Di sebuah kamar bernuansa soft ungu.
Kringg... kringg... kringg. .
Alarm berbunyi dengan nyaring.
Seorang gadis remaja terbangun dan mematikan alarm nya. alarm tersebut menunjukan pukul 5 pagi.
Ia adalah Diora macaspa. Gadis remaja berusia 16 tahun itu, sekarang duduk di kelas 11 SMA. Ia tinggal bersama ayahnya yang seorang duda. Dan bekerja sebagai Pemborong konstruksi.
Diora keluar kamar nya dan menuju kamar mandi.
Lima belas menit kemudian, Diora keluar setelah selesai dengan ritual mandinya. Ia telah berganti baju biasa karena akan memasak sarapan dulu.
Pagi, ini Diora menyiapkan dua piring nasi goreng dengan telur ceplok. Double telur ceplok untuk sang ayah dan tidak lupa segelas kopi pahit kesukaannya.
Diora menuju kamar ayah nya untuk membangunkan beliau tentu nya.
Tok... tok... tokk... (suara pintu di ketuk)
" Ayah... ! sarapanya sudah siap ! " ucap Diora memanggil ayahnya.
Tidak lama kemudian..
Ceklek (pintu terbuka) muncul lah sosok pria dewasa yang sedikit berantakan. Hanya mengenakan kaos singlet dan celana bokser bola sambil mengusap matanya.
" Emh, sudah pagi ya ? " suara bariton yang serak khas bangun tidur menyapa indera pendengaran Diora.
" Iya ayah,." ucap diora.
Lalu menyeret pelan lengan ayahnya.
" sekarang ayah mandi, lalu kita sarapan dan kemudian Ayah anterin Diora ke sekolah terus ayah berangkat kerja deh,. " cecar Diora panjang lebar menjabarkan rutinitas ayahnya pagi ini.
" Iya.. iya.. " Levianant (ayah Diora) menjawab pasrah sambil melangkah malas karena diseret putrinya itu.
Sepuluh menit kemudian.
Levi, keluar dari kamar mandi hanya dengan celana yang dipakainya tadi. tanpa baju atasan. hanya handuk di bahunya untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah. Tentu ia tampak jauh lebih segar dari sebelumnya.
Levi,berjalan santai menuju meja makan dan menyantap nasi yang disediakan untuknya.
" astaga AYAH !! " pekik diora reflek saja karena ayah nya itu bertelanjang dada dengan pedenya.
" kenapa Diora ? " ucap Levi sambil menyuap lagi nasi dan telor nya, santai sekali.
" Ayah itu auroranya tolong di jaga ! di tutup gitu. jangan di umbar. putri ayah ini udah dewasa.. tolong malu lah dikit ! " jelas Diora panjang lebar.
" dewasa, dewasa, baru juga kelas 2 SMA ktp aja belum ada. kamu itu masih kecil. " cibir Levi lanjut menyeruput kopinya mumpung masih hangat.
" tetep aja,. Ayah jangan tebar-tebar pesona " protes Diora lagi.
" tapi kamu suka kan liat roti sobek ! ayah lihat poster KJ di kamar kamu,dia juga telanjang dada tuh,! kamu nga malu liat dia telanjang dada ?" balas Levi tak terima di protes anak nya.
" Ayah ngapain ngintip in kamar Diora ?? tapi KJ kan masih seger. ayah kan udah tua " cibir Diora.
" Ayah ngak ngintip ya ! kemarin ayah nganterin kamu susu. dan Tua ? Ayah aja seumuran sama KJ kamu itu.. " ujar Levi panjang lebar.
" oh iya susu. eh seumuran ? "kata Diora
" siapa yang seumuran ? ayah sama KJ ? Kalo 11 tahun yang lalu iya seumuran. kalo sekarang ayah udah 36 tahun. udah tua ayah.. " sambung Diora dengan jelas.
" Ayah supermacy gini. dibilang tua. ayah hot tau.. " sanggah Levi tak terima di bilang tua.
" Siapa yang bilang ? tante Lela yang jual seblak di pengkolan ? atau tante Sumi yang punya rumah makan ? " cibir diora.
" Banyak.. hampir semua ibu-ibu komplek sini Bilang kalo ayah hot tuh. awet muda lagi. " balas Levi dengan bangga.
Lalu Diora terdiam dan fokus memperhatikan ayahnya.
Ayahnya itu memang mempunyai tubuh yang semampai mungkin sekitar 180an dan atletis.
otot perutnya, wajahnya juga lumayan bersih dan terawat. terlihat tampan dan awet muda. memang benar jika dibilang kalau ayahnya itu supermacy.
"Iya deh, ayah supermacy! " ucap diora sambil mengacungkan jempol ke arah ayahnya.
"tuh, kan akhirnya mengakui juga ! "Levi tersenyum bangga dan mengangukkan kepalanya.
