Tahun 2001 adalah tahun yang paling berharga dari dalam hidupku dan juga keluarga besarku, aku dilahirkan dari keluarga yang sangat berkecukupan, dimana ayah dan ibuku adalah orang tua yang sangat menyanyangi dan bertanggung jawab atas kehadiran diriku di keluarga ini.
Aku sangat disayangi dan di manja sama ke dua orang tuaku, apapun yang aku minta mereka berusaha untuk menuruti meskipun itu sangat susah dan permintaanku kadang-kadang juga sedikit mahal.
Tetapi ke dua orang tuaku selalu berusaha untuk menuruti semuannya, karena memang aku lahir dari keluarga yang bisa dibilang berkecukupan.
Papa ku adalah seorang pengusaha kecil-kecilan yang menjual bahan-bahan untuk membuat rumah, sedangkan mamaku bekerja di sebuah perusahaan di kota ku yang bergerak di pertambangan.
Saat ini aku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama , papaku selalu mengantarkan ku kesekolah, begitupun mamaku, sesibuk apapun ia pasti akan menyiapkan bekal makanan untuk aku bawa ke sekolah.
Aku adalah anak ke 3 dari 3 bersaudara. Kakak pertama namanya Dandi ( cowok) dan kakak ke dua namanya Ayu (cewek) . Mereka masih bersekolah, kak Dandi saat ini masih kelas 2 SMA, sedangkan kak Ayu masih kelas 3 SMP.
kami bertiga hidup sangat rukun, meskipun kadang-kadang kami suka bertengkar, tetapi selang beberapa jam kemudian kami akan kembali lagi bermain dan ngobrol seperti biasa.
Aku lebih sering bermain bersama kak Ayu, karena memang kita ini perempuan dan suka menonton film drama Korea, keseharian aku sering ku habiskan bersama kak Ayu.
Papa dan mama sering sibuk menghabiskan waktu bekerja, sedangkan kak Dandi sering nongkrong keluar bersama teman-temannya, jadi tinggal aku, kak Ayu dan pembantu saja yang ada di rumah.
Hari itu ku habiskan waktu dari pulang sekolah sampai sore itu bermain bersama kak Ayu, mulai dari bermain boneka-bonekaan, barbie, dan berbagai permainan lainnya.
"Tok.. tok.. tok" pintu rumah pun ada yang ketok.
"Siapa ya kak?" tanya Ani yang penasaran.
Lantas Ayu pun berdiri dan berlari menuju pintu rumah untuk membukakan pintu. Ternyata Dandi yang datang, habis selesai main sama teman-temannya.
"Lho, tak kirain siapa , habis darimana kak?". Tanya Ayu yang membukakan pintu.
"Habis dari main sama teman, dek, papa dan mama belum pulang ya?" Tanya Dandi ke Ayu.
"Belum kak, mungkin nanti agak sorean mereka balik". balas Ayu.
"ooohh gitu ya". Jawab singkat Dandi ke Ayu.
Merekapun masuk ke dalam rumah bersamaan, dan Ayu kembali menutup pintu rumah. Melihat Ani yang bermain sendirian, muncul ide jahil Dandi yang ingin mengerjai Ani.
Dandi pun berjalan pelan menuju Ani yang sedang duduk di lantai sambil fokus menyusun lego yang ia susun susah payah sebelumnya.
"Caagh" Dari arah belakang ANi , Dandi bersuara keras dan membuat Ani kaget, sehingga tidak sengaja ia menyenggol lego itu dan membuat legonya jadi berantakan.
Ani pun kaget dan menangis keras karena Dandi, lego yang sudah ia susun susah payah harus berantakan lagi. Ani marah ke Dandi.
"aAah, tuhkan jadi hancur"
" Aah, Apaan si kak?, Tuh lihat lego yang susah payah aku susun jadinya hancur lagi". sambil menangis Ani marah Dandi.
