NovelToon NovelToon

Cahaya Takdir Hidupku

Attention!

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam sejahtera buat kita semua dan salam toleransi 🙏🏼

Wattpad berjudul "Kaulah Cahaya Hidupku" di perankan oleh Naqeeb & Ghalisa

Cerita ini hanya fiksi belaka jika terdapat kesamaan dalam nama tokoh, peristiwa, tempat atau sifat dari karekter hanyalah kebetulan tidak ada unsur kesengajaan dan tidak ada unsur menyinggung sama sekali

📌 Buat para pembaca author, Kritik dan  pendapat/saran yang membangun dari kalian selalu terbuka. Jangan Lupa! tetap gunakan hati nurani, sampaikan dengan baik ya untuk menjaga hati kita agar tidak ada perasaan yang tidak baik.

📌 Mohon Maaf dan dimaklumi jika terdapat Typo ataupun PUEBI, atau kesalahan lainnya dalam penulisan cerita ini masih banyak kekurangan atau tidak tepat karena author juga manusia biasa yang masih dalam proses belajar.

📌Semoga dengan adanya cerita ini bisa menambah ilmu baik untuk kalian dan tentunya bagi author sendiri

📌 Dalam sebuah cerita pasti ada kata yang kurang menyenangkan. Jadi, lihatlah dari sisi baiknya untuk sebagai motivasi, pelajaran menghadapi kehidupan, mencontoh perilaku yang baik, pelajari setiap ilmu agama yang terdapat didalamnya dan amalkan.

Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya

💌 Pesan author untuk pembaca Jangan lalai dengan ibadah. Meskipun ada rasa penasaran pada cerita selanjutnya, ceritanya bisa dilanjutkan setelah kewajiban terlaksana. Ibadah lebih utama dari segalanya tanpa ibadah apalah arti kehidupan yang kita jalani.

Pesan ini  pun berlaku pula untuk diri author sendiri.

📌 Jangan lupa tinggalkan jejak vote, komentar, dan share cerita ini ke teman-teman kalian ya.

Salam manis,

Gusliana Saputri

Prolog

Hidup dilingkungan yang agamis membentuk pribadi yang sangat terjaga baik tutur kata dan sikapnya ia adalah Ghalisa Maryam Kinanti anak ketiga dari Abi sakhi dan umi Hadrah. Ghalisa memiliki saudara laki-laki bernama Ghafi dan Nasrul. Mereka sangat menjaga adik perempuannya ini.

Ghalisa Memiliki wajah yang cantik, bulu mata yang lentik, hidung mancung Namun kecantikannya ia tutupi dengan cadar.

Sejak kecil, belajar dilingkungan pondokan pesantren sehingga ia tumbuh menjadi sosok yang taat pada Allah, mandiri, penurut, lembut namun satu sisi yang tersembunyi didalam dirinya saat situasi yang mengharuskan nya bersifat tegas.

Raffan Naqeeb Al Fatih Sosok yang berbanding terbalik dengan Ghalisa. Ia berubah sejak masa lalu mengkhianatinya didepan matanya.

Naqeeb anak pertama dari papa Salman dan mama Ifza.

Iffah Khaira Agni adik perempuan Naqeeb yang tengah mondok di pesantren Al-Fath.

Dahulu kehidupan Naqeeb tidak seperti sekarang ini. Seketika semua itu sirna Naqeeb yang dulunya ramah sekarang berubah menjadi sosok yang berkarakter dingin, keras, sepulang urusan kantor pergi keluyuran seringkali tidak pulang kerumah, terkadang pulang malam terdapat luka, bayangan penghianat calonnya itu membuat Naqeeb tidak percaya lagi dengan wanita manapun semua ia anggap hanya memanfaatkan hartanya.

Perubahan berawal sejak ia melampiaskan masuk ke sebuah geng motor bahkan menjabat sebagai ketua.

Salman dan Ifza sampai bingung bagaimana mereka menyadarkan anaknya itu. Terlebih kakek Raid begitu malu ketika mendapatkan laporan dari orang-orang jika cucunya ugal-ugalan dijalan membuat warga risih akan hal itu.

Nasihat akan teguran yang ditujukan oleh Naqeeb hanya dianggap sebagai angin lalu. Masuk ke telinga kanan keluar ditelinga kirinya.

