Sebuah klub malam elite di Stockholm Swedia
Suara hingar bingar musik techno terdengar memekakkan telinga siapapun yang datang tapi bagi para penggemar dan pengunjung sangat menyukainya, bukan masalah.
Seorang gadis dengan berpakaian sedikit terbuka itu tampak asyik berdansa di sebelah seorang DJ tampan. Keduanya terkadang saling berpelukan dan berciuman. Gadis berambut Brunette dan bermata hijau itu tampak sangat mencintai pria itu.
Keduanya tampak hype dan membuat suasana semakin memanas hingga banyak pengunjung yang dance di lantai dansa semakin berjingkrak jingkrak. Gadis itu pun tambah heboh membuat semua orang ikut bergoyang sesuai musiknya.
***
Seorang pria berdarah India pun masuk ke dalam klub itu karena undangan seorang rekannya yang mengajaknya minum. Pria itu pun masuk ke dalam dan segera matanya merasa tidak nyaman dengan lampu dan semua hingar bingar disana. Mata coklat tuanya melihat ke arah panggung dimana seorang gadis dengan baju seksih berdiri bersama dengan seorang DJ. Untuk sesaat pria itu terkesima dengan kecantikan gadis itu tapi melihat bagaimana dia menempel dengan sang DJ, pria India itu tahu jika mereka berpasangan.
Sayang sekali bersama dengan seorang DJ. - batin pria itu.
"Ravi!"
Pria itu menoleh dan tersenyum melihat rekannya yang melambaikan tangannya.
"Hai Clint. Ngapain kamu ngajak minum disini ?" tanya Ravi sambil duduk di kursi bar.
"Ini adalah klub paling bergengsi di Stockholm dan masuknya cukup sulit ..." senyum Clint.
"Tapi aku masuk saja tadi ..." jawab Ravi. "Bir dingin please" pintanya ke bartender yang menghampirinya.
"Karena paspor kamu kan paspor diplomatik... Kamu kan atase kedutaan Inggris untuk Swedia..." senyum Clint yang merupakan atase kedutaan besar Amerika Serikat.
Ravi meminum bir dinginnya sambil menoleh ke arah panggung. "Siapa gadis itu ?"
"Aku dengar namanya Karina. Dia kekasih DJ Oleg dan sudah tiga bulan pacaran katanya ..." jawab Clint.
"Dia cantik ..." jawab Ravi.
"Dia spicy. Spice dan Posh Girl. Seleranya mahal .. " kekeh Clint. "Aku rasa kita bukan kelasnya."
"Putri siapa ?"
"Katanya salah satu CEO Koenigsegg. Sepertinya..."
Ravi menghabiskan birnya dan tetap menatap wajah cantik Karina. Cantik.
***
Sebulan kemudian
Ravi mengetuk ruang kerja Bossnya, Irina Ramadhan yang tampak kusut wajahnya.
"Apakah anda baik-baik saja, Mrs Ramadhan?" tanya Ravi. Irina adalah Minister Counselor bagian perhubungan di kedutaan besar Inggris sementara Ravi adalah atase perhubungan yang dibawah jabatannya dari Irina
Meskipun Irina berdarah Norwegia, namun dia seorang warga negara Inggris karena ayahnya sudah menjadi rakyat Inggris sejak lahir. Kakek Irina adalah orang Norwegia yang memilih pindah kewarganegaraan hingga ke anak cucunya. Ibu Irina adalah seorang dosen di universitas Oslo sebelum menikah dengan ayahnya. Berbeda dengan ayah Irina yang berwarganegara Inggris, ibu Irina tetap mempertahankan kewarganegaraan Norwegia hingga Irina memiliki dual citizenship meskipun bekerja di kedutaan besar Inggris.
"Ravi ..." senyum Irina yang menunjukkan wajah lelah. "Tutup pintunya..."
Ravi pun menutup pintu ruang kerja Irina.
"Duduk..." pinta Irina.
Ravi pun duduk di depan wanita cantik itu.
"Kamu umur berapa Ravi ?" tanya Irina.
"28 Miss Ramadhan."
"Punya pacar atau sudah pernah menikah ?"
"Jomblo akut. Lajang ..." jawab Ravi.
"Muslim?"
"Alhamdulillah ..."
"Orang tua?"
"Aku yatim piatu ... Orang tua meninggal saat aku kecil karena pandemi. Aku tinggal bersama nenek hingga meninggal saat aku sudah masuk kedutaan..."
