NovelToon NovelToon

Misteri Kost Paling Ujung

Bab 1. Pindah kekota

Halo guys ini cerita tentang Lita yang merantau kekota setelah patah hati karena Mas duda Azka ya. Dia merantau keota untuk mencari sumber hidup yang baru, Semoga kalian suka dan tidak bosan dengan cerita yang sudah othor buat. Sekalian othor juga mau ngucapin terima kasih buat kalian yang selalu menemani othor, Dan ini novel horor yang kesekian nya othor buat. Maaf ya kalau masih ada kekurangan dalam penyampaian nya😁, Maaf juga kadang othor enggak rajin up sampai berbab bab.

Jangan lupa tinggal kan jejak kalian setelah membaca novel othor ya😉

Selamat membaca dan semoga kalian suka😘

Ini juga cerita nya enggak sepenuh nya horor kok ya😉

                          🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Lita meninggalkan kampung halaman nya yang sudah ia huni sejak kecil, Pahit manis nya hidup ia rasakan di kampung ini. Bagai mana dia memendam rasa sakit nya, Rasa bahagia nya. Semua nya di kampung ini, Kesedihan yang seolah sangat suka hinggap dalam hidup nya. Hari ini Lita memutuskan untuk meninggalkan semua kenangan yang sudah terjadi di kampung ini, Biar lah semua nya hanya tinggal kenangan yang bisa di ingat saja. Dia ingin menata hidup nya dengan hal yang baru, Melupakan pria yang ia cintai. Pria yang menyakiti nya secara tidak langsung, Namun Lita juga tidak bisa protes, Karena duda itu memang tidak menyukai nya.

"Lalu Kakak dengan siapa bila kamu kekota?" Sari bertanya pedih.

"Kita hidup masing masing dulu ya, Nanti setelah hati ku sembuh. Aku pasti kembali lagi kesini, Kakak hidup sendiri juga dulu." Ujar Lita.

Sari tidak bisa lagi menahan adik nya untuk tetap tinggal di kampung ini, Lagi pula Lita memang butuh untuk menenangkan diri nya dari luka hati. Sari juga tahu bagai mana rasa nya sakit hati, Jadi dia tak bisa juga mau mengatakan adik nya lebay. Mungkin memang Lita butuh penyembuhan dengan meninggalkan kampung ini, Siapa tahu di kota dia akan menemukan orang baru.

Punggung Lita semakin menjauh dari pandangan Sari, Menggunakan motor nya dia berangkat kekota untuk mencari pekerjaan. Berbekal dengan uang simpanan nya yang tidak seberapa banyak, Lita nekad pergi dan memulai hidup nya yang baru. Di kampung ini dia selalu tersakiti dengan orang yang begitu ia cintai, Bahkan Ibu kandung nya juga tega membuang diri nya seperti sampah.

"Ibu ku saja tidak bisa menghargai aku, Lalu bagai mana orang lain akan menghargai ku." Lita menangis dalam perjalanan.

Angin yang menerpa nya seolah ikut mengejek penderitaan yang ia rasakan, Seolah mereka bernyanyi karena dia begitu lemah menjalani hidup nya. Mungkin saja Lita tak akan sesakit ini bila Azka menolak nya secara langsung, Barang pemberian dari nya malah di berikan kepada wanita lain. Andai saja Azka bilang bahwa dia sudah menyukai Nessa, Mungkin Lita akan menerima nya dengan lapang dada. Tapi duda itu seolah menolak nya dengan cara menghina, Lita pun kian anjlok perasaan nya.

"Tidak apa apa, Aku pasti bisa melupakan nya! Lagi pula aku sudah biasa di abai kan, Dia hanya orang lain. Rasa nya tidak akan sesakit saat di abaikan Ibu." Batin Lita berusaha tegar.

Sampai lah ia dia di kost yang sudah Nadia berikan alamat nya tadi, Memang sangat ramai kost kostan ini. Ada yang masih kuliah dan ada juga yang sudah bekerja, Ada juga yang kuliah sambil bekerja. Ini kost yang paling murah, Setidak nya Lita bisa menghemat uang nya untuk menunggu lamaran kerja di terima. Dia menuju rumah pemilik kost yang paling besar, Tampak wanita dengan sanggul besar dan cara berpakaian nya masih seperti jawa kuno dengan menggunakan kebaya dan kain jarik.

"Saya mau cari kost, Bu." Ujar Lita.

"Yang sini sudah penuh, Baru saja di masuki orang." Jawab Bu Melati.

"Apa tidak ada kamar lain yang kosong, Bu?" Lita bertanya sopan dan duduk di hadapan wanita cantik ini.