"ya elah dik, baru di kerjain segini aja udah marah sambil nangis". Dandi pun sengaja mengejek adiknya ini agar tambah keras lagi tangisnya.
" aku capek-capek menyusun lego ini tau, kakak ga tau si gimana rasanya dan capeknya menyusun lego ini", Teriak keras Ani.
" udah deh dik , jangan drama, kan bisa disusun lagi dari awal". ejek Dandi sambil mengulurkan lidahnya.
Ayu yang masih di depan pintu rumah, Mendengar keributan langsung berlari dan melihat apa yang terjadi.
"Ada apa ini? , kok kamu menangis dik?".
"gara-gara kak Dandi yang nakal itu". sambil menangis Ani menjawab pertanyaan Ayu.
"emangnya diapain sama kak Dandi"?.
karna Ani tidak menjawab dan terus menangis akhirnya Ayu mencoba menenangkan Ani dan mengusap air matanya yang terus mengalir dari pelupuk mata. Beberapa menit kemudian Ani mulai tenang dan tangisannya sudah berhenti.
Dandi yang masih tertawa ngejek pun kemudian masuk ke kamar dan bilang ke Ani.
"uuhh cengeng".
mendengar itu Ani kemudian nangis lagi dan membuat Ayu sampai bilang ke Dandi.
" Udah kak, kasian Ani , janganlah begitu ke adik ".
Dandi tidak menghiraukan perkataan Ayu dan masih tetap berjalan santai ke kamar sambil mengejek Ani.
Ayu kemudian menyuruh Ani untuk mesuk ke dalam kamar, sedangkan Ayu datang ke kamar Dandi untuk menyuruh Dandi meminta maaf ke Ani atas apa yang ia lakukan tadi.
"Kak, kenapa si suka banget melihat Ani nangis?" Tanya Ayu sambil melihat Dandi .
"emangnya kenapa? ga boleh kah? ". Saut Dandi sambil menatap wajah Ayu.
"janganlah begitu kak, Papa dan Mama kan berpesan ke kita untuk menjaga Ayu.
" Iya tahu, aku kan hanya bercanda dan iseng saja tadi, bukan berarti aku ga sayang ya sama Ani" Ucap dandi sambil melotot kearah Ayu.
"Ya, sudah kalau begitu, minta maaflah sama Ani kak". Lalu Ayu juga ikutan melotot ke arah Dandi.
"Eh kamu ngapain ikut melotot ?, mulai berani ya kamu sama aku?" tanya kesal Dandi.
"he he he he, nggak kak aku cuma bercanda aja". Sambil cengengesan Ayu menjawab pertanyaan Dandi.
" sudah, sana temui Ani dan minta maaflah ke dia". Ayu pun menarik tangan Dandi untuk mengarahkan Dandi menuju kamar Ani.
"Tok... tok... tok". Ayu pun membuka pintu kamar Ani.
Ayu pun menghampiri Ani yang sedang duduk di meja sambil membaca buku, dan bilang bahwa Dandi akan meminta maaf atas kesalahan yang ia lakukan tadi.
"Dik , Kakak Dandi mau minta maaf ke kamu ya?" ucap Ayu sambil menyuruh Dandi untuk masuk ke dalam kamar.
Dandi pun lantas masuk ke kamar dan berkata ke Ani.
" Maaf ya dik, tadi Abang tidak sengaja membuat mu jadi marah, nanti kita main sama-sama ya, kita susun lego itu lagi". Dandi pun lantas memeluk tubuh Ani.
" Janji ya kak, Untuk membantu menyusun lego itu lagi!" tegas Ani.
"Iya, abang janji".
" jangan diulangi lagi ya bang Dandi"! tegas Ani ke Dandi sambil menatap tajam ke arah Dandi.
Dandi pun hanya bisa tertawa terbahak-bahak saat Ani menatap tajam ke arah matannya, seakan-akan ia berani melawan Dandi.