Irina mengangguk. "Bagaimana jika kamu aku jodohkan ? Seorang gadis berusia 22 tahun, lulusan University of Oslo di bidang matematika, masih menganggur karena malas melanjutkan S2 padahal tawaran pekerjaan banyak ..."
"Mengapa anda ingin menjodohkan saya dengan gadis itu ?" tanya Ravi bingung.
"Karena Ravi, gadis itu hendak kawin lari dengan seorang DJ dan demi melindungi dirinya dari kehidupan hedonisme, aku berpikir menjodohkan saja denganmu ..." jawab Irina gamblang.
Ravi melongo. "Boleh kah siapa nama gadis itu ?"
"Putriku. Karina Ramadhan... " Irina mengambil pigura digitalnya dan memperlihatkan foto putrinya.
Introducing Karina Ramadhan
Ravi tertegun. Gadis di club itu. Aku baru tahu wajahnya terdapat freckles. Oh my God... Gadis berbaju seronok itu putri Mrs Ramadhan?
"Ada apa Ravi ?" tanya Irina.
"Saya pernah bertemu dengan putri anda, Mrs Ramadhan. Sebulan lalu saya bersama Clint, atase kedutaan Amerika Serikat, berada di club dan melihat Karina bersama dengan DJ itu ... Jadi anda tidak menyetujui hubungan Karina dengan DJ Oleg ?" Ravi menatap serius ke Irina.
"No. Kami sudah pusing menasehati Karina, bahkan semua kakaknya lelah memarahinya. Bagaimana Ravi ... Apakah kamu bersedia menikah dengan Karina ? Kamu hanya tahu beres ..."
"Apakah ada kontrak pernikahan?"
Irina mengambil map dari dalam lacinya. "Silahkan baca ..."
Ravi menerima map itu dan mulai membacanya. "Kenapa saya, Mrs. Ramadhan?" tanya Ravi sambil membaca perjanjian pernikahan antara dirinya dan Karina jika jadi.
"Karena aku sudah mempelajari karakter kamu, Ravi. Kamu sudah bekerja tiga tahun disini dan aku juga sudah tahu semua latar belakang kamu. Aku tadi hanya cross check ulang saja. Bagaimana Ravi ?"
Pria berwajah dingin dan berdarah India itu memperlihatkan klausal disana. "Kami harus menikah minimal tiga tahun?"
"Yes."
"Jika berhasil dan tidak ada perceraian, kami mendapatkan reward dari anda dan Mr Ramadhan?"
"Yes."
"Jika kami tidak bisa bersama dan bercerai, saya mendapatkan kompensasi?"
"Yes."
Ravi mengangguk. Aku tidak suka perceraian dan bukan karena reward yang belum di mention tapi aku sudah merasa mendapatkan berkah karena menikahi Karina. Ravi tidak memungkiri bahwa sejak melihat Karina di club, dia sudah tertarik dengan gadis itu dan tidak menyangka jika dia adalah putri Irina yang sekarang hendak dijodohkan padanya.
"Mrs Ramadhan... Saya tidak tahu apakah ini berkah atau apa tapi saya berjanji pada anda. Saya akan melindungi dan menjaga Karina sekuat tenaga saya ... Tapi jika suatu saat saya jatuh cinta dengan putri anda, maka saya akan membuat Karina jatuh cinta pada saya ... Anda tidak keberatan?" Ravi menatap Irina serius.
Irina memajukan tubuhnya. "Justru aku ingin kamu yang menjadi pasangan Karina sebab sifat kamu sangat dewasa dan background kamu yang baik ..."
Ravi mengangguk. "Saya tidak akan mengecewakan anda dan Mr Ramadhan. Saya akan berusaha membuat Karina menjauhi dari tempat seperti itu ..."
"Good. Dua Minggu lagi kamu dan Karina menikah ..."
Introducing Ravi Khan
***
Kamar Karina Malam Harinya
Karina hanya bisa melongo mendengar bahwa ayah dan ibunya sudah menemukan calon suami untuknya.
"Whaaaatttt ? Aku dijodohkan dan segera dinikahkan? Mom ! Tega sekali !" teriak Karina kesal.
"Tega mana sama kamu ? Bagaimana bisa kamu mau kawin lari dengan seorang DJ ? Kamu bisa kecanduan narkoba Karina ! Mommy dan Daddy tidak bisa menerima itu ! Kamu sudah keterlaluan, Karina ! Sudah waktunya kamu anteng !" bentak Irina tidak kalah keras dengan putrinya.
