NovelToon NovelToon

Hold Me Tight

BAB I (Putri Tidur)

kring~kring~

Kring~kring~

Alarm yang baru saja mengeluarkan suara berisik nya, harus terdampar di sudut kamar akibat tendangan maut dari gadis cantik yang masih setia dengan bantal dan selimut nya.

gadis yang memiliki wajah yang mempesona dan tubuh yang sangat ideal itu masih bermalas-malasan di atas kasur nya. Wanita yang bernama Sherin Sander itu seharusnya sudah berada di jalan untuk menemui sang Mommy tercinta. Sherin sudah hampir 2 minggu meninggalkan rumah, entah apa yang membuatnya mengambil keputusan itu.

drt...drt...

Dering ponsel Sherin bersaut-sautan membuat sang empu terganggu.

"siapa sih? Ini masih pagi ya ampun! Menganggu saja" kesal nya seraya meraih ponsel di atas nakas.

"halo!" ucapnya dengan suara yang kesal.

"INI SUDAH JAM BERAPA SHERIN??"

Sherin segera menjauhkan ponsel nya dari telinga. Mata nya membulat sempurna ketika mendengar teriakan seseorang di balik ponsel nya.

"oh my god, sorry mom. Aku ketiduran. Ak..aku akan segera kesana. bye mom"

belum juga menjawab, Sherin sudah memutuskan panggilannya. Gadis itu dengan cepat meninggalkan tempat tidur dan segera masuk kedalam kamar mandi.

Setelah 10 menit, Sherin akhirnya keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk sebatas paha. Gadis cantik itu menarik salah satu dress biasa dari dalam lemarinya. Setelah itu ia buru-buru mengambil kunci mobil dan tas miliknya.

"Mommy pasti sudah marah-marah disana" gumamnya seraya mengeluarkan mobilnya dari garasi.

Sherin menempuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai di kediaman Kakeknya. Mommy nya semalam menghubungi dirinya untuk datang ke rumah kakek untuk memutuskan perihal perjodohannya dengan lelaki yang sangat ia benci.

Bagaimana tidak, beberapa bulan yang lalu saat pertemuan dirinya dengan Lelaki angkuh yang bernama Bram itu membuat hidupnya menjadi kacau. Senior nya semasa Kuliah itu membuat dirinya jatuh kedalam masalah yang tiada henti.

"Kakek..." teriak Sherin saat baru saja memasuki rumah mewah yang terletak di kawasan elit.

Kakeknya memeluk sang cucu dengan penuh rasa rindu. Walaupun Sherin sering berkunjung, tetap saja rasa rindu kepada sang cucu semakin hari semakin bertambah.

"maaf kek, Sherin terlambat" ucap Sherin ketika melepas pelukan mereka.

"kebiasaan!" bukan sang kakek yang menjawab, namun sang mommy yang tengah berdiri tak jauh dari mereka dengan tatapan mata yang seperti ingin mengeluarkan laser.

Sherin hanya tersenyum lebar melihat mommy nya yang kesal.

"sudah-sudah. Ayo kita duduk dulu. Kakek tak sanggup jika harus berdiri terus"

sang kakek hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah kedua ibu dan anak itu. Sherin melipat kedua tangannya dengan angkuh.

"cucu kakek, apakah kau bisa menjelaskan mengapa kau meninggalkan rumah?"

Sherin melemah, ia memasang wajah lugunya di hadapan sang kakek.

"kek, mommy memaksa ku untuk segera menikah" ucapnya sedih. Sherin berharap kakeknya itu bisa membela dirinya. Dan membuat mommy nya berhenti menjodohkannnya dengan anak teman nya itu.

Sang kakek mengelus rambut sang cucu dengan lembut. "tapi yang dikatakan mommy mu itu memang benar sayang"

bagai di sambar petir, Sherin tersentak mendengar jawaban kakeknya. Bukankah kakek selalu berada di pihaknya? Lalu kenapa sekarang kakek memihak sang mommy.