" Kerenan ayah atau KJ ?" tanya levi iseng.
" Ya KJ lah ! jauh ayah mah remahan renginang premium. " Jawab Diora ceplos.
" oh,. sana minta uang saku sama KJ ! jangan sama ayah ! " ucap Levi pura-pura ngambek.
" lah, . ih ayah nga asik ngancem uang saku !"
Diora tak kalah ngambek juga.
" haha ! " tawa Levi.
" coba bilang ayah lebih keren dan ganteng dari KJ nanti ayah double uang saku nya 25rb jadi 50rb ! " ucap Levi.
"penipuan publik ini ... ! " cibir Diora memanyunkan bibirnya.
" lah ayah kan bukan Idol. tapi jadi Idola kampung ha ha ha.. ayo buruan.. ayah hitung sampai tiga ini.. satu.. " Levi terus menggoda putrinya itu.
" Ayah keren dan terganteng ! lebih keren dari KJ ! " seru Diora.
" Makasih pujiannya.. " Levi berucap sambil menyodorkan uang kertas Lima puluh ribu itu dan di sambut baik oleh Diora.
" Sana siap-siap. biar ayah yang beresin meja nya. kamu kan lama kalo siap-siap ! " ujar Levi.
Diora pun mengangguk menuju kamarnya dan bersiap. sementara Levi merapikan meja makan dan mencuci piring. lalu ia juga bersiap memakai baju dan celana jeans.
selesai perdebatan kecil dan sarapan akhirnya.
Levi selesai bersiap lalu memanaskan motor nya dan diora pun telah bersiap.
" Ayah yora udah siap ! " panggil diora menghampiri ayahnya.
" Ayah,. udah cantik dan rapi belum ? " tanya Diora lagi sambil memutarkan tubuhnya.
Levi tersenyum hangat dan menganggukan kepalanya.
Levi dan Diora berangkat menuju kesekolahan. dan di perjalanan banyak tetangga yang berlalu lalang dan saling bertegur sapa kepada ayah Levi.
10 menit perjalanan,.
Akhirnya mereka sampai di sebuah sekolah Menengah Atas ter-akreditasi A kota J.
Levi menghentikan laju motor nya. berjarak Lima puluh langkah dari gerbang utama agar tidak menghalangi jalan siswa/siswi.
Diora turun dari motor dan melepas helm yang dikenakannya.
Lalu merapikan sedikit penampilannya melalui kaca spion motor ayahnya itu.
Levi membenarkan letak helm yang dikenakan Diora lalu.
" kamu sudah rapi dan cantik sayang.. " ucap Levi yang memperhatikan gadis kecilnya itu merapikan rambut.
Diora hanya nyengir kuda salting dua kali dipuji ayahnya pagi ini.
" Diora berangkat dulu ayah ! cup ! " ujar Diora sambil mencium punggung tangan ayahnya.
" Ya,. semangat belajar sayang ! " Balas Levi mengusap pelan kepala putrinya.
Diora pun melangkah kan kaki nya masuk ke gerbang sekolah. Karena hari pertama setelah kenaikan kelas jadi, biasanya diadakan upacara terlebih dahulu. lalu pengumuman ruang kelas. dan perkenalan antar siswa dan guru. karena sistem sekolah mengacak susunan kelas agar berbeda dari susunan yang sebelumnya.
Levi juga melanjutkan perjalanannya ke tempat ia bekerja.
Sesampainya di tempat kerja Levi dan rekan timnya bertemu dengan calon pemilik gedung dan membahas ini itu sebelum mulai membangun gedung tersebut.
Selesai diskusi dan final mereka mulai bekerja mengikuti arahan Levi dan pemilik gedung nya.
Di sebuah SMA Negeri kota Jakarta.
08.30 pagi Setelah selesai Upacara, siswa dan siswi mengikuti wali kelas mereka masing-masing. Lalu, mereka bersama-sama menuju ruang kelas mereka.
Diora, ternyata masuk ke kelas 11 C jurusan IPS. Diora masuk ke kelas dan mencari tempat duduk yang telah di tempeli namanya. setelah lima menit mencari, ternyata ia duduk di barisan pinggir dekat tembok dan di bangku nomer 3.
Diora pun duduk ditempatnya. Meletakan tas, lalu mengeluarkan sebuah buku dan sebuah pena.
Tiba-tiba seorang remaja laki-laki dengan dasi yang sedikit longgar mendekat ke arahnya.
" Armey Dirgantara " gumannya membaca namanya sendiri. Lalu remaja lelaki itu menarik bangku dan menduduki nya. Ia pun menoleh ke arah rekan sebangkunya.
" Hai.. " sapa nya.
" hai juga ! " Sapa diora tersenyum.
Armey menoleh kesekitarnya.
