NovelToon NovelToon

PEMBALASAN DENDAM CITRA LARASATI

Ulang tahun perusahaan

Kreeek,,,, (pintu terbuka.)

"Sayang,,, sudah siap belum?"

"Sudah,,, Ayo kita keluar sekarang Mas." Sambil memutar tubuhnya menghadap lelaki yang baru saja memasuki kamar.

Lelaki itu tampak kekaguman di wajahnya, kakinya melangkah mendekati Wanita itu. Kemudian memeluk dengan erat. Wanita itu pun membalas pelukan dengan raut wajah yang penuh Kebahagiaan. Lelaki itu merenggangkan pelukannya, menatap wanita yang tersenyum kearahnya.

"Kamu sangat Cantik sayang...."ucap sang Suami dan itu membuat Wanita itu tersipu, lelaki itu mengusap sebelah pipi Wanita itu.

"Terimakasih sayang, kamu selama ini telah membantu dan menemaniku berjuang. Sampai di titik kita berhasil membangun perusahaan yang Sukses ini dan kamu memberikan aku kebahagiaan lagi dengan kabar kehamilanmu ini Sayang. Ini adalah hari yang sangat membahagiakan dalam hidupku, aku sangat beruntung memilikimu Sayang." Ucap sang suami dengan tulus.

" Iya mas,,, Aku juga sangat bahagia. Setelah sekian lama kita berjuang, kini telah membuahkan hasil yang sangat luar biasa. Semoga Perusahaan kita ini semakin Sukses dan hubungan kita semakin langgeng selamanya dan dengan hadirnya calon bayi kita ini bisa mempererat cinta kita." Ucap wanita itu dengan mata yang berkaca kaca.

"Iya sayang,,, Aku juga ingin selamanya bersamamu." Jawab sang Suami sambil memeluk erat seolah mereka saling menyalurkan kasih sayang mereka satu sama lain.

Malam ini adalah Malam perayaan Perusahaan yang ke Satu Tahun, setelah berjuang dari nol kini Citra Larasati dan Dimas Putra berhasil membangun sebuah Decoration Company atau dikenal dengan D.C. yaitu perusahaan dekorasi dan desain interior.

Tak hanya itu, malam ini juga menjadi kebahagian yang berkali lipat bagi Citra dan Dimas setelah menikah dua tahun. Saat ini Citra tengah mengandung anak pertama maka dari itu membuat Dimas semakin mencintai istrinya.

Saat ini Citra dan Dimas sudah berada di Ballroom Hotel dimana acara di selenggarakan, Citra mengunakan gaun berwarna hitam, mencetak lekuk tubuhnya sehingga dia terlihat Cantik dan Anggun ditambah dengan senyuman yang manis bahkan setiap langkahnya terlihat penuh pesona yang luar biasa.

Citra dan Dimas berjalan dengan lengan yang terkait, semua orang mengucapkan selamat atas keberhasilan dan pencapaian Dimas dan Citra. Kemudian banyak orang juga memuji pasang suami istri itu yang Sukses di usia muda itu, bahkan semua orang terpesona dengan kecantikan Citra.

Citra Larasati adalah Wanita yang berusia dua puluh lima tahun, memiliki mata besar berbentuk almond dan berkilau, bulu mata panjang, hidung mancung, kulitnya putih mulus, bibirnya penuh dan berbentuk sempurna dan dengan rambut halus lurus panjangnya mencapai pinggang. Dimas dan Citra berjalan mendekati wanita paruh baya dan riasan menor yang tidak lain adalah Mama Dimas yang biasa di panggil Mama Rania.

"Selamat iya Dimas, kamu sudah berhasil membangun Perusahaan ini dengan sukses." Sambil memeluk Dimas.

"Terimakasih mah, ini juga hasil kerja keras Citra mah. Citra justru berperan besar dalam membangun perusahaan ini dengan kecerdasannya." Ucap Dimas sambil menggenggam tangan Citra.

