NovelToon NovelToon

Dia Yang Mencintaiku

Bab 1 Hani yang Terjebak

Sebelumnya terima kasih Author ucapkan bagi para readers, karena sudah berkenan membaca karyaku. Warning!!

Author juga meminta maaf karena mungkin ada beberapa tindakan bulliying yang akan terjadi. Jadi para readers mohon tetap bijak dalam membaca yah, please jangan mencontoh tindakan bulliying ini, karena pasti akan ada hati yang terluka dan mental yang teraniaya.

Setiap manusia memiliki masa lalu, ada yang menjalaninya dengan penuh sukacita namun ada pula yang pernah hampir menyerah dengan keadaan. Namun selayaknya manusia kita harus bisa berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan keadaan, jangan menyerah 'KEEP MOVING FOWARD' ~Author~

\=\=\=\=\=\=

Duar..

Duar..

Duar..

Tolong..

Tolong...

Hiks.. hiks... Hiks..

Terdengar gedoran pintu dan suara minta tolong dari dalam salah satu bilik toilet di SMA Rajawali. Bilik toilet itu terletak di lantai 3 dan memang jarang dilewati para siswa. Alhasil jeritan lirih gadis belia itu tidak terdengar, badannya saat ini sudah gemetar hebat karena dingin yang menusuk, suarnya sudah tercekat, wajah manisnya sudah pucat dan dipenuhi lelehan air mata namun dia masih terjebak disini dibilik toilet sialan ini.

**Awal mula** 

Sebelumnya pagi ini gadis yang bernama Hani Brawijaya berangkat dengan riang gembira, namun saat menaiki anak tangga tak sengaja ia menyenggol bahu kakak kelasnya. Tak ayal apa yang dipegang oleh kakak kelasnya jatuh meluncur menyusuri anak tangga. Sialnya barang itu adalah hapenya yang limited edition dan berharga sangat mahal.

"Astaga curut... Cari mati lu yah sama gue!!", Ucap ketus nindy.

"Ma.. maaf kak.. aku gak sengaja..", jawab Hani terbata.

"Gue gak mau tau.. lu harus ganti rugi hape gue..", ucap Nindy emosi.

Dengan segera Hani memungut hape Nindy yang terjatuh.

"Aduh ini kan hape mahal limited edition pula, gimana nih", jerit batin Hani. Dia tahu pasal hape itu karena beberapa hari lalu iklan hape ini bersliweran di branda salah satu aplikasi.

"I... Iya kak nama saya Hani kelas XI 5.. saya akan tanggung jawab kak", ucap Hani sedikit berat.

"Bagus pulang sekolah nanti lu datang ke kelas gue XII 3, nama gue Nindy!", Ucap nindy dengan arogan. Terukir seulas senyum licik disudut bibirnya

"Baik kak", ucap Hani takut takut.

Nindy adalah wanita yang licik, padahal kemarin malam dia tak sengaja memecahkan layar hapenya sendiri. Namun karena keluarganya hanya berasal dari keluarga pas pasan tidak mungkin bisa Nindy minta uang kepada orang tuanya yang hanya untuk service hapenya yang cukup mahal. Sedangkan hapenya itu dia dapatkan dari rengekannya kepada kedua orang tuanya.

.....

**Flashback on**

"Pokoknya Nindy gak mau tau bu.. Nindy minta hape yang model ini.." minta Nindy memaksa.

"Tapi Nin... Hape yang kamu minta ini bukan barang yang murah nak.. uang 12 juta bagi kita itu sudah sangat banyak..", ucap ibu sedikit frustasi.

"Nindy!! cukup!! bapak akan belikan kamu hape baru.. tapi bukan yang merek ini.. kita beli yang harga dibawah 2 juta saja sudah cukup..", ucap Bapak tegas.

"Nggak... aku gak mau barang murah pak.. pokoknya Nindy minta yang ini, harus yang ini.. Ibu kan punya kalung emas tinggal jual aja kan bisa..", ucap Nindy dengan suara tinggi yang menyalang kepada kedua orangtuanya, ucapnya menggebu sambil memegang brosur hape ditangannya.