Ayu pun ikut memeluk erat tubuh Ani dari belakang, akhirnya kakak beradik ini bisa baikkan lagi berkat Ayu yang selalu menjadi penengah dikala Dandi dan Ani bertengkar.
Suasana pun menjadi hangat, Dandi, Ayu dan Ani pun lantas pergi ke ruang tamu untuk menyusun lego itu lagi, singkat cerita akhirnya merek berhasil menyusun lego itu meskipun membutuhkan beberapa jam.
Jam makan malam pun tiba, seperti biasa mereka akan selalu bercerita keseharian yang mereka lalui, mulai dari Mama yang bercerita bahwa ada temannya yang resek, Dandi bercerita bahwa ia mulai jatuh cinta, Ayu yang bercerita kalau Dandi harini membuat Ani menangis.
Mendengar itu sontak membuat Papa dan mama mereka menjadi tertawa terbahak- bahak, hal itu sudah biasa bagi mereka. Bahwa Dandi sering jail ke Ani. Merekapun tidak mempersalahkan hal itu, selagi itu masih hal wajar.
Suasana makan malam begitu menyenangkan, tak terasa hampir malam , Papa dan mama akan masuk ke kamar, sedangkan Dandi, Ayu dan Ani masih berada di ruang tamu untuk menonton televisi sebentar.
" Nontonnya jangan sampai malam ya, besok kalian harus sekolah kan?". kata mama sambil menatap mereka bertiga.
Sebelum ke kamar, papa dan mama berpesan kepada mereka bertiga untuk mengunci pintu rumah.
Papa dan mama pun kemudian masuk kekamar , di dalam kamar papa tidak lupa untuk mengingatkan mama meminum obat yang sudah diresepkan oleh dokter.
Dandi, Ayu dan Ani tidak mengetahui kalau mamanya terkena penyakit yang bisa mematikan , mereka sengaja menyembunyikannya dari anak- anaknya agar tidak kepikiran.
" Pah, sudah beberapa tahun ini kita berhasil menyembunyikan penyakit yang mama derita ke anak-anak, apa kita bilang saja ya ke mereka ?" Tanya mama sambil meminum obat yang disodorkan papa.
"Gausah mah, ayah takut nanti mereka kepikiran, dan tidak fokus ke sekolahnya, lebih baik kita sembunyikan aja dulu". Ucap ayah sambil mengecup kening istrinya.
" Terimakasih ya, sudah merawat aku dengan sangat baik, sudah perhatian sama aku di kala kondisi yang tidak normal seperti dulu lagi". jawab mama sambil menatap sang ayah.
"Iya mah, aku akan merawat dan menjagamu, juga menjaga anak-anak kita". Ibu pun tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh ayah.
"kalau kamu mau, mending gausah kerja aja, fokus dulu kita menyembuhkan penyakit yang kamu derita". Lanjut ayah mengobrol sambil menatap ibu.
"Kalau aku berhenti kerja, gimana dengan kebutuhan kita yang semakin hari semakin mahal mas?". tanya ibu sambil menghela nafas.
"Penghasilan ku kayaknya sudah cukup untuk mengcover semua itu". Saut ayah dengan nada lembut.
"Nanti ya mas, aku masih kuat kerja, kalau sudah tidak kuat aku akan bicarakan lagi ke kamu". Ibu lantas tidur di kasur dan ayah juga ikut tidur sebelum ia mematikan lampu kamar terlebih dahulu.
Ayah dan ibu pun tidur sangat pulas di malam itu, karena memang mereka sangat capek harus bekerja seharian.
"ayo kita tidur". ucap ayah sambil mengecup kening dan bibir mama.
Dandi, Ayu dan Ani yang masih menonton televisi di ruang tamu , kemudian masuk ke kamar masing-masing karena mereka sudah mengantuk dan kata ayah dan ibu jangan begadang soalnya besok harus sekolah.
