Cinta Anak Sekolah
Lebih baik kita putus
Dodit
"Lu bisa kan nemenin gua nonton kangen band besok"
Nita
(Menghirup udara dalam dalam) "Sori Dit, gua besok ada prakerin di RS Siloam
Dodit
(Dengan wajah cemberut, dan bibir manyun) "Gue cuman minta lu nemenin gua sehari doang gak lebih, setelah itu lu bebas mau ngapain aja terserah"
Nita
"Tapi Dit,gue gak mau dapet nilai E, lagian besok tuh hari pertama gua magang, gue gak mau dapet kesan buruk dari dosen"
Dodit
"Ya udah deh, kalau itu mau lo, gue gak bakal maksa"
Usai berkata seperti itu lelaki itu pergi begitu saja, tapi belum sampai lima langkah tangannya lamgsung dipegang Nita
Nita
" Oke gue bakal temani kamu nonton tapi janji ya cuman sekali "
Dodit
( tersenyum dan memeluk tubuh Nita)
Selang sehari di sebuah...
Seorang lelaki berpakaian PGRI berwarna biru berteriak dihadapan mahasiswa yang tengah apel pagi
Pak Broto
"Bagi Mahasiswa yang kemarin tidak ikut prakerin silahkan menghadap saya di kantor rektorat, kalau sampai ketahuan alpha lebih dari tiga jangan salahkan saya jika dapat nilai E
Ternyata banyak mahasiswa yang mengantri untuk mendapat pembinaan. Salah satunya seorang gadis manis berkulit kuning langsat. tubuhnya makin cantik dengan balutan kemeja kuning dan rok hitam
Tiga jam kemudian saat ia berada di kantin seseorang menepuk bahunya, sepontan ia menoleh
Adit
"Tumben lu dihukum, gara gara nonton kangen band?
Nita
( tak menjawab dan hanya menundukkan kepala)
Adit
"Kan daridulu sudah kubilang,lelaki seperti itu mah otaknya cuma main melulu
Tak lama kemudian pria itu pergi. Tinggal Nita sendiri yang mengotak atik hp. Dicobanya menelpon Dodit. Jawaban yang keluar sama.
Maaf nomor yang anda hubungi tidak sambung. Silahkan hubungi lagi atau tinggalkan pesan
Fatimah
"Assalamu'alaikum antum tidak ikut kuliah pak Broto kah"
Nita
(Terkejut dan balik menatap gadis berjilbab itu dan tak lama kemudian menepuk jidat) "Oh iya hampir lupa, makasih banget ya"
Ia pun buru buru ke Gedung kuliah, sesampainya disana sudah ada seorang lelaki tua memakai kemeja kotak kotak sedang berdiri di depan kelas
Pak Broto
"Selamat pagi, hari ini bapak ingin tahu apa yang sudah kalian pelajari selama prakerin kemarin. Silahkan kalian bedah mayat itu dan laporkan penyebab kematiannya"
Nita
Duduk termenung, pikirannya benar benar blank. Andai saja ia ikut prakerin kemarin. pasti tidak seperti ini. pikirnya
Adit
"(berbisik)Bedah kulit dada hingga uterus Nit, lalu ambil organ dalamnya"
Nita
Gadis itu mulai menyayat kulit pasien. ia mengambil pisau cutter lalu disayat nya kulit mayat lelaki itu mulai dari rongga dada hingga uterus. lalu tangannya yang sudah dilapisi sarung tangan putih itu membedah organ dalam mayat. dibedahnya, paru paru, limpa, usus
Adit
"Lu timbang organ dalam itu, lalu lu catat"
Nita
Ia pun bisa buru buru memasukkan organ dalam itu ke dalam plastik putih, berjalan ke bangku depan. Didepan, sudah ada beberapa mahasiswa yang berbaris untuk menimbang organ dalam ke meja pak dosen
Pak Broto
"Menurutmu apa penyebab kematian pria itu"
Nita
"Menurut saya kematian pria itu karena keracunan nikotin pak"
Pak Broto
"Darimana kau tahu"
Nita
(Menunjukkan limpa yang berwarna kehitam hitaman) " Bapak pasti tahu, paru paru orang perokok berat berwarna hitam seperti ini"
Nita
(Menghirup nafas lega)
Tak lama bel berbunyi, para mahasiswa langsung berkemas, Nita langsung berkata pada pria yang memakai jaket hitam dan memasukkan buku ke tas
Nita
( Berkata sambil menutup kedua telapak tangan)"Gimana kalau lo, gue traktir di kantin, mau ya, please"
Mereka berdua duduk di meja panjang. disamping mereka berdua, mahasiswa lelaki perempuan duduk memakai lengan panjang berwarna putih dipadukan dengan celana dan rok berwarna hitam
Nita
( Membuka buku anatomi kedokteran yang lebar banget) Dit lo tahu soal penyakit dalam, aku enggak mudeng soal penyakit jantung?"
