NovelToon NovelToon

Dunia Dua Dimensi

EPISODE 1~ MEMBUKA MATA

“Aku di mana?”

Tanya seorang pria muda dengan suara lirih.

“Akhirnya anda sadar, tunggu sebentar aku akan segera panggilkan dokter”

Tak lama kemudian Dokter dan perawat berbondong-bondong datang untuk memeriksa kondisi pria yang tengah terbaring lemah itu.

Dokter memeriksa semuanya memastikan bahwa pasien sudah sadar sepenuhnya.

“Apa yang kamu rasakan saat ini? Apa ada yang terasa sakit?”

Pria itu hanya memberi isyarat dengan menggelengkan kepalanya.

“Apa kamu ingat namamu?”

“Namaku Haruno,,Aa,, aku,,””

“Ada yang ingin kamu katakan?”

“Aku ta,,a”

“Jangan dipaksakan, kondisimu masih lemah,kamu baru saja bangun setelah koma selama lima tahun, lebih baik kamu istirahat dulu, Nanti setelah keadaanmu membaik kita akan melakukan pemeriksaan yang lebih mendalam”

Pria muda itu hanya diam menuruti perkataan sang dokter, lagi pula tak ada yang bisa dia lakukan dengan tubuhnya yang masih lemah.

“Semuanya segera siapkan alat-alat dan hubungi semua dokter ahli, kita akan lakukan pemeriksaan menyeluruh untuk pasien”

“Baik Dok “

Dengan segera semua orang melakukan persiapan.\*

Setelah memastikan keadaan pasien sudah stabil,tak butuh waktu lama bagi perawat untuk menyiapkan semuanya, pria itu pun segera dipindahkan ke ruang pemeriksaan.

“Selamat siang dokter Tora”

“Selamat siang semuanya, kita akan memeriksa semua bagian tubuh,lakukan semua prosedur yang diperlukan dan lakukan CT SCAN setelah semua hasilnya keluar kita akan bandingkan dengan hasil pemeriksaan pasien yang lalu”

Seperti yang diperintahkan semua dokter akhirnya berkumpul, semua dokter ahli telah berada di ruangan itu.

“Dokter Tora, kita sudah melakukan pemeriksaan menyeluruh kepada pasien itu setiap tahunnya, kita tak pernah menemukan apapun dalam pemeriksaan lalu apa ini masih harus di lakukan?”

Dokter yang tengah sibuk itu bernama Toramus, dia adalah pimpinan sekaligus pemegang saham terbesar rumah sakit tersebut.

“Keadaan saat ini berbeda dari sebelumnya, saat ini pasien berada dalam kondisi sadar, mungkin saja kita akan menemukan permasalahannya”

“ Baik dok”

Selama ini dokter Tora memang terlihat sangat terobsesi dengan pasien tersebut, dia sudah melakukan berbagai cara untuk menyembuhkan pasien tp entah mengapa baru sekarang pria muda itu bangun dari tidur panjangnya.

“Dokter semua tes sudah selesai”

Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, para dokter ahli juga bekerja sama, tapi seperti beberapa pemeriksaan yang lalu, mereka tak menemukan permasalahan apapun dalam diri pasien.

“Baik terima kasih atas kerja keras kalian, untuk hasilnya pemeriksaan tolong kamu kirimkan kepada saya, saya akan memeriksanya sekali lagi”

“Baik dok akan segera saya kirimkan”

“Dan segera pindahkan pasien ke ruang perawatan, jika ada masalah dengan pasien segera beri tahu saya !”

“Baik dokter”

Haru akhirnya dipindahkan ke ruang perawatan, beberapa perawat juga masih terlihat sibuk mengurus pria yang sudah tidur lelap itu.

“Apa pasien ini keluarga dokter Toramus?”

 

Tanya seorang perawat kepada perawat lainnya.

“Bukan”

“Aku tahu semua dokter akan bahagia saat pasiennya terbangun dari koma, tapi jika diperhatikan bukankah dokter Tora terlalu baik kepada pasien ini?”

