ALESSA You'Re Mine
EPISODE •1•
--------------------------------------------------------------
Sherly Johnson
[bergelayut manja di dada bidang Artur]
Arthur De Luca
Aku mau dia.
Sherly Johnson
[mengikuti arah pandang Artur]
Arthur De Luca
Alessa? Nama yang indah.
Arthur De Luca
[bersandar di kursi]
Arthur De Luca
Bagaimana gadis secantik dia bisa lengah dari pandangan ku?
Arthur De Luca
[mata terpaku]
Sudah hampir tiga tahun, Arthur menguasai seluruh kawasan sekolah. Berbagai gadis cantik sudah pernah ia pacari.
Namun setelah dirinya beranggapan tidak ada yang menarik baginya, satu gadis bernama Alessa malah muncul.
Darren Smith
Dia itu gadis goa.
Arthur De Luca
[menatap Darren]
Darren Smith
Bukan siswi baru, memang dia yang tidak suka keluar kelas.
Arthur De Luca
Kau tidak pernah bercerita memiliki teman secantik dia?
Arthur De Luca
[tatapan mengintimidasi]
Darren Smith
[memasukan kacang ke mulut]
Darren Smith
Ya, ku pikir kau tidak akan suka dengan gadis seperti dia. Secara kau kan carinya semacam b*tch.
Darren Smith
[melirik sekilas Sherly]
Sherly Johnson
Sialan kau!
Darren Smith
Untung lah kalau kau sadar diri.
Arthur De Luca
[menggeser kasar sherly]
Sherly Johnson
Ar, kau-----
Arthur De Luca
Kau tau, perempuan seperti mu sudah pernah aku dapat kan di luar sana. Banyak! Sekarang aku sudah bosan, ingin dapat gadis baik.
Nathan lee Christopher
[terbahak]
Nathan lee Christopher
Buat di rusak dan dijadikan sama seperti kau!
Nathan lee Christopher
[bibir tertampar]
Delon Blake
Kalau bicara yang baik sedikit lah? Biar Bos minat buat tobat!
Nathan lee Christopher
[mengusap bibir]
Nathan lee Christopher
Sakit, anj*ng! Macam perempuan saja kau main tampar!
Arthur De Luca
Dari pada kau terus menggodaku dan tidak berguna seperti ini. Lebih baik aku memberimu pekerjaan yang lebih menguntungkan.
Arthur De Luca
Bawa Alessa kedalam dekapanku, dan kau dapat bayaran.
Delon Blake
[mengelus dada]
Nathan lee Christopher
Semacam mucikari atau germo.
Darren Smith
[meletakan siku di bahu Arthur]
Darren Smith
Serius kau tidak mau? Kau tahu bukan sekaya apa Arthur? Kau minta mobil pun, dia sanggup memberikan nya.
Sherly Johnson
[melirik Arthur]
Arthur De Luca
[tersenyum santai]
Sherly Johnson
Aku mau mobil yang kau pakai hari ini.
Darren Smith
[bertos ria dengan Nathan dan Delon]
Arthur De Luca
Sudah, kan? Urusan kita sudah selesai. Tapi tentu ada konsekuensi nya kalau semua tidak sesuai dengan rencana.
Arthur De Luca
[menatap tajam Sherly]
Arthur De Luca
Aku bisa menyewa orang untuk menghancurkan hidupmu.
Sherly Johnson
[meneguk saliva susah payah]
--------------------------------------------------------------
Tiga pasang kaki melangkah sejajar melewati koridor sekolah. Mereka adalah Alessa, Hazel, dan Lily. Jika hari biasa yang terlihat hanyalah Hazel dan Lily, kali ini mereka menggeret Alessa untuk ikut serta ke kantin.
Lily Robert
Enak kan mi pangsit nya?
Alessandra Eve Faith
[mengangguk]
Alessandra Eve Faith
Enak.
Hazel Parker
[menyenggol keras bahu Alessa]
Alessandra Eve Faith
Sshhh!
Hazel Parker
Makanya ke kantin! Suka sekali bertapa di kelas, apa tidak bosan?
Alessandra Eve Faith
Dikantin banyak tukang bully, aku tidak suka.
Hazel Parker
[menabok punggung Alessa]
Alessandra Eve Faith
[hampir terjungkal]
Hazel Parker
Yang penting kan bukan kau yang di bully! Kalau sampai kau kena bully, biar Hazel yang jadi perisai nya!
Hazel Parker
[membusungkan dada sembari menepuk nya]
Lily Robert
Hazel! Jangan kasar-kasar lah! Alessa bukan lelaki yang tahan banting, anj*r!
Hazel Parker
[memutar bola mata malas]
Hazel Parker
Makanya jangan membuatku emosi!
Alessandra Eve Faith
[menggaruk kepala yang tidak gatal)
Alessandra Eve Faith
Sudah, gadis introvert seperti ku mau di paksa bagaimana pun tidak akan suka dengan keramaian.