"ke..kek? kakek kenapa jadi membela mommy?" protes sherin.

"sudahlah Rin, kembalilah ke rumah dan terima perjodohan itu. Bram kan anak yang baik, kau juga sudah mengenalnya dari lama bukan? Bukankah kau juga sudah sering menerima hadiah dari dirinya?" ucap sang mommy.

"MOM! Mommy tidak tahu saja kal.."

"cucuku, Kakek sudah pernah bertemu dengan Bram. Dan kakek bisa melihat jika dia pria yang cocok untuk dirimu"

Sherin merasa tercekik mendengar penuturan dari Kakek dan mommy nya itu. Rasanya takdir sungguh tidak adil kepada dirinya.

"Kakek.. tapi Sherin tidak menyukai lelaki seperti dia. Bram itu lelaki brengsek kek, bisa-bisa aku mati muda jika bersamanya"

"suttttt! Jaga bicaramu Sherin. mommy tidak mau tahu, besok malam kita akan makan malam bersama dengan Bram dan juga mamanya. Sekarang kau pulang ke rumah mu dan bereskan pakaianmu. Sebentar sore pak jaya akan menjemput barang-barang mu"

"loh.. Gak bisa gitu dong mom"

"Mommy tidak butuh alasan lagi. Kau pikir mommy tidak tahu dimana kau tinggal? Kau pikir mommy juga tidak tahu jika dulu kau berbohong dengan dalih pergi liburan? Padahal kau pergi menyusul Gisella! Mommy hanya berpura-pura bodoh selama ini Sherin. Sekarang, kalau kau masih menentang mommy dan kakek, itu artinya kau sudah siap kehilangan seluruh apa yang kau punya."

Sherin mengerutkan dahi nya bingung, untuk yang berbohong itu, dia memang sudah yakin jika mommy nya tahu. Tapi kata-kata mommy yang terakhir membuat dia bingung. Apa mommynya akan menyoret dirinya dari KK dan tak menganggap nya anak lagi seperti di film-film?

"apa maksud mommy?"

"mommy akan memblokir seluruh atm mu. Mobil dan rumah mu akan mommy sita. dan yah, boutique mu akan mommy buat bangkrut!" ancam sang mommy dengan penuh penekanan.

sang kakek yang dari tadi menyaksikan sang ibu dan anak itu hanya bisa pasrah, ia sama sekali tak ingin ikut campur jika anaknya itu sudah mengeluarkan ancaman. Karena ia tahu, semakin di tantang, putri nya itu akan semakin berani.

"cucuku, ikuti saja perkataan mommy mu. Mommy mu melakukan ini hanya semata-mata untuk masa depan mu sayang"

Sherin menggeleng tak terima, Gadis itu sampai berdiri setelah mendengar ucapan mommynya.

"apa hak mommy? Ok lah jika mommy ingin memblokir atm ataupun menyita mobil ku. Tapi Rumah dan boutique? itu hak aku mom. Aku membeli rumah itu dengan tabungan ku, hasil dari boutique ku. Jadi mommy tidak berhak sama sekali!!"

Mommy tersenyum pelan, ia tak mau kalah dari sang putri. Ia ikut berdiri dan menyilangkan tangannya diatas perut.

"cih, apa kau lupa? Siapa yang menyunting dana ke boutique mu setelah Gisella melepas hak miliknya? Siapa yang mencarikan pelanggan tetap ke boutique mu sampai-sampai pejabat dan ibu-ibu sosialita menjadi VIP di sana? Apa kau lupa kerjaan mu hanya bermalas-malasan tiap harinya? Kau bahkan hanya berkunjung sesekali dalam sebulan ke boutique mu itu"

Sherin sekarang benar-benar tertampar dengan fakta yang baru saja di ucapkan mommynya. Dan sialnya, semua yang dikatakan oleh sang mommy memang sangat benar. Sekarang ia benar-benar tak bisa lagi mencari alasan untuk menolak perjodohan itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

miss kembali dengan cerita Sherin dan Bram. Oh yah, miss sarankan untuk membaca BE MINE agar tidak bingung dengan karakter yang ada di cerita ini.

beberapa nama dan tempat akan sedikit berbeda dari cerita sebelumnya yah.