“Ya, dokter Toramus memang Sangat Peduli dengannya, bahkan aku mendengar kalau selama pasien itu datang dan berada dirumah sakit ini tak pernah sekalipun dokter Toramus mengambil cutinya, dia tak pernah absen seharipun untuk datang ke rumah sakit”

“Benarkah? Apa mungkin gosip diluar sana benar adanya, kalau laki-laki ini anak dari selingkuhannya dokter Tora, lagi pula aku tak pernah melihat satupun keluarga pasien datang, bukankah hal itu sangat aneh?” 

Tak sedikit orang yang berpikiran miring tentang hubungan dokter dan pasien itu, banyak orang menganggap perlakuan khusus yang diberikan dokter Tora sudah melewati batas hubungan seorang dokter dengan pasien.

“Kalian masih di sini?”

Kedua perawat itu terkejut mendengar suara dari orang yang baru saja mereka bicarakan.

“Emm,mm ii,yaa”

Mereka terbata-bata tak bisa berbicara dengan jelas.

“Tadi aku lupa memberitahu, jangan lupa memberikan vitamin untuk pasien, dia harus melakukan terapi besok pagi jadi usahakan agar nutrisinya terpenuhi dan pastikan dia menghabiskan makanannya malam ini”

“Baik dok,k”

Toramus pergi meninggalkan mereka yang masih dalam keadaan syok karena kedatangannya.

“Ap,,a menurut mu dokter mendengar pembicaraan kita tadi?”

“Dari tadi aku sudah menyuruhmu untuk diam tp kamu malah nyerocos terus”

“Maaf, maafkan aku, mulutku ini benar-benar tak bisa ku kendalikan”

“Sudahlah lebih baik cepat kamu selesaikan pekerjaan mu”

“Emm, iya,, iya,a”\*\*

Pagi pun tiba ,sesuai jadwal hari ini Haru akan menjalani terapi untuk dia bisa berjalan dengan normal.

“Dokter Tora, sebaiknya anda istirahat saja, biar kami yang mengurus pasien untuk terapi”

Setelah kejadian kemarin dua perawat itu masih merasa canggung untuk bertemu dengan Tora.

“Tak apa kalian bisa lakukan terapinya, Aku hanya ingin melihatnya secara langsung”

Seperti biasa jika menyangkut kepentingan Haruno maka Toramus akan terjun langsung untuk mengurus atau hanya sekedar mendampinginya.

“Inilah yang selalu membuat ku merasa iri dengan usia muda, tubuhmu sangat cepat beradaptasi, sepertinya tak sampai seminggu kamu sudah bisa berjalan dengan normal”

Terapi berjalan dengan baik, tak butuh waktu lama bagi Haru untuk bisa berjalan kembali.

“Dokter! Sebenarnya aku ingat kejadian waktu itu”

“Apa kalian bisa keluar! biar aku yang mengantar pasien kembali ke kamarnya nanti”

Toramus menyuruh semua perawat pergi meninggalkan mereka berdua.

“Apa kamu ingat semua? Dan aa,aku?”

“Semua, aku ingat semuanya”

Toramus bersimpuh di hadapan Haru, dia memohon ampun atas kesalahannya yang entah apa yang sudah dia perbuat kepada Haru di masa lalu.

“Maafkan aku, selama ini aku berusaha keras untuk bisa menyembuhkan mu, aku ingin menebus kesalahanku”

“Aku tau semuanya, aku yakin dokter sudah berjuang untuk membangunkan ku dari koma selama ini”

“Aku merawatmu dengan baik karena rasa bersalah ku, setelah kamu bangun dari koma aku merasa cukup lega beban di pundakku terasa lebih ringan”

“Dokter Tora bangunlah! Aku merasa tak enak hati jika anda seperti ini.

Dokter bangunlah aku tahu alasan anda melakukan hal itu kepadaku, aku tak menyalahkanmu, aku juga tahu bagaimana anda merawatku selama ini.

“Maaf, Haru”

Tak ada kata lain yang bisa diucapkannya  dia hanya bisa mengatakan permintaan maaf untuk menunjukkan bahwa dia benar-benar menyesali perbuatannya di masa lalu.

“Kenapa waktu itu kamu mau melakukanya?”

“Sebenarnya malam itu ada seorang anak yang memohon padaku untuk menyelamatkan ayahnya”

“Hah?”

