NovelToon NovelToon

Dusta Cinta Suami Durhaka

1. Budak cinta

Amzari sedang menyenderkan kepalanya di pangkuan Halimah sambil memejamkan kedua matanya.

Tanpa rasa gila ataupun jijik Halimah dengan telaten mengambil kotoran telinga Amzari dengan cottonbuds , kotoran di telinga Amzari cukup banyak, sepertinya sudah sebulan tidak dibersihkan.

Bibinya yang sedang melihat adegan tersebut hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat dua insan yang begitu bucin tersebut.

"Halimah,kamu sudah seperti istrinya Amzari saja ,sampai telinga nya saja dibersihkan,apakah kamu tidak merasa jijik?".

Tanya Bibi Marlina kepada Halimah.

"Aku kan cinta sekali dengan Amzari bi,dalam cinta sudah tidak ada rasa jijik tentang pasangan kita ,apapun itu aku akan dengan sukarela melakukan nya,iya kan bebeb?".

Halimah menjawab bibinya sambil mencubit hidung Amzari yang mancung.

Bibinya hanya bisa tersenyum kecil mendengar jawaban dari keponakan nya tersebut dan memilih untuk berlalu dari hadapan kedua insan yang tengah dimabuk asmara itu.

Kemudian Amzari meraih tangan Halimah kemudian menciumi punggung tangan Halimah tanpa menjawab Halimah.

Sudah delapan tahun Amzari dan Halimah berpacaran sejak duduk di bangku smp .

Kala itu Halimah yang masih cinta monyet menyatakan rasa sukanya duluan kepada Amzari. Ternyata Amzari pun merasakan perasaan yang sama dengan Halimah sehingga akhirnya mereka berpacaran hingga saat ini.

Hubungan mereka yang bisa bertahan selama delapan tahun pun tentunya tidak mudah dilalui mereka.

Mereka seringkali putus nyambung dan setelah itu mereka memutuskan untuk tetap bersama.

Apalagi sejak kepergian ayahnya Halimah yang meninggal ketika Halimah baru saja masuk ke sekolah SMA yang membuatnya terpaksa putus sekolah pada akhirnya.

Halimah hanya tinggal bersama ibunya yang seringkali sakit-sakitan pada akhir-akhir ini karena sudah usia tua .

Sementara satu-satunya kakak perempuan nya tinggal dijakarta dibawa oleh suaminya dan jarang sekali datang untuk sekedar melihat keadaan ibunya sehingga Halimah merasa tidak punya saudara.

Begitu sulit hidup yang dijalani oleh Halimah sehingga dengan hadirnya Amzari dihidupnya dianggap sebagai pelipur lara bagi Halimah.

Sudah banyak hal yang dilalui oleh Halimah bersama Amzari sehingga Halimah rasanya tidak bisa hidup tanpa Amzari.

Sedih suka tangis dan tawa mereka sudah lalui semuanya.

Apalagi kedua orang tua belah pihak Telah mengetahui hubungan keduanya dan mereka setuju-setuju saja karena Halimah adalah wanita yang baik dan berbakti kepada ibunya.

"Kalian sudah berpacaran selama delapan tahun.. jadi kapan kalian menikah?".

Tanya Bibi Marlina kepada Halimah saat Halimah sedang menyendokan nasi kedalam piring.

"Doakan saja bi,aku juga maunya tahun sekarang sih, soalnya sudah ga enak rasanya jadi bahan gunjingan tetangga terus. Pacaran lama kok gak nikah-nikah.. aku juga sudah bosan mendengar celotehan tetanggaku itu makanya mendingan main kerumah bibi yang masakannya enak sekali.. ".

Ucap Halimah dengan nada bicara yang centil sambil mengambil sayur asem yang tersaji di meja makan bibinya tersebut.

"Tapi kamu belum melakukan hal diluar batas dengan Amzari kan?".

Tanya Bibi Marlina dengan nada bicara yang terdengar khawatir.