Have Fun Guys🤏 happy reading🤍

BAB II (Gadis sinting dan pria sinting)

Dengan kesal Sherin menarik koper nya ke depan, gadis cantik itu terpaksa menuruti keinginan mommy nya untuk menikah dengan Bram. Hati kecil nya sungguh tak terima dengan semua ini.

Brak!!

Sherin membanting koper nya dengan kekuatan penuh, pak jaya yang sudah bersiap untuk mengangkut barang-barang anak majikannya itu hanya bisa menelan saliva nya dengan kasar. Ia memang tahu jika nona nya ini memang sangat kasar jika sedang marah, tapi ia tak pernah membayangkan jika koper sebesar itu akan dibanting dengan kencang oleh tangan mungil nona nya itu.

"eh, pak jaya!?" tegur Sherin yang tak tahu jika supir mommy nya itu tengah berdiri di halaman rumah nya.

Sherin berjalan ke arah pak jaya dengan ekspresi datarnya.

"non.. Nona Sherin. Ini non, bapak mau ambil barang-barang nona."

"yaudah pak. Ambil aja di dalam. Masih ada tas sama beberapa barang lainnya. Sherin mau ke minimarket depan dulu beli minum buat bapak. Bapak mau minuman tertentu gak?" tanya Sherin menewari.

"tidak usah non. minuman apa aja boleh"

setelah itu, Sherin berjalan pelan menuju minimarket yang berada di depan rumahnya. salah satu alasan Sherin membeli rumah ini, karena ada minimarket tepat di depannya. Sangat memudahkan menurutnya jika ada minimarket dekat rumah.

setelah membeli beberapa minuman dan juga cemilan, Sherin segera keluar dari minimarket tersebut. namun karena tak berhati-hati, Sherin tak sengaja menyenggol helm seseorang hingga terjatuh. Dan sialnya lagi, kaca helm itu sampai pecah.

"oh yah ampun! helm nya rusak" gumamnya seraya mengambil helm tersebut.

"HEI..."

Sherin menoleh setelah mendengar seseorang meneriaki dirinya. gadis itu yakin jika yang berteriak pasti orang yang punya helm yang saat ini ia pegang.

"KAU MAU MENCURI HELM KU YAH?" ucap seorang ibu-ibu yang mamakai daster itu.

"tidak bu, aku bukan mau mencuri! Lagi pula helm ibu ini jelek, mana ada orang yang mau mencurinya" kesal Sherin.

"Hei! Berani sekali kau. Dasar wanita sinting. Astaga, lihatlah kau bahkan merusak helm kesayangan ku" ucap ibi-ibu itu.

"tenanglah. Aku akan menggantinya. Berapa harga helm ibu?" Sherin yang tak mau berlama-lama di tempat itu, segera mencari dompet nya. Namun ia lupa jika tak membawa dompet.

"astaga! Aku kan tadi membayar belanjaan ku hanya menggunakan handphone ini"

"KAN. BENARKAN!! TOLONG.... TOLONG..."

Ibu-ibu itu tiba-tiba saja berteriak, Sherin yang melihat orang-orang mulai berdatangan membuat dirinya panik.

"oh my god. Ibu... Astaga tenang dulu. Aku lupa membawa dompet ku. begini saja, ibu ikut aku ke rumah yah, aku..".

"HEH, lihatlah modus gadis sinting ini. Ia mengajak ku untuk kerumahnya. Jika aku ikut ke rumah mu, pasti kau akan menghabisi ku disana kan? Iyakan?"