“Saat itu juga hari terburuk dalam hidupku dokter, saat aku sedang berpikir untuk mengakhiri hidup tiba-tiba saja ada seorang gadis bilang jika aku harus menyelamatkan ayahnya dan akhirnya aku pun setuju untuk menolongnya, saat itulah aku melihatmu untuk pertama kalinya, aku melihatmu berada di tengah jalan seolah sedang bersiap untuk mati”

Toramus hanya bisa terdiam mendengar cerita Haru, berusaha mencerna dan mencoba memahami semua cerita mustahil itu.

“Walaupun aku juga ingin mengakhiri hidupku tapi waktu itu aku sangat ketakutan saat membayangkan tubuh ku bisa saja hancur tertabrak mobil saat berusa menolong mu.

Aku berusaha pergi tapi lagi-lagi gadis itu memohon padaku, melihatnya sangat putus asa membuatku tak bisa mengabaikannya, aku akhirnya memberanikan diri untuk melakukan hal itu, seperti yang gadis itu minta”

“Haru terimakasih kamu sudah menolongku saat itu, tapi sepertinya ingatanmu belum pulih sepenuhnya”

“Tidak,, aku mengingat semuanya”

“Tidak Haru, sepertinya semua kenangan itu masih belum kembali sepenuhnya”

“Apa yang salah? Kenapa anda tidak mempercayai ku?”

“Tidak mungkin kamu bertemu dengan putri ku malam itu, saat itu putriku satu-satunya tengah terbaring di rumah sakit, bagaimana mungkin dia bisa menemuimu”

“Taaapi,,”

“Haru tenanglah, banyak orang yang mengalami hal yang sama denganmu saat ini, saat seseorang baru saja terbangun dari koma ingatan mereka bisa saja hilang tapi dengan seiring waktu ingatan itu akan kembali sepenuhnya, aku berjanji akan merawatmu sampai saat itu tiba, kamu pasti akan sembuh total”

Haru yakin dengan ingatan yang dia miliki tapi jika yang dikatakan Toramus benar adanya, maka mana mungkin satu orang bisa berada di dua tempat berbeda dalam satu waktu.

“Lebih baik kamu istirahat dulu, Nanti kita bisa bicara lagi”

“Emm,, ya baiklah”

“Baiklah ayo aku akan mengantarmu kembali ke kamar”

Entah mana yang benar, ingatan Haru atau ucapan Toramus.

Selama ini bagi Toramus kesembuhan Haru adalah hal terpenting dalam hidupnya, saat Haru bangun dari koma saat itu juga dia bisa mengakhiri rasa bersalahnya.

Dan bagi Haru,setelah dia terbangun dari tidur panjangnya dia akan memiliki kisah yang lebih panjang dari kisah yang pernah dia lalui.\*\*\*

Bersambung,,,,,,,,

EPISODE 2 ~ CINTA DAN BENCI

Sebelum bertemunya Haru dan Toramus untuk pertama kalinya, semuanya bermula pada tahun 2000.

Ada sebuah keluarga kecil yang sedang menanti kelahiran anak pertamanya.

Setelah penantian selama enam tahun akhirnya sang istri mengandung dan tak lama lagi anak yang telah lama mereka idam-idamkan akan segera melengkapi kebahagiaan dalam keluarga mereka.

“Rula kamu sedang apa tengah malam begini? Ibu kan sudah melarangmu untuk melakukan pekerjaan rumah”

“Aku sangat lapar bu, aku mau buat nasi goreng, tadi mau beli di luar tapi ini sudah tengah malam”

Dengan suara lembutnya dan wajah memelas Rula berharap agar dia tak mendapat omelan.

“Kemana Harsa, kenapa dia membiarkan mu memasak sendiri?”

“Dia tidur, aku tak tega untuk membangunkannya”

“Kamu itu sedang hamil anaknya, seharusnya dia bisa selalu siaga untuk kamu, udah sekarang kamu duduk aja biar ibu yang masak buat kamu”

 

Wanita yang sedang memarahi Rula itu bernama Nola, dia adalah ibu dari Harsa.

Walaupun Rula adalah menantunya tapi kasih sayang Nola sangat besar padanya.

Nola tak pernah membedakan antara Harsa ataupun Rula, semuanya diperlakukan dengan baik olehnya bahkan jika ada permasalahan di antara suami istri itu Nola akan lebih membela menantunya dibandingkan anak kandungnya.

