NovelToon NovelToon

Goresan Pena Wanita Penghibur

Perpisahan Dengan Bunda Mira

Di dalam kamar yang terlihat sederhana  seorang gadis tengah sibuk mengemas pakaian dan semua keperluannya ke dalam sebuah koper.

Keysha Ananta Baskoro (23 Tahun) merupakan gadis desa yang lugu serta cantik dan mandiri, Keysha anak semata wayang dari Bunda Mira (Mira Ananta 45 Tahun) seorang janda yang di tinggal sang suami begitu saja tanpa alasan yang jelas dan pasti.

Keysha dan Bunda Mira hanya tinggal berdua di rumah yang di tinggalkan mantan suaminya yang entah kemana rimbanya sampai detik ini, entah kah sang mantan suami masih hidup, ataukah sudah Koit alias meninggal.

Hari ini Keysha memutuskan ikut sang kekasih pergi ke kota untuk berkerja seperti yang di janjikan Reno Arland (26 Tahun), saat Reno pulang dari Luar negeri, setelah menyelesaikan pendidikan S2 katanya.

"Jadi kamu udah benar benar yakin untuk ikut nak Reno bekerja di kota Nduk"

Bunda Mira meraih dan membantu Keysha merapikan pakaian yang akan di bawa Keysha.

Bunda mira terlihat sangat menghawatirkan Keysha dan berat hati untuk mengizinkan anak semata wayangnya bekerja di kota, namun karena Keysha tetap berusaha meyakinkan sang bunda, bahawa dia akan baik baik saja dengan adanya Reno sang kekasih menjaganya, akhirnya Bunda Mira luluh dan mengizinkannya.

Reno  Arland merupakan kekasih Keysha Ananta semenjak duduk di bangku SMA, Reno memang selalu berprilaku sopan dan terlihat sangat menyayangi Keysha bahkan juga sering membatu dalam hal ekonomi keluarga Bunda Mira.

Reno dan Keysha, mereka hanya terpisah saat Reno Melanjutkan pendidikan ke luar Negeri dengan status LDR an, Hal itu juga lah yang membuat Sang Bunda bisa mengizinkan Keysha untuk bekerja di Luar Kota.

"Iya bunda, bunda jangan terlalu memikirkan Keysha ya Bun, bunda cukup do'ain Keysha bisa berhasil di kota"

Keysha meraih lengan sang bunda dan menggenggamnya lalu menatap manik mata sang bunda yang terlihat sendu.

"Bunda jaga kesehatan, jangan sampai sakit, Keysha akan selalu menghubungi bunda melalui telpon" Keysha lalu memeluk sang bunda.

Keysha sebenarnya juga berat meninggalkan sang bunda, namun keadaan ekonomi dan juga pekerjaan di kampung tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari hari, akhirnya Keysha memantapkan hatinya untuk ikut sang kekasih ke kota.

Bunda Mira hanya terlihat mengganggukan kepalanya, lalu keduanya saling berpelukan saling menguatkan hati satu sama lain untuk menghadapi perpisahan yang sebentar lagi akan terjadi.

"Yaudah,, Kamu juga harus jaga kesehatan di sana nanti ya nduk" Bunda Mira melerai pelukan mereka, mengusap lembut pipi Keysha yang sedikit memerah karena menahan tangis haru.

"Iya bunda, Keysha janji akan jaga kesehatan, bunda juga harus janji sama Keysha kalo ada apa apa kasih kabar Keysha ya Bun" Keysha memaksakan untuk mengulas sebuah senyum untuk meyakinkan sang Bunda.

***

"Kamu jangan sedih dong sayang" Sambil terus mengemudikan mobil sport yang di kendarainya, Reno meraih dan menggenggam jemari Keysha untuk menenangkan hati sang kekasih yang terlihat sendu karena masih memikirkan Bunda Mira yang di tinggalkannya.

Keysha memalingkan wajahnya untuk menatap Reno dengan senyuman yang sedikit ia paksakan.

"Bunda akan baik baik saja kok sayang di kampung, kalo terjadi apa apa sama bunda kita bisa langsung balik buat ngejenguk Bunda" Reno meyakinkan Keysha agar tidak terlalu memikirkan sang bunda.