"Tenang saja bi.. aku masih perawan ting-ting kok,aku juga tidak ingin ayahku di alam sana menangis melihat tingkahku yang kelewat batas".

Ucap Halimah tenang sambil mengusap punggung bibinya tersebut.

"Ya sudah.. bibi percaya kok kamu adalah wanita yang baik yang bisa menjaga kehormatanmu. Sekarang kamu makan dulu gih, terus pulang, jangan lama-lama disini. Ingat ya.. bibi bukan bermaksud mengusirmu tapi kasihan pada ibumu dirumah tidak ada yang menemani".

Tutur bibi Marlina kemudian.

"Siap bibiku yang paling pintar masak".

Ucap Halimah sambil tersenyum kemudian melangkah kan kaki ke halaman rumah bibinya yang terlihat asri dengan ditumbuhi berbagai macam pepohonan sehingga Halimah sangat betah berada dirumah bibinya tersebut sampai lupa Waktu.

Tidak lupa pula Halimah menyuapi Amzari dengan nasi dan sayur asem masakan sunda bibinya yang rasanya sangat lezat dilidah keduanya.

"Ehm.. enak sekali rasanya sayur asam ini. Apalagi kekasihku yang paling cantik yang menyuapinya".

Ucap Amzari sambil menikmati suapan dari kekasihnya tersebut.

"Iya,bibiku memang pandai memasak apapun dan pandai menyenangkan suaminya diranjang sampai anaknya saja sudah lima hahahah".

Ucap Halimah sambil tertawa terbahak-bahak.

Halimah sudah tidak memiliki rasa malu lagi ketika sedang berhadapan dengan Amzari karena mereka sudah bertahun tahun bersama sehingga tidak ada kecanggungan diantara mereka berdua.

Amzari pun membalas ucapan Halimah.

"Kamu bisa saja, kamu juga harus bisa menjadi wanita yang menyenangkan suamimu nantinya" .

"Ya pasti, bibi sudah mengajarkan banyak resep masakan padaku,cara membuat sambal yang enak, cara membuat sayur lodeh,ayam bakar,dan lain-lain. Nanti juga kalau aku sudah jadi istrimu aku tidak akan kalah jago masak dari Bibi Marlina ".

Ucap Halimah dengan penuh percaya diri.

"Sayangku ini, ternyata sudah berusaha keras ya".

Ucap Amzari sambil mencium kening Halimah.

"Hey hey hey.. halalin dulu dong,main cium -cium aja.. jangan sampai kebablasan ya kau Amzari".

Teriak bibi Marlina yang ternyata sedang mengintip dibalik jendela kamarnya.

"Insya Allah tahun ini kok bi".

Ucap Amzari dengan entengnya.

Halimah pun sontak terkejut mendengar perkataan dari Amzari karena sebelumnya Amzari tidak pernah membahas soal pernikahan terhadap dirinya.

Setiap kali Halimah meminta kejelasan dari hubungan ini Amzari selalu mangkir dengan dalih uangnya belum cukup untuk melakukan pesta pernikahan.

Sehingga Halimah sudah bosan untuk mempertanyakan hal tersebut.

Namun rasa nyaman yang ia dapatkan saat sedang berduaan dengan Amzari membuat nya Terus bertahan meskipun hubungan keduanya belum jelas arah dan tujuannya.

Karena itulah Halimah tidak terlalu senang saat Amzari mengucapkan kata tersebut kepada bibinya yang hanya dianggap nya sebagai kalimat penenang.

"Aku mau mencuci piring dulu membantu bibi didapur".

Ucap Halimah sambil mengangkat piring yang sudah tidak tersisa nasi sebutir pun.

"Iya sayangku cintaku".

Ucap Amzari sambil kembali mengisap rokoknya.

Halimah kemudian menuju dapur bibinya untuk membantu meringankan pekerjaan rumah tangganya karena sudah numpang makan dirumah bibinya tersebut.