Lily Robert
Memang kau saja yang tidak mau keluar dari zona nyaman.
Alessandra Eve Faith
[mengibaskan tangan)
Alessandra Eve Faith
Ah! Sudahlah!
Sekarang iringan langkah mereka hanya diisi dengan keheningan.
Hazel Parker
Ada apa?! Teriak terus kerjaan kau! Aku masih segar bugar begini kau bisikan dari kejauhan juga bakal dengar.
???
[berhenti di hadapan Hazel]
???
Galak sekali! Lihat saja sebentar aku akan berbisik dari rooftop, kalau kau tidak dengar kau harus terjun dari atas rooftop.
Hazel Parker
Heh, Darren! kau bodoh sekali! Pantas saja masuk IPS, Pelajar IPA kau nol besar!
Darren Smith
Ya memang tujuan ku masuk ke IPS, tidak ada minat sama sekali masuk IPA.
Darren Smith
Sudah, ayo ikut aku!
Darren Smith
Di panggil guru BK! Kau tertangkap kamera CCTV memanjat pagar karena terlambat.
Hazel Parker
Eh buset! Seperti nya CCTV itu sudah tidak betah hidup. Akan aku timpuk pakai batu nanti pulang sekolah.
Hazel Parker
[kelimpungan]
Alessandra Eve Faith
[terkekeh]
Darren Smith
[melirik Alessa]
Darren Smith
[tersenyum miring]
Hazel Parker
Ya sudah, ayo! Eh tunggu....
Hazel Parker
[langkah terhenti]
Hazel Parker
Kau kenapa ikut aku? Jangan bilang kau modus mengantar ku ke kantor BK biar aku baper?
Darren Smith
[bergidik geli]
Darren Smith
Percaya diri sekali kau! Aku juga di panggil karena ketahuan merokok. Sudahlah, ayo!
Darren Smith
[menarik kasar tangan Hazel]
Hazel Parker
Kau menyukai ku, kan?
Hazel Parker
[di sela langkah]
Hazel Parker
Kalau suka, kau harus tunggu aku menembak lebih dulu. Karena aku tidak suka di tembak, gengsi lah!
Darren Smith
[geleng-geleng]
Sepeninggalan mereka, Alessa dan Lily menepuk jidat tak habis pikir dengan melakukan Hazel. Akhirnya tanpa banyak berkata mereka beranjak pergi menuju kelas.
Alessa mengernyit saat perjalanan nya tinggal beberapa langkah lagi menuju kelas, semua orang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Bahkan ada yang sampai berbisik-bisik dan memperhatikan penampilan Alessa dari atas sampai bawah.
Alessandra Eve Faith
Li, mereka kenapa?
Alessandra Eve Faith
[berbisik sambil merangkul lengan Lily]
Lily Robert
Tidak tahu, tidak seperti biasanya.
Alessandra Eve Faith
Atau... gara-gara aku tidak pernah keluar kelas, ya. Jadi mereka merasa heran melihat ku.
Lily Robert
Tidak mungkin lah, walaupun kau jarang keluar kelas tapi saat pulang dan ke toilet kan sudah pasti kau keluar. Mereka pasti sudah pernah melihat mu.
Alessandra Eve Faith
Terus?
Dua gadis itu sudah berada didepan kelas. Dengan langkah berat mereka masuk kedalam dimana teman-teman mereka juga menatap Alessa mengintimidasi.
Alessandra Eve Faith
Ada apa, Ris?
Risya Thomas
[memainkan jemari]
Risya Thomas
Eum... itu, bangku mu...
Alessandra Eve Faith
[mengernyit]
Lily Robert
[manarik tangan Alessa ke bangku nya]
Alessandra Eve Faith
[menatap bangku yang sudah tak berbentuk lagi]
Alessandra Eve Faith
[membeku]
Bahkan semua alat tulis Alessa sudah bertebaran dimana-mana. parahnya ada beberapa buku yang sampai di sobek-sobek.
Lily Robert
INI ULAH SIAPA?!
Alessandra Eve Faith
[memegang bahu lily]
Siswi
Kita tidak tahu, kau tahu sendiri biasanya saat istirahat kelas pasti sepi tidak ada orang kecuali Alessa.
Lily Robert
Kurang ajar sekali! Kalau Hazel melihat ini, bisa marah besar dia.
Lily Robert
[mengambil buku dan alat tulis Alessa yang berserakan]
Sherly Johnson
Ya ampun! Ada apa ini?!
Sherly Johnson
[baru datang]
Sherly Johnson
Bangku mu kenapa, Al?
Alessandra Eve Faith
[menggeleng]
Alessandra Eve Faith
Tidak tahu, sehabis dari kantin sudah hancur saja. Tidak ada saksi mata juga.
Sherly Johnson
[geleng-geleng]
Sherly Johnson
Parah sekali pelaku nya. Gadis seperti mu mana mungkin punya musuh? Tidak ada, kan?
