NovelToon NovelToon

Perubahan Si Murid Bodoh

Eps 1

"Sayang, aku tahu kamu menyukaiku," ucap Andi tampak sangat senang.

"Itu benar, Sayang. Cium aku!" jawab gadis bernama Melly, teman sekelas pujaan hatinya.

"Dengan senang hati!" ucap Andi seraya mendekatkan bibirnya ke gadis tersebut.

"Hoek!!!" Andi langsung mual karena gadis yang ia cium tiba-tiba berubah menjadi gurunya.

Andi pun langsung tersentak bangun dan kejadian tersebut ternyata hanya mimpi. Namun, gurunya itu tampak sudah ada di dekatnya dan menyilangkan tangannya, sehingga Andi menjadi panik.

"Lagi lagi kau tertidur saat sedang mengikuti jam pelajaran saya!" singgung gurunya tersebut kesal saat Andi akhirnya bangun.

"Kau mimpi apa sampai memonyongkan bibir seperti itu?" tanya gurunya heran.

"Saya baru saja mimpi buruk, yaitu mimpi mencium Bapak," jawab Andi keceplosan.

Sontak semua orang di kelas langsung tertawa keras mendengar hal tersebut.

"Mungkinkah kau sebenarnya menyukai Pak Yuda dari lubuk hatimu?" ejek Fandi, salah satu murid di kelas tersebut.

"Amit-amit!" jawab Andi merasa mual kembali.

"Bisa-bisanya kau bermimpi seperti itu!" ujar gurunya sangat geram. "Cepat berdiri depan kelas!"

"Bunuh saja aku, Tuhan!" gumam Andi sangat malu, terutama pada Melly, gadis pujaan hati yang tadi muncul dalam mimpinya. Ia duduk di sebelah Andi dan terlihat gemetar menahan tawa.

Sudah tertangkap basah ketiduran dalam kelas, mimpinya seperti itu pula.

"Baik!" jawab Andi segera berdiri dari duduknya dan bergegas maju ke depan.

"Kau bukan kaum pelangi, kan?" tanya gurunya jadi merasa sedikit merinding.

"Bukan!" bantah Andi dengan tegas. "Itu hanya sebuah mimpi!"

"Tapi, sebuah mimpi biasanya adalah buah dari apa yang kita pikirkan," singgung gurunya bergidik ngeri.

"Kalau begitu, saya seharusnya mimpi mencekik Bapak karena bawel dan suka menghukum saya!" jawab Andi keceplosan lagi.

Gurunya itu langsung memasang senyum dengan ekspresi sok imut. "Jadi, itu yang kau pikirkan?"

Pada akhirnya, Andi dihukum lari mengitari lapangan sebanyak 17 putaran.

"Aku kacau! Mulut ini tak terkendali saat baru bangun tidur tadi," keluh Andi selesai berlari.

Melly, gadis yang muncul dalam mimpinya, ia datang membawakan minuman.

"Tidak usah ditahan kalau mau tertawa!" singgung Andi saat gadis tersebut gemetar menahan tawa.

"Hahaha! Andi, kok bisa kamu bermimpi seperti itu?" tanya Melly penasaran dan heran.

"Awalnya aku mimpi kita akhirnya jadian. Tapi saat kita bermesraan, tiba-tiba kamu berubah menjadi si guru botak penyok itu!" jelas Andi.

"Jangan panggil Pak Yuda seperti itu, gimana kalau dia sampai mendengarmu?" tegur Melly.

"Benar juga," jawab Andi jadi waspada dan melihat ke sekeliling.

"Lalu, soal hubungan kita. Aku sudah bilang, aku bisa terima kamu jika kamu mendapat nilai bagus dan diterima di Universitas ternama," lanjut Melly.

Ayahnya Melly itu adalah kepala sekolah di sekolah mereka, jadi ia tidak suka pada murid seperti Andi yang punya nilai jelek dan terkenal bandel.

"Nilaiku memang jelek, tapi aku tidak merasa sebagai murid bandel," sanggah Andi.

"Apa kamu lupa kalau kemarin kamu ketahuan tidur juga dalam kelas? Kemudian, kamu kabur entah ke mana saat Pak Yuda sudah membangunkan kamu," singgung Melly.

