NovelToon NovelToon

Hijrah Cinta Si Gadis Punk

BAB 1 Lolos dari Preman

Seorang anak kecil berhijab berlari ketakutan menyusuri lorong jembatan. Nafasnya terengah-engah disela-sela persembunyiannya di sebuah rumah tua tak berpenghuni. Di luar sana terlihat tiga orang preman yang sedang mencari anak tersebut.

Perasaan yang tidak menentu menyelimuti hatinya. Ia memeluk dirinya. Buat anak sekecil dirinya, menangis kencang itu sudah biasa namun untuk kali ini, anak kecil tersebut menahan tangisnya, hanya air mata yang mengalir deras.

"Dasar bocah tengil! Kemana larinya kamu, hah? Kurang asem awas kalau ketemu bakalan tak cincang kamu!" Seorang preman bermuka lebar meninju telapak tangannya dengan geram.

Preman yang kerap dipanggil bos itu menyisir sekeliling sambil berkacak pinggang dengan sorot mata yang tajam.

"Maaf Bos ga ketemu." Lapor preman yang bertampang kurus.

"Iya Bos ga ketemu, ternyata bocah itu larinya kencang juga." Ujar Preman bertubuh gempal.

Mereka ngos-ngosan mengatur nafasnya sambil membungkuk, kedua tangannya menyentuh lutut.

"Kita bertiga, masa kalah sama anak umur enam tahun, otak kalian di mana, selama ini kerja kalian apa? Cepat cari bocah itu sampai ketemu! Kalau engga ketemu juga kalian yang akan dicincang, cepaaaat!

Bos tersebut menatap tajam bawahannya, tangannya menunjuk keduanya. Terlihat kedua preman tersebut ketakutan melihat sorot mata si Bos yang siap menelannya hidup-hidup.

"Iiiya Bos!" Mereka berjalan dengan arah yang sama.

"Hey gimana bisa cepat ketemu kalau kalian mencarinya barengan gitu, mencar!" Hardik si Bos kesal.

"Iiiya Bos siap!" Mereka lari tunggang lenggang dengan arah yang berlainan.

Bagi mereka bertemu anak-anak di bawah umur adalah aset terbesar yang bisa ia gunakan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Apalagi anak tersebut cantik, lucu, imut, menggemaskan, pasti banyak yang suka.

Bocah cilik nan cantik itu menangis dalam diam. Dia terpekur menyesali tindakannya mengikuti rayuan preman yang mengajaknya membeli es krim kesukaannya.

Namanya Beyza umur 6 tahun. Ia tercatat di sekolah TK Semut Kecil, sekolah favorit di kotanya. Saat itu para siswa dipulangkan lebih cepat dari biasanya.

Setiap harinya ia diantar jemput omnya. Sebenarnya pihak sekolah sudah memberitahukan wali Beyza untuk menjemputnya lebih awal.

Seharusnya Beyza menunggu omnya menjemput di sekolah dan tidak mudah percaya pada orang asing. Kesalahan Beyza hanya satu saat pulang sekolah Beyza bermain di luar pintu gerbang sampai ia bertemu preman yang mengaku teman omnya.

Beyza pikir omnya menyuruh temannya untuk menjemputnya sehingga Beyza mau mengikuti perintah preman tersebut naik mobilnya. Beyza tidak berpikir kalau jiwanya tengah terancam. Hingga Beyza tertidur dalam mobil.

Beyza tidak dibawa pulang ke rumah sesuai janji preman tersebut. Namun ia dibawa ke kota kembang untuk dijadikan sumber keuangan mereka sehari-hari.

Tidak hanya Beyza yang disuruh jadi pengemis. Banyak anak-anak kecil lainnya yang dipermak wajahnya agar terlihat lebih memprihatinkan.

Beyza menurut tanpa perlawanan karena ia merasa ketakutan berhadapan dengan para preman.

Sudah 3 hari Beyza berada di kota tersebut. Ia mendengar percakapan preman di telepon bahwa dirinya akan dikirim ke luar negeri untuk dijual. Beyza tidak mau jauh dari keluarga maka niat kabur dari markas tersebut sudah terbersit dalam pikirannya.

Dan saat ini tubuhnya bergetar hebat. Ia teringat wajah-wajah keluarganya. Umminya yang selalu tersenyum dan sabar mendidiknya dalam beribadah, abinya yang selalu menenangkannya dengan memeluk dan menggendong jika Beyza menangis karena telah melakukan kesalahan, serta omnya yang selalu mengajaknya bermain sambil belajar penuh tawa dan canda. Beyza kangen mereka, Beyza ingin bertemu dengan mereka.

