Seorang pria , yang lahir dari keluarga berkecukupan namun tidak mendapatkan arti dari sebuah keluarga.
apalah arti dari sebuah materi jika di dalam keluarga masih terdapat perbedaan .
Aziel , itulah dia . dua bersaudara dan ia berperan sebagai kakak dan memiliki seorang adik perempuan .
Aziel yang sudah mendapatkan perlakuan berbeda sejak kelahiran adik perempuannya itu ternyata sudah mengalami hal buruk juga ketika dia masih bayi .
1990 tahun dimana Aziel lahir, dan hal buruk pun terjadi padanya saat itu .
semua terjadi karena perselisihan antara ibu dari Aziel dan wanita yang juga menyukai ayah dari Aziel .
Aziel di culik saat baru lahir dan hendak dihabisi nyawanya oleh wanita itu . sebut Kirana , wanita yang mencoba membunuh Aziel saat masih bayi .
tapi karena Kuasa Tuhan , Aziel yang sudah dibanting dan di benturkan ke batu pun masih selamat dan tidak ada bekas luka sedikit pun .
di tempat yang sama di ujung tembok rumah sakit ada seorang suster rumah sakit yang menyaksikan kejadian tersebut , sontak suster itu pun berteriak pada Kirana "Nyonya , apa yang hendak kau lakukan ! hentikan Nyonya" .
Kirana pun terkejut mendengar suara yang tiba-tiba terdengar itu , Kirana pun melarikan diri dan meninggalkan bayi tersebut .
suster itu pun langsung menggendong bayi tersebut dengan tangan yang gemetar karena takut terjadi kesalah pahaman atas apa yang barusan ia saksikan dan karena shock melihat bayi itu masih baik-baik saja padahal ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa bayi itu di banting dan dibenturkan ke sebuah batu , mata suster itu terbelalak melihat keadaan si bayi yang masih baik-baik saja.
suster tersebut membawa bayi kepada dokter senior yang ternyata di dalam rumah sakit sudah gempar karena adanya berita bayi hilang .
"Dddok , dokter , maaf dok saya menemukan bayi ini di belakang tembok rumah sakit saat saya hendak ke ruang jenazah" ucap suster disertai keringat karena panik . "ya Tuhan , ini bayi yang dikabarkan hilang , suster saya minta tolong untuk bawa bayi ini ke bidan sementara saya akan mencari tahu orangtua dari bayi ini , segera sus !" jawab dokter sambil bergegas mencari tahu orangtua dari bayi tersebut.
setelah diberikan kepada bidan di rumah sakit itu sang suster pun dimintai keterangan , namun karena kebijakan dan kerendahan hati dari orangtua bayi suster pun terselematkan karena orangtua bayi yakin bukan suster itu pelakunya .
terlihat sedang menimang bayi lelakinya seorang ibu bertanya kepada suaminya "suamiku , hendaklah beri nama anak lelakimu ini" ucap sang ibu . "ya istriku , aku segera memberinya nama" jawab ayah dari bayi itu .
"Aziel Dewantara, bagaimna menurutmu dinda ?" tanya sang ayah .
"nama yang bagus kanda , semoga kelak menjadi sosok pemimpin yang bijaksana" jawab ibu yang sedang bahagia sambil menciumi bayinya .
4 tahun kemudian Aziel pun mempunyai seorang adik perempuan . dan mulai saat itu lah sang ayah pun mulai terlihat tidak mengimbangi kasih sayangnya dan lebih memperhatikan anak perempuannya .
awalnya Aziel tidak memperdulikan hal itu , tetapi seiring berjalannya waktu dan dia mulai bisa merasakan suatu perbedaan Aziel pun berfikir apa yang terjadi padanya dan mengapa ayahnya lebih memperhatikan dan memenangkan adiknya . dibalik pemikirannya itu Aziel tetap berfikir sehat bahwa mungkin adiknya adalah perempuan , jadi wajar saja mendapatkan perhatian lebih .
Menginjak usia 19 tahun Aziel memutuskan untuk berkelana , merantau ke tempat yang jauh dan belum pernah ia datangi sebelumnya . merasa memang adanya perbedaan walaupun sudah sering berfikir positif akan hal itu , tetap saja sikap sang ayah selalu menghantui dan membuat Aziel tak nyaman , yang akhirnya ia memilih meninggalkan rumah .
Setelah berjalan dan naik turun kendaraan umum yang tak tahu tujuannya , akhirnya Aziel tiba di suatu tempat . Desa yang asri , sejuk dan menenangkan jiwa serta isi kepala Aziel .
Desa Giriasem
seketika tiba di desa tersebut Aziel bertanya kepada masyarakat yang ada disana , kebetulan ada yang sedang berjalan sambil memanggul kayu bakar di depan Aziel . "Assalamualaikum pak , permisi pak maaf mengganggu ini desa apa pak ?" tanya Aziel.
"walaikumsalam, ini desa Giriasem nak , apakah anak sedang menuju suatu tempat di Giriasem ? ujar bapak sambil bertanya balik .
