NovelToon NovelToon

Evelyn Dan Sagara

Part 1

Kota B,Februari 2024

Sebuah rumah yang nampak mewah di kompleks perumahan elit. mobil mewah dengan merk limited edition nampak berjejer di garasi rumah itu. jendela rumah yang terbuat dari kaca membuat kesan mewah dan modern.

Di halaman hingga teras terdapat beberapa pot tanaman bongsai dan disisi teras yang luas itu nampak kolam ikan hias.

Masuk kedalam rumah yang sangat luas dengan perabotan yang nampak mewah. sebuah cermin besar menyambut ketika pintu utama dibuka,lalu pada dinding berikutnya terpampang sebuah foto keluarga.

Sebuah mesin robotik penyedot debu otomatis nampak wara-wiri diruang keluarga. suara mesin treadmill terdengar dari ruang gym yang nampak luas itu,terdapat beberapa alat gym merk terbaru dan nampak mahal.

Seorang pria dengan tampilan postur tubuh yang tinggi dan bahu yang lebar serta perut sixpack ditambah kulit putih bersihnya,nampak sangat mempesona.

Sagara Abhiseva,seorang pengacara kelas A yang terkenal di Kota B. memiliki salah satu dari tiga Firma Hukum terbesar di Kota B itu.

Memulai rutinitas paginya dengan berolahraga. setelah dirasa cukup berkeringat,Sagara pun menghentikan olahraganya. melakukan peregangan sedikit,baru beranjak keluar dari ruang gym itu.

"Oke Eve,shut down the lamp" ucap Sagara

"Oke Boss Saga,the lamp is shut down" jawab mesin robotik otomatis itu

Lampu pun otomatis mati. rumahnya dilengkapi sistem robotik smart house dengan perintah suara.

Sagara menuju dapur. melewati tangga hanya dengan dua lompatan saja dengan kaki panjangnya itu.

"Bi Nara,jus ku sudah siap?" tanya Sagara kepada asisten rumah tangga.

Seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat bersahaja itu.

"Sudah Tuan Saga,nih lengkap dengan sarapannya salad sayur plus granolanya" ucap Bi Nara sambil tersenyum

"Oke,terimakasih ya Bi" ucap Sagara seraya mengenakan kaos tanpa lengan

Setelah duduk di kursi meja makan.

"Oke Eve,tampilkan laporan Rafael Nelson pagi ini"

ucap Sagara seraya meminum jus nya

"Oke Boss Saga,laporan Rafael Nelson ditampilkan" jawab mesin robotik otomatis itu

Segera tampil dilayar tv berukuran tujuh puluh inci itu,laporan indeks harian kasus yang sedang dan akan ditangani oleh firma hukum pimpinan Sagara Abhiseva.

Sagara Abhiseva mematut tiap slide laporan itu hingga matanya tertumpu pada satu berkas kasus probono yang akan mereka tangani.

Sagara Abhiseva tertarik dengan nama terdakwa tersebut.

"Sofyan Martadinata?" eja Sagara seraya mengerutkan keningnya

"Eve,telpon Rafael Nelson sekarang" ucap Sagara lagi

"Oke Boss,segera menelpon Rafael Nelson" balas Eve dengan suaranya merdunya

Tiga puluh detik kemudian.

"Halo Pak Sagara,selamat pagi" ucap Rafael Nelson

"Pagi,Rafael ada laporan kasus probono yang baru saya terima atas nama terdakwa Sofyan Martadinata,kasus money laundry dan penggelapan dana APBD Kota B,tapi ini sudah terjadi tujuh tahun yang lalu,kenapa kasusnya kembali blow up?" tanya Sagara

"Maaf Pak Sagara,saya belum sampai kepada berkas itu,nanti setelah rapat pembagian kasus kepada pengacara muda kita,baru saya buka berkasnya" jawab Rafael Nelson

"Sofyan Martadinata itu bukankah dia?" ucapan Sagara Abhiseva terputus

"Iya Pak Sagara,dugaan anda betul,dia Walikota yang menjabat di Kota B selama sepuluh tahun dan terlibat kasus money laundry,suap dan penggelapan dana APBD" jawab Rafael Nelson

"Hhhmmm.... baiklah,satu jam dari sekarang kita bertemu di kantor" ucap Sagara Abhiseva

"Baik Pak Sagara,siap" jawab Rafael Nelson

Saluran telpon pun terputus.