“Ibu,,”

Suara lembut Rula menghentikan ocehan ibu mertuanya.

“Hem,, kenapa?”

“Ibu,,, apa ibu tak sayang padaku?”

Setiap kali ibu mertuanya sedang marah atau mengomel Rula akan selalu mengatakan hal itu.

“Hahah baiklah baiklah, ibu tak akan mengomeli mu lagi”

Dan saat menantu kesayangan nya sudah memelas begitu Nola tak akan bisa lagi melanjutkan ocehannya.

Rula yang sudah tak memiliki orang tua sejak kecil dipertemukan dengan Nola yang sangat menginginkan seorang anak perempuan, membuat mereka bisa saling memahami dan saling mengasihi satu sama lain.

“Ini nasi gorengnya”

Tak butuh waktu lama bagi Nola untuk membuat nasi goreng.

“Terimakasih Bu, waaah,, kayaknya enak banget, ayo kita makan bersama”

Ajak Rula yang sudah tak sabar untuk segera melahap makanan yang sudah berada di depan matanya itu.

“Ibu tidak lapar , nasi gorengnya buat kamu saja,  ibu temani aja kamu makan”

“Kalau ibu tidak mau makan, ibu tidur saja ini sudah malam, biar aku makan di kamar aja”

“Baiklah kamu pergilah ke kamar dulu, ibu akan membersihkan dapur sebentar lalu tidur”

“Baik bu, muacchh,,”

Rula mencium pipi ibunya sebelum meninggalkanya untuk pergi ke kamar.

“Praaang!!!”

Suara piring pecah bersama dengan suara jeritan Rula.

“Ibu perut ku sakit sekali”

Nola melihat Rula yang sudah terjatuh di lantai, dia sudah meringis kesakitan.

“Kamu akan melahirkan? tunggu sebentar ibu akan bangunkan Harsa”

Mereka Pun segera pergi ke rumah sakit.

Akhirnya waktu yang sudah ditunggu pun tiba pada bulan Juni, hari Jumat tanggal 2 dini hari lahirlah seorang bayi laki-laki.

 Kebahagiaan yang tengah mereka rasakan tak akan pernah bisa digantikan dengan apapun.

“Cucu nenek tampan sekali,  mulai sekarang nenek akan selalu menjagamu”

Nola mendekap erat cucu pertamanya itu, di dalam gendongannya pun bayi itu tertidur lelap.

“Apa maksud ibu, bukankah ibu menjaganya sejak dia ada di dalam perut ku”

“Haha iya benar juga”

Kehadiran bayi laki-laki semakin menambah kehangatan dalam keluarga kecil itu.

“Apa kalian sudah menyiapkan nama untuk cucuku?”

“Aku belum menemukan nama yang bagus bu”

Jawab Harsa merasa bingung.

“Sayang apa kamu sudah terpikirkan sebuah nama?”

Tanya Harsa kepada Rula.

“Aku sudah mencari nama bayi yang bagus tapi masih belum ada yang cocok”

“Ibu punya ide, gimana kalau kita gabungkan nama kalian,  jadi namanya Haru”

Dengan semangat Nola memberi tahu idenya tersebut.

“Wah itu bukan ide yang buruk, namanya juga bagus Haru, gimana sayang apa kamu setuju?”

Harsa yang menyukai nama yang diberikan oleh ibunya meminta persetujuan dari istrinya.

“Aku tidak setuju!”

Rula menatap tajam kepada suami dan  ibu mertuanya.

“Ta,,tapi , sayang,,”

Tak biasanya istrinya bersikap seperti itu kepada ibunya, membuat Harsa merasa heran.

“Gak papa sayang ibu cuma memberi saran, jika kamu tidak setuju tak apa kita akan mencari nama yang lebih bagus”

Keadaan menjadi sedikit canggung, karena sikap Rula yang sedikit berbeda dari biasanya.

“Aku tidak setuju jika anak kita diberi nama dari nama kita berdua, aku maunya dia diberi nama dari nama kita bertiga”

“Maksudnya?”

Tanya Harsa yang masih bingung.

“Ya dia akan memiliki nama kamu, aku dan nama ibu.