Alessandra Eve Faith
[menggeleng polos]
Lily Robert
[menatap sherly memicing]
Sherly Johnson
[mengernyit]
Sherly Johnson
Aku baru kembali dari kantin, tidak mungkin kalau aku pelaku nya. Banyak saksinya, ingin aku undang?
Alessandra Eve Faith
[menggeleng]
Alessandra Eve Faith
Tidak perlu, Sher. Aku percaya.
Sherly Johnson
[mengibaskan rambut ke belakang]
Sherly Johnson
Tapi teman mu ini wajahnya tidak enak di lihat.
Alessandra Eve Faith
[menahan bahu Lily]
Lily Robert
[mendengus kesal]
Lily Robert
[kembali memungut alat tulis]
Sherly Johnson
Al, seperti nya kau harus ke gudang sekarang untuk mengganti bangku mu yang rusak itu. Sebelum Pak Dion datang.
Alessandra Eve Faith
Iya benar, aku harus cepat mencari bangku yang baru.
Alessandra Eve Faith
[beranjak pergi]
Lily Robert
ALESSA, TUNGGU! AKU TEMANI!
Lily Robert
[hendak mengejar]
Sherly Johnson
[menahan lengan Lily]
Sherly Johnson
Sudah jam masuk, Li. Tidak usah ikut, kau kenal Pak Dion, kan?
Lily Robert
Tapi Alessa mana kuat mengangkat bangku sendiri?
Sherly Johnson
[menghela nafas)
Sherly Johnson
Alessa bukan gadis bodoh, tentu saat nanti mendapat bangku, dia akan meminta tolong tukang kebun untuk mengangkat kan bangkunya.
--------------------------------------------------------------
EPISODE •2•
--------------------------------------------------------------
Alessa sudah seperti kehilangan pasokan udara. Nyatanya berjalan cepat dan naik turun tangga mampu membuat nha hampir mati. Keringat di dahinya sudah menetes bebas.
Alessandra Eve Faith
[langkah terhenti]
Alessandra Eve Faith
[tangan menempel pada tembok]
Alessandra Eve Faith
[mengatur nafas yang tersengal]
Alessandra Eve Faith
[menatap lurus ruangan paling ujung]
Alessandra Eve Faith
[kembali melangkah pelan]
Alessandra Eve Faith
[sesekali menolah ke belakang]
Alessandra Eve Faith
{gelap dan sepi sekali}
Alessandra Eve Faith
[berdiri di depan pintu]
Alessandra Eve Faith
[menghela nafas dalam]
Alessandra Eve Faith
Tidak apa-apa, Sa. Di dalam tidak ada apa-apa.
Alessandra Eve Faith
[menekan handle pintu dan membukanya perlahan]
Alessandra Eve Faith
Gelapnya... [lirih]
Alessandra Eve Faith
[melangkah masuk]
Alessandra Eve Faith
[meraba tembok mencari saklar lampu]
Alessandra Eve Faith
[menoleh ke belakang]
Alessandra Eve Faith
Eh, kenapa tertutup?
Alessandra Eve Faith
[berlari ke pintu]
Alessandra Eve Faith
[mecoba membukanya tapi tidak bisa]
Alessandra Eve Faith
[ketakutan]
Alessandra Eve Faith
SIAPAPUN, BUKA PINTUNYA!
Alessandra Eve Faith
[menggedor pintu]
Alessandra Eve Faith
[menoleh ke belakang]
Arthur De Luca
[duduk santai diatas meja sambil merokok]
Alessandra Eve Faith
Ar-arthur?
Arthur De Luca
[mengangkat sebelah alis]
Arthur De Luca
Kau mengenalku?
Alessandra Eve Faith
[mengangguk ragu]
Alessandra Eve Faith
Teman ku kadang bercerita tentang mu.
Arthur De Luca
[tertawa kecil]
Arthur De Luca
[turun dari meja]
Arthur De Luca
[perlahan menghampiri Alessa]
Alessandra Eve Faith
[meneguk saliva susah payah]
Alessandra Eve Faith
[mundur]
Alessandra Eve Faith
[punggung menabrak pintu gudang]
Alessandra Eve Faith
{deg}
Arthur De Luca
[mengukung Alessa]
Alessandra Eve Faith
[gemetar]
Alessandra Eve Faith
M-mau apa?
Arthur De Luca
[mendekatkan wajah ke telinga Alessa]
Arthur De Luca
Kau tidak perlu mendengar cerita tentang ku dari orang lain lagi, karena mulai sekarang kau akan menjadi bagian dari cerita itu sendiri.
Arthur De Luca
[melumat kasar bibir Alessa]
Alessandra Eve Faith
Mmmph!
