>>START<<
Bintang Farenza Fillbert (Bintang)
anak pertama dari keluarga Alexandra dan Fillbert, memegang perusahan Fillbert dan Leader dari Black Diamond Girl yang kini telah berganti nama menjadi Black Diamond Mafia, sang King Racing, memiliki wajah yang tampan, bola mata berwarna hitam pekat, tinggi, pintar dalam berbagai bidang namun sayang dia datar, mewarisi semua sifat papi nya. Dan satu hal lagi tidak suka jika milik nya di ganggu siapa lagi kalau bukan Awan- sahabat semasa kecil nya, Moswanted Boy.
Langit Valeriani Alexandra (Langit)
gadis putih, tinggi, imut, polos, pintar dalam bebagai bidang, namun sayang nya dia kehilangan kedua mata nya untuk salah satu keluarga tersayang nya, menyesal? tidak Langit malah tersenyum kala mendengar celotehan salah satu keluarga tersayang nya, gadis lugu yang hanya menginginkan ketenangan, mewarisi semua sikap mami nya kecuali mami nya yang super sengklek, kembaran Bulan.
Bulan Farenzi Fillbert (Bulan)
tidak suka kehadiran Langit, selalu iri jika melihat Langit lebih dekat dengan papi dan mami nya, tukang bully di AIHS sekolah milik mami nya, kenapa tidak ketahuan? sebab Bulan mengancam sang korban agar tutup mulut jika tidak ia akan bilang mami nya dengan kebenaran palsu, Playgirl, gadis yang putih, tinggi, body bak gitar spanyol, sedikit pintar tapi dia malas, kembaran Langit, pemegang sementara perusahaan Alexandra.
Note: Kanan Langit, kiri Bulan.
Bumi Sergio Anindito (Bumi)
putra semata wayang pasangan Calista dan Alan, sang ketua osis AIHS, memiliki wajah yang tampan, tinggi, pintar dalam hal apapun namun dia datar dan dingin salah satu sifat Alan dahulu, pemegang sah perusahaan Anindito, rela membiarkan beribuh ribu hati demi satu hati yang bahkan tidak merespon nya sama sekali dan mengatakan bahwa dia sudah di anggap kakak sendiri, sadboy, Moswanted Boy.
Awan Selfhira Kanya (Awan)
jika di bumi ini ada julukan maka ia pantas di sebut sang Queen Broken Home, sudah mencoba beberapa kali bunuh diri namun sayang nya gagal karena ada duo cowok yang dengan sigap mencegat hal nekat nya, pertengkaran dari kedua ayah dan ibu nya membuat nya menjadi gadis bar bar yang suka nongkrong di bar tapi tenang ia masih bisa di sebut perawan karena Awan kesana untuk mencari kesenangan dengan minum minum ber alkhohol, terjebak Frindzone, gadis putih, tinggi, cantik bak gitar spanyol dengan sejuta masalah dalam diri nya, Moswanted Girl.
Meteor Winata Antares (Meteor)
pria biasa saja dari kaum sederhana, salah satu sahabat Bintang DKK saat menginjak kelas SMP, memiliki wajah yang tampan, tinggi, sang ketua basket, pintar dalam berbagai bidang, datar, dan dingin namun jika bersama dengan temen temen nya akan berubah menjadi kang biang onar, tak sengaja bertemu seorang gadis yang mampu memikat hati nya, Moswanted boy.
Mars Nugroho Lordnando (Mars)
putra dari dua pasangan yaitu Gabril dan elena, masih ingat Gabril? salah satu hack yang handal dari Black Diamond Girl dulu, salah satu tangan kanan Black Diamond Mafia (Mafia milik Bintang), memiliki wajah tampan, kalem, agak sengklek, pintar dalam berbagai pelajaran kecuali bahasa inggris dan matematika, kembaran Saturnus namun dia yang kakak, pacar dari Pelangi, Moswanted Boy.