PLAAKK...

Sontak saja ibu dan Nindy terkejut, bapak yang sudah sampai pada titik terendah kesabarannya pada akhirnya melayangkan tamparan keras di pipi Nindy.

"Dasar anak kurang ajar.. masih untung kamu bisa makan 3x sehari.. bisa beli baju.. bisa sekolah.. kurang apa hidup kamu..!! Saya dulu mau sekolah saja harus kerja sampingan dulu.. mau makan harus minta belas kasihan tetangga..!!", Emosi bapak pun akhirnya meledak. Ibu terdiam seribu bahasa, sedangkan Nindy menatap Bapak dengan tatapan amarah.

"Ingat Nindy!! kita ini dari keluarga pas pasan... mana mungkin bisa bapak mengikuti gaya hidupmu yang mewah itu.. sudah Bapak tidak mau lagi mendengar rengekanmu!!", Bentak bapak. Dengan tatapan yang masih penuh murka, bapak kembali berkata, "Masuk kamu kedalam kamarmu.. renungi apa yang bapak katakan..!!".

Nindy masih belum beranjak dari tempatnya berdiri, matanya masih menatap bapak dengan tatapan tak percaya karena baru saja menamparnya. Nindy ingin membalas ucapan bapak, namun dengan cepat ibu memegang pundaknya sambil mengajaknya masuk.

"Sudah.. sudah.. Nindy.. ayo masuk ke kamarmu", ajak ibu sambil menggiring Nindy memasuki kamarnya.

Bapak terduduk lesu emosinya sudah membuat dirinya hilang kendali. Anak kesayangan yang baru didapatnya setelah 6 tahun pernikahan, sekarang tumbuh menjadi gadis pembangkang. Bapak kecewa, sungguh dia kecewa. Baik dengan dirinya sendiri yang tidak mampu menahan emosinya, maupun terhadap prilaku Nindy saat ini. Ibarat kata 'air susu dibalas dengan air tuba', kebaikan serta kasih sayang orangtuanya kini menjadi bumerang bagi mereka.

Sementara di dalam kamar. "Bu... Nindy cuma minta dibeliin hape tapi bapak malah nampar Nindy?", Rengek Nindy.

"Sabar yah Nin.. ibu yakin bapak sangat sayang sama kamu, tapi memang apa yang kamu minta saat ini sudah keterlaluan. Kalung ini bukan sembarangan, ini adalah kalung dari almarhumah emak (ibunya bapak). Ini adalah warisan emak buat ibu menantunya dan bapak sangat menghargainya.", Jelas ibu dengan lemah lembut.

"Tapi bu.. Nindy malu temen temen yang lain sudah pake hape yang model ini.. hape ini tuh lagi trend bu.. masak ibu tega lihat aku ketinggalan jaman, bisa bisa aku diledekin nanti", ucap Nindy seakan akan menjadi anak yang paling teraniaya.

"Tapi Nin...", Ucap ibu.

"Pokoknya kalau ibu sama bapak gak mau beliin.. Nindy gak mau sekolah lagi.. ngapain Nindy ke sekolah kalo cuma untuk dibully temen temen", potong Nindy.

Ibu yang pada dasarnya sangat menyayangi dan memanjakan Nindy lama lama tak tega melihat rengekan anaknya. Namun ibu juga enggan menjual barang kenangan emak.

"Baiklah.. ibu akan mengusahakannya.. tapi berjanjilah kau akan tetap sekolah dan belajarlah yang rajin agar bisa menjadi orang uang sukses", tutur ibu sendu. Baginya tidak mudah memenuhi keinginan Nindy, namun ibu juga tidak tega jika ancaman Nindy benar dilakukan.

....

Akhirnya ibu meminjam uang dan membelikan hape keinginan Nindy. Namun baru 1 minggu Nindy bergaya dan sombong dengan hapenya, tidak sngaja hapenya jatuh dan membentur gembok besi yang tergeletak.