" Ternyata semua duduk berpasangan ya.. aku kira sesuai absen. " ucap nya.
Diora juga mengedarkan pandangannya kesekeliling. dan benar banyak yang duduk berpasangan.
" Iya sepertinya begitu. " Balas Diora.
" Btw, namaku Armey. kamu dulu dari kelas berapa ? wajah mu nga asing ? " tanya armey.
" Wee... armey.. ! udah dapet mangsa.. pagi-pagi ! " seru anak laki-laki dan perempuan di depan bangku armey dan diora.
" Ah,. ganggu aja. kan boleh perkenalan dulu ! " balas armey menoyor kepala teman di depannya itu.
" Sakit Lutung.. " omel remaja laki-laki yang ditonyor oleh Armey itu.
"Sukurin !" balas Armey.
Diora tersenyum melihat interaksi keduanya.
" Aku Diora, dan dari kelas 10 E sebelumnya. kalo kalian ? " jawab diora dan bertanya balik ke-Tiga orang termasuk armey.
" Oh aku dari kelas 10 B. kelas kita jauhan ternyata. " jawab Armey.
" Aku Frans dari kelas 10 C " ucap Frans yang duduk di depan armey.
" Aku Viviana. sekelas sama Armey dulu. dan sekarang juga sekelas lagi. " ucap Viviana sambil memasang wajah jengah dan melirik armey.
" eh, ana. beruntung loh, dapet teman sekelas yang manis dan ganteng kayak aku ini.. " ucap Armey membanggakan diri.
" hilih. . manis apanya ? Kek lutung iya. " cibir Ana. karena kulit armey sedikit tan.
" Lutung itu di akhir cerita jadi pangeran ganteng loh. . " balas armey nga mau kalah.
Frans pun hanya mengelengkan kepala saja, dan beralih menatap Diora.
" Diora kamu itu anggota Osis juga kan ? " ucap frans.
" Iya. kamu juga kan kalo ngak salah ?" balas diora.
" iya aku anggota osis juga. Nanti akan ada pendaftaran pemilihan ketos baru. kita rapat nanti bareng aja. " ajak Frans.
" oke. " balas diora mengangguk.
" wee.. we... apa ini ? Frans kau nikung aku ? " kata Armey.
" Nikung apanya ? " tanya Frans.
" kau curi start ! kan aku duluan yang mau kenalan. " armey pura-pura kesal.
" Halah, si armey. jangan mau diora buaya buntung dia itu. !" ucap Vivian mengejek armey.
" Buaya buntung dari mana. kan mau temenan. abis temenan pdkt an kalo cocok jadian kalo ngak ya wasalam. " ucap armey menjelaskan.
" Haha, kita semua kan sekelas pasti berteman. " ucap Diora mencoba menengahi.
" Diora, saran aku sih jangan mau temenan sama nenek sihir. " cibir armey melirik vivian.
" Mana ada nenek sihir secantik aku, dasar lutung !" balas Vivian.
tiba-tiba...
" Hai guys ! rame banget meja kalian. sampe ngak memperhatikan kalo kita lagi mau diskusi siapa ketua kelas nya ! " Intrupsi dari seorang gadis remaja yang sangat cantik seperti boneka.
" Eh, ayang Pricila. siapa emang kadidat yang mau jadi ketua kelas nya ? " tanya armey memasang wajah senyum ramah yang sangat lebar.
" Eh, lutung sekelas lagi kita rupanya. " ucap pricila menabok manja lengan armey.
" Hua ha ha.. Lihat banyak yang manggil kamu lutung mey.... " tawa Viviana pecah sambil menabok-nabok meja.
" ah, sisil.. masa lutung sih. " armey kembali manyun.
" Hehe, imut aja kalo kamu dipanggik lutung. " balas pricila.
" Btw, siapa aja kadidatnya tadi ? " kali ini frans yang bicara.
" oh, itu baru Brian sama Tio. " jawab pricil sambil menunjuk dengan jempol ke arah papan tulis. Ada dua Remaja laki-laki disana.
" Oh, Brian sama Tio. ngak ikutan ah jadi ketua kelas. " ucap frans lagi.
" Ya udah pilih aja Brian atau Tio. terus tulis. nanti di kumpulin dan nama paling banyak itu yang jadi ketua. " jelas Pricila.
" Diora, kamu pilih siapa ? " tanya Armey.
Diora diam dan melihat ke arah dua anak laki-laki di depan kelas itu.
" Jangan-jangan Kamu ngak kenal mereka ? " selidik armey.
Diora hanya mengeleng.
" Astaga,. selama ini kamu sembunyi di gua mana sih ? " cibir Armey.
Diora hanya tersenyum kikuk.