"Lalu kapan Amzari akan segera melamar ku? Hanya bisa omong kosong saja. Bagaimana kalau nanti bibi Marlina bilang ke anggota keluarga yang lain kalau tahun ini aku dan Amzari akan menikah sementara nyatanya dia belum mempersiapkan apa-apa".

Gumam Halimah sambil menambahkan sabun ke spons cuci piring yang tengah dipegangnya.

"Loh kok malah ngelamun? Jangan ngelamun nanti juga ngalamin".

Ucapan bibi Marlina mengejutkan Halimah yang sedang bengong sambil mencuci piring tersebut.

"Nggak kok bi, aku sedang merasa kesal saja kepada Amzari yang hanya bisa berjanji untuk segera menukahiku tapi nyatanya dia selalu bilang kalau uangnya belum cukup untuk melamarku. Padahal tidak apa-apa jika pernikahan ku nanti diadakan dengan sederhana saja yang penting kan sah".

Ucap Halimah dengan sedih.

"Loh? Kenapa harus kesal? Itu tandanya kamu berharga, buktinya Amzari sampai delapan tahun masih saja bersama denganmu dan dia bilang kalau sedang mengumpulkan uang untuk pesta pernikahan kan? Tunggu saja.. nanti juga kalau kalian berjodoh kalian pasti akan menikah ".

Ucap bibi Marlina sambil menenangkan keponakan nya tersebut.

Bersambung....

2. Cinta adalah sebuah tanggungjawab

"Dalam pernikahan,yang terpenting itu adalah tanggung jawab. Berani berbuat berani bertanggung jawab.

Kejujuran, keikhlasan,dan rasa saling menerima satu sama lain Halimah..

Kalau kamu sudah melihat itu semua pada Amzari,buat apa ditunda-tunda lagi?

Sesungguhnya perbuatan yang baik jangan ditunda-tunda".

Ucap bibi Marlina dengan lembut.

"Ternyata Arti pernikahan luas juga ya,".

Ucap Halimah dengan polos.

Halimah selalu merasa bahwa Amzari adalah tipe ideal baginya karena selama ini hanya Amzari yang tahu cerita kelam bagaimana ayahnya Halimah pergi meninggalkan ibunya Halimah sampai akhirnya ayahnya Halimah meninggal dunia.

Amzari pun menerima Halimah apa adanya dan selalu memaklumi keadaan Halimah,dan selalu berbicara dengan nada lembut kepada Halimah,sehingga semakin hari cinta Halimah kepada Amzari semakin bertumbuh.

"Halimah,dalam pernikahan tidak ada yang akan mudah seratus persen. Kamu harus menjadi wanita yang kuat. Ujian hidup dalam rumah tangga pasti akan selalu ada. Entah itu dalam segi ekonomi,atau yang lainnya. Harus juga dilandasi dengan iman yang kuat supaya tidak mudah goyah begitu saja.

Kamu bisa lihat sendiri kan berapa banyak orang yang cerai di usia pernikahan yang masih muda. Masih seumur jagung.

Karena itulah kamu harus bisa mengimbangi keadaan.

Selama masalahnya bukan perbuatan KDRT, apalagi selingkuh, kalau dia masih menyayangi kamu dan menafkahi mu lahir dan batin kamu tidak usah khawatir".

Lanjut bibi Marlina.

"Terimakasih bibi atas ilmu nya,aku sangat senang sekali punya bibi yang pengertian seperti bibi".

Ucap Halimah sambil memeluk bibinya dengan erat.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam Amzari dan Halimah pun berpamitan kepada bibi Marlina untuk segera pulang.

"Terimakasih bibi atas jamuan nya yang lezat,nanti kami main kesini lagi ya".

Ucap Amzari dengan sopan sambil mencium punggung tangan bibi Marlina.

"Kalian hati-hati dijalan ya, jangan ngebut bawa motornya Amzari. Jaga keponakan bibi baik-baik.".