"Keputusan Mommy dan Daddy sudah bulat ! Jika kamu masih ngeyel, Daddy coret dari kartu keluarga, tidak hanya Ramadhan tapi juga keluarga Pratomo. Biar kamu jadi gelandangan !" ucap Stefan keras.
Karina tidak menyangka kedua orangtuanya akan bisa berbuat Setega itu kepadanya. Setidaknya menikah sesuai permintaan dan tidak kehilangan benefit dari keluarganya.
"Siapa nama pria ini ?" tanya Karina sedikit melunak.
"Ravi Khan."
What? India? Seperti Oom Raj Rao?
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa gaaaeeessss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
Kantor Kedutaan besar Inggris di Stockholm Swedia
Karina mendatangi kantor ibunya yang bekerja sebagai minister of counsellor di kedutaan Inggris untuk Swedia. Pihak kedutaan yang mengenali Karina sebagai putri Irina Ramadhan, meminta untuk menunggu jika hendak bertemu dengan ibunya.
"Aku tidak mau bertemu dengan mommy aku..." ucap Karina dingin.
"Anda ingin bertemu dengan siapa ?" tanya petugas disana.
"Ravi Khan, atase perhubungan."
Petugas itu terkejut namun tetap menghubungi Ravi dan pria itu menyanggupi permintaan Karina. Tak lama pria dengan wajah dingin itu keluar dari dalam pintu yang menghubungi lobby kedutaan dan kantor.
Karina menatap wajah pria dengan khas raut India itu. Oke. Wajahnya sangat India dan dingin. Tinggi juga. Karina memiliki tinggi 178cm mengikuti jejak kedua orangtuanya yang memang memiliki gen tinggi apalagi opa dan Opa buyutnya juga termasuk tinggi meskipun berdarah Asia. Karina memperkirakan pria yang bernama Ravi Khan itu memiliki tinggi sekitar 184-185cm. Setidaknya tidak lebih pendek dari aku.
Semenjak kawin larinya digagalkan oleh ayahnya, Karina seperti dipasung dan kemana saja selalu diawasi. Karina dan Oleg sudah sepakat untuk terbang ke Venezuela yang tidak memiliki prosedur ekstradisi ke Swedia maupun Inggris karena Karina memegang dual citizenship itu. Disaat mereka sudah tiba di bandara, anak buah ayahnya dari Ramadhan Securitas langsung membawanya pergi dan Oleg memilih kabur ke Venezuela.
"Apakah kamu mencari aku ?" tanya Ravi dengan gaya dingin ke Karina yang pagi ini tidak memakai baju seronok seperti saat dia lihat di club. Bisa baju sopan juga nih anak.
"Aku ingin bicara berdua sama kamu. Penting !" jawab Karina ketus.
Ravi hanya mengangguk. "Bicaralah !" balas pria itu sambil bersedekap.
"Tidak disini, bodoh !"
Ravi menaikkan sebelah alisnya. "Bisa-bisanya bilang aku bodoh ?"
"Iyalah ! Sebab ini pembicaraan penting !" desis Karina.
Ravi hanya menatap datar gadis cantik dengan freckles di wajahnya yang tidak ditutupi make up tebal seperti di club. Wajah Karina sepertinya hanya memakai bedak dan lip gloss saja.
"Ayo, ke ruang interogasi..." ajak Ravi membuat Karina melotot.
"Aku bukan penjahat!" balas Karina.
"Katanya mau bicara penting. Ruang itu satu-satunya yang kosong ... Dan kedap suara." Mata coklat Ravi menatap tajam ke mata hijau kebiruan Karina.
Karina tidak mau masuk ruang interogasi tapi terpaksa karena pria ini sama keras kepalanya dengan dirinya. Sedikit menghentakkan kakinya, Karina mengikuti Ravi yang meminta id card visitor untuk gadis itu. Karina memberikan SIM nya sebagai ganti id card visitor ke bagian kemanan dan berjalan mengikuti Ravi menuju ke sebuah ruangan yang biasanya dipakai oleh para atase dan pegawai kedutaan melakukan wawancara.
Karina pun masuk ke dalam ruangan itu yang berbau harum lavender yang berasal dari pewangi otomatis. Samar-samar Karina juga mencium harum parfum Hugo Boss dan dia tahu jika wangi itu dari tubuh Ravi.
"Duduk ..." ucap Ravi tanpa ada manis-manisnya. Karina pun menurut dan kini mereka berdua saling berhadapan.
"Kamu yang hendak dijodohkan oleh mommy dan Daddy aku ?" tanya Karina tanpa basa basi.