"Akhh... Sial... Bagaimana ini.. kalau ibu sama bapak tau pasti marah mereka", batin Nindy panik.

**Flashback off**

....

Pagi itu adalah pagi yang sangat sial bagi Hana, pasalnya Cindy sengaja menargetkan Hana agar bisa dimintai pertanggung jawaban hapenya yang rusak. Cindy sudah memiliki rencana yang matang dan berharap apa yang dia lakukan bisa berhasil.

"Nah ini dia korban kita.. akhirnya dia muncul juga", batin Cindy.

Setelah Cindy memperhitungkan situasi Cindy segera menjalankan aksinya. Akhirnya terjadilah kecelakaan di tangga. Batinnya tersenyum puas karena berhasil menjebak Hana.

Saat ini Cindy sedang menunggu jam pulang sekolah tiba dengan perasaan tidak sabar, dia menunggu bel itu berbunyi.

"Aku harus bertindak cepat nanti, agar anak bodoh itu tidak sempat berpikir..", batin Cindy menyeringai licik.

TBC

Bab 2 Di suruh Ganti Rugi

Saat ini Nindy sedang menunggu jam pulang sekolah tiba dengan perasaan tidak sabar, dia menunggu bel itu berbunyi.

"Aku harus bertindak cepat nanti, agar anak b*doh itu tidak sempat berpikir..", batin Nindy menyeringai licik.

\=\=\=\=

Akhirnya Hani sampai juga ke kelas Nindy, Nindy pun tersenyum licik. Hani yang polos sedari awal tidak menyadari jebakan Nindy. Dengan mata menyalang Nindy kembali berakting. "It's show time, waktunya aku beraksi", batin Nindy.

"Lama amat lu.. gw nunggu disini sampe karatan.. lu mau ganti rugi gimana?", Tanya Nindy berakting penuh emosi.

"Ma... Ma... af.. kak.. saat ini aku baru bisa kumpulin dua ratus ribu..", jawab Hani gugup.

"APA !! Lu pikir ini hape murahan? Gw beli nih hape harga 12 jutaan tau gak!! Pokoknya gw gak mau tau.. lu harus urus semua biaya servisnya.. gini aja uang ini gw ambil nanti total servisnya berapa lu yang tanggung.. dan inget lu gak bisa lari dari tanggung jawab lu, kalo sampe lu kagak tanggung jawab gw bakal laporin ke guru!!!", Ancam Nindy.

" Ii... Iiya kak aku pasti tanggung jawab", ucap Hani dengan muka pucat.

Hani tau hape yang rusak itu berharga mahal dan untuk biaya servisnya juga tidak mungkin murah. Meskipun Hani berasal dari keluarga yang berkecukupan, tapi dia tak sampai hati jika harus membebankan orangtuanya akibat kecerobohannya. Hani akhirnya berjalan keluar kelas Nindy dengan hati gamang.

Tanpa mereka sadari Bimo teman sekelas Nindy, kebetulan sedang merekam video selfi dirinya untuk diunggah ke laman sosmednya. Namun saat Bimo masih merekam, adegan antara Nindy dan Hani terjadi.

"Gila si Nindy gw kira cupu ternyata suhu, dalam dunia tipu tipu. Padahal kan tu hape emang udah rusak dari 3 hari yang lalu", batin Bimo.

"Ah lumayan.. walau gagal selfi tapi dapet video menarik, bisa nih gw pake buat kerjain si Nindy..", batin Bimo.

Nindy yang tidak menyadari keberadaan Bimo yang masih merekamnya. Tersenyum miring, "lumayan si Hani sementara waktu bisa gw jadiin tambang emas sekalian, dia kan lumayan kaya ini, mana tiap hari naik antar jemput mobil", ucap Nindy. Walau tidak keras namun ucapan Nindy masih terdengar jelas di rekaman hape Bimo.

....