Keesokan paginya seperti biasa, ibu sudah bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan bekal buat bapak dan anak-anak. karena ibu sudah berjanji untuk selalu memasakan mereka bekal sarapan pagi. Dandi, Ayu dan Ani memang senang sekali dengan masakan sang ibu, jadinya ibu bela-belain bangun lebih awal untuk memasakan mereka meskipun ada pembantu di rumah itu.
tepat jam 7 pagi, Dandi, Ayu dan Ani sudah terbangun dari tidur mereka tadi malam, kemudian mereka langsung mandi untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.
Tidak lupa ibu mengajak mereka sarapan terlebih dahulu.
"Ayo Anak-anak kita sarapan dulu".Teriak ibu dari meja makan.
"iya sebentar mah". Sontak mereka berteriak bersamaan dari dalam kamar masing-masing.
" waaaah, keliatan enak ini mah"! Dandi pun keluar dari kamar pertama dan langsung duduk di meja makan, tidak lupa mengambil nasi.
" iya Dan, ini mama masak spesial buat kalian". sambil tersenyum ke arah Dandi.
Dandi pun lantas mengambil lauk pauk yang sudah disediakan diatas meja, pagi itu mama memasak, sop daging , telur mata sapi, dan juga rendang.
"HEY, kalian berdua, ayo keluar kamar dan makan, sebelum aku habiskan semuannya,"! teriak Dandi ke adik-adiknya.
" Ada sosis bakar, Ada ayam bakar kesukaan kalian nih". Imbuh Dandi agar Ayu dan Ani semakin cepat datang. Karena memang Ani sangat suka sekali dengan sosis bakar.
" ussttt, jangan dibohongi begitu adikmu Den". tegas ibu.
"iya mah, kan cuma bercanda". sambil makan dengan lahap nya dan menoleh ke arah mama.
Ayu dan Ani pun keluar dari kamar dan langsung berlari kemeja makan.
"beneran mah, ada sosis bakar?!. Tanya Ani dengan muka menggemaskan ke arah mama.
"Tidak nak, Kak Dandi hanya bercanda aja tadi". Jawab ibu sambil mencubit paha Dandi.
Bapak pun keluar dari kamar dan bersiap untuk berangkat kerja.
"Pah, kamu enggak makan dulu?". Tanya mama.
"Enggak ma, aku buru-buru, tadi sudah ditelepon sama karyawan katanya ada pembeli yang mau beli barang banyak, karyawan kita tidak ada yang bisa menghandle". jawab Ayah sambil mengambil telor , lalu berpamitan.
"ohh yaudah, hati-hati dijalan, jangan lupa berdoa", Ucap singkat mama.
Setelah anak-anak semua sudah sarapan pagi, Ibu pun langsung mengambil bekal yang sudah ia siapkan dari tadi. Dan menyuruh mereka untuk menghabiskan makanan, jangan pernah menyisakan atau pun membuang makanan ini. Banyak sekakli diluar sana yang susah untuk makan.
Merekapun serentak mengiyakan apa yang Mama bilang, lantas Dandi berangkat duluan kesekolah menggunakan taxi , kemudian disusul Ayu dan Ani yang juga menggunakan taxi.
Mama lantas mandi dan bilang ke pembantu untuk membersihkan meja makan. pada saat mandi itulah tiba-tiba mama batuk dan keluar darah dari batuknya itu, mama pun kaget dan sedikit sedih melihat ini semua, karena penyakit yang ia derita semakin hari semakin parah, meskipun sudah minum obat.
Karna ia tidak ingin kelihatan sakit didepan anak-anak dan juga teman-temannya di kantor , mama selalu berusaha melawan rasa sakit dengan cara tersenyum lewat cermin yang ada di kamar mandi.
"Aku harus kuat, aku harus bisa melawan ini semua , demi keluargaku".