Adit
"Bagian mana yang nggak paham"
Nita
"Perbedaan antara penyakit jantung koroner dan gagal jantung, ciri cirinya semua sama"
Adit
"Kalau jantung koroner itu gejalanya nyeri dada hingga sesak nafas, tapi kalau gagal jantung itu gejalanya sesak nafas yang semakin berat"
Nita
"Ngomong doang sih mudah, tapi pas praktek di lapangan susah banget membedakannya, apalagi pas ada pasien kritis"
Adit
( tersenyum) "Iya juga sih"
Dodit
"Itu karena penyebabnya yang beda. Jantung koroner disebabkan penyempitan pembuluh darah sedangkan gagal jantung penyakit bawaan"
Nita
( Bete) orang ini siapa sih, nyelonong aja. pikirnya
Adit
"Kalau gitu gue permisi dulu ya"
Nita
"Elu jadi orang kok gak punya sopan santun sama sekali sih Dit, nyela pembicaraan orang gitu saja
Dodit
( Berbicara sambil mengoles sambal ke tahu goreng)"Lah emang dia siapa, ortu bukan, cuman teman biasa. Kok minta dihormati"
Nita
"Meski dia itu cuma teman, tapi tetep saja gak boleh nyela pembicaraan orang"
Dodit
( Memandang Nita dengan tajam) " Oh jadi gua mesti diem saja melihat kamu bermesraan dengan Adit"
Nita
(Menatap langit langit kantin sambil tertawa) "Jadi ceritanya lu sekarang lagi cemburu bang"
Dodit
(dengan bibir manyun dia berkata) "Lah siapa yang gak cemburu kalau liat ceweknya berduaan dengan lelaki lain"
Nita
"Bang Dodit, apa sih yang enggak buat lu, mulai dari nemenin nonton ampe bikin tugas makalah selalu kita buat berdua"
Dodit
"Tapi kan,kalau lu gak mudeng bisa tanya ke gue. Bukan ke orang lain"
Nita
(Tersenyum dan setengah meledek) "Tanya ke elu, lha wong semester kemarin aja makul dasar dasar ilmu alam elu dapat D"
Dodit
(Menggebrak meja) "Oh jadi menurut lu kasih sayang gue ini gak tulus, karena ada maunya gitu"
Nita
"Bukan begitu Dit tapi... "
Nita
Ia hendak berkata lagi tapi urung karena percuma saja, Dodit mah kalau sudah marah gak bakal mau menerima penjelasan orang lain
Fatimah
"Ada apa dek, kok mbak perhatikan dari sore tadi kamu bengong terus"
Nita
( menghela nafas panjang) " Gue lagi ada masalah sama cowok gue Fat"
Fatimah
"Masalah apa, lu mergokin cowokmu selingkuh"
Nita
"Gue ngerasa udah gak sayang lagi sama dia. Apa apa sekarang gue musti turuti, mulai dari nonton konser sampai ngerjain tugas kuliah. Gue rindu masa masa jomblo dulu, bisa bebas kemana aja bareng temen temen"
Fatimah
"Gua kata juga apa, pacaran itu cuman ngerugiin kaum hawa. sekarang lu ngerasa terkekang kan"
Fatimah
"Sementara si cowok bebas berkeliaran dan bergaul sama cewek lain, kita disuruh jadi cewek setia atas nama cinta. Mending nikah aja, kalo udah nikah, bebas dari rasa cemburu cowokmu itu"
Nita
Cuman bisa bengong dan berpikir, apa bener yang cewek ini katakan?