"Rafael menutup saluran telpon" lapor Eve

"Oke Eve,terimakasih" ucap Sagara Abhiseva

"Oke Boss Saga" jawab Eve lagi

Sagara Abhiseva pun beranjak menuju kamarnya.

Apartemen sederhana dipinggir Kota B.

"Evelyn... buka pintu mu,Ev,apa kau ada didalam? bangun woyyy" Olivia Natassia menggedor pintu Apartemen itu

Tidak ada respon dari sang pemilik kamar. Olivia Natassia pun membuka paksa pintu apartemen itu dengan jepit rambutnya.

*Klik... pintu terbuka

"Entah ini bakat ku menjadi seorang pencuri atau memang apartemen tua ini yang rapuh" ucap Olivia Natassia seraya masuk kedalam

"Astagaaa... Evelyn ini kamar apa kandang b*b* sih Ev,bangunlah come on" seru Olivia Natassia seraya menyingkap gorden dan membuka jendela

Sinar matahari pun masuk menimpa wajah Evelyn yang masih bergulung dengan selimutnya diatas tempat tidur itu.

Merasa silau,Evelyn pun menarik selimut itu membungkus tubuhnya.

"Ya Tuhan,Evelyn... bangun lah,apa kamu lupa hari ini kamu ada wawancara di kantor Firma Hukum terbesar di Kota ini Ev" ucap Olivia Natassia seraya menarik selimut dari tubuh Evelyn

"Aaarrrggghhhh.... Oliv,stop... berisik tahuuuu" balas Evelyn seraya menarik kembali selimut itu

"No Evelyn,wake up sekarang juga,sudah tiga bulan sejak kepulangan mu dari Inggris,mau sampai kapan kamu mengurung diri di apartemen tua ini,plis Evelyn Arasely" seru Olivia Natassia lagi

Evelyn Arasely pun menggeliat sejenak dan memaksa tubuhnya untuk bangun.

"Hoooaaammm.... memang sudah jam berapa sih Oliv? suara cempereng mu itu lho merusak telinga dan suasana pagi yang damai ini" gumam Evelyn Arasely

"Jam tujuh lewat lima belas menit Evelyn,bukankah wawancara mu jam setengah sembilan?" ucap Olivia seraya memungut satu persatu pakaian Evelyn yang berserakan dilantai

"Sudah dimundurin ke jam sembilan Nyonya Oliv tua" ledek Evelyn

"Tua... tua... kita hanya beda dua tahun Evelyn dan jika saya tua,sudah seharusnya kamu memanggil saya Kakak atau Nona ya Ev" ketus Olivia

"Siap Kak Oliv yang tua" ledek Evelyn lagi

"Bangun gak kamu... dasar kebo... dan demi Tuhan Evelyn tolong kau bersihkan apartemen mu ini,sangat menjijikkan berada disini,ya Tuhan Ev" sarkas Olivia lagi

Evelyn hanya tersenyum lebar mendengar omelan sang sahabatnya itu,seraya melangkah menuju kamar mandi.

"Nyonya Olivia tua yang jomblo,tolong siapkan pakaian dan sarapanku ya,jangan lupa bersihkan sepatuku juga,oke?" ucap Evelyn seraya tertawa lebar menutup pintu kamar mandi

"Evelyn Arasely..." suara Olivia membuat dinding apartemen itu bergetar bersamaan sebuah botol air mineral melayang mengenai pintu kamar mandi.

"Strike Olivia tua..." ledek Evelyn lagi dari dalam kamar mandi

Olivia pun tertawa mendengar itu,mereka telah bersahabat selama lima belas tahun terhitung sejak SMA.

Part 2

Mobil mewah Sagara Abhiseva berhenti tepat didepan lobby gedung Firma Hukum E & A Partner

Rafael Nelson sang asisten pun turun diikuti Sagara Abhiseva.

Saat memasuki lobby seluruh staff yang berpapasan berhenti dan memberi salam kepada Sagara Abhiseva

"Pagi Pak Sagara" sapa mereka

Sagara Abhiseva tak bergeming,hanya Rafael Nelson yang terlihat membalas sapaan para staff itu.

Sagara Abhiseva terkenal sangat tidak ramah di kalangan para staff,tidak pernah terlihat tersenyum,anti toleransi kesalahan sekecil apapun, sangat peduli dengan penampilan para staff.

Lift khusus CEO itu pun berhenti,mereka pun keluar menuju ruangan Sagara Abhiseva. sekretarisnya Vann William segera berdiri menyambut sang CEO.

