Kami berempat naik mobil kami, desa kami tak terlalu jauh desa kami terletak di kabupaten Wonogiri adik ku sudah terlelap tidur "dasar sarah" gumanku padahal dia baru pertama kali ke desa kami .
Desa kami sangat terpencil dan tertinggal dan masih sangat kental akan budaya dan bisa di bilang kental akan ilmu leluhurnya.Saat memasuk i hutan entah mengapa suasana di dalam mobil sangat engap padahal AC di mobil dari tadi on.tapi aku selalu positif thinking aja dan memohon pada yang kuasa agar di lindungi ya .dan tiba tiba sarah bangun "yah,kok ac-nya mati sih citra gerah nih " tapi ayah dan ibu ku hanya senyum seolah tahu apa yang terjadi "udah kamu tidur lagi aja " celoteh ku kepada citra berharap bisa memecahkan suasana.Entah mengapa tiba tiba terasa sejuk lagi setelah kita melewati jembatan yang cukup besar padahal mobil kita berjalan di jalan raya ya memang di pinggir banyak jurang dan tikungan tajam tapi nggak seramai jalan raya yang tadi kita lewat di kota Wonogiri bahkan kadang di depan mobil kita hanya di lalui 2 motor ,1montor .
Setelah melalui banyak jalan bertikung kita tinggal menaiki jalan gunung yang hanya bisa di lalui satu mobil.Kita istirahat sejenak untuk mampir di warung Tegal ya kalo orang kota bilangnya ,tapi kalo orang desa bilangnya hek guys saat kami masih mampu membeli apapun kami tetap hidup sederhana ayah kami mengajarkan bahwa uang bukan segalanya jadi saat kondisi Krisi ekonomi seperti ini kami bisa beradaptasi.
Saat ini kami berempat memesan 4 mangkuk soto khas pedesaan 2 es teh dan 1 teh hangat karena entah mengapa ayah kami seperti trauma dengan es ,dulu ayah pernah kata "ayah mu ini udah 15tahun nggak minum es nduk" akupun penasaran "kenapa??"tanya ku pada ayah yang penuh penasaran "kepo ya " jawab ayah yang bikin aku tertawa ,emang ayah ku suka menirukan gaya anak milenial katanya biar nggak ketinggalan jaman.
Setelah selesai makan kita berbincang-bincang hangat ada juga para warga di sekitar desa itu yang mampir di hek itu penjual nya juga lucu suka ngelawak yang buat kami yang ada di hek itu tertawa terpingkal-pingkal.
"udah kenyang semua??"tanya ayah "udah yah" jawabku ibu juga menjawab"uwes Ki Lo citra nganti Ra ISO obah"(udah ini lho citra sampai nggak bisa gerak) citra hanya cemberut saat ini semua tertawa maklum saja adik ku ini semua makanan suka dia hanya nggak suka sama kolak ,padahal bagiku kolak buatan ibu tuh enak di nggak suka bahkan kolak beli di luar juga nggak suka entahlah, adik ku ini.
Setelah semua selesai makan kami berpamitan sama penjual dan orang yang nongkrong di hek tersebut tak kuduga mereka sangat ramah ,tak seperti di kota yang acuh tak acuh sama orang asing .kami pun masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan.
Saat kita memasuki gapura ada sesajen yang di letakan di bawah gapura itu. Saat memasuki gapura itu desanya sangat sepi konon ibu pernah cerita kepada ku dulu di desa ini ada juragan yang sangat kaya katanya kalo ada orang meninggal dia malah selalu punya barang atau usahanya tambah Rame.tapi kata ibu dia sudah bangkrut dan menghilang dari desa itu."Bu mana rumah yang dulunya juragan selep paling kaya di desa ini Bu ??" Tanya ku "kae lhu nduk di depan gerbang item" jawab itu sambil menunjuk rumah kuno Jawa.
Ternyata jalanya masih sama waktu aku kecil masih berumur 10 tahun " jalanya kok masih sama ya buk uelik "celoteh ku kepada ibu "embun to nduh kok nggak di renovasi padahal udah lama tahun kita nggak kesini"jawab ibu "nama ya juga desa kak jalanya nggak sebagus kota kalik"jawab Sarah yang masih cemberut karena di ketawain satu hek tadi.kita semua ketawa melihat tingkah Sarah yang sebel itu.