"Iya mas, Makasih ya sudah peduli banget sama aku dan Bunda sampai saat ini" Akhirnya Keysha membuka suara setelah sekian jauh perjalanan mereka, dan selama itu juga Keysha hanya memandang kosong menatap keluar jendela mobil yang mereka kendarai.

"Kalo kamu merasa capek dan mengantuk, kamu bisa tidur aja dulu sayang, perjalanan kita masih memakan waktu beberapa jam lagi" Reno menyarankan sang kekasih untuk beristirahat sementara dia menyetir.

"Iya mas, aku juga merasa sedikit pusing, mungkin kalo di bawa tidur bisa terasa enakan, kali" Nilam menyandarkan punggungnya sambil memijit pelan kepalanya sendiri.

Setelah kurang lebih tiga jam Reno mengemudikan kendaraannya, saat ini mereka mulai memasuki pusat perkotaan yang padat dan riuh.

"Sayang bangun kita sudah tiba di kota" Reno menepuk pelan pundak sang kekasih agar Keysha kembali terjaga.

"Ehmm,, Kita sudah sampai mas" Keysha kembali menegakkan punggungnya sambil mengucek ngucek matannya, wajahnya yang imut imut khas bangun tidur tampak lucu di mata Reno.

Reno tersenyum simpul melihat ekspresi wajah Keysha.

"Belum sayang, kita baru memasuki pusat kota, Coba deh kamu lihat lihat sekeliling" Jawab Reno, lalu meminta Keysha untuk melihat lihat pemandangan kota dengan gedung gedung yang menjulang tinggi.

Keysha mengedarkan pandangan keluar kaca jendela mobil yang sengaja di buka Reno agar Keysha bisa lebih leluasa melihat lihat pemandangan kota.

"Bagus bagus ya mas gedung gedungnya, ramai juga, ngak seperti di kampung" Keysha terlihat antusias melihat lihat setiap pemandangan yang mereka lewati, wajah cantiknya semakin terpancar saat senyum nya merekah bak bunga yang baru mekar.

Keysha seperti sudah melupakan kesedihannya saat perpisahan dengan bunda tadi pagi di rumah.

"Iya dong sayang, itu gedung gedung tempat para orang orang kaya menimba uang mereka, kamu juga nanti akan terbiasa dengan pemandangan seperti itu dan riuhnya kota disini"

Reno memutar kendaraannya dan berhenti depan Hotel berbintang lima lalu turun membukakan pintu untuk Keysha.

"Mas Kita kok ke sini, bukanya mas bilang mau mencarikan kontrakan buat aku mas"

Keysha turun lalu mengedar pandangan ke sekeliling pelataran Hotel mewah yang berada di hadapannya.

"Sementara malam ini aja sayang, besok baru kita cari kontrakan buat kamu"

Reno menggenggam jemari Keysha menuntunnya masuk ke dalam hotel lalu menuju kamar yang memang sudah dia pesan sebelumnya.

"Mas pasti mahal kan biaya menginap disini permalamnya" Nilam masih celingak celinguk melihat lihat aula hotel yang terlihat megah dan mewah.

"Kalo untuk kekasih aku yang paling cantik dan istimewa, semua ini bukanlah apa apa sayang" Reno mulai mengeluarkan gombalan receh nya.

Bluss,,, Wajah Nilam tampak merona, kepolosan wanita itu membuat dia terbang melayang layang di angkasa hanya dengan gombalan receh dari sang kekasih.

"Ah,, Mas bisa aja ngegombal" Keysha tersipu malu.

"Aku tuh serius sayang" Rono menatap manik Keysha dengan penuh ke misteriusan.

Ting..

Pintu lift terbuka, mereka lalu masuk untuk menuju ke kamar mereka yang berada di lantai atas.

***

Wajah Keysha tampak berseri seri melihat dan merasakan suasana kamar yang mewah, jauh berbeda dengan kamarnya yang di kampung.

"Kamu sementara malam ini menginap disini ya sayang, aku akan ada di kamar sebelah, kalo kamu butuh apa apa kamu tinggal hubungin aku aja"

"Iya mas, makasih ya mas" Keysha duduk di atas kasur empuk yang sangat nyaman dia rasakan, apalagi kamar ini sangat wangi menurutnya.

"Kamu mandi aja dulu sayang, nanti aku minta pelayan kamar buat nganterin makanan buat kamu, aku ada urusan sebentar" Ucap Reno karena dia memang ada janji dengan seseorang.

