NovelToon NovelToon

My Lovely Husband Is Mafia

1. Pertemuan Pertama

“Baik Tuan” jawaban serempak dari semua yang berkumpul.

Seorang Pemuda duduk di singgahsananya dengan tatapan

menusuk kepada setiap bawahannya lalu berdiri meninggalkan ruangan diikuti pria

tinggi besar dengan wajah dingin yang menjadi sekretarisnya. Semua yang sebelumnya

duduk manis mendengarkan perintah tuannya satu persatu berdiri dan meninggalkan

ruangan itu juga.

Pria  berwajah tampan

rupawan blasteran Indonesia Jerman dengan tubuh tinggi dan badan yang

proporsional yang akan membuat semua wanita terpukau setiap menatapnya, dia

merupakan seorang yang sangat berpengaruh di Negara ini. Dengan berbagai Bisnis

yang berada di bawah kendalinya tidak ada seorang pun di pelosok negeri tidak

mengenalnya. Bisnisnya ada di dalam negeri dan berbagai belahan dunia.

Pria Tampan tersebut selalu diikuti dengan sekretarisnya

yang memiliki badan tinggi besar dan tatapan yang sangat dingin dan datar di

berbagai kesempatan yang menjadi tangan kanannya.

Vico Marlino merupakan nama dari pria itu. Dia selain tampan

juga memiliki sifat yang sangat tegas, tidak segan-segan memecat siapa pun

bawahannya yang bekerja tidak sesuai dengan apa yang dia perintahkan. Tatapan

tajam dan dingin selalu mendominasi setiap dia menghadiri rapat membuat semua

karyawannya sangat menghormatinya dan takut jika membuatnya tidak senang.

Arini Putri Permana seorang wanita cantik berkulit putih

dengan tinggi 165 cm dan berat badan yang ideal membuatnya terlihat menarik

setiap pria yang melihatnya. Wajah cantiknya merupakan keturunan dari Ibunya

yang merupakan keturunan campuran antara Korea dan Belanda.

Arini saat ini merupakan Arsitek terkenal yang desainnya

banyak yang memesan, dia memiliki perusahaan sendiri untuk menerima pesanan desainnya.

Dia merupakan Lulusan terbaik Universitas Elit di luar negeri untuk jurusannya, tak

heran jika wanita cantik ini juga menjadi incaran banyak Laki-laki tampan.

Selain itu dia merupakan putri satu-satunya dari Keluarga Permana yang juga

sangat kaya raya. Tetapi dia tidak ingin bergantung dengan perusahaan keluarganya.

Walaupun Arini anak seorang yang sangat kaya raya dia memiliki

hati yang baik dan lembut kepada siapa pun, dia juga sangat taat dalam

beribadah. Dia selalu memakai baju yang sopan di berbagai kesempatan walaupun

pernah bersekolah di luar negeri. Ayahnya merupakan orang yang sangat ketat

masalah agama.

Arini hari ini datang ke kantor Angkasa Grup untuk mempresentasikan

desainnya untuk mengikuti tender pembuatan Gedung yang digadang-gadang menjadi

Gedung tertinggi di negara ini yang merupakan tempat belanja, bermain serta di atasnya

akan dijadikan tempat hiburan, Hotel dan Apartemen sekaligus.

Arini tidak datang sendiri dia ditemani dengan Vivi

sekretarisnya yang selalu bersamanya kemana pun saat dia mempresentasikan desainnya.

“Nona semoga hari ini kita berhasil mendapatkan tender ini

ya?” Ucap Vivi yang terlihat tegang saat akan memasuki Gedung itu.

“Iya Vivi semoga kita berhasil ya, Semangat!!” Balas Arini

yang terlihat bersemangat.

Semua peserta tender memasuki ruang rapat. Saat semua sedang

menunggu rapat dimulai datanglah Vico CEO perusahaan Angkasa diikuti

sekretarisnya yang akan menilai hasil presentasi dari semua peserta. Saat dia

masuk semua mata tertuju padanya. Biasanya dia tidak mengikuti rapat desain

seperti ini karena ada tim desain yang akan melaporkan padanya beberapa pilihan

untuk desainnya, tetapi karena ini merupakan proyek yang besar dia mengikutinya

untuk menentukan desainnya.

“Baik semua peserta Tender terima kasih sudah hadir silahkan

mempresentasikan desain kalian” Sekretaris Kim mulai membuka untuk presentasi.

