*Di tengah malam yang sunyi, dan bulan bersinar terang, suara jangkrik menghiasi malam, di tengah kota yang damai, Arstanta berjalan sempoyongan tanpa arah dan tujuan untuk mencari makanan*
BRAKKK...
Arstanta terjatuh karena tidak kuat menahan lapar yang dia alami sambil memegang perutnya.
"Siapapun, tolong berikan aku makanan." Arstanta berkata dengan pelan dan lemas.
Badannya yang sudah sulit untuk bergerak karena kelaparan, hanya bisa diam membatu.
Dia hanya berharap ada orang lain yang mau membantunya.
"Tolong... Siapapun, aku mohon." Arstanta menangis dengan suara yang pelan dan menahan lapar yang dia derita sembari berharap.
TAP... TAP... TAP...
Dia mendengar suara langkah kaki dan menoleh untuk melihatnya.
Ketika dia menoleh ke arahnya orang tersebut terlihat kaya, dengan jas dan dasi yang dikenakannya.
Orang itu juga memandanginya dan melihatnya dengan tatapan yang merendahkan.
"Hei, apa yang kau lakukan dengan berbaring disana orang miskin? Kau menghalangi jalanku..!!" orang itu berkata dengan nada yang tegas dan emosi.
Lalu dengan tega, tiba-tiba orang itu menendang Arstanta dengan cukup keras.
BRAKK...
Setelah menendang Arstanta dengan tega, orang itu menginjaknya seperti tidak ada apa apa di depannya, dan dia pun pergi seperti seseorang yang tidak memiliki salah apapun.
Arstanta menangis karena perbuatannya yang kejam kepada dirinya.
Dia menatap langit sembari bertanya kepada langit.
"Kenapa dunia sangat kejam? Apa salahku? Kenapa orang orang kaya bisa melakukan hal seperti itu kepada orang miskin? Bukankah ini tidak adil?!!" Arstanta berkata dengan nada sedih sembari menangis.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari belakang dirinya.
TAP.. TAP.. TAP.. TAP..
Arstanta tidak menoleh sedikit pun karena dia takut hal yang sama akan terjadi lagi pada dirinya.
Orang tersebut menunduk dan memegang badannya dengan lembut.
"Apa kau lapar?" tanya orang itu dengan nada khawatir dan santai.
Arstanta hanya terdiam dan menahan air matanya keluar agar dia tidak di perlakukan buruk lagi.
"Ada apa? Apa kau takut kepadaku?" tanya orang itu dengan nada penasaran dan khawatir.
Arstanta pun memberanikan dirinya untuk menatap orang tersebut.
"Aku tidak takut padamu, hanya saja ada seseorang yang sepertimu tiba-tiba melakukan hal yang buruk padaku." jawab Arstanta dengan nada sedih dan sedikit ketakutan.
Orang tersebut menatapnya dengan tulus dan sedikit tersenyum.
"Kau pasti lapar, ayok ikut aku." orang tersebut berkata dengan nada mengajak dan santai.
"Apa kau tidak akan terkena masalah?" tanya Arstanta dengan nada khawatir.
"Tidak usah dipikirkan.. Aku hanya ingin membantumu." jawab orang tersebut dengan nada santai.
Arstanta pun berdiri dengan perut yang masih keroncongan.
Orang tersebut tiba-tiba memegang tangannya, dan dia pun langsung menarik Arstanta dengan santai ke sebuah restoran berbintang.
Arstanta merasa tidak enak dan malu ketika dia memasuki restoran mewah itu, karena baju yang dipakai Arstanta terlihat seperti baju seseorang yang ingin pergi bermain.
Ketika mereka berdua sudah duduk di kursi mereka, orang tersebut tiba-tiba menanyakan nama Arstanta.
"Siapa namamu?" tanya orang tersebut dengan nada santai.
"Arstanta." jawab Arstanta dengan nada sedikit malu dan tidak enak ke orang tersebut.
"Ohh.. Nama yang bagus, namaku Radhel aku adalah pengusaha." Radhel berkata dengan nada santai lagi.
"Kenapa kau mau membantuku?" tanya Arstanta dengan nada bingung.
"Aku? Hmmm.. Aku ingin kau bekerja kepadaku." jawab Radhel dengan nada santai sembari tersenyum denga santai ke arahnya.
"Bekerja? Apa pekerjaan itu?" tanya Arstanta dengan nada penasaran.
Radhel hanya tersenyum ke arahnya.
"Sudahlah.. Apa kau mau menerimanya?" tanya Radhel dengan nada santai lagi sembari menggodanya.
"Aku akan mengambilnya dan bekerja padamu, setidaknya aku masih bisa bertahan hidup." Arstanta berkata dengan nada santai dan sedikit menuntut.
"Baiklah.. Aku akan menyetujuinya." jawab Radhel dengan nada santai sembari tersenyum.
Pelayan pun datang menghampiri mereka berdua dan langsung bertanya dengan sopan.
"Apa yang mau kalian pesan tuan?" tanya pelayan itu dengan nada sopan.
"Aku ingin Daging Steak ini 2 dan berikan aku 2 minuman soda juga." jawab Radhel dengan nada santai ke pelayan itu.
"Baiklah.. Mohon tunggu sebentar." pelayan itu berkata dengan nada yang santai sebelum dia meninggalkan meja yang sedang di duduki oleh Radhel dan Arstanta.
"Setelah makan kau bisa langsung bekerja denganku." Radhel berkata dengan nada santai.
Radhel pun mengeluarkan sebuah kertas dan menulis kata-kata perintah yang harus Arstanta lakukan di dalam pekerjaannya kali ini.
