Terlihat wajah yang sudah di hias Ayu serta, balutan gaun pengantin khas jawa melekat di tubuh wanita cantik bernama Naraya Sekar sari, julukan yang indah untuk perempuan Ayu nan lembut .
" Sudah selesai mbak merias nya? " tanya Nara yang tidak sabar melihat wajah nya yang sangat cantik.
" sudah dik..Adik cantik sekali " puji sang perias
tiba-tiba datang seorang dari keluarga mempelai pria bahwa ia memberitahukan kalau pengantin pria nya kabur dengan Wanita lain ke kota
entah karna Alasan apa? Mereka semua yang ada di acara pesta bingung harus menjelaskan apa, pada Nara karena calon suaminya ternyat kabur bersama wanita lain.
penghulu yang datang juga di suruh pulang karna acara pernikahan tidak jadi di langsung kan, sambil terdengar suara riuh diluar balai ternyata emak nya Nara pingsan
Nara yang juga mulai curiga karna Akad nikah juga belum di mulai akhirnya terpaksa keluar dari tempat ia berhias.
" Mak..." pekik Nara yang kaget melihat Mak nya pingsan
" ini ada apa sih? " tanya Nara pada sekeliling nya.
Semua ora malah menatap Nara dengan tatapan yang sulit untuk di mengerti.
" ada apa sebenarnya? " Nara mulai panik karna tidak ada satu pun, yang berani menjawab nya.
" Mak pingsan karna syok dengar kabar Irwan kabur ke kota " ucap salah seorang yang memberanikan diri
" Apah?.."
Tubuh Nara ikut lemas seketika ia bingung Apa yang membuat irwan sampai kabur meninggalkan pesta pernikahan nya, padahal bukanya dari awal mereka saling mencintai?
" Apa...ini ngak mungkin! " Nara langsung ikut pingsan seketika
suasana menjadi riuh seketika, Menyaksikan kejadian yang menimpa keluarga pak Darman yang mendapatkan wirang di hari pernikahan putri semata wayang nya.
Nara dan mak langsung dibawa Masuk kedalam Rumah, Mak lebih dulu sadar sementara Nara Masih belum Sadar
Setelah Sadar Nara Malah seperti Orang kesurupan ia triak-teriak tidak jelas, mengamuk mengobrak Abrik tenda dan juga bangku prasmanan, serta bunga dekorasi yang sengaja ia cabuti.
beberapa Tamu undangan ada yang merekam kelakuan Nara dan di unggah nya pada media sosial.
berharap pernikahan nya berjalan dengan lancar malah harus mendapatkan malau seumur hidup.
" Mak..maka...irwan kurang Ajar kamu irwan..." Nara meraung menangis tiada henti,
" Aduh kasian banget yah mereka batal Nikah " cletuk Para tetangga yang menggosip.
Semenjak kejadian itu Nara jarang sekali keluar Rumah, keluarga dari irwan meminta maaf pada pak Darman dan juga Nara karna telah membatalkan pesta pernikahan nya.
Bahkan sampai sekarang saja orang Tua irwan tidak tahu sebab Anaknya meninggalkan acara pernikahan nya,
padahal awalnya pernikahan ini juga Irwan yang memulai ia juga yang menetapkan tangal pernikahan dirinya dengan Nara.
" Kami segenap keluarga meminta maaf karna Irwan anak kami sudah membuat malu " ucap Pak Maman Sungkan
" kenapa Dia pergi Pak? Alasanya apa kenapa dia meninggalkan saya? " ucap Nara dengan Emosi yang memburu
" maaf Nak Nara bapak juga tidak tahu sampai sekarang belum juga ada kabar dari irwan " jelas Pak Maman
Rasa emosi sakit hati sudah menjadi satu di hati Nara ingin Rasanya ia menendang wajah irwan jika dia menemukan nya,
Setelah nya, Nara masuk kedalam kamar nya, Karna merasa tidak ada yang perlu ia bicarakan lagi dengan pak Maman, Merasa memang sudah cukup jelas Irwan pergi karna memang sengaja kabur.