Jadi nama bayi kita adalah Haruno”

“Sayang”

Nola tak menyangka dan merasa terharu dengan pemikiran menantu kesayangan nya  itu.

“Iya ibu, anak ini bukan hanya buah cinta kamu tapi dia juga wujud cinta kita bertiga”

Perkataan Rula semakin membuat Nola terharu.

“Terimakasih sayang, ibu benar-benar beruntung karena memilikimu.

Jika kamu tidak menikahi Harsa ibu tidak tahu apa ibu bisa merasakan kebahagiaan seperti ini”

Semua terhanyut dalam perasaan bahagia, tapi semua kebahagiaan itu hanya berlangsung beberapa waktu.

Tiga bulan setelah kelahiran Haru, Nola tiba-tiba saja menderita sakit parah yang akhirnya merenggut nyawanya.

Kepergian sang ibu membuat Harsa dan Rula cukup terpukul.

Harsa yang sangat mencintai ibunya, benar-benar terpuruk, seakan hidupnya runtuh dalam sekejap, dia menjadi hilang arah, di saat seperti ini dia butuh dukungan dan penyemangat untuk bisa melanjutkan hidupnya tapi disisi lain istri yang dia harapkan bisa menjadi penyemangat untuk nya malah lebih menderita dan lebih terpuruk dari dirinya.

Walaupun Rula bukan anak kandungnya tapi selama ini dia juga sangat mencintai Nola yang sudah dianggap sebagai orang tua kandungnya.

Rula yang sudah menjadi yatim piatu sejak kecil dan sangat kekurangan kasih sayang, tapi selama dia menikah, Nola lah yang sudah menyembuhkan luka hatinya, wanita itu yang sudah menyiraminya dengan kasih dan cinta yang amat besar.

Berada pada posisi yang harus merawat bayi berumur tiga bulan bersamaan dengan rasa kehilangan membuat Rula menjadi sedikit kacau.

Selama ini setelah kelahiran anaknya, Nola lah yang selalu siap menjaga dan membantunya mengurus Haru,

Rasa lelah yang teramat sangat dan rasa sedih menumbuhkan rasa kebencian dalam dirinya.

Benci pada diri sendiri, benci pada keadaan bahkan ada kebencian yang mulai tumbuh kepada anak kandungnya sendiri, Menganggap jika bayinyalah yang membawa nasib sial.

Keadaan yang memang sudah buruk lebih di perburuk lagi saat Harsa kehilangan pekerjaannya, semakin hari hubungan yang pernah sangat harmonis tiba-tiba menjadi asing satu sama lain.

Sampai akhirnya Harsa meninggal karena overdosis obat-obatan terlarang.

Haru akhirnya tumbuh menjadi anak yang pendiam, walaupun Rula membencinya tapi Rula tetap merawat dan membesarkannya.

Haru kecil mulai tumbuh menjadi remaja, dia akan memasuki sekolah menengah pertama.

“Ibu aku lulus dengan nilai terbaik, selain itu aku juga di terima di smp Karang sekolah terbaik di kota ini”

Haru dengan banga memberi tahu sang ibu tentang prestasinya.

“Aku tak punya uang untuk menyekolahkan mu, lagi pula sekolah itu hanya untuk orang-orang kaya bukan untuk orang miskin seperti kita”

“Tapi Bu, karena aku mendapatkan nilai terbaik aku mendapat beasiswa, ibu tak perlu pusing memikirkan biaya sekolahku”

“Terserah kamu aja, tapi ingat aku gak akan mengeluarkan uang sepeserpun untuk sekolah mu”

“Iya ibu, aku hanya butuh dukungan dari ibu, selebihnya aku akan berusaha sendiri dan aku janji gak akan merepotkan ibu”

Haru tak pernah berkecil hati dengan sikap ibunya, dia juga tak pernah sekalipun marah atau membenci ibunya.

Haru hanya berpikir jika sikap Rula yang dingin dikarenakan dia terlalu lelah bekerja untuk menghidupi meneka ber dua.

Bersambung,,,,

EPISODE 3 ~ PETAKA

“Ibu, bisakah besok ibu datang ke sekolah ku?”