Sekitar 30 menit di depan nampak desa yang sangat ramai penduduk ,jika jalanya halus dan lempeng mungki cuma kita lalui sekira 15 menit saja ,ternyata itu bukan desa kami desa kami belok ke arah kanan jalan sebelum Desan itu."bukanya dah sampe Bu??" Tanya ku penasaran"belum nduk masih naik jalan itu baru sampek"jawab ayah ku dan, sarah hanya bermain iPad nya saja.
Setelah 15 menit kami tiba di desa kami.desa kami sebenarnya tidak terlalu pojok tapi di antara desa lain desa kami yang paling sepi "kok sepi ya buk??"tanya Sarah yang membuat kami menoleh ,karena sejak perjalanan tadi dia hanya cemberut"kan dah sore pasti semua orang di dalam rumah"jawab ayah"emangnya kota ramai terus"jawabku ketus ,dan membuat kita tertawa lagi .
Setelah selesai makan kami berbincang hangat di ruang tamu aku berkeliling rumah yang terlihat megah berbentuk joglo tetapi memiliki fasilitas yang memadahi.di tambah lagi rumah ini seperti di atas bukit yang di bawahnya ada pemandangan hamparan hijau sawah dan di tumbuhi banyak pohon ,dilengkapi setiap jalan di tumbuhi pohon kelapa .serasa seperti di puncak Bogor saja .tetapi janggalnya desa ini sangat sepi akan penduduk. Kurangnya dari desa ini yaitu kurang nya penerang jalan yang membuat desa ini kalo malam sangat wingit dan sepi.
Tiba-tiba saudaraku Dhani nongol"he diem-diem Bae ngopi Napa ngopi"katanya sambil ketawa "anjay gue kira lu demit ternyata kakaknya demit"jawabku disertai ketawa seperti memenangkan sebuah pertandingan"heee kalo demit ya ganteng gini ya orang-orang pada nyantol dong"jawabnya dengan senyum lebar ,seketika teh hangat yang ku minum tiba-tiba nyemprot ke arahnya "gue udah mandi kalik nggak usah di semprot lagi nanti kalo tambah manis gimana?? Siapa yang tanggung jawab coba??"jawabnya dengan mengusap wajah bekas semburan air hujan alami dari manusia "iya-iya maaf ya demit ganteng" jawab ku sambil membantu membersihkan mukanya dengan tisu.
Dhani ini anak yang mandiri dan pekerja keras, ya maklum karena sejak ia umur 8 bulan sudah di titipin di nenek ku, karna orang tuanya merantau ke Jakarta untuk mencari nafkah, bahkan orang tuanya pulang ke desa itu satu kali dalam setahun itu pas hari raya idul Fitri , dia punya 2 adik yang masih kecil ,tapi di asuh sama orang tuanya sendiri, jadi dia di asuh sama kakek nenek ku untuk jadi orang yang mandiri dan berkerja keras.
"Eh kita kerumah pakdhe yuk, udah lama kan kamu nggak kesana"katanya yang memecahkan lamunan ku yang dari tadi memikirkan hidupnya yang di tinggal orang tuanya"emm iya, iya ayok"jawabku sedikit kaget"bentar aku tanya Sarah dulu barang kali dia mau ikut"kataku sambil jalan masuk rumah untuk mengajak Sarah ke rumah pakdhe"Sarah kamu mau ikut ke rumah pakdhe nggak ??" Tanyaku pada Sarah"emm nggak deh kak ,Sarah lagi sibuk nih"jawabnya yang mukanya menghadap ke ipadnya karna sedang bermain game nya "iya sibuk main game kan ??"jawab ku sambil senyum sinis dan berlalu meninggalkan Sarah.
Setelah kami berdua berpamitan kepada ayah ibu dan kakek nenek kami berangkat kerumah pakdeh. "Kita naik apa ??"tanya ku spontan "jalan kaki lah, sekalian jjs(jalan-jalan sore)"jawabnya dengan santai"hah ya kalik bukanya jauh ya ?"
