Di sebuah rumah gadis cantik bernama Risha sedang memasak seorang diri sembari bernyanyi,Sepertinya suasana hatinya sangat gembira dan terlihat dari wajahnya yg begitu bahagia.
"gk nyangka besok udah ninggalin London,gk terasa juga sudah 3 tahun aku tinggal di sini."gumamnya sembari membawa makanan ke meja.
Ponselnya berdering tertera nama Dirgan di layarnya,Sembari tersenyum Risha mengangkatnya.
"Sayang besok aku yg akan menjemputmu di bandara,Aku tdk sabar ingin bertemu dengan dan segera menikah."
"aku juga sayang,aku akan berangkat jam 12 malam dan aku juga sudah mengemasi barang-barang ku."
"jaga dirimu sampai bertemu besok."
"Bye,love you."
"love you too."
Setelah selesai Risha mencuci piringnya kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat sebentar,perbedaan waktu yg sangat jauh kini Dirga masih berada di kantor dengan laptopnya di hadapannya.
"aku harus membereskannya sekarang supaya besok bisa menghabiskan waktu dengan Risha."Gumam Dirgan menatap foto Risha di depannya.
di London Sudah jam 11 malam kini Risha sudah bersiap untuk berangkat ke bandara,taksi yg di pesannya sudah datang di depan rumahnya.
*****
Pagi hari Dirgan berada di ruang tamu bersama dengan Keluarganya untuk menjemput Risha,tapi Dirgan belum menerima kabar dari Risha apa sudah sampai atau belum.
"kita berangkat saja ke bandara dan mungkin Risha sebentar lagi sampai."ajak Yuni mama Dirgan.
"mama benar kita jalan sekarang aja."saut Tono papa Dirgan.
"baiklah Ayo."ajak Dirgan berdiri dari kursi.
Dirgan mengambil remote tv yg berada di hadapannya untuk segera berangkat ke bandara,tapi saat ingin mematikan Tv tangannya berhenti melihat siaran berita di Tv.
( sebuah pesawat Landon Air di nyatakan jatuh )
"gak mungkin!"Kaget Dirgan Tdk percaya dengan berita yg di dengarnya.
"ada apa Dirgan?"Tanya Yuni penasaran.
"gak mungkin ma,itu pesawat yg di tumpangi Risha jam 12 malam tadi,Pesawatnya jatuh ma."jelas Dirgan Frustasi.
"kamu tenang dulu nak,bisa aja kan Risha ada di pesawat lain bukan pesawat itu."ujar Tono menenangkan Dirgan.
"biar mama hubungi orang tua Risha dulu."ucap yuni mengambil ponselnya.
Tapi orang tua Risha tdk bisa di hubungi padahal sudah di coba beberapa kali,Yuni menghentikannya saat melihat daftar penumpang yg di tampilkan di tv.
"Risha...!"gumam Yuni melihat nama Risha yg berada di antara nama penumpang lainnya.
"Gak mungkin ma,pa!"ucap Dirgan menangis.
Di tengah kalutnya mereka suara bell rumah membuat mereka saling pandang,Dirgan mengira kalau itu Risha tapi saat pintu terbuka ternyata bukan.
"Nara...!"
"Risha...Risha ada di pesawat yg jatuh Dirgan!."jelas Nara sembari menangis.
"JANGAN BICARA SEMBARANGAN NARA!"marah Dirgan yg tdk terima.
"aku sudah dari rumahnya dan Tante Rita bilang Risha ada di dalam pesawat itu,pesawatnya jatuh setelah 30 menit penerbangan."jelas Nara dengan sedih.
Mendengar hal itu Dirgan semakin terpukul mengetahui calon istrinya sudah tiada,harapannya untuk bisa menikah bersama Risha sudah pupus dan tdk akan pernah terjadi.
"kami sudah mempersiapkan pernikahanmu Risha dan besok adalah hari pernikahan kamu sama Dirgan nak!"Gumam Rita memegang foto Risha.
"sabar ma,kalau kita terus bersedih seperti ini pasti Risha tdk akan tenang di sana."ujar Bara menenangkan istrinya.
"dia anak kita satu-satunya pa,sekarang Risha pergi untuk selamanya dan Risha meninggalkan kita."tangis Rita di pelukan Bara.