Ucap bibi Marlina sambil melambaikan tangan pada kedua insan tersebut .

" Bibi mu itu cerewet sekali ya,tapi orang nya seru".

Ucap Amzari sambil menyalakan mesin motornya yang berisik.

"Walaupun begitu beliau bibiku yang paling baik lho..".

Ucap Halimah sambil membetulkan kancing jaket Levis yang tengah dipakainya.

Sepanjang jalan menuju rumah Halimah , Amzari terus saja mengendarai sepeda motor nya dengan ugal-ugalan.

Akan tetapi Halimah yang sudah biasa dengan hal tersebut malah terlihat biasa saja bahkan malah memeluk Amzari dengan erat agar tidak terjatuh dijalan.

"Kapan ya dia berubah untuk tidak membawa motornya dengan ugal-ugalan lagi".

Gumam Halimah.

Sementara itu Amzari yang tengah mengendarai sepeda motor dengan kecepatan yang sangat tinggi begitu tertarik saat melihat belahan bokong seorang wanita yang tersibak angin yang persis melintas didepan matanya sehingga Amzari pun mengurangi kecepatan berkendara nya.

"Uuh.. mantap sekali pantatnya,kalau digoyang pasti sedap itu".

Ucap Amzari dengan pelan.

Sayangnya Halimah yang tengah dibonceng oleh Amzari tidak mendengarkan perkataan Amzari sama sekali karena suara angin yang menggema ditelinga nya .

Setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit akhirnya sampailah mereka didepan rumah Halimah yang persis berada di tepi jalan yang suasananya sudah sepi karena sudah tidak terdapat angkutan umum yang lewat di malam hari.

"Sayang?".

Ucap Halimah kepada Amzari.

"Iya sayang kenapa?".

Tanya Amzari.

"Kamu serius dengan ucapan mu kepada bibi Marlina tadi?".

Tanya Halimah kembali.

Amzari terdiam sejenak sambil menghela nafasnya karena sudah benar-benar bosan mendengar kan ucapan Halimah yang itu-itu saja.

"Kenapa? Kamu mau berbohong lagi? Aku capek beb..tidak ada kejelasan dalam hubungan kita".

Ucap Halimah sambil membantingkan pintu depannya.

"Kamu sabar dong, semuanya butuh proses. Tidak ada yang instan di dunia ini mah".

Ucap Amzari sambil menyusul Halimah kedalam rumahnya.

Sementara Ibu Hannah ibunya Halimah hanya bisa mendengar pertengkaran kecil antara Halimah dan Amzari yang sudah dinilai biasa di pendengaran nya.

"Baiklah.. tunggu saja, secepatnya aku akan segera melamar dirimu Halimah".

Ucap Amzari sambil memeluk tubuh Halimah yang agak berisi karena Halimah selalu makan banyak sehingga tubuhnya sekarang lebih berisi.

"Janji ya.. jangan bohong terus,aku tidak suka".

Ucap Halimah sambil meneteskan airmata sebagai senjata nya agar Amzari menjadi lemah.

"Iya sayang aku berjanji, doakan saja semoga aku bisa menepati janjiku tahun ini".

Ucap Amzari.

Setelah itu mereka berdua berpelukan cukup lama setelah itu Amzari berpamitan untuk pulang kerumahnya.

Sementara ibu Hannah baru mau keluar dari kamarnya setelah Amzari benar-benar pergi.

"Loh? Ibu belum tidur?".

Tanya Halimah kepada ibunya tersebut.

"Belum,ibu belum ngantuk. Ada apalagi sih kalian, hampir tiap hari kerjanya berantem terus.".

Tanya ibunya Halimah.

"Amzari tuh, keceplosan didepan bibi Marlina katanya akan segera menikahi ku dalam waktu dekat ini. Aku tidak mau dijanjikan janji palsu lagi bu,sudah malu aku diledek tetangga terus ditanya kapan kawin. Aku langsung marah lah kepada Amzari ".

Ucap Halimah .