Saturnus Nugroho Lordnando (Saturnus)
kembaran Mars, usil, biang kerok, kebanyakan bacot, terjebak musuh jadi cinta dengan Kejora, sangat beda dengan kembaran nya Mars agak pintar (mungkin), badboy, salah satu hacker yang handal dalam Mafia milik Bintang, teman semasa kecil Bintang, memiliki wajah tampan, tinggi, kulit berwarna sawo matang, Moswanted Boy.
Note: kanan Mars, kiri Saturnus.
Kejora Feranda Elvarette (Kejora)
putri tunggal keluarga Rawnie (Bastian) dan Elvarette (Viola) yang kini telah bersatu, sangat benci dengan Saturnus, gadis cantik bak gitar spanyol, imut bahkan seperti boneka yang di beri nyawa, lucu, tinggi, putih, teman adu bacot Pelangi, sahabat dari Awan, kenapa tidak dengan Bulan? sebab Kejora dan Pelangi sepakat untuk berteman dengan Awan karena tidak suka akan sifat Bulan, penerus perusahaan Elvarette dan Rawnie, Moswanted Girl, bendahara kelas IPA-9, pintar dalam berbagai pelajaran kecuali IPA.
Pelangi Damian Ariana (Pelangi)
putri tunggal dari keluarga Ben dan Nessa, penerus perusahaan Arian, gadis cantik, tinggi, putih, kang adu bacot nya Kejora, pacar dari Mars, moswanted Girl, pintar dalam hal pelajaran kecuali IPA, usil, teman penyemangat bagi Awan, penggemar berat coklat atau makanan yang berbau manis.
Matahari Selviya Putri (Matahari)
putri semata wayang keluarga terkaya nomor. 20, sangat suka dengan Bumi namun sayang dia tidak di respon sama sekali dengan Bumi, benci dengan Awan, teman Bulan, sifat gak jauh beda dengan Bulan, alay, cantik, tinggi, putih, badgirl.
Angkasa Kafka Anugra (Angkasa)
playboy cap kaki tiga bahkan mantan nya tak bisa di hitung dengan jari, senang mengoda para ciwi ciwi di AIHS, tampan, tinggi, kulit berwarna sawo matang, kang biang onar, teman adu bacot nya si kembar, sahabat dari Bintang DKK, lagi cari korban untuk di jadi kan pacar yang ke?, Moswanted Boy.
**BATAS SUCI:V***
BERSAMBUNG~
WIHHH WELCOME TO SEASON 3, BANYAK BAT TOKOH NYA:V GAPAPA LAH BIAR RAME YEKAN:V? EH KELAMAAN YAK HIATUS NYA:V
LIKE, KOMEN, KASIH RANTING 5, VOTE, DAN TAMBAHKAN FAVORIT SEPERTI BIASA LAH JANGAN LUPA😢
SEE YOU NEXT CHAPTER😉
BABAY~
>>WELCOME<<
HAPPY READING
"Nakal boleh, be*o jangan!"
Bintang Farenza Fillbert
.
.
.
.
"Apa-apaan ini? dikeluarin lagi! gak bisa apa kamu gak buat onar? bener-bener ngikut jejak orang tua nya, heran! entar gimana nasib generasi kita selanjutnya?" Cerocos sang Mami memarahi putra nya karena dirinya mendapatkan surat cinta dari BK lagi pertanda bahwa putra nya di keluar kan dari sekolahan akibat tawuran.
Oh ayo lah! ini sudah ke 30 kali nya dengan ini ke 31, melebihi diri nya, diri nya saja masih 30? Eh mengapa jadi membahas banyak-banyakan gini?
"Tuh contoh kedua adik kamu yang gak pernah dapet surat beginian, apalagi masuk BK, lah kamu sebagai Kakak?"
Cerocos Alana lagi yang di ceramahi pun hanya mendengarkan dengan mata tertutup bahkan sesekali menguap.
"Nakal boleh, be*o jangan! yekan mami ku?" Tanya ralat lebih tepat nya goda Bintang dengan alis yang dinaik turunkan, begini lah sifat Bintang jika bersama keluarga nya atau para sahabat nya tapi jika dengan orang asing ia akan berubah menjadi datar dan dingin.