"Eh kita itu mau kerumah pakdhe Seno bukan pakdhe Rejo, kalo rumah pakdhe Rejo ma desa sebelah kalik" jawabnya sambil nunjuk Nunuk jalan "oo lupa maklum hehehe" jawabku sambil garuk garuk kepalaku padahal nggak gatal tapi bingung ples lupa "ya udah deh aku nurut aja" jawab ku sambil membuntutinya karna dia udah jalan duluan.
"Hai Dhani mau kemana"ucapa seorang laki-laki yang seumuran dengan Dhani"o iya ini aku mau ke rumah pakdhe ku pakdhe Seno Ki"jawab Dhani. "Kayaknya Dhani kenal dengan anak ini"gumanku dalam hati.
"Eh iya Dhani ini siapa?"tanya anak itu sambil memandang ke arah ku "sepertinya aku tak asing dengan anak ini "gumanku dalam hati
" Sampai lupa aku ini Anjani saudaraku masak kamu lupa sih kita dulu kan saat masih kecil suka main berempat aku,kamu,Anjani,sama kak tegar"jawab Dhani
"Ini Anjani?"jawab anak itu, seolah mengingat ingatan waktu kecil"iya aku Anjani , em maaf aku lupa kamu siapa???"tanya ku penuh penasaran "ini aku Rizky masak lupa sih"jawabnya penuh semangat "Rizky bentar kayaknya aku ingat sesuatu!"sahutku sambil memegang kepala seolah-olah ingat.
"Oo iya kita kan dulu berempat main bareng ya di sumber(sumber mata air) bawah pohon itu"jawabku sambil menunjuk tempat penuh air jernih itu "eh itu sumber masih ada, nggak berubah ya ternyata desa ini "jawabku semangat.
"Besok kita kumpul lagi gimana? Berempat lagi ,ngomong-ngomong kak tegar mana kok nggak kelihatan?"kataku sok akrab
"Aku sih nggak masalah, kita kerumah kak tegar dulu gimana jani, Dhani??"jawab Rizky yang sudah terbiasa dengan ku."okey kita let's go jawabku sambil menggandeng 2 orang sahabat sekaligus saudara ku, sebenarnya kita berempat itu saudara.
"Eh ngomong-ngomong rumahnya mana??"tanya ku yang tadinya aku jalan paling depan, sok tau segalanya.
"Hem ku kira tau tu di depan rumah palinga atas tu" jawab Rizky sambil menunjuk rumah paling atas. Rumah nya kak tegar memang megah maklum saja dia anak kepala desa.
"Assalamualaikum"spontan kami bertiga ada seorang paru baya membukanya "eh Rizky,Dhani,em ini siapa ??namamu siapa nduk??"tanya wanita itu sambil mengelus rambutku, sepertinya dia tahu sesuatu tentang ku."nama ku Anjani budhe, panggil saja Jani" jawabku sambil mencium punggung tangan wanita itu."ya Allah Jani ,kok wes Gedhe men dhuk koe ,cah ayu Saiki kelas Piro ??(kok udah Gedhe sekali nak kamu, anak cantik sekarang kelas berapa??)"tanya wanita itu seperti udah lama mengenalku. Belum sempat ku jawab keluar laki-laki yang umurnya mungkin tak jauh dari ku mungkin tua di 3 tahunnan. "Siapa yang di luar Bu?? kok nggak di ajak masuk"tanya laki-laki itu sambil menuju keluar.
"Hem ku kira tau tu di depan rumah palinga atas tu" jawab Rizky sambil menunjuk rumah paling atas. Rumah nya kak tegar memang megah maklum saja dia anak kepala desa.
"Assalamualaikum"spontan kami bertiga ada seorang paru baya membukanya "eh Rizky,Dhani,em ini siapa ??namamu siapa nduk??"tanya wanita itu sambil mengelus rambutku, sepertinya dia tahu sesuatu tentang ku."nama ku Anjani budhe, panggil saja Jani" jawabku sambil mencium punggung tangan wanita itu."ya Allah Jani ,kok wes Gedhe men dhuk koe ,cah ayu Saiki kelas Piro ??(kok udah Gedhe sekali nak kamu, anak cantik sekarang kelas berapa??)"tanya wanita itu seperti udah lama mengenalku. Belum sempat ku jawab keluar laki-laki yang umurnya mungkin tak jauh dari ku mungkin tua di 3 tahunnan. "Siapa yang di luar Bu?? kok nggak di ajak masuk"tanya laki-laki itu sambil menuju keluar.