Bagaimana tidak merasakan trauma dan mengubah hidupnya tanpa arah? Sebuah perjuangan yang dirancang dan dijalankan oleh seorang Naqeeb berjabat sebagai CEO pada perusahaan yang ia rintis yang awalnya hanya perusahaan kecil sejak ia lulus kuliah. Setelah itu ia mengambil study S2 di london setelah pulang ia semakin gesit mengembangkan perusahaannya hingga jadi sebesar sekarang ini. 

Ia bekerja keras juga dengan tujuan segera melamar sosok Selina yang mengkhianati nya itu.

Namun semua hancur setelah mengetahui semua itu. Sakit! itulah yang dirasakan oleh Naqeeb memperjuangkan seseorang tetapi  perjuangannya tidak dihargai oleh masa lalunya.

Hingga rasa sakit ikut membekas dihatinya sehingga menutupi cahaya. Untuk menuruti keinginan kakeknya ia terpaksa menerima perjodohan yang direncanakan kakeknya.

Meski pun ia menerima sama sekali tidak ada niatan untuk datang ke acara lamaran sendiri. Bahkan melihat calon istrinya pun tidak. Tepat dihari pernikahan ia datang terlambat sebab mengikuti pertandingan balapan.

Kesedihan yang dirasakan Ghalisa pernikahan nya begitu tidak diharapkan oleh sang calon bahkan rupa pun tidak ia ketahui sama sekali.

Waktu terbuang begitu saja namun calon mempelai tidak juga datang akhirnya penghulu mulai berdiri untuk berpamitan. Saat penghulu telah berada diambang pintu bunyi motor terdengar hingga arah pandangnya mengarah keluar siapa sangka ia adalah Naqeeb, setengah berlari dan memperbaiki rambutnya yang berantakan namun tetap terlihat tampan.

Kakek menahan marah dengan wajah yang memerah melihat tingkah laku cucu nya.

Acara berlangsung hingga ikatan suci terabadikan didalam hidup mereka

------------------------------------------------------------------------

...Aku mencoba untuk bertahan walaupun ini menyakitkan. Tapi aku pun manusia biasa wajar hati ku kecewa raga ku lelah...

...~Ghalisa Maryam Kinanti~...

------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------

...Hati ku sakit jika aku menyakiti mu tapi, bayangan nya selalu terekam jelas dalam pikiran ku. Satu kata yang ku ucapkan dalam hatiku ketika aku menyakiti mu...

...Maaf......

...~Raffan Naqeeb Al Fatih~...

------------------------------------------------------------------------

Menolong Kakek

Tampak Wanita anggun dan elegant tengah menuruni tangga.

"MasyaaAllah adek abang mau kemana neng? Gak ada ajang fashion show disini" canda Nasrul

"Yang mau fashion show siapa? Rada aneh abang mah" ucap Ghalisa

"Mau kemana dek?" tanya Ghafi yang baru muncul

"Abang!!!!" Ucap Ghalisa melingkarkan tangannya di lengan Ghafi

"Halish mau ke toko, besok kan Halish harus berangkat" jawab Ghalisa

"Nggak usah bergelut manja gitu, bang Ghafi sudah ada istri dan buntut. Ntar cemburu istrinya, manja melebihi istri" ucap Nasrul

"Ye... Biarin, kak Agnia nggak keberatan tuh! Bilang aja Abang itu iri" ucap Ghalisa

"Iri? Iri apaan!" Ucap Nasrul

Umi, Agni, dan Halima hanya menggelengkan kepala melihat adik beradik yang setiap harinya ada saja bahan untuk diributkan.

"Sudah jangan bertengkar, lebih baik kita sarapan" ucap Ghafi meleraikan Nasrul dan Ghalisa karena kalau tidak Nasrul akan membuat adiknya menangis hingga Nasrul mendapatkan santapan rohani.

"Dasar abang nyebelin sedunia!" Ucap Ghalisa melangkah lebih dulu meninggalkan kedua abangnya

"Emang kamu udah mengelilingi dunia!" Balas Nasrul dengan sedikit berteriak

"Nasrul, diam! Jangan buat dia kesal pagi-pagi" ucap Ghafi

Nasrul tertawa "Nggak bisa bang, tuh anak memang bahan aku setiap hari" ucap Nasrul

Ghafi hanya menggelengkan kepalanya lalu meninggalkan Nasrul

"Lah ditinggalin lagi" ucap Nasrul lalu ikut melangkah

Mereka makan dengan khidmat. setelah itu, Halish membantu membersihkan piring kotor.