Citra hanya tersenyum, dia tidak ingin banyak bicara karena Mama mertuanya itu pasti tidak suka jika Citra banyak bicara dan Mama Mertuanya selalu menatap sinis bahkan dengan kata-kata yang selalu merendahkan Citra.

"Kamu selalu saja membanggakan istrimu ini, padahal jika tanpa dia juga kamu bisa kok membangun perusahaan ini. Padahal sudah jelas kamu berpendidikan lebih tinggi, sedangkan dia!" Ucap Mama Rania sambil menatap sinis dan meremehkan Citra.

"Mah cukup,,, jangan selalu merendahkan Citra. Ini hari yang sangat penting bagi kami jadi tolong jangan membuat keributan." Ucap Dimas menatap dengan memohon agar mamanya tidak melanjutkan kata yang menyakitkan hati Citra apa lagi di hari yang bahagia ini.

"Semua ini karena kamu!!!" Tunjuk Mama Rania dengan wajah kesalnya dan berlalu pergi begitu saja.

"Maafkan Mama ya Sayang,,," Dimas menatap Citra merasa bersalah akan sikap Mamanya.

Walaupun sebenarnya Citra merasa sakit hati atas ucapan Mama Rania, namun Citra berusaha tegar dan tersenyum dihadapan Suaminya. Dia tidak ingin merusak Moodnya dihari kebahagiaannya ini hanya cuma karena perkataan mertuanya itu bahkan perkataan merendahkan seperti itu sudah sering dilontarkan oleh Mama mertuanya bukan sekali dua kali, tapi setiap bertemu selalu ada saja ucapan yang menyakitkan itu terlontar.

Citra tersenyum menatap Dimas. "Iya mas, gapapa lupakan saja.Ayo kita sambut tamu yang lain." Ucap Citra berusaha tenang dan tersenyum.

Dengan lengan yang terkait. Mereka berjalan untuk menyapa beberapa tamu. Waktu cepat berlalu kini sudah larut malam, acara telah selesai satu jam yang lalu.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Terimakasih telah membaca novel ini. Sebagai penyemangat dan dukungannya, jangan lupa beri bintangnya ya.

Di kantor

Dikamar.

Citra selesai mandi dan menggunakan piyama berwarna Maroon. Dimas yang berada di balkon pun masuk dan melangkah mendekati Citra yang sedang didepan meja riasnya.

"Aku sangat mencintaimu sayang." Ucap Dimas sambil memeluk dari belakang dan mencium pipi Citra dengan lembut.

Citra tersenyum menatap Dimas dari pantulan cermin yang berada di depannya.

"Aku juga sangat mencintaimu mas." Ucap Citra dengan tulus.

"Aku tidak sabar untuk menanti kelahiran calon bayi kita ini, kira-kira dia laki-laki atau perempuan. Iya..." Ucap Dimas sambil mengusap perut Citra dan memandang Citra dari pantulan cermin didepan mereka.

"Mas menginginkan anak perempuan atau laki-laki? Tanya Citra.

"Aku sangat ingin dan berharap anak laki-laki, karena disaat kita tua nanti agar anak kita yang meneruskan bisnis kita." Jawab Dimas.

"Kita akan mengetahuinya saat usia kandungan lima bulan mas, tapi apa pun jenis kelaminnya kita harus menerima Mas karena ini amanah yang dititipkan Allah." Ucap citra

Dimas tersenyum dan menganggukkan kepala. Saat ini sudah larut malam Citra dan Dimas harus tidur, karena esok hari kembali ke rutinitas seperti biasanya dimana kesibukan kerja kembali dilakukan.

Saat ini Dimas dan Citra telah sampai dikantor, semua karyawan menyambut dengan sedikit membungkuk kan tubuh dengan hormat.

Dimas menjabat sebagai CEO sedangkan Citra sebagai sekertaris Dimas, semua karyawan kagum terhadap Citra walau pun dia istri pemilik perusahaan Citra selalu profesional saat berkerja, dan Citra bersikap ramah terhadap siapa pun.

"Selamat pagi bapak, ibu." Ucap beberapa karyawan yang menyapa.