"Oh. Itu penyebab nya. Emang nya kamu tetap mau dengan Amzari saja? Tidak mau sama yang lain saja begitu?".

Tanya ibu Hannah kepada Halimah.

"Ibu apa-apaan sih,ibu kan tahu selama delapan tahun ini hanya Amzari yang menjadi duniaku setelah ayah pergi meninggalkan kita. Aku sudah tidak bisa mencintai laki-laki yang lain bu, aku hanya ingin hidup bersama dengan Amzari saja".

Ucap Halimah dengan tegas.

"Ya sudah kalau itu memang mau mu, Ibumu ini pasti akan merestui mu beserta Amzari.

Ibu harap kamu tidak akan menyesal Dengan keputusan mu nanti nak, janganlah seperti kakakmu Badriah yang kawin cerai kawin cerai saja kerjanya. Ibu sudah menanggung cukup banyak rasa malu karena ulah kakakmu itu,jangan sampai kamu mengulangi hal yang sama".

Ucap bu Hannah dengan seksama.

"Jadi apakah ibu meragukan cintanya Amzari kepadaku? Begitu kah?".

Tanya Halimah dengan nada yang tinggi ke ibunya.

Baru kali ini Halimah berani berbicara dengan nada tinggi begitu karena ibunya sudah menilai Amzari dengan seenaknya.

"Ibu tidak berkata begitu nak, tapi hanya waktu yang akan menjawabnya. Ibu hanya meminta kamu berhati-hati agar kamu tidak bernasib sama dengan ibu yang diselingkuhi oleh ayahmu dan tidak pula bernasib sama dengan kakakmu yang selalu kawin cerai. Ibu sungguh sangat menyayangi dirimu karena bagi ibu kamu adalah satu-satunya harta ibu yang paling berharga nak".

Ucap ibu Hannah yang membuat Halimah secara tidak sadar langsung meneteskan airmata nya.

"Maafkan aku bu,karena tadi sudah berbicara agak kasar kepadamu.

Kuharap semua yang akan terjadi tidak akan membuat mu bersedih kembali bu,aku percaya pada Amzari dia akan menjadi kepala rumah tangga yang baik untuk ku nantinya. Aku hanya ingin meminta doa dan restu dari ibu saja karena di dunia ini aku hanya mempunyai ibu dan Amzari saja".

Ucap Halimah sambil memeluk erat ibunya yang tengah demam tersebut.

"Aku berjanji, setelah menikah nanti aku akan terus mengurus ibu dan ibu tidak boleh berada jauh dariku .

Selama aku masih ada, tidak boleh ada yang membawa ibu pergi jauh dari hidupku".

Ucap Halimah di pelukan ibunya.

Bersambung...

3. Tunangan

Senyuman Halimah terus saja merekah ketika Amzari tengah memasangkan cincin tunangan.

Kini sebuah cincin manis telah melingkar dijari Halimah malam itu dengan diiringi oleh riuhnya suara tepuk tangan yang meriah dari kedua pihak keluarga.

Dan pernikahan mereka akan diselenggarakan sebulan pasca pertunangan tersebut.

Awalnya Halimah tidak pernah menyangka bahwa rasanya akan sebahagia ini.

Berkali-kali Halimah terus saja mencubit pipinya sendiri agar bisa meyakinkan dirinya bahwa semua ini bukanlah mimpi .

Apalagi berkat berita pertunangan Nya, akhirnya sang kakak Badriah pun pulang dengan ketiga anaknya yang dimana anak pertamanya masih sebaya dengan Halimah,yaitu Astuti, disusul dengan anak keduanya yang berumur tidak jauh berbeda dengan Halimah dan Astuti yaitu Naufa yang pendiam dan pemalu dan satu lagi si bungsu laki-laki yang bernama Dory.

Halimah pun merasa sangat senang karena pada saat pertunangan semua anggota keluarga nya hadir dirumahnya yang ternilai sederhana tersebut.