" Yang kiri rambut agak ikal dan tinggi itu Brian. calon Kapten klub sepak bola SMA kita. nah, yang rambut lurus agak cepak dan badannya bongsor itu Tio. dia anggota klub Basket. " jelas Armey.
" oh... iya iya " Jawab diora mangut-mangut.
" Menurut kamu siapa mey ? Brian apa Tio ? " sambung diora lagi.
" Kepemimpinan jelas Brian lah,. tapi kalo yang rajin jadi ketua kelas dari SMP si Tio. tapi aku pilih tio aja. Soal nya Brian biar jadi kapten di tim bola kami. jadi biar dia ngak sibuk kerja. " Kata Armey.
" Jadi, Tio. " beo Diora mengulang.
" hooh Tio aja. " bujuk armey.
Mereka berdua pun menulis kan nama dan ternyata...
Brian resmi menjadi ketua kelas dan Tio sebagai wakil.
" Lah... " gerutu armey. karena rencananya tidak mulus.
" Teman-teman yang lain banyak milih Brian 20/10 jauh banget selisihnya. " jelas Diora melihat hasil poling yang ditulis di papan.
lalu lanjut memilih sekertaris Pricila mendaftar dan langsung terpilih. Kemudian bendahara ditunjukan kepada Vivian.
Karena tidak ada yang mau mendaftar jadi perangkat kelas.
" mampus nenek sihir jadi bendahara ! " gerutu Armey lagi.
Vivian langsung menoleh kebelakang menatap armey.
" Awas kalo lu telat bayar kas kelas ! " ancam vivian menunjuk dua jari tanggannya ke mata nya lalu ke arah armey. seolah ia mengawasi Armey.
Perkenalan kelas di dilanjutkan karena masih hari pertama masuk sekolah.
kemudian di sambung pembagian jadwal mata pelajaran.
Sekarang,..
Frans, Vivian, Diora dan Armey jajan ke kantin barengan.
"Siapa yang mau jadi kurir ? " tanya frans setelah mereka mendapatkan tempat duduk.
" kamu aja ! " usul Armey.
" kamu aja kenapa mey ! Biar banyak gerak ! " viviana ganti menyuruh Armey. karena armey tidur sebentar dikelas tadi.
" ugh.. mager.. " ucap armey memelas.
" Hadeh. . " kata Frans
" Aku aja yang pesenin. kalian mau makan apa aja ? " Diora mengusulkan diri.
" Yang mulia Armey mau bakso tetelan nya yang banyak sama kuah juga yang banyak. minumnya es jeruk. " Armey berkata dengan semangat.
Diora mengangguk lalu menatap Frans dan Viviana bergantian.
" Aku Mau mie ayam tapi ngak pake kuah. minumnya es teh poci. " kata Vivian.
" Aku bakso aja pake telur minumnya es kosong aja " kata Frans.
Diora pun berangkat menuju tempat memesan lalu antri.
Kemudian seorang remaja laki-laki menyerobot antrian dan memotong diora.
" Maaf, tolong antri ! " Ucap Diora sambil menepuk punggung belakang lelaki itu.
Yang merasa punggung nya di tepuk pun menoleh. Menatap Diora dari atas ke bawah. Lalu berbalik lagi mengacuh kan diora.
Diora pun menarik nafas nya lalu menghembuskannya. Diora pun mencoba untuk mengakah dan mengabaikan orang yang didepannya ini. Karena kalau berdebat jadi makin runyam nantinya.
" Bu, saya pesen Mie ayam pake bakso double terus campur kuah dikit aja ! minumnya Es susu seperti biasa. Anter ke atas ya bu, terimakasih. " Ujar Remaja lelaki di depan diora tersebut dengan Lembut dan sopan.
Setelah selesai memesan lelaki itu melengos melalui Diora. Diora jadi dongkol. namun akhirnya, Ia juga masa bodoh dengan lelaki itu dan melanjutkan untuk memesan.
" Non nya mau pesen apa ? " tanya ibu kasir nya.
" Saya pesen Bakso dua porsi yang satu pake tetelan dan kuah yang banyak. bakso satunya pake telur. Terus mie ayam nya dua ngak pake kuah. minumnya es jeruk dua, es teh satu dan es kosong satu. " Jelas diora perlahan agar tidak ada pesanan yang terlewat.
" Ada tambahan lagi non ? " tanya ibu kasir nya.
" gada itu aja bu, anter ke meja yang di pojok kanan sana ya bu, terimakasih. " Ucap diora sambil menunjuk tempat mejanya.
Lalu diora kembali ke kumpulan temannya dan duduk.
Tidak lama pesanan tiba, Mereka pun menyantap makanan tersebut. Selesai makan mereka membayar makanan mereka dengan mengumpulkan uang mereka menjadi satu dan Diora lagi yang membayar ke kasir.
saat antri membayar pun Diora di salib lagi oleh lelaki yang tadi.