"Yes."
"Kenapa kamu mau ?"
"Karena tidak ada ruginya buat aku. Toh sama-sama mendapatkan kompensasi..."
"Kamu memang matre ya ?"
"Semua orang pasti ada jiwa materialistis. Jadi wajar. "
"Berapa uang yang dijanjikan padamu dari mommy ?"
"Tidak terbatas."
"Uang kami terbatas."
"Aku tidak percaya uang kalian terbatas. Kalian adalah keluarga Ramadhan, memiliki bisnis dimana-mana meskipun ayahmu adalah seorang direktur engineering Koenigsegg... Tapi kalian adalah anggota keluarga Pratomo" jawab Ravi sambil menatap lurus ke Karina.
"Bagaimana jika aku mengganti uang mommy ?" Karina menatap Ravi tajam. "Asal kamu tidak mau menikahi aku..."
"Dan kamu dicoret dari kartu keluarga ? Lalu semua aset dan uang kamu dibekukan? Silahkan ... Toh aku tidak rugi juga ... Justru kamu yang rugi Karina karena kamu bisa saja menjadi gelandangan..." senyum licik Ravi terlihat di wajahnya.
Brengseeekkk!
"Lagipula, uang kamu terbatas... Trust fund milikmu tidak akam bisa keluar jika tanpa ada persetujuan dari pengacara dan akuntan kamu bukan? Pasti ada syaratnya juga ..." kekeh Ravi yang entah mengapa membuat Karina naik pitam.
"Kurang ajar kamu !" bentak Karina.
"Sekarang begini saja ... Win win solution. Aku sudah menandatangani kontrak pernikahan denganmu, Karina. Kita akan menikah selama tiga tahun dan selama itu kita harus akur..."
"Tidur terpisah ! Tidak ada hubungan suami istri !" potong Karina.
"What?"
"Aku bisa hidup selibat ! Kamu harusnya bisa !" jawab Karina.
"Ini pernikahan resmi, Karina."
"Dan aku tidak mau berhubungan bersama kamu !"
Ravi menghela nafas panjang. "Apakah kamu sudah melakukannya dengan Oleg ?"
Wajah Karina merah padam. "Aku masih tetap menjaga diriku Ravi ! Justru karena itu, tiga tahun sesuai dengan kontrak, aku minta saat itu berakhir, lepaskan aku dalam kondisi masih utuh !"
Diam-diam Ravi bersyukur mendengar ucapan Karina yang masih bisa menjaga dirinya dan sudah pasti kekhawatiran Irina dan Stefan bisa berkurang. Setidaknya Karina masih waras yang ini.
"Baiklah ..." jawab Ravi. "Toh aku bisa solo karir..."
Pipi Karina yang sudah mulai menghilang memerahnya, kembali merona. "Gamblang sekali kamu!"
"Kita sudah sama-sama dewasa, Karina. Toh kamu juga tukang dugem dan sudah berciuman dengan Oleg bukan ? Aku tahu semuanya tentang kamu kecuali soal kamu masih bersegel..." jawab Ravi tenang.
Karina mengacuhkan ucapan Ravi yang terakhir. "Jadi deal, tiga tahun ?"
"Sesuai kontrak."
"Hanya hidup satu atap tapi legal, tidak ada sentuhan fisik serta pisah kamar !" ucap Karina tegas.
"Apartemen aku hanya satu kamar..." jawab Ravi.
"Carilah yang dua kamar ! Aku tidak mau tinggal di apartemen kamu yang hanya satu kamar!"
Ravi menatap Karina yang keluar gaya angkuhnya khas anak orang kaya. Benar kata Clint, Karina itu spicy dan posh.
"Aku juga mengajukan syarat untukmu ..." Ravi menatap Karina serius.
"Apa itu?" Karina memandang wajah dingin itu dengan jantung berdebar. Please jangan larang aku dugem.
"Tidak ada kehidupan malam, tidak ada hedonisme... Sama sekali. Aku memang hanya suami kontrak kamu tapi kamu adalah tanggung jawab aku selama kita menikah. Aku minta kamu, sekolah lagi. Ambil S2 ... Berkarya lah ... Jangan menghabiskan waktu di tempat seperti itu karena tidak ada manfaatnya. Kalau pun kamu ingin ke tempat seperti itu, harus bersama denganku ! Aku akan menemani kamu dan menjaga kamu. Deal ?" Ravi menatap Karina serius.
Karina mengerjap-ngerjapkan matanya. "Harus bersama kamu ?"