"Ummi Bebey kangen." Katanya dengan suara parau.

"Kangen digendong abi dan om. Maafin Bebey udah nakal ga nurut pesan om. Oooom Bebey pengen pulang. Om di mana? Oom Bebey takut sendirian....."Lirihnya sambil sesegukan.

Suara pintu depan terbuka membuat Beyza semakin takut dengan preman yang masih mencarinya. Beyza takut dicincang, Beyza takut di jual ke luar negeri. Beyza semakin sesegukan.

Suara Beyza terdengar jelas oleh orang yang baru saja masuk rumah tersebut. Dengan mudah dia menemukan Beyza yang sedang berdiri di dalam kamar sambil matanya melihat keluar jendela yang tertutup gorden sehingga dari luar tidak terlihat kalau ternyata anak kecil tersebut berada di dalamnya.

Dengan perlahan orang tersebut mendekati Beyza lalu membekap mulutnya.

BAB 2 Awal Pertemuan

Mata Beyza melotot, ia berteriak keras. Telapak tangan orang tersebut digigitnya dengan keras.

"Aaaw dasar bocil, aaargh sakit tau." Ia mengibas-ngibaskan tangannya. Dengan cepat ia berusaha menenangkan Beyza.

"Ssstttt diam bocil!" Telunjuknya ditempel tepat di tengah bibirnya yang ungu. Matanya menatap pintu yang sedang digedor dari luar.

"Kamu diam di sini, kalau kamu ingin selamat!" Gadis itu mengangkat Beyza lalu meletakkannya ke dalam mesin cuci yang sudah tak terpakai. Agar tidak ketahuan di atasnya diletakkan beberapa baju bekas dan pakaian dalam yang diambil dari lemari usang.

Tok

Tok

Tok

"Mbeee buka pintunya, cepat!" Panggil preman sambil menggedor-gedor pintu rumah.

Gadis yang dipanggil Mbee itu menyibakkan tirai kamar. Terlihat preman berperawakan tinggi kerempeng sedang menunggunya membukakan pintu. Satu lagi preman bertubuh gempal. Mereka bertemu kembali tepat di depan rumah tersebut setelah mereka terpisah arah demi mencari si bocil.

Begitu pintu dibuka, preman tersebut langsung masuk mencari keberadaan bocah printil yang menurutnya lari di sekitar rumah tersebut.

Preman bertubuh gempal melirik mesin cuci dan hendak membukanya.

"Hei jangan dibuka!" Sargah Mbee.

"Emang kenapa, pasti ada anak kecil itu, kan?" Matanya melirik penuh selidik.

"Engga ada, cuma aku malu di situ ada pakaian dalamku, haram bagi kalian melihatnya!" Ujar Mbee beralasan.

Preman itu bergeming sepertinya mereka mulai mendengar omongan Mbee, sehingga ia enggan untuk membuka mesin cuci tersebut.

"Mana dia?" Tanya preman bernama Ucrit.

Ucrit membuka pintu kamar lalu mencarinya di dalam lemari, preman yang satu lagi mencarinya di kamar mandi namun hasilnya zonk.

"Sebenarnya kalian cari siapa? Keluar dari kamarku, kalian sangat tidak sopan!" Begitu melihat ada 2 preman yang masuk kamar tersebut.

Mereka keluar kamar sambil berkacak pinggang dengan mata menyisir ke seluruh ruangan.

"Lagian ini bukan rumahmu Mbee. Kamu cuma numpang di sini!" Jelas Ucrit kesal.

"Iya, heran kamu betah amat numpang tidur di sini!" Ujar preman bertubuh gempal yang sering dipanggil Embul, sambil berkacak pinggang.

"Mbee dengar kalau kamu bertemu bocah kecil kira-kira tingginya segini kasih tahu aku. Nanti kamu bakalan dapat upah dari si bos, paham!" Ujar si Ucrit menatap Mbee dengan serius. Mbee tertawa sumbang.

"Bilang sama bosmu itu berhentilah menculik anak-anak di bawah umur! Mereka punya masa depan cerah, kayak ga ada yang lain aja yang kalian culik. Culik tuh nenek-nenek biar kalian diserbu mereka karena kalian bikin ulah." Tantang Mbee tidak mau kalah.