Dimas hanya menganggukkan kepala sekilas tanpa menatap dan sambil terus berjalan sedangkan Citra menoleh kearah yang menyapanya dengan senyum ramahnya.

"Iya selamat pagi." Sapa Citra dengan ramah.

Semua orang pun kagum melihat, kecantikan dan keramahan Citra. Tidak pernah Citra memarahi atau pun berucap kasar terhadap Karyawan, jika ada yang melakukan kesalahan Citra akan berbicara baik-baik bahkan Citra sering memberi bimbingan atau solusi dengan penuh kesabaran.

"Ya ampun ibu Citra cantik banget, aku yang perempuan aja terpesona melihat kecantikannya." ucap Karyawan Wanita yang sedang menatap kepergian Citra yang semakin jauh dari pandangan mereka.

"Iya aku jadi merasa iri melihat kesempurnaan ibu citra."ucap Karyawan lainnya.

"Eh tapi kenapa ibu Citra memilih jadi sekretaris kenapa tidak jadi direktur saja iya!, Kan ibu Citra juga pemilik perusahaan ini." ucap Salah satu karyawan lainya lagi.

"Mungkin ibu Citra ingin selalu bersama pak Dimas, apa lagi ibu Citra sedang hamil anak pertama pastinya ingin selalu berada disamping pak Dimas sungguh pasangan yang serasi. Walau pun pak Dimas tidak terlalu tampan sih."

"Huusssst,,,, Kamu ini bicara sembarangan saja nanti ada yang mendengar, bisa gawat kita akan dipecat sudah ayo kita kembali berkerja."

"Hem... Emang benar kok tidak terlalu tampan, dia beruntung memiliki Istri cantik dan baik seperti ibu Citra." Gumamnya lalu mengikuti langkah yang lainnya untuk kembali berkerja.

Citra memasuki ruang CEO, tidak lain suaminya Dimas Walau pun mereka suami istri tapi tetap Profesional bahkan Citra saat di kantor berbicara layaknya seperti atasan dan bawahan yang harus sopan karena dia ingin memberi contoh yang baik untuk seluruh karyawan tanpa melibatkan hubungan dan hal pribadi di kantor.

"Permisi pak,,, saya ingin mengingatkan jika setelah makan siang nanti akan ada Meeting." Ucap Citra sambil membacakan jadwal yang berada di Ipad yang dia pegang, Dimas menganggukkan kepala.

" Sayang, aku sudah bilang tidak perlu panggil aku pak walau pun kita berada dikantor semua orang juga tahu jika kita adalah suami istri. " ucap Dimas berjalan maju mendekati Citra.

"Tidak bisa,,,, kita saat dikantor harus profesional jangan membawa hal pribadi ke kantor. Kita harus memberi contoh yang baik kepada semua karyawan." ucap Citra dengan tegas.

"Iya baiklah,,, Tapi setidaknya jika kita sedang berdua seperti ini jangan panggil pak dong sayang, aku tidak suka mendengarnya terasa seperti orang asing saja. Jadi aku harap jika kita sedang berdua begini jangan bersikap formal aku tidak ingin ada penolakan." Ucap Dimas dengan serius dan tidak menerima penolakan, lalu Dimas yang semakin dekat lalu memeluk erat Citra kemudian Citra membalas pelukan Dimas penuh kasih sayang.

"Baiklah Mas, aku mana bisa menolak keinginan suamiku ini." Ucap Citra dengan pasrah.

"Kamu memang istri yang pengertian dan penurut Sayang." Ucap Dimas tersenyum lalu mencium Citra.

"Ayo kita makan siang bersama, aku sudah memesan makan siang untuk kita sebentar lagi akan datang." Ucap Citra sambil menatap Dimas.

"Kalau begitu mas ke kamar mandi sebentar." ucap Dimas.

Saat Dimas berada di dalam kamar mandi, makanan yang dipesan datang Citra pun menyiapkan makanannya di meja yang terdapat di sebrang meja kerja Dimas. Kemudian dimas yang telah keluar dari kamar mandi pun ikut duduk bersama Citra dan memperhatikan Citra yang begitu lihai menyiapkan semuanya. Kemudian mereka makan bersama dengan tenang setelah beberapa saat selesai makan siang Citra pun ke kamar mandi untuk memperbaiki penampilannya, karena setelah ini dia dan Dimas akan Meeting.