Semua peserta tender mempresentasikan desainnya masing-masing

sampai tiba gilirannya Arini. Semua mata tertuju padanya, walau sedikit tegang

Arini sangat percaya diri dan baik mempresentasikan desainnya. Vico yang

sebelumnya hanya mendengarkan presentasi tanpa memandang siapa yang presentasi

sangat memperhatikan setiap apa yang diucapkan Arini. Entah kenapa dia sangat

tertarik dengan Arini.

Semua peserta sudah mempresentasikan desainnya

masing-masing.

“Terima kasih atas kedatangannya untuk mengikuti tender desain

perusahaan kami hari ini, untuk pengumuman pemenang tender akan kami info

melalui email dan untuk membicarakan desainnya akan ada pertemuan selanjutnya”

Tutup sekretaris Vico.

Vico dan sekretarisnya meninggalkan ruangan tersebut.

“Alhamdulillah, aku bisa mempresentasikannya dengan baik

semoga kita bisa memenangkan tendernya ya, Vivi ?” Syukur serta harapan Arini

ucapkan.

“Iya Nona semoga kita berhasil dengan tender ini walaupun

hanya satu bagian dari bangunan tapi itu akan menjadi awal perkembangan

perusahaan Nona .” Jawab dan harapan Vivi

Semua peserta tender meninggalkan Ruang rapat tersebut tak

terkecuali Arini dan Vivi.

Di dalam ruangannya Vico masih memikirkan presentasi tadi,

bukan lebih tepatnya dia masih memikirkan Arini.

“Kim, wanita yang presentasi tadi siapa ?” Tanya Vico pada

sekretarisnya.

“Arini Putri Permana tuan dari “Queen Desain”.” Jawab

sekretaris Kim, karena memang hanya Arini wanita satu-satunya yang melakukan presentasi

tidak membuat sekretaris Kim sulit untuk mengingatnya.

“Apa “Queen Desain”, kenapa aku baru pertama kali dengar

perusahaan itu ?” Tanya Vico lagi.

“Iya tuan itu memang perusahaan baru, karena desain-desainnya

sangat menarik dan unik banyak perusahaan lain yang memesan desain darinya, ini

juga pertama kalinya mereka mengikuti tender di perusahaan kita, Tuan”. Jelas

sekretaris Kim.

Vico hanya membuka mulutnya membentuk huruf O yang

mengartikan paham maksud dari sekretaris Kim.

Dilain sisi Arini sudah sampai di kantornya dan duduk di kursi

kerjanya.

“Huh akhirnya presentasinya selesai juga, aku akan beribadah

dulu dan mulai mengerjakan desain untuk pembuatan Gedung Hukum milik Perusahaan

Han & Kang.” Arini pun pergi meninggalkan meja kerjanya dan menuju ke

Mushola untuk beribadah, karena memang di kantornya tersedia mushola untuknya

dan karyawan beribadah.

Selesai beribadah Arini mulai untuk membuat desain untuk gedung

hukum itu. Gedung tersebut milik teman ayahnya yang dia menangkan tendernya

minggu lalu. Walaupun teman ayahnya tapi ayah Arini tidak ikut-ikut dalam

masalah pemenangan tersebut, Arini berusaha sendiri untuk memenangkannya dengan

membuat desain yang menarik, unik, klasik untuk kantor hukum itu sehingga

menarik teman ayahnya tersebut.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam Arini pun

beranjak meninggalkan meja kerjanya dan pulang, Walaupun Arini Pemilik dan

pimpinan perusahaan tersebut Arini tidak selalu menyerahkan semua pekerjaannya

kepada karyawannya, apalagi ini teman dari ayahnya Arini. Dia bekerja

semaksimal mungkin agar terlihat sempurna. Semua karyawan sudah meninggalkan

meja kerjanya hanya tersisa Arini. Arini mematikan semua lampu dan meninggalkan

kantornya.

Saat perjalanan pulang tiba-tiba ban mobil Arini bocor

sehingga membuat perjalanannya terhenti. Saat ingin menghubungi kakaknya untuk

menjemput teleponnya mati karena baterainya habis Arini pun menyalakan mobilnya

dan mengisi daya teleponnya tersebut sambil menunggu di dalam mobil.

Saat melewati jalan Vico melihat mobil berhenti dan melihat

wanita yang ia temui saat presentasi berada di dalam mobil tersebut sendirian.