Memang benar kata pepatah jika buah jatuh tak jauh dari pohonnya seperti generasi ini contohnya, pasti ada saja yang ngikut kelakuan sang Ibu.
"Tuh liat Mami! piala siapa yang berjejer gitu? kalau bukan punya Bintang, tuh duo dugong mana bisa." Dengan pongah Bintang menepuk-nepuk dadanya sendiri.
"BINTANG! anak siapa sih kamu? gue masukin dalem perut lagi tau rasa lo, udah sono tidor!"
"Wih, emak-emak gaul."
"Emak-emak mata kau dua, aku masih muda tau."
"Masih muda tapi punya anak 3, janda ya? PAPI! MAMI NGAKU JANDA!" Teriak nyaring Bintang.
"BINTANG!"
"Iya-iya Mami ku tersayang, Bintang ke kamar jangan marah-marah muluk entar keriputnya nambah." Setelah mengucapkan kata-kata lak*at itu Bintang langsung belari terbirit-birit menujuh kamarnya berada tentu saja dengan sigap mengunci pintu kamarnya.
"Anak kamu tuh!" Kesal Alana mencomot makanan yang di bawah Leo, sedari tadi Leo hanya diam menyimak pertunjukan didepan nya ditemani makanan ringan di tangannya.
Sudah terbiasa dengan pertengkaran kecil itu. Bagi Leo, selama tak ada yang memakai kekerasaan semuanya masih aman.
"Kan kamu yang hamil."
"Anak sama bapak sama aja, sama-sama bikin naik darah, kamu tidur luar!" Finnal Alana lalu berjalan dengan langkah kesal menujuh kamarnya.
"Aku salah dimananya?" Heran Leo, padahal dirinya tidak berbuat apa-apa tadi tapi langsung disuruh tidur luar, nasib.
>>>>>>>>>LIKE<<<<<<<
Pagi hari di kediaman Bintang, seperti biasa lelaki yang menjabat sebagai kakak itu masih menyelami mimpi indahnya bersama sang pujaan hati, namun sepertinya mimpi itu harus pudar dulu.
"ASTAGA BINTANG UDAH JAM 06.45 MASIH TIDUR! HEY BANGUN...BANGUN." Teriak Alana membangunkan putranya yang asik tidur dengan tenang dikasurnya namun seketika menjadi amburadul kala suara cempreng khas Maminya datang.
"Masih jam 6 kan Mi belum jam 7! heran punya mami berisik bener." Alasan Bintang dengan lirihannya diakhir kalimat.
Bintang masih belum siap mendapatkan pengurangan uang jajan jadi hanya bisa mengumamkan kata-kata itu.
"Itu sama aja jam 7 dodol, liat noh Adik kamu jadi telat gara-gara kamu!"
"kan si Bulan bisa pakek mobil nya sendiri sih mi? mami pikun yak?"
"Langit woy, emang adik kamu cuman satu apa?"
"Lah? ngapa si Langit ngikut Bintang mi? kan Bintang suka telat noh si Bulan nganggur."
"Kamu tau sendiri kan Bulan gimana? udah sana buru mandi!" Setelah mengatakan itu Alana langsung pergi menujuh ruang makan di susul Bintang yang bergegas mandi.
5 menit kemudian
"Ayok, dek." Suara itu berasal dari atas tangga siapa lagi kalau bukan si Bintang pelakunya, tentu saja dengan gaya yang seperti ingin tawuran.
"Lama bener, kamu mandi apa semedi sih? itu juga apa an? dasi kok taruh di dahi kamu mau perang?" Nyerocosnya mulai padahal sudah mau jam tujuh sebentar lagi Bintang akan telat bukan hanya Bintang tapi Langit juga.
"Ya elah mi, diem dikit kagak bisa apa? tuh si Langit telat gara-gara ocehan mami yang nunggu taun depan baru selesai."
"Salahin mami teross."
"Salahin Bintang teross."
"Udah sana berangkat. Heran, punya anak bandel bener."