Hari ini dikantor penuh kesibukan, sampai tidak terasa telah tiba jam pulang kerja Citra dan Dimas pulang kerumah bersama. Dengan kerja di tempat yang sama dan selalu bersama tidak membuat mereka bosan atau sebuah pertengkaran justru dengan saling bersama setiap Waktu mereka semakin dekat, saling menyemangati dan berjuang membesarkan Perusahan bersama.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Terimakasih telah membaca novel ini. Sebagai penyemangat dan dukungannya, jangan lupa untuk Like, Subscribe, Komen dan Vote.

\* ANATA🍎\*

bertemu teman lama

Sebagai sekertaris Citra tentu akan menemani Dimas bertemu klien penting siang ini di Restoran, pertemuan pun berjalan lancar dan klien sudah pergi sepuluh menit yang lalu. Dimas dan Citra memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum kembali ke kantor setelah beberapa saat kemudian mereka telah menyelesaikan makanan mereka.

"Ayo kita kembali kekantor, sayang." Ajak Dimas setelah menyelesaikan makannya.

" Maaf Mas,,, Aku ke toilet sebentar iya mas." Ucap Citra

"Iya Sayang gapapa, kalau begitu mas tunggu dimobil Iya?" Sahut Dimas dengan lembut.

"Oke Mas..." Citra pun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju toilet dan Dimas pun berjalan menuju parkiran tempat mobilnya berada, saat Citra keluar dari toilet Citra tidak sengaja menabrak tubuh seseorang sehingga tubuh orang itu terhuyung ke belakang sampai terjatuh ke lantai.

Bugh!!!

"Akh..." Orang itu meringis ke sakitan.

"Aduh,,, Maaf mbak saya gak sengaja mari saya bantu." Ucap Citra lalu mengulurkan tangannya untuk membantu wanita yang dia tabrak itu.

Wanita yang terjatuh itu masih menundukkan kepalanya, dengan sedikit ragu Wanita itu menyambut tangan Citra lalu berdiri.

"Sekali lagi Maaf ya, saya tadi jalan terburu-buru sehingga membuat kamu terjatuh tapi sungguh saya tidak sengaja." ucap Citra sambil menatap Wanita itu dengan rasa bersalah, apa lagi Wanita itu meringis kesakitan dan terus menunduk membuat Citra tidak bisa melihat wajah wanita yang Citra tabrak dengan tanpa sengaja.

"Iya gapapa. Saya juga salah tidak memperhatikan jalan. Terimakasih sudah membantu saya.." Wanita itu mencoba menaikan wajahnya, sehingga mereka saling menatap satu sama lain dengan wajah tertegun dan terkejut.

Citra terperangah melihat wajah wanita itu.

" Anita,,, kamu Anita puspa kan? " Tanya Citra sambil menunjukkan jarinya ke arah Wanita itu.

"Iya, kami Citra larasati? " Anita Tanya balik karena dia merasa tidak percaya bisa bertemu dengan Citra.

Citra pun menganggukkan kepala lalu memeluk Anita dengan erat. "Aku kangen banget sama kamu ita, Kamu apa kabar? Kamu sama siapa dan Kamu kok bisa disini?" Tanya Citra beruntun sambil menatap Anita dengan mata berbinar dan senyum yang lebar.

Anita terkekeh. "Hehehe,,,, kamu itu selalu saja kalau bertanya seperti kereta panjang banget, gak berubah iya." ucap Wanita itu yang di panggil Ita oleh Citra.

"Hehehe,,, habis aku kaget liat kamu ada disini dan aku seneng bisa ketemu lagi." Citra tersenyum bahagia.

Anita menganggukkan kepala. "Iya aku juga seneng bisa ketemu lagi, setelah sekian lama Aku sendirian dan Aku berkerja disini sejak 1 bulan yang lalu. Kamu kesini sama siapa?" Tanya Anita.