"Ya Karina... Karena kamu sudah bukan wanita lajang lagi ... Kamu sudah memiliki suami ... "
Rasanya Karina ingin meninju wajah Ravi karena sudah mulai posesif. Dasar suami kontrak ! Sok - Sokan menjadi suami seutuhnya!
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Ravi menatap wajah judes Karina yang yakin jika dia tidak ingat dimana, pasti sudah menghajar dirinya. Ravi tahu semua keluarga Pratomo bisa bela diri karena dia pernah mengurus paspor milik Grayson Darling, putra Alex Darling saat masih anak baru di kantor imigrasi London sebelum dirinya dipindahkan ke Stockholm Swedia.
Ravi teringat saat mendengar percakapan Grayson saat diwawancarai oleh seniornya kenapa wajahnya biru-biru. Dijawab oleh remaja itu dia habis pertandingan taekwondo tingkat nasional dan lawannya sangat kuat.
"Semua orang di keluarga aku mau laki atau perempuan, semuanya bisa bela diri dan menembak. Jadi soal begini, sudah biasa... Namanya anak laki itu harus tangguh" jawab Grayson saat itu.
Karena itulah, Ravi juga tahu jika Karina, Tante Grayson, sudah pasti sama dengan keponakannya yang bisa bela diri. Hanya saja dirinya belum tahu Karina bisa bela diri yang mana.
"Bagaimana Karina? Take it or leave it?" tanya Ravi. "Toh dilihat-lihat lebih banyak ruginya di kamu kan ..." jawab Ravi dingin.
Karina mengeraskan rahang dan genggaman tangannya berusaha untuk tidak membuat keributan di kantor kedutaan Inggris ini karena bisa berimbas dengan karier ibunya dan dirinya bisa di-banned masuk Inggris cukup lama.
Kurang ajar ! Jadi itu tujuan kamu membawa aku masuk ruang interview ini ... Eh salah, ruang interogasi ini supaya aku tidak bisa seenaknya. Awas kamu kalau di luaran! Habis kau ! - batin Karina sebal.
"Baik. Demi aku tidak dicoret dari kartu keluarga dan pewaris Ramadhan Securitas serta Pratomo dan Giandra. Aku juga tidak mau tinggal jadi gelandangan dan bergantung dengan belas kasihan orang ! Bukan gayaku !" jawab Karina angkuh membuat Ravi tersenyum smirk.
"Kamu itu benar-benar petasan injak ya Karina ..."
Karina memajukan tubuhnya dan wajahnya sangat dekat dengan Ravi membuat pria itu harus bersikap dingin.
"Kamu tidak tahu aku seperti apa, Ravi. Ingat, meskipun kita menikah, aku tidak akan melakukan semua kegiatan istri atau ibu rumah tangga yang memasak atau membersihkan rumah !" jawab Karina.
"Apa kamu betah rumah berantakan? Jika memang, ya itu terserah kamu ..." balas Ravi sambil menatap Karina dalam tapi tak ayal jantung pria itu berdegup kencang saat mencium harum parfum gadis galak tersebut.
Karina mengerjap-ngerjapkan matanya dan Ravi bisa melihat jika Karina seperti itu berarti ada sesuatu hal yang tidak sesuai dengan dirinya. Ravi sudah tahu dari Irina kalau sebenarnya Karina sangat suka kebersihan dan hobinya membersihkan rumah serta memasak tapi di depan Ravi berlagak menjadi gadis pemalas.
"Kita lihat saja nanti !" jawab Karina judes.
"Freckles kamu itu asli ?"
"Hah?" Karina melongo mendengar pertanyaan tiba-tiba Ravi.
"Itu, bintik-bintik di wajah kamu... Asli atau makeup?"
"Asli !" Karina mengusap hidung hingga ke bawah mata dimana freckles itu berada. "Nih tidak beleberan kan !"
Karina Ramadhan
"Kirain makeup ..." jawab Ravi cuek.
"Repot amat bikin style freckles begini ! Kurang kerjaan !" dengus Karina sebal dan memundurkan tubuhnya karena entah mengapa parfum Hugo Boss Ravi membuatnya pusing.
"Bukankah cewek sukanya repot ?" balas Ravi sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan bersedekap.
Karina menatap pria tampan di depannya dan tampak matang serta dewasa. Umur berapa nih Shah Rukh Khan?
"Kamu umur berapa ?" tanya Karina.
"28 mau 29. Aku berulang tahun dua bulan lagi. Kenapa ?" jawab Ravi. "Mau kasih kado ?"