"Ada, Tapi bukan cuma kamar saja. Rumah, Lokasi nya paling ujung sana." Bu Melati menunjuk dengan jempol nya.

"Kalau rumah harga nya pasti mahal, Bu." Jawab Lita yang pasti tak akan sanggup ngontrak rumah.

Bu Melati tersenyum menampilkan gigi emas nya yang berkilat, Lita agak bergidik melihat wanita bergincu merah tebal ini. Gaya bicara nya terlihat kalem dan lemah lembut, Namun Lita bisa merasakan bahwa wanita ini menyimpan misteri. Tapi hanya kost milik dia lah yang terkenal murah, Dan lagi banyak sekali anak kuliah dan para pekerja kelas rendah ngontrak di sini.

"Harga nya bisa di bicarakan, Nanti akan saya beri diskon kalau kamu mau." Ujar Bu Melati.

"Boleh saya lihat dulu, Bu? Sekalian membicarakan harga nya di sana." Pinta Lita.

"Ayo."

Bu Melati bangkit mengajak Lita menuju rumah paling ujung sekali, Melewati jalan setapak yang jarak nya tidak seberapa jauh dari kost yang bertingkat sangat ramai ini. Di depan rumah ada rumpun bambu yang lumayan besar, Dan ada juga pohon mati yang ukuran nya sangat lah besar. Lita terpaku melihat halaman rumah itu adalah kuburan, Jumlah kuburan di sini lumayan banyak, Sekitar ada dua puluhan. Pantas saja ini di bilang murah, Karena keadaan nya saja sangat menyeramkan begini, Siapa pun tak akan berani ngontrak di sini. Begitu keluar rumah, Maka akan langsung menikmati pemandangan kuburan tua. Dan bila pulang kerja di malam hari, Maka akan lewat kuburan di bawah pohon kering ini.

"Ini kuburan nenek moyang kami, Kamu tidak usah takut." Bu Melati tahu bahwa Lita takut.

"Tapi ini sangat seram, Bu." Lita menatap sekeliling.

"Hanya orang yang iman nya lemah yang takut dengan setan, Lagi pula derajat manusia itu lebih tinggi dari hantu." Bu Melati menatap Lita tajam.

Lita agak tersinggung karena di bilang iman lemah, Dia tak pernah meninggalkan sholat nya. Ia harus yakin bahwa allah akan melindungi diri nya, Lagi pula Lita sudah pernah memiliki urusan dengan setan yang dulu mengganggu Kakak nya saat di kampung.

"Saya akan beri harga tiga juta saja setahun." Ujar Bu Melati.

"Tiga juta? Apa rumah ini sangat tidak beres, Bu." Kaget Lita.

"Orang orang hanya takut dengan kuburan ini, Tidak ada apa apa di rumah ini." Bu Melati membuka pintu rumah.

"Keadaan nya saja seram begini, Pantas lah mereka takut." Keluh Lita.

Aroma rumah yang apek dan suram, Semua nya tampak tua di dalam rumah ini. Sebenar nya peralatan nya lengkap semua, Bahkan ada juga kulkas yang bisa di pakai.

Bab 2. Nenek tua

Kepergian Lita dan Bu Melati menuju rumah paling ujung mengundang banyak mata yang menatap nya, Kost kostan yang banyak ragam orang ini pasti juga banyak pemikiran nya. Sebab yang kost di sini bukan hanya anak kuliah saja, Bahkan ada juga PSK yang tinggal di sini. Banyak yang kost tempat Bu Melati karena harga nya yang sangat murah, Beda jauh dengan tempat lain yang harga nya pasti sangat mahal di kota besar ini. Di depan kost wanita adalah kost pria, Bangunan yang lebih mirip rumah susun sebenar nya, Mereka berbaur dan saling menjaga saja, Bila sampai ketahuan melakukan hubungan terlarang, Maka mereka akan langsung di usir.

Bangunan yang terlihat sudah sangat tua karena cat tembok nya saja banyak yang mengelupas sehingga menimbulkan kesan kian seram, Apa lagi masih banyak pohon yang ada di sana. Di antara nya adalah pohon sawo dan pohon mangga, Mereka tumbuh dengan pohon yang sangat besar menjulang tinggi. Akar akar yang menjulur terlihat seperti rambut kuntilanak bila di malam hari, Sebenar nya jarang ada yang keluar di malam hari. Karena mereka ngeri dengan pemandangan luar rumah, Bila tidak sangat mendesak, Maka mereka akan menunda nya saja sampai esok, Tapi beda hal dengan para PSK yang memang mereka kerja nya di malam hari.