"Iya mas, mungkin pusing kepala ku akan hilang kalo di bawa mandi" Keysha tampak bersiap akan mandi, sedang kan Reno berencana untuk pergi.

"Yaudah mas pergi dulu ya sayang" Reno berjalan menuju ke luar kamar.

"Iya mas, Hati hati" Pesan Keysha dengan senyum manisnya.

Keysha Terans@ng

(Ditempat lain masih di kota yang sama)

Di dalam sebuah rumah megah layaknya istana dengan penjagaan ketat. tampak seorang laki laki paruh baya yang duduk di atas kursi roda sedang menikmati secangkir kopinya.

"Tuan, waktunya anda minum obat Tuan" Seorang suster cantik menghampiri lelaki paruh baya itu dengan nampan yang berisi dengan obat obatan dan segelas air putih.

"Dimana Damian? Melisa" Lelaki paruh baya itu menggapai obat obatan yang di bawakan Melisa, kemudian menggenggam dan hanya memainkan dengan melambung- lambungkan obat- obatan itu tanpa berniat meminumnya.

"Damian sedang dalam perjalan kesini tuan" Melisa hanya bisa tersenyum melihat tingkah tuannya yang memang enggan meminum obat-obatan itu.

"Apa aku harus meminum ini untuk memperpanjang usia ku? Melisa" Lelaki paruh baya itu melirik Melisa dengan raut wajah yang sulit di artikan. Mekipun sudah di usia yang tidak lagi muda dan sering sakit- sakitan lelaki paruh baya itu masih tampak berwibawa dan berkarisma.

"Itu hanya obat obatan biasa Tuan, anda harus meminumnya agar anda bisa cepat pulih" tutur Melisa, dengan lembut.

"Baiklah, aku akan meminum ini ketika Damian tiba. Aku tidak ingin dia menuduhku tidak mau meminum obat ini jika aku tidak juga sembuh" Lelaki paruh baya itu menaruh kembali obat- obatan yang sudah berada di genggamannya.

"Anda boleh meminumnya sekarang tuan" Damian yang baru saja tiba tidak sengaja mendengar pengakuan lelaki paruh baya itu.

Damian mengambil obat- obatan itu dari nampan yang masih di bawa oleh Melisa, lalu memberikannya pada Lelaki paruh baya itu.

"Baiklah aku akan meminumnya sekarang" Lelaki paruh baya itu memasukkan sekaligus obat-obatan itu ke mulut dan langsung menelannya setelah meneguk seperempat gelas air yang di sodorkan oleh Damian.

Melisa pergi meninggalkan Lelaki paruh baya itu dan Damian setelah tugas nya selesai, memberikan obat pada lelaki paruh baya itu, dan memastikan sang Tuan meminumnya.

"Kau masih saja sungkan memanggil ku dengan sebutan Ayah, Damian" Lelaki paruh baya itu menepuk- nepuk pelan pundak Damian yang masih dalam keadaan jongkok di hadapan nya setelah dia memberikan obat dan segelas air putih pada lelaki paruh baya itu.

"Sudah berapa lama kau bersamaku Damian?" tanya lelaki paruh baya itu sembari memberi isyarat pada Damian agar duduk di sofa yang berada di samping kursi roda yang ia gunakan.

"Dua puluh satu tahun Tuan" jawab Damian.

"Ya, dua puluh satu tahun lalu aku menemukanmu di jalanan saat kau menawarkan ku sebatang rokok yang kau jual dan hampir saja tertembak oleh salah satu musuh ku" Lelaki paruh baya itu tampak mengenang jauh ke dalam ingatan masa lalunya.

"Malam itu aku dan beberapa anak buahku baru saja menyelesaikan penjualan senjata pada rekan bisnisku, kami bermaksud untuk pulang, namun saat kami berhenti di persimpangan lampu merah, kami di serang secara tiba- tiba tepat saat kau menawarkan jualanmu padaku, beruntung aku sempat menarikmu kedalam mobil ku dan sempat membuka pintu dan menutupnya tepat waktu, jika tidak, mungkin kau tidak akan ada disisiku saat ini" Lelaki paruh baya itu kembali mengingat kan Damian akan kejadian 20 tahun lalu.

Damian hanya menyimak cerita yang di jabarkan lelaki paruh baya itu.