Radhel memberikan kertas itu ke Arstanta dengan santai.
Dan Arstanta pun menerimanya.
"Ini adalah pekerjaan yang cukup penting, aku harap kau tidak mengacaukannya." Radhel berkata dengan nada santai.
"Aku akan berusaha sebisaku." jawab Arstanta dengan nada santai dan percaya diri.
Radhel pun hanya membalasnya dengan senyuman di wajahnya.
Beberapa waktu berlalu, mereka berdua sudah selesai makan dari restoran itu, dan mereka berdua berjalan berdampingan.
"Aku akan memberikanmu sesuatu, kau harus melakukannya kawan." Radhel berkata dengan nada santai.
Arstanta hanya mengikuti semua perintah Radhel, dan dia juga merasa harus membalas budi.
Radhel mengajak Arstanta menuju ke sebuah mobil yang berada di parkiran sebuah kantor.
Radhel membuka mobil tersebut dengan santai dan langsung mengambil barang yang dia bawa.
"Waktunya bekerja." Radhel berkata dengan nada santai.
Arstanta pun mengambil barang tersebut, dan dia merasa bingung.
"Apa ini? Sebuah Koper?" tanya Arstanta dengan nada penasaran.
"Itu bukan Koper biasa loh.. Jangan sampai kau membukanya sebelum kau sampai di lokasi mengerti?" Radhel berkata dengan nada santai dan sedikit tegas.
"Baiklah.." jawab Arstanta dengan nada santai sebelum dia pergi meninggalkan Radhel.
Ketika dia sedang membawa barang tersebut, dia pun membuka kertas yang telah diberikan oleh Radhel dan langsung membacanya.
"Ohh.. Jadi ini pekerjaanku? Baiklah apa boleh buat." Arstanta berkata dengan nada santai dan pasrah.
Dia pun langsung mengikuti semua petunjuk dan perintah Radhel yang sudah ditulis di kertas itu.
Ketika dia sampai di lokasi, Arstanta melihat sebuah bangunan gedung yang sangat besar, dia pun mencoba menerobos masuk ke sana agar dia bisa menyelesaikan pekerjaannya ini.
"Hmm.. Tembok dimana-mana, apakah tempat ini sangat rahasia? Atau hanya perasaanku saja?" tanya Arstanta dengan nada bingung ke dirinya sendiri.
Arstanta pun mencari celah diantara semua tembok-tembok yang kokoh dan tinggi itu, dan diatas tembok yang tinggi itu masih ada kawat besi yang terpasang disana.
"Hmm.. Aku rasa aku harus menggunakan akalku." Arstanta berkata dengan nada yang bersemangat sembari tersenyum.
Arstanta pun pergi menuju ke gerbang pintu masuk yang ada di belakang, dan dengan lincah dia memanjatnya dan langsung melompat ke bawah dengan sangat cepat.
"Hahaa..!! Aku masih hebat ternyata." Arstanta berkata dengan nada bangga.
Arstanta pun langsung menaruh koper yang sudah diberikan oleh Radhel tadi di tempat yang sudah dia perintahkan di kertas.
Dan Arstanta pun langsung meninggalkan lokasi tersebut dengan lincah dan cepat.
Arstanta terus berlari menjauhi lokasi itu dengan perasaan panik.
Dan tidak lama setelah Arstanta meninggalkan lokasi tersebut, tiba-tiba ledakan muncul dan membuat kerusakan yang sangat parah ke gedung tersebut
DUARRR...
Arstanta terus berlari meninggalkan lokasi tersebut, sampai tiba-tiba dia menabrak seseorang
BRAKK...
Orang yang di tabrak Arstanta terjatuh, begitu juga dirinya.
Ketika mata mereka saling menatap, Arstanta langsung merasa kesal dan marah.
"Kau orang yang tadi..!! Aku tidak akan memaafkanmu..!!" Asrtanta berkata dengan nada kesal sembari menyerangnya dengan pukulan.
Orang tersebut dengan mudah langsung membanting Arstanta ke tanah dan dengan cepat dia juga langsung menginjak wajah Arstanta dengan sepatunya.
Arstanta pun langsung tidak sadarkan dirinya.
Dan orang tersebut dengan santai berjalan melewatinya dan tidak peduli dengan nasibnya.
*Berpindah ke Radhel*
Beberapa saat setelah kejadian itu, Radhel melewati lokasi yang dia suruh ke Arstanta untuk memastikan pekerjaannya.
Ketika dia sedang berjalan santai, tiba-tiba dia melihat Arstanta yang sedang terbaring tidak sadarkan diri.
"Oii.. Apa yang terjadi?!!" Radhel berkata dengan nada khawatir dan langsung menghampirinya.
"Sial.. Kau bisa mati jika terus begini." Radhel berkata dengan nada khawatir dan panik.
Radhel pun tanpa berpikir panjang langsung membawanya ke rumah sakit.
*Disisi orang yang sudah menghajar Arstanta*
NITTT... NITTT... NITTT...
Orang tersebut pun langsung mengangkat teleponnya dengan santai.
"Ada apa?" tanya orang tersebut dengan nada santai.
"JJ.. Markas kita diserang..!!" orang lainnya itu berkata dengan nada yang sangat panik.
*Singkat cerita Radhel berhasil membawa Arstanta ke rumah sakit terdekat, dan dia juga sedang berfikir tentang penyerangan terhadap perusahaan milik JJ*
Radhel sedang berfikir dan mengira - ngira apakah JJ tau yang telah merusak kantornya itu adalah ulahnya. Radhel juga masih mencari kemungkinan bahwa JJ benar benar menyadarinya. Radhel tau JJ tidak sepolos itu, dan Radhel yakin JJ pasti menyadarinya.