"Ini juga lagi jalan kali, Mi." Sahut Bintang menuntun Langit menuju bagasi mobilnya berada.
"Hati-hati!" Teriak Alana saat mobil hitam pekat milik Bintang tengah melaju menuju sekolah luar biasa Langit.
"Udah lah mi anaknya jangan di marahin terus, kasihan Bintang." Celetuk Leo meyeruput kopi bikinan sang istri, "Nanti kaya ditelevisi itu loh yang mengidap penyakit apa itu namanya gara-gara keseringan dimarahin." Ceramah sang Ayah sok bijak padahal dirinya yang paling sering memarahi Bintang.
"Kamu mau aku marahin?"
"Eh, si Bintang aja Mi."
Nahkan, baru saja dia berbicara masalah anak tiba-tiba sudah mengorbankan anaknya saja.
/////////KOMEN/////////
"Bintang." Singkat Bintang di depan kelas XI IPA 9 membuat para kaum hawa menjerit terkagum-kagum bahkan ada yang menyatakan cinta nya secara terang-terangan.
Satu kata, berisik. Bintang bahkan sedari tadi menghembuskan nafasnya heran, ini kelas atau kebun binatang?
"Wihh, si kapten sekolah sini." Sahut sang playboy, Angkasa.
Angkasa Kafka Anugra panggil saja Angkasa terkenal ganteng tapi sangat playboy sehari saja punya tiga simpanan lalu putus dengan alasan 'bosan' bahkan mantan saja sudah tidak bisa dihitung.
"Kapten si Awan abis di godain ama Angkasa." Adu salah satu si kembar yang paling berisik, Saturnus.
"Sikat aja udah Kapten." Nibrung Mars.
Saturnus Nugroho Lordnando panggilan Saturnus dan kembarannya Mars Nugroho Lordnando dipanggil Mars, kembar yang beda sifat dan kelakuan tapi terkadang kelakuannya terbalik. Jika membully salah satu sahabatnya mereka berdua akan sangat kompak.
"Pitnah woy pitnah!"
"Kalian bertiga bisa diem nggak? ada guru nya kok masih aja ramai!" Kesal sang wali kelas yang sedari tadi menatap tajam ketiga nya.
"Yang nyuruh Meteor, bu." Kekeh Angkasa, prinsip Angkasa jika dirinya kena maka sahabat- sahabatnya harus kena juga.
"Betul betul betul, sama sih Bumi juga ikutan bu." Ucap kompak si kembar.
Yang di sebut namanya pun langsung menghadiai triple biang kerok tatapan tajam, seperti biasa mereka tak mau salah sendirian.
"Kalian berempat berdiri di tiang bendera sampai istirahat! cepet!"
"Bu liat masa Bintang ngejek ibu sih." Adu asal Angkasa menunjuk Bintang yang sedari tadi diam namun langsung mengerutkan keningnya dan menatap tajam Angkasa.
"Kamu ya! masih anak baru udah gak sopan! sekarang kalian berlima berdiri di tiang bendera sampai pulang sekolah!"
"Asik kita di hukum bareng-bareng." Sorak gembira dari triple pembohong lalu berjalan menuju kantin? di ikuti ketiga temannya yang telah mereka fitnah.
"Gue cincang lo bertiga." Sahut Bintang, Meteor, dan Bumi secara kompak.
Ya tidak apa-apa lah, bolos pelajaran sekali gak masalah kan? Tapi yakin emang cuman sekali?
BERSAMBUNG
KAMBEK:V
LIKE, KOMEN, KASIH RANTING 5, VOTE DAN TAMBAHKAN FAVORIT 👈 JANGAN LUPA😢
SEE YOU NEXT CHAPTER😉
BABAY~
HAPPY READING
"mencintai dalam diam"
Bumi Sergio Anindito
.
.
.
"Etss, kita mau kemana?" Tanya Saturnus sambil merentangkan kedua tangannya alhasil kelima sahabatnya berhenti mendadak.
"Buset, punya kembaran gini amat." Mars menatap jengkel adiknya sekaligus orang yang telah menfoto copy mukanya, memang ya derita orang ganteng itu pasti ada saja yang mengcopy mukanya.