"Aku kabur karena takut!" jawab Andi. "Si botak itu mengaku sebagai malaikat pencabut nyawa."

Kejadiannya kurang lebih seperti ini...

"Assalamu’alaikum... Anak muda, saya adalah malaikat pencabut nyawa yang diutus untuk menjemput kamu ke neraka," bisik gurunya di telinga Andi yang sedang tidur.

Andi yang bangun dengan kesadarannya belum sepenuhnya kembali, langsung panik dan kabur meninggalkan kelas. Masalahnya, ia sempat memukul kepala botak gurunya tersebut pakai buku.

"Itulah kenapa kau dan Pak Yuda suka dijuluki Tom And Jerry oleh semua orang," ucap Melly yang kembali merasa geli ingin ketawa.

"Daripada malaikat maut, dia lebih terlihat seperti iblis pemakan manusia. Nanti, aku akan membawa palu atau tongkat bisbol untuk persiapan," tutur Andi terlihat sangat dendam pada gurunya.

Sebenarnya, ini cukup aneh. Andi demen tidur di kelas dan gurunya suka mengerjainya. Andi pernah disiram air, dicoret-coret wajahnya, bahkan diolesi balsem sekitar hidungnya saat ia tertidur di kelas.

"Mungkin, Pak guru ingin memberikan efek jera agar kamu berhenti tertidur dalam kelas," jawab Melly.

Bubar sekolah, Andi pulang bareng dengan Melly dan mereka mengobrol seperti biasa.

"Cewek! Mending jalan sama Abang saja, nanti saya kasih jajan!" ujar abang-abang bertatto kaya preman pasar saat Andi dan Melly lewat.

Andi merasa kesal saat mendengar Melly dilecehkan secara verbal oleh pria tersebut.

"Ngajak ribut? Sini by one!" tantang Andi.

"Siapa takut? Mau hero apa?" tanya pria itu setuju menerima tantangan Andi.

Melly yang sempat panik, geleng-geleng kepala karena mereka malah tanding main game.

"Ya ampun! Ternyata kamu adalah top player lokal!" ujar pria tersebut, namanya Roni.

"Ampun suhu!" ucap Roni menyerah.

"Sekarang aku tahu kenapa kamu sering ketiduran di kelas!" ujar Melly menjewer kupingnya Andi.

"Kau pasti sering begadang tiap malam untuk push rank!" tambahnya sambil memelintir daun kupingnya Andi sehingga ia minta ampun.

"Dunia tetap berputar meskipun aku tidak belajar dan gagal lulus ujian," jawab Andi saat Melly telah usai mengomelinya.

"Andi, kau harus pilih. Kau mau pilih aku atau game?" desak Melly.

"Gam-, k-kamu tentunya!" jawab Andi yang malah ingin menjawab game, tapi urung karena Melly kian melotot padanya.

"Kamu itu beneran mau jadi pacarku atau enggak sih?" tanya Melly memasuki mode drama.

"Tentu saja aku mau," jawab Andi tegas.

"Kalau begitu, berhentilah bermain game dan mulai fokus belajar untuk memperbaiki nilaimu!" ujar Melly terus mendesaknya.

Setelah berpisah dengan Melly di persimpangan jalan, Andi mulai berpikir serius.

"Main gak main, sebenarnya otakku saja yang memang bermasalah," keluh Andi.

Justru, Andi bermain game untuk menghilangkan frustasinya yang sulit memahami pelajaran.

"Semua ini gara-gara si guru botak!" ujar Andi seraya menendang sampah minuman kaleng di jalan.

Namun, seekor Anjing tiba-tiba muncul dan ingin menggigitnya. Ternyata, kaleng tadi mengenainya.

"Itu anak kenapa lagi sih?" gumam Melly yang belum jauh dan melihat Andi adu lari dengan anjing.

"Apakah ini karma karena aku menyinggung soal si botak?" pikir Andi yang berlari sekuat tenaga.

Andi pun terjatuh, tersandung orang gila yang sedang rebahan menikmati hidupnya.

"Sial sekali aku hari ini!" keluh Andi yang sempat berguling-guling beberapa meter.