"Aku tadi habis bertemu di klien, bersama suamiku. Aduh hampir saja aku lupa...." ucap Citra menepuk keningnya dia baru ingat bahwa suaminya sedang menunggu dimobil padahal dia tadi ijin ke toilet hanya sebentar.

"Aku lupa suami aku sudah nungguin di mobil, maaf ya kalau gitu aku pergi dulu ya. Nanti kita ngobrol lagi Aku harus balik kekantor lagi soalnya." Ucap Citra sedikit tidak rela meninggalkan sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu.

"Iya gapapa, Kita bisa ketemu lain waktu lagi." Sahut anita sebelum pergi Citra memeluk Anita. Kemudian berjalan keluar dari Restoran itu dengan berjalan cepat, takut sang Suami menunggu terlalu lama dan khawatir.

"Maaf aku lama mas." Ucap Citra memasuki mobil dan duduk di samping kursi kemudi yang di kendarai oleh Dimas.

Dimas mengerenyitkan dahinya. "Kenapa lama sekali sayang, apa perut kamu sakit? " Tanya Dimas dengan wajah khawatir menatap Citra.

Citra menggelengkan kepala. "Tidak Mas tadi aku tidak sengaja bertemu sahabat lama ku, ternyata dia berkerja di restoran ini jadi tadi ngobrol dulu." Ucap Citra tersenyum.

"Oh,,, Mas sangat khawatir baru saja Mas mau menyusul kesana, Mas kira kamu kenapa kenapa sayang." ucap Dimas merasa tenang setelah melihat Citra baik-baik saja lalu membelai kepala Citra dengan lembut.

Citra merasa bersalah. "Maaf sudah membuat Mas khawatir seperti ini." ucap Citra merasa bersalah sambil menata Dimas.

"Iya gapapa,,, yang penting kamu baik baik saja, Kalau begitu Kita kembali ke kantor sekarang iya Sayang?" Ucap Dimas lalu Citra menganggukkan kepalanya kemudian Dimas melajukan mobilnya meninggalkan Restoran itu.

Citra tersenyum bahagia. " Aku sangat senang bisa bertemu sahabatku kembali setelah beberapa tahun yang lalu, Aku tidak menduga kami bertemu lagi. Andai saja tadi dia tidak sedang berkerja, pasti sudah aku ajak pergi agar bisa berbicara lebih lama." ucap Citra.

"Kamu terlihat begitu bahagia Sayang saat membicarakan dia, sepertinya kalian berteman sudah lama iya." Ucap Dimas sesekali memandang wajah Citra.

"Iya Mas aku sangat bahagia, Mas tau sendiri kan selama ini aku tidak memiliki teman dekat selama tinggal dikota ini. Aku hanya merasa nyaman berteman dengan Anita karena dia adalah temanku dari kecil,bahkan aku sudah menganggapnya seperti saudariku." Ucap Citra dengan Tulus.

Dimas menggenggam tangan Citra dengan satu tangannya. "Aku senang jika kamu bahagia seperti ini." ucap Dimas.

"Mas jika weekend aku pergi menemui sahabatku itu boleh tidak, karena aku merindukannya dan aku ingin sekali berbicara lebih lama dengannya. Apakah boleh mas...?" Tanya Citra dan meminta ijin kepada Dimas.

Dimas menganggukkan kepala. "Iya Sayang boleh, tapi jangan terlalu lelah atau pun melakukan yang membahayakan calon bayi kita iya." Ucap Dimas memperingati Citra karena khawatir terhadap istrinya yang sedang hamil itu.

"Terima kasih Mas, aku janji akan hati hati-hati. Aku juga hanya ingin mengobrol dengan Anita disebuah restoran. Jadi Mas tenang aja Iya." Ucap Citra tersenyum dan meyakinkan, lalu Dimas menganggukkan kepalanya.

*****

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Terimakasih telah membaca novel ini. Sebagai penyemangat dan dukungannya, jangan lupa Like, Subscribe, Komen dan Vote.

\*ANATA🍎\*

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!