Sementara itu, Hani saat ini sedang memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa ganti rugi ke Nindy tanpa perlu merepotkan orangtuanya. Ya, meski Hani terlahir di keluarga berada, namun tak membuat hatinya menjadi sombong dan boros. Sebaliknya dia cendrung memilih hemat dan rendah hati. Bahkan teman teman lainnya awalnya mengira Hani berasal dari keluarga sederhana.

"Duh... Gusti Hani musti cari kemana.. bakalan mahal kan uang ganti ruginya.. oh iya tadi kan aku sempet foto hapenya kak Nindy, aku harus cari info berapa kira kira harga perbaikannya", monolog Hani.

"Pak tolong nanti anterin Hani ke konter hape yang di mall depan", ucap Hani kepada supirnya.

"Siap non, apa non mau beli hape baru?", Tanya supir.

"Nggak.. kok cuma mau lihat lihat aja.. tapi nanti bapak tungguin Hani yah!", Ucapnya kemudian.

...

Hani pun sampai di tempat yang dituju, dia mencari informasi seputar biaya perbaikan hape kak Nindy.

"Apa..? dua juta lebih mba..?", Ucap Hani, dia sampai mengulang kisaran harga yang disebutkan pelayan toko.

"Iya mba dan kalau ada kerusakan tambahan bisa lebih biayanya.. tapi kalau seperti difoto ini saya pikir kisaran harga itu sudah sesuai estimasi kerusakannya kok", ucap pelayan toko.

...

Hani pun akhirnya pulang wajahnya tak secerah biasanya, dalam hatinya dia tak ingin menyusahkan kedua orangtuanya. Namun dilain pihak Hani belum tau dari mana dia mendapatkan uang itu.

"Bunda... Hani pulang.. Hani langsung ke kamar yah bund.. capek", sapa Hani ke bundanya yang sedang duduk santai sambil membaca majalah.

"Iya sayang istirahat lah, nanti kalau makan siangnya sudah siap bunda panggil kamu", ucap bunda sambil mengelus pipi chubbynya Hani.

....

Pagi menjelang Hani sudah duduk di ruang makan, sambil menikmati sarapannya. Namun ada rasa gundah yang merayap di dalam hatinya, semalaman dia berpikir keras solusi tentang masalahnya. Akhirnya dengan berat hati Hani membongkar isi celengannya dan setelah dihitung isinya lumayan, meski masih kurang kalau untuk biaya perbaikan.

"Duh mana cuma ada 1 juta 8 ratus ribu lagi. Kurangnya gimana yah?", Batin Hani.

"Hani kamu kenapa nak?", Suara bariton Ayah menyadarkan Hani. Ayah yang biasanya jarang bersuara saat makan, namun kali ini terdengar nada khawatir di dalam suaranya. Sontak saja kak Evan dan bunda melihat kearah Hani.

"Ha.. hani gak papa kok yah.. cuma agak capek.. kemarin sore habis olahraga dan malamnya begadang kerjain pr", jawab Hani berbohong sambil mengembangkan senyum yang dipaksakan.

"Ah.. mungkin karena ayah jarang melihatmu terdiam seperti itu, jadi ayah pikir kamu sedang ada masalah", ucap Ayah.

"Anak ini pasti sedang ada masalah, aku harus cari tahu ada apa dengan Haniku", batin Ayah. Ayah Danu adalah tipikal Ayah yang protektif, namun karena kesibukannya seringkali perhatiannya hanya bisa terlihat saat anak anaknya tertidur.

....

Pagi yang cerah, namun tidak secerah hati Hani. Saat, dengan suntuknya Hani melangkah menyusuri lorong sekolah tiba tiba tangannya ditarik. Hani yang tak sigap akhirnya terhuyung huyung mengikuti langkah kaki Bimo. Yah laki laki itu Bimo, dengan gerakan cepat Bimo mengajak Hani ke bangunan belakang kelas lab MIPA.

"Tenang... Gw gak akan macam macam sama lu.. ini soal Nindy... nama lu Hani kan?", tanya Bimo.