Didalam Kamar Nara membuka jendela kayu nya, angin sore menyebrak wajah Ayu nya, berkali kali Nara berusaha melupakan Kejadian kemarin Namun tetap Saja Rasa sakit di Hatinya Masih Terasa.
Tatapanya Kosong saat melihat Ke Arah hutan Rindang, karena kebetulan Rumah Nara sangat Dekat dengan Hutan, bahkan bisa di katakan Rumah paling ujung Desa
Deretan di Rumah Nara hanya ada Tiga Rumah saja, yang lainya sangatlah jauh perlu menempuh dua puluh kaki perjalanan
" Tolong...."
Suara itu datang bersamaan dengan Angin yang menyebrak Diwajah nya. Nara menatap sekeliling Namun tidak ada siap pun Disini.
Membuat bulu kuduk nya merinding Seketika
" Masa sih masih sore sudah Ada hantu " gumam Nara dalam hati sambil mengusap tengkuk nya.
Nara menutup jendela kamar nya, sebenarnya juga merasa takut jika terus lama memadang ke Arah hutan, Apa lagi kamar Nara juga terletak di bagian paling belakang membuat nyali nya menciut ketika Malam hari menjelang.
Malam nya Nara merasa gelisah sangat, padahal habis turun hujan Namun udara malah jadi semakin Panas, membuat ia memaksakan membuka jendela kamar nya,
ia kembali berbaring lagi Sambil tangan nya sibuk membuka beranda sosial media nya,
ternyata videonya kemarin ngamuk di pelaminan geger di sosial media entah siap yang mengungah nya?
" Hah..kok bisa ini viral siapa yang upload? "
Nara. menggeser beberapa komentar yang ada disana dan juga beberapa netizen yang merasa kasihan pada Nara Namun juga ada beberapa yang komen dengan nyeleneh nya.
Mata Nara fokus pada sebuah Akun yang bernama Nadia, nadia adalah sepupu nya, ibunya nadia adalah Adik bapak nya.
ia mengklik Akun Nadia karena penasaran ia sudah menganti profil akun nya, bukan lagi foto. dirinya yang sendiri kini sudah ada dua orang saat gambar di perjelas, Nara kaget ketika melihat Nadai dan calon suaminya irwan foto bersama membawa sebuah buku Nikah...
" hah...ini ngak mimpi kan? ini nyata.." Nara menatap foto mereka lama sekali.
Merasa tidak percaya ternya Nadia sepupu nya adalah orang ketiga nya, padahal awalnya Nadia dirinya dan irwan bekerja di perusahaan yang sama, namun Satu bulan lalu Nadia tiba-tiba risen dari tempat kami bekerja
ternyat mereka selam ini sudah menusuk Nara dari belakang, dulu waktu dirinya dan Nadia ngekos bersama Irwan sering main ke kosan mereka, Namun nampak tidak terjadi apa pun di antara keduanya.
" Sialan kalian berdua, lihat saja nanti apa yang akan Aku lakukan " ucap Nara kesal.
Matanya hampir menangis, setelah sudah tahu irwan malah memilih menikahi Nadia, hal ini Nara tidak menceritakan pada Mak dan bapak nya,
" kapan ini foto di upload? " batin Nara sambil melihat ulang foto itu,
Ternyat hari ini, " Gila sih dia udah bisa yah main umpet-umpetan " ucap Nara sambil mengacak Rambut nya.
Duk....
tiba-tiba saja jendela tertutup Sendiri karena gerakan Angin yang sangat kencang, " Apa apan sih lagi gerah juga." Nara beranjak dari ranjang nya.
Saat ia kembali hendak membuka jendela Nara kaget saat melihat cahaya dari dalam hutan warna nya putih mas, dan terlihat cahaya itu sangat kentara.
Namun Nara sadari lagi tidak akan ada Orang malam malam yang datang ke hutan..
Apa lagi susana juga habis hujan, " Cahaya apa yah? " Batin nara. Ia juga mengurungkan diri dan langsung menutup jendela kembali mengingat Suara misterius yang memanggil nya tadi sore..
