Bab 1. Awal Mula.
Kota Justisia.
Siang itu Kota Justisia seperti biasa sangatlah ramai. Kendaraan lalu lalang dan juga banyak orang yang melakukan aktivitas sesuai dengan kesibukan masing masing.
Mari berpindah ke tempat lainnya.
Di Kota Justisia pemimpin Kota sendiri sangatlah mementingkan kemajuan pendidikan. Maka dari itu demi menciptakan generasi bangsa yang pintar cerdas, sukses, membanggakan dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Akhirnya di didirikanlah sekolah favorit yang khusus menampung siswa berprestasi. Mulai dari SD, SMP dan juga SMA.
Bagi mereka yang tidak mampu tapi cerdas,bisa juga menempuh jalur beasiswa untuk masuk ke dalam sekolah ini.
Ada lima sekolah favorit yang ada di Kota Justisia. Di sini akan di ceritakan bagian sekolah di jenjang SMA nya saja.
Sekolah SMA GARUDA.
Sekolah SMA CINDRAWASIH
Sekolah SMA NUSANTARA.
Sekolah SMA HARAPAN BANGSA.
Sekolah SMA MERDEKA.
Siang itu di SMA GARUDA.
-Gudang belakang sekolah.
BUGH ! BUGH ! BUGH !
Terdengar suara pukulan yang di layangkan bertubi tubi pada tubuh seorang anak laki laki yang masih mengenakan seragam SMA nya.
Tubuh itu adalah tubuh milik seorang anak laki laki berusia 17 tahun bernama Kevin Sanjaya. Postur tubuhnya lumayan tinggi yaitu 170 cm. Tapi badannya agak kurus.
"Hahaha !Dasar bocah miskin, Rsakan itu ! Lain kali jika bertemu denganku tundukkan kepalamu dengan hormat." Ucap seseorang yang begitu puas setelah memukuli Kevin.
Dia adalah anak orang kaya yang selalu bertindak semena mena terhadap orang yang lebih lemah. Namun dia takut pada orang yang lebih kuat baik itu dari segi kekuatan maupun ekonomi keluarga. Pemuda itu bernama Robi Atmaja.
Robi adalah salah satu anak orang kaya yang punya hobi melakukan bullying di sekolahnya. Dengan status keluarganya yang mana ayahnya sendiri bernama Beni Atmaja merupakan pemilik perusahaan batubara dan juga salah satu donatur di sekolahnya, membuatnya menjadi anak yang sangat sombong dan juga semena mena.
Pernah suatu ketika, ada guru yang menegur dan menghukum perbuatan nya yang melakukan kekerasan di sekolah. Tapi beberapa hari kemudian guru itu di pecat atas kasus penggelapan dana uang beasiswa.
Dengan terpaksa dan putus asa akhirnya guru itu di pecat dengan tidak hormat dan bahkan sampai di penjara selama 3 tahun. Itu terjadi saat Robi masih berada di tahun pertamanya di SMA GARUDA.
Sekarang telah memasuki tahun kedua. Sikapnya semakin menjadi jadi. Dan saat ini dia sedang membully seorang siswa cupu bernama Kevin.
Setelah di pukuli sampai babak belur akhirnya sebuah kalimat terucap dari bibir Kevin saat Robi dan 3 anteknya sedang berjalan keluar gudang.
Ya, Robi memiliki 3 anak buah yang selalu menuruti apa katanya dan mengikutinya kemanapun dia pergi. Meskipun sombong dan angkuh tapi Robi ini tipe anak yang cukup Royal pada orang yang sudah dia anggap teman. Seperti 3 orang yang mengikutinya ini. Tiga orang itu adalah Aldo, Bimo dan Rio.
Selain itu orang tua Robi dan juga orang tua ketiganya sangat akrab dan menjalin hubungan kerjasama yang baik. Singkat cerita mereka sudah berinteraksi sejak masih masih duduk di bangku SMP.