“Aku harus kerja tak punya waktu untuk mengurusi hal seperti itu”

“Ta,,tapi Bu,,”

“Jika kamu tidak ingin melihat ku marah maka pergilah sekarang juga”

Tak ada yang bisa di lakukan oleh Haru, dia tak mungkin memaksa ibunya untuk pergi ke sekolahnya, dia tak ingin ibunya semakin membencinya.

Pagi pun tiba, dengan segera Haru bersiap untuk pergi ke sekolah.

“Ibu,, apa ibu yakin tidak bisa pergi bersamaku?”

Dengan wajah memelas Haru masih berusaha untuk bisa membujuk ibunya untuk yang terakhir kali.

“Baiklah Bu aku pergi”

Tak ada jawaban sedikitpun dari Rula, walaupun merasa sedikit sedih tapi Haru tak pernah menunjukkan nya kepada siapapun, dia adalah seorang anak manis yang akan selalu ceria di depan semua orang.

“Maaf Bu, ibu saya tidak bisa datang karena sedang bekerja”

Haru memberi tahu kepada gurunya jika tak ada wali yang bisa datang untuk menemui sang guru.

“Tak apa haru kemarilah, ada yang harus ibu katakan kepadamu”

Bukan rahasia lagi, hampir semua orang yang kenal dengan Haru telah mengetahui keadaan keluarganya, dan gurunya pun bisa mengerti.

“Haru ibu lupa memberitahumu, tentang beasiswa yang kamu dapatkan, ibu lupa memberitahumu jika di sekolah itu mereka mewajibkan setiap siswa untuk tinggal di asrama, sedangkan untuk beasiswa yang akan kamu dapat mencakup semuanya terkecuali asrama, kamu harus membayar untuk bisa tinggal di sana dan biayanya cukup mahal”

Seperti tersambar petir, Haru yang awalnya bersemangat untuk bisa melanjutkan sekolah di tempat terbaik sepertinya kini dia harus merelakan impiannya.

“Dari mana aku akan dapatkan uang, aku juga tak mungkin meminta ibu untuk membayarnya, untuk kebutuhan sehari-hari saja ibu harus bekerja keras”

Haru terdiam terhanyut dalam lamunannya.

“Haru!! Haru!!”

Suara guru membuyarkan lamunannya.

“Bu guru apa tak ada sekolah lain yang bisa menerimaku dengan memberikan beasiswa penuh padaku?”

“Dengan kecerdasan dan nilai yang kamu miliki akan sangat mudah untuk masuk ke sekolah manapun, dan untuk beasiswa mungkin masih bisa ibu bantu untuk pengajuan ke sekolah lainnya,tapi kamu tahu sendiri letak sekolah menengah cukup jauh dari tempat ini, kamu juga akan mengalami kesulitan untuk akses pergi ke sekolah setiap harinya, belum lagi ongkos dan waktu yang kamu butuhkan”

“Baiklah Bu, saya akan memberitahu ibu saya dulu, nanti jika ibu saya setuju untuk mengirim saya ke sekolah itu , saya akan segera memberitahu bu guru”

Haru yang tak ingin semakin kecewa mendengar penjelasan gurunya memutuskan untuk segera pergi.

“Baiklah Haru hati-hati di jalan, ibu doakan agar kamu bisa masuk ke sekolah yang kamu inginkan”

“Jika aku putus sekolah, aku tak bisa menjadi orang sukses dan ibu harus bekerja selama hidupnya, tapi jika aku sekolah aku tak punya uang untuk membayarnya”

Di perjalanan pulang Haru merasa bingung, dia ingin melanjutkan sekolah tetapi dia juga tak tahu bagaimana untuk membayar biayanya.

“Apa lebih baik aku memberi tahu ibu ya?”

Haru bergumam dalam hati.

“Baiklah sepertinya lebih baik aku memberitahu ibu dan aku akan berusaha meyakinkan ibu jika aku bersekolah aku janji akan bekerja keras dan menjadi orang kaya nantinya”

Haru bertekad untuk bersekolah, dia akan meyakinkan Rula jika tak ada ruginya menyekolahkannya di sekolah yang terbaik”

“Apa aku bisa bertemu ibu?”

Haru mendatangi tempat ibunya bekerja, Rula bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah perusahaan.

“Masuklah , ibumu ada di dalam”

Penjaga yang sudah mengenal Haru menyuruh pria muda itu masuk untuk menemui ibunya.