"Kantin". Bumi menjawab dengan nada datar khasnya.
"Wih, aa Bumi bicara. Entar lagi mau istirahat beneran lo pada mau ke kantin?" Tanya Angkasa ke semuanya.
"Roftoop." Usul Bintang yang sedari tadi diam, lalu berjalan menuju atap sekolah di ikuti para sahabatnya.
"No no no, si kembar cari makanan Gih." Cegat Angkasa kala duo kembar berjalan mengikuti Bintang.
"Enak bat idup lo, sono cari makan sendiri." Ketus Mars dan di angguki Saturnus.
"Lo mau di sana gak makan? Lo tau sendirikan temen-temen kita pada cosplay jadi manusia es semua." Seketika Mars dan Saturnus diam, bener juga apa kata Angkasa?, melihat respon kedua teman nya Angkasa langsung tersenyum lebar.
"Ya udah sono cari makan, kelamaan mikir entar mati." Sambung Angkasa berjalan santai menuju para sahabat nya berkumpul, berhasil juga akhirnya menipu si kembar.
"Yang ogeb di sini siapa?" Tanya Saturnus yang entah kepada siapa.
"Lo, gue mah pinter." Jawab Mars berjalan mendahului kembarannya yang asik memikirkan hal bod*h menurut Mars, kenapa bisa sih mereka kembar?
Sementara di roftoop
Nampak lah seorang pria dengan rambut acak-acakan namun tak mengguranggi kadar ketampanannya, dia Bintang.
Sosok yang sedari tadi diam menatap ke arah bawah, sesekali dia tersenyum kecil kala sosok gadis dengan tinggi mungkin sebatas dada nya saja tengah bercanda gurau dengan salah satu sahabat masa kecil nya, dia Awan.
Gadis yang sudah ia cintai sejak jaman masih anak-anak, gadis yang berhasil mencuri perhatian seorang Bintang. Senyumnya, tingkahnya, ketawanya semua tentang Awan Bintang suka namun pria itu terlalu takut hanya untuk sekedar mengucapkan 'Aku mencintaimu, jadilah pacarku.'
Lebih memilih untuk mengubur dalam-dalam perasaannya takut sang gadis merasa risih jika ia langsung mengutarakan perasaan.
"Samperin bro." Ucap tiba-tiba Meteor membuat Bintang mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali namun tetap saja tatapan nya tak berahli sedikit pun dari gadis itu bahkan sesekali pria itu tersenyum samar.
"Apa dia selalu tersenyum lepas setiap harinya?" Tanya Bintang membuat Meteor mengangguk.
Bintang sekilas melirik sepupunya yang asik membaca buku.
"Thanks juga udah jagain cewek gue dari dia." Meteor mengangguk paham.
"Woe woe woe sahabat gue yang paling chakep, masa? gue bawak makanan yang 100 persen halal karena gue yang bayar." Ucap heboh Mars sambil meneteng keresek berisikan banyak makanan.
Namun setelah itu raut wajahnya menjadi kesal saat mengingat bahwa ini uangnya! Hasil ia merengek pada Daddy kesayangannya.
"Gue juga bawa bakso Bin, kesenangan lo." Kekeh Saturnus, mengingat bahwa sahabat satunya itu gemar sekali memakan bakso, kalau bukan bakso dia gak makan.
Tetapi jika dikasih pilihan antara bakso atau Awan kayanya seratus persen tanpa memilih pun langsung pilih Awan, memang bucin membuat kita kehilangan kendali.
"Bang*at!" umpat Bintang saat melihat bola basket yang akan menggenai wajah cantik Awan yang tengah tertawa.
Melihat itu Bintang langsung melompat ke bawah yang tinggi nya tak bisa di deskripsikan, belari menyelamatkan sang pujaan hati.
"Wih, gilak." Heboh Angkasa menatap kagum Bintang yang dengan santainya menangkap bola basket tersebut sembari mengunyah cemilan. Mungkin jika itu ceweknya Angkasa pasti ia biarkan saja.