"Tunggu! Apa itu sebuah cincin?" ucap Andi melihat sesuatu saat hendak bangun.

"Saya mencium aroma-aroma aneh di sini," ucap Andi saat memungutnya. Itu bau kotoran.

"Sepertinya cincin ini sudah menemukan tuannya," ucap pria gila yang tiba-tiba ada di dekatnya.

Andi tersentak kaget dan mengambil jarak menjauh karena orang gila itu sangat bau.

"Anak muda, kamu akan memperoleh kekuatan sistem saat memakai cincin ini," ungkap si orang gila dengan ekspresi serius.

"Dasar gila!" gumam Andi, melihat orang gila itu tidak terganggu meski ada anjing menggantung menggigit pantatnya. Itu adalah hewan yang tadi mengejar Andi.

Andi sepenuhnya tidak percaya dengan ucapan pria gila tersebut, tapi ia merasa cincin itu mungkin bisa dijual untuk membeli kouta internet.

"Baiklah, anak muda. Saya harap Anda bisa menjaga baik-baik cincin ini, dan menggunakan kekuatannya untuk kebaikan," ucap si pria gila sebelum pergi.

"Terserah!" ucap Andi tak peduli.

Andi melanjutkan perjalanan pulangnya, si pria gila lanjut rebahan, sementara anjing yang tadi sedang kejang-kejang seperti keracunan.

"Abaikan saja, Andi. Abaikan!" ujar Andi memilih mengabaikan anjing itu karena takut digigit.

Setiba di rumah, Andi langsung masuk ke kamarnya dan mengganti pakaian.

"Coba aku lihat di Toko Online, apa ada cincin yang mirip dengan ini?" ucap Andi membuka aplikasi di ponsel smartphone-nya.

Cincin tersebut adalah cincin perak, terukir gambar naga, dan ada berliannya.

"Sepertinya cincin ini muat di jariku," pikir Andi penasaran ingin memakainya.

...[Ding][Sistem perubahan Aktif]...

"Seriusan?" ujar Andi tak percaya.

Andi pun mencoba mengakses layar yang muncul di udara untuk memastikannya.

"Sepertinya ini nyata!" ujar Andi tampak senang.

Andi teringat dengan ucapan pria gila di jalan tadi, dan tak menyangka bahwa dia tidak berbohong.

"Sekarang aku paham. Sistem ini mengharuskan aku mengumpulkan poin, dan poin itu dapat aku pakai untuk meningkatkan statistik kemampuanku," ucap Andi beberapa menit kemudian.

Sebagai seorang gamer, dia cukup mudah memahami cara kerja sistem tersebut.

...[Poin Anda saat ini : 10 poin]...

"Coba aku pakai 5 poin untuk meningkatkan kekuatan pukulanku," ucap Andi penasaran.

"Rasanya tidak ada yang berubah," gumam Andi bingung.

Andi pun mencoba memukul dinding kamarnya dengan pelan.

"Kya!" teriak adiknya, Alya. Ia sedang berganti baju dan terkejut melihat Andi dari tembok bolong.

Beberapa saat kemudian, orang tua Andi tampak menanyakan apa yang terjadi.

"Aku juga tidak tahu," jawab Andi, ia berusaha mengelak bahwa semua itu adalah ulahnya.

Wajah Andi juga terlihat bengkak, dan terdapat bekas tamparan di kanan kiri pipinya.

"Aku benci kakak!" ujar Alya, masih marah.

"Itu kecelakaan!" jawab Andi berusaha menjelaskan dan meminta maaf.

"Mungkin temboknya sudah rapuh," ucap ayahnya tampak masih menyelidiki dindingnya.

"Kakak pasti sengaja membuat lubang agar bisa mengintipku!" tuduh Alya curiga.

"Sudahlah. Sekarang sudah waktunya makan," ucap ibunya mengalihkan suasana.

Setelah selesai makan, dinding itu akhirnya diperbaiki karena Alya terus mengeluh.

"Ini sungguh luar biasa!" pikir Andi malam harinya.

Hal yang terbayangkan adalah momen dia bisa memukul kepala botak gurunya.

"Tapi sepertinya, aku harus bisa menahan diri deh!" ucap Andi takut dengan dampaknya.