"Jam berapa ke tokonya lish?" tanya Abi

"Hm ini mau berangkat Abi" jawab Ghalisa meraih tangan abi nya untuk berpamitan

"Biar Abang antar dek" ucap Nasrul

"Serius? Nggak ah yang ada nanti abang ngajak Halish ribut terus nanti Halish, abang turunin ditengah jalan" ucap Ghalisa

"Astagfirullahaldzim, Abi lihat Abi anak sisa ini mengatakan apa tadi, dia sudah bilang Nasrul yang tidak-tidak" ucap Nasrul

"Sembarangan abang kalau ngomong! Abang bilang Halish anak sisa?" Ucap Ghalisa berkacak pinggang

"Kamu tu paling bontot ya jadinya organ kamu itu hanya sisa sisa"jawab Nasrul

"Abi kenapa orang seperti bang Nasrul ini harus ada disini seharusnya kita asingkan saja dia di museum" ucap Ghalisa

"Betul sekali" jawab Abi

"Wah Abi jangan ikut-ikutan dong bi, nggak asik ah!" ucap Nasrul

"Sudah! sana cepat antarkan adik kamu" ucap Abi

"Hm...iya, ayo dek!" Memasukkan kepala Ghalisa disela lengan dan ketiaknya.

"Ih Abang!!!" Teriak Ghalisa sudah dibawa pergi oleh Nasrul

"Ketek Abang bau tahu!!!!" Ucap Ghalisa tidak dipedulikan oleh Nasrul

"Astagfirullah! Nasrul bawa adiknya seperti membawa boneka" ucap Umi

"Kenapa mas Nasrul pecicilan gitu umi, kasian lihat Halish di usilin terus sama mas Nasrul" ucap Halima

"Entahlah nak, umi pun heran kemaren umi ngidam apa sampai Nasrul begitu ya" jawab umi

"Yang terpenting dia sayang sama adiknya itu, tapi bawaannya buat emosi aja kalau bertemu. Nggak terbayang gimana mereka berpisah" ucap Abi

"Tapi Halish Hebat ya umi, masih muda gini sudah punya usaha. Halima salut sama semangatnya" ucap Halima

"Iya itulah Halish, kadang umi juga heran padahal diusia sekarang itu fokus sekolah saja tidak mau banyak beban. Tapi umi bersyukur dengan begitu dia belajar tentang banyak hal dari kehidupan" ucap umi

Sejak kecil Ghalisa selalu ikut membantu uminya membuat kue, hingga akhirnya hal ini menjadi suatu hobi bagi Ghalisa, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan akhirnya ia memutuskan untuk mengambil kursus tata boga yang ia isi diwaktu luangnya. Umi dan Abi nya tidak keberatan selama Ghalisa bisa membagi waktunya untuk belajar Namun Abi tetap menekankan bahwa Ghalisa tetap harus memperhatikan kuliahnya agar bisa memperdalam ilmu agama dan bisa menyalurkan ilmu itu pada santriwati lainnya.

Banyaknya konsumen yang berkunjung ditempat namun belum tahu pemilik toko tersebut" Maryam Bakry barokah" itu lah nama toko yang telah lama ia rintis saat ia masih berumur 18 tahun, umi dan abi nya ikut membantu mengontrol usaha itu karena mengingat anaknya belum terlalu dewasa akan mengurus hal seperti ini, dengan senang hati Ghalisa menerima keputusan orang tuanya.

Mobil mereka telah sampai didepan toko.

"Makasih ya bang" ucap Halish

"Iya sama-sama dek. Oh iya ini nggak gratis tahu" ucap Nasrul

"Ha! Maksud Abang?"tanya Ghalisa sedikit berteriak

"Nanti pulang bawain kue kesukaan abang ya" ucap Nasrul

"Ya udah, iya iya siap laksanakan bos" jawab Ghalisa

"Assalamu'alaikum bang" pamit Ghalisa

"Abang hati-hati dijalan ya" pesan Ghalisa

"Wa'alaikumussalam, Baik tuan putri" ucap Nasrul lalu menjalankan mobilnya

Ghalisa dan karyawan lain berada di belakang membuat adonan kue sambil berbincang-bincang.

Itulah Ghalisa dia begitu baik kepada karyawannya ia menganggap semua sama itulah yang membuat karyawan betah untuk bekerja bersamanya.