"WHAT?" kesal Sherin. Mimpi apa dia semalam harus di pertemukan dengan ibu-ibu gila seperti ini.

"mba ganti rugi saja"

"dasar yah, cantik-cantik kok pencuri"

"wajah saja yang cantik, tapi penipu"

itulah yang di dengan oleh Sherin, bisik-bisik orang yang berdatangan membuat dirinya semakin bingung.

"BAWA KE KANTOR POLISI SAJA BU" teriak salah satu orang yang berada di kerumunan itu.

"eh.. Tidak tidak. tenang dulu bu, dengarkan saya dulu" ucap Sherin yang berusaha membela dirinya.

ibu itu sudah memegang tangan Sherin, ia hendak membawa gadis cantik itu ke kantor polisi, namun nasib baik masih bersama Sherin. Bram datang entah dari mana mencegat tangan ibu-ibu itu.

"TUNGGU" ucap Bram.

Bram lalu melepas tangan ibu itu dari lengan calon istrinya. Sherin yang melihat perlakuan Bram, tak senang sedikit pun.

"ada apa ini? Kenapa kau di tarik-tarik seperti itu?" tanya Bram kepada Sherin. Namun Sherin tetap acuh tak mau menjawab pertanyaan lelaki yang tengah menatap dirinya.

"siapa kau? Urusan ku dengan gadis sinting ini belum selesai" ucap ibu itu dengan emosi.

"tenang dulu bu. Gadis sinting yang ibu bilang ini adalah calon istri saya. Kalau boleh tahu, apa yang terjadi"

Ibu itu mulai mejelaskan kronologinya kepada Bram, Bram pun tersenyum mengejek mendengar penuturan dari si ibu. Dengan bujukan dari Bram, ibu itu akhirnya mengerti dan menerima beberapa lembar uang dari Bram.

"kasian sekali kau, punya calon istri kok modelan begitu" sarkas si ibu sebelum pergi dari tempat itu.

Sherin yang mendengar itu tak terima, ia ingin meraih rambut ibu itu, namun Bram segera mencegahnya.

"tenanglah" ucapnya lembut.

"cih, kau sama ibu itu sama saja" ketus Sherin dan langsung saja pergi dari hadapan Bram.

Sherin menghentakkan kakinya saat sampai di halaman rumahnya, ia sangat kesal hari ini. Dari perjodohan sampai kejadian tadi sungguh membuat dirinya ingin mencabik cabik apapun yang ada di hadapannya.

"Non, apa masih ada barang yang harus saya bawa?" ucap pak jaya yang baru saja keluar dari rumah membawa boneka besar milik Sherin.

"tidak ada. Bapak bisa pulang sekarang. Oh yah, jika mommy bertanya, bilang saja nanti malam aku akan pulang" setelah itu Sherin memberi kantong belanja yang ia pegang kepada pak Jaya.

Pak jaya berterima kasih dan segera masuk kedalam mobil, Sherin baru masuk kedalam rumah saat pak jaya sudah benar-benar menghilang.

belum juga Sherin menutup pintunya, Seseorang tiba-tiba masuk menerobos kedalam.

"AHKKKKKKKK" teriak gadis itu dengan kencang.

"suttttttt. Diamlah" bisik orang itu seraya menutup mulut Sherin dengan telapak tangannya.

Sherin segera menginjak kaki orang itu, "KAU?" kesal Sherin.

Orang itu hanya tersenyum manis sambil mengedipkan matanya.

"rumah mu boleh juga, seperti nya cocok untuk kita tempati untuk bercinta" Ucap orang itu dengan tak tahu malunya.

"BRAM! Kau sungguh menjijikkan. Selain sombong, angkuh, dan menyebalkan. Kau ternyata juga sangat mesum" kesal Sherin.

"wow, wow. Tenanglah. Jangan marah-marah. Aku hanya bercanda. Lagi pula, aku tak berminat dengan dirimu yang kurus kerempeng itu. Mana wajah mu sangat jelek lagi."