Jadi saat sudah masuk ke SMA pun mereka semua sangat akrab.
Kembali ke cerita.
Sebuah kalimat pertanyaan keluar dari mulut Kevin.
"Kenapa ? Kenapa kalian selalu menggangguku dan memukuliku ? Apa salahku ?"
Ucapnya terbata bata karena sudut bibirnya saat ini telah robek akibat hantaman keras dari pukulan Robi.
"Hmm !"
Seketika Robi menghentikan langkahnya. Tanpa bermaksud untuk membalikkan badan dia menjawab dengan kalimat yang sederhana namun bisa menyimpulkan semua pertanyaan yang ada di benak Kevin.
"Kamu tanya kenapa ? Jawabannya tentu saja karena itu menyenangkan. Menindas orang lemah yang hanya tahu meringkuk ketakutan sepertimu adalah hal yang menyenangkan bagiku."
"Lagi pula tempat ini bukanlah tempat yang pantas untuk sampah yang tidak berguna sepertimu. Jika ingin di salahkan, salahkan saja dirimu sendiri karena terlahir dari keluarga miskin ! Hahaha !" Ucap Robi tertawa terbahak bahak di ikuti gelak tawa 3 temannya yang mengikuti dari belakang.
Mendengar itu semua Kevin sangat marah. Dia menggeretakkan giginya dengan keras. Dalam hati dia berkata
"Brengsek ! Apa kau bilang ! Aku harus menyalakan diri sendiri karena terlahir dari keluarga miskin, huh jangan mimpi ! Keluargaku adalah satu satunya hal paling berharga yang aku miliki di Dunia ini." Gumamnya.
Dia sangat bahagia dan bersyukur bisa lahir di keluarganya saat ini. Meskipun mereka miskin dan serba kekurangan, namun mereka selalu mejalani hidup dengan penuh semangat pantang menyerah dan juga rasa syukur yang tidak ada habisnya.
Ayahnya pernah berpesan
"Nak, seberapa kejamnya Dunia ini, satu hal yang harus kamu ingat. Jagalah hatimu agar tetap bersih. Karena hanya dengan hati yang bersih kamu bisa membedakan mana yang baik dan buruk."
"Hanya dengan hati yang bersih maka kamu bisa menjadi berbudi luhur tanpa membedakan bedakan tinggi dan rendahnya status seseorang. Karena di mata Allah semua mahluk itu sama. Hanya perbuatan mereka saja yang akan di nilai berbeda."
Kevin mengingat semua nasehat ayahnya dengan baik. Dia mengepalkan tangannya dan gan keras seolah bertekad dan bersumpah jika suatu hari nanti dia akan menjadi orang yang kuat. Orang yang sukses dan tidak di pandang rendah oleh orang lain.
Sebenarnya jika mau, Kevin bisa saja melawan Robi meskipun hasil akan kalah dan babak belur tapi setidaknya dia bisa menjaga harga dirinya sebagai seorang laki laki. Tapi melihat sifatnya yang pendendam dia takut Robi akan melakukan hal jahat yang berimbas atau melibatkan orang tuanya untuk menyelesaikan masalah.
Jika itu terjadi maka masalahnya akan makin sulit. Jadi sebisa mungkin Kevin berusaha untuk bertahan meskipun ini sangat berat untuk di lalui.
Saat ini kondisi sekolah sudang sangat sepi. Dengan langkah gontai dan menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya dia nekat berjalan keluar dari gedung sekolah.
Satpam yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya merasa tidak berdaya. Dia tahu pasti anak itu di bully oleh teman temannya. Tapi apalah daya. Dia juga hanya orang kecil yang berusaha menyambung hidup.
Satpam itu sangat mengetahui, betapa merepotkannya berurusan dengan orang kaya. Salah sedikit saja, bisa kehilangan pekerjaan, lebih parahnya lagi bisa saja nyawa yang akan hilang.