"Dek ini sudah kan? Kakak masukin ke oven ya" ucap Fitriana

"Iya kak Ana" jawab Ghalisa

"Dek, keputusan kamu untuk lanjut belajar di mesir jadi?" tanya mbak Ana karyawan yang Ghalisa ajak pertama kali bergabung melihat Sarah sangat memerlukan uang untuk keperluan keluarganya

"InsyaaAllah, jadi mbak. Doakan ya mbak semoga diberi kelancaran" ucap Ghalisa

"Aamiin"

"Mbak selalu doakan yang terbaik buat kamu, tapi...." ucap mbak Ana

"Kenapa mbak?" tanya Ghalisa

"Kalau kamu ke mesir kan jauh dek, terus toko ini gimana?" tanya mbak Ana dengan lesu

Ini

"Toko ini tetap akan berjalan seperti biasanya mbak, InsyaaAllah semua pasti dipermudah oleh Allah" ucap Ghalisa menenangkan Ana ia tahu betul sekarang perasaan Ana

"Untuk pemantauan secara langsung nanti Abi sama umi atau kakak Ipar Halish yang akan kesini. Nanti untuk waktu luang Halish kita bisa Via Zoom. Nah, InsyaaAllah...jika study Halish libur semester Halish kesini"

"Untuk menu kue-kue nya gimana Ning?" tanya Destina Gina Sari sahabat nya di pondok namun ia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di sini saja.

"Jangan panggil Ning dong na" ucap Ghalisa

Destina terkekeh " Aneh kamu! dimana-mana itu anak Abi kyai pondok ya dipanggil Ning dong. Biar dapat berkah menghormati keluarga pondok" ucap Destina

"Iya boleh aja. Tapi, kalau luar pondok gini enakan biasa aja lah na manggilnya" ucap Ghalisa

"MasyaaAllah mbak lihatlah bos kita ini" ucap Destina sedikit teriak

"Merendah hati" balas Ana

"O ya, mengenai menu kue kan sudah satu tahun ini kita sama-sama buatnya Halish rasa kalian sudah sangat mahir melebihi Halish, dan untuk menu baru kita bisa belajar divia zoom itu membuat nya bersamaan dan nanti hasil yang Halish buat sebelum beri ke kalian disana Halish akan mencoba terlebih dahulu" ucap Halish

"Siap buk bos" ucap Destina

"Kenapa lihatin aku begitu na?" tanya Ghalisa saat melihat tatapan Destina

"Aku cuman nggak nyangka aja besok kamu sudah berangkat aja, kita pisah mana jauh lagi" ucap Destina air mata tidak dapat ditahannya lagi

"Tuh kan! Jadi nangis aku" ucap Destina

Ghalisa memeluk sahabatnya " udah dong! nanti aku ikutan nih. Happy dong! Ah nggak asik!" ucap Ghalisa

"Siang nanti kita jalan-jalan yuk lish" ajak Destina

"Hmm boleh deh, tapi aku minta izin dulu ya sama Abi dengan umi. Kalau dapat izin baru kita pergi" ucap Ghalisa

Adzan telah berkumandang, menandakan waktunya untuk menjalankan ibadah yaitu sholat. Ghalisa selalu mengingatkan karyawannya untuk sholat, jika ada pelanggan yang harus dilayani maka mereka bergantian untuk melaksanakan tugas.

"Gimana lish? Dapat izin nggak?" tanya Destina

"Alhamdulillah, di izinin" jawab Ghalisa

"Yaudah yuk berangkat, pakai motor aku aja ya" ucap Destina

Sesampainya di mall

"Mau kemana dulu nih kita?" taya Ghalisa

"Makan dulu aja ya laper soalnya, hehehe" jawab Destina

"Ya udah yuk!" ucap Ghalisa

"Lish habis ini kemana ya? (Sambil mengunyah makanan yang ada di mulut nya"

"Ke Gramedia dulu ya na, aku pengen beli buku" ucap Ghalisa

"Ya ampun lish! Kita itu mau happy dan kamu malah mau beli buku?!!" Ucap Destina

"Pengen aja" jawab Ghalisa

"Setiap kita jalan ya pasti beli buku, bertumpuk tuh buku dikamar jadinya. Anak pak ustadz pak ustadz" ucap Destina

"Tapi apresiasi buat kamu deh, tapi aku penasaran deh jodoh kamu nanti speak seperti apa ya?" Destina menepuk dagunya dengan telunjuknya berpikir keras

"Belum waktunya" ucap Ghalisa

"Iya, tapi aku penasaran aja. Siapa ya yang beruntung dapatin sahabat aku ini" ucap Destina

"Lish tapi aku mau nanya deh, jodoh itukan cerminan diri tapi bagaimana jika orang baik dipersatukan dengan yang sebaliknya?" Tanya Destina