"Ada anak baru lagi yang di bawa Bu Melati kerumah ujung." Bisik Laura.

"Paling juga cuma lihat doang, Siapa yang berani tinggal di rumah yang bersatu dengan kuburan." Sahut Andrea.

"Tapi kalau dia memikirkan harga nya yang murah, Siapa tahu saja dia mau." Andi juga membuka suara.

Bila siang hari dan mereka sedang tidak ada jadwal kuliah atau pun pekerjaan, Mereka akan nongkrong di depan kost bersama dengan para gadis dan para bujang untuk menghibur diri.

"Aku yakin sih dia tidak akan berani, Itu seram banget loh." Andrea bergidik ngeri.

"Itu karena elo penakut, Siapa tahu saja dia mental baja." Sanggah Laura.

"Tapi aku sendiri pun enggak akan berani tinggal di sana, Seram banget pokok nya." Andi juga takut.

"Sebenar nya yang seram itu bukan cuma di sana saja, Rumah itu lebih menonjol seram nya karena ada kuburan di depan." Lirih Andrea.

"Inti nya kost ini memang seram, Andai saja aku anak orang kaya. Maka aku tak akan kost di sini!" Laura berkeluh kesah jadi nya.

Mereka pekerja paruh waktu dan sekalian kuliah, Orang tua mereka memang bukan lah orang kaya. Sehingga mereka cukup sadar diri saja tinggal di kost ini untuk menghemat pengeluaran yang sangat besar ketika hidup di kota ini.

"Kemarin malam Caca ngomong sama aku." Andrea sedikit berbisik.

"Ngomong apa?" Laura dan Andi jadi penasaran.

Andrea menatap kanan kiri dulu untuk membuka cerita, Takut bila sampai ada yang dengar dan mengadukan nya pada Bu Melati. Pemilik kost akan sangat marah bila mereka bergosip tentang ada nya hantu, Padahal jelas sekali kalau tempat ini memang sangat angker dan menyeramkan.

"Jam setengah tujuh kan Caca pulang kuliah, Dia enggak langsung mandi dan malah tidur. Tapi tak lama setelah dia tidur, Kata nya ranjang dia di goyang goyang oleh mahluk berambut putih panjang." Bisik Andrea.

"Yang bener kau!" Laura paling takut memang.

"Aku enggak bohong, Kata nya itu Nenek tua yang sudah bungkuk dan tubuh nya sangat kurus tapi kuku tangan nya sangat panjang." Andrea memang sedang tidak berbohong.

"Mungkin karena Caca pulang maghrib, Jadi setan luar ikut." Sahut Andi.

"Nah bisa jadi gitu, Harus nya kan Caca mandi dulu supaya bersih." Timpal Andrea.

Laura sudah pucat karena ketakutan untuk tidur nanti malam, Apa lagi sekarang hari sudah mau sore. Andrea jadi kasihan melihat teman nya yang ketakutan begini, Menyesal sudah cerita kepada Laura. Andi masih tampak tenang karena dia sudah sering mengalami hal seperti itu.

"Ada satu obat nya agar kau tidak takut, Lau." Ujar Andi.

"Apaan?" Laura jadi semangat mendengarkan nya.

"Kau harus sering bertemu dengan mahluk itu, Supaya tidak takut lagi." Jawab Andi.

"Gila kau ya! Sekali saja aku tak akan mau, Malah kau suruh pula aku sering bertemu." Kesal Laura.

Andi tertawa melihat teman nya yang sewot bukan main, Laura memang tak pernah melihat hal yang seperti itu. Jangan sampai dan jangan pernah, Entah bagai mana reaksi nya bila itu sampai terjadi.

"Nah ini orang nya, Sini duduk." Andrea menarik tangan Caca.

"Ada apa sih?" Caca yang baru pulang kuliah menjadi heran.

"Benar ya kalau kamu habis di ganggu hantu?" Laura bertanya penasaran.

"Iya, Aku jadi takut mau masuk kedalam kamar." Lirih Caca.

Bahkan sekarang saja Caca jadi merinding tidak karuan karena mengingat kejadian tadi malam, Wajah Nenek tua dengan gigi runcing itu masih mengusik mata nya. Caca tak akan bisa untuk tidur tenang lagi, Bahkan untuk duduk sendirian pun dia merasa merinding.

"Kalau udah punya uang aku bakal pindah saja." Ujar Caca.

"Sayang uang nya, Ca. Kamu rajin sholat dan ngaji saja, Supaya dia tak betah di kamar kamu." Saran Andi.

"Atau kamu bisa minta ganti kamar pas nanti ada yang kosong." Andrea juga memberikan saran.