Sepanjang malam, Andi pun begadang lagi untuk mencari tahu lebih lanjut tentang sistem itu.

Bersambung.

Eps 2

"Ini anak begadang lagi ya?" gumam Melly saat mendengar Andi mendengkur.

Namun, gurunya juga sudah menyadari anak itu ketiduran dan segera menghampirinya.

"Kau pikir Bapak tidak tahu kau sedang tidur?" ucap gurunya seraya mengambil buku yang menutupi wajah Andi.

Ketika buku itu diambil, ternyata Andi menggambar mata palsu di kulit matanya.

"Bangun!" sentak gurunya memukul meja.

Andi pun langsung bangun dan nyengir saat sudah tertangkap basah ketiduran lagi.

"Maaf, Pak. Suara Bapak itu sangat menenangkan, seperti suara peri surga yang sedang menyanyikan musim semi," ucap Andi meracau tidak jelas.

"Terserah kau ngomong apa, cepat katakan kenapa kau tertidur lagi?" tanya gurunya dengan kesal.

"Bapak tidak perlu marah. Kali ini, saya ketiduran karena semalam belajar hingga larut," jawab Andi, aslinya sih main game.

"Benarkah? Kalau begitu saya harus mengujinya!" ucap Pak Yuda meragukannya.

"Silakan!" jawab Andi tidak keberatan.

Pak Yuda pun segera menulis soal pertanyaan sulit di papan tulis dan meminta Andi menjawabnya.

"Hehe. Ini adalah titik balik saya. Dengan ini, saya bisa terhindar dari hukuman Pak Yuda dan omelan dari Melly!" gumam Andi antusias.

"Cepat jawab semua soal di papan tulis!" ujar Pak Yuda meminta Andi maju ke depan.

Dengan penuh percaya diri, Andi maju ke depan dan segera menulis jawabannya.

...[-5 poin telah digunakan]...

"Mustahil!" ujar gurunya sangat terkejut saat melihat semua jawabannya benar.

Semua teman sekelasnya juga terkejut, tapi mereka tak mungkin menuduh Andi curang.

"Saya ini aslinya pintar. Tapi, saya tidak ingin terlalu bekerja keras dalam belajar. Takutnya, rambut saya nanti rontok dan botak seperti Anda," singgung Andi mengejek gurunya.

"Sombong kau ya sekarang!" ucap gurunya tak bisa membalas perkataan Andi tersebut.

Meski begitu, Pak Yuda kepikiran untuk menantang Andi mengikuti turnamen matematika yang akan diselanggarakan minggu depan.

"Tidak masalah," jawab Andi menerimanya.

Andi ingin memanfaatkan hal tersebut untuk mencari perhatian ayahnya Melly.

[Ding][Mengejutkan guru dan teman sekelas]

...[+50 poin][Total : 50 poin]...

"Tidak sia-sia aku memakai sisa poinku untuk meningkatkan kecerdasanku," gumam Andi.

"Baiklah, kau boleh duduk," ucap Pak Yuda, kali ini meloloskan Andi dari hukuman.

Sementara itu, Melly pun terlihat tak bisa berhenti tersenyum karena Andi benar-benar bisa menjawab pertanyaan sulit dari Pak Yuda.

"Melly, aku padamu!" gumam Andi sambil membentuk hati memakai jari tangannya.

Melly pun tampak tersipu malu dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Sudah kuduga bahwa kamu sebenarnya pintar!" ungkap Melly saat jam istirahat.

"Begitulah," jawab Andi berlagak keren. "Tapi, mulai sekarang aku harus serius agar bisa jadi pacarmu."

Melly tampak kembali dibuat salah tingkah lagi oleh rayuan murahan Andi tersebut.

"Ayo ke kantin saja," ajak Melly yang merasa perutnya sudah lapar.

Melly bergegas pergi dulu dan segera menyusulnya, tapi ia dicegat seorang siswi bernama Putri.

"Kenapa sih?" tanya Andi heran.

Andi mau lewat sebelah kiri, Putri melangkah ke kiri. Begitu pun arah lainnya.

"Saya adalah murid terpintar di kelas ini, tapi saya tidak bisa tahu satupun jawaban soal pertanyaan yang Pak Yuda tulis tadi," ungkap Putri.