Selesai mandi, mama pun berangkat menuju kantor menggunakan mobil, di dalam perjalanan ke kantor, lagi-lagi ia muntah darah, yang membuat sedikit semangatnya di hari itu memudar.
Dia tetap pergi kekantor meskipun ia tahu kalau kondisi ini sudah tidak fit seperti dulu lagi.
Sore hari tiba, waktunya pulang dari kantor, mama sudah disambut oleh anak-anak nya yang duluan tiba di rumah.
"tok.tok.tok" mama mengetuk pintu rumah. Ani pun membukakan pintu dan menyambut senang mamanya sudah pulang dari bekerja.
"Mama". Ani lantas memeluk mamanya.
"ayo , kita masuk sayang". ajak mama.
Merekapun masuk kedalam rumah. didalam rumah mama melihat anak-anak nya yang lain sedang bermain bersama.
" Nak kalian mainlah yang akur ya, mama mau istirahat dulu". ucap mama dengan wajah yang sedikit lesu.
Dandi yang mengetahui mamanya hari ini sedikit berbeda langsung mengikuti dari belakang dan mengintip dari celah pintu , menunggu sebenarnya apa yang terjadi pada mamanya. Biasanya mama datang dengan wajah yang tersenyum, kali ini ia datang dengan sedikit lesu.
Didalam kamar mama kemudian batuk darah lagi, mama lantas menutup mulutnya dengan tangan dan melihat darah keluar dari batuknya itu. Dandi yang melihat itu pun kaget , daan dubraak....!!!
"Mah , kenapa bisa keluar darah begitu batuknya?" Tanya dandi yang penasaran.
Melihat Dandi yang sudah dihadapannya membuat mama tidak bisa berkata-kata lagi.
"Nak, kamu duduklah disini, disamping mama".
Dandi pun lantas berjalan menuju kasur dan duduk disamping mama. karena penasaran Dandi pun bertanya lagi.
"Mama, kenapa? kenapa bisa keluar darah dari batuk?. Tanya Dandi dengan wajah penasaran.
"Mama sebenarnya sudah lama kena penyakit nak, kata dokter sudah sangat mustahil untuk disembuhkan, mungkin hidup mama tidak akan lama lagi." jawab mama sambil menahan air mata.
"Kenapa mama tidak cerita sama kami? , kami ini anakmu, meskipun kami kecil dan tidak tahu apa-apa masalah penyakit, setidaknya kami bisa menghiburmu atau pun memberimu semangat". Dandi pun ngomong sambil dengan muka marah.
"Bukan begitu nak, mama hanya tidak ingin kalian memikirkan penyakit mama, mama mau kalian fokus sekolah." mama pun akhirnya menangis, karna mendengar apa yang Dandi ucapkan tadi, dia mulai berpikir anak sekecil ini bisa memiliki pola pikir yang luar biasa.
" Mama seharusnya tidak perlu menutupi, kita ini keluarga, Dandi akan berusaha membantu mama dengan cara Dandi sendiri". kata dandi sambil matannya berkaca-kaca.
"iya makasi ya nak, kamu memang anak yang baik, jikalau nanti nak mama sudah tiada, kalian bertiga jangan pernah membantah apa yang papa suruh ya, percayalah papa itu sayang banget sama kalian".
Mendengar hal itu semakin membuat Dandi semakin sedih, ia tidak mampu lagi buat berkata-kata, ia hanya menangis sesenggukan di hadapan ibunya.
"Kamu jangan nangis nak, semua akan merasakan yang namanya kematian, tinggal menunggu kapan waktunya, tapi mama janji mama akan berusaha untuk sembuh buat kalian semua".
Dandi hanya bisa menangis, tanpa memberikan satu katapun, karena setiap kata yang keluar dari mulut mama itu terlalu menyakitkan, sebab kepergian bukan sekedar hal sederhana. Setiap kata yang keluar dari mulut ibu, seperti persiapan perpisahan yang tidak akan pernah Dandi nantikan sampai kapanpun.