Fatimah
"Lu pasti nggak percaya dengan apa yang gue katakan, kalo lu gak percaya silahkan lo cek sendiri"
Nita
Didorong rasa penasaran ia pun menuju rumah kos Dodit, tapi ternyata....
pak kos
"Belum pulang dari kampus mbak"
Nita
Batinnya bertanya tanya kemana anak itu pergi, HP dihubungi gak akif lagi. Selang berapa lama hpnya bergetar
Adit
"Nit, lu bisa ke askum, gue butuh bantuan buat bikin proker HMJ Bahtera"
Nita
sesampainya di restaurant, ada seorang anak lelaki memakai jaket HMJ berwarna kuning melambaikan tangan. Ia mendekat
Adit
"Jadi gini, gue mau minta tolong, bisa ya lu wawancarai pak walikota Dedi Mulyanto. Soalnya temen gue yang ngerjain tugas ini sakit"
Nita
( mau menjawab tapi pandangan matanya bersitubruk dengan wajah seorang cowok berkulit kuning langsat.) Pastilah dia Dodit. Anak itu tengah berduaan dengan seorang cewek berkulit putih dan berambut pirang. Tanpa banyak cakap, ia mengambil kursi dan duduk dibelakangnya
Dodit
"Untuk kegiatan mapala minggu depan, saya mau kegiatan dilakukan di gunung Rinjani"
Dewi
" Janganlah kak, masak ke gunung Rinjani, mbok ya sekali kali arung jeram ke sungai gitu"
Dodit
"Okelah kalau begitu, untuk cewek secakep kamu, apa sih yang tidak"
Nita
( Matanya berkaca kaca, dengan suara keras ia berkata) " Oh gitu ya Dit, jadi begini kelakuanmu selama ini, gue kira lo cowok setia tapi gak tahunya... "
Dodit
( Berlari mengejar Nita, dan menggenggam tangannya) " Nit, tunggu, gue bisa jelasin semua. Ini cuman salah paham"
Nita
(Menangis terisak isak) " Njelasin apa lagi sih bang, jelas jelas abang suka dengan wanita itu"
Dodit
" Nit, hubungan gue ama Dewi tuh cuman sebatas temen"
Nita
"Udah deh bang, aku udah capek sama abang. Mending kita gak usah berhubungan selama tiga puluh hari"
Dodit
Shock dan terdiam diri beberapa saat lamanya, hingga hp bergetar
Ibu Dodit
"Dit, ayahmu masuk rumah sakit dit, kamu bisa pulang kampung nak, ibu butuh bantuanmu"
Musibah
Dodit
"Bagaimana keadaan bapak"
Ibu Dodit
"Kata dokter bapakmu stroke dan sekarang koma"
Dodit
menghela nafas panjang, kepalanya melihat ranjang pasien. Ada seorang lelaki berambut putih diinfus. alat pengukur detak jantung memonitor denyut nadi pasien itu
Ibu Dodit
"Kata perawat,biaya pengobatan sebesar lima juta rupiah. Dit ibu bisa utang sama kamu"
Dodit
"Duitnya gak ada bu, tapi tenang saja nanti Dodit carikan Hutangan buat biaya pengobatan bapak"
Dewi
(menepuk pundak Dodit) "Tumben ngelamun pagi pagi begini. Ada apa"
Dodit
" Ayah gue koma di rumah sakit, biaya pengobatannya sekitar lima juta rupiah "
Dewi
( beranjak pergi dan tak lama datang kembali) "Nih duit buat pengobatan babe lu"
Dodit
"Sori Nit, gua bukan pengemis yang harus lu kasihani"
Dewi
"Gue nolong lo tanpa mengharap imbalan,semua ikhlas karena Allah"
Dodit
"Gue mau terima duit lu dengan satu syarat, gue harus bekerja dan lu jadi bosnya, deal? "
Dewi
"Deal, dan mulai hari ini lu jadi sopir gue"
Dodit
"Siap bos, jadi mau ke mana nih"
pak Hasan
"Darimana saja kamu"
Dewi
(menundukkan kepala) "Kuliah yah"
pak Hasan
"Berapa nilai ujianmu Toefelmu kemarin"
Dewi
(menyerahkan selembar kertas pada pak Hasan)
pak Hasan
"Kamu cuman dapet B plus"
Dewi
"Kan test toefel itu bukan prasyarat utama ketrima kerja yah"
pak Hasan
"Alasan saja,pokoknya mulai sekarang kamu musti les bahasa Inggris tiap sore,ngerti"
Dodit
( membatin, orang ini galak amat, cuman karena toefel dapet Nilai B plus saja udah kebakaran jenggot)
Dewi
"Baik, syaratnya Dewi terima, tapi Dewi boleh dapet sopir pribadi kan yah, janjinya kalau Dewi berhasil masuk UI,papi bakal ngebolehin Dewi punya sopir pribadi"
pak Hasan
(balik badan) "Terserah"
keesokan paginya, saat keluarga pak Hasan sedang sarapan, Dodit datang untuk menyapa mereka
Dodit
( menyapa ayah Dewi) "Pagi pak, perkenalkan saya Dodit, orang yang dipercaya jadi sopir pribadi mbk Dewi"
pak Hasan
(makan pagi bersama Dewi) "Semester berapa kamu"
Dewi
(menyalami pak Hasan) "Yah, Dewi berangkat dulu ya"
pak Hasan
"Jangan lupa nanti sore les bahasa Inggris"
Dewi
(cuman tersenyum kemudian pergi bersama Dodit)
Seusai les komputer, mereka berdua mampir ke angkringan. Gadis itu datang sambil membawa roti bakar ditemani Dodit yang duduk di lincak.