"Terus, kenapa?" tanya Andi heran. "Memang apa urusannya denganku?"

"Nih cewek mata empat kenapa sih?" gumam Andi bingung.

"Apakah benar kau berpura-pura bodoh selama ini?" tanya gadis berkacamata tersebut.

"Jika iya, memangnya kenapa ku tanya?" jawab Andi mulai kesal. "Bisakah beri aku jalan!"

Andi pun ingin menerobos lewat, tapi dihalangi lagi oleh Putri dengan sengaja.

"Aku tidak terima, dan kau harus bertanggung jawab!" ujar Putri dengan lantang.

Semua orang di sekitar langsung melirik ke arah mereka dan menatap Andi dengan curiga.

"Kau membuat mereka salah paham," ucap Andi jadi sedikit panik, dan terasa seperti ada angin dingin meniup punggungnya.

"Ayo bicara di tempat lain!" ajak Andi menariknya pergi untuk menghindari perhatian orang lain.

"Kenapa dia sangat populer di kalangan para gadis?" ucap Erik terlihat iri melihat Andi lewat.

"Jadi, apa mau kamu?" tanya Andi setelah tiba di area sekolah yang cukup sepi.

"Aku ingin memastikan apakah kau berlaku curang!" jawab Putri curiga.

"Bagaimana bisa aku curang?" ujar Andi heran.

"Bisa saja kamu bekerja sama dengan Pak Guru!" ucap Putri terus menuduh.

"Itu tak masuk akal!" bantah Andi kian heran.

"Kalau begitu buktikan bahwa kau benar-benar pintar!" ujar Putri masih terus mendesak Andi.

Setelah bicara lebih lanjut, Putri tak terima karena harusnya dia yang ikut turnamen. Jadi, gadis itu menuduh Andi membayar Pak Yuda.

"Apa gunanya aku ikut kompetisi jika tak bisa jadi juaranya nanti?" singgung Andi heran.

"Aku tahu bahwa kamu sedang mendekati Melly dan ingin membuat Pak Kepala Sekolah menyetujui hubungan kalian berdua!" jawab Putri.

Tidak terima dengan tuduhan gadis itu, Andi pun bersedia menerima tes darinya.

"Baiklah, ayo ke perpustakaan!" ajak Putri.

Mereka berdua pun pergi ke perpustakaan dan Putri tak sabar menguji Andi di sana.

"Omong-omong, memangnya aku bisa dapat apa jika berhasil mengisi semua pertanyaan yang kau berikan ini?" tanya Andi tak mau rugi.

"Kau boleh minta apa pun jika berhasil menjawab semuanya dengan benar. Tapi, kau harus mundur dari kompetisi itu jika gagal," jawab Putri.

"Gimana kalau satu kecupan manis dari nona manis menyebalkan ini?" ucap Andi bercanda.

"Oke!" jawab Putri tak keberatan.

Beberapa menit kemudian, Andi ternyata beneran bisa menjawab semuanya.

...[-5 poin telah digunakan]...

"Aku menang! Bersiaplah menepati janjimu!" tagih Andi mengingatkan.

Putri tak bisa mengelak dan akhirnya ia menepati janjinya mencium pipi Andi.

"Huh! Aku lupa tentang Melly!" ujar Andi panik, tapi bel masuk kelas telah terdengar.

Setiba di kelas, Melly benar-benar cemberut, sementara Putri menjadi pendiam.

"Aku akan minta maaf nanti," pikir Andi sedikit merasa bersalah.

Bubar sekolah, Melly mengabaikan Andi yang ingin minta maaf padanya.

"Maaf, tadi aku tiba-tiba ada urusan mendadak!" ucap Andi menarik tangan Melly.

"Kau pikir aku tidak tahu kamu bertemu dengan Putri?" singgung Melly.

Tidak ada pilihan. Andi pun segera menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Oh, begitu ya?" ucap Melly mengerti. "Tapi lain kali, tolong beri tahu aku dulu jika terjadi lagi."

"Iya," jawab Andi bernapas lega. "Sebagai gantinya, gimana kalau aku masakin kamu sesuatu."