"ohh iya, ibu titip satu lagi sama kamu, jangan pernah ceritakan ini sama adik-adik ya, agar mental mereka tidak terguncang".
" Dandi sayang sama mama".
hanya itu yang bisa keluar dari mulut Dandi, suasana di kamar pun sangat menjadi hening setelah mereka berhenti menangis.
"MAAF YA, KALAU SELAMA INI MAMA TIDAK PERNAH CERITA KE KALIAN". Mama pun tersenyum dan mencium kening Dandi.
"MAAF JUGA KALAU SELAMA INI, IBU MUNGKIN MENYUSAHKAN KALIAN".
" Jangan ngomong begitu ma, cukup Dandi sudah tidak kuat mendengarnya, mama minum obat ya, semoga Tuhan mencabut penyakit yang mama derita selama ini."
Mama pun mengucapkan terimakasih ke Dandi atas doa yang ia berikan, Mama kemudian menyuruh Dandi untuk keluar kamar dan bermain lagi bersama adik.
Ayah akhirnya pulang kerumah setelah seharian putar otak dan mengeluarkan banyak tenaga, karena hari ini bisnis sangat ramai.
"Tok.. tok.. tok" Dandi membuka pintu dan melihat ayah membawa banyak camilan buat mereka.
"Hey, anak-anakku sayang, hari ini Ayah banyak bawa camilan, sini duduk di sofa".
Ayah pun membagikan camilan itu satu persatu, mulai dari Ani yang paling kecil mendapatkan dua coklat dan satu ciki, sedangkan Ayu mendapatkan dua buah coklat juga tetapi beda merek dengan Ani dapatkan, dan Dandi mendapatkan ciki yang lumayan banyak.
"Gimana hari ini kalian disekolah?"
Meskipun sangat sibuk, Ayah tidak lupa menanyakan hal-hal penting ke anak-anak nya, mulai dari sekolah, rumah, dan kegiatan lainnya.
" baik-baik saja yah, tidak ada masalah" jawab Ayu dan Ani sambil menikmati cemilannya, tidak lupa juga mereka mengucapkan terimakasih ke ayahnya.
"kamu kok tidak menjawab pertanyaan ayah Dan? kamu ada masalah kah?" tanya ayah penasaran sambil melihat Dandi.
"Tidak yah, tidak ada masalah". Jawab Dandi sambil memandangi kedua adik-adiknya yang lagi menikmati cemilannya masing-masing.
Ayah pun senang mendengar hal itu, kemudian ia masuk ke dalam kamar sambil membiarkan anak-anak duduk di sofa menikmati makanannya.
Didalam kamar ia melihat mama yang sedah berbaring di kasur dengan sedikit lemah letih.
" eeh yah, kamu sudah pulang?, anak-anak kemana?, apakah masih di sofa? ". Tanya mama yang masih berbaring dengan mata merem tetapi tidak tidur.
"iya, mereka masih di sofa, tadi aku belikan mereka cemilan, karena hari ini toko sangat ramai, jadi aku kasih mereka sedikit hadiah", jawab ayah sambil membuka baju dan langsung duduk dikasur disamping mama.
"oooh, syukurlah kalau begitu, aku pikir mereka keluar , aku tidak sempat menemani mereka, hari ini kondisiku tidak seperti biasannya, mungkin kurang istirahat". sambil memegang tangan ayah, mama terlihat begitu lelah.
" baiklah, mama istirahat saja ya, biar aku yang beli makanan untuk makan malam nanti". Ayah pun melepas genggaman tangan mama, kemudian pamit untuk membeli makanan.
" makasi ya mas, sudah mengerti kondisiku ".
Mama pun tersenyum kearah ayah, dan ayah juga membalas senyumannya mama.
" Anak-anak hari ini mau makan apa?" tanya ayah sambil jalan menuju mereka dari dalam kamar.