*Di kantor milik JJ, JJ sedang berfikir dan mencari pelaku dari insiden yang tidak terduga ini*
"Hei kalian..! Apa salah satu dari kalian tau siapa orang yang melakukan ini?!" JJ berkata dengan suara yang emosi dan tegas kepada para Pekerja kantor disana yang sedang lembur.
Salah satu Pekerja mengangkat tangannya dengan ragu ragu "Aku melihatnya.. Itu terjadi begitu cepat." jawab pekerja tersebut dengan nada yang sedikit ragu.
JJ yang mendengarnya langsung menghampiri Pekerja tersebut sambil menahan emosinya "Ceritakan detailnya seperti apa, aku tau ini pasti ulah si Radhel." JJ berkata dengan nada kesal.
Pekerja tersebut langsung menceritakan tentang kejadian ini ke JJ "Aku melihat seorang anak remaja laki laki di belakang kantor, saat itu aku sedang melihat lihat pemandangan malam dari kaca lantai 2 kantor. Tiba tiba anak remaja laki laki itu menerobos pagar kawat yang dipasang di belakang kantor dengan nekat. Aku terkejut saat melihatnya, dia benar benar nekat menerobos banyaknya kawat disana, aku kira dia akan terluka parah atau semacamnya, tetapi ini seperti tidak mungkin." pekerja itu berkata dengan nada santai dan yakin.
JJ saat mendengarnya langsung mencurigai Arstanta, karena saat dia melihat Arstanta, dia terlihat panik dan takut sambil berlari dari arah kantor JJ.
JJ tanpa fikir panjang langsung memotong kata katanya itu dengan yakin ke Pekerja kantoran itu "Setelah itu dia berlari menjauhi kantor bukan? Dia menggunakan pakaian yang lusuh dan berbadan kurus." JJ berkata dengan nada santai sembari menebaknya.
Pekerja kantoran itu terkejut ketika mendengarnya "Itu benar, bagaimana kau tau?" tanya pekerja tersebut dengan nada bingung.
tanpa basa basi JJ langsung menelepon bawahan kepercayaannya
NITTT... NITTT... NITTT... NITTT
Alexxa yang mendengar Handphonenya berdering langsung mengangkatnya dengan santai "Ini aku JJ, Alexxa, cari seseorang dengan pakaian lusuh di kota. Dia menggunakan baju berwarna kuning polos dan celana olahraga berwarna hitam dengan motif dua garis lurus kebawah berwarna putih. Lakukan pencarian orang itu besok di Siang hari dan bawa dia ke hadapanku." JJ berkata dengan nada santai ke Alexxa.
Alexxa yang mendengar penjelasan JJ langsung menutup telepon JJ.
NIT...
Dia sedang bersantai sembari meminum secangkir kopi "Aku mengerti, waktunya berburu rusa nakal." Alexxa berkata dengan nada yang sombong.
Tanpa berfikir panjang Alexxa langsung mengambil senjata apinya "Waktunya bekerja kawan." Alexxa berkata dengan nada santai dan mempersiapkan senjata SCARS yang dia bawa.
JJ yang sadar teleponnya dimatikan merasa sedikit terhibur dengan tingkah laku Alexxa yang sombong dan sok tau "Dasar Perempuan aneh." JJ berkata dengan nada sedikit senang dan sedikit tersenyum disaat itu juga.
Salah satu Pekerja lembur disana bertanya pada JJ dengan nada sedikit ragu dan gugup "Boss.. Bukankah Alexxa sangat berbahaya untuk pekerjaan seperti ini? Bukankah dia juga salah satu dari para Pemimpin pasukan kepercayaanmu?" JJ yang mendengarnya langsung berfikir kembali "Kau benar.. Tetapi kau juga salah." Pekerja tersebut bingung dengan perkataan JJ "Apa maksudnya Boss?" JJ lalu menjelaskan dengan yakin dan tenang "Jangan pernah meremehkan seseorang, catat itu. Aku tau dia memang berpakaian lusuh dan terlihat seperti orang miskin. Tetapi, ada hal yang tidak kita ketahui tentang dirinya, yaitu bagaimana dia bisa menerobos banyaknya kawat di pagar belakang kantor? Ini terdengar tidak masuk akal bukan?" Pekerja tersebut mengangguk dan tersenyum dengan penjelasan yang disampaikan JJ kepadanya "Aku mengerti Boss, penjelasanmu dapat dimengerti dengan sempurna." pekerja itu berkata dengan tenang dan santai.
*Matahari mulai terbit, pagi hari telah tiba, dirumah sakit tempat Arstanta di rawat, Radhel datang kesana untuk menjenguk Arstanta*
Arstanta sedikit senang dengan kedatangan Radhel ke ruangannya "Halo Radhel.. Bagaimana keadaanmu? Apa kau sedang cemas? Wajahmu terlihat sedikit bingung." Radhel yang mendengar kata kata Arstanta langsung meresponnya dengan santai dan senyum "Bagaimana kau tau bocah? Kau bisa dengan mudah mengetahui keadaanku secepat itu ya?" Radhel sedikit kagum dengan Arstanta. Arstanta yang mendengar itu dari Radhel pun tersenyum senang "Itu mudah kok.. Kau hanya perlu menggunakan hatimu dan merasakan aura dari orang itu saja." Arstanta tersenyum dan dia berbicara dengan suara senang dan bangga. Radhel yang melihat Arstanta seperti itu pun ikut tersenyum juga.
Di tengah tengah kesenangan mereka berdua, Radhel mulai memasang wajah sedikit serius "Hati - hati mulai dari sekarang Arstanta, aku yakin orang itu pasti mengincarmu." Radhel memperingatkan Arstanta dengan khawatir.