"body se sexy ini kau bilang kurus kerempeng? Wajah secantik dan selucu ini kau bilang jelek? Apa matamu sudah tidak berfungsi lagi? DASAR GILA"

Sherin yang masih kesal segera menarik tangan Bram untuk keluar dari rumahnya. Namum kekuatan Sherin tak ada apa-apanya dibanding lelaki tampan itu.

"KELUAR SEKARANG! Aku tidak sudi melihat mu dirumah ku yang suci ini" seraya berusaha menarik narik tangan Bram yang besar itu.

"oh babe, tangan mu bisa sakit jika menarik ku seperti itu"

"STOP! Beb beb BABI! Jangan memanggil ku seperti itu. Kau membuat ku ingin muntah. Sekarang kau pergi dari sini"

"baiklah, baiklah! Santai saja Nona Sherin. Aku juga sudah sangat panas berapa dalam 1 rumah dengan gadis jelek seperti mu. Wajah jelek mu membuat pandangan ku jadi buram" ejek Bram seraya berlalu dari hadapan Sherin.

"dasar pria sinting." ucap Sherin kesal, ia segera berjalan untuk mengunci pintu rumahnya.

BAB 3 (Pasrah menerima)

Sherin baru saja memarkirkan mobil nya di sembarang tempat. Gadis yang memiliki paras cantik itu melangkahkan kakinya dengan berat menuju kediamannya. sang mommy sudah berdiri di ambang pintu menunggu kehadiran putri semata wayang nya.

"ehem.. Kusut sekali wajah mu" celetuk sang mommy yang sedang menahan tawa.

"ini semua juga karena mommy. Siapa suruh memaksa ku menikah dengan si pria brengsek itu"

"SHERIN!" kesal sang mommy.

"sudahlah mom, aku lelah. aku tak punya energi untuk meladeni mommy." Sherin langsung berjalan menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Kamar yang telah 2 minggu ia tinggalkan akibat mendengar rencana perjodohan dirinya dengan pria yang paling ia benci.

Sherin merebahkan tubuhnya dengan kasar, ia tidak bisa membayangkan jika dirinya benar-benar akan menikah dengan Bram. Lelaki yang paling ia tidak sukai. Sherin mengeluarkan ponsel nya dari tas, ia hendak menghubungi sahabatnya.

"halo.. Kau sedang apa?" gumam nya pelan.

"aku baru saja selesai menidurkan baby aura. Kau tahu kan dia sangat rewel" balas Gigi.

Sherin menarik nafas nya dengan berat. Gadis itu tak tega jika ingin berkeluh kesah dengan Gigi.

"ada apa rin? tumben sekali kau tidak banyak bicara. Apa kau sedang punya masalah?" sambung Gigi.

"tidak gi, aku hanya ingin mendengar suara keponakan ku saja. Tapi sudahlah, ternyata dia sedang tidur. Oh yah, apa acara syukuran untuk minggu depan jadi?"

"tentu saja. Kau jangan lupa untuk datang membantuku. kau ingat kan janji mu?"

"iya iya. besok rencananya aku juga mau ke tempat kalian. Aku sangat merindukan keponakan ku." ucap Sherin.

setelah memutus panggilan singkat mereka, Sherin kembali termenung memikirkan masa depannya. Apa iya dirinya harus menerima Bram sebagai suaminya?

tok..tok...

suara ketukan pintu membuat lamunan Sherin teralihkan, gadis itu melihat ke sumber suara. "masuk" teriaknya.

"maaf non, Nyonya menyuruh nona untuk bersiap. katanya sebentar lagi calon suami nona akan datang untuk menjemput nona Sherin" ucap sang bibi yang baru saja masuk.

Sherin yang tengah merebahkan tubuhnya langsung saja berdiri setelah mendengar penuturan bibi. Mata Sherin membulat sempurna tak terima. Gadis itu segera turun untuk menemui mommy nya.