Dewi
"Dit, pernah gak sih lo bertanya tanya gimana rasanya jadi burung yang terbang bebas dari sangkarnya"
Dewi
"Dari kecil hidup gue udah diatur oleh bokap ama nyokap. Harus dapet nilai gede pas sekolah, nanti jam segini harus les. Dan masalah jodohpun gue harus manut sama mereka. Gue pengen banget sekali kali pergi ke tempat yang nggak diketahui bokap ama nyokap"
Dodit
"Tapi jadi bebas itu resikonya gede lo, diluar sana banyak orang jahat, kalau ketahuan bloon bakal dimanfaatkan"
Dewi
"Iya sih, tapi gue gak bisa melenyapkan rasa penasaran itu, dilain sisi gue juga gak mau dimanfaatin orang"
Dodit
"Gini aja deh, gue janji bakalan membawa lo jalan jalan ke pantai."
Dewi
( matanya berbinar binar menatap Dodit) "Sungguh"
Dodit
"Pak permisi, saya mau mengajak non Dewi kegiatan umkm mapala di kampus"
pak Hasan
( melipat koran yang ia baca) "Nanti pulangnya jangan kemalaman ya"
Mereka berdua pergi ke sekret mapala di kampus, tapi itu cuman lima menit doang selebihnya mereka ada di...
Dewi sangat bahagia, gadis itu berlari lari di pasir putih sesekali tangannya memukul ombak yang berjalan
Dewi
(Berteriak) "Aku bebaaaas"
Dodit
"Kalau sudah puas, nanti kita berdua ke sana yuk"
(menuding tebir pantai, disana ada beberapa wisatawan sedang membakar ikan di atas arang seperti sedang membakar sate)
Dewi
(Sambil tersenyum) " Dit makasih ya, kamu udah bikin aku bahagia hari ini"
Dodit
(sambil mengoleskan kecap ke ikan bakar) "Kamu pernah dengerin lagu surti tejo"
Dewi
"Pernah,itu lagu yang dibawakan Slank kan "
Dodit
"Itu namanya lagu rock, ciri utamanya tempo bisa lambat atau cepat, untuk itu sang penyanyi harus menguasai kunci nada di gitar"
Mereka berdua duduk di atas batu, pandangan matanya menatap ombak pantai yang berdebur sesekali diiringi jari jemari Dodit memainkan senar gitar
Dewi
"Kok aku jadi sedih ya, aku ngerasa kayak katak dalam tempurung"
Dodit
"Ya sudah kalau begitu ayo pulang, aku ngajak kamu kesini agar happy"
Dewi
(memegang lengan Dodit) "Dit, aku minta maaf ya sudah ngerusak hubunganmu sama Nita"
Dodit
"Itu bukan salah kamu kok"
Dewi
"Kamu masih sayang kan sama dia"
Dodit
Lelaki itu hanya terdiam. Kalau boleh jujur dia udah gak ada rasa sama sekali ke Nita. Semuanya terasa hambar, nggak ada feel sama sekali pas nge date atau watsap an. Tapi apa ya pantas seorang cowok pindah ke lain hati cuman gara gara bosen
pak Hasan
(mata melotot ke arah Dewi dan Dodit) "Apa saja kegiatanmu seharian ini"
Dewi
"Diskusi sama temen temen mapala yah"
pak Hasan
"Diskusi kok sampai baju basah basahan seperti itu"
Dodit
( menyerahkan foto ke arah ayah Dewi)"Gini om, sehabis diskusi kelompok kami langsung bersih bersih pantai, kalau om gak percaya om bisa lihat foto itu"
Selesai mandi Dewi segera menuju ruang makan, disana sudah ada seorang lelaki tampan diapit oleh kedua orang tuanya
Ibu Dewi
"Perkenalkan nak, ini Dewi anak ibu, yah Beginilah kalau punya usaha UMKM, anak jadi gak keurus"
Adit
"Oh tidak apa apa kok bu, temen cewek saya yang tomboi ada banyak"
Ibu Dewi
"Kalau begitu saya tinggal dulu ya nak"
Adit
"Gue kemari cuman buat ngasih sebuket bunga ini plus saham senilai satu milyar ini kok, sebagai hadiah ultah lo yang ke dua puluh empat"
Ibu Dewi
(tergopoh gopoh menemui Adit) " Aduh nak Adit, tidak usah repot repot"
Adit