Dengan langkah gontai Kevin berjalan menuju gerbang. Dia masih sempat tersenyum dan menyapa sang satpam yang sedari tadi memperhatikannya.
"Mari Pak Supri !" Kata Kevin dengan sopan.
Mendengar Kevin menyapanya, Pak Supri menganggukkan kepalanya dan tersenyum ramah. Setelah itu Kevin berjalan di pinggir jalan sambil memikirkan jadwal yang akan di buat nanti saat di rumah.
Dia bermaksud untuk melakukan olahraga rutin dan juga mencari Gym terdekat yang tidak jauh dari rumahnya. Dia ingin melatih fisik dan tubuhnya. Setidaknya itu bisa dia lakukan agar bisa bertahan saat sedang di pukuli oleh seseorang.
Kevin terus berjalan hingga matanya tidak sengaja melihat seorang kakek kakek yang nampak ingin menyeberang jalan tapi terlihat kesulitan karena jalannya sangat ramai.
Akhirnya tanpa ragu ragu Kevin segera menghampiri kakek itu. Dia bermaksud membantu kakek itu untuk menyeberang jalan.
Tidak lama kemudian akhirnya Kevin tiba di samping kakek itu. Dengan suara yang sangat ramah dia berkata
"Permisi Kek, apakah kakek mau menyeberang jalan ? Jika iya, mari saya bantu, di sini kalau siang jalannya memang sangat ramai kek." Ucapnya.
"Oh, iya nak. Kakek ingin menyeberang jalan dan duduk di bangku yang ada di bawah pohon itu." Kata si kakek sambil jarinya menunjuk sebuah bangku kayu yang terletak di bawang pohon Beringin yang sangat besar.
Kevin mengikuti arah jari kakek tua itu dan melihat jika bangku dan juga pohon Beringin besar disana. Kevin hanya mengangguk ringan. Kebetulan bangku itu juga sering dia datangi jika ingin istirahat dan bersantai sejenak.
"Baik Kek, mari saya bantu menyeberang jalan. Itu tasnya biar saya saja yang membawakan." Kata Kevin yang langsung meraih tas besar yang membuat si kakek tampak kerepotan.
Sementara itu si kakek hanya mengangguk sambil tersenyum. Tidak butuh waktu lama bagi Kevin untuk mengantarkan kakek itu menyeberang jalan. Dan kini keduanya sedang duduk di bangku kayu yang ada tepat di bawah pohon.
Tiba tiba kekek itu berkata
"Terima kasih telah menolong kakek nak, ini kakek punya hadiah untukmu terimalah, jangan sampai hilang, ingat jaga benda ini baik baik." Ucapnya sambil menyerahkan sebuah bola kecil berwarna biru seukuran kacang kedelai.
Kevin awalnya ragu ragu, tapi karena sang kakek memberikannya dengan nada yang sangat tegas dan juga tulus, akhirnya dia menerimanya.
Kevin mengamati bola kecil seukuran kacang kedelai di tangannya. Tidak ada yang istimewa selain warnanya yang terang dan juga bentuknya yang sangat padat seperti pecahan kristal.
"Terima ka..."
Deg !
Tiba tiba tubuh Kevin membeku dan jantungnya seolah berhenti berdetak. Suaranya tercekat di tenggorokan.
Sunyi, Kesunyian, tidak ada orang.
Tubuh Kevin menegang. Matanya melebar seolah olah dia baru saja melihat hantu.
Tiba tiba dia merasakan seluruh tubuhnya merinding.
Tanpa sadar dia memasukkan bola kecil berwarna biru seukuran kacang kedelai itu di saku celananya. Dengan langkah sedikit tergesa gesa tanpa berani menoleh ke belakang dia berjalan pulang menuju rumahnya yang jaraknya sekitar 3 km dari sekolahnya.
Waktu terus berjalan, karena berjalan dengan cepat dan sedikit tergesa gesa akhirnya Kevin tiba di rumah lebih cepat dari biasannya.