"Memangnya kamu bisa masak?" tanya Melly terkejut.

"Tentu saja bisa," jawab Andi dengan mantap.

Sebenarnya, ia mendapat poin tambahan dari Putri dan segera membeli skill memasak dari sistem.

"Kalau begitu, ayo kita mampir ke restoran kakakku!" ajak Melly seraya menarik tangan Andi.

Mereka pun tiba di restoran kakaknya Melly dan segera minta izin untuk meminjam dapur.

"Cie!" cubit kakaknya, Monika.

"Apa sih?" tanya Melly kesal.

"Cowok itu siapa? Apa dia beneran bisa masak?" tanya kakaknya penasaran.

Andi terlihat meminjam seragam koki dan mulai menyiapkan bahan yang akan dia masak. Setelah beberapa saat, aroma yang menggoda mulai tercium di restoran tersebut. Andi tampak sangat serius dan fokus saat memasak, membuat Melly dan kakaknya, serta semua orang di dapur semakin penasaran.

"Sekarang tinggal sentuhan terakhir!" ucap Andi terlihat menaburkan garam ala koki Salt Bae.

"Hey, apa dia benar-benar teman sekelasmu?" tanya Monika heran melihat kemampuannya memasak.

...[-5 poin telah digunakan]...

Akhirnya, Andi menyelesaikan masakan itu dengan indah. Melly tak henti-hentinya untuk memuji hasil masakan Andi, dan mereka pun tak sabar menyantapnya bersama-sama.

"Bisa jelaskan apa nama makanan ini dan bahan apa saja yang kamu gunakan?" tanya Monika mode ala juri master chef.

"Ini nasi with telur, with bawang, with daging ayam, with..." Andi ingin menjelaskan dengan detail.

Tapi, Monika segera menyela, "Nasi goreng!"

"Nah, itu kau tahu!" jawab Andi menyilangkan tangannya dan mengernyitkan dahi.

Beberapa saat kemudian, terlihat banyak piring menumpuk di meja makan Monika dan Melly.

"Aku tidak menduga kau bisa memasak nasi goreng seenak ini," puji Monika, makan hampir 6 porsi.

"Astaga, apakah perut kakaknya Melly itu terbuat dari karet?" gumam Andi heran.

"Ternyata kamu benar-benar bisa masak, Andi!" puji Melly sambil tertawa bahagia.

Andi tersenyum puas, merasa senang karena ia berhasil membuat Melly bahagia.

...[Ding][Membuat masakan enak]...

...[+100 poin][Total : 130 poin]...

"Apakah kau tertarik untuk menjadi koki di restoran saya?" tanya Monika yang tampak telah ketagihan oleh masakan buatan Andi.

Bersambung.

Eps 3

Masakan Andi ternyata sangat enak dan itu berhasil memikat Monika untuk merekrutnya jadi koki.

"Saya adalah pelajar dan harus fokus sekolah," jawab Andi menolak tawaran Monika.

"Kamu bisa bekerja sepulang sekolah," bujuk Monika tak ingin menyerah.

"Akan aku pertimbangkan," jawab Andi.

Monika tetap tak menyerah membujuk Andi sampai ingin mengajaknya menikah karena ia mengidamkan pria yang pandai memasak.

"Dia milikku!" tegas Melly tak terima.

Namun, terdengar suara keributan di luar sehingga mereka pun pergi memeriksanya.

"Ada apa sih?" tanya Monika pada salah satu orang yang menonton keributan.

"Itu ada yang menagih uang parkir," jawab orang yang ditanyai barusan.

Monika langsung marah. Ia tidak mengenakan biaya parkir untuk pelanggan yang datang ke tempatnya.

"Apa-apaan ini? Siapa kalian?" tanya Monika pada sekelompok pria yang menagih uang parkir pada semua orang di depan restoran.

"Kami adalah penjaga keamanan di sini," jawab salah satu dari mereka.

Pria yang terlihat seperti preman dengan rambut mohawk itu sepertinya adalah ketuanya, dan ia juga malah menagih uang keamanan kepada Monika.

"Enak saja!" ujar Monika menolak.

Restoran Monika memang baru resmi dibuka dan ia tidak kenal dengan kelompok preman tersebut.