Arstanta yang melihat perubahan suasana sedikit merasa cemas "Aku paham, aku akan lebih waspada mulai sekarang. Kau tenang saja Radhel, utamakan keselamatanmu dulu." Radhel yang mendengar kata kata Arstanta langsung tersenyum dan sedikit meremehkan Arstanta dengan candaannya "KAU PIKIR AKU AKAN MATI SEMUDAH ITU HAH?! Aku Radhel loh, Pembisnis terkaya di kota ini." Arstanta yang mendengarnya langsung sedikit mengejeknya "Aku tidak yakin kau terkaya di kota ini. Bajumu saja tidak menunjukkan bahwa kau adalah pembisnis dan orang kaya." Radhel yang mendengarnya sedikit kesal dan jengkel dengan Arstanta "HEI.. Tarik kembali ucapanmu itu keroco, walaupun bajuku cuma baju polos dan celana pendek, aku bisa membayarmu dengan gaji besar tau." Arstanta tertawa mendengar Radhel yang jengkel "Hahahaha, aku tau kok, tapi saat pertama kali kita ketemu, kau juga menggunakan kaos dan celana seperti itu juga bukan? Apa kau tidak mandi?" Arstanta terus mengejek Radhel yang sedang jengkel itu. Radhel yang mendengarnya langsung merasa sedikit malu dan tambah jengkel "SUKA SUKA AKU LAH..!!! MEMANGNYA APA URUSANMU?!" Arstanta tertawa lagi saat mendengarnya.
Radhel mengeluarkan Handphone terbaru dari saku celananya dan memberikannya ke Arstanta dengan wajah sedikit kesal dan jengkel "Kau membutuhkan ini bukan untuk pekerjaanmu?!" Arstanta yang terkejut merasa tidak enak dengan Radhel "Kenapa kau berikan ini? Aku kan bisa beli sendiri dengan uangku." Radhel yang mendengarnya lalu mengejek Arstanta dengan wajah mengejek dan merendahkan "Harga Handphone ini bisa menghilangkan setengah gajimu yang sekarang kau tau?! Kalaupun kamu mau beli sendiri sih, aku tidak melarangnya." Arstanta yang merasa jengkel dengan ejekan Radhel hanya bisa menahannya dengan geram "TCIH.. Suatu hari aku akan membalasmu Radhel." Radhel sedikit tertawa mendengar Arstanta yang jengkel.
Radhel sedikit menjauhi Arstanta, lalu dia menelepon seseorang "Rantara, aku ingin kau melakukan penyelidikan ke kantor JJ yang berada di Jalan Traksana nanti Siang." Rantara yang mendengarnya langsung tersenyum senang dan tertawa "Hahaha, perintah diterima Kapten, Rantara siap berlayar." Rantara langsung mengambil Jubah Angkatan Lautnya dan mengambil senjata api AKS47 miliknya "Waktunya berlayar hahaha." Rantara sangat senang dengan perintah ini dia bahkan merasa tidak sabar dengan pekerjaannya. Radhel langsung mematikan Telepon dengan Rantara.
NIT...
Arstanta yang mendengar suara Rantara sedikit bingung dengan Radhel "Siapa itu? Bawahanmu?" Radhel yang mendengar pertanyaan Arstanta langsung menoleh ke arahnya dan menjawabnya dengan santai dan bangga "Dia Rantara salah satu Pemimpin pasukan kepercayaanku." Arstanta yang mendengarnya langsung terkejut "KEREN..!!! Kau tidak pernah memberitahuku tentang ini." Radhel yang mendengar Arstanta langsung mengejeknya "Keroco tidak pantas tau." Arstanta yang mendengar itu langsung jengkel "APA MAKSUDMU RADHEL..?!" Radhel yang mendengar itu langsung mengejek Arstanta lagi "ADA APA..?! KAU TIDAK TERIMA HAH?!" Arstanta yang mendengarnya hanya bisa menahan emosinya dan rasa jengkelnya ke Radhel "KAU MENYEBALKAN!!!" Radhel yang mendengarnya hanya tersenyum licik dan menahan ketawa.
Arstanta langsung bertanya ke Radhel dengan penasaran dan rasa ingin tahu yang tinggi "Kenapa dia seorang wanita? Memangnya wanita kuat?" Radhel yang mendengar pertanyaan itu langsung menatap Arstanta dengan wajah yang tidak senang "Dia 100X lebih kuat darimu tau. Kau bahkan bisa dihabisi olehnya dengan mudah." Arstanta yang mendengar itu dari Radhel hanya bisa terdiam.
*Matahari terus naik semakin tinggi, dan Siang hari pun tiba. Di sebuah Jalan Raya Traksana, Rantara sedang mengendarai mobil Sedannya sambil melihat keadaan kantor JJ*
Saat Rantara sedang melihat lihat keadaan kantor JJ, Rantara sedikit terkejut dengan banyaknya orang disana dengan pakaian seperti Mafia, dan beberapa dari mereka memegang senjata api yang cukup berbahaya.
*Disisi lain*
Alexxa yang sedang mempersiapkan dirinya untuk menemukan Arstanta sedang berkemas dengan barang barang bawaannya dibantu oleh pasukannya "HEI KALIAN..!!! Lakukan dengan cepat, ini waktunya berburu" seluruh pasukan Alexxa menjawab dengan kompak "SIAP NONA!!!" mereka semua menjawab perintah Alexxa dengan kompak dan semangat.