"Selamat pagi Pak Sagara" sapa Vann William

Sagara Abhiseva hanya mengaguk pelan,lalu masuk kedalam ruangannya diikuti Rafael Nelson dan Vann William.

"Laporan kasus" ucap Sagara Abhiseva singkat

Vann William pun menyalakan power point otomatis itu,dan tampil lah slide kasus-kasus milik Firma Hukum mereka.

"Aku ingin melihat kasus atas nama terdakwa Sofyan Martadinata" ucap Sagara Abhiseva

"Kasus probono ini diajukan satu bulan yang lalu, pihak keluarga meminta peninjuan kembali,namun terdakwa sudah meninggal didalam penjara sejak tiga bulan yang lalu" Vann William menjelaskan

"Meninggal?" potong Sagara Abhiseva seraya mengerutkan keningnya

"Atas nama siapa permintaan peninjuan kasus itu dilakukan?" tanya Rafael Nelson

"Disini tertulis atas nama putri Sofyan Martadinata, Evelyn Arasely,ya betul Evelyn Arasely" ucap Vann William seraya menampilkan slide berisi tanda tangan Evelyn Arasely

Sagara Abhiseva menatap tanda tangan itu dengan mata tajam dan senyum sinis pun terlukis di bibirnya.

"Ambil kasus ini,hubungi putrinya segera" ucap Sagara Abhiseva

"Baik Pak" ucap Vann William

"Sore nanti anda harus segera terbang ke Jepang Pak Sagara" Rafael Nelson mengingatkan

"Hhhmmm... dengan siapa aku berangkat?" tanya Sagara Abhiseva seraya memejamkan matanya

"Bersama saya dan Paralegal tim satu Nona Celine Pamela" ucap Rafael Nelson

Mendengar nama Celine Pamela,Sagara menarik nafas panjang.

"Rafael,tidak bisakah engkau mencari pengganti seorang Paralegal baru untuk tim satu,jadi aku tidak perlu bertemu dengan Celine Pamela lagi" ucap Sagara Abhiseva

Rafael Nelson pun kebingungan,karena ini sudah yang kesekian kalinya Sagara Abhiseva meminta ganti seorang Paralegal.

"Hari ini,departemen HRD baru akan mengadakan wawancara dengan beberapa kandidat,semoga bisa mendapatkan yang sesuai kriteria anda Pak, atau Pak Sagara ingin ikut mewancarai mereka langsung?" tanya Rafael Nelson

"Tidak perlu membuang waktu ku Rafael,segera bawa arsip kasus mega proyek Kota Z kemari,aku akan membacanya sebentar sebelum kita rapat pembagian kasus dengan para pengacara muda" ucap Sagara Abhiseva

Taksi yang membawa Evelyn Arasely pun tiba didepan lobby gedung Firma Hukum A & E itu. Evelyn Arasely pun turun dengan terburu-buru, lalu berlari kearah lift yang segera tertutup

"Kumohon tunggu aku" serunya menarik perhatian staff dan pengunjung lainnya.

Seorang pria nampak menahan pintu lift itu. Evelyn Arasely pun masuk ke lift dengan nafas memburu.

"Terimakasih" ucapnya kepada pria itu

Pria itu pun tersenyum tipis. Evelyn Arasely melirik sang pria sejenak dan membaca id card yang tergantung dileher pria itu.

"Paul Wilson?" gumam Evelyn Arasely

Pria itu pun tertunduk sejenak menatap Evelyn Arasely

"Hhhmmm maaf,apa kau juga akan ikut wawancara disini?" tanya Evelyn Arasely

Pria itu pun tersenyum tipis dan mengaguk pelan.

"Wahhh,aku juga akan ikut wawancara,tanganku sangat dingin dan aku sangat takut,jujur saja ini wawancara pertama ku di sebuah Firma Hukum" Evelyn Arasely mulai bercerita

Itulah Evelyn Arasely,yang senantiasa ceria dimana pun berada,selalu menyapa dan mengajak orang berbicara.

"Kau tenang saja,cukup menjawab apa yang ditanyakan dengan semampu mu" bisik pria itu

Evelyn pun tertawa kecil.

"Terimakasih support nya" bisik Evelyn Arasely kembali

Lift mereka pun terbuka dilantai ruang rapat direksi,bertepatan dengan Sagara Abhiseva yang lewat menuju ruang rapat,mata Sagara Abhiseva sempat menangkap bayangan Evelyn Arasely sedang tertawa kecil didalam lift.