Tempat tinggalnya berada di daerah Selatan bernama Desa Sedayu. Desa ini bisa di katakan termasuk kawasan desa pinggiran yang ada di Kota Justisia.
Saat ini, akhirnya dia tiba di depan rumahnya. Dan kebetulan ibu Kevin baru saja selesai mengangkat pakaian yang sudah kering setelah di jemur hampir seharian.
Melihat wajah ibunya, entah kenapa hati Kevin seketika menjadi tenang. Walaupun dia masih memiliki rasa takut yang tersisa tapi setelah tiba di rumah dan bertemu dengan ibunya. Perasaan takut itu sudah banyak berkurang.
Dengan senyum cerah yang menghiasi wajahnya Kevin pun mengucapkan salam.
"Assalamualaikum." Ucap Kevin menghampiri sang ibu meraih punggung tangannya dan menciumnya dengan penuh penghormatan.
"Waalaikum salam." Jawab ibu Kevin tersenyum lembut ke arah putranya. Dia mengusap usap kelapa anak semata wayangnya yang kini sudah tumbuh besar.
Padahal dia merasa belum lama ini mengantarkan Kevin bersekolah TK. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat.
Ibu Kevin bernama Mirna dan suaminya bernama Bagas Sanjaya. Nama Kevin Sanjaya juga di ambil dari belakang ayahnya. Ayah Kevin sendiri seorang pekerja kasar yang menjadi kuli bangunan di area perumahan yang baru saja di dirikan. Area perumahan itu tidak jauh dari desa Sedayu berada.
Sementara ibunya adalah ibu rumah tangga, pernah suatu ketika Mirna ijin untuk bekerja, namun hal itu di tolak dengan tegas oleh Bagas. Masalah pekerjaan adalah urusannya sebagai laki laki dan juga kepala keluarga. begitulah yang dia katakan.
kembali ke cerita.
"Ya sudah, sana masuk. Cepat ganti bajumu dan segera makan. Ibu tadi membuat gado gado kesukaanmu." Kata ibunya.
"Wow, benarkah ?! Kalau begitu aku harus cepat." Jawab Kevin yang langsung masuk rumah dan berganti pakaian.
Setelah itu dia pergi ke dapur untuk memakan gado gado yang sudah ibunya siapkan dengan lahap. Selesai makan dia berbaring di tempat tidur dan mulai memikirkan banyak hal.
Terutama soal kakek misterius yang tiba tiba menghilang setelah dia membantunya menyeberang jalan. Entah kenapa dia selalu merasa merinding jika teringat kakek itu yang tiba tiba menghilang begitu saja seolah olah tak pernah ada.
Tiba tiba dia teringat dengan bola kecil berwarna biru seukuran kacang kedelai yang sempat dia masukkan ke dalam saku celananya. Dia segera bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.
Dia menaruh celananya di tumpukan baju kotor karena kebetulan hari ini adalah hari Sabtu dan besok adalah hari Minggu. Kevin segera mengambil celana itu dan merogoh kantong tempatnya menaruh bola biru kecil sebelumnya.
Tidak lama kemudian dia menemukannya dengan cukup mudah. Bola kecil berwarna biru terang itu benar benar terlihat biasa saja. Dan itu benar benar seukuran kacang kedelai.
Setelah menaruh celananya di ember khusus untuk menaruh baju kotor, akhirnya dia keluar dari kamar mandi dan kembali ke kamarnya.
Setibanya di kamar Kevin kembali berbaring, mengangkat tangannya dan memperhatikan bola kecil yang pegangnya dengan seksama. Tapi detik berikutnya hal yang mengejutkan terjadi. Jari tangannya teras licin sehingga bola kecil berwarna biru jatuh tepat di mulutnya yang sedikit terbuka.
Parahnya lagi. Bola kecil berwarna biru itu tertelan di tenggorokan ya dan masuk ke perutnya.