“ Kim berhenti sebentar sepertinya itu ada Arini.” Ucap Vico

menyuruh sekretaris Kim berhenti.

“Baik Tuan, apa perlu saya yang menanyakan, kenapa dia

berhenti, Tuan ?” Ucap sekretaris Kim

“Tidak usah biar aku saja, kamu tunggu di sini.” Perintah

Vico pada sekretaris Kim

2. Diantar Pulang

Tok tok tok

Vico mengetuk kaca mobil Arini. Arini pun melihat siapa yang

mengetuk kaca mobilnya karena mengetahui dia adalah CEO di perusahaan yang tadi

dia presentasi, dia lalu turun dan menyapanya.

“Iya Pak Vico, ada apa ya ?” Tanya Arini yang bingung kenapa

CEO sekelas Vico mengetuk kaca mobilnya.

“Tadi saya lewat dan melihat kamu berhenti di sini.” Jawab

Vico

“Iya Pak Vico Mobil saya bannya bocor dan telepon saya mati

jadi saya menunggu telepon saya terisi daya untuk menghubungi kakak saya.” Jelas

Arini pada Vico

“Mau saya antar pulang ? ada sekretaris saya di dalam mobil

nanti mobil kamu biar dia urus.” Ucap Rico menawarkan bantuan.

“Terima kasih Pak Vico sebelumnya, saya dijemput kakak saya

saja.” Jawab Arini

“Ini sudah sangat larut dan tidak ada siapa pun yang

melintas, tidak usah sungkan dengan saya.” Jelas Vico memang jalan tersebut

sangat sepi dan tidak ada yang melintas selain Vico.

Aduh  bagaimana ya

? Aku sebenarnya juga takut di sini, tapi aku juga tidak enak kalau menerima

bantuannya, masa iya baru tadi pagi ketemu sudah diantar pulang, nanti kalau

sampai kakak tahu aku bisa ditanyai macam-macam. Ucap Arini dalam hati

“Bagaimana ? kamu tidak perlu berpikir macam-macam saya

hanya ingin membantu karena ini sudah sangat larut dan berbahaya bagi wanita di

sini sendirian.” Ucap Vico membuyarkan lamunan Arini.

“Terima kasih Pak Vico sebentar saya ambil tas saya dan

kunci mobil saya. “ Jawab Arini

Mereka pun berjalan ke mobil Vico meninggalkan mobil Arini,

dan masuk di kursi belakang.

“ Saya antar nona ke alamat mana ?” Tanya sekretaris Kim

yang sudah mengerti maksud Tuannya saat Arini sudah duduk di samping Vico.

Arini pun memberitahukan alamatnya kepada sekretaris Kim.

“ O iya Kim sekalian urus mobilnya ya, bannya bocor dan

antar ke rumahnya besok pagi, Arini kuncinya kamu kasih Kim saja biar dia yang

urus.” Perintah Vico pada sekretaris Kim dan Arini

“Tidak perlu Pak Vico, nanti biar diurus sopir di rumah saja

.” Jawab Arini

Bisa tambah runyam nanti aku jelaskannya sama kak Putra

kalau mobilku diantar sama orang, apalagi orangnya baru ketemu sekali. Baru

membayangkan apa yang akan dia lakukan saja aku sudah merinding.

“Tidak papa biar Kim yang urus malam ini biar langsung

diantar” Paksa Vico pada Arini

“Terima kasih banyak Pak Vico atas bantuannya, sungguh tidak

apa-apa biar nanti diurus dengan sopir di rumah saja.” Jawab Arini merasa tidak

enak menolak bantuan Vico

Ini wanita dibantu susah sekali. Kalau wanita lain

jangankan aku bantu baru aku melihatnya saja sudah selalu berkata iya dengan apa

pun yang aku suruh. Ucap Vico dalam hati

Setelah penolakan tadi Vico tidak berbicara sama sekali

dengan Arini selama di perjalanan.

Apakah dia marah karena aku menolak bantuannya ? Kenapa

dia tidak berbicara sama sekali ? ya sudah tidak apa-apa, lebih baik aku dia

diamin daripada kakak yang diamin aku bisa tambah pusing aku. Batin Arini

Ini wanita kalau tidak diajak bicara hanya diam saja.