"I... Iya.. ka.. kamu siapa?", Tanya Hani terbata karena jujur saja saat ini dia takut laki laki ini berbuat yang aneh aneh kepadanya.

"Oh kenalin nama gw Bimo dan gw temen sekelas Nindy. Singkat aja gw harap lu gak kejebak sama Nindy..", ucap Bimo.

"Maksud kakak apa?", Tanya Hani bingung.

"Mending lu sambil lihat ini", jawab Bimo.

Bimo pun memutarkan video saat Nindy tersenyum senang saat menerima uang dari Hani dan bermonolog dengan dirinya. Kata demi kata yang Nindy ucapkan terdengar jelas ditelinga Hani. Matanya membola dan hatinya mencelos.

"Lu gak usah khawatir.. gw dan temen temen dia yang lain bisa jadi saksi kalo hape dia itu emang udah rusak sebelumnya. Dan lu hanya jadi korbannya Nindy doang", ucap Bimo.

Dalam hatinya Hani merasa bersyukur karena seharusnya dia tidak perlu tanggung jawab masalah hape Nindy yang jatuh.

"Tapi kak gimana nanti dengan kak Nindy.. aku takut..", ucap Hani mencicit kecil.

"Lu tenang aja.. gw akan bantu lu.. lu tinggal ikutin apa yang jadi rencana gw", ucap Bimo.

Hani yang mendengar rencana Bimo agaknya, merasa sedikit khawatir. Pasalnya bagaimana kalau rencana itu gagal.

"Kak.. maaf apa aku boleh tau alasan kakak bantu aku?", Tanya Hani dengan suaranya yang mencicit.

"Karena gw benci dia dan sombongnya minta ampun, selain itu gw gak tega lihat orang lain dia kerjain kayak gini", terang Bimo.

TBC

NOTE:

Apakah rencana Bimo?

Dan apakah rencana mereka akan berjalan?

Tunggu di BAB berikutnya yah.. dan jangan lupa beri dukungan sebanyak banyaknya yah biar makin semangat menulisnya ....

Bab 3 Rencana Besar

"Kak.. maaf apa aku boleh tau alasan kakak bantu aku?", Tanya Hani dengan suaranya yang mencicit.

"Karena gw benci dia dan sombongnya minta ampun, selain itu gw gak tega lihat orang lain dia kerjain kayak gini", terang Bimo.

\=\=\=\=

Selepas itu, Bimo mengendap keluar lebih dulu. Barulah 5 menit kemudian Hani keluar dari belakang gedung kelas Lab MIPA. Untungnya tidak ada orang yang memperhatikan gerak gerik keduanya. Hani pun meneruskan langkahnya menuju kelasnya karena sebentar lagi bel akan berbunyi. Sambil melayangkan pandangan Hani melamun dan mencerna dengan baik rencana Kak Bimo. Dalam hati kecilnya dia merasa bersyukur karena Kak Bimo mau membantunya.

"Aku harus berani... Aku harus bisa membuktikan diri kalau aku gak salah.. memang rencana kak Bimo agaknya berbahaya, tapi aku harus bisa terlepas dari jebakan kak Nindy", batin Hani. Gadis ini sedang berusaha meyakinkan dirinya agar berani melawan diri.

....

Saat ini Nindy sedang menunggu Hani, dia duduk diatas meja pojok depan dekat dengan jendela. Dalam hatinya merasa gembira karena sebentar lagi akan ada anak cupu yang bisa diperdayanya.

"Mana sih nih kantong duit kok gak sampe sampe... Mana udah lewat 10 menit gw nunggu... Sialan lihat aja nanti gw bakal denda dia", monolog Nindy. Selang beberapa menit munculah Hani dengan wajah pucat pasi akibat menahan rasa gugup yang berlebihan.

"Heh... Cupu.. sialan.. gw dah nunggu lu sampe lama.. mau lari lu dari tanggung jawab!!!", Bentak Nindy.