"bagaimana dengan Dirgan saat ini,dia pasti sangat terpukul mendengar berita ini."ujar Bara menghawatirkan Dirgan.
TING.. TONG...!!
rumah mereka berbunyi dan Bara segera membuka pintunya ternyata Dirgan dan kedua orang tuanya juga Nara datang,Dirgan memeluk Bara sembari menangis di pelukannya sedangkan Yuni menenangkan Rita.
"bagaimana dengan pernikahannya besok? padahal kita sudah mempersiapkan semuanya."ujar Bu Rita kepada Bu Yuni.
"saya juga bingung Bu,kasian Dirgan kehilangan Risha padahal besok hari yg paling di tunggu oleh mereka."ucap Bu Yuni.
mereka benar-benar bingung sekaligus di Landa kesedihan atas kepergian Risha,tapi tiba-tiba Rita memohon kepada Nara untuk sesuatu hal yg tdk terduga.
Nara kebingungan karena permintaan yg sulit untuk di jawab bahkan dirinya terjebak.
"kamu mau menjadi penggantinya kan Nara?"Tanya Rita berharap Nara mengiyakan keinginannya.
"jangan libatkan Nara Tante!"protes Dirgan Tdk terima.
"nak semua sudah di siapkan dan kita juga sudah membagi undangan,besok akan ada teman bisnis kita yg datang,tdk ada pilihan lain."ujar Yuni membuat Dirgan paham.
"aku gk akan menikah kalau bukan sama Risha!"tolak Dirgan.
"Dirgan benar Tante,om lagi pula gk pantas buat aku menjadi pengganti Risha."saut Nara dengan sopan.
"kita gk mau tau besok kalian akan menikah."ujar Rita kekeh.
sebenarnya Rita sedih harus menyaksikan pernikahan Dirgan dengan perempuan yg bukan Risha,tapi di sisi lain Rita berfikir bahwa Risha akan senang karena Dirgan menikah dengan sahabatnya.
"maafkan kami Risha."batin Rita memeluk foto Risha.
Nara sangat canggung terhadap Dirgan karena keputusan orang tua Risha dan orang tua Dirgan,Rasa takut dan kekhawatiran mulai menguasai diri Nara sejak tadi siang.
Di tambah lagi rasa bersalahnya ke pada Risha karena harus menggantikannya di pernikahan,Padahal seharusnya Risha yg berada di hari bahagia itu bukanlah Nara.
KEESOKAN HARINYA......
Tamu sudah berdatangan di pernikahan tersebut bahkan sudah ada beberapa rekan bisnis,para tamu mengucapkan selamat kepada kedua pengantin.
Dirgan dan Nara harus menampilkan senyum paksa di hadapan banyak orang,Sungguh hal yg tdk pernah Nara pikirkan sebelumnya.
"selamat pak Dirgan atas Pernikahannya."
"kalian pasangan yg sangat serasi."
"selamat."
"Terima kasih."ucap Dirgan menyalami para tamu.
"terima kasih sudah datang."
Setelah Acara selesai Dirgan kembali ke rumahnya sendiri bersama dengan Nara yg sudah berstatus istrinya,Nara bingung harus bicara apa pada Dirgan yg terlihat sangat marah.
"tidurlah di ruang tamu."ucap Dirgan tanpa menatap Nara.
"gue tau Lo gk akan menerima kehadiran gue di sini Dirgan begitu juga dengan sebaliknya,Pernikahan ini bukan ke inginkan gue tapi orang tua Risha dan orang tua Lo."jelas Nara mencoba menjelaskan kepada Dirgan.
bukannya menjawab justru Dirgan meninggalkan Nara sendirian di ruang tamu,Nara tau suasana hati Dirga saat ini setelah kepergian Risha dan di tambah lagi dengan pernikahan yg tdk dia inginkan.
Nara memilih untuk membawa kopernya ke dalam kamar tamu yg di maksud Dirgan,Sesampainya di kamar itu Nara mencoba menghubungi nomer Risha berharap ada sambungan walaupun sangat mustahil.
karena tetap tdk bisa Nara menangis karena merasa bersalah dan menatap foto Risha di ponselnya.
Walaupun kehadirannya tdk di terima oleh Dirgan tapi Nara tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri,Dirgan Tdk memperlakukan Nara dengan baik setiap hari selalu ada perlakuan buruk yg di lakukannya.