"Kurang asem kamu, Bee. Dengar kalau sampai ucapanmu kedengaran sama si bos. Habis riwayatmu." Ucrit masih menatap Mbee dengan tajam.

"Bilang sama bos kalian. Mbee ga takut. Aku biasa jadi korban tiap bulan haji. Jadi ngapain takut sama kalian yang ga beradab!" Ujar Mbee penuh keberanian.

"Dasar Mbee ga pernah mandi, berani sama kita. Kita lihat kamu pasti akan menyesal sudah nantangin si bos. Bul, ayo kita pergi! Awas kamu!" Telunjuknya menunjuk muka Mbee.

Kedua preman tersebut keluar rumah dengan rasa kesal karena tidak berhasil menemukan bocah tengil itu.

Segera Mbee menutup pintu depan lalu menguncinya. Mbee bisa bernafas lega. Setelah yakin kedua preman itu menjauh, Mbee langsung menuju mesin cuci.

"Duh maaf dek kelamaan. Kamu masih hidup kan?" Mbee merasa khawatir bocah kecil itu tidak kuat menahan nafas.

Bocah kecil nan lucu dan menggemaskan itu mendongak, lalu berdiri dan mengangkat kedua tangannya agar gadis itu membantu mengeluarkannya dari mesin cuci.

"Makasih Tante udah nolongin Bebey." Ujar Bebey dengan suara parau. Ada rasa takut yang menyelimutinya.

"Hah apa kamu bilang Tante? Yang benar saja masih imut gini dibilang Tante. Panggil kakak saja. Kakak Beena." Gadis yang bernama Arully Beena itu mengibaskan tangannya sambil tertawa hambar.

"Dek kamu ga usah takut sama kakak. Ini kamu minum dulu! Kamu pasti haus dan lapar. Kamu mau makan?" Tanyanya lembut. Ia menyusut air mata Beyza dengan lembut.

Beyza hanya diam. Dia tidak berani mengakui kalau perutnya lapar. Ia hanya memegangi perutnya yang mulai terasa sakit karena belum terisi apa pun sejak tadi pagi.

Gadis yang mengaku bernama Arully Beena itu berpenampilan serba hitam berbaju ketat dengan celana levis sobek-sobek, memakai anting-anting di telinga dan hidungnya. Sementara wajahnya terlukis bunga mawar, bibirnya dipoles lipstik berwarna ungu dan pergelangan tangannya pun terlukis seekor lebah bermuka panda. Rambutnya ditutup dengan topi hitam hanya terlihat dari belakang rambut panjang yang dikuncir.

Wajar saja kalau Beyza merasa takut melihat penampilan gadis yang diperkirakan berumur 22 tahun itu. Gadis itu terlihat mirip preman juga.

BAB 3 Doa Beyza

Gadis itu duduk di atas bangku dengan kaki yang ditekuk satu. Tanpa melepaskan sepatunya yang belel.

"Ayo makan jangan sungkan! Pantas saja dari tadi aku pengen beli 2 bungkus nasi engga tahunya ada kamu, Dek." Ujar Mbee dengan mulut penuh makanan.

"Tante makan engga berdoa dulu?" Tanya Beyza begitu melihat Mbee langsung menyantap makanannya. Ia bertanya pelan penuh kehati-hatian khawatir orang yang di hadapannya akan marah.

"Berdoa?" Dia menghentikan kunyahannya, di mulutnya masih penuh makanan.

"Buat apa berdoa?" Lanjutnya, ia kembali menyuap setelah berhasil menelan makanannya.

"Biar berkah Tante. Kata ummi kalau kita makan dengan berdoa membuat berkah. Kenyangnya bisa lama dan nikmat makannya." Cerocos Beyza. Masih ada sedikit segukan sisa nangis tadi.

"Ooh gitu. Kalau menurut kakak engga berdoa pun perut kakak sudah kenyang tuh, nih habis tak bersisa." Ujarnya sambil mengelap mulutnya dengan telapak tangan.

"Udah makan dulu situ, udah kayak ustadzah aja nih bocil." Gadis itu keluar menuju dapur, mencuci tangannya di sana.

"Udah gih kamu makan. Apa kamu pengen disuapi?" Tanya Mbee saat melihat Bebey tidak membuka bungkusannya.

Beyza menggeleng pelan, "Bebey sudah bisa makan sendiri Tante."

"Kakak udah bilang jangan panggil kakak Tante, panggil kakak Beena, paham!" Beena menatap Beyza dengan tajam. Beyza mengangguk tanda mengerti.