Rantara yang sedang mengawasi kantor JJ dengan mobilnya terus memperhatikan gerak gerik pasukan Alexxa yang aneh "Ada apa dengan mereka? Ini sangat aneh, seperti ada seseorang yang memimpin mereka disana." Rantara berkata dengan nada curiga dan penasaran.
*Disisi Alexxa*
Alexxa memberikan perintah langsung ke para pasukannya "JANGAN BIARKAN ORANG LAIN MASUK UNTUK SAAT INI..!!! TEMPAT INI DITUTUP UNTUK SEMENTARA ATAS PERINTAHKU..!! ATAS NAMAKU ALEXXA MARINA..! MENGERTI..?!!" Alexxa berkata dengan tegas dan keras ke para pasukannya. "SIAP NONA!!!" mereka menjawab perintah Alexxa dengan kompak dan semangat. Alexxa lalu pergi menggunakan mobil biasa agar tidak dicurigai dan dapat berbaur dengan mobil mobil lainnya di kota.
BROOMM... BROOOMMM... BROOMM..
Alexxa merasa sedikit jengkel dengan mobil ini "Tcih, suara macam apa ini tidak keren sekali." Alexxa berbicara didalam hatinya dengan perasaan tidak puas.
Rantara yang melihat ada mobil yang keluar dari kantor JJ langsung mengikutinya dari belakang dengan jarak tertentu "Mencurigakan, apa mungkin dia adalah Pemimpin pasukan Mafia ini? Aku harus mencari taunya sendiri." Rantara berbicara dengan dirinya sendiri dengan rasa ingin tahu yang besar.
BROOOMMM....
*Setelah sekian lama mengikuti Alexxa, Alexxa akhirnya masuk ke sebuah parkiran Hotel bintang 5*
Rantara yang curiga pun mengikuti Alexxa masuk ke sebuah parkiran itu.
Setelah beberapa saat mencari mobil Alexxa, Rantara menemukan mobilnya, tetapi Rantara hanya menemukan mobilnya saja yang kosong tanpa ada pengemudinya di tempat parkir itu "Kemana dia ya? Apa mungkin dia masuk ke dalam?" Rantara bertanya tanya pada dirinya sendiri.
Lalu Rantara yang penasaran pun langsung parkir di dekat mobilnya Alexxa sambil mencari momen yang tepat untuk mencari tau siapa orang yang mengemudikan mobil ini.
*Beberapa saat berlalu tetapi Rantara tidak melihat tanda - tanda kemunculan pengemudi mobil ini. Dia pun keluar dari mobilnya karena mengira pengemudi mobil ini ada di dalam Hotel tersebut*
Rantara keluar dari mobilnya sambil membawa senjatanya untuk jaga jaga "Siapa orang itu ya? Aku penasaran, apa mungkin dia benar benar Pemimpin pasukan? Aarrgghhh..! Aku pusing." Rantara yang bingung dan hanya bisa menebak nebak terus pengemudi mobil ini yang menghilang entah kemana.
Alexxa yang sedang mengisi peluru senjata apinya di belakang Rantara dengan jarak yang lumayan jauh pun tersenyum.
TRAK.. TREKTEK..
Alexxa mulai mempersiapkan senjata SCARS nya saat itu juga dan mulai mengokang nya.
TRAKK..
Alexxa yang sudah sadar diikuti Rantara tanpa berfikir panjang langsung membidik kepala Rantara dengan senjatanya.
Rantara yang tidak sengaja melihat Alexxa sedang membidik dirinya dari kaca Spion mobil pun langsung menghindar dan bersembunyi di balik mobil untuk berlindung.
TAP.. TAP.. TAP.. TAP..
Alexxa yang senang dengan keadaan ini langsung tertawa dengan keras "HAHAHA..!!! KITA BERTEMU LAGI ANGKATAN LAUT BOD*H..!!!" Rantara yang menyadari suara itu adalah Alexxa langsung tersenyum dan tertawa juga "HAHAHAHA..!!! ALEXXA AKU AKAN MENGHABISIMU BAJING*N..!!!" Alexxa yang merasa tertantang dengan perkataan Rantara langsung menembakkan puluhan Peluru ke mobil tempat berlindung Rantara.
DORR.. DORR.. DORR.. DORR.. DORR..
Rantara langsung berlari ke mobil lainnya dan menembakkan puluhan peluru juga ke Alexxa
DORR.. DORR.. DORR.. DORR.. DORR..
Alexxa yang menghindari semua peluru dari Rantara langsung berlindung di balik tembok parkiran itu.
*Baku tembak terus terjadi disana, peluru yang terus menerus keluar dari senjata api mereka berdua menyebabkan banyak kendaran rusak parah. Bahkan sampai ada yang benar benar tidak bisa digunakan lagi karena dampak dari mereka berdua yang begitu dahsyat dalam bertarung. Tempat parkir Hotel itu telah berubah, yang tadinya tempat parkir umum, sekarang telah menjadi arena bertarung untuk mereka berdua*
*Orang orang berlarian kesana kemari tanpa arah untuk menyelamatkan diri mereka masing masing. Tempat parkir umum itu benar benar menjadi tempat bertarung*
Alexxa dengan percaya diri terus menembaki Rantara yang mencoba untuk menghindari peluru miliknya
DOR.. DOR.. DOR.. DOR..
Rantara yang merasa jengkel dengan Alexxa terus berlarian dan menghindar dari serangan Alexxa yang tiada ampun "SIAL..! Kapan dia akan mengisi peluru senjatanya?" ucap Rantara dengan kesal. Alexxa yang terus menerus menembak mulai berfikir tentang jumlah peluru dari senjata miliknya "HEI ANGKATAN LAUT..!!! MAU SAMPAI KAPAN KAU MENGHINDAR?!!!" Alexxa mengejek Rantara yang tidak bisa membalas serangannya yang bertubi tubi.