"Terus gimana kalau kamar baru itu ternyata ada hantu nya juga?" Cetus Laura.

Sontak semua menatap Laura yang sudah ketakutan dan tidak tenang duduk nya, Benar juga ucapan gadis satu ini. Bagai mana bila kamar yang lain juga ada hantu nya dan mereka pindah karena tidak kuat menahan rasa takut, Semua nya bisa saja terjadi bila masih ada di lingkungan kost nya Bu Melati.

"Kalian perhatikan lah bila sesepuh Bu Melati datang, Mereka pasti akan menaruh kembang dan sesajen di belakang sana." Bisik Caca.

"Kau pernah lihat, Ca?" Tanya Andi menatap Caca serius.

"Pernah, Waktu itu aku tidak sengaja melihat arah belakang lewat jendela. Dan ku lihat mereka membawa sesajen yang di letak kan di makam tua sendirian itu." Bisik Caca.

"Kost ini banyak sekali kuburan nya." Laura kian merinding.

"Jika mereka datang lagi, Coba lah kalian intip dari jendela kamar." Ujar Caca.

"Enggak mau ah, Takut ketahuan dan malah jadi berabe urusan nya." Tolak Andrea.

"Iya! Gimana kalau ternyata setan itu datang karena kau mengintip?" Cetus Laura.

Caca juga tersentak karena itu bisa saja terjadi, Memang dia usai mengintip sesepuh nya Bu Melati. Tapi dia juga mengintip karena tidak sengaja, Bukan karena niat ingin mengintip.

Selamat membaca guys, Semoga suka ya.

Bab 3. Lita tinggal dirumah ujung

Lita mengikuti langkah Bu Melati yang menunjuk kan semua ruangan, Semua fasilitas memang terlihat sangat menggiurkan karena di mana lagi akan mendapatkan kost yang murah, Tapi semua nya lengkap begini. Hanya kurang nya rumah ini sangat lah seram dan harus punya mental kuat, Lita terus menghitung jumlah pengeluaran yang pasti akan sangat sedikit bila mengambil rumah ini saja. Apa lagi kan dia tak langsung dapat pekerjaan, Pasti nya akan nganggur dulu dan hanya akan menghabiskan uang untuk makan dan menikmati hari dulu. Biaya di kota sangat mahal, Pasti nya dia harus hemat dan menghitung apa pun yang ingin ia beli.

"Kamar nya ada dua, Kalau kamu punya teman kan bisa tinggal di sini." Ujar Bu Melati.

"Di lantai atas ada apa, Bu?" Lita melihat lantai atas.

"Kosong, Itu juga bisa di kontrakan." Jawab Bu Melati.

Lita agak tenang karena bila ada yang mau ngontrak juga bersama nya, Kan bisa ada teman yang menemani diri nya. Setidak nya rasa takut nya akan berkurang dan tenang, Namun untuk sekarang dia harus sendiri dulu bila ingin ngontrak di sini. Rasa nya pasti was was juga, Bu Melati juga menunjuk kan bagian belakang di kamar mandi. Lita semakin menciut nyali nya melihat bagian dapur dan kamar mandi yang sangat menyeram kan ini, Ada sumur di dalam kamar mandi. Memang WC nya terpisah dengan kamar mandi, Rasa nya bagian belakang lebih menyeramkan.

"Bagai mana?" Bu Melati ingin kepastian nya Lita sekarang.

"Baik lah, Saya mau ambil rumah kost ini." Angguk Lita akhir nya.

Bu Melati pun tersenyum senang karena rumah ini akhir nya ada yang menghuni nya, Lita setuju karena melihat fasilitas yang semua nya lengkap. Bahkan ada juga kasur di kamar yang pertama, Ia tak perlu lagi membuang uang untuk membeli kasur yang pasti harga nya juga lumayan, Bisa untuk makan beberapa hari tentu nya.

"Langsung bayar sekarang atau nanti, Bu?" Tanya Lita.

"Kalau sekarang ada ya boleh lah." Bu Melati tersenyum lebar.

Lita pun membuka tas nya untuk mengambil uang yang memang sudah di bawa nya, Dia membayar lunas untuk satu tahun. Berharap nanti akan ada orang lain yang juga ngontrak di sini, Supaya dia juga punya teman dan mengurangi rasa takut nya. Lita rasa nya rela walau nanti teman nya itu tidak membayar penuh, Yang penting dia punya teman di rumah ini. Rasa nya dia akan tenang, Bila berlangsung lama dan dia juga cocok dengan pekerjaan nya yang di dapat nya nanti, Lita tentu nya akan kost di sini terus.

