseller " gumamnya. saat melihat nomor baru tertera dilayar ponselnya.

" Halo "

" Tia ini aku Andri " Ternyata nomor baru itu tak lain adalah sahabatnya Andri.

" Oh,, aku kira siapa, ada apa?" tanya Tia

" kamu sibuk hari ini?"

" tidak begitu sibuk sih, memangnya kenapa?"

" kita ke pusat perbelanjaan yuk " ajak Andri dari balik telfon

" Hah? kamu mau belanjain aku Ndri "

" Heleh,, bukan kamu... aku mau beli sesuatu buat ponakan baru aku " ucap Andri

"ponakan?"

" kamu lupa,, besok Raja dan Hani akan mengadakan syukuran kelahiran anak pertama mereka, maka dari itu aku mau beli sesuatu " jelas Andri

" oh astaga,,, kok aku bisa lupa yah... aku benar-benar tante yang buruk " ucap Tia yang menepuk jidatnya. ia mengutuki dirinya sebab lupa akan hari penting bagi sahabatnya.

" cih,, kamu baru sadar kalau kamu tante yang buruk?" ejek Andri

" Hem,, iya maaf,, kapan kita pergi,, ?"

" Sore, sepulang kantor nanti,, aku jemput "

" okeee,, aku antar paket dulu yah "

Setelah saling berpamitan satu sama lain, dan saling menutup panggilan, akhirnya Tia melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda tadi.

Ditempat lain, pria tampan itu sedang meletakkan ponselnya setelah selesai menghubungi seseorang.

Andri memijit keningnya yang terasa sedikit pening, yah meski hari ini kerjaannya menumpuk, namun dengan tepat waktu ia bisa menyelesaikannya.

tok..tok..tok...

" Masuk" perintahnya, saat suara ketukan pintu terdengar diluar sana.

Dan dari balik pintu terlihat wanita cantik berpenampilan lumayan seksi muncul dengan senyum ramahnya.

" Maaf pak,, ada tamu yang ingin bertemu dengan bapak " ucap sekertaris itu

" Siapa? bukannya hari ini aku tidak ada pertemuan?" tanya Andri

" sepertinya ini tamu pribadi bapak,, apa saya izinkan masuk " jawabnya

"Baiklah suruh dia masuk " perintah Andri

Sekertaris itu mengangguk, dan tak lama dari balik pintu muncul seorang gadis cantik dengan senyum begitu ramah.

" Lita "kata Andri, yah Lita adalah dosen Andri saat kuliah, gadis yang telah lama menjadi incaran Andri, namun sampai saat ini status Andri dan Lita masih sekedar teman, dan meski kedekatan mereka sudah melebihi dari teman, namun Lita selalu menggantungkan perasaaannya, sebab Lita memiliki alasan untuk tetap mendasari hubungan mereka hanya sebatas teman.

Dan meski begitu, Andri tetap bisa menerimanya, ia benar-benar menghargai keputusan Lita yang masih belum yakin kepadanya. Tapi dengan semua perhatian Lita ,Andri bisa menebak bahwa perasaannya terbalaskan.

" Hai Andri " ucap Lita

" Kenapa tidak memberi kabar jika ingin kesini, kan aku bisa jemput " ucap Andri

" Kebetulan aku lewat kantormu, jadi kupikir akan mampir menyapamu dulu " ucap Lita

" Oh,, kamu sudah makan siang?" tanya Andri

"kebetulan juga belum, mau makan siang bersama?"

" baiklah,, aku juga belum makan,, ayo kita ke resto depan " ajak Andri.

Setelah makan siang, dan banyak berbincang bersama Lita, gadis yang disukai oleh Andri itu memilih untuk pulang, meski tadi Andri sudah menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, namun Lita kekeh menolak dan memilih pulang dengan menggunakan taksi.

Andri memilih untuk segerah pulang, tanpa harus kembali kekantor, setelah mengabari sekertarisnya, sebab kerjaannya hari ini sudah selesai.

-

Sore hari, Andri sudah duduk manis diteras, ia sudah terlihat rapi, sebab sudah berjanji akan pergi bersama Tia kepusat perbelanjaan.