"Ini sudah seharusnya yang saya lakukan kok Tante, lagipula Dewi sudah saya anggap anak sendiri"
Dewi
"Sori yah gue bukan cewek matre"
Ibu Dewi
(menatap tajam Dewi) "Dewi apa apaan kamu nak, mama apa pernah ngajari kamu gak sopan seperti itu"
Adit
"Kalau begitu saya permisi dulu tante"
Ibu Dewi
( mengelus elus pundak Dewi) " Nak ibu tahu perjodohan ini berat buatmu, tapi ibu mohon sekali ini saja kamu membantu ibu"
pak Hasan
"Benar apa yang dikatakan oleh ibumu, gak ada salahnya kamu menerima pinangan keluarga Adit, toh keluarga mereka terpandang dan anaknya cakep pula. Pasti kalau kau jadi istrinya kau akan hidup sejahtera"
Dewi
( membanting pintu kamar dan menangis terisak isak)
Keesokan hari saat sarapan
pak Hasan
"Mulai hari ini kamu akan diantar nak Adit, papa juga sudah mengutus bodyguard untuk mengawasi gerak gerik kamu, kamu harus menepati jadwal yang sudah papa buat"
Dewi
(berlari menuju ruang sekretariat mapala hingga ngos ngosan) "Dit lu harus tolongin gue"
Dodit
(mengulurkan segelas air) "Lo tenang dulu, ada perlu apa"
Dewi
(minum air di gelas setelah itu barulah dia berbicara) "Ayah n jodohin gue sama Adit, dan sekarang dia jadi mandor gue. Kemana mana harus sama dia,bahkan ke wc pun harus diikuti ama dia. Tolongin gue Dit, bilangin ke bokap kalau selama ini gue tertekan"
Dodit
"Gini yah, gue itu bukan siapa siapa, jadi gue gak berhak ikut campur masalah keluarga lo"
Dodit
"Gak ada tapi tapian, lo udah gede harus bisa selesaiin masalah lo sendiri"
Dodit
( melihat sekeliling ruangan, tampak para mahasiswa duduk di kursi lipat) "Dewi dimana, tumben hari ini gak kelihatan"
Fatimah
"Lu gak tahu, Dewi masuk rumah sakit gara gara menyayatkan pergelangan tangan dengan cutter"
Dodit
"Inalilahi, lalu sekarang dia dirawat dimana
Fatimah
"RSUD dokter Sutomo Malang"
Lelaki itu segera bergegas ke sana. Sampai di paviliun pasien, ia melihat seorang anak gadis sedang diinfus dan disampingnya kedua orang tuanya. Nampak sang ibu sedang tertidur di atas kursi
Dodit
"Permisi pak, bu, saya ingin berbicara sebentar"
pak Hasan
"Ya nak silahkan"
Dodit
"Gini pak, mbak Dewi sering curhat sama saya, katanya merasa tertekan dengan perlakuan orang tuanya yang otoriter. Cobalah bapak sedikit melunak padanya"
pak Hasan
"Lho saya kan melakukan semua ini demi kebaikan dia sendiri"
Dodit
"Tapi pak, apa tidak keterlaluan namanya kalau sampai anak itu disuruh les hingga hari Minggu. mbok ya anak diberi sedikit kebebasan"
Ibu Dewi
"Ya ibu setuju, anak itu memang seharusnya diberi keleluasaan"
Ibu Dewi
(mengerling ke arah suaminya) "Apa pak, apa bapak mau kita kehilangan anak semata wayang gara gara stress"
pak Hasan
(menundukkan kepala)
Ibu Dewi
"Nak Dodit, ibu pasrahkan putri ibu, tolong kamu jaga dia ya"
Ngaca dong
Adit
"Dit,gue mau ngomong ama elu di kantin sehabis istirahat nanti"
Adit
"Seberapa jauh sih hubungan lo sama Dewi"
Dodit
(menyesap teh kotak) "Cuma temen"
Dodit
"Lo takut calon bini lo gue embat, asal lo tahu ya, gue bukan tipikal cowok yang suka tebar pesona kayak elo"
Adit
(mencengkeram kerah baju Dodit) "Elo tuh jangan sok alim ya, apa sih yang elo banggain, IPK dua koma. duit sekolah juga masih minta ortu"
Dodit
( hpnya bergetar) "Ya halo"
Dewi
"Dit lo bisa temani gue ke kedai askum, sekalian gue mau ngucapin terimakasih"
Dodit
saat dia dia tiba di kedai. Ia melihat Dewi tengah bersama dengan seorang cowok cakep.