"Akhirnya kamu resmi juga dipinang oleh Amzari".

Bisik salah satu saudara dari Halimah.

Halimah pun hanya menanggapi nya dengan tersenyum manis.

Sementara itu Amzari terlihat sedang menelpon seseorang diluar rumahnya Halimah sedangkan semua keluarga sedang memakan makanan yang sudah tersedia di meja prasmanan .

Akan tetapi Halimah tidak menyusul Amzari keluar karena tidak ingin menggangu privasi Amzari. Bahkan selama berpacaran delapan tahun belakangan ini Halimah tidak pernah tahu apa password handphone nya Amzari.

Berbeda dengan Amzari yang mengetahui semua password bahkan sandi email yang ada pada Handphone nya Halimah.

"Halimah,kakak ipar sedang menelpon siapa? Lama sekali diluar nya, apakah ia tidak merasa lapar?".

Tanya Hilda salah satu adik sepupu dari Halimah.

"Biarkan saja dia, mungkin dia sedang menelpon konsumen nya yang ingin menanyakan tentang cat duco".

Jawab Halimah dengan tenang.

Padahal sebenarnya Halimah pun ingin mengetahui siapakah sosok yang ditelpon oleh Amzari tersebut akan tetapi Halimah mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada Amzari karena takut Amzari akan menilai nya sebagai wanita yang posesif karena pada dasarnya Amzari tidak suka dikekang.

Baru saja Halimah akan memasuki kamarnya, tiba-tiba Amzari menghampiri dan memanggil nya.

"Halimah, sayangku,aku punya berita baik untukmu".

Ucap Amzari dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa itu sayang?".

Tanya Halimah dengan penasaran.

"Temanku yang baru pulang dari Brunei akan membiayai biaya dekorasi pernikahan kita sayang, sehingga uang yang kuberikan padamu bisa cukup untuk menjamu tamu".

Ucap Amzari dengan senang.

"Siapa sayang?aku lupa lagi nama temanmu itu ".

Tanya Halimah dengan bingung.

"Itu loh si Andre ,temanku yang kaya raya itu".

Tutur Amzari.

"Oh iya, Ya Allah baik sekali ya temanmu yang bernama Andre itu. Ucapkan lah banyak terimakasih padanya ,juga salam dariku sayang".

Ucap Halimah dengan senang.

Setelah acara pertunangan selesai Amzari dan anggota keluarga nya pun pamit kepada ibu Hannah dan setelah saling bersalaman mereka pun akhirnya pulang.

"Halimah, kamu harus menjadi wanita yamg kuat seperti ibu ya,jangan bernasib seperti diriku yang mempunyai tiga anak dengan tiga ayah yang berbeda pula".

Ucap Badriah pada Halimah.

"Aku janji aku tidak akan berkawin cerai seperti kakak,aku tidak ingin membuat ibu sakit karena memikirkan aku, seperti apapun rumah tangga ku nantinya ".

Ucap Halimah dengan penuh percaya diri.

"Kamu sebegitu yakin nya ya terhadap si Amzari itu. Ingat Halimah, semua lelaki itu kelemahan nya pasti di mata dan sangat pintar berbohong dengan lidahnya. Kamu harus tetap hati-hati dengan Amzari meskipun kalian sudah berpacaran selama delapan tahun".

Ucap Badriah menakut-nakuti Halimah.

"Kakak jangan menakuti ku begitu dong, aku percaya kok pada Amzari. Bahkan batin kita sudah sangat terikat."

Ucap Halimah dengan mantap.

"Yaa yaa yaa sekarang kamu bisa berkata seperti itu karena tengah dimabuk cinta nya Amzari. Tapi lihat saja setelah menikah. Kamu akan merasakan nya sendiri.".

Ucap Badriah sambil menyuapi buah kepada anaknya.