"Dan malam itu aku membawamu ke rumah ini. Keesokan harinya aku mulai melatih mu dengan berbagai Ilmu beladiri dan Bisnis hingga kau menjadi seperti saat ini" Lelaki paruh baya itu terlihat menghela nafas nya. "Dan mulai malam itu juga aku menganggapmu sebagai anak kandungku sendiri, seperti yang kau ketahui aku tidak mempunyai siapa siapa di dunia ini selain musuh musuhku yang kapan saja bisa membunuh ku" Lelaki paruh baya itu terlihat sendu.

"Terimakasih tuan atas kebaikan dan kemurahan hati anda untuk itu semua" Damian terlihat menerawang ke ingatan masa kecilnya saat dia masih hidup di jalanan hingga di didik dan di besarkan lelaki paruh baya itu.

"Aku tidak pernah meragukan kesetiaan dan ketulusan mu untukku Damian, Aku hanya berharap suatu saat kau akan memanggilku dengan sebutan Ayah meskipun itu saat kau mengantarkan jasadku ke dalam liang tanah" ucap lelaki paruh baya itu.

(Kamar Hotel Keysha)

Keysha gelisah, tiba- tiba saja merasa gerah. Ada yang aneh menjalar di setiap titik -titik rawannya, setelah dia makan dan minum makanan dan minuman yang telah tersedia di meja makan, setelah dia selesai membersihkan diri dari kamar mandi.

Keysha bingung, apa yang terjadi dengannya, sedangkan dia hanya sendirian di dalam kamar hotel tersebut.

Keysha merasa sesuatu yang aneh lebih mengendalikan tubuhnya di bandingkan akalnya sehat nya.

Keysha berusaha menghubungi Reno kekasihnya, namun setelah berulang kali dia tidak juga mendapat jawaban atas panggilan yang dia lakukan.

"Tubuhku kenapa seperti ingin di sentuh?" Keysha meracau sendiri, mendesah sembari menyentuh lembut bukit kembarnya sendiri.

"Apa ada yang salah dengan makan yang aku makan?, atau mungkin minuman itu?" monolog Keysha sembari memandang sisa makanan dan minuman yang masih terletak di atas meja.

"Apa mungkin seseorang menaruh obat nano-nano pada makanan atau minuman itu?" Keysha memang wanita yang polos dan lugu, namun dia juga tidak terlalu bodoh untuk mengetahui hal- hal yang berbau nao- nano itu.

"Apa mungkin Mas Reno?" Tebak Keysha di tengah tengah liarnya tangan keysha memanjakan bukit kembarnya sendiri.

"Tapi tidak mungkin Mas Reno tega membuatku seperti ini" Keysha membuang pikiran buruknya terhadap kekasihnya itu.

"Lalu siapa?" Keysha merasa sudah tidak dapat menahan gejolak yang berkecamuk antara melawan atau terus berselancar dengan nano-nano nya.

Keysha mulai melepaskan pakaian tidurnya satu persatu, dia benar-benar merasa gerah, dia ingin menuntaskan perasaan yang aneh terus menjalar di titik- titik rawannya.

Tiba-tiba seorang pria tak dikenal masuk tanpa sepengetahuan Keysha dan langsung mencengkram kuat pundak Keysha. "Aku akan membantu mu sayang, aku akan membuatmu merasakan surga dunia yang belum pernah kau rasakan sebelumnya" suara itu sungguh membuat Keysha terperanjat sekaligus meringis.

"Siapa kamu?, kenapa bisa disini!!" Keysha menepis tangan pria itu karena merasa kesakitan sekaligus merasa takut karena dia sudah dalam keadaan nuna-nuna hanya meninggalkan kain platnya dan Cd-i nya saja.

"Ternyata kau galak juga Kembang Desa" ucap pria itu lalu menerkam ganas Keysha bak singa kelaparan.

"Lepaskan aku! Aku mohon!" Keysha berteriak, namun semua itu tidak di gubris oleh lelaki paruh baya itu yang juga sudah sangat ber- nefsong melihat kemolekan dan keindahan tubuh Keysha.

Keysha yang berada dalam pengaruh obat nano- nano tidak mampu berbuat banyak.

"Apa aku akan kehilangan Mahkota yang aku jaga selama ini untuk suami ku kelak?" Keysha membatin, pasrah.