"Penting gitu?" sindir Karina. "Macam keponakan aku saja..."
"Lho kan terserah kamu. Mengucapkan aku selamat ulang tahun saja sudah bagus kok ... Kan itu kado paling indah. Mendapatkan ucapan ulang tahun dari istri ... Meskipun kontrak tapi kan tetap istri..." senyum Ravi yang entah mengapa membuat Karina sebal.
Bawa-bawa istri pulak !
"In your dream, Ravi Khan !"
Ravi tidak menjawab tapi hanya tersenyum smirk.
"Jadi kamu tidak mau tinggal di apartemen aku ?"
Karina menggelengkan kepalanya. "Aku butuh privacy !"
"Harus dua kamar ?"
"At least ( paling tidak )."
Ravi mengangguk. Harus bongkar celengan deh ...
***
Setelah hampir satu jam adu debat dengan Ravi, Karina memutuskan untuk menyudahi pertemuan dengan calon suaminya yang membuatnya darting dan Karina mengakui pria India itu tidak mudah diintimidasi !
Kita lihat saja nanti ! - batin Karina.
"Aku rasa sudah cukup pertemuan pertama..." Karina berdiri dan diikuti oleh Ravi.
"Kita bertemu saat ijab. Oke ?" ucap Ravi.
"Orang tua kamu akan datang ? Apakah kita akan ikut adat India ? Apakah aku harus pakai sari juga ?" Karina berdiri menatap Ravi judes.
"Orang tua aku sudah tiada, Karina, akibat pandemic beberapa tahun lalu. Aku sendirian dan kita tidak perlu adat India. Cukup ijab kabul sederhana ... Lagipula, kamu sudah cukup memamerkan perut rata kamu .. Sudah terlalu sering pamer di club bukan?" jawab Ravi datar.
Karina terkejut mendengar Ravi yatim piatu. "Maaf soal orang tua kamu dan apa maksud kamu dengan perut rata aku di club ?"
Ravi hanya tersenyum rahasia. "Kamu mau pulang kan? Aku juga masih ada pekerjaan karena pertemuan kita tidak ada dalam agenda aku hari ini ..." Pria itu membuka pintu ruang interview. "Hati-hati di jalan. Jangan ke bar ..."
Karina mendelik. "Ini masih pagi untuk minum tahu !"
"Gadis pintar.... Aduuuh !" Ravi memegang perutnya yang kena sikut Karina.
"Lemah ! Baru segitu saja ..." Karina pun berjalan dengan langkah anggun meninggalkan Ravi yang merasa perutnya bakalan memar.
Ya ampun ! Benar-benar petasan injak !
***
Karina masuk ke dalam mobilnya dengan dikawal dua pengawal kiriman Oomnya Arkananta Baskara yang mendapatkan permintaan dari ayahnya Stefan Ramadhan.
"Kemana kita nona Ramadhan?" tanya pengawalnya.
"Pulang ke rumah ! Apa kalian lupa aku masih kena hukuman tahanan rumah ?" jawab Karina ketus. Tadi dia diijinkan Stefan pergi karena ke kantor ibunya tapi dengan catatan harus segera pulang.
"Baik nona..." Mobil Karina pun keluar dari parkiran kedutaan Inggris.
Karina menatap pemandangan jalan dan melamun saat memikirkan kehidupannya nanti. Hanya karena kedua orangtuanya tidak setuju dengan Oleg dan gaya hidupnya, mereka langsung membuat langkah drastis dengan menjodohkan bahkan menikahkan dia dan Ravi.
Karina menggelengkan kepalanya. Memangnya aku hidup kembali ke jaman Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih?
Karina sendiri masih mencintai Oleg, pria yang membuatnya bisa hidup bebas tanpa harus memikirkan tuntutan kedua orangtuanya untuk bekerja atau melanjutkan kuliahnya. Seperti hal keluarga Pratomo lainnya, Karina juga mendapatkan anugerah otak encer. Hanya saja ... Dia sangat senang dunia hura-hura.
Karina menghela nafas panjang. Dan pria yang dijodohkan oleh kedua orangtuanya adalah sangat keinginan Stefan dan Irina.
Karina mencari tahu tentang Ravi Khan melalui iPadnya yang beruntung tidak kena sita juga oleh kedua orang tuanya.
Kita lihat saja wahai Shah Rukh Khan... Yakin kamu tidak akan betah sama aku ! Karina tersenyum culas.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa gaaaeeessss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!