Sementara di dalam batinnya Hani merasa jijik dengan ucapannya sendiri, pasalnya dia sudah tahu bagaimana kronologi rusak hapenya Nindy. "Aku harus kuat... Aku harus berani...", Batin Hani.

"Mana duitnya sisanya gw mau bawa ke konter hape yang resmi", tutur Nindy keras.

"Ma... ma.. af kak uangnya be.. belum ada", jawab Hani terbata.

"Sebelumnya kak Bimo bilang kalau dia akan ngumpulin bukti video, saat kak Nindy meminta uang ke aku dan menyerahkannya ke guru BK, juga akan kumpulin teman yang jadi saksi kalau Hape kak Nindy udah rusak sejak awal. Tapi apa semuanya bisa berhasil yah? Duh kok aku jadi ragu sekarang? Tapi kalo aku gak jalanin aku juga yang kejebak permainannya kak Nindy", batin Hani bergejolak dia kembali memperhitungkan rencana rancangan kak Bimo.

Brakk....

Nindy menggebrak meja dengan keras, sontak saja hal ini membuat nyali Hani menciut. Namun setelah mengingat rekaman video dari kak Bimo nyalinya kembali menguat.

"Heh cupu si@lan gw gak lagi kasih lu pilihan! Mau gak mau bisa gak bisa uang itu harus ada! Paham lu gendut?" Ucap Nindy galak.

"Aku harus kuat... Aku harus berani... Inget Hani kamu gak salah dia yang sudah jebak kamu", batin Hani dia mencoba menyemangati dirinya.

"Heh cupu lu jangan main main yah sama gw... Gw minta sekarang.. yah harus sekarang.. buruan cepet kasih duit itu ke gw..", bentak Nindy.

"Maaf kak aku saat ini beneran belum ada", cicit Hani. "Kan aku juga udah kasih uang 200 ribu ke kakak, kan uang itu bisa buat DP dulu", jawab Hani memberanikan diri. Dengan cepat Nindy menjambak rambut Hani.

"Oh... Jadi lu mulai main main sama gw yah? Hmmm... Boleh juga nyali lu...", Tatap nyalang Nindy

PLAAAKKKK....

Terdengar suara tamparan.. Nindy menampar pipi Hani dengan kuat, seketika sudut bibir Hani mengeluarkan darah. Hani yang merasa kesakitan baik dari rambutnya maupun pipi dan bibirnya yang sobek akhirnya meraung dengan keras.

"Ampun kak... Ampun.. aku saat ini memang belum punya uangnya kak.. tolong lepasin rambut aku sakit kak", iba Hani meraung.

Nindy sepertinya gadis ini sudah dipenuhi dengan emosi yang meluap, tanpa pikir panjang Nindy menarik jambakannya di rambut Hani dan menyeret Hani ke kamar mandi. Sesampainya di sana Nindy mendorong tubuh gempal Hani ke dalam salah satu bilik toilet, kemudian mengunci bilik itu menggunakan gagang sapu. Hani yang tak siap dengan perlakuan Nindy, langkah kakinya yang gontai membuat dirinya terjerembab masuk kedalam bilik itu. Tak hanya terjatuh bahkan lutut Hani sampai cedera akibat membentur kloset duduk.

"Aduh... Kak tolong jangan kunci Hani..", jerit Hani.

"Kak...", Ucapan Hani terhenti ketika tiba tiba ada air kotor yang berbau karbol tumpah di atas kepalanya.

Byuurrr...

Brakk...

Hani tersontak kaget, Nindy dengan sengaja melempar ember ditangannya ke arah pintu bilik kamar mandi hingga ember itu pecah.

"Heh cupu lu udah main main sama gw.. inget yah hutang lu sama gw.. lu harus bayar itu.. b*ngsat lu denger yah gw gak mau tau besok lu harus kasi ke gw, ini hanya peringatan dari gw dan gw buat yang lebih parah dari ini", ucap Nindy.

.....

Di tempat lain,

"Akhirnya gw dapet juga bukti video ini, tapi kemana yah si Hani di bawa tadi", gumam Bimo.