Rantara yang mulai kelelahan langsung bertaruh dengan lompat ke belakang secara tiba tiba sambil membalas serangan Alexxa
DOR.. DOR.. DOR.. DOR..
Alexxa yang terkejut karena serangan tiba tiba dari Rantara itu terdiam sejenak, sehingga pipinya tergores salah satu peluru dari serangan Rantara, dan mulai mengeluarkan sedikit darah. "BOLEH JUGA KAU..!!!" Alexxa berkata dengan sedikit jengkel dan kesal.
Rantara yang melihat Alexxa berhenti menyerangnya sejenak langsung bergegas mencari tempat berlindung di balik tembok parkiran seperti yang Alexxa lakukan.
Rantara langsung mengisi kembali peluru dari senjata miliknya
TRAKK.... KRETEK.. SRESEKK..
Alexxa yang khawatir dengan jumlah peluru didalam senjatanya pun mulai mengecek juga
TRAK..
Alexxa merasa sedikit panik karena pelurunya hanya tersisa 20 "Aku harus melakukan sesuatu." Alexxa tanpa berpikir panjang langsung mengeluarkan Handphonenya dan mulai menelepon salah satu pasukannya.
Rantara yang mendengar Alexxa sedang menelepon seseorang langsung menunjukkan dirinya dan menyerangnya secara bertubi tubi
DOR.. DOR.. DOR.. DOR.. DOR.. DOR.. DOR..
Alexxa yang tidak siap dengan serangan itu mendapatkan luka tembakan di lengan kanan dan perutnya "AARRGHH..!!!" Alexxa yang merasa kesakitan langsung berlindung kembali di balik tembok "Ini gawat, aku harus mengulur waktu." Alexxa berkata dalam hatinya dengan keadaan sedikit panik dan cemas pada nasib dirinya.
Rantara yang terus membidik tempat persembunyian Alexxa merasa khawatir, karena waktu terus berjalan dan dia tau posisinya ini mempertaruhkan nyawanya.
Rantara lalu menembakkan 3 peluru ke dinding tempat persembunyian Alexxa dengan jeda tembakan selama 1,5 detik
DOR... DOR... DOR..
Alexxa yang merasa khawatir mulai merinding mendengar suara tembakan milik Rantara. Alexxa terus bersembunyi disana sampai dia menemukan waktu yang tepat untuk serangan balik.
Beberapa saat berlalu, Alexxa tampak bingung dengan suasana sunyi ini "Ada apa ini? Apa dia tidak menyerang? Apa dia menungguku menunjukkan diriku? Ini gawat, aku harus bertaruh." Alexxa terus mencari cara agar dia bisa keluar dari situasi yang dialaminya sekarang.
Alexxa mulai memasukkan amunisi senjatanya ke senjatanya lagi dan mulai mengokangnya
TRAK... SRESEK..
Alexxa merasa ragu ragu untuk menunjukkan dirinya. Dia mulai menunjukkan senjatanya terlebih dahulu. Alexxa bingung, kenapa dia tidak menyerangnya? Bukankah ini kesempatan bagus jika dia bisa merusak senjata milik lawannya?
TAP.. TAP.. TAP.. TAP..
Alexxa mendengar suara langkah kaki seseorang yang sedang berlari mulai mendekat. Alexxa yang bersiap untuk menyerang langsung memegang senjatanya erat - erat.
Tidak lama kemudian, Alexxa mendengar suara yang memanggil dirinya "NONA..!!! DIMANA KAMU NONA..?!!! Alexxa yang mendengar suara pasukannya langsung merasa lega dan tenang "AKU DISINI..!!!" para pasukan Alexxa yang mendengarnya pun langsung berlari ke arah suara Alexxa. Dan Alexxa pun dibantu mereka untuk pergi dari tempat parkir itu.
*Disisi lain di dekat tempat parkir itu, Rantara sedang bersembunyi di Gang sempit agar dia bisa melarikan diri dengan aman*
Rantara menenangkan dirinya terlebih dahulu "Fiuhh..! Hampir saja aku mati." Rantara berkata dengan nada pelan dan perasaan lega. Rantara langsung membuka Handphonenya dan menelepon pasukannya
NITTT... NITTT... NITTT... NITTT...
Salah satu pasukan yang mendengar suara telepon dari dalam ruangan kantor pun langsung mengangkatnya "Halo.. Kami dari peru.." Rantara langsung memotong pembicaraannya dengan tegas "HEI..!! KIRIM SELURUH PASUKAN KE HOTEL BINTANG LIMA DI DAERAH RADOLF SEKARANG..!!!" pasukan yang menyadari itu suara dari Pemimpinnya pun langsung terkejut "SI..SIAP..!!!" pasukan tadi langsung mematikan telepon dengan Rantara dan memberitahu pasukan lainnya
NIT..
Rantara merasa lebih tenang sekarang dan dia mulai menatap langit dengan santai "Ini akan menjadi pertempuran yang sengit." Rantara berkata dengan nada yang tenang dan sedikit bersemangat.
Disaat saat ketenangan itu, salah satu pasukan Alexxa sedang berjalan jalan untuk mencari udara segar sambil bersantai.
Tiba tiba pasukan Alexxa yang sedang jalan jalan itu melihat Rantara di Gang sempit "Itu bukannya Pemimpin dari pasukan Heavy Sea?" dia mengambil Handphone dan langsung merekam Rantara dari belakang tanpa Rantara sadari.
Saat Rantara sedang menunggu pasukannya datang, tiba tiba dia mendengar suara tembakan dari belakangnya
DOR.. DOR.. DOR..