💕💕💕💕 jumpa lagi dengan cerita ketiga ku kali ini sedikit mistis ada dramatis dan romantisnya juga kok....
happy reading....🤗🤗🤗
Nara memasuki hutan Rindang yang sama persis dengan Apa yang ia lihat tadi sore, Mata nya, Amat penasaran dengan Cahaya apa yang ada di hutan, Nara berjalan dengan kaki yang sedikit berjingkrak
Terlihat ada luka di bagian kaki kirinya, seperti Sayatan benda tajam, Nara tidak putus Asa, ia tetap melangkah mencari Cahaya itu semakin Nara jauh melangkah Cahayanya mulai meredup.
Hinga saat tiba di bagian aliran Air terjun cahaya itu hilang, Nara menengok Sekeliling Namun tidak ada cahaya Misterius itu lagi.
" terjun..." Nara melihat dengan jelas karna cahaya yang ada di hadapannya sekarang sudah tidak ada, berganti dengan Air terjun.
hari yang belum terlalu gelap, jadi Nara bisa melihat dengan jelas apa yang ada di hadapannya Sekarang.
" Air nya jernih sekali, " Ucap Nara kagum.
" Ahhggg...perih " Nara menyadari luka di kakinya terkena Air Rasanya nyeri dan panas.
Nara membasuh nya dengan Air yang mengalir perlahan. tiba-tiba Saja ada ular yang berukuran cukup besar bagi Nara, Dan mematuk Kaki nya..
" Aaaaa...huhuhuhu.." Nara terbangun dari tidurnya ternya ini hanyalah mimpi.
Ia mengecek kaki nya, Namun tidak ada luka atau pun bekas patukan Ular " Ya ampun ternya cuman mimpi." Nara mengusap keringat di kening nya.
Hendak memejamkan mata lagi namun susah sekali, Nara melihat Ke Arah jam ternya baru jam dua malam,
menyadari mimpinya terlalu Aneh untuk di cerna Akal seperti nyata, Namun juga dirinya menggap ini hanyalah bunga tidur, mungkin karena pikiran ya sedang kacau akhir akhir ini makanya mimpinya ngawur
Nara berusaha kembali memejamkan Matanya, hinga sampai suara Ayam berkokok pagi membangun nya bersamaan dengan suara Emak nya.
" Nara...." Mak mengendor pintu Kamar Nara.
" Iyah Mak ia..." Nara beranjak dari ranjang tidurnya, ia mengusap wajah kusut bangun tidurnya Meskipun usianya Sudah memasuki Dua puluh empat tahun tapi Nara Masih tetap Cantik,
Tubuh Ramping dan kulit putih bersih, seperti layaknya Seorang keturunan bangsawan.
" Kamu bangun Aja siang, Gimana mau cepat dapat jodoh.." Cletuk emak Pada Nara.
" Kan kemarin Sudah mau dapat Mak..cuman kan dianya saja yang edan.." Tugas Nara, Sambil membantu emak meracik Sayuran.
" sudah-sudah, Kamu sekarang panggil bapak di belakang kita Makan bareng " perintah ibu pada Nara.
Meskipun Nara bukan Anak kecil lagi, Tapi kedua orang Tua nara Sangat menyayangi Nara, Karna Nara anak satu satunya pak Darman dan bu Aeni.
Nara menghampiri bapak yang sedang membuka ikatan kayu yang baru saja ia cari Dari hutan, karena pekerjaan pak Darman sehari hari, mencari kayu bakar untuk kebutuhan Memasak.
Melihat nya, Nara ikut membantu bapak menyusun Kayu.
" Pak ini kayu bapak cari di hutan." Ucap Nara sambil mengangkat beberapa kayu bakar.
" Iyah Nduk.."
" Dari hutan Sana? " Nara menoleh ke Arah hutan.
" iyah nduk, tapi yah cuman di sekitar Yang dekat Saja." jelas bapak.
" Bapak di dalam hutan Sana ada Air terjun nya yah pak? " Nara mendekati bapak Sambil berbicara seperti Orang berbisik.
" Air terjun? " bapak bingung dengan Apa yang di maksud Nara,
Karna selama dua puluh Empat tahun Nara belum pernah masuk lebih jauh kedalam hutan itu, karna bapak dan Emak melarangnya.