Tapi walaupun sakit hati dengan tindakan Dirgan justru Nara selalu sabar,Kemarahan Dirgan karena ada sebab yg membuatnya terpukul dan sedih.
"sarapan dulu aku sudah masak."ajak Nara saat melihat Dirgan keluar kamar.
"aku tdk lapar."ketus Dirgan tanpa melihat ke arah Nara.
"kamu belum makan dari semalam Dirgan,setidaknya makanlah walaupun sedikit aja."ucap Nara.
PLAKK!!
tamparan keras dari Dirgan mendarat di pipi mulusnya sehingga membuat Nara hampir terjatuh,Nara memegangi pipinya yg terasa panas karena tamparan Dirgan.
"Jangan pernah sesekali mengatur hidupku Nara,kamu memang sahabatku dan Risha sekarang kamu istriku,tapi walaupun begitu aku tdk akan pernah menerima kehadiran kamu di rumah ini,ingat itu baik-baik!"Tegas Dirgan menatap tajam ke arah Nara.
Setelah mengatakan hal itu Dirgan pergi begitu saja sembari menutup pintu dengan keras,tangis yg sejak tadi di tahan agar tdk menangis di hadapan Dirgan akhirnya pecah juga.
"aku juga tdk menginginkan berada di posisi ini Dirgan,Aku harus apa sekarang agar kamu paham dengan posisi rumit ini."Gumam Nara sembari menangis.
Kini Dirgan melajukan mobilnya ke arah kantor dengan kecepatan sedang.
"Maaf Nara gue belum bisa menerima semua ini,kepergian Risha masih seperti mimpi buat gue!"gerutu Dirgan merasa bersalah.
Kini Dirgan sudah sampai di kantornya banyak karyawan yg menyapanya,Tapi mereka melihat hal yg tdk biasa dari Dirgan pagi ini.
"Pagi pak.."
"selamat pagi pak.."
Tdk seperti biasanya hari ini Dirgan Tdk merespon sapaan dari para karyawannya,justru langsung memilih untuk masuk ke dalam ruangannya.
"pak Dirgan kenapa?"
"iya gk kayak biasanya,mungkin ada masalah?"
"udah kalian kembali ke ruangannya masing-masing,nanti kita lagi yg kena getahnya."
Mereka kembali ke ruangannya masing-masing dan Dirgan yg sudah fokus dengan pekerjaannya.
di rumah Nara sedang kedatangan mertuanya,karena tdk ingin timbul masalah baru Nara memilih untuk menutupinya sebaik mungkin.
"maaf ya nak,kami melibatkan kamu dalam masalah ini!"ujar Tono merasa bersalah.
"iya nak kita tau ini masih dalam keadaan berduka setelah kepergian Risha,tapi kami juga harus menjaga nama baik Dirgan."lanjut Yuni memegang tangan Nara.
"tdk apa-apa Tante,om.mungkin ini sudah manjadi takdir kami bertiga,Sebenarnya ini juga berat buat Nara dan ngerasa bersalah sama Risha karena sudah menggantikan posisinya,padahal seharusnya pernikahan kemarin adalah hari bahagian Risha sama Dirgan."jelas Nara menahan tangisnya.
"takdir tdk ada yg tau nak."ujar Yuni.
"kamu tdk sekamar dengan Dirgan? Tadi kami lihat kamu keluar dari kamar tamu."tanya Tono penasaran.
"iya om aku yg minta untuk gk sekamar karena aku tau Dirgan butuh waktu,Aku juga gk mau membuat Dirgan semakin terpuruk kerena kejadian ini,jadi untuk menghindari hal yg buruk lebih baik kita tdk sekamar dulu."jelas Nara berbohong.
"kami paham nak,kami juga tdk bisa memaksa kalau itu juga menjadi keputusan kalian berdua."ujar Yuni.
"udah deh jangan bahas itu lagi ya Tante,kalau kita sarapan dulu gimana? Tadi aku udah masak."ajak Nara kepada mertuanya.
Yuni dan Tono mengangguk dengan ajakan Kemudian berjalan ke arah meja makan,terlihat beberapa menu makanan yg masih belum tersentuh sama sekali.
"wah masakan kamu enak."puji Tono sembari tersenyum.