Dewi
"Kenalin Dit, ini Mr Adam"
Adam
( bersalaman dengan Dodit) " Adam"
Dodit
(melirik ke arah Dewi) "Kapan kenalan"
Dewi
"Satu minggu yang lalu via Facebook"
Dodit
(berbisik ke arah Dewi) "Wi, gue pengen ngomong empat mata ama elu"
Dewi
( memberikan senyuman termanis sama Adam) "Bentar ya mas"
keduanya lalu berjalan ke atas pojok resto, sampai di sana Dodit mencengkram tangan Dewi
Dodit
"Wi, gue nasehatin lo, gak semua orang itu baik. Agar lo aman, gue minta no HP kontak cowok itu"
Dewi
(mengibaskan tangan Dodit) "Lo tuh nggak usah ngatur ngatur gue. Gue bukan anak kecil lagi"
Dodit
Dia hanya memandang dari kejauhan saat keduanya berjalan menjauh. Ia ingin berteriak melarang tetapi hatinya terlalu pilu saat menyaksikan perempuan yang menyiram hatinya yang gersang dengan tingkahnya yang imut dan lucu ternyata telah memiliki kekasih
Satu jam kemudian di kamar kost
Dodit
(HPnya bergetar) "Ya halo"
Ibu Dewi
"Nak Dodit tahu dimana Dewi, sampai jam satu pagi tidak pulang ke rumah"
Dodit
(menghembuskan nafas panjang. Beginilah kalau anak terlalu dikekang, begitu diberi sedikit kebebasan langsung lupa daratan. Batin lelaki itu)
Dodit
"Iya bu, saya akan cari keberadaan Dewi"
Dodit
menghubungi Dewi via handphone tapi tak diangkat angkat. Akhirnya ia minta tolong salah satu teman yang tertidur pulas disampingnya "
Dodit
"Bro gue minta tolong dong"
Teman Dodit
(menggeser badan ke kanan)
Dodit
( mengguncang tubuh lelaki yang tidur disamping) "Bro bangun dong, gue ada perlu nih"
Teman Dodit
( mengucek mata) " Ada apa sih bro elo kok ngganggu gue"
Dodit
"Tolongin gua Ton, nemuin si Dewi, ampe pagi begini belum juga pulang ke rumah, elu kan anak IT pasti bisa ngelacak no HP pake GPS"
Teman Dodit
(membuka laptop dan memasang modem)"Berapa no HP si Dewi"
Teman Dodit
(mengetikkan sesuatu di keyboard) "Dia ada di hotel Widowati jalan Anumerta no 11. no kamarnya nomor sebelas A"
Dodit
( menyambar jaket) "Thanks bro"
Dodit
sesampainya di sana, anak itu melihat Si Dewi tengah disiksa oleh si Adam. Kedua tangannya diikat, dan lelaki itu berulangkali melucuti tubuh sintalnya itu dengan pecut, sambil sesekali ia menyetrumnya. sepertinya ia seorang sadomasokisme ( lelaki yang suka berhubungan **** dengan kekerasan)
Dodit
Anehnya Dodit hanya diam saja, nyalinya sebagai seorang lelaki lumpuh melihat kejadian sadis itu. Ia hanya diam sambil kencing dicelana, hingga akhirnya lelaki itu pergi dari sana
Dodit
Selama satu minggu kemudian Dodit hanya bisa terpekur di kost kost an. Ia meratapi keadaan, mengapa ia tak menolong Dewi saat itu. Sementara seluruh berita menayangkan sosok Mr Adam yang menjadi buronan karena menjadi predator seksual
Teman Dodit
(menepuk bahu Dodit dan mengulurkan segelas nutrisari) "Bro lu nggak ngelayat di rumah Dewi"
Dodit
Diam saja karena malu menceritakan pengalaman itu padanya
Teman Dodit
"Ngelayat lah bro, itu kewajiban kita sebagai orang muslim"