"Sialan ! Bola kecil ini tertelan ! Ucapnya panik.
Tiba tiba dia merasakan seluruh tubuhnya memanas dan rasa terbakar yang begitu hebat segera menjalar ke seluruh tubuhnya.
Hal itu begitu mengguncangnya, hingga akhirnya Kevin pun pingsan di tempat.
Bab 2. Perubahan Drastis.
Kevin pingsan selama 5 jam. Dia pulang sekolah pukul 13.00 jadi saat ini jam menunjukkan pukul 18.00.
Kelopak mata Kelvin mulai bergerak gerak dan perlahan dia membuka matanya. Saat matanya terbuka tiba tiba dia terkejut. Tubuhnya di penuhi oleh lendir hitam yang mengeluarkan bau yang sangat busuk.
Bahkan Kevin sendiri serasa ingin muntah saat mencium bau tubuhnya. Dia segera berdiri untuk keluar dari kamarnya dan segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Untung saja saat itu rumah masih sepi. Entahlah kedua orang tuanya pergi kemana dia juga tidak tahu. Kevin tahu jika ayahnya setiap hari bekerja sebagai kuli bangunan di area perumahan yang baru buka. Jika tidak salah namanya adalah
"Area Perumahan Pondok Indah."
Biasanya jam 16.00 ayahnya sudah di rumah dan duduk untuk mengobrol dengan sang ibu. Hari ini ada yang berbeda. Entah kenapa dia merasakan ada hal buruk yang akan terjadi, namun Kevin tidak tahu hal buruk apa itu.
Dia hanya bisa berdoa semoga saja, dimana pun tempatnya berada baik ayah dan ibunya selalu dalam lindungan Allah.
Kevin segera melepas bajunya yang kotor dan hitam. Itu benar benar hitam dan lengket sekali. Bahkan Kevin sampai jijik melihatnya.
Dalam hati dia membatin
Apa yang sebenarnya terjadi ? Kenapa tubuhnya begitu di penuhi oleh lendir hitam yang begitu pekat dan juga lengket ?
Tanpa banyak berfikir dia segera menyiramkan air dingin ke seluruh tubuhnya. Dia benar benar membersihkan tubuhnya dan beradu cukup lama di kamar mandi.
30 menit kemudian.
Kevin keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang fresh dan segar. Saat dia melilitkan handuk di pinggangnya. Tiba tiba tatapan matanya melebar.
Ada perubahan drastis yang terjadi pada perutnya.
"Apa ! Apa yang terjadi ? Tubuhku berubah menjadi sangat keren ! Dan apa ini ?!" Ucapnya tak percaya.
Delapan roti sobek tercetak jelas di perutnya. Bahkan tanpa sadar dia memandangi lengannya yang kekar dan berotot.
Sontak saja dia segera bergegas ke kamarnya dan bercermin. Dan saat itu juga matanya terbelalak lebar tak percaya. Kini seluruh tubuhnya tampak bersih. Kulitnya yang tadinya gelap saat ini berubah menjadi lebih cerah dari sebelumnya. Itu lebih bersih dari sebelumnya dan hampir mendekati putih.
Wajahnya juga sangat tampan. Matanya yang jernih dan terang, hidung yang mancung dan alisnya yang melengkung indah bagaikan pedang tajam yang terhunus.
Saat ini penampilan Kevin sangat mirip seperti "Jung kook" K pop Korea Selatan yang sangat populer di kalangan para gadis.
Dia tercengang sambil menyentuh wajahnya yang saat ini berubah drastis. Sebelumnya dia memang sudah tampan hanya saja kulitnya agak gelap. Namun setelah dia mandi dan membersihkan diri. Justru pemandangan mencengangkan inilah yang terjadi.
Setelah puas memandangi wajahnya dia segera berganti pakaian dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci pakaiannya yang kotor.