Alessandra Eve Faith
[mendorong tubuh Arthur sekuat tenaga]
Arthur De Luca
[kungkungan terlepas]
Alessandra Eve Faith
[wajah merah padam]
--------------------------------------------------------------
Kondisi kelas sangat hening, Pak Dion memberikan ulangan dadakan pada muridnya yang membuat seluruh murid lantas mengumpat dalam hati.
Alessandra Eve Faith
Permisi, Pak.
Pak Dion
[melepas kacamata]
Alessandra Eve Faith
Maaf, saya terlambat.
Alessandra Eve Faith
[menunduk]
Pak Dion
[bersedekap dada]
Alessandra Eve Faith
Ambil bangku di gudang, Pak.
Tukang kebun
Permisi, Pak.
Tukang kebun
Saya mau meletakan bangku ini di tempat nya.
Tukang kebun
[melangkah masuk dan meletakan bangku]
Tukang kebun
Ada yang iseng katanya, Pak. Bangku dia dirusak oleh orang tidak dikenal.
Pak Dion
[kembali menatap Alessa]
Pak Dion
Alessa, kamu boleh duduk.
Alessandra Eve Faith
Terimakasih, Pak.
Alessandra Eve Faith
[melangkah masuk]
Alessandra Eve Faith
[duduk]
Alessandra Eve Faith
[menghela nafas berat]
Hazel Parker
[mendorong kursi Alessa]
Alessandra Eve Faith
Hazel! Bisa tidak jangan ganggu aku dulu?
Hazel Parker
Kau ke gudang sendirian tadi?
Hazel Parker
[sedikit berbisik]
Hazel Parker
Tunggu aku sebentar kan bisa?
Alessandra Eve Faith
[memutat bola mata malas]
Alessandra Eve Faith
Nasi sudah jadi bubur.
Lily Robert
Hah? apa hubungannya?
Alessandra Eve Faith
Sudahlah, nanti saja. Fokus dengan ulangan, dapat lima puluh nanti menangis.
Lily Robert
[menghentakkan kaki ke lantai]
Waktu mengerjakan soal ulangan hanya tersisa sepuluh menit dan Alessa baru saja masuk. Pak Dion tidak memberikan dispensasi apapun, bisa ataupun tidak Alessa harus bisa menyelesaikan soal ulangan didepannya. Beruntung gadis itu tergolong siswi pintar dikelasnya.
Bel panjang berbunyi, menandakan waktu pulang telah tiba. Seluruh siswa panik karena belum sepenuhnya menyelesaikan soal. Tapi walaupun begitu mereka juga senang karena disaat bersamaan ada kejutan pulang lebih awal. Mungkin para guru akan mengadakan rapat.
Alessandra Eve Faith
[berdiri hendak menyerahkan kertas]
Alessandra Eve Faith
[menghela nafas pasrah]
Alessandra Eve Faith
[kembali duduk]
Alessandra Eve Faith
[Diam-diam mengeluarkan ponsel]
Alessandra Eve Faith
[membukanya]
Alessandra Eve Faith
ANJIR!
Alessandra Eve Faith
[membekap mulut]
Pak Dion
Siapa yang mengumpat?!
Hazel Parker
Bapak salah dengar! Itu bukan umpatan tapi sedang memanggil Anji, Pak!
Pak Dion
Ya sudah, sini semuanya kumpulkan didepan.
Pak Dion
[membereskan buku-buku dan beranjak pergi]
Beberapa murid berlari mengejar Pak Dion untuk memberikan lembar jawaban. Karena saat dia memerintah belum ada yang maju menyerahkan lembar Jawaban
Hazel Parker
Anj*ng sekali guru itu!
Hazel Parker
[menghampiri dua temanya]
Alessandra Eve Faith
Stt! Tidak boleh berbicara jelek pada guru.
Alessandra Eve Faith
[menempelkan sebungkus permen karet ke mulut Hazel]
Hazel Parker
[sigap menangkap permen yang hampir jatuh]
Hazel Parker
Dia jadi guru tidak ada lembut-lembutnya. Kalau guru baik kan, para murid juga Sayang.
Hazel Parker
[membuka bungkus permen dan memakan nya]
Hazel Parker
Lagi pula kenapa kau mengumpat tadi?
Hazel Parker
[duduk di atas meja Alessa]
Alessandra Eve Faith
[menggaruk pipi]
Lily Robert
[selesai mengemas buku-buku]
Lily Robert
[duduk santai sambil bermain ponsel]
Lily Robert
ASTAGA! ALESSA!
Alessandra Eve Faith
[meringis]
Hazel Parker
[beralih ke samping Lily]
Lily Robert
[memperlihatkan layar ponsel)
Hazel Parker
[wajah merah padam]
Hazel Parker
[dada bergemuruh hebat]
Hazel Parker
ARTHUR BANGSAT!
Hazel Parker
[berjalan cepat keluar kelas]
Alessandra Eve Faith
[menahan tangan Hazel]
Hazel Parker
LEPAS, ANJ*NG! LELAKI BRENGSEK ITU PERLU DI BERI PELAJARAN!