Tanya apa atau membicarakan bisnis begitu. Aku mau memulai pembicaraan juga

tidak mau dikira sok kenal lagi. Tadi saja aku tawari tumpangan tatapannya

seperti aku mau berbuat aneh-aneh, Ya sudahlah biarkan saja. Batin Vico

Suasananya kenapa jadi aneh begini ya. Tuan sepertinya

tidak mau mengajak bicara, sedangkan nona juga terlihat biasa saja tidak

tertarik dengan tuan. Batin sekretaris Kim sambil melirik kaca spion untuk

melihat Tuannya dan Arini.

Saat memasuki Perumahan yang terlihat beberapa rumah megah

berjajar Arini berkata kepada sekretaris Kim untuk menurunkannya di salah satu

rumah.

“Apakah ini rumah nona, biar saya antar sampai ke dalam ?”

Ucap sekretaris Kim pada Arini

Vico pun menatap rumah yang ditunjuk sekretaris Kim

“Bukan sekretaris Kim, tidak apa-apa saya turun di sini

saja, rumah saya sudah dekat, Terima kasih atas bantuannya Pak Vico dan

sekretaris Kim saya pamit dulu.” Ucap Arini sambil membuka pintu mobil Vico

“ Jangan nona biar saya antar sampai di depan rumah nona

saja, kalau belum sampai ?” Jawab sekretaris Kim sambil akan melajukan mobilnya

kembali.

“Tidak perlu sekretaris Kim, saya turun di sini saja ,

sekali lagi saya sangat berterima kasih atas bantuannya” Jawab Arini sambil

keluar dari Mobil.

Arini keluar dari mobil dan menunggu mobil Vico

meninggalkannya. Tapi sekretaris Kim menunggu sampai Arini memasuki salah satu

rumah di perumahan tersebut. Karena Arini merasa mobil Vico tidak kunjung pergi

dia menghampiri mobil tersebut dan mengetuk kaca mobil di dekat sekretaris Kim

“Tidak perlu kawatir sekretaris Kim, rumah saya sudah dekat,

sekretaris Kim dapat meninggalkan saya di sini” Ucap Arini menjelaskan kepada

sekretaris kim agar meninggalkannya.

Sekretaris Kim sejenak berpikir sambil menutup kaca mobilnya

“Ayo pergi !” Ucap Vico membuyarkan pikiran sekretaris Kim

“Baik Tuan, tidak apa-apakah saya meninggalkan nona Arini di

sini ?” Tanya sekretaris Kim

“Sudah tidak apa-apa, dia saja tidak mau kenapa kamu

memaksa, Ayo pergi sekarang ?”  Perintah

Vico kembali

“Baik Tuan” Jawab sekretaris Kim lalu menjalankan mobilnya

meninggalkan Arini di depan rumah orang lain.

Saat melihat mobil Vico sudah menjauh dan tak terlihat lagi

Arini berjalan dengan cepat menuju salah satu rumah yang sangat megah.

“Selamat malam non” Sapa satpam sambil membukakan pintu

gerbang untuk Arini.

“Selamat malam Pak, Kak Putra sudah pulang pak ?” Tanya

Arini pada satpam rumahnya.

“Den Putra belum pulang non “ Jawab satpam tersebut

Alhamdulillah kak putra belum pulang, kalau sampai

ketahuan kakak aku pulang diantar laki-laki bisa dihukum aku. Batin Arini

“Pak Jukri dimana Pak ?” Tanya Arini lagi

“Tadi ke kamar mandi non, ada apa ya non mencari Pak Jukri

?” Tanya Pak satpam.

“Pak ini saya titip kunci tolong sampaikan ke Pak Jukri

untuk mengambil mobil saya ya di alamat ini karena tadi mobil saya bocor dan

saya meninggalkannya di sana.” Jelas Arini kepada pak satpam

“Baik Non.” Jawab Satpam sambil mengangguk mendengar

penjelasan Arini.

Arini lalu meninggalkan Pos satpam dan menuju rumah. Arini

memang sangat takut dengan kakaknya karena selama mamah dan papahnya tidak ada

kakaknyalah yang menjaga dia. Selain itu kakak Arini sangat protektif dengan

Arini.

Arini lalu pergi mandi dan menunaikan sholat Insya’ dan

Istirahat.

Di dalam mobil Vico

“Apakah tuan tertarik dengan nona Arini ?” Sekretaris

memberanikan diri untuk bertanya karena melihat ekspresi Vico dari spion

mobilnya.

3. Tidak Ada Perasaan

“Aku tidak tertarik Kim” Jawab Vico singkat dengan ekspresi

malas.