"Tidak ada sesuatu yang Allah tetapkan melainkan ada hikmahnya. Berarti itu suatu ujian dan amanah yang harus kita lalui diantaranya merubah pasangan kita untuk menjadi baik menemani mereka dalam prosesnya" jawab Ghalisa

"Tapi kan lish nggak adil nggak sih" ucap Destina

"Kita memang mengharapkan yang baik tapi belum tentu itu yang terbaik menurut Allah" ucap Ghalisa

"Tapi kalau kita nggak tahan dengan tingkah lakunya gimana" ucap Destina

"Tahan, ya harus coba di tahan" ucap Ghalisa lalu terkekeh

"Pembahasan kita cukup sangat-sangat dewasa ya, kita itu baru mau kuliah juga" ucap Destina

"Kamu sih yang mulai" jawab Ghalisa

Setelah puas mengitari mall dan Ghalisa juga telah selesai membeli buku, waktunya mereka beranjak dari mall ini untuk berkunjung ditempat lain lagi. Destina memang ingin menghabiskan waktu siangnya ini dengan sahabatnya.

Di parkiran

Kakek Raid baru keluar dari mobilnya saat akan menyebrang tiba-tiba ada motor yang melaju, mata Ghalisa tertuju pada kakek Raid dan motor yang melaju itu. Dengan spontan Ghalisa berlari mendorong kakek Raid hingga Ghalisa lah yang terkena serempetan motor itu.

Mata kakek Raid membulat ia terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi padanya.

"Halish!!!" Teriak Destina berlari menghampiri Ghalisa yang tengah duduk di jalanan memegang lengannya

Teriakan itu membuat kakek tersadar lalu berdiri menghampiri Ghalisa

"Ya Allah nak, kamu tidak apa-apa. Kita kerumah sakit sekarang ayo kakek antar" ucap kakek Raid

"Terimakasih kek, tapi sepertinya tidak perlu kek ini hanya luka kecil saja hanya terserempet kok kek" ucap Ghalisa

"Hanya kamu bilang lish, hanya?" Destina kembali bersuara

"Iya" ucap Ghalisa

"Kerumah sakit ya lish" bujuknya

"Gak usah, hanya memar biasa aja kok ini nanti aku obati sendiri aja dirumah" ucap Ghalisa

"Keras kepala banget sih lish. Nanti kamu Kenapa-napa gimana?!"

"Nak kamu beneran tidak ingin dibawa kerumah sakit?" Ucap kakek Raid

"Iya kek" jawab Ghalisa

"Baik lah kalau begitu ambil ini (menyodorkan uang yang banyak) untuk kamu berobat atau beli kebutuhan kamu sendiri, sebagai tanda terima kasih saya kamu sudah menyelamatkan saya" ucap kakek Raid

"Terimakasih kek (menolak uang itu dengan pelan) saya ikhlas membantu kakek" jawab Ghalisa

"Ambil ya nak, kakek merasa tidak enak" ucap kakek Raid

"Nggak papa kek, saya hanya membantu tidak mengharap imbalan cukuplah Allah yang membalasnya kek." ucap Ghalisa

"Siapa namamu nak?" Tanya kakek Raid

"Ghalisa Maryam kinanti kek, kakek bisa panggil Halish " jawab Ghalisa

"Nama yang cantik dan indah seperti kepribadian mu nak" ucap kakek

"Aamiin, semoga jadi sebuah doa ya kek" ucap Ghalisa sedikit tertawa

"Kalian mau kemana?" Tanya kakek Raid

"Kita mau jalan-jalan kek perpisahan soalnya hehehe" jawab Destina

"Perpisahan?" Ucap kakek kebingungan

"Iya kek, soalnya sahabat saya ini besok InsyaaAllah mau berangkat ke Mesir kuliah di Al Azhar kek" jawab Destina

"MasyaaAllah, semoga sukses dan mendapatkan ilmu yang banyak disana ya nak" ucap kakek Raid

"Aamiin... Terimakasih doanya kek" ucap Ghalisa

"Kalau begitu kami pamit dulu kek, Assalamu'alaikum" ucap Ghalisa

"Iya nak iya" jawab kakek menatap Destina dan Ghalisa yang telah pergi dari area mall itu.

"Anak-anak yang baik, sungguh langkah di zaman sekarang ini. Apalagi rela berkorban terlebih pada orang yang belum dikenalnya" ucap kakek Raid

"Kenapa aku tidak bertanya alamat rumahnya" batin Kakek Raid

"Ya Allah andai dia ditakdirkan untuk menjadi cucu menantu ku" batin Kakek merasa sedih sekali mengingat cucunya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!