Hazel Parker
[memberontak]
Alessandra Eve Faith
Sabar dulu, Zel!
Hazel Parker
Sabar?! Kau kira aku bisa sabar melihatmu dilecehkan seperti itu?!
Alessandra Eve Faith
[menggigit bibir bawah]
Foto ciuman Alessa dan Arthur tiba-tiba menyebar diseluruh sosial media.
Alessandra Eve Faith
Ini Arthur, Hazel. Dia bisa melakukan apapun jika ada yang berani mengusiknya.
Hazel Parker
Aku tidak takut!
Lily Robert
Kau akan takut jika urusan nya dengan uang. Arthur bisa menyewa siapapun untuk menghancurkan mu.
Hazel Parker
[menepis kasar tangan Alessa dan Lily]
Hazel Parker
[duduk di bangku guru]
Hazel Parker
[mencoba meredakan emosi]
Hazel Parker
Rencana yang matang, kenapa aku tidak menyadari nya?
Lily Robert
[menatap Alessa]
Alessandra Eve Faith
[menatap lily]
Hazel Parker
Seperti nya Arthur sudah tertarik dengan Alessa sebelum nya. Namun, seorang Arthur mana mungkin mau mengungkapkan nya secara baik-baik.
Hazel Parker
[menaikan sebelah kaki]
Hazel Parker
Membuat Alessa jatuh memang sudah ada didalam rencana nya. Itu sebuah ancaman, jika Alessa tidak menurut, dia akan berbuat lebih untuk menghancurkan nya.
Alessandra Eve Faith
[menyandarkan kepala di bahu Lily]
Alessandra Eve Faith
[mendengus lemas]
Lily Robert
Lalu bagaimana?
Hazel Parker
[bangkit berdiri]
Hazel Parker
Tidak perlu di pikirkan lah, ayo pulang. Aku sedang ada perlu dengan seseorang. Nanti orang nya pergi.
Akhirnya dua gadis itu menurut, mereka mengambil tas masing-masing lalu melenggang pergi meninggalkan kelas yang sepi.
---------------------------------------------------------------
Setiap langkah Alessa selalu di perhatikan orang-orang yang dia lewati. Berbeda dengan yang tadi, kali ini tatapan itu bisa diartikan sebagai tatapan jijik padanya.
Hazel Parker
Kau pulang naik apa, Al?
Alessandra Eve Faith
Motor, seperti biasa.
Hazel Parker
Lily pulang denganmu, ya?
Lily Robert
Hah? Rumah kita berlawan arah. Kasihan Alessa kalau harus mengantarku lalu putar balik menuju rumahnya.
Lily Robert
Tidak usahlah, aku bisa naik angkutan umum.
Hazel Parker
[menyentil telinga Lily]
Hazel Parker
Menurut saja bisa tidak?!
Alessandra Eve Faith
[menghela nafas]
Alessandra Eve Faith
Iya, aku antar Lily sampai depan rumahnya.
Hazel Parker
Nah, seperti itu! Di ajak pintar itu harus menurut.
Hazel Parker
[menatap Lily]
Hazel Parker
Kau masih loading, kan?
Lily Robert
[menggaruk tengkuk]
Lily Robert
Ya sudah, ayo antar aku pulang.
Lily Robert
[menggandeng Alessa]
Hazel Parker
[geleng-geleng]
Sesampainya di parkiran, Hazel melanggar pergi meninggalkan kedua temannya.
Lily Robert
Zel! Ini motormu ada di samping Alessa!
Hazel Parker
[berbalik dan berjalan mundur]
Hazel Parker
Kalian duluan saja, aku ada urusan!
Hazel Parker
[kembali memutar tubuh]
Alessandra Eve Faith
[menatap punggung Hazel yang menjauh]
Alessandra Eve Faith
[tatapan beralih ke sekumpulan lelaki yang sedang merokok]
Alessandra Eve Faith
[fokus pada satu sosok lelaki]
Arthur De Luca
[tatapan bertemu dengan Alessa]
Alessandra Eve Faith
[merinding]
Alessandra Eve Faith
[memutus kontak mata)
Alessandra Eve Faith
Ayo cepat pulang, nanti Ibu mu menunggu
Alessandra Eve Faith
[Buru-buru memakai helm]
Lily Robert
Ini aku tidak pakai helm? Kalau di kalam ada polisi bagaimana? Kau bisa di tilang,
Alessandra Eve Faith
Di tilang tidak apa-apa! Ayo cepat!
Alessandra Eve Faith
Ck! Pakai helm Hazel. Dia pintar mencari jalan tikus, tidak akan terkena tilang.
Lily Robert
[memakai helm Hazel dan naik ke motor]
Alessandra Eve Faith
[langsung menarik gas motor]
Lily Robert
[hampir terjungkal]
Lily Robert
ALESSA! Kau ingin membuatku mati?! Lagipula kenapa kau seperti buru-buru sekali? Mama tidak akan marah kalau aku pulang terlambat, asal tidak sampai malam.