"Gue perpus." Pamit Bumi tanpa mendengar respon para sahabatnya yang kini tengah berdecak kagum melihat atraksi cetar membahana dari Bintang.
Awan gue harap lo baik-baik saja. Batin Bumi yang kini sadar bahwa sebentar lagi Awan akan sepenuhnya memilih Bintang dari pada dirinya.
Mencintai dalam diam, mungkin kata itu cocok untuk Bumi saat ini. Ia hanya benalu dipercintaan antara sepupunya dan gadis yang ia cintai.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=VOTE\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Jarum jam sudah menunjukkan angka empat lebih 30 menit sore yang pertanda bahwa sebentar lagi malam akan hadir, namun tetap saja gadis yang mendapatkan gelar terpintar dalam sekolah luar biasa kasih bunda itu terduduk lesu kala dirinya tak di jemput oleh keluarganya.
Ingin menelpon tapi ia tak hafal salah satu nomer handphone keluarganya terpaksa ia hanya bisa menunggu.
"Langit?" Ucap tiba-tiba dari teman sebangku Langit lalu langsung menyodorkan alat tulis dan buku yang sedari tadi ia bawa, dia Bunga gadis cantik nan imut namun sayangnya dia tuli.
Mengerti akan hal itu, Langit langsung menuliskan sesuatu dalam buku itu dan di baca Bunga 'kok belum pulang?' itu lah yang di tulis oleh Langit.
"Harus nya aku yang bilang gitu, ini udah jam empat kamu kok belum pulang?"
'Lagi nunggu mami jemput.'
"Oh, mau bareng? kebetulan Ayah ku di depan sana, ayuk! aku antar ke rumahmu."
'Nggak usah Bunga, makasih.'
"Loh ini mau malem! lebih baik kamu ikut aku."
'Nggak deh, mungkin sebentar lagi mami dateng' setelah menulis itu Langit langsung menyodorkan kembali buku dan pensil milik Bunga dan di terima oleh Bunga.
"Ya udah aku dulu an ya! kamu hati-hati." Langit langsung mengangguk sembari tersenyum manis.
Langit menghembuskan nafas nya panjang kala tak ada satu pun yang menjemput nya, apa mami nya lupa? ah, tidak mungkin secara mami nya kan orang yang sangat khawatir saat anak nya kurang satu.
"Emm, pak permisi ini jam berapa ya?" Tanya Langit saat diri nya mendengar seorang tukang kebun yang sedang menyapu daun-daun kering disampingnya.
"Jam empat lebih 40 menit neng, mau saya antar?" Tanya tukang kebun itu lalu di jawab gelengan kepala dan tersenyum dari Langit.
"Pak, gang melati ada di sebelah mana ya?"
"Oh gang itu lumayan jauh neng, lewat kiri abis itu ada jalan raya neng masih lurus aja tapi nyebrang, ada gang kecil tapi yang nomor dua bukan yang satu." Jawab tukang kebun itu membuat Langit kebingungan namun ia tetap tersenyum dan mengatakan terimakasih setelah itu mengarahkan tongkat nya menuju ke kiri.
"Apa ini jalan rayanya?" Gumam Langit saat telinga nya mendengar kebisingan para pengendara motor.
"Abis itu nyebrang." Gumam Langit lagi melangkah kan kaki nya kembali, namun saat hendak melangkahkan kakinya kembali gadis itu tiba-tiba merasa perasaan tidak enak.
Tin tin tin.
bunyi klakson motor yang sangat nyaring itu mampu membuat Langit terdiam menutup kedua matanya erat-erat, dia takut.
Astaga. Batin seorang pria dengan lambang AIHS di baju olahraganya yang kini ia kenangkan.
BERSAMBUNG~
SAPA HAYO:V MAAF BAT LAU MASIH BINGGUNG😔
LIKE, KOMEN, VOTE, KASIH RANTING 5 DAN TAMBAH KAN FAVORIT 👈 JANGAN LUPA😢
SEE YOU NEXT CHAPTER😉
BABAY~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!