"ooo Giriasem , tidak pak saya sedang berkelana , perkenalkan pak nama saya Aziel" ujar Aziel sembari memperkenalkan diri .
"apakah di jaman sekarang masih ada orang yang berkelana ? tapi lebih baik kita bicara di rumah , tempat bapak tidak jauh dari sini , mari" bapak tersebut mengajak Aziel ke rumahnya agar bisa berbicara dengan santai .
setibanya di rumah Aziel dipersilahkan untuk duduk dan beristirahat sejenak . Aziel pun meluruskan kedua kakinya dan menggerakannya perlahan menghilangkan pegal di kakinya .
si bapak pun keluar membawa gelas dan kendi berisi air minum .
"maaf ya nak , bapak hanya bisa menyuguhkan air putih , sekiranya bisa melegakan dahaga" ujar bapak itu .
"tidak perlu repot-repot pak , kehadiran saya malah membuat bapak repot dan tidak bisa langsung beristirahat" jawab Aziel dengan karena merasa tidak enak sudah mengganggu .
"tidak nak , bapak tidak merasa direpotkan , lagipula hanya suguhan air putih , tapi anak bilang anak sedang berkelana , di jaman sekarang sudah tidak ada orang yang berkelana nak , paling hanya 1 atau 2 orang saja dan itu pun sudah jarang sekali" tanya si bapak heran .
"saya hanya mencari jati diri pak , saya ingin menambah wawasan dan pengetahuan saya tentang arti hidup" jawab Aziel
"ooalah mencari jati diriii , lalu setelah dari desa ini anak akan melanjutkan perjalanan kemana ?" tanya si bapak merasa simpati .
"saya belum tahu pak , saya masih bingung akan melanjutkan perjalanan kemana , sebetulnya tujuan saya mencari pesantren pak , tapi saya belum menemukannya" jawab Aziel .
melihat Aziel yang polos dan ramah tersebut , si bapak pun tidak ragu untuk mengajak Aziel tinggal dengannya .
"setelah kita berbincang , bapak belum memperkenalkan diri , perkenalkan nak nama bapak Kasim" ujar pak Kasim sambil mengulurkan tangannya .
Aziel pun tersenyum lebar , karena dia merasakan sesuatu yang beda dari kehidupan sebelumnya yang ia jalani , kedamaian , itulah yg pertama ia rasakan ketika pak Kasim mengajak ia berjabat tangan memperkenalkan dirinya.
"nak Aziel , jika nak Aziel berkenan , tinggallah beberapa waktu disini , sembari mencari dan menunggu ketetapan hati nak Aziel akan melanjutkan perjalanan kemana" ujar pak Kasim .
Aziel terbelalak kaget karena mendengar ucapan pak Kasim .
"pak , apakah bapak tidak takut menerima orang dari luar yang bahkan bapak belum mengenalnya , bapak tidak menanyakan asal saya dari mana dan tidak ragu jika saya berlatar belakang buruk" jawab Aziel heran dengan sikap pak Kasim .
"nak Aziel , darimanapun datangnya nak Aziel bapak tidak memikirkan itu karena nak Aziel punya kepribadian yang baik , menjaga etika terhadap orang yang lebih tua , untuk soal latar belakang bapak hanya berfikir adapun latarbelakang nak Aziel buruk , itu kan sebelumnya , sebelum nak Aziel menginjakkan kaki di desa Giriasem ini , dan bapak tidak ingin tahu latarbelakang nak Aziel , menilai seseorang bukan dari apa yang ia pernah lakukan , tapi apa yang saat ini sedang ia lakukan" jawab pak Kasim dengan bijak .
mata Aziel berkaca-kaca, terharu masih bisa mendengar kata-kata dari seorang yang bijak seperti pak Kasim . "baik pak kalau begitu , jika bapak memperbolehkan saya untuk tinggal disini saya akan menuruti apa kata bapak" ujar Aziel sambil mencium tangan pak Kasim sebagai bentuk rasa hormat dan terimakasih kepada pak Kasim .
Aziel menjalani hari-harinya dengan ceria , membantu pak Kasim mencari kayu bakar dan merawat padi di sawah menjadi kegiatan sehari-hari Aziel.
suatu siang selesai melaksanakan shalat dzuhur , Aziel dan pak Kasim duduk beristirahat sambil menghilangkan dahaga .
*glug glug
"alhamdulillah , waah air disini memang segar , sangat berbeda dengan air yang sudah dalam kemasan" ujar Aziel .
"beginilah disini , dengan suasana yang masih asri dan terjaga , air dan tanaman disini pun tak luput dari perawatan" saut pak Kasim sambil tersenyum melihat sekitar.
"apakah air yang mengalir dan tumbuhan yang ada dihutan juga dijaga dan dirawat pak ?" tanya Aziel .
"tentu saja nak Aziel , masyarakat desa tidak ada yg membuang sampah atau kotoran di tempat air gunung yang mengalir , ada tempat air mengalir yang lain yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci , tapi tidak ditempat aliran air dari gunung mengalir , lalu tumbuhan di hutan pun masyarakat desa tidak menebang secara sembarangan , kami membutuhkan kayu bakar pun tidak harus menebang pohon , kami manfaatkan kayu yang memang sudah rapuh dan tumbang atau jatuh terlepas dari pohonnya" jawab pak pak Kasim .