"Harus dikasih paham nih!" ucap pria mohawk tersebut marah dengan penolakan Monika.

Ia pun memerintah 5 orang anak buahnya untuk masuk ke restoran dan menghancurkannya.

"Tidak akan aku biarkan kalian melakukannya!" ujar Monika membentangkan kedua tangannya untuk menghalangi mereka masuk.

"Kalian, cepat usir mereka!" perintah Monika pada beberapa karyawannya yang pria.

Namun, mereka tampak gemetar ketakutan dan tidak berani melakukannya.

"Pengecut!" ujar Monika kesal.

"Hahaha! Kau pasti belum tahu bahwa kami berasal dari geng Gagak Hitam," ucap pria Mohawk itu membanggakan kelompoknya.

"Ini waktunya aku maju!" gumam Andi, tapi ia juga tampak sedikit ketakutan.

Ia pun mendapat saran dari sistem untuk menukar poin dengan ketenangan mental dan skill bela diri.

...[Ding][-100 poin telah digunakan][Sisa : 30 poin]...

Setelah mengikuti saran sistem, Andi terlihat lebih tenang dan tahu apa yang harus dilakukan.

"Sistem benar! Pukulanku memang mematikan, tapi itu jika aku bisa mengenai musuhku," gumam Andi.

Pukulan kuat tidak akan berguna jika Andi kena pukul duluan dan K.O. Tapi, dengan skill bela diri, Andi bisa memaksimalkan pukulannya.

"Nona, apakah gadis manis di belakang Anda adalah saudara Anda?" tanya si Mohawk. "Kalian berdua terlihat cukup mirip. Bagaimana jika kalian temani kami tidur selama satu malam sebagai gantinya?

Akhirnya, Andi pun ikut campur karena sudah tidak tahan mendengar ocehan si Mohawk tersebut.

"Hey kalian! Sebaiknya kalian cepat angkat kaki dari sini selama masih aku beri kesempatan!" ujar Andi seraya berjalan ke sebelah Monika.

"Nih bocah pasti korban film. Jadi gak tahu betapa kerasnya dunia di kenyataan!" singgung si Mohawk.

Si Mohawk dan anggota gengnya tampak sangat meremehkan Andi karena masih bocah.

"Baiklah jika itu mau kalian, sebaiknya kalian tak menyesal!" ucap Andi memprovokasi.

"Bos, biar saya yang kasih paham!" ucap anak buahnya yang botak.

Melly yang memperhatikan dari belakang, tampak dapat firasat buruk saat melihat pria botak itu.

"Apa kau khawatir juga pada Andi? Kalau begitu, ayo cepat hubungi polisi!" ucap Monika yang melihat kekhawatiran adiknya, Melly.

Melly terlihat membeku karena ia melihat Andi mengeluarkan palu dari tasnya.

"Sini maju botak!" tantang Andi dengan lantang.

"Andi, apa kau benar-benar sangat dendam sama Pak Yuda?" gumam Melly yang tahu alasan Andi membawa palu tersebut di tasnya.

Namun, Melly tentu saja hanya salah paham tentang palu tersebut. Itu palu yang dimintai ayahnya untuk dikembalikan ke pamannya nanti. Ayahnya minjam palu itu saat memperbaiki dinding kamar Andi.

"Melly, aku titipkan ini sama tasku," ucap Andi yang tiba-tiba malah memberikannya pada Melly.

"Kenapa kamu menunjukkannya jika bukan untuk digunakan sebagai senjata?" gumam Melly heran.

Si botak yang awalnya ragu untuk maju, akhirnya tak ragu lagi dan segera menyerang Andi.

"A-apa yang terjadi?" ucap si Mohawk saat si botak beserta anak buahnya tumbang dalam sekejap.

Andi ternyata tidak hanya menjatuhkan si botak, ia juga langsung menjatuhkan semua orang yang di belakangnya, kecuali si Mohawk.

...[-15 poin telah digunakan]...

"Sekarang tersisa hanya dirimu," ucap Andi terlihat tersenyum bak iblis kejam.

"K-kau memang hebat! Tapi, sebentar lagi abangku akan segera tiba ke sini!" ucap si Mohawk masih berusaha mengancam meskipun ketakutan.