"Sudah sudah .. kalian ini baru saja bertemu setelah sekian lama, sudah berdebat seperti itu. Badriah. Ucapan itu doa, kamu tidak boleh bilang hal yang sembarangan kepada adikmu. Doakan saja yang terbaik bagi Halimah dan Amzari untuk kedepannya.

Ibu tidak mau melihatmu bertengkar dengan adikmu. Hiduplah dengan rukun."

Ucap ibu Hannah.

Badriah yang mendengar perkataan dari mulut ibunya hanya cuek sambil berlalu ke dapur untuk mengambil air minum tanpa menjawab apapun.

Sementara itu Halimah kembali masuk ke kamarnya untuk menghapus make up nya yang dirasa ketebalan.

Dengan perlahan Halimah mengusapkan kapas yang sudah basah dengan make up remover ke wajahnya sambil menghadap ke sebuah cermin yang berukuran tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil yang terpajang di jendela kamarnya.

Hatinya seperti ingin meledak karena merasa sangat senang sekali setelah delapan tahun penantian akhirnya Amzari melamar nya juga.

Setelah selesai membersihkan wajahnya Halimah kemudian membuka satu per satu hampers lamaran yang diterimanya dari Amzari.

Halimah membuka satu persatu hampers tersebut dengan sangat teliti dan hati-hati.

"Ciee pengantin"

Ucap Astuti dari balik pintu kamar.

"Eh Astuti,sini masuk,".

Ucap Halimah dengan lembut.

"Akhirnya setelah delapan tahun berpacaran, tidak seperti mencicil rumah KPR lagi dong hahaha"

Ucap Astuti sambil tertawa terbahak-bahak.

"Kamu bisa saja,lalu kapan pacarmu akan melamar mu?".

Tanya Halimah yang membuat Astuti langsung terdiam.

"Aku sih Santai,yang penting tante ku ini akan segera melangkah ke pelaminan terlebih dahulu".

Ucap Astuti sambil ikut membuka hampers lamaran tersebut.

"Oh iya tante aku boleh bertanya sesuatu tidak?".

Tanya Astuti kepada Halimah yang tengah sibuk melipat kain yang berserakan di tempat tidurnya.

"Iya. Apa?".

Jawab Halimah dengan cepat.

"Apakah selama berpacaran Amzari pernah melirik wanita lain? Atau berselingkuh gitu?".

Tanya Astuti dengan sangat penasaran.

"Astuti.. hampir semua lelaki suka akan keindahan. Aku tahu kok kalau Amzari pasti suka melirik wanita cantik dan sexy diluar sana. Tapi setelah kupikir kembali.. wanita cantik dan sexy itu banyak,tapi yang mau bersama dia cuma aku saja kan? Jadi bagiku tidak masalah ketika Amzari melihat keindahan diluar sana asalkan jangan berpaling dariku".

Ucap Halimah dengan santai.

"Oooh.. jadi begitu. Syukurlah kalau Amzari tidak pernah selingkuh darimu ".

Ucap Astuti dengan lega.

"Memangnya ada apa kamu bertanya seperti itu?".

Tanya Halimah kepada Astuti.

"Ehm... Tidak apa-apa aku hanya ingin tahu saja rasanya pacaran selama itu, Tante benar-benar wanita yang sangat kuat dan tegar ya".

Ucap Astuti sambil berlalu keluar dari kamarnya Halimah yang sederhana tersebut.

Sebenarnya yang ingin Astuti katakan dan tanyakan bukanlah seperti dialog barusan.

Astuti merasa janggal terhadap Amzari yang pandangan matanya terus saja tertuju pada adik perempuannya ,yaitu Naufa.

Apalagi Naufa memiliki bentuk tubuh yang bagus dan berkulit putih yang putihnya tidak jauh dari Halimah.

Tetapi entah mengapa Halimah sepertinya tidak menyadari tatapan nakal Amzari pada Naufa karena hanya berfokus pada tamu yang datang sehingga hanya Astuti yang memergoki Amzari yang tengah menatap Naufa dengan tatapan yang sulit diartikan .

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!