"Saya terima ya uang nya, Semoga kamu betah ya di sini." Bu Melati segera pergi setelah menerima uang.

Tinggal Lita sendirian di dalam rumah yang paling ujung ini, Banyak yang tidak menyangka bahwa Lita mau tinggal di kost ini. Awal nya mereka menduga bahwa Lita tak akan berani, Namun ternyata Lita malah kost di sana. Sedangkan Lita sekarang mulai menyusun baju nya kedalam lemari yang sudah di siapkan, Dia berpikir untuk menutup pintu saja agar tidak merasakan hawa kuburan yang ada di depan. Setelah semua barang ia masukan kedalam lemari, Lita pun baru ingat bahwa motor nya masih ada di depan rumah nya Bu Melati.

Dia juga butuh makanan yang untuk mengganjal perut nya, Maka Lita pun keluar dari rumah untuk mengambil motor sebelum hari mau maghrib. Baru sadar kalau di sebelah rumah juga ada kuburan yang memakai rumah, Lita bergidik dan segera pergi meninggalkan rumah. Jalan hanya setapak dan kiri kanan nya penuh dengan kuburan yang berbaris, Hanya bisa berdoa kepada Allah untuk melindungi diri nya dari segala macam marabahaya yang akan datang. Rasa nya begitu banyak cobaan ketika akan mencoba hidup jauh dari kampung dan melupakan semua kenangan di sana.

"Hai, Kamu jadi ya mau kost di rumah itu?" Andrea bertanya ramah.

"Iya, Mbak." Lita mengangguk sopan.

"Emang kamu enggak takut? Lihat lah banyak kuburan yang mengelilingi nya." Cetus Laura.

"Apa sih kau ini! Tidak semua orang itu penakut seperti mu." Sergah Andrea.

"Tapi kamu luar biasa loh, Udah banyak yang mau kost di sana dan semua nya batal. Karena mereka takut dengan keadaan rumah itu, Baru kamu yang berani." Andrea menatap Lita serius.

Tiba tiba saja nyali Lita semakin menciut karena mendengar semua ucapan mereka, Dia bukan murni karena berani tinggal di rumah itu. Tapi karena harga nya saja yang murah dan pas di kantong, Sehingga Lita mau menerima nya.

"Memang nya rumah itu udah lama ya kosong?" Tanya Lita pelan.

"Lama sekali, Karena mereka takut." Sahut Laura cepat.

"Eh ngomong ngomong nama kamu siapa? Nama ku Andrea." Gadis cantik ini mengulurkan tangan.

"Nama ku Lita, Aku dari kampung." Ujar Lita mengulurkan tangan.

Mereka bergantian salling menjabat tangan, Lita senang karena mereka terlihat sangat ramah dan Lita akan segera punya teman yang bisa di ajak curhat. Siapa tahu saja mereka juga punya info untuk mencarikan pekerjaan, Andrea mengajak Lita duduk untuk ngobrol panjang lebar tentang keadaan di sini dan juga rumah ujung itu.

"Konon kata nya kuburan itu adalah para orang yang pernah kost di sini." Laura mulai menggosip.

"Lah kok yang kost di kubur di sini? Apa mereka tak punya keluarga dan kenapa mereka bisa meninggal di sini." Heran Lita.

"Kata nya mereka meninggal karena ketakutan akibat hantu yang terus mendatangi nya." Andrea yang menjawab.

"Berarti ini memang berhantu ya? Jangan jangan itu hantu yang datang kekamar ku itu." Caca ketakutan.

"Ya enggak tahu! Siapa tahu kan beda hantu." Ujar Andrea.

"Lah berarti banyak lah jenis hantu di sini, Ada berapa macam ya." Kaget Laura.

Mereka saling pandang karena mereka sangat takut sekarang, Apa lagi Caca yang sudah pernah melihat hantu di kamar nya. Tentu saja dia semakin takut untuk tidur malam ini, Rasa nya sangat cemas.

"Aku nginap di kamar mu ya, Laura?" Tawar Caca.

"Kamu tinggal saja di rumah itu sama aku, Sekalian temani aku." Ajak Lita.

"Serius? Tapi aku mau nya satu kamar, Tidak berani kalau kamar sendiri." Caca serius berkata.

"Iya, Kan aku juga baru pertama tidur di sana! Malah aku senang kalau kamu mau temani aku." Lita serius mengajak Caca.

Akhir nya Caca pun mau untuk tidur di rumah ujung, Lita pun mengajak Caca untuk keluar dulu untuk mencari makan dulu dan baru kembali kerumah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!