"om bisa aja deh."jawab Nara malu.
Mereka menikmati makanan yg di masak oleh Nara.
Jam sudah menunjukkan jam 12 siang Dirgan sedang berada di sebuah cafe bersama dengan asistennya.
"sejak tadi pagi muka Lo murung banget,Lo ada masalah?"Tanya Faldi sembari menyuap makanannya.
Faldi teman Dirgan sejak SMP dan sekarang bekerja di kantornya sebagai Asisten.
"gue pusing banget,Lo tau kan pernikahan gue kemarin bukan sama wanita yg gue sayang."ujar Dirgan kepada Faldi.
"maksud Lo gimana?"
"Risha calon istri gue kemarin balik dari London naik pesawat yg kecelakaan kemarin itu,semua persiapan sudah siap dan besoknya gue sama Risha akan melangsungkan pernikahan itu,tapi karena kecelakaan itu Sahabat gue sama Risha yg harus menjadi penggantinya,Namanya Nara."jelas Dirgan dengan Frustasi.
"jadi Risha pacar Lo yg dari SMA itu? Gue turut berduka cita ya Bro."ucap Faldi menepuk pundak Dirgan.
Faldi tau Dirgan sedang dalam keadaan berduka dan marah,itu sebabnya tdk banyak bertanya setelah mendengar penjelasan Dirgan.
Yuni dan Tono pamit pulang dari rumah Dirgan dan Nara mengantarnya sampai ke teras rumah.
"kami pulang dulu ya nak,jaga diri baik-baik."pamit Yuni memeluk Nara.
"om sama Tante hati-hati ya."pesan Nara tersenyum.
mereka meninggalkan rumah Dirgan dan Nara kembali masuk ke dalam rumah untuk beres-beres.
Saat ingin menyapu kamar Dirgan mata Nara tertuju pada banyaknya foto Risha di kamar itu,Nara menyimpan sapu yg di pegangnya di dekat pintu dan berjalan melihat foto Risha bersama Dirgan.
"Dirgan sangat mencintai kamu Risha,Lo pasti senang banget ya bisa jadi orang yg sangat di cintai sama Dirgan,foto Lo bahkan ada di setiap sudut kamar ini."gumam Nara memperhatikan Foto yg ada di hadapannya.
Air mata Nara membasahi kedua pipinya bukan karena sakit hati melihat foto Risha dan Dirgan,tapi justru sedih karena Risha meninggal.
"Lo harus tau Risha kalau Dirgan masih berharap Lo gk ada di pesawat itu,maafin gue ya udah gantiin posisi Lo di pernikahan kemarin yg seharusnya menjadi hari bahagian Lo sama Dirgan,Lo tenang di sana ya Sha sebisa mungkin gue akan jaga Dirgan buat Lo,sekali lagi maafin gue Risha."gumam Nara duduk di ujung kasur sembari memeluk foto Risha.
Karena tdk mau Dirgan melihat keberadaannya di kamar itu Nara segera menyimpan kembali fotonya,Nara melanjutkan niatnya buat nyapu kamar itu sebelum Dirgan balik.
Sementara di Rita dan Bara sedang berada di kamar Risha karena merindukannya,Rita menangis melihat foto-foto yg terpajang di dinding kamar Risha yg bernuansa Biru mudah.
"istirahatlah di surga nak dan tunggu kami di sana ya,Maafin kita karena meminta Nara menjadi pengganti kamu di pernikahan."gumam Rita menatap foto yg di pegangnya.
"nak kami sangat merindukan kamu,sudah lama sejak kamu belajar di London kami tdk bertemu dengan mu,tapi sekarang kamu malah pergi lebih dulu dari kami berdua."ujar Bara sembari memeluk pundak Rita.
Mereka sangat terpukul kehilangan anak satu-satunya yg paling mereka sayangi,kenangan bersama dengan Risha terus teringat oleh mereka sebagai orang tuanya.
Pernikahan Dirgan dan Nara terus di bumbui pertengkaran yg hebat bahkan sering kali Nara menerima kekerasan secara fisik,tapi Nara tetap sabar mengahadapi semua perlakuan buruk Dirgan.
"kenapa Nara tdk melawan sama sekali padahal aku sering menyiksanya,kenapa Lo gk ninggalin gue aja sih Nara!"Gumam Dirgan Frustasi.