Di sebuah ruangan di dalam Gedung Permana Grup

“Tuan nona Arini hari ini menghadiri presentasi di

Perusahaan Angkasa Grup, kembali ke kantor, pulang ke rumah pukul 9 malam,

dalam perjalanan ban mobil nona bocor, lalu Tuan Vico membantunya dan

mengantarkan nona Arini pulang dan nona sudah sampai di rumah jam 10 Tuan.”

Lapor mata-mata yang disewa Putra kakak Arini.

“Apakah mereka memiliki hubungan ?” tanya Putra pada

mata-mata tersebut.

“Sepertinya tidak tuan, nona Arini baru bertemu dengan Tuan Vico

saat presentasi dan dari ekspresi nona saat ditawari bantuan tidak terlalu dekat

dengan Tuan Vico.” Jelas mata-mata yang selalu membuntuti Arini dan setelah

Arini sampai di rumah dia akan melaporkan semuanya kepada Putra

“ Baiklah biarkan saja dulu, selama tidak mengganggu adikku

tidak masalah, Terima kasih atas informasinya, kamu bisa pulang dan istirahat.”

Jawab Putra lalu mematikan panggilannya.

Putra menyewa mata-mata tersebut tanpa diketahui orang

tuanya dan Arini dan selalu melaporkan apa pun yang dilakukan Arini dengan

sangat baik kepada dirinya.

Putra segera menyelesaikan pekerjaannya dan meninggalkan

kantornya untuk pulang ke rumah.

Pagi hari di rumah Arini

Arini yang baru bangun langsung menuju kamar mandi untuk

membersihkan diri lalu sholat dan lari pagi di jogging trek rumahnya. Putra

juga terlihat keluar untuk berlari pagi juga. Pagi itu Mamah dan Papah mereka

berada di Amerika untuk mengurusi bisnis sehingga tinggal mereka berdua di

rumah.

“Pagi kakakku tersayang, sudah sholat ?” Sapa Arini sambil

bertanya kepada kakaknya karena Putra memang jarang beribadah kalau papah

mereka tidak di rumah.

“Iya sudah , ayo lari-lari ?” Jawab Putra sambil menarik

tangan adiknya.

“Agenda kamu hari ini apa Arini ?” Tanya Putra kepada

adiknya sambil mereka berlari memutari rumah dan taman

“Mmmmm hari ini Arini menyelesaikan desain untuk firma hukum

“Kang&Han” lalu menunggu pengumuman dari Angkasa Grup untuk Tender yang aku

presentasikan kemarin sama paling ketemu Klien baru yang minta di desainkan

Rumah kak. Jelas Arini panjang kali lebar pada kakaknya

“ O kemarin bagaimana presentasinya ?” Tanya Putra kembali.

“ Lancar kak, siapa dulu... He....” Jawab Arini sambil

menepuk dada dan tertawa membanggakan dirinya.

“Iya iya adik kakak memang hebat, tapi kakak tidak yakin

kamu menang itu dek ?” Jawab Putra sambil meragukan kemampuan adiknya dan

mengacak rambut Arini.

“ Huh kakak ini habis memuji lalu menjatuhkan aku begitu

sih, disemangatin dong... “ Jawab Arini sambil memanyunkan bibirnya.

“ Iya iya cerewet “ Jawab kakaknya

“Kakak sendiri hari ini ngapain ?” Tanya Arini Pak kakaknya

“ Kakak mau urusin proyek perumahan sama mau ke pabrik buat

lihat bagaimana perkembangan produksi dek.” Jawab Putra menjelaskan

kegiatannya.

“ Oke kakakku sayang hati-hati, aku sudahan dulu ya

dahhhhhh” Pamit Arini meninggalkan kakaknya karena memang biasanya Arini hanya

berlari 3 putaran saja sedangkan putra lebih banyak.

Sesampainya di dalam rumah Arini Cooling Down dan mengambil

air untuk minum dan menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Setelah bersiap-siap dia menunggu kakaknya di meja makan.

Sudah menjadi kebiasaan keluarga ini kalau setiap pagi akan sarapan

bersama-sama ada atau tidak ada orang tua mereka. Tidak lama kakaknya turun

sudah menggunakan pakaian rapi siap untuk bekerja.