Sagara Abhiseva menghentikan langkahnya sejenak dan menajamkan matanya.

"Kemana lift barusan akan berhenti?" tanya Sagara Abhiseva

"Hhhmmm... kelantai atas,berarti bagian HRD, mungkin peserta wawancara Paralegal kita Pak" jawab Rafael Nelson

"Tayangkan siaran langsungnya,jangan mulai wawancaranya sebelum rapat kita selesai dulu" ucap Sagara Abhiseva

"Baik Pak" jawab Rafael Nelson dengan bingung

Mereka pun meneruskan langkahnya menuju ruang rapat.

"Selamat pagi semuanya, mari kita mulai rapat pembagian kasus" ucap Rafael Nelson

"Agra Emilio silahkan kau tangani kasus sengketa hak waris keluarga Bapak Erickson Xavier satu tim dengan Zora Wilona,minta berkas kasusnya ke Paralegal Nona Celine Pamela"

"Baik Pak" jawab Agra Emilio dan Zora Wilona serentak

"Paul Wilson silahkan kau tangani kasus probono atas nama terdakwa Sofyan Martadinata mantan Walikota dengan kasus money laundry,suap dan penyalahgunaan dana APBD,buatlah satu tim dengan Alaska Felix,lalu minta berkasnya kepada Paralegal Nona Celine Pamela"

"Baik Pak" jawab Paul Wilson dan Alaska Felix serentak

"Hhhmmm... lalu kasus pembunuhan anak SMA yang terdakwanya putra dari Ketua Anggota Parlemen Kota Z saya serahkan kepada Brianna Helen dan Theo Gilbert,silahkan minta berkasnya kepada Nona Celine Pamela juga"

"Baik Pak" jawab Brianna Helen dan Theo Gilbert serentak pula

Vann William selesai melaksanakan rapat pembagian kasus ini.

Sagara Abhiseva hanya terdiam sesaat. mereka pun tak berani bersuara jika Pak Sagara tidak memulai percakapan terlebih dahulu.

Terdengar tarikan nafas Sagara Abhiseva.

"Kasus probono Sofyan Martadinata biar aku yang langsung menanganinya,serahkan kasus sengketa PT.Industri Steel Garuda kepada Paul Wilson dan Alaska Felix" ucap Sagara Abhiseva kemudian

"Baiklah Pak" ucap Rafael Nelson segera

"Kalian... sebaiknya menyelesaikan kasus-kasus ini sebaik mungkin,jangan sampai ada kesalahan sedikit pun,jangan berikan celah kepada Firma Hukum lawan kita untuk menyerang" ucap Sagara Abhiseva dengan dingin dan datar

Ruangan rapat hening seketika.

Sagara Abhiseva pun bangkit,lalu berjalan menuju pintu.

"Segera mulai wawancaranya" ucap Sagara Abhiseva

"Baik Pak" jawab Rafael Nelson

Mereka pun segera keluar.

"Kalian sudah paham kan,tugas masing-masing jadi mulailah melaksanakan tugas kalian dengan cermat dan hati-hati mulai dari sekarang,satu minggu lagi akan ada evaluasi hasil kerja kalian, bekerja keras lah" ucap Vann William seraya mengedipkan matanya lalu beranjak pergi

"Wahhh... baru kali ini aku mendengar Mr.Ice Cool mau menangani kasus probono" ucap Brianna Helen

"Hhhmmm... aku pun kaget,ada apa dengan Mr.Ice Cool itu" tambah Zora Wilona

"Cukup,bukan waktunya menerka Pak Sagara sekarang,mulai lah bekerja jika tidak ingin berakhir tragis" sela Agra Emilio seraya bangkit

Diikuti kelima rekannya itu keluar dari ruang rapat.

Part 3

Para peserta wawancara untuk posisi Paralegal Hukum itu pun sudah mulai gelisah,karena jadwal wawancara yang tadinya dijadwalkan pukul sembilan harus mundur ke waktu yang tidak bisa ditentukan

Evelyn Arasely melirik jam di pergelangan tangannya,jam yang terbuat dari besi titanium berwarna putih dengan hiasan liontin ungu muda itu nampak menunjukkan pukul sepuluh.