Rantara terkejut dan perlahan melihat kebelakang dengan wajah tidak percaya "To..tolong" dia berkata dengan suara yang melemah dan pelan sambil mengeluarkan air mata.
Rantara melihat salah satu pasukan Alexxa yang mengarahkan pistolnya ke arah dirinya.
Rantara yang terkena tembakan dari pasukan Alexxa pun terjatuh tidak sadarkan diri di Gang sempit itu, dan perutnya penuh dengan luka tembakan dari pasukan Alexxa itu.
Pasukan Alexxa itu membawa Rantara yang sedang tidak sadarkan diri itu ke Alexxa dengan penuh semangat.
Alexxa yang melihat salah satu pasukannya membawa Rantara langsung merasa senang dan bahagia "HAHAHA..!!! Kerja bagus pasukan, aku tidak menyangka kau bisa membuatku sesenang ini." ucap Alexxa dengan penuh semangat.
Pasukan yang mendapatkan pujian dari Alexxa hanya bisa terdiam dan merasa malu "Ti.. Tidak kok, ini hanya kebetulan hahaha." pasukan itu sebenarnya merasa senang tetapi dia menyembunyikannya dibalik wajah malunya. Alexxa yang memperhatikan tubuh Rantara tanpa berpikir panjang langsung memerintahkan semua pasukannya untuk mengawal tubuh Rantara yang sedang tidak sadarkan diri itu dibawa ke markas pusat "PASUKAN..!!! BAWA TUBUH RANTARA INI KE MARKAS UTAMA SEKARANG JUGA..!!!" Alexxa berkata dengan tegas dan senang.
*10 menit setelah keberangkatan pasukan besar Alexxa ke markas utama, pasukan Rantara baru sampai ke lokasi kejadian dengan senjata lengkap*
Salah satu pasukan yang baru sampai di dekat Hotel bintang lima itu turun dari mobil dan mulai mengecek sekeliling
TAP.. TAP.. TAP.. TAP..
*Pasukan itu pun tidak lama kemudian masuk ke sebuah tempat parkir yang berada disana*
"Lapor.. aku menemukan banyak sekali bekas tembakan dan peluru berserakan di tempat parkiran hotel." pasukan itu berbicara lewat Walkie Talkie ke seluruh pasukan.
Salah satu pasukan membalas laporan itu "Teruskan penyelidikan.. Aku akan mengirim 5 orang bersenjata kesana." pasukan yang sudah di parkiran itu membalas "siap" pasukan itu berbicara dengan santai dan tenang.
Saat terus menyelidiki tempat parkir itu, pasukan itupun menemukan darah di dekat tembok parkiran "Darah?!! Rantara, situasi apa yang kau alami sebenarnya." pasukan itu berkata dengan nada khawatir saat melihat darah ini.
Pasukan ini berpikir ini adalah darah milik Rantara, dan dia terus berpikir hal hal buruk tentang Rantara.
TAP.. TAP.. TAP..
Pasukan bersenjata akhirnya datang ke lokasi dan mereka terkejut saat melihat lokasinya "Ini gila.. Aku tidak percaya dengan pemandangan mengerikan ini." mereka melihat banyak sekali mobil yang rusak dan tembok yang penuh dengan bekas tembakan dimana mana.
*Kembali ke pasukan yang sedang menyelidiki darah*
"Pemimpin.. apa kau baik baik saja? Aku khawatir dengan keselamatanmu." pasukan itu berbicara dalam hatinya. Dia merasa sedih dan semakin khawatir saat memikirkan darah yang dia lihat.
Kelima pasukan bersenjata lengkap itu melihat pasukan yang sedang menyelidiki darah disana.
Mereka pun langsung menghampiri pasukan yang sedang menyelidiki darah disana "Hei.. Ada apa? Kenapa kau diam saja?" pasukan itu menoleh ke arah yang dilihat oleh pasukan yang menemukan darah "Darah? Hei kenapa kau tidak melaporkannya ke pasukan lain?!" pasukan itu berkata dengan sedikit emosi dan khawatir.
Salah satu dari kelima pasukan itu yang khawatir langsung melaporkan penemuan darah ini ke pasukan lainnya "Da.. Darah.. Kami menemukan darah seseorang disini." para pasukan yang mendengar informasi ini langsung terkejut dan panik. Salah satu pasukan membalas laporan tadi "Dimengerti.. Kami akan mencari keberadaan Pemimpin." pasukan itu pun mulai menyuruh seluruh pasukan untuk mencari Pemimpin mereka "LAPORAN DARURAT SEMUANYA..!!! SEPERTI YANG KALIAN DENGAR, CARI PEMIMPIN DIMANAPUN DIA BERADA SEKARANG..!!!" semua pasukan mulai berpencar dan mencari Rantara di sekitar hotel dan tempat tempat didekatnya.
Salah satu pasukan yang lewat dekat Gang sempit melihat darah di Gang itu "LAPOR..!!! AKU MENEMUKAN DARAH DI GANG SEMPIT DEKAT DENGAN TOKO ROTI" para pasukan yang mendengar itu mulai menyelidiki lokasi Gang sempit "Hmm.. Aku yakin Pemimpin ada disekitar sini." ucap pasukan itu dengan tenang sambil berjalan mencari informasi lain di Gang sempit itu. Disaat dia terus menyelidiki Gang itu, dia melihat 3 bekas peluru di tanah yang berada dekat dengan lokasi ditemukannya darah "Lapor.. Aku menemukan 3 buah peluru disini dan berada dekat dengan lokasi darah di Gang sempit." pasukan itu terus memperhatikan jenis peluru itu "Hmm.. Pistol ya?" pasukan itu pun terus mencari informasi lebih lanjut di Gang sempit.