Alessandra Eve Faith
[menulikan telinga]
Alessandra Eve Faith
[terus melaju keluar dari area sekolah]
---------------------------------------------------------------
EPISODE •3•
---------------------------------------------------------------
Sulit bagi Arthur memudarkan senyumannya, entah kenapa dia sangat bahagia hanya karena bisa merasakan bibir Alessa. Dia ingin mencobanya lagi, dan mungkin ingin terus mencobanya.
Darren Smith
Senyum terus kau! Tidak malu dengan lebam di sudut bibir mu itu?
Arthur De Luca
Tidak sama sekali.
Nathan lee Christopher
Di obati dulu, ngeri aku lihatnya.
Arthur De Luca
Perhatian sekali kau, aku jadi ngeri.
Nathan lee Christopher
Sialan!
Nathan lee Christopher
[hendak menginjak sepatu Arthur]
Arthur De Luca
[menghindar]
Darren Smith
By the way, kapan kau beri bayaran untuk b*tch itu?
Arthur De Luca
Sudah aku bayar.
Nathan lee Christopher
2in
Delon Blake
Anjir! Si Alessa saja belum benar-benar jatuh ke pelukan mu, dan kau sudah membayar nya. Mana bayaran nya tidak main-main.
Arthur De Luca
[menyesap rokok]
Arthur De Luca
Gampang, Aku akan membayar orang lagi untuk menyeret Alessa kehadapan ku.
Arthur De Luca
[tatapan beradu dengan Alessa]
Alessandra Eve Faith
[merinding dan segera menaiki motor]
Nathan lee Christopher
Kau kenapa tertawa sendiri?
Arthur De Luca
[tudak menjawab]
Arthur De Luca
[pandangan terkunci pada Alessa hingga menghilang]
???
[mendekati perkumpulan Arthur]
Arthur De Luca
[tawa mereda]
Delon Blake
Gadis siapa itu?
Nathan lee Christopher
Darren.
Darren Smith
[menoleh ke belakang]
Hazel Parker
[datang dengan raut sulit di artikan]
Darren Smith
Kau mencari ku?
Darren Smith
[menunjuk diri sendiri]
Hazel Parker
Sebenarnya ada orang lain yang paling aku cari selain kau. Tapi seperti nya berurusan dengan mu lebih menyenangkan. Hitung-hitung pemanasan.
Hazel Parker
[menatap tajam Arthur]
Delon Blake
Darren, ini kekasih barumu?
Darren Smith
Ya tidak lah!
Hazel Parker
Iya, sebentar lagi akan berpacaran. Tapi belum aku tembak jadi belum pacaran.
Nathan lee Christopher
Pftt! Hahaha!
Nathan lee Christopher
Serius Darren menunggu di tembak dulu? Gemulai kau, Bro!
Darren Smith
TIDAK! Amit-amit pacaran dengan dia.
Hazel Parker
[menarik tangan Darren]
Hazel Parker
Aku mau bicara penting denganmu.
Delon Blake
Wooww... sepenting apa tuh?! Mau tembak sekarang, ya?
Hazel Parker
[mendelik tajam pada Delon]
Hazel Parker
[menarik Darren pergi]
Darren Smith
Ck! Ada apa?! Kenapa harus tarik-tarik?
Hazel Parker
[menghentikan langkah]
Hazel Parker
Katakan padaku, siapa dalang di balik kejadian barusan?
Darren Smith
Kejadian yang mana?
Darren Smith
[membuang muka]
Hazel Parker
Tidak usah berpura-pura bodoh!
Hazel Parker
[mendorong kepala Darren dengan satu jari]
Hazel Parker
Jangan kau pikir aku tidak tahu isi otak busukmu itu. Kau sengaja membawaku pergi agar tidak ada yang melindungi Alessa, kan?
Darren Smith
Apa maksudmu?! Aku tidak mengerti!
Hazel Parker
[menunjuk wajah Darren]
Hazel Parker
Kau yang menghancurkan bangku Alessa, Kau yang mengajakku pergi, dan kau juga yang menguncinya Alessa di gudang bersama dengan Arthur.
Darren Smith
[menepis tangan Hazel]
Darren Smith
Aku tidak melakukan semua itu! Kau ada bukti? Tidak usah asal menuduh kalau tidak ada bukti! Aku membawamu ke kantor BK karena Bu Diana ingin kita berdua datang bersama.
Darren Smith
Lagipula aku mana mungkin menjatuhkan Alessa. Aku akan melakukan hal itu kalau dia mengusik hidupku.
Darren Smith
Aku sarankan, kalau ingin teman dekat mu itu selamat dia harus menurut pada Arthur. Ya... kau tahu sendiri bagaimana lelaki itu.