"Kenapa ditundanya lama sekali sih" gumam Evelyn Arasely

Sesaat kemudian

"Baiklah wawancara akan segera dimulai,nomor satu sampai empat bersiap untuk masuk" panggil panitia itu

Ketegangan kembali melanda peserta wawancara Paralegal ini. Evelyn Arasely nampak celingak-celinguk mencari pria yang dia temui di lift tadi.

"Hhhmmm... kemana perginya dia,wawancara sudah dimulai ini" gumam Evelyn Arasely

Setelah empat puluh menit berlalu.

"Nomor lima sampai delapan bersiaplah untuk masuk" panggil panitia itu lagi

"Wahhh... sekarang giliranku,semangat Evelyn demi Ayah" ucap Evelyn Arasely seraya melangkah masuk kedalam ruangan wawancara

Sedangkan dari layar monitor nampak Sagara Abhiseva memperhatikan dengan seksama para peserta wawancara itu

Saat Evelyn Arasely mulai masuk dan duduk, disitulah Sagara Abhiseva tersenyum penuh arti.

"Segera laporkan kepadaku hasil test wawancara ini" ucap Sagara Abhiseva seraya beranjak menuju pintu

"Baik Pak" jawab Rafael

Mereka pun berjalan kearah ruangan Sagara Abhiseva. sepanjang jalan para staff yang berpapasan akan berhenti dan menunduk,tidak satu pun yang berani menatap langsung wajah tampan Sagara Abhiseva meskipun sangat mempesona itu

"Buka berkas kasus mega proyek Kota Z itu" ucap Sagara Abhiseva

"Baik Pak" jawab Rafael Nelson

Sagara Abhiseva meraih sebuah kotak permen dan mengambil satu buah permen lalu mengunyahnya perlahan-lahan.

"Pesankan kembali permen ini Rafael,perbanyak rasa lemon nya" ucap Sagara Abhiseva

"Baik Pak" ucap Rafael Nelson

Jika Sagara Abhiseva mulai mengunyah permen itu pertanda pekerjaan mulai sangat serius. dibukanya satu persatu halaman berkas itu sambil menandai dengan pensil dan kertas note.

Evelyn Arasely telah menyelesaikan test wawancara nya,dan keluar dari ruangan dengan tersenyum lebar.

"Sangat mudah sekali,aku harap aku bisa mendapatkan nya" gumam Evelyn Arasely seraya mengganti sepatu Pantofel yang digunakannya dengan sepatu kets favoritnya.

Evelyn Arasely pun turun menggunakan lift. secara kebetulan dia kembali bertemu dengan Paul Wilson dan Alaska Felix didepan lift.

"Hei,kau Paul Wilson kemana saja kau,aku mencarimu,waktu wawancara sudah selesai, mengapa kau tidak ikut test wawancara tadi?" ucap Evelyn Arasely

Alaska Felix mendengar itu dengan kebingungan.

"Test apa Bro?" tanyanya kepada Paul Wilson

Paul Wilson pun hanya tersenyum kecil.

"Maaf Nona..." ucap Paul Wilson terputus

"Evelyn... namaku Evelyn Arasely,kau bisa memanggil ku Eve" ucap Evelyn lagi

"Oke,Nona Evelyn, aku bukan ikut test melainkan aku sudah menjadi pengacara muda di Firma Hukum ini,tadi aku hanya berusaha membuatmu tenang dan bersemangat" ucap Paul Wilson seraya tersenyum lebar

"Wahhh... maafkan aku Paul Wilson,pantas saja kau nampak tenang ya,kau mengerjaiku Paul" ucap Evelyn cemberut

"Hei,jangan marah Nona Evelyn,hhhmmm... begini saja,bagaimana jika makan siang nanti kita bertemu di cafe seberang Firma ini,aku akan membelikanmu segelas kopi atau es krim" ucap Paul Wilson lagi

Evelyn Arasely pun kembali tersenyum

"Baiklah" ucap Evelyn

"Hhhmmm... ini kartu namaku,telponlah aku saat jam makan siang nanti,oke?" ucap Paul Wilson seraya menyerahkan sebuah kartu nama

"Hhhmmm... oke" ucap Evelyn Arasely seraya meraih kartu nama itu

Mereka pun berpisah. Evelyn Arasely pun berjalan keluar gedung Firma Hukum A & E. ponsel Evelyn pun berdering,nama Olivia Natassia sang sahabat nampak menari dilayar ponselnya itu.