Kini Dirgan sedang libur dan memilih untuk bersantai di rumah saja,tapi sejak tadi Dirgan memperhatikan gerak gerik Nara dari CCTV.
"kenapa Lo sebaik ini Nara? Bahkan banyak luka lebam dan rasa sakit yg Lo dapat dari gue,Lo gk salah tapi Lo yg menerima akibatnya padahal seharusnya aku yg harus ikhlas dan merima ketentuan takdir."gerutu Dirgan di dalam kamar.
terlihat Nara sedang membersikan rumah dan menyajikan makanan di meja makan,Setelah semuanya selesai Nara mengetuk pintu kamar Dirgan.
"makan dulu ya,sejak tadi pagi Lo gk keluar kamar."ujar Nara sembari tersenyum.
"iya."singkat Dirgan kemudian berjalan ke arah meja makan.
Dari depan kamar Nara tersenyum mendengar jawaban Dirgan walaupun sangat singkat.
"ini pertama kali Lo mau makan masakan gue,Gue udah janji buat jaga Lo sebaik yg gue bisa walaupun itu sangat sulit."batin Nara sembari tersenyum.
Karena tdk melihat Nara di belakangnya Dirgan kebingungan mencari keberadaan Nara.
"lah kemana? Perasaan tadi dia yg manggil gue buat makan."ucap Dirgan pelan.
Mata Dirgan melihat Nara yg masih berdiri di depan kamarnya sembari menunduk.
"Nara temenin gue makan."panggil Dirgan dengan suara yg sedikit keras.
suara itu berhasil membuat Nara terkejut dan langsung berjalan menuju meja makan.
Nara menemani Dirgan makan hanya suara dentingan sendok dan piring yg terdengar.
"nanti Lo pinda ke kamar gue."pinta Dirgan setelah selesai makan.
"h-hah..!"kaget Nara dengan perkataan yg di dengarnya.
"gk seharusnya gue marah sama Lo padahal ini bukan kesalahan Lo sama sekali,gue yg seharusnya bisa menerima dan ikhlas dengan kepergian Risha."jelas Dirgan menatap Nara.
"gue gk masalah kok dan gue udah tau Lo seperti apa Dirgan,jangan pernah merasa bersalah sama gue,jujur saja sampai saat ini gue tersiksa banget ada di posisi ini bahkan gue merasa bersalah sama Risha karena sudah menggantikan posisi dia,padahal kemarin masih dalam keadaan berduka tapi kita malah melangsungkan pernikahan."jelas Nara sembari menahan tangisnya.
"maaf."Ucap Dirgan memegang tangan Nara.
"gak usah minta maaf,lakukan apa yg membuat Lo bahagia Dirgan karena gue gk akan menghalangi itu semua,bahkan kalau mau Lo bisa ceraikan gue kok."ujar Nara menatap Dirgan.
Mendengar perkataan Nara yg begitu lembut membuat Dirgan kagum,sikap dewasa dan pemikirannya yg positif sangat mengetuk hati Dirgan.
Dirgan berdiri dari kursinya dan memeluk Nara dengan sangat erat, Hatinya mulai berusaha untuk menerima kehadiran Nara dan menjalani kehidupan yg baru bersama Nara.
"gue berharap Lo tersenyum seperti ini terus Ya,jangan sedih terus karena Lo tau kan Risha pasti gk suka liat Lo sedih terus."ucap Nara menggenggam tangan Dirgan.
"gue janji akan tersenyum terus,tapi ini pasti sakit ya?"tanya Dirgan melihat luka di sudut bibir Nara.
"ya namanya luka pasti sakit tapi ini hanya sedikit tdk apa-apa kok,liat senyum Lo kayak gini udah langsung sembuh."jawab Nara sembari bercanda.
"ayo ikut gue ke kamar biar di kasih obat."ajak Dirgan menarik lembut tangan Nara.
"gak usah ini cuma luka kecil aja."tolak Nara.
"jangan membantah sama suami."saut Dirgan mengambil kotak P3K.
Nara heran karena tdk melihat foto Risha di kamar Dirgan padahal beberapa hari yg lalu masih banyak,karena penasaran Nara memberanikan diri untuk bertanya.
"foto Risha mana? Lo simpan di mana Dirgan?"Tanya Nara menatap Dirgan.