“Ibu!”

“Kenapa kamu ke sini?”

Tanya Rula dengan nada sinis.

“Ada yang ingin aku katakan”

“Pergilah! kita bisa bicara di rumah”

“Tapi buu,,”

Haru menatap ibunya dengan wajah melas

“Baiklah katakan saja sekarang”

Rula sedikit iba melihat putranya.

“Ini tentang sekolahku,”

Masih dengan sedikit rasa takut Haru mulai menceritakan semuanya kepada Rula.

“Aku sudah bilang kalau aku gak akan membiayai sekolah mu!”

Rula yang mulai emosi berteriak kepada Haru.

“Tapi Bu jika aku sekolah aku akan bisa mendapatkan pekerjaan yang baik nantinya dan ibu tidak harus bekerja lagi, kita akan hidup bahagia setelah aku sukses nanti Bu”

Haru masih berusaha untuk meyakinkan ibunya.

“Omong kosong semua itu, apa kamu masih tidak sadar juga haru, selama ini kamu lah yang menyebabkan kita hidup susah, dan sekarang kamu ingin aku membiayai sekolahmu? Untuk makan saja aku harus bekerja siang dan malam.

Selama ini aku bertanya tanya kenapa aku bisa melahirkan anak pembawa sial seperti mu, jika kamu tidak lahir aku tidak akan menghadapi semua ini, jika kamu tidak lahir makan ibu dan suamiku tidak akan pergi meninggalkan aku.

Apa kamu tak tau sebesar apa aku membencimu? Apa kamu tidak ingin pergi saja dari hidupku?”

Tak peduli dengan orang-orang yang sedang melihatnya Rula melampiaskan emosinya kepada Haru.

“Itukah alasan ibu selalu mengabaikan ku selama ini? Selama ini aku berpikir jika ibu bersikap dingin kepadaku karena ibu telah lelah bekerja, selama ini aku hidup dengan perasaan bersalah karena ibu harus bekerja keras karena menghidupiku sendirian tanpa sosok suami.

Ternyata ibu bukan hanya membenciku tapi ibu juga menyesal telah melahirkan ku.

Baiklah aku akan pergi, semoga ibu hidup bahagia setelah kepergianku”

Selama ini Haru berusaha mengerti dengan apa yang dilakukan oleh ibunya kepadanya, selama ini dia bisa memaklumi semuanya karena ibunya telah berusaha keras untuk merawatnya seorang diri, tapi kali ini kata-kata yang keluar dari mulut ibu nya sangat menyakiti hatinya, dan dia tidak pernah menyangka semua kalimat itu akan keluar dari mulut ibunya.

“Apa aku pernah meminta untuk dilahirkan? Apa salah jika aku memiliki impian?

Tuhan tak ada lagi yang bisa aku lakukan di dunia ini, selama ini aku bertahan dan hidup karena ibuku dan sekarang bahkan ibuku sudah tak ingin melihatku lagi”

Kekecewaan yang mendalam membuat Haru membenci dirinya sendiri.

“Tuhan ambilah nyawaku!! Hilangkan aku dari muka bumi ini, aku ingin membuat ibuku senang, aku ingin dia hidup bahagia”

Haru berteriak dengan keras

Dengan hati yang teramat sakit Haru pergi berjalan tanpa arah tujuan, dia pergi kemana kakinya melangkah, sampai akhirnya dia bertemu seseorang.

“Awasss!!!”

Dengan sekuat tenaga Haru mendorong seorang pria dari tengah jalan, pria itu pun selamat dari kecelakaan, tapi di sisi lain Haru yang tak sempat menyelamatkan dirinya, harus merelakan tubuhnya dihantam oleh sebuah mobil yang mengakibatkan dia terluka parah.

Untungnya pria yang selamat itu adalah seorang dokter, walaupun Haru terluka parah tapi setidaknya dia mendapatkan pertolongan pertama secepat mungkin.

Hari itu adalah hari terakhir Haru sadar sebelum akhirnya dia koma selama lima tahun.

Pria yang di tolong oleh Haru adalah Dokter Toramus.

Itulah alasan Tora selalu menjaga dan merawat Haru selama ini.

Bersambung,,,,,,,,

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!