Darren Smith
[mengangkat kedua bahu]
--------------------------------------------------------------
Pukul tujuh malam, Alessa baru selesai mandi setelah seharian main di rumah Lily.
Alessandra Eve Faith
[mengambil ponsel]
Alessandra Eve Faith
[membuka pesan]
Alessandra Eve Faith
[mengernyit]
Alessandra Eve Faith
Siapa, ya?
Alessandra Eve Faith
[membalas pesan]
Alessandra Eve Faith
💬: Malam, maaf ini siapa?
Arthur De Luca
💬: Aku Arthur.
Alessandra Eve Faith
{Deg}
Alessandra Eve Faith
[melempar ponsel]
Alessandra Eve Faith
Tenang, Alessa. Tidak apa-apa.
Alessandra Eve Faith
[menghela nafas dalam]
Alessandra Eve Faith
Tidak usah mengurus ponsel itu, lebih baik kau belajar saja.
Alessandra Eve Faith
[mengeluarkan buku-buku dari tas]
Dua jam berlalu, Alessa meregang kan tubuh sebelum akhirnya menutup buku pelajaran.
Alessandra Eve Faith
[naik ke ranjang]
Alessandra Eve Faith
[mengernyit]
Alessandra Eve Faith
Perasaan aku tidak memesan makanan.
Alessandra Eve Faith
IYA, SEBENTAR!
Alessandra Eve Faith
[keluar kamar]
Alessandra Eve Faith
IYA, IYA!
Alessandra Eve Faith
[sedikit berlari menuju pintu]
Pria bermasker
Selamat malam.
Alessandra Eve Faith
[menatap tiga pria]
Alessandra Eve Faith
[bingung]
Alessandra Eve Faith
Maaf, cari siapa?
Alessandra Eve Faith
[memegang pinggiran pintu]
Pria bermasker
1// Kami mencari gadis bernama Alessa.
Alessandra Eve Faith
[meneguk saliva susah payah]
Alessandra Eve Faith
A-ada perlu apa?
Pria bermasker
1// Apa anda yang bernama Alessa?
Alessandra Eve Faith
[terdiam sejenak]
Alessandra Eve Faith
[mengangguk kecil]
Pria bermasker
1// Bawa dia!
Alessandra Eve Faith
Hah?! Ada apa ini?!
Pria bermasker
2// [menarik kasar tangan Alessa keluar]
Mereka membawa dan memasukan Alessa kedalam mobil yang telah disiapkan.
--------------------------------------------------------------
Sebuah mobil berwarna hitam berhenti didepan gedung apartemen yang menjulang tinggi. Satu pria di balik kemudi turun lalu membukakan pintu belakang mobil.
Pria bermasker
2// [mengeluarkan paksa Alessa]
Alessandra Eve Faith
KALIAN INI SIAPA?! LEPASKAN AKU!
Alessandra Eve Faith
[memberontak]
Alessandra Eve Faith
[air mata mulai jatuh]
Mereka menyeret Alessa masuk kedalam lift, kali ini gadis itu sudah tidak memberontak lagi. Tenaganya sudah habis dan digantikan oleh suara sesegukan.
Lantai lima belas, pintu lift terbuka. Mereka kembali berjalan melewati lorong-lorong apartemen sebelum berhenti disalah satu pintu apartemen.
Pria bermasker
1// [menekan tombol pin]
Pria bermasker
2// [mendorong Alessa masuk]
Alessandra Eve Faith
[tersungkur]
???
Kerja bagus, bayaran kalian sudah ku transfer.
Alessandra Eve Faith
[mendongak]
Pria bermasker
1// Terimakasih, kalau ada yang perlu di bantu kau bisa menghubungi kami.
Setelahnya tiga pria itu menghilang seiring tertutup nya pintu.
???
[mencekal lengan Alessa dan memaksa nya berdiri]
Arthur De Luca
Sakit? [lembut]
Alessandra Eve Faith
[mengangguk lemah]
Arthur De Luca
Ututu... kasihan. Makanya, jadilah gadis penurut. Kena akibatnya, kan?
Arthur De Luca
[menarik pinggang Alessa merapat]
Alessandra Eve Faith
A-ar, lepas.
Alessandra Eve Faith
[mendorong dada Arthur]
Arthur De Luca
Kalau aku tidak mau?
Alessandra Eve Faith
[menggigit bibir dalam]
Alessandra Eve Faith
Sebenarnya apa yang kau cari dari ku, Ar? Kenapa kau tiba-tiba mengusik hidupku?
Arthur De Luca
[menyingkirkan anak rambut Alessa kebelakang telinga]
Arthur De Luca
Aku mau kau.
Arthur De Luca
[mendekatkan wajah]
Alessandra Eve Faith
[kembali mendorong dada Arthur]
Arthur De Luca
[menarik kepala belakang Alessa]
Arthur De Luca
[melumat kasar bibir Alessa)
Alessandra Eve Faith
Mmmph!