"Dimana kamu Mas Reno?" batinnya lagi. Airmata Keysha mengalir.

Keysha hanya bisa pasrah apa yang akan terjadi pada dirinya selanjutnya, percuma melawan pria yang jelas tenaganya lebih kuat darinya.

Kehilangan Mahkota

Flashback*

Di Tempat lain di sebuah bangunan tua, setelah Reno beranjak dari kamar hotel Keysha.

"Keysha, Keysha"

"Kau masih saja lugu dan polos seperti dulu, sementara aku bukan lagi Reno yang dulu kau kenal"

Reno tampak senyum penuh kemenangan, sebentar lagi dia akan menjadi kaya raya setelah menjual kesucian Keysha kepada lelaki hidung belang.

Reno menggapai gelas yang berisi Wine lalu meneguknya hingga tandas dalam satu tegukan. Reno lalu menggapai sebungkus rokok di hadapannya dan mengeluarkan sebatang untuk dia hisap, lalu menghidupkannya dan menghisap dengan dalam dan mengehembuskannya dengan kuat hingga asapnya mengepul di udara memenuhi ruangan itu, lalu Reno meraih ponselnya untuk melakukan panggilan pada seseorang.

"Halo boss"

"Wanita yang saya janjikan sudah berada di kamar yang boss pesan"

"Siap boss, Saya jamin wanita itu masih utuh dan orisinil alias masih perawan boss"

"Terimakasih boss"

Reno mematikan panggilan telponnya lalu tersenyum licik sambil menuang kembali gelasnya yang sudah kosong dengan wine yang tersedia di atas meja.

Flashback end*

****

(Kamar Hotel Keysha)

Lelaki paruh baya yang berada di atas tubuh Keysha mengerang panjang. Sedangkan Keysha yang berada di bawah kukungan lelaki paruh baya itu Meringis. Lelaki paruh baya itu ambruk, terkulai tak berdaya tepat di sebelah Keysha setelahnya. Entah berapa kali sudah lelaki paruh baya itu menyerang Keysha, dua, tiga, bahkan empat, mungkin juga lima kali, sungguh kuat fisik lelaki paruh baya itu, mungkin dia menggunakan obat kuat yang berkualitas bagus.

Keysha hanya bisa meringkuk membelakangi lelaki paruh baya itu, Keysha terus mengalirkan air mata, menangis tanpa mampu mengeluarkan suara, seluruh tubuhnya basah bersimbah peluh cinta yang tidak dia inginkan sama sekali, tubuh Keysha terasa remuk redam, hilang sudah Mahkota yang selama ini dia jaga untuk sang suami yang akan mendampingi nya kelak, hancur sudah semua impian dan harapan, darah segar yang mengalir di sela- sela pahanya yang sudah tampak mengering, dan beberapa bercak noda darah di spray kasur yang putih bersih menjadi bukti hilangnya kesucian Keysha.

Setelah merasa badannya sedikit pulih, lelaki paruh baya itu bangkit, lalu mengenakan pakaian setelan jasnya yang serba hitam dan kemeja putih serta dasi kupu- kupu yang mencerminkan bahwasanya lelaki paruh baya itu bukan orang sembarangan.

Lelaki paruh baya itu merogoh kantong celananya dan mengeluarkan segepok uang merah- merah, lalu melemparkannya ke arah tubuh Keysha yang masih meringkuk tanpa sehelai benang pun yang menutupinya. "Ambil itu sebagai mahar atas kesucian dan kenikmatan tubuhmu" Lelaki paruh baya itu menyeringai, memandang hina pada Keysha, wanita yang baru saja dia nikmati secara paksa.

Keysha tidak bergeming sama sekali, dia bahkan sedikitpun tidak menoleh ataupun bergerak.

"Dasar wanita kampung!, Nanti lama lama kau juga akan menikmati nya"

Lelaki paruh baya itu hendak meninggalkan Keysha namun sebelumnya dia berucap "Reno memang selalu pandai mencarikan wanita yang luar biasa seperti kamu" Kemudian lelaki paruh baya itu benar benar pergi meninggalkan Keysha di dalam kamar hotel itu sendirian.