"Halo Olivia tua sayang" ucap Evelyn menggoda Olivia

"Hei,bagaimana dengan wawancara mu?" tanya Olivia Natassia tanpa menghiraukan ucapan Evelyn yang menyebutnya tua itu

"Hhhmmm... sepertinya akan berhasil Oliv,aku sangat berharap ini" ucap Evelyn dengan serius

"Semoga saja,tapi sebelum kau menerima keputusan dari Firma Hukum itu,sebaiknya kau segera datang ke agency Eve,Nona Brenda Patricia sudah gelisah mencarimu sedari tadi" ucap Olivia Natassia

"Ohhh yaaa,astaga... aku lupa,hari ini ada pemotretan untuk Nona Cyra Sachikirani, mampus aku Olivia tuaaaa,tolongggg... " seru Evelyn seraya berlari mencari taksi

Agency Rosalie Entertainment

Cyra Sachikirani nampak sedang berdandan untuk pemotretan edisi Valentine tahun ini.

"Huuuu... wajah Cyra ini memang tidak pernah mengecewakan yaaa... terlihat anggun,mewah dan tentunya cantik paripurna" puji Nona Brenda Patricia

Cyra Sachikirani hanya terdiam mendengar pujian itu.

"Nona Brenda,apakah Nona Evelyn sudah tiba?" tanya Namira asisten Cyra Sachikirani

"Ohhh... tenang saja,dia sudah dijalan menuju kesini,sebentar akan ku telpon lagi" ucap Nona Brenda Patricia seraya melirik Olivia Natassia

Olivia Natassia hanya mengangkat bahunya.

"Selamat siang semuanya,maaf aku terlambat, maafkan aku Nona Brenda dan Nona Cyra, apakah sudah bisa dimulai?" ucap Evelyn yang tiba-tiba muncul

Nona Brenda menarik nafas panjang dan mengirim pesan kepada Evelyn Arasely

"Awas kau ya" tulis Nona Brenda

Evelyn Arasely hanya mengangkat bahunya kearah Nona Brenda dan memberi kode dua jari

"Peace" bisik Evelyn Arasely

Olivia segera menyiapkan set kamera otomatis milik Evelyn Arasely.

Evelyn Arasely memiliki hobi memotret sejak di bangku SMP,kemampuannya itu terus diasah hingga ke bangku kuliah bahkan saat tinggal di Inggris. hasil bidikan kameranya sudah tidak perlu diragukan lagi, tak heran jika banyak agency yang ingin menawarkan kontrak kerja untuknya. namun Evelyn hanya memilih Agency Rosalie Entertainment ini karena Olivia Natassia sang sahabat bekerja sebagai asisten Nona Brenda Patricia di Agency ini.

"Oke,silahkan Nona Cyra Sachikirani bersiap untuk sesi pertama" ucap Evelyn memberikan arahan kepada sang model

Blits kamera pun menyala-nyala merekam gaya sang model Nona Cyra Sachikirani. pemotretan terus berlanjut hingga sore hari.

"Oke... set selesai,istirahat" seru Evelyn

Para staff pun bertepuk tangan meriah pertanda pekerjaan selesai dan saatnya istirahat serta pulang.

Cyra Sachikirani nampak membersihkan make up nya saat ponsel miliknya berdering.

"Mas Sagara menelpon" bisik Namira sang asisten

Wajah Cyra Sachikirani yang tadinya cemberut karena kelelahan kembali tersenyum ceria saat mendengar nama Sagara disebut.

"Hhhmmm halo Kak" ucap Cyra Sachikirani

"Pak Sagara berangkat ke Jepang sore ini,makan malamnya ditunda dulu Nona Cyra" ucap suara di seberang

Yang ternyata Rafael Nelson asisten Sagara Abhiseva.

Seketika Cyra Sachikirani kembali cemberut.

"Sesibuk itu kah dirimu hingga membutuhkan seorang asisten hanya untuk mengabariku" gumam Cyra Sachikirani seraya beranjak

Tanpa basa-basi Cyra langsung keluar dan naik ke mobilnya disusul Namira sang asisten yang pontang-panting membawa beberapa barang.

"Kenapa lagi tuh sang Putri kesayangan Ratu?" tanya Olivia kepada staff MUA agency

"Entahlah... sedikit curi dengar sih,tunangannya membatalkan makan malam karena sibuk,itu pun yang menelpon hanya seorang asisten" jawab staff MUA itu

Cyra Sachikirani adalah putri tunggal pemilik Agency ini,dia pula lah yang didapuk sebagai model utama dan memperoleh berbagai fasilitas lengkap dari Agency.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!