" aku ayam goreng yah". saut Ayu.
" aku juga sama yah" Ani pun juga ikut memesan ayam goreng, tinggal Dandi yang belum menjawab.
" kamu mau apa Dan? , kayaknya dari tadi kamu tidak bersemangat, ada apan sebenarnya?" tanya ayah dengan lembut.
" aku juga sama yah, aku mau ayam goreng juga , dan aku tidak kenapa napa, hanya capek saja".
Dengan sedikit menahan air mata , Dandi menjawab pertanyaan ayahnya, seakan dia masih kepikiran sama apa yang mamanya bicarakan tadi sama dia.
" ya, sudah kalian tunggu ayah ya, ga lama kok".
Dandi, Ayu, dan Ani pun memutuskan untuk mandi, supaya selesai mandi bisa langsung menuju meja makan.
Dandi kemudian mau masuk ke kamar mama untuk mengecek kondisinya, Dandi memandangi mamanya dari luar kamar, karena lagi tidur akhirnya Dandi tidak jadi masuk kedalam, Ia tidak ingin menganggu mamanya yang lagi beristirahat.
Tiba-tiba mama batuk keluar darah lagi, Dandi yang sedari tadi diam dipintu kamar kemudian masuk ke dalam membantu mamanya.
"mah, mama tidak apa-apa kan?" Jawab Dandi dengan perasaan campur aduk.
"kamu jangan khawatir nak, mama hanya batuk saja , tidak ada apa-apa". sambil melihat wajah polos Dandi.
Dandi kemudian berinisatif untuk mengambilkan mamanya minum.
"Ini mah, mama minum dulu" sambil menyodorkan segelas air ke mamanya.
"iya, makasi ya sayang , ayah sudah jalan beli makan nak?" tanya mama sehabis minum air.
" sudah mah". Dandi dengan wajah sedih melihat kondisi mamanya yang seperti ini.
"syukurlah nak, mama mau istirahat lagi ya, makasi sudah mengambilkan mama air minum ".
Dandi kemudian keluar kamar setelah membantu mamanya itu berbaring di kasur, tidak lupa juga ia menyelimuti mamanya.
Ayah pun datang dari membeli makan dari luar, kemudian langsung menuju dapur untuk menyuruh pembantunya menyiapkan semua peralatan makan.
" mah, ayah mandi dulu ya, nanti kita keluar bareng untuk makan bersama anak-anak".
"iya yah, aku juga mau rebahan sebentar".
Ayah kemudian mandi dan setelah itu langsung mengajak mama keluar untuk makan malam bersama-sama.
" ayo anak-anak, makanan sudah siap, kita makan bersama", teriak ayah yang sudah duluan di meja makan.
Mendengar ayah memanggil, anak- anak pun keluar dari kamar menuju meja makan yang terletak di dapur.
Di meja makan yang bundar itulah mereka makan malam sambil bercerita satu sama lain. Ayu dan Ani kelihatan sangat lahap menyantap makanannya, begitupun juga dengan ayah, sedangkan ibu hanya makan setengah saja.
Dandi yang biasanya keliatan ceria, pada hari itu terlihat sangat murung dan tidak semangat untuk makan makanan yang sudah tersedia di hadapannya.
" kamu dari tadi kelihatan murung Dan, jujur saja sama ayah , kamu kenapa?". tanya ayah sambil menatap wajahnya.
Dandi tidak menjawab sama sekali pertanyaan ayahnya, ia kemudian menggerakan tanganya untuk membuka bungkusan makanan yang sudah ada di hadapannya. Dandi kemudian makan perlahan sambil menahan air matanya agar tidak keluar.
" kamu, bisa jawab pertanyaan ayah gak?, dengan sedikit nada kesal ayahnya bertanya.
" aku mau bertanya, tetapi pas selesai makan dan tidak ada Ayu dan Ani disini".