" hoi Antri ! " Diora sedikit menekan suaranya. sambil menepuk punggung laki laki itu.
" Elah, sebentar doang. gue buru-buru ! " balas laki-laki itu tanpa menoleh dengan nada yang sedikit ketus. Lagi-lagi mengabaikan diora.
" Berapa bu total punya saya " kata laki laki itu suaranya berubah lembut.
" Dua puluh tiga ribu den " kata ibu kasir.
Lelaki itu pun merogoh saku nya. Ternyata ia lupa membawa uangnya. ia pun menoleh kebelakang.
" Hoi, lu punya uang dua puluh tiga ribu nga ? " tanya lelaki itu santai sekali.
Diora tidak menjawab hanya menatap lelaki itu saja.
" Dih, Gue sadar diri kalo gue ganteng. tapi sekarang lagi gue tanya. lu punya uang dua puluh tiga ribu nga sini pinjem dulu !" seru lelaki itu lagi sedikit meninggikan intonasi suaranya.
Diora menatap ke seragam lelaki itu bagian dada dan menemukan nama pria itu.
" Krisan NB, kamu itu Kalau mau minta tolong itu yang sopan. dan jangan menyela antrian !" ucap diora spontan.
" Eh, cil. kalo lu nga punya uang nya nga usah banyak omong. " Krisan pun mengedarkkan pandangannya lalu..
" Tompel ! pinjem uang dua puluh tiga ribu. " teriak krisan memanggil seorang lelaki yang punya tompel sedang di pipinya itu.
" Ngak punya sopan santun " Cibir Diora sangat pelan.
Kristian meraih uang dari Si tompel lalu mencondongkan wajahnya ke arah diora.
" Ngak Usah sok cil ! " ancam krisan seraya berbisik dekat telinga Diora.
Diora pun mendelik tajam menatap Krisan.
" Makasih ya bu.." ucap krisan kepada ibu kasir dengan tersenyum hangat.
Lalu langsung berubah 180 derajat sambil melangkah melalui diora.
" Orang gila.. " guman Diora lalu lanjut ke kasir.
" Punya kami tadi jadi berapa bu ? " tanya diora.
" Bakso tetelan satu 15 ribu , tambah bakso telur 10ribu, es jeruk dua 10 ribu, mia ayam nya dua 20ribu, es teh 4 ribu es kosong 2 ribu, jadi totalnya 61 ribu non. " ibu kasir menjabarkan pesanan Diora tadi.
diora menyodorkan uang nya lengkap.
" Makasih ya bu. " ucap diora.
" sama-sama non " balas ibu kasir.
Mereka ber-empat pun masuk kekelas dan duduk dibangku masing-masing masih ada waktu beberapa menit sebelum jam istirahat berakhir.
" Diora, Kamu ada hubungan apa sama kak Krisan ? kok nempel banget ? " tanya Viviana kepo. Vivian bahkan memutar bangku nya agar menghadap diora.
Diora mengerutkan alisnya.
" Kak ? " ulang Diora karena viviana memanggil Krisan dengan sebutan KAK.
" Iya . kak krisan kan Kakak kelas kita yang paling famous. Ace nya sekolah kita. kamu liat nga di medsos sekolah kita, brosur pendaftaran sekolah kan ada Wajah kak krisan. " Jelas vivian mengebu-gebu.
" Iya kah ? " Diora terkejut lalu mengecek ponselnya dan melihat akun medsos sekolah mereka.
" Kok bisa ? padahal dia berantakan kan ? " Diora pun bertanya-tanya.
" oh, emang sih kak krisan itu jarang pake dasi. balik ke topik. kamu deket sama kak krisan sejak kapan ? " Lanjut vivian nanya.
" Deket apanya ? orang dia nyerobot antrian. mana ngak sopan pula ! " Jawab Diora sedikit ketus.
" Hah ? Kak krisan ngak sopan ? nyerobot antrian juga ? " Vivian seolah tak percaya.
" Iya beneran suer ! " Jawab Diora sambil mengankat jari telunjuk dan tengahnya membentuk v (peace).
" Buru-buru kali dia nya. jadi kamu ngak deket beneran ? terus kenapa dia nempel-nempel kek cium kamu tadi ? " Vivian dengan segudang ke kepoannya.
" Ngak ada yang kayak gitu. aku di intimidasi iya. " jawab diora spontan.
" Emang dia bilang apa ? " vivian nanya lagi.
"Hust.. diem nenek sihir. nanya mulu dari tadi. guru udah depan pintu noh ! " Sela Armey.
" Ih, kang rese nyebelin ! " Cibir vivian.
" Bodo amat ! " balas Armey.
Diora tersenyum kaku. Dan benar kata armey bahwa ada guru didepan kelas dan sekarang masuk kedalam. Mereka tidak Belajar hanya mencatat kisi-kisi yang akan dipelajari selama semester ganjil.