"waaah masyarakat desa ini sangat peduli dengan lingkungan , hal yang sangat jarang ditemukan di wilayah kota pak" ujar Aziel .
"ya mungkin di kota sudah tidak ada pepohonan dan lingkungannya sudah padat , makanya masyarakat di kota pun tidak ada semangat untuk menjaga lingkungan , jika terlihat hijau dan udaranya sejuk pasti orang di kota pun akan sejuk hati dan pikirannya" jawab pak Kasim sambil tersenyum lebar .
"pak Kasim , maaf saya potong dulu untuk pembahasan ini , tapi apakah di desa ini ada tempat anak-anak menambah wawasan keagamaan ? seperti tempat mengaji beserta guru mengajinya ?" tanya Aziel memotong pembahasan soal alam sekitar dan manusia .
"oooo ada , anak-anak disini biasa mengaji di mushola yang berada di tengah-tengah desa . itu tempat mengaji anak-anak , bila ingin ke masjid ada di bagian depan desa ini , mungkin nak Aziel sudah lihat ada masjid sewaktu nak Aziel tiba di desa ini" jawab pak Kasim .
"iya pak kalau masjid saya lihat ketika saya memasuki desa , lalu pukul berapa biasa anak-anak mengaji pak ? dan siapa nama yang mengajarkan mengaji pak ?" tanya Aziel .
"biasanya setelah shalat maghrib anak-anak akan pergi ke mushola , dan yang mengajarkan mereka mengaji bernama Ustadz Danar nak Aziel" jawab pak Kasim .
"apakah saya bisa ikut dengan anak-anak untuk belajar mengaji pak ?" tanya Aziel .
"nak Aziel mau belajar mengaji ? boleh saja kalau nak Aziel mau belajar , tetapi biasanya yang sudah seumuran nak Aziel ini mengajinya bukan pada Ustadz Danar" jawab pak Kasim .
"lalu dimana pak tempat yang harus saya datangi untuk belajar mengaji ?" tanya Aziel .
"nanti bapak antar ke tempat Kiyai Ismajati , beliau seorang kiyai hebat dan menjadi panutan masyarakat Giriasem" jawab pak Kasim .
"benarkah pak ? saya jadi merasa terhormat bisa belajar agama dengan seorang kiyai hebat dan menjadi panutan masyarakat Giriasem ini" ujar Aziel .
"ya nak Aziel , murid kiyai Ismajati banyak , adapun beberapa yang memang tinggal dengan beliau untuk mendalami ilmu agama , syariat dan bertirakat di tempat kiyai Ismajati dengan tujuan satu yaitu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta Allah SWT" ujar pak Kasim .
"lalu kapan saya bisa kesana pak ? saya merasa tidak sabar" ujar Aziel dengan penuh semangat .
"haha nak Aziel , jiwa muda memang selalu bersemangat dan nak Aziel pergunakan semangat untuk jalan yang baik , selesai shalat isya nanti bapak antar ke tempat kiyai Ismajati" pak Kasim tertawa senang karena penilaiannya dari pertama Aziel datang ternyata tidak salah .
senja pun berganti malam , selepas shalat isya pak Kasim menghampiri Aziel yang sedang duduk di dipan depan rumah pak Kasim .
"nak Aziel , sudah selesai shalat isya ?" tanya pak Kasim .
"alhamdulillah sudah pak , saya sedang menunggu bapak selesai shalat hehe" jawab Aziel tersenyum lebar .
"nampak senang sekali nak Aziel , apa karena akan bapak antar ke tempat kiyai Ismajati ?" tanya pak Kasim tersenyum .
"iya pak , mari pak antar saya ke tempat kiyai Ismajati , apakah bapak sudah siap?" ujar Aziel .
"ayo kalau begitu , kita menuju tempat Kiyai Ismajati" ujar pak Kasim .
"ayo pak" Aziel gembira karena pak Kasim mengerti apa yang dia inginkan .
tiba di sebuah padepokan , Aziel terbelalak melihat tulisan yang melengkung besar di gapura pintu masuk padepokan .
"Wasesa Segara , waaahhh apa ini nama padepokannya ?" Aziel bergumam .
"ada apa nak Aziel ?" tanya pak Kasim .
"eehh tidak pak hehe tidak ada apa-apa pak" jawab Aziel terbata karena masih terpukau dengan gapura yang melintang di depannya .
"ayo masuk , selagi murid yang dari luar padepokan belum datang , supaya nak Aziel tidak gugup" ujar pak Kasim sambil mengajak Aziel segera masuk kedalam .
"baik pak" jawab Aziel.
"Assalamualaikum" ucap salam pak Kasim dan Aziel serentak bersamaan .
"walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" terdengar beberapa murid menjawab salam pak Kasim dan Aziel , terlebih kebetulan Kiyai Ismajati sudah duduk di tempatnya di kelilingi sebagian murid yang tinggal bersama Kiyai Ismajati .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!