"MOMMY! Mommy apa-apaan sih? Kenapa mommy tidak memberitahuku terlebih dahulu?"

"loh, ini mommy sudah memberitahu mu melalui bibi" ucap sang mommy yang tengah memperhatikan bunga-bunga nya di ruang tamu.

"Tapi mom..." Sherin merengek layaknya seorang anak TK yang tidak mau mengikuti perintah ibunya.

"sudah jangan berdrama. Cepat ganti pakaian mu dan berdandan secantik mungkin." mommy meninggalkan Sherin seorang diri di ruang tamu. Wanita yang sudah tak lagi muda itu menuju ke dapur untuk membuatkan calon menantunya segelas minuman.

Sherin mondar-mandir menggigit jarinya karena kesal. Ia begitu malas untuk pergi bersama Bram. Sherin yang memiliki banyak ide cemerlang segera berlari ke arah lemari pakaiannya untuk mengambil baju yang akan ia kenakan.

Bram yang baru saja tiba di kediaman Sherin, langsung saja di sambut hangat oleh calon mertuanya. Mommy mengajak Bram untuk masuk dan sedikit mengobrol.

"maaf yah nak, Sherin memang agak sedikit lama jika sedang bersiap. Maklumlah, wanita."

"tidak masalah tante"

Bram yang melihat Sherin sedang berjalan ke arahnya membuat gadis itu semakin mempercepat langkahnya. Sherin yakin jika Bram pasti tidak jadi mengajaknya untuk keluar.

"Sherin ya ampun! Apa-apaan ini? Kenapa kau memakai pakaian kurang bahan? cepat ganti bajumu. Kau bukan mau pergi ke taman bermain!" protes mommy.

"kenapa memang nya baju ku? bagus-bagu saja kok"

"SHERIN!"

"hm, maaf tante. aku tidak apa-apa. Sherin bisa memakai apapun yang ia inginkan" ucap Bram.

mau tidak mau, Akhirnya sang mommy mengizinkan mereka pergi, walau sebenarnya Sherin membuat dirinya sedikit malu karena pakaian kurang bahannya.

"anak itu sungguh keras kepala"

......................

Bram yang sudah lelah menyuruh Sherin untuk segera memesan makanan akhirnya berhenti. Lelaki itu tak peduli jika gadis di depannya ini akan kelaparan ataupun pingsan karena tak makan. Ia sudah berbaik hati membawa Sherin untuk makan malam di restoran yang mewah, namun seperti nya gadis ini memang tak pandai berterima kasih.

hidangan Bram sudah tertara rapih di atas meja, lelaki itu dengan lahap menyantap tanpa mau menawarkan lagi kepada Sherin.

"cih, dasar pria gila. Lihatlah, dia makan sendirian tanpa menawari ku. Harusnya kan dia berusaha membujukku" ucap Sherin dalam hatinya.

Sherin meraih segelas air putih yang berada di depannya. Ia meneguk nya sampai habis. Jika di pikir-pikir, Sherin memang belum makan sejak pagi tadi.

"oh yah ampun, perutku sedikit perih" gumamnya pelan.

"kau mengatakan sesuatu?" tanya Bram seraya menatap Sherin dengan intens.

"ck. Habiskan saja makananan mu itu. Aku sangat gerah berdua dengan dirimu. Aku mau pulang dan segera tidur!"

"dasar wanita aneh" gumam Bram.

sudah hampir 30 menit, Bram belum selesai menyantap makanannya. Seperti nya pria itu memang sengaja memperlambat makannya.

"hei.. Apa kau tidak bisa mengunyah dengan cepat?" kesal Sherin.

"apa kau mau membantuku untuk mengunyah?"

jawaban Bram membuat Sherin semakin kesal. Ia tahu jika pria yang berada di depannya ini memang sangat menyebalkan, tapi mengapa pria ini juga semakin menjijikkan?