Salah satu pasukan yang tadi mendapatkan telepon dari Rantara langsung mencoba untuk menelepon balik Rantara dengan ponselnya.
*Dilokasi yang berbeda, Alexxa yang menjaga tubuh Rantara, mendengar suara Handphone Rantara bergetar*
NITTT... NITTT... NITTT...
Alexxa mengambil Handphone itu dan melihat orang yang meneleponnya "HAHAHA..!!! Mereka khawatir ya?" Alexxa berkata dengan penuh semangat dan senang. Salah satu pasukan Alexxa yang berada di dekat Alexxa memperhatikan luka pada tubuh Alexxa dan Rantara "Nona.. Apa kau mau disembuhkan dahulu luka itu dan luka orang ini?" Alexxa yang mendengarnya berfikir sejenak dan mengangguk "Ide bagus, aku tidak ingin dia mati sebelum kita mendapatkan informasi penting tentang Radhel." Alexxa pun mengambil P3K di mobil dan mulai mengobati luka miliknya dan Rantara.
*Disaat semua pasukan sedang panik karena Rantara menghilang tanpa kabar, pasukan yang sedang menelepon Rantara pun semakin cemas dengan keadaan Rantara*
Pasukan itu terus menelepon tanpa henti dengan rasa khawatir "Aku mohon.. Angkatlah aku mohon Pemimpin." setelah beberapa saat menelepon, tiba tiba telepon itu pun diangkat
NITT..
Pasukan itu terkejut dan mulai berbicara dengan nada yang sangat khawatir "Pemimpin.. Kau dimana? Kami di lokasi, kami sudah sampai." pasukan itu menunggu jawaban dari Rantara.
Pasukan itu pun merasa aneh, karena Rantara tidak berkata apapun dan hanya diam "Pemimpin.. Katakan sesuatu, kami sudah sampai, ayok kita kembali ke markas." pasukan itu hanya bisa terus berbicara tanpa tahu keadaan Rantara yang sebenarnya.
Alexxa yang mendengar pasukan Rantara khawatir malah semakin senang dengan keadaan ini "Aku sudah di markas.. Aku di markas JJ." ucap Alexxa dengan nada mengejek pasukan itu.
Pasukan yang mendengar suara orang lain dari telepon itu pun semakin khawatir dan panik "SI..SIAPA KAU?!!.. DIMANA RANTARA?!!!" pasukan itu berkata dengan tegas dan sedikit panik.
Alexxa pun tertawa sangat senang dan menjawabnya "HAHAHAHA...!!! PEMIMPIN KALIAN ADA DI MARKAS JJ. JIKA KALIAN PUNYA NYALI, DATANGLAH KEMARI PECUNDANG..!!!" Alexxa pun langsung menutup telepon itu.
NIT..
Pasukan yang mendengarnya langsung melaporkan ini ke seluruh pasukan "SEMUANYA..!!! PEMIMPIN DI TANGKAP MUSUH, SEKARANG DIA BERADA DI MARKAS JJ, KITA HARUS MELAKUKAN SESUATU" pasukan itu berkata dengan emosi dan khawatir. Para pasukan yang mendengarnya langsung terkejut dan marah.
Salah satu pasukan menjawab dan memberi saran "SEMUANYA..!!! LAPORKAN INI KE KETUA RADHEL. KITA.. PASUKAN HEAVY SEA, DENGAN INI MENYATAKAN PERANG KE PERUSAHAAN JJ" seluruh pasukan yang mendengarnya langsung bersemangat "SELAMATKAN PEMIMPIN..!!!" para pasukan pun langsung bergegas ke lokasi Radhel berada.
*Disuatu tempat yang gelap, di sebuah perusahaan raksasa, pemimpin mereka memperhatikan gerak gerik dari perusahaan Radhel dan perusahaan JJ*
"Mereka bisa merusak bisnis milik kita disana, aku mau kalian melakukan sesuatu." orang itu berkata dengan nada santai dan berwibawa. Salah satu Pemimpin pasukan menjawab "Siap.. Aku mengerti..!!" Pemimpin pasukan itu langsung mundur dari hadapannya.
"Kalian berlebihan.. Aku akan turun tangan." ucap ketua perusahaan itu dengan santai.
Salah satu Pemimpin perusahaan itu mulai berkata ke seluruh pasukannya "PERHATIAN..!!! AKU INGIN 1 ORANG SNIPER DAN 1 TANK MAUSK YANG SUDAH DIKEMBANGKAN DI PERSIAPKAN SEKARANG..!!!" para pasukan yang mendengarnya langsung memberi hormat dan dengan tegas berkata ke Pemimpinnya dengan kompak "SIAP..!!!" Pemimpin itu tersenyum mendengarnya.
Ketua dari perusahaan itu mengaktifkan pengeras suara di seluruh perusahaannya di Dunia "BLACKDHAT..?!!" seluruh pasukannya dengan semangat dan senang langsung menjawabnya "ONLY ONE..!!!" para pasukan itu merasa sangat senang setelah mendengar suara ketua mereka setelah sekian lama menghilang "AKU TIDAK PERCAYA INI.. ITU BENAR BENAR DIA.. KYAAA...!!!" ucap salah satu pasukan wanita di perusahaan itu dengan penuh keterkejutan dan semangat.
*Wajah dari ketua perusahaan ini benar benar tidak diketahui oleh orang orang sembarangan. Dan wajah dari para Pemimpin pasukan juga sangat rahasia. Bisa dibilang semua jejak tentang mereka tidak akan pernah bisa ditemukan lagi*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!