"Gue simpan di gudang."jawab Dirgan santai.
"kenapa lo simpan di gudang? Biarin aja di sini ih."protes Nara tdk suka.
"gue berusaha buat menerima kepergian Risha,kalau gue terus nyimpen fotonya yg ada akan semakin sulit buat gue."jawab Dirgan sembari mengobati luka Nara.
Pernikahan Nara dan Dirgan sudah berjalan 3 bulan bahkan selama itu Dirgan terus menyiksa Nara,tapi saat ini semuanya berubah saat Dirgan melihat kesabaran Nara.
Sekarang Nara bersiap ke rumah ibu mertuanya bersama dengan Dirgan untuk pertama kalinya,karena sekarang Dirgan sudah menerima Nara sebagai istrinya.
TING...TONG...
tdk lama pintu terbuka lebar dan menampilkan senyum seorang ibu saat melihat menantu dan anaknya datang.
"kalian! astaga mama kangen banget."ucap Yuni memeluk Dirgan dan Nara secara bergantian.
"kita juga kangen banget ma."jawab Dirgan memeluk Yuni.
"ayo masuk."ajak Yuni merangkul Nara.
"papa mana ma? Tumben banget gk ada di rumah."tanya Dirgan yg tdk melihat keberadaan Tono.
"papa lagi keluar sebentar,mama suruh beli tepung sama telur buat bikin kue."jawab Nara di sofa.
"Mas aku boleh ya bikin gue sama mama? Nanti kita pulangnya malam gak apa-apa kan?"Tanya Nara meminta persetujuan Dirgan.
"gak apa-apa kok sayang,Lagian kamu kalau pulang cepat gk ngapa-ngapain juga kan."jawab Dirgan tersenyum.
Melihat keharmonisan pernikahan anaknya untuk pertama kalinya membuat Yuni sangat senang.
"akhirnya Dirgan menerima Nara sebagai istrinya,semoga saja kalian selalu bahagia seperti ini."batin Yuni tersenyum melihat Nara dan Dirgan.
Tdk lama Tono baru saja pulang dengan beberapa belanjaan di tangannya,Tono tersenyum melihat kedatangan Nara dan Dirgan.
"sudah lama di sini?"tanya Tono menyimpan belanjaan di meja.
"baru juga sampai pa,biasa Nara bosen katanya di rumah."jawab Dirgan melirik Nara.
"apasih mas kok jadi aku,kamu kan yg ngajak ke sini karena kangen sama mama."protes Nara kepada Dirgan.
"Oh gitu! Kamu bikin kue aja sama Mama,nginep aja di sini gk usah pulang."pinta Tono kepada Nara dan Dirgan.
"boleh aja pa,tapi besok mas Dirgan ada kerjaan katanya."jawab Nara menatap Dirgan.
"gk apa-apa nginep aja kalau masalah kerjaan bisa di urus sama Faldi."saut Dirgan.
Tono juga bersyukur melihat Nara dan Dirgan yg sudah mulai akur walaupun hatinya sedih melihat beberapa lebam di tangan dan luka di sudut bibir Nara.
"yuk nak kita bikin kue biar suami kamu sama papa di sini."ajak Yuni mengelus pundak Nara.
"ayo ma,biar aku bantu bawa belanjaannya."ujar Nara membawa sebagian kantong plastik.
Setelah Nara dan Mertuanya berjalan Ke arah dapur Tono memukul lengan Dirgan.
"heh anak nakal,kamu apain Nara sampai babak belur gitu?"tanya Tono dengan Anda emosi.
"kan papa tau awalnya aku tdk menerima pernikahan aku sama Nara,karena selalu terbawa emosi aku selalu menyiksa Nara hampir setiap hari,tapi anehnya Nara gk pernah melawan atau Nangis di hadapan aku,dia selalu pasrah menerima semua perlakuan buruk aku selama ini,sampai akhirnya aku sadar pa kalau ini semua bukan kesalahan dia,seharusnya aku yg berusaha ikhlas dengan kepergian Risha tapi selama pernikahan malah Nara yg menjadi pelampiasan kemarahan aku."jelas Dirgan merasa sangat bersalah.
Mendengar penjelasan Dirgan yg sedih dan menyesal Tono sebagai Ayah langsung memeluk putranya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!