" Tidak Ada Nara, lagi pula hutan ini sangatlah luas, jadi bapak meskipun Sudah lama tingal disini, tapi bapak tidak pernah pergi terlalu jauh masuk kedalam hutan."
Ucapan bapak cukup mengurungkan Niat Nara bercerita soal mimpi nya Semalam.
" Ayo makan dulu..." Mak berteriak lewat jendela dapur.
Nara dan bapak langsung menghentikan Aktivitasnya kari hari juga Sudah menjelang siang.
sudah jadi Adat istiadat Di Rumah ini jika Makan selalu dengan Sambal mentah dan lalapan tidak ketinggalan, setelah selesai Makan Nara membantu Mak mencuci piring di dapur nya.
" Mak Nara mau bekerja lagi yah ke kota " Ucap Nara.
" Ngak mau Menikah Saja? " Tawar Emak
" Dengan si Madi? Anaknya Pak syarif yang tiga bulan lalu melamar Kesini? " Ucap Nara rentetan.
" iyah dari pada. harus Menjadi perawan Tua " cletuk Mak sambil mencubit pingang Nara.
Nara mengaduh..." Mak Apa sih...Nara malas banget harus menjadi istri kedua nya." Rengek Nara.
" yah terus mau bagai mana? Nanti mak bilang ke bapak suruh terima lamaran dari Madi " ucap Mak sambil tertawa..
" Mak jangan lah...Nara janji deh Nanti di kota Nara bakal cari calon Mantu buat Mak Nanti Nara bawa pulang " Nara merengek.
Alih alih ingin Bekerja lagi ke Kota Aslinya Nara ingin melabrak irwan Dan Nadia, Karna ternya mereka sudah menghianati Mereka berdua.
" Mak...Bapak Nara pamit yah.." Ucap Nara bersiap setelah motor yang menjemput nya sudah sampai di halaman Rumah.
Nara mencium punggung Tangan, kedua orang Tua nya, dan langsung Menaiki motor yang siap membawa ia ke Terminal.
" Nara minta Maaf pak Mak, Nara sebenarnya bukan Mau kerja tapi Akan melabrak kedua Manusia siluman itu..." Gumam nara penuh tekanan.
Motor yang membawa nya sampai tepat di Alamat Rumah Nadya, Nara langsung memaki Topi Penutup mulut, dan juga kacamata.
Kini penyamaran nya, Makin sempurna.
Nara berjalan perlahan mencari tempat di mana Irwan dan pelakor nya bersembunyi
Dengan langkah yang cekatan, dan juga Dulu Nara pernah belajar ilmu bela diri jadi Kali ini, ia bersiap Akan meninju wajah irwan dan mempermalukan nya di depan umum.
Agar mereka dapat merasakan hal yang sama, seperti Apa yang dirasakan oleh nya.
" hhhaappp....ketemu kan loh.." Gumam Nara saat menemukan Irwan dan Nadya.
Dengan Mesranya irwan sedang membelai pingan Nadya, padalah posisi Nadya sedang menjemur pakaian.
" Apa mereka tidak Malu jika dilihat hal umum? " Batin Nara.
" eh...Mereka kan memang Urat malunya sudah terputus..."
Tampa pikir panjang Nara Langsung Menendang ember Cucian Nadya..
" Nar...Nara.." Mereka berdua Menoleh kaget Saat Nara membuka Masker dan kaca matanya..
" ngapain kamu disini? " Wajah Irwan terlihat panik.
" sudah jelas Aku akan menghajar mu..."
Tanpa Aba aba, Nara langsung menendang nya, hinga irwan tersungkur di tanah.
" jangan siksa dia Pukul saja Aku " Bantah Nadya.
" Diam kamu perempuan Si*lan..." Ucap Nara lantang.
berkali kali Nara meninju wajah irwan hinga babak belur. " penghianat... " ucap nya dengan Nafas memburu.
Tiba-tiba saja Nadya berteriak minta tolong..
Nara panik karna nanti Akan di sangka maling, padahal di hanya menghajar sang penghianat, Nara langsung beranjak pergi
sebelum warga berdatangan yang Ada nanti dia. juga babak belur karena di hakimi Warga.