Alessandra Eve Faith
[memberontak]
Arthur De Luca
[menggigit bibir bawah Alice]
Arthur De Luca
[melepas pagutan]
Alessandra Eve Faith
Sakit...
Alessandra Eve Faith
[menutup bibir]
Arthur De Luca
[tersenyum miring]
Arthur De Luca
Itu hukuman karena kau tidak membalas pesan dariku.
Alessandra Eve Faith
[sedikit menunduk]
Alessandra Eve Faith
Maaf.
Arthur De Luca
Yah, nyatanya secepat ini aku luluh padamu.
Arthur De Luca
[kembali memeluk Alessa dan mengecup puncak kepalanya]
Arthur De Luca
Permintaan maafmu diterima.
Arthur De Luca
Aku ingin dinner denganmu. Semuanya sudah kusiapkan dengan tanganku sendiri.
Arthur De Luca
[melepas pelukan]
Arthur De Luca
[menggiring Alessa ke balkon]
Alessandra Eve Faith
[pasrah]
Alessandra Eve Faith
[duduk dengan canggung]
Arthur De Luca
[ikut duduk]
Alessandra Eve Faith
[minum terlebih dulu]
Alessandra Eve Faith
[mulai makan]
Arthur De Luca
[menatap lekat Alessa]
Alessandra Eve Faith
[bulu kuduk meremang]
Arthur De Luca
Karena kau sudah sampai sini, kau tidak bisa keluar.
Alessandra Eve Faith
[mendongak]
Alessandra Eve Faith
Tapi----
Arthur De Luca
Mau hukuman lagi?
Alessandra Eve Faith
[menggeleng cepat]
Arthur De Luca
Good girl, habiskan makananya lalu kita tidur.
Sebisa mungkin Alessa memperlambat cara makannya. Dia mencoba menghindari perintah Arthur yang menginginkan mereka tidur bersama. Namun selama apapun dia makan, pada akhirnya makanan itu habis juga. Mengingat porsi yang di suguhkan tidak begitu banyak.
Selesai makan, Arthur membawa Alessa kesalah satu kamar.
Alessandra Eve Faith
[duduk di pinggir ranjang]
Arthur De Luca
[langsung merebahkan diri di ranjang]
Alessandra Eve Faith
Kamar sebelah kosong, kan?
Alessandra Eve Faith
Apa boleh aku tidur disana saja?
Arthur De Luca
Kenapa? Takut denganku?
Alessandra Eve Faith
[menunduk]
Arthur De Luca
[memeluk bahu Alessa dan menjatuhkan ke ranjang]
Alessandra Eve Faith
AAAA!
Arthur De Luca
[memeluk erat Alessa]
Alessandra Eve Faith
Arthur, lepas! Kita tidak bisa tidur berdua seperti ini!
Alessandra Eve Faith
[memukul dada Arthur]
Arthur De Luca
Sudahlah, tidur saja. Tidak usah banyak protes, kali ini aku hanya ingin memeluk mu saja. Tidak tahu kalau besok.
Arthur De Luca
[suara serak]
Alessandra Eve Faith
{Deg deg deg}
Arthur De Luca
[mendengar detak jantung Alessa]
Arthur De Luca
[mencium kening Alessa dan mulai memejamkan mata]
Alessandra Eve Faith
[terdiam]
Alessandra Eve Faith
[menatap lekat wajah Arthur]
Alessandra Eve Faith
[melihat lebam]
Alessandra Eve Faith
{Apa ini hasil dari tamparan ku tadi?}
Alessandra Eve Faith
[tangan melambai memastikan Arthur sudah tidur]
Alessandra Eve Faith
Aman.
Alessandra Eve Faith
[perlahan menyingkirkan tangan Arthur]
Alessandra Eve Faith
[turun dari ranjang]
Alessandra Eve Faith
[berjalan keluar sambil berjinjit]
Alessandra Eve Faith
[kembali menutup pintu dengan pelan]
Arthur De Luca
[membuka mata]
Arthur De Luca
[meraih ponsel]
Arthur De Luca
[menghubungi seseorang]
Arthur De Luca
Halo, kalian masih didepan apartemen, kan? Tetap berada didepan pintu, jika Alessa keluar seret dia ke kamarku.
Pria bermasker
📞: 1// Siap.
Arthur De Luca
[memutus panggilan]
Arthur De Luca
[buru-buru memejamkan mata]
Alessandra Eve Faith
[membawa baskom berisi air dingin]
Alessandra Eve Faith
[meletakan di atas nakas]
Alessandra Eve Faith
[mencelupkan handuk kecil ke air dingin]
Alessandra Eve Faith
[menempelkan pada lebam Arthur]
Alessandra Eve Faith
Maafkan aku, ya. Aku tidak bermaksud membuat mu seperti ini. Lagi pula kau juga kurang ajar.
Arthur De Luca
{deg deg deg}
--------------------------------------------------------------
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!