Saat Dodit tiba, di halaman rumah Dewi sudah dipenuhi oleh mobil Mercedes. Di ruang tamu, lelaki perempuan memakai baju hitam. Mereka berbaris memanjang menyalami kedua orang tua Dodit untuk mengucap belasungkawa
Dodit
(mengulurkan tangan) "Pak, saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya mbk Dewi, semoga amal ibadahnya diterima Allah
pak Hasan
plak... plak... duk ( menampar dan menendang Dodit hingga jatuh terjengkang. Bibirnya sobek dan berdarah) "Gara gara nasehatmu anak saya mati, mana janjimu hendak melindunginya
Adit
( mencengkram kaos putih Adit) "Mana omonganmu yang kayak ustadz itu, jawab
Adit
( menempeling wajah Dodit) "Kamu itu orang gak punya kelebihan, tapi gayanya sudah kayak presiden"
Dodit
Kata kata itu menusuk kalbu Dodit. membuatnya bertanya tanya, apakah dia tidak punya kelebihan sama sekali. Pikirannya melayang kembali ke masa lalu. Ia teringat, bagaimana dulu ibu suka komplain dengan hasil bersih bersih rumah, lalu dibidang akademik, mulai dari SD hingga SMU tidak pernah juara kelas, Ia pun masuk PTS dan disinipun, dirinya sudah dua kali mengulang mata kuliah yang sama. Apa dia benar benar tidak punya kelebihan?
Fatimah
(menelpon Dodit) "Dit, kamu tidak ikut kuliah, hari ini bakal diajarkan praktek anestesi anak anak
Diapun pergi kuliah, di ruang praktek sudah ada seorang anak lelaki yang diinfus
Pak Broto
"Hari ini saya akan mengajarkan apa itu pembedahan pada Anak, tapi sebelum itu saya ingin semua mahasiswa melakukan pembiusan pada mayat terlebih dahulu"
semua berjalan lancar. Hingga Dodit melakukan kesalahan. Stapler yang digunakan untuk membalut luka pasien diikat kurang kencang. Akibatnya darah pasien memuncrat dan mengenai matanya, pak Broto yang melihat hal itu langsung menuju bangku Dodit dan berkata
Pak Broto
"Mulai sekarang kamu harus belajar empat mata dengan saya. Paham
Dodit
Hati Dodit hancur mendengar perkataan itu. Air matanya menetes dipipi. Apakah aku ini tidak punya kelebihan. Jawab aku Tuhan apa aku tidak punya kelebihan,jerit hatinya
Dodit
sepulang kuliah pintu kost Dodit diketuk seorang gadis cilik
Icha
"Om Dodit, ayo bermain bersama Icha om"
Dodit bermain bongkar pasang bersama gadis cilik itu. Gambar perempuan diberi pakaian tak ketinggalan ada perumahan perumahan yang terbuat dari kertas karton.
Disela sela bermain, Icha bertanya pada lelaki itu...
Icha
"Om kenapa sih orang dewasa itu pikirannya aneh aneh"
Icha
"Temanku yang namanya Mail gak mauain boneka bonekaan, katanya sih, itu sih mainan anak perempuan, emang mainan itu ada jenis kelaminnya ya om, kenapa sih orang dewasa itu gak jujur aja, kalau suka main boneka bonekaan ya bilang aja suka main boneka gak usah main robot robot robotan
Dodit
Pertanyaan itu menembus sanubari Dodit. Membuat lelaki itu bertanya tanya, apakah selama ini dia sebenarnya adalah seorang perempuan yang terlahir sebagai lelaki. Harus ia akui sampai segede ini ia lebih nyaman bergaul dengan anak perempuan. Ia ingat, dulu waktu masih SD temennya kebanyakan perempuan. Tapi jika ia menjadi waria apa kata ibu nanti?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!