Ayah pun mulai sedikit curiga, kalau Dandi sudah tau tentang rahasia yang ia sembunyikan darinya juga ke Ayu dan Ani.
"baiklah, kamu habiskan makannya, nanti tanyakan ke ayah apa yang kamu mau tanyakan".
Ayu dan Ani yang sibuk menghabiskan makananya tidak mendengar sama sekali percakapan antara ayah dan kakaknya Si Dandi, karena mereka lagi menikmati ayam goreng kesukannya.
Selesai Ayu dan Ani makan , ayah menyuruh mereka untuk mencuci tangan dan masuk ke kamar untuk belajar.
" Ayu dan Ani, kalian sudah selesai makan? kalau sudah jangan lupa mencuci tangan dan langsung masuk ke kamar untuk belajar ya". Ucap ayah sambil menatap mereka.
Ayu dan Ani pun menuruti perintah ayahnya, mereka langsung masuk ke kamar masing-masing. hanya tinggal mereka bertiga lah yang tersisa di meja makan itu.
" baiklah Dan, kamu sudah selesai makan kan?, sekarang kamu mau bertanya apa? ".
"Kenapa ayah dan mama menyembunyikan penyakit yang diderita mama selama ini?, apa kami sebagai anak kalian tidak pantas tahu akan hal itu?" Dandi bertanya dengan sangat serius dan menatap wajah ayahnya dengan sangat serius pula.
" apa maksud kamu Dan?, ayah tidak mengerti , penyakit apa yang kamu maksud?, Ayahnya tidak berani menatap wajah Dandi dan hanya melihat ke arah mamanya.
" yah , Dandi sudah tahu semuanya, tadi tidak sengaja ia melihat ku batuk dan dari batuk itu keluar darah, jadi kita tidak bisa menyembunyikannya lagi ke Dandi". Jawab ibu dengan suara yang sedikit pelan.
" Tetapi Ayu dan Ani apakah mereka tahu juga?", tanya ayah yang sedikit terlihat tak percaya kalau Dandi sudah mengetahuinya.
" Tidak, hanya aku saja yang tahu, mereka belum tahu apa-apa". Jelas Dandi ke ayahnya.
" baiklah kalau begitu , berhubung kamu sudah mengetahuinya Dan , jadi ayah tidak bisa menutupinya lagi".
Ayah pun menjelaskan tentang penyakit yang diderita mamanya. Ayah bilang kalau mama terkena penyakit yang mematikan, setiap hari mama harus minum obat yang sudah diresepkan oleh dokter, dan kondisi mama tidak akan bisa sembuh seperti dulu lagi. Jadi kalau mama tidak meminum resep obat itu, ia akan merasakan sakit hebat di dadanya.
Selama bertahun-tahun ayah dan mama menyembunyikannya dari kalian, kedua orang tuanya tidak ingin melihat Dandi dan adik-adiknya jadi sedih.
" Sekarang kamu sudah tahu Dan, jadi jangan bilang ke adik-adikmu ya, cukup kamu saja yang tahu".
setelah ayahnya berbicara, tanpa basa-basi Dandi langsung berlari kekamar dan mengunci diri di kamar. Di dalam kamar Dandi terlihat sangat sedih mendengar hal itu, ia menangis sesegukan sambil memegang foto keluarganya.
Ayahnya mencoba untuk masuk ke dalam kamar Dandi, tetapi tangan ayah langsung diambil oleh tangan mama.
" Biarin aja Dandi sendiri dulu di kamar yah, mungkin dia sangat sedih, besok saja kita kasi Dandi pengertian, sekarang sudah malam, kita istirahat saja ke kamar".
Ayah pun setuju dan menyuruh mama untuk masuk duluan ke kamar, ia akan mengunci pitu rumah dahulu baru masuk ke kamar.
Didalam kamar ayah memberikan mama obat yang harus mama minum. Setelah minum obat mama dan ayah akhirnya memutuskan untuk tidur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!