Pukul setengah dua siang.
Jam pulang nya Anak-Anak sekolah.
Diora berjalan kaki dari gerbang Sekolahnya. Dan memang benar ada spanduk besar di atas gapura sekolah bertuliskan ' SELAMAT DATANG SISWA\SISWI BARU TAHUN AJARAN 2018/2019 ' Disana ada wajah Kepsek, beberapa guru dibidang tertentu. kegiatan estrakurikuler ( Basket, Sepak bola, Osis, Nari, PMR, dan Bimbingan keagamaan ) dan Ya, Wajah Krisan yang tampil Rapi dan menawan sebagai Ace nya SMA itu.
"Wah, beneran dia. " guman diora pelan.
Diora tidak berlama-lama menatap spanduk sekolahnya itu. Ia memilih terus berjalan menuju halte bus terdekat.
Namun, ia tidak pulang dengan bus tapi naik Angkutan umum.
Diora naik angkot dan ia berpapasan lagi dengan Krisan yang telah duduk santai di pojok angkot.
Ya, tentu saja mereka berdua pura-pura tidak saling melihat masing-masing.
Angkot melaju dengan kecepatan sedang di iringi alunan musik Dj tok tok.
'entah apa yang merasuki mu.. Kakk, kakkk, kakk,
hingga kau tega menghianatiku, yang tulus mencintaimu..
salah apa diriku padamu.. kakkk kakkk kakkk,
Hingga kau tega menghianati aku, kau sia-siakan Cintaku... '
begitu lah kira-kira sepenggal lirik lagu dan ada suara gagak nya.
Lima menit perjalanan...
" Minggir di depan pak. . " ucap Krisan datar.
angkot pun minggir ke tepi jalan dan di depannya ada warung yang dikerumbungi anak-anak berseragam lainnya. Krisan turun dan mengeluarkan selembar uang pecahan Dua puluh ribu.
" Kembaliannya dek,. " panggil bapak supir saat Krisan hampir berlalu.
" Buat ongkos anak yang pake tas ungu muda ini aja pak sisanya ! " ucap Krisan tersenyum ramah ke arah pak sopir.
" Oh iya dek. " balas pak sopir.
Krisan pun berlalu dan angkot kembali melaju.
" Hah " sejenak Diora bingung. kenapa Krisan membayar ongkos nya.
Tak lama Kemudian Diora pun turun di kiri jalan. Karena jalan kerumahnya tidak boleh dilalui angkot. jadi, ia pun turun di simpang tiga arah ke jalan Rumahnya. sedangkan angkot belok ke kanan lurus jalan.
" Masih ada kembaliannya neng,. " Ucap bapak sopir setelah Diora turun.
" Buat bapaknya aja.. " ucap Diora tersenyum ramah.
" Makasih ya neng.. " Balas bapak sopir. lalu angkot melaju.
Diora berjalan menuju ke rumahnya melewati Warung makan tante Sumi.
" Diora.. " panggil Sumi.
" Iya tante ? " Diora menyahut panggilan Sumi lalu berjalan mendekat.
" Ini Ada sayur Lodeh sama gorengan buat kamu makan siang sama ayahmu. ! " Ujar sumi menyodorkan kantong keresek berukuran sedang.
" Wah, Makasih tante. Jadi, ngerepotin. " Balas Diora menerima pemberian sumi.
" Ah, ngak usah sungkan kayak apa aja. " Ucap sumi.
" Diora pulang dulu ya tante .. " Pamit diora sopan.
Diora pun melangkahkan kakinya. Kali ini ia dihentikan oleh Juragan Bahri,Tetangganya yang punya Kolam ikan Mujair dan ikan mas.
" Ini Diora Nanti di goreng apa di sayur. itu udah di bersihkan sama cecep. " Ucap juragan bahri.
Cecep menyodorkan Sebungkus ikan berukuran sedang berjumlah 4 ekor.
" Wah, makasih banyak pak Bahri.. " Ucap Diora senang.
Diora pun melanjutkan lagi jalannya. sampai akhirnya di depan pintu rumahnya. Ia menurunkan dulu barang yang di bawa. lalu merogoh kunci rumah di dalam tasnya. setelah ketemu, diora membuka kunci rumahnya. Karena ayahnya tentu belum pulang jam segini. biasanya, ayah Levi pulang jam Lima sore.
Diora masuk kedalam meletakan sayur di meja makan dan ikan ke dalam kulkas. Karena ikannya sudah bersih. mungkin akan ia cuci lagi saat akan dimasak.
Diora membuka pintu kamarnya meletakan Tas, dan mengganti seragamnya. lalu mengambil handuk, dan mandi. Karena ia dari luar juga cuaca sangat panas. Agar lebih segar jadi dia mandi dulu.