Tak lama kemudian, orang yang dimaksud olehnya akhirnya datang.

"Eh? Mas bro, kenapa Anda ada di sini?" tanya pria tersebut, tenyata adalah Bang Roni.

Si Mohawk langsung terduduk lemas, ternyata Andi dan abangnya tersebut saling mengenal.

"Bang, apa mereka adalah teman-temanmu?" tanya Andi memastikan.

"Iya, memangnya apa yang terjadi? Kenapa mereka malah rebahan di jalan?" tanya Bang Roni heran.

Andi pun segera menceritakan kronologis kejadiannya kepada Bang Roni.

"Siapa yang menyuruh kalian melakukan semua ini?" bentak Bang Roni sangat marah.

"T-tapi, Bang, ketua geng kita yang sebelumnya selalu memerintahkan kita untuk melakukan ini," jawab si Mohawk ketakutan.

"Sekarang saya adalah ketuanya dan sebelumnya sudah membahas masalah ini," ucap Bang Roni cukup geram dengan kelakuan anak buahnya.

Ternyata, Bang Roni itu adalah preman yang sudah bertobat dan meminta rekannya untuk mencari uang dengan cara yang halal.

"Subhanallah! Hati Abang sangat mulia sekali," ucap Andi terkesan.

Pada akhirnya, si mohawk alias Udin dan lainnya direkrut untuk jadi satpam di tempat Monika.

"Aku masih heran kenapa kau bisa berteman dengan orang seperti itu," ucap Melly saat dalam perjalanan pulang bersama Andi.

"Cewek mana tahu bagaimana cara kami para cowok mencari teman," jawab Andi.

Sebelumnya, Andi dan Bang Roni memang terlihat akan ribut gara-gara ucapan Bang Roni terdengar seperti pelecehan verbal pada Melly. Namun, tahu sendiri gimana kelakuan om-om di Negeri Konoha ini. Faktanya, Bang Roni cuma bercanda waktu itu.

Asalkan ngopi sambil main bareng, keduanya pun langsung menjalin pertemanan.

"Sudahlah. Yang penting, semuanya telah berakhir dengan baik," ucap Melly tampak lega.

Eh, tapi tidak sebaik itu juga sih. Si mohawk dan teman-temannya dibawa ke tukang urut tadi.

...[Ding][Berhasil membantu restoran]...

...[+100 poin][Total : 150 poin]...

...Perubahan si Murid Bodoh....

"Andi, saya tidak berharap banyak, tapi berjuanglah!" ucap Pak Saputra saat hari turnamen matematika akhirnya tiba.

"Percayalah padaku, Pak guru!" ucap Andi terlihat cukup antusias dan percaya diri.

"Entah kenapa rasanya aneh melihat mereka berdua bisa rukun begitu," gumam para murid yang melihat.

Andi pun terlihat lolos seleksi tahap 1, tahap 2, tahap 3, tahap 4, sampai akhirnya masuk final.

"Siapa dia? Kenapa dia selalu berhasil lolos dengan nilai sempurna?" gumam murid yang akan melawan Andi di babak final.

Murid tersebut bernama Ryan, ia merasa tidak yakin bisa menang melawan Andi.

"Paman, kau harus membantuku juga kali ini!" ucap Ryan menghubungi salah satu yang jadi juri.

Pertandingan mirip seperti ujian tengah semester atau ujian akhir, yaitu dilakukan dalam ruangan.

"I-ini, ini benar-benar tidak ada satu pun jawaban yang salah!" gumam seorang juri yang bertugas mengumpulkan kertas pertanyaannya.

Juri tersebut merupakan seorang guru SMA yang ditunjukan untuk menjadi juri.

"Maaf saja, tapi saya harus melakukan ini," ucap juri tersebut menukar kertasnya.

Ryan sendiri adalah anak Menteri Pendidikan yang ingin menjadi juara agar diakui ayahnya.

"Uangnya sudah saya transfer ke Rekening Anda!" ucap Ryan pada juri atau guru tersebut sebelum pengumuman siapa yang menang.

"Tenang saja, saya yakin Anda akan menjadi juara lagi untuk ketiga kalinya," ucap juri tersebut.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!