Di meja makan tidak ada pembicaraan karena memang saat makan

tidak dibiasakan untuk saling berbicara dalam keluarga itu, kecuali jika semua

sudah selesai menyantap makanannya masing-masing tidak lupa Putra memimpin doa

sebelum makan. Selesai makan Arini pamit pada kakaknya dan meninggalkan rumah

untuk berangkat ke kantor.

Putra pun segera berangkat ke kantor untuk menyelesaikan

tugas kantornya sebelum bertugas di lapangan. Putra mengelola perusahaannya dan

perusahaan keluarganya di dalam negeri selama orang tua mereka tidak ada.

Di rumah Vico

Terlihat rumah besar dan megah dimana sekretaris Kim sudah

menunggunya di depan rumah. Vico keluar untuk berangkat kerja.

“ Kim untuk proyek kita kali ini siapa saja yang akan

memenangkan tender ?”

Kim menjelaskan siapa saja yang memenangkan tender menurut tim

desain perusahaan mereka, sebelum disetujui oleh Vico termasuk perusahaan Arini

karena memang desain Arini sangat bagus dan unik walaupun semua perusahaan

tersebut tidak mendesain keseluruhan proyek tetapi akan dilakukan pembagian

untuk setiap bagian Bangunan tersebut pada beberapa perusahaan yang terpilih

dalam tender dengan di adakan rapat kembali untuk penetapan bagian mana saja

yang akan didesain perusahaan tersebut untuk proyek itu.

Terlihat Vico tersenyum mendengar penjelasan sekretaris Kim.

Sekretaris Kim yang melihat dari kaca spion heran terhadap senyuman tersebut,

karena memang Vico jarang sekali tersenyum, yang ada hanya wajah yang selalu

menampilkan tatapan dingin, tajam, menakutkan di setiap kesempatan kecuali saat

di depan rekan bisnis dan kamera karena tuntutan bisnis.

Sesampainya di kantor Vico langsung menuju Lift khusus CEO

yang langsung menuju ke ruangannya. Di dalam ruangannya dia memerintahkan

sekretaris Kim untuk memanggil pimpinan tim desain untuk membicarakan pembagian

desain setiap bangunannya.

Sekretaris kim lalu meninggalkan ruangan Vico dan menyuruh

sekretaris di luar ruangan untuk memanggil pimpinan tim desain. Sekretaris Kim

adalah sekretaris pribadi Vico dan tangan kanannya. Lalu sekretaris Kim kembali

masuk ke ruangan Vico dan berdiri di sampingnya. Tidak beberapa lama pimpinan tim

desain masuk ke ruangan Vico dengan sebelumnya mengetuk pintu ruangan Vico setelah

dipersilahkan staf tersebut masuk ke dalam untuk menemui Vico.

“ Silahkan duduk” sekretaris Kim mempersilahkan duduk

pimpinan tim desain tersebut.

Pimpinan tim desain pun duduk di sofa dan menunggu Vico

memulai pembicaraan.

“Bagaimana untuk pembagian desainnya ?” Tanya Rico memulai

pembicaraan.

Pimpinan desain pun menjelaskan keputusannya tentang

perusahaan mana saja yang mendesain bagian-bagian dari setiap bangunan proyek

tersebut beserta penjelasan untuk menguatkan pendapatnya. Vico hanya

mendengarkan sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Oke aku setuju, segera siapkan datanya untuk aku tanda

tangani, dan kapan meetingnya dilaksanakan ?” Vico bertanya pada pimpinan tim

desain.

“Untuk meetingnya jika Pak Vico sudah setuju saya akan

informasikan kepada seluruh perusahaan yang sudah terpilih untuk besok

meeting.” Jawab pimpinan tim desain.

“Oke Good, segera laksanakan dan kamu bisa meninggalkan

ruangan saya.” Vico senang dengan informasi tersebut.

Pimpinan tim desain itu lalu meletakkan map untuk

persetujuan rencana proyek tersebut di meja Vico lalu meninggalkan ruangan

Vico.

Dikantor Arini

Ting Ting

Terdengar suara notifikasi email perusahaannya berbunyi

Arini lalu membuka email tersebut dan membaca isinya.

“Alhamdulillah, Vivi kita menang  tender perusahaan Angkasa Grup” Arini

bersyukur dan berjalan ke meja Vivi sekretarisnya.

“ Alhamdulilah nona” Vivi pun ikut bersyukur atas informasi

tersebut.

Jangan lupa support Author ya biar semangat

Dengan like, comment, dan vote

Terima Kasih

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!