Nama Beena yang seharusnya merupakan nama panggilan sehari-hari, tidak ia gunakan di kelompok punk. Ia tidak ingin orang lain tahu nama yang sebenarnya. Jadi nama Beena diubah menjadi nama Mbee. Sampai sekarang nama Mbee sering digunakan di kalangan kelompok punk dan kelompok preman.

"Bagus. Sekarang makanlah!"

"Baik kak Beena."

Setelah berdoa Beyza makan dengan lahapnya. Beena terpekur menatap anak kecil yang tidak berdosa itu. Pasti orang tuanya sedang gusar mencari anak tersebut.

Beena meninggalkan Beyza menuju kamar. Ia hendak menelepon seseorang. Mau tidak mau dia harus membawa Beyza keluar dari rumah tua itu.

"Berry boleh minta tolong!" Beena menelepon teman dekatnya di luar sana.

"Iya sayang, minta tolong apa?" Tanya seseorang yang bernama Berry.

"Iish sayang-sayang palamu peyang. Kamu jemput aku ke rumah tua jam 12 malam, bawa mobil ya!"

"Ish...ish....ish....mau kemana sih, itu malam banget tahu." Protes Berry di luar sana.

"Udah jangan banyak tanya deh. Nanti kuberi tahu."

"Oke cantik nanti bebeb Berry datang menjemputmu." Goda Berry, terdengar suara tawanya.

Klik

Beena mematikan ponselnya. Ia kembali ke ruang tengah. Langkahnya terhenti tercenung menatap bocah cilik yang sedang melaksanakan sholat isya. Ia menyadari sudah lama meninggalkan sholat sampai lupa dengan bacaannya. Tidak beberapa lama kemudian bocah tersebut khusyuk berdoa,

"Ya Allah ampuni Bebey yang udah nakal. Bebey kangen umi, abi dan om ganteng. Bebey pengen pulang ya Allah. Tapi Bebey lupa jalan pulang. Tolong Bebey ya Allah. Selamatkan Bebey dari orang-orang jahat itu. Bebey ga mau ketemu mereka lagi.....Bebey takut.." Bebey menangis dalam diam.

Beena mendekati anak tersebut dengan haru. Ia tidak tega dengan kepedihan yang dirasakan anak sekecil itu, harus terpisah dengan kedua orang tuanya.

"Dek...kenapa nangis, sayang!" Beena ikut sedih.

Beena bisa merasakan ketika berpisah dengan orang tua sunguh sangat menyiksa, apalagi dengan ibu. Beena saat ini tinggal tidak menentu sejak pergi dari rumah ibunya. Terakhir berpamitan pada ibunya dengan alasan cari kerja ke kota.

Pada kenyataannya Beena kehilangan arah tujuan sehingga bertemu dengan Berry ketua kelompok punk yang sudah mau menampung kehidupannya. Sehingga pembiasaan di kelompok punk tersebut sulit untuk dihindari karena balas budi.

"Bebey kangen umi kak, kangen abi juga...." Celoteh Bebey sambil sesegukan.

"Ia kakak ngerti, nanti kakak antar pulang Bebey ke rumah ya! Sekarang senyum dong!"

"Tapi Bebey lupa jalan pulang, kak."

"Bebey tahu alamat rumahnya di mana?"

"Pondok pesantren Al-Husna."

"Pondok pesantren? Pantas saja nih bocah rajin ibadahnya ternyata tinggal di pondok." Gumam Beena dalam hati.

"Oke nanti kakak antar Bebey pulang. Tapi engga sekarang. Malam ini kita pergi dari sini. Tempat ini sudah tidak aman buat kamu!"

"Kita mau pergi kemana kak?"

"Ke rumah kakak. Kamu sementara tinggal di sana dulu ya! Sekarang cepat kemasi barang-barangmu!"

"Aku cuma punya tas ini kak."

"Ya sudah nanti kita tunggu jemputan datang!"

Beena melirik arloji yang ada di pergelangan tangannya. Ia sudah tidak sabar untuk pergi dari tempat tersebut.

"Kakak kalau kakak resah sebaiknya sholat aja dulu!" Saran Beyza begitu meresahkan hati.

Deg

"Nih bocah ngingetin aku sholat. Hadeuh gimana mau sholat, mukena aja ga punya." Beena tersenyum hambar.

"Kakak lagi datang bulan jadi ga boleh sholat." Dustanya.

"Ooooh, datang bulan itu apa kak?" Tanya Beyza polos. Yang membuat mulut Beena terkunci.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!