Wanita paruh baya yang sibuk menyiram kembang-kemabang kesayangannya menatap putra semata wayangnya.

" Anak Mami sudah ganteng, mau kencan yah? " goda Maya, ibu Andri memang suka menggoda putranya.

" Kencan apa sih Mi,, aku ada janji sama Tia, mau ke suatu tempat " jawab Andri

" Hem,,, Mami sudah duga, kalau kamu ganteng begini, pasti mau ketemu Tia,, " ucap Maya

" apa sih Mi, nggak jelas "

"Mami heran sama kalian berdua,, dari dulu hanya sahabatan, nggak ada kemajuannya.. apa kalian tidak bosan hubungan kalian hanya berjalan ditempat." ucap Maya, wanita paruh baya itu merasa heran sebab putra semata wayangnya hanya memiliki dua orang teman wanita yaitu Hani dan Tia yang sering ia ajak berkunjung kerumahnya. Namun tidak ada salah satu dari mereka yang menjadi pacar putranya, bahkan Hani sekarang sudah menikah dengan keponakan dari suaminya dan sekarang sudah memiliki anak.

Maya menjadi resah, sebab Andri tak pernah sekalipun mengajak wanita kerumahnya untuk dia perkenalkan sebagai pacar, kecuali Tia yang di anggapnya sebagai sahabat tidak lebih. Namun Maya selalu berharap agar putranya bisa memiliki pacar, entah itu Tia atau yang lain.

" Ah Mami ngomong apa sih,, memang aku ini cuma sahabat kok sama Tia,, mana bisa kami berhubungan lebih, ada ada saja Mami ini " ucap Andri

" Lalu, dimana pacar kamu? sekalipun kamu tidak pernah membawa wanita kesini untuk diperkenalkan ke Mami, kecuali Tia, dan itu bukan pacar kamu.. Mami sampai bosan liat kamu begini terus, liat Raja sekarang sudah punya anak " jelas Maya. dan itu membuat Andri mengendus kesal. Jika seperti ini Maminya akan terus berbicara tentang gadis, pacar, dan menikah. Dan hal itu akan membuat kepala Andri mendadak pusing.

" Udah lah Mi, Andri pergi dulu, Tia sudah menungguku, bye Mi " ucap Andri, yang beranjak dan tak lupa memberi kecupa dipipi Maya sebelum pergi.

Maya menatap punggung putra semata wayangnya yang kian menjauh bersama mobil yang ia kendarai. Wanita tua yang masih terlihat cantik itu menarik nafasnya dalam-dalam. Ada rasa kesal dihatinya sebab pernyataan seriusnya tidak pernah ditanggapi oleh putranya.

" hemmm,, entah sampai kapan kamu akan seperti itu nak,, Mami juga ingin menimang cucu seperti Elsa, tapi sayang kamu sepertinya belum tertarik untuk menikah,, apa aku paksa saja kamu menikah?" ucap Maya, sekelebat ide konyol bermunculan dikepalanya. Rasanya tidak akan ada habisnya jika menunggu putranya untuk membawa calon menantu.

Sementara Andri yang kini sedang melajukan mobilnya menuju ke kost Tia, ia selalu memikirkan perkataan Maya, yang mengatakan bahwa hubungannya dan Tia hanya sebatas itu saja. Andri tersenyum simpul, ia merasa begitu lucu jika membayangkan harus menjalin hubungan lebih dengan Tia.

" Bosan? memangnya sahabatan ada kata bosan? lagi pula bagaimana bisa sahabat sendiri dijadikan keksaih,, Mami ada ada saja heh " gumam Andri.

-

Bersambungggg....

Maaf,, slow update, sebab aku harus kejar up novel yang satunya... yg ini aku kesampingkan dulu....

Maaf beribu kali maaf, sebab di sebelah readersku lebih antusias memberi komentar tentang kelanjutan kisah sebelah, jadi othor harus mengutamakan yang suaranya paling banyak yah... dan jika kalian penggemar Andri dan Tia ingin up tiap hari, tolong tinggalkan jejak setelah baca....

terimakasih...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!