Selesai mandi Diora makan siang. setelah makan ia membersihkan rumah nya. menjemur pakaian yang telah ditiriskan ayahnya setelah mandi pagi tadi.
Ia pun duduk santai di sofa ruang tamu sekaligus ruang tv. Sambil memainkan handphone nya. Sampai diora tak sadar sudah tertidur .
Jam Setengah lima sore,. Diora terbangun dan melihat jam dinding yang menempel dekat foto keluarga Hanya diora kecil dan ayahnya. tidak ada sosok ibu disana, diora pun tidak tahu bagaimana wajah ibunya itu. Ayah nya pun tidak banyak bercerita tentang ibunya. Diora hanya tahu bahwa nama ibunya Danisa. Dan sudah meninggal. Namun, satu fotonya pun tidak ada di rumah itu.
Diora memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
setelah selesai mandi dan berganti pakaian. Diora menuju dapur untuk menghangatkan sayur lodeh pemberian tante Sumi karena cukup banyak, juga tidak lupa mengoreng dua ekor ikan mujair pemberian pak Bahri. selesai dengan dapur Diora menuju samping rumahnya untuk mengangkat jemuran juga langsung melipatnya di ruang tamu, duduk beralaskan karpet kecil.
Jam menunjukan pukul Lima sore lewat lima belas menit.
Suara motor ayahnya telah terdengar dan tiba di depan rumah.
" Sayang,. ayah pulang ! " pekik ayah Levi kemudian membuka pintu dengan tangan kirinya.
Diora bangkit karena pekerjaannya telah diselesaikan. dan menyambut ayahnya pulang. karena ayahnya pulang dengan banyak bawaan barang di tangan kanannya.
" Ayah abis belanja ? " Tanya diora sambil membantu ayahnya.
" Iya ayah beli sembako Beras, kopi, gula sama minyak. kalo sayuran mentah, mie dan lain-lainnya ini di kasih bu yuyun. " Jelas Ayah Levi.
" Bu yuyun yang ? " Beo diora sedikit bertanya.
" iya yang Itu ! janda yang tinggal di rumah warna oranye hadapan dengan rumah pak Bahri. " jelas ayah Levi.
" Wah, ayah Idola para janda. " Diora sedikit memuji ayahnya.
" ah, mungkin karena seminggu lalu ayah bantuin benerin genteng di rumah nya yang turun itu kali. " Balas Ayah levi.
" bahkan, tadi tante sumi juga ngasih sayur lodeh sama gorengan buat kita makan nanti. tante sumi kan janda juga. " Diora memberi tahu.
" Oh ya ? Kamu udah bilang terimakasih kan ?" tanya ayah levi lagi.
mereka membereskan belanjaan di dapur. sebagaian di letakan ke kulkas sebagian di rak dan toples.
" udah dong. " jawab diora.
" Ya udah ayah mandi dulu terus kita makan. " ucap ayah Levi. Levi pun langsung mandi.
" ayah mau di buatin teh atau kopi ? " tanya diora sedikit berteriak karena ayahnya sudah di dalam kamar mandi.
"whopi.. " Jawaban dari dalam kamar mandi.
" Oh kopi. " Diora mengulangi. karena terdengar ayah nya sedang menyikat gigi.
Diora pun membuat kopi untuk ayahnya.
Beberapa menit kemudian..
Levi keluar dari kamar mandi mengenakan celana kolor tidak lupa handuk yang masih bertengger di bahu.
" Pake baju ayah, kan udah di siapin di pintu kamar mandi tadi.. " diora memberi tahu ayahnya yang suka tebar-tebar pesona itu.
" Nanti aja, rambut ayah masih basah. " Jawab Ayah Levi sekenanya. Ia meletakkan kaos yang diambilkan putrinya di pinggiran kursi.
Diora pun menarik nafas lalu menghembuskannya. Lalu menyendokkan nasi, sayur dan lauk kepiring ayahnya.
" Makasih.. " ucap Levi sambil menyambut piring yang putrinya berikan.
Mereka makan dengan nikmat.
" Ayah ngak mau nikah lagi ? " tanya diora membuka percakapan.
" Hah ? Tidak. " Levi kaget namun langsung menjawab dengan tegas.
" Ayah nga kesepian ? " tanya diora lagi.
" Ngak lah, ayahkan punya kamu putri ayah. jadi ayah ngak kesepian. " Jawab Levi.
" hm,. ayah Diora udah remaja. 6,7,8 tahun lagi bakal menikah pastinya. ayah akan sendirian nanti. " Ucap diora.
Levi meletakkan sendok makannya lalu menyeruput air sampai tandas dari gelasnya.
" Kamu itu masih sekolah. ngapain cepet-cepet nikah. " balas Levi.
" Ye, kan diora bilang nanti 7,8 tahun lagi. " ucap diora.