TTiba-tiba muncul seorang anak laki-laki yang seumuran dengan ini, mungkin umurnya sedikit lebih tua dari kami "eh Rizky,Dhani,dan ini emm an, an siapa sih?? Lupa aku??"kata laki-laki itu kemudian mempersilahkan kami masuk ke rumahnya."ini tehnya sama roti tu kalo mau di ma m ya nduk"kata wanita paruh baya tadi"makasih budhe nggak usah repot-repot"jawabku sambil membantunya meletakkan 3 teh manis."sepertinya gank empat sedarah balik lagi nih personilnya lengkap"celoteh kak tegar dengan memandang ke arah ku.
"O ya nama mu tadi siapa sih lupa aku ??"tanya kak tegar sambil memandangku"nama ku anjni tapi panggil saja aku jani"jawabku sambil bersalaman dengannya"o ya jani namaku.."belum sempat laki-laki langsung ku jawab"kak tegar ya "jawabku sambil terkekeh seketika kami berempat tertawa.
"Wah jadi tambah rame nih desa karna gank empat sedarah back lagi "jawab kak tegar yang sambil menyeruput teh manis "eh ini apa kok enak banget"aku mencicipi camilan jenis kacang di balut dengan adonan yang manis legit."itu namanya kacang telur"jawab mereka bertiga sambil mengambil kacang telur itu"enak-enk banget baru sekali ini aku merasakan camilan yang enak ,perpaduan yang khas seasoningnya pas banget"kataku sok seperti foodvloger "nggaya ora rasanya biasa aja kok "jawab Dhani yang mulutnya masih mengunyah kacang telur itu "kamu nggak bisa ngerasain gimana rasa enak itu ,makanan enak itu nggak harus mahal, bahkan bagiku makanan mahal pun kadang rasanya nggak enak, di kota dan banyak resto yang mewah makanan berkelas, harga selangit tapi sepi karna rasa nya nggak enak, walaupun di tata secantik mungkin ,hanya untuk mempercantik penampilan makanan itu, agar harganya bisa sampai ratusan satu porsinya, bahkan sampai jutaan "kataku yang mulut penuh kacang."emang iya tho, ku kira makanan yang mahal itu sudah pasti enak semua"jawab Rizky dengan penuh penasaran."eh bukanya tadi kita mau ke rumah pakdhe Seno ya"kataku."eh iya ayo jani nanti keburu malem deh"jawab Dhani sambil menarik tangan ku "eh nggak sopan pamit dulu sama tuan rumahnya dulu"kataku sambil melepas tangannya dan berpamitan kepada Kak tegar"kak kami pamit dulu ya, maafkan demit satu ini ya kak"kataku sambil berpamitan kepada kak tegar "demit??siapa demit "yang memang memancing emosi Dhani "tu samping ku "jawabku ketus dan menahan ketawa dan kami pun tak dapat menahan tawa kami pun melepas tawa.tiba-tiba wanita paruh baya itu datang lagi "awan-awan kok ngomong ke demit lu di tekni tenan mboh lho(siang-siang kok ngomongin demit kalo di datangi beneran nggak tahu lho)"kata wanita itu sambil mengelus rambut ku."eh budhe kami pamit ya mau ke rumah pakdhe Seno dulu ntar kemalaman"kataku sambil memcium punggung tangannya."iya hati-hati yan nduk ,kamu harus kuat harus bisa menerimanya ya karna itu sebuah karunia yang berharga bagi mu untuk suatu hari nant Iki wes takdir nduk"kata wanita itu dengan nad lirih "em budhe maaf kalo boleh tau karunia apa budhe"tanya ku penuh penasaran, bahkan aku nggak tau arti kata yang di ucapkanya.belum sempat ia menjawabnya tangan ku di tarik Dhani "ehh apa-apaan sih Dhani"kata ku ketus "budhe aku pamit ya daaa"kami pun pergi dari rumah kak tegar dan menuju rumah pakdhe Seno.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!