Deg..!! Keysha merasa hatinya seperti di tusuk oleh ribuan, bahkan jutaan jarum sekaligus. Jantung Keysha seperti di remas kuat, dadanya terasa sesak, sulit untuk bernafas, setelah mendengar nama Kekasihnya yang dia harapkan, satu satunya orang yang akan menjaganya di Kota ini, ternyata adalah dalang di balik semua kemalangan yang dia alami, namun Keysha masih tidak mengeluarkan suara sedikitpun melainkan hanya *air mata yang terus mengalir deras bak air bah yang turun dari gunung setelah hujan deras menerpa.(Hiperbola).*

Keysha terbangun saat sinar mentari menerobos masuk dari celah celah gorden kamar hotel itu, dia segera menutupi tubuh polosnya dengan selimut yang berada di sampingnya saat dia menyadari kalo Reno sang kekasih, tepatnya Bajingan yang telah menjual Mahkota kesuciannya juga berada di kamar hotel itu. (Tadi malam Keysha pingsan, karna jiwa dan raganya terlalu penat, dan tidak mampu menahannya, setelah dia meratapi kemalangan dan pengkhianatan yang dia alami).

"Bagaimana tadi malam sayang, apa kamu menikmatinya?" Reno mendekat ke arah Keysha, sambil menimang nimang uang yang dia ambil dari atas kasur sedari kedatangannya saat Keysha masih tertidur, lalu duduk di pinggiran kasur sambil tersenyum puas dengan uang yang dia dapatkan atas penjualan kehormatan kekasihnya, Keysha.

"Kau bajingan mas!!" Keysha yang masih merasakan sakit di sekujur tubuh dan merasakan kering pada kerongkongannya mencoba bersuara lantang sambil melemparkan bantal kepada Reno.

"Kau kira semua yang aku lakukan terhadapmu dan ibumu gratis, hah!!" Reno geram dan langsung mencengkram dagu Keysha. Bukan karena sakit di lempar bantal, melainkan karena ucapan pedas Keysha.

"Kalau kamu meminta bayaran atas semua itu, aku pasti akan membayarnya mas, setelah aku bekerja dan menghasilkan uang, Bukan dengan cara menjual tubuhku!!" Ucap Keysha dengan lantang. "Ku kira kau adalah Malaikat penolongku, Ternyata kau hanya manusia berhati Demon, alias Iblis mas!!" Entah keberanian darimana yang Keysha dapatkan atau juga mungkin dia sedang kemasukan setan, hingga Keysha berani membantah ucapan Reno lalu menepis tangan reno yang mencengkram dagunya.

Plak..!! Reno menampar keras wajah Keysha hingga meninggalkan bekas dan mengeluarkan darah di bibirnya yang memang sudah terlihat membengkak, mungkin lelaki paruh baya tadi malam terlalu rakus melumatnya.

"Dasar P*lac*r!!, Wanita jal*ng tidak tahu diri" Maki Reno yang terpancing es-mosi oleh perkataan Keysha.

"Kau pikir disini mudah mencari pekerjaan, Hah!!" Reno mendorong tubuh Keysha yang sedang duduk di atas kasur hingga terjerembab ke belakang, namun masih berada di atas kasur.

"Kau kira uang yang aku berikan pada Ibumu itu dari mana, Hah!!" Reno menyibak selimut yang di gunakan Keysha untuk menutupi tubuh moleknya.

"Semua itu dari hasil menjual para wanita yang bodoh dan lugu sepertimu kepada lelaki yang haus akan belaian wanita, dan sanggup membayar dengan mahal" ungkap Reno atas kelakuannya selama ini bukannya kuliah, melainkan menjual gadis gadis desa yang dia kelabui dengan iming- iming pekerjaan dengan gaji yang besar.

Keysha hendak bangkit dan menampar wajah Reno namun Reno lebih dulu sigap menangkap dan menduduki tubuh Keysha.

Reno buru buru melepaskan tali pinggang dan meloloskan celananya, dengan masih berposisi menduduki tubuh Keysha.

"Apa yang ingin kau lakukan mas?" Keysha meronta ingin melepaskan diri.

"Jangan lakukan itu mas, Aku Mohon" ucap Keysha lirih, dengan sisa sisa tenaga yang dia miliki, karena memang tubuhnya masih dalam keadaan lemah dan tak berdaya setelah di gempur habis habisan oleh lelaki paruh baya tadi malam.

Namun Reno tidak menggubris sedikitpun ucapan Keysha dia langsung menyerang Keysha yang masih lemah tak berdaya di bawah kukungannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!