Sherin yang sudah tak tahan lagi, segera mengambil piring yang masih menyisakan banyak makanan. Sherin segera memasukkan makanan itu kedalam mulutnya tanpa ampun. Hanya butuh waktu 2 menit saja, makanan itu langsung habis tak tersisa.

Bram menyandarkan tubuhnya di kursi seraya menyilangkan kedua kakinya. lelaki tampan itu memperhatikan Sherin yang sedang meneguk minuman miliknya.

"sepertinya kau memang sudah tak sabar untuk makan satu piring bersama ku" ejeknya.

Sherin yang baru saja menghabiskan makanan dan minuman milik Bram, segera mengangkat kakinya dari restoran tersebut. Ia sungguh malu sekaligus geram melihat perbuatannya. Ditambah ucapan Bram yang membuat nya ingin memukul wajah lelaki itu.

"oh my god! tas ku!" ucap Sherin. Bagaimana caranya ia kabur jika uang dan ponsel ada di tas tersebut. akhirnya Sherin kembali ke meja mereka untuk mengambil tas miliknya.

Bram menyeringai melihat kebodohan gadis yang ada di depannya itu. Bram menarik tas milik Sherin dan menaruh ke atas pahanya.

"apa lagi yang kau lakukan? Cepat kembalikan tas ku. Aku mau pulang!" teriak Sherin tak terima.

"kenapa terburu-buru? Bukannya kita masih punya banyak waktu?"

"Bram please! Aku tidak ingin bermain-main. Aku benar-benar ingin pulang sekarang. Aku sangat lelah"

"kemarilah. Dan ambil tas mu sendiri"

Sherin melihat tas nya yang berada tepat di atas paha Bram. Jika ia meraihnya, bisa-bisa tangannya menyentuh tubuh lelaki itu.

"kenapa aku harus membawa tas sekecil itu sih? Menyusahkan saja" batin Sherin kesal.

"tidak bisakah kau menaruhnya di atas meja saja?"

"kenapa? Apa kau takut jika mengambilnya sendiri?"

Sherin yang tak terima, langsung berjalan mendekat ke arah Bram. Dan brukkkk!!

Bram sengaja menarik tangan Sherin, alhasil gadis itu duduk di atas pangkuan Bram yang sedang duduk manis.

Sherin yang kaget segera ingin berdiri, namun tangan bram sengaja menahan dirinya. "lepaskan!"

"Kenapa kau sangat membenci ku babe? Bukankah harusnya aku yang membenci mu?" bisik Bram di telinga Sherin.

Sherin menatap Bram dengan tajam. Gadis itu sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran Bram. Bukankah masalah antara mereka sudah selesai? Lalu apa maksud dari kata-kata nya barusan?

"LEPASKAN!" teriak Sherin. Gadis itu segera berdiri dari pangkuan Bram. Sherin meraih tas nya dan segera keluar dari restoran.

"aku benar-benar tidak rela jika harus menikah dengan si pria jahat itu." kesal Sherin seraya mencari taxi. Namun tak satupun taxi menghampiri dirinya. Padahal ia sudah sangat kedinginan akibat bajunya yang sangat minim itu.

"ah, dasar baju sialan" celotehnya.

baru saja Sherin hendak berjalan sedikit jauh, Suara klakson mobil dari arah belakang membuat gendang telinganya ingin pecah.

"Cepat masuk!" teriak orang yang berada di dalam mobil. Rupanya pemilik suara klakson itu adalah calon suami yang tak ia inginkan.

"dia lagi dia lagi"

"Sherin, cepat masuk. Atau kau mau di mangsa oleh pria-pria nakal yang ada di sana?" ucap Bram seraya menunjukkan sekumpulan para pria yang tengah menatap dirinya tak jauh dari tempat mereka.

Sherin menelan salivanya dengan susah payah, tidak mungkin kan jika dirinya rela di mangsa oleh orang-orang itu? tak mau mengambil resiko, gadis itu segera berlari dan masuk kedalam mobil Bram.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!