Setelah di Rasa sudah berlari cukup jauh, Nara terduduk dan meneguk sebotol Air minum yang di bawa nya..
Nara mulai bingung Saat hujan mulai turun membasahi tubuh nya, selepas melabrak kedua Siluman itu, Nara datang ke tempat kerja nya, Ternyata dirinya sudah di pecat karena hampir dua minggu libur, dan tidak izin cuti padahal Atasannya hanya memberikan izin pada Nara delapan hari.
Upaya apapun sudah Nara jelaskan Namun hasilnya tetap Sama di pecat juga,
mungkin ini yang di Maksud bagai tersambar petir di siang bolong, Nara melamun sambil merasai Air hujan yang mulai Menetes dari wajah nya.
ingin pulang Namun malu dengan Mak dan bapak, pekerjaan hilang calon suami juga tidak ia dapatkan, Namun juga jika Nara menjelaskan pasti Dirinya Akan segera di nikahkan dengan si Madi pastinya.
pandangan Nara mulai kabur saat ia merasakan Ada sebuah cahaya yang mengsilaukan Matanya Tiba-tiba di pelupuk Mata nya, ia melihat terjun yang pernah ia lihat dalam mimpi nya.
Tubuh Nara tiba-tiba saja kaku, bahkan ia sendiri sampai tidak bisa seimbang pada dirinya sendiri Bahkan Suara kendaraan lalau lalang yang tadinya Nara dengar begitu jelas kini sudah menghilang berganti dengan Suara Air gemericik.
" Aku sebenarnya dimana? " Batin Nara, yang merasakan tubuh nya mulai bisa ia gerakan.
karena pikir nya, mungkin tadi dirinya mengalami kram, makanya tubuh nya tidak bisa ia Gerakan, Namun ternyata Salah perlahan Nara membuka Matanya dirinya kaget Saat sekarang ia sudah duduk di rumput liar dan di tengah hutan.
" Hah Aku dimana? " ucap Nara bingung.
padahal tadi watu hujan ia merasa Masih ada di pinggir jalan, dan posisi nya sudah Malam, kenapa sekarang hari Nampak Masih sore?
ia mengigit bibir nya karena bingung, " Apa aku pindah ke Alam lain yah? " Nara bingung tapi tetap berusaha Agar tidak panik.
Suara Air terjun juga terdengar seperti dekat dari tempat nya berdiri, Nara berusaha mencari Namun tidak ia Dapatkan seperti Ada magnet yang menempel Sudah tiga kali putaran ia masih berada di tempat Yang sama.
" Ya allah...Ya allah...gimna ini " Nara hampir putus Asa,
mulutnya terus kamat-kamit membaca Dzikir yang ia bisa, Nara mengambil ponsel yang Ada di saku nya, jam menunjukan pukul 17.33 berati sudah jam setengah Enam.
Nara mulai panik, Saat Menyadari Ada yang tidak beres dengan semua nya, daun yang ia pegang nyata, kakinya juga Masih menginjak tanah, bahkan dia sempat menampar pipi nya sendiri juga terasa Sakit.
" Ya allah Aku dimana? " seluruh tubuh nya bergetar hebat, ketakutan nya jika ia di mangsa binatang buas.
Namun dirinya juga tidak Habis fikir kenapa dia Sampai di hutan." Apa tadi Aku berjalan sambil merem yah? Apa aku tertabrak dan Mati, Apa sekarang Aku jadi hantu yang gentayangan Karan hatiku penuh dengan Dendam? " Nara merengek Antara takut dan juga sedih.
" tapi kalau Aku sudah Mati, kenapa Aku ngak terbang kaya yang ada di filem filem? "
Otak nya mulai tidak Normal, Saat Menyadari semua nya janggal Namun ia juga belum bisa memecahkan sebenarnya Apa yang membuat ia sampai ada di Tengah Hutan.
Langka demi langkah ia Lalui sampai tiba di depan Air terjun yang ada di dalam mimpi nya.
" ini bener Ada Air terjun yang Aku lihat dalam mimpi " Batin Nara
Namun ia mengingat waktu di dalam mimpi nya, ia melihat Ada sayatan luka di kaki nya, Nara langsung menoleh ke bawah ternyat Aman tidak ada gigitan Atau Sayatan.