" Kenapa kamu nanya ayah kapan nikah, kapan nikah ? emang kamu mau nikah muda ? udah punya pacar ? " ayah Levi bertanya balik.
" Ya diora kan masih sekolah ayah. pacarnya KJ. kalo ayah kan Duda. masih muda, masih produktif. Ayah ngak kesepian ? setidaknya nanti ayah punya pendamping dan teman hidup ayah. " Jelas Diora.
" Haha, Emang KJ nya mau sama kamu ? jadi, putri ayah ini sedang mencemaskan masa tua ayah ? " Tanya ayah Levi.
" Ya KJ pasti mau lah . Hooh.. " jawab diora menganguk.
" ehem. Diora, ayah ini cuma pekerja konstruksi. Bagaimana pun kamu akan menikah 7,8 tahun lagi. Jadi Ayah rasa, ayah saja cukup kok untuk hadir dan menikahkan kamu nanti. Memangnya kamu kekurangan kasih sayang sampai harus menyuruh ayah menikah lagi ? Bagai mana jika nanti Calon ibu mu tidak bisa menerima Putri ayah ? Bagaimana kalau yang jadi ibumu itu cerewet ? Hah.. Kamu yang ngomelin ayah Tiap hari aja sudah cukup mau nambah lagi, mana sanggup ayah nak . " Jelas ayah Levi panjang lebar tidak lupa meledek putri semata wayangnya itu.
" Ledek aja teros. .. " Diora mencebik kesal.
" Hm, tapi ayah benar juga sih. " sambung diora lagi.
Ayah Levi mengangguk dan mengambil alih piring kotor lalu membawanya ke watafel cuci piring untuk dicuci.
" Ayah biar diora aja yang melakukannya !" Pinta diora.
" Ga papa. kamu beresin aja baju yang udah kamu lipat tadi. " ucap Levi lembut.
Diora pun melakukan perintah ayahnya.
ia menyimpan bajunya di Lemari kamar nya lalu baju ayah di lemari kamar ayahnya.
Ruangan Soft abu-abu ukuran 3x4 itu sangat maskulin dan beraroma maskulin seperti paduan Aroma mint dan woody.
Ruangan yang tertata rapi dan jantan khas bapak-bapak.
Setelah meletakkan baju ayahnya diora mengedarkan pandangannya sebentar dan ada figura cecil di meja kerja ayahnya berisi fotonya.
' Penyelamat hidupku ' tulis catatan kecil dibawah foto dirinya itu.
" Pasti ayah yang nulis ini " Diora tersenyum manis setelah membacanya. kemudian keluar dari kamar ayahnya.
Ayah nya pun telah selesai mencuci piring dan sekarang ayahnya itu sedang selonjoran di sofa ruang tamu sambil nonton tv. Sambil ngemil keripik yang diberikan bu Yuyun.
" Ayah geser dikit.. Bagi dong ! " Ucap diora berusaha menggeser tubuh ayahnya dan mengambil Kripik lalu menyuapkan ke mulutnya.
" ngak suka banget kamu lihat ayahnya nyantai.. " Ayah levi ngedumel sambil menyerahkan kripik untuk Diora pegang dan dia bangkit duduk lalu kakinya di selonjorin ke meja. Namun, segera Levi turunkan kakinya tidak jadi selonjoran di meja. Karena Ekor mata ayah Levi melirik Diora yang menatapnya tajam sambil menyiapkan kata-kata mutiara.
" Hehe... " Ayah Levi tertawa kagok.
" Ayah itu panutan loh, kalo lupa. " Ingat Diora.
" Iya.. putri ayah yang cantik, pintar dan sopan tentunya. " Puji Levi.
" Gimana sekolah kamu tadi ? " tanya ayah Levi.
" ngak gimana-gimana ayah. cuma upacara, kekelas, perkenalan sama bagi jadwal terus kisi-kisi. " jawab Diora.
" Teman-teman ? " tanya ayahnya.
" Ah, diora dapet 3 teman akrab tadi. Armey, Frans sama Vivian. " ucap diora antusias.
" Sepasang-sepasang ya. " ucap Ayah levi lagi.
" Iya. duduk nya juga dibuat seperti itu ayah. " Ucap diora memberi tahu.
" Syukurlah, kamu ngak sendirian lagi seperti pas kelas 10. " Ayah levi berkata sambil tersenyum tulus.
" Hm, diora itu ngak sendirian ayah. kurang pede aja kalo harus ngomong duluaan. " Jelas diora.
" Hmm, intinya kamu sudah ada kemajuan dan mau berkembang. Itu bagus !" puji ayah levi lagi mengusap kepala Diora pelan.
Mereka pun lanjut nonton acara kuis di TV sampai sekitar jam 9 malam. Diora pamit undur ke kamarnya dan Tidur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!