"Ah... Hani semoga kamu bisa bertahan... Gw harus cepat kasih bukti ini ke guru BK sebelum guru itu pulang..", batin Bimo.

Bimo pun bergegas menuju ruang BK dan menjelaskan semua kejadian yang dialami Hani serta kelakuan Nindy.

"Ya Tuhan... Ini Nindy kok dia bisa sebrutal ini sih?", Pak Tono merasa shock dan kaget, pasalnya dia kenal keluarga Nindy dengan sangat baik dan kebetulan bapak Nindy adalah teman setongkrongan bapak bapak di pos ronda.

"Pak udah pak gak usah bicarain hal ini dulu saya takut Hani kenapa napa, soalnya tadi Nindy seret Hani ke luar", ucap Bimo khawatir. "Saya khawatir Hani di kasarin lagi karena Nindy gak dapat uangnya", ucap Bimo kemudian.

Dengan segera pak Tono menyuruh beberapa OB sekolah untuk mencari Hani. Sementara itu supir Hani yang sudah menunggu nonanya pulang terlihat cemas karena sang nona tidak kunjung keluar dari gerbang sekolah.

"Halo tuan besar, lapor nona belum keluar gerbang sampai sekarang", ucap pak supir.

"APA... !!! Sudah berapa lama?", Tanya ayah Danu.

"Lapor tuan, sekitar 35 menit. Biasanya nona keluar 13. 40 tuan", ucap pak supir.

"Baik kamu jangan kemana mana biar kalau dia keluar kamu bisa kabarin saya", titah ayah Danu.

"Baik tuan besar", ucap pak supir.

Segera saja ayah Danu menghubungi pihak sekolah untuk mencari informasi, ayah Danu masih mencoba berpikir positif mungkin saja anaknya sedang kerja kelompok atau ada jam tambahan. Namun begitulah hubungan darah, jujur saja di dalam hatinya tiba tiba ada rasa cemas yang menelusup. "Halo.. selamat siang tuan Danu, ada yang bisa saya bantu", ucap pak Angga sang kepala sekolah.

"Iya.. halo.. pak Angga, maaf kalau saya menganggu", ucap ayah Danu menjeda ucapannya.

"Oh.. tidak tentu saja sama sekali tidak mengganggu.. ada yang bisa saya bantu tuan Danu", tanya kepala sekolah penuh hormat.

"Begini pak saya mau tanya apa disekolah ada kelas tambahan? Soalnya tadi supir Hani laporan ke saya karena sampai jam segini Hani belum keluar juga?", Tanya Ayah Danu.

"Oh coba saya lihat ke kelasnya dulu pak, nanti saya hubungi tuan Danu lagi", ucap pak Angga penuh hormat.

....

Sementara di dalam bilik kamar mandi, Nindy sudah pergi tinggallah Hani sendiri. Bilik toilet dilantai 3 yang jarang dilewati siswa ini menjadi saksi penyekapan Hani. Nindy sepertinya memang niat mengerjai Hani, selain dia menganjal pintu bilik. Pintu bagian luar juga dia kunci dan kunci itu dibuang ke sembarang arah.

Duar.. Duar.. Duar..

Tolong.. Tolong...

Hiks.. hiks... Hiks..

Jeritan lirih Hani tidak terdengar, badannya saat ini sudah gemetar hebat karena dingin yang menusuk, suarnya sudah tercekat, wajah manisnya sudah pucat dan dipenuhi lelehan air mata, bekas tamparan Nindy dan sudut bibirnya yang dihiasi darah yang mengering sudah tudak ia hiraukan.

"Aku sudah tidak tahan.. kepalaku sangat pusing", ucap Hani lirih.

Samar samar Hani mendengar suara Bimo yang memanggil namanya diikuti suara keras tendangan dari pintu kamar mandi luar. Namun saat ini Hani sudah tidak ada tenaga dan dia pun akhirnya pingsan.

\=\=\=\=\=

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!