" Kaya Ada suara kuda Meringkuk "
Tidak lama terdengar Suara jejak kuda, bukan hanya satu tapi terdengar seperti sampai beberapa rombongan.
Nara mundur saat suara jejak kuda Makin dekat, Tubuh Ramping nya, bersembunyi di balik pohon pinus Besar.
" Apa memang Di dalam hutan ini Ada penduduk? Apa jangan jangan Maklum halus? " Nara bergidik ngeri Saat Suara pedang mulai berdenting
" Apa mereka sedang Syuting Filem kolosal? " Batin nya bertanya tanya, sambil mengintip dari dedaunan yang rindang.
" Aaghhhrrr....silan kau Jaka " Ucap laki-laki gagah yang lengan nya tersayat pedang.
Pemandangan Barusan sukses membuat Nara syok dan langsung mengbungkam mulut nya. " Ini bukan sedang Syuting ini Nyata, Ya allah lindungi Aku " Nara menangis dalam diam,
Rasa takut dan cemas Akan ketahuan membuat Dirinya lekas ingin keluar dari hutan ini. peperangan di dekat Terjun membuat banya korban berjatuhan, Lutut Nara ngilu melihat Darah segar mulai Menetes dimana mana.
Memang tidak mudah di situasi Nara sekarang harus melihat banyak Mayat yang tergeletak Mungkin setelah ini Nara akan merasa Trauma karena dalam hidup nya ia baru saja melihat tragedi yang mengerikan.
" Ayo bubar...kita Menang " ucap nya Sambil mengangkat. pedang, laki-laki yang bernama Jaka mungkin.
Nara Memperhatikan nya, yang terbaring lemah kaki, wajah, dan tangan nya bersimbah Darah, " tolong siapa pun, tolong..." ucap
pria, dengan Rahang Tegap.
" Aku tolong ngak yah? " Nara kebingungan Antara Takut dan Kasihan.
Nara beranjak dari jongkok nya, Namun kaki nya Malah tidak sengaja memijak Ranting.
" Aduh.." Nara menepuk kening nya, Merasa terlalu ceroboh karena sudah ketahuan dari persembunyian nya.
" tolong Saya...Apa ada orang disana? " Teriak nya.
laki-laki itu Kaget saat melihat Nara keluar dari Balik pohon, " Tolong Aku " Rintih nya.
Nara mendekati nya Perlahan Namun juga bingung Apa yang Akan dia lakukan padanya. karena dia juga bukalah Dokter yang punya Resep obat.
" Tolong Ambilkan Saya dedaunan yang Ada di pinggir Sana, Tumbuk dan Oleskan di bagian luka Saya " Titah nya.
Nara segera bergegas mencari tumbuhan Merambat di sebrang Air terjun karena ini daun yang di Maksud oleh nya, Nara langsung memetik dan menumbuk nya.
lukanya Cukup Parah, Nara langsung menempelkan Daun yang sudah di tumbuk, ia langsung mencari kain di tas nya.
Untung saja ia menemukan cardigan, tak butuh waktu Lama Nara langsung mengikatkan nya pada lengan dan kaki nya yang terluka.
" Terimakasih.." Nadanya lembut
Nara mengangguk, Antara percaya dan tidak karena dirinya Sekarang bersama pria Asing di dalam Hutan. Nara membantu nya beranjak dan mencari tempat lain, karena hari yang mulai Gelap.
" Kamu duduk disini sebentar Aku Akan mencari kayu bakar " Ucap Nara padanya.
ia menganguk, tak butuh Waktu lama Nara sudah mendapatkan kayu nya, dan langsung menyalahkan Api unggul, untung Saja di Tas nya Nara membawa korek Api dan juga Bekal roti serta sisa gorengan yang ia beli waktu sebelum melabrak Nadia dan Irawan.
bermalam dengan Laki-laki tampan membuat nya Makin geregetan, " Ya Ampun ganteng banget " Batin nya menahan debar Saat berhadapan dengan laki-laki di depan nya Sekarang jarak mereka cukup dekat hanya di pisahkan oleh Api di hadapan nya.
happy reading...!!!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!