Tapi setelah melihat itu sangat pekat dan sulit di hilangkan, Kevin membungkusnya dengan kantong plastik hitam dan akan membuangnya nanti bersama dengan sampah sampah yang lain.
Saat dia hendak melangkah tiba tiba kepalanya berdenyut. Rasa pusing yang hebat langsung menderanya. Bahkan saking sakitnya Kevin sampai mengerang sambil memegangi kepalanya yang serasa akan pecah.
Bersamaan dengan itu berbagai macam informasi masuk ke dalam kepalanya seperti banjir bandang. Akhirnya setelah menahan sakit selama 15 menit. Rasa pusing itu menghilang sepenuhnya.
Kini dia bisa mencerna segala hal yang terjadi dan benda apa yang telah dia telan sebelumnya. Serta efek dan perubahan yang terjadi setelah menelannya.
"Jadi begitu. Bola kecil berwarna biru terang sebesar biji kedelai itu ternyata bernama kacang energi spiritual."
Kacang itu adalah kacang yang mengandung energi alam yang sangat murni. Kacang yang mendung kekuatan besar yang bisa membersihkan semua kotoran yang ada di dalam tubuh. Selain itu, bisa meregenerasi kulit dan membuatnya menjadi bersih dan bercahaya.
Fungsi lainnya adalah membantu memperkuat tulang, daging, otot dan membersihkan darah. Serta mencegah berbagai macam penyakit yang mengancam sekecil apapun itu.
Saat banyak sekali perubahan yang Kevin rasakan. 5 panca inderanya menjadi lebih tajam dan lebih peka dari sebelumnya. Matanya seperti memiliki efek zoom yang bisa melihat benda yang sangat jauh ataupun sangat kecil dengan sangat jelas. Jaraknya adalah 500 meter.
Dia bahkan bisa melihat nyamuk yang mengepalkan sayapnya dengan kecepatan yang lamban. Itu membuktikan betapa hebat kemampuan penglihatan Kevin saat ini.
Pendengarannya yang tajam mampu menembus sampai jarak 500 meter. Itu sama seperti jarak pandang penglihatannya yang telah meningkat. 3 panca indera yang lain juga meningkat drastis.
Sehingga Kevin harus beradaptasi dengan kemampuan baru dan perubahan besar yang terdiri padanya. Dia merasa tubuhnya saat ini di penuhi dengan vitalitas dan kekuatan dengan daya ledak yang luar biasa.
Lain kali dia akan mengujinya saat mendaftarkan diri di gym Center terdekat. Dia juga mendapatkan informasi tambahan di dalam fikirannya.
Itu adalah sebuah metode atau tehnik yang bisa di gunakan untuk memperkuat tubuh dengan menyerap energi alam. Nama tehnik itu adalah "Tehnik Pernafasan Alam"
Dengan mempelajari tehnik ini maka seseorang akan mampu menyerap energi dari alam sekitar. Energi itu juga bisa di gunakan untuk membuka jalur jalur meridian yang ada di dalam tubuh manusia.
Saat jalur meridian terbuka maka saat itulah energi alam akan masuk dan memperkuat tulang otot serta daging. Memungkinkan seseorang memiliki kekuatan yang sangat besar di luar imajinasi manusia normal pada umumnya.
Setelah membuka jalur meridian, langkah berikutnya memadatkan dantian. Dantian adalah pusat inti energi yang terletak di bawah pusar.
Fungsi dantian ini adalah untuk menampung energi alam yang di serap dan di simpan ke dalam tubuh. Konsepnya mirip dengan wadah penyimpanan. Hanya saja ini adalah wadah yang berisi energi alam yang sangat besar dan luar biasa kuat.
Dari berbagai macam informasi yang dia dapatkan dia harus mulai duduk dan bermeditasi dengan tenang. Dia harus fokus dan memusatkan fikirannya. Rasakan setiap aliran energi yanga ada di alam sekitar.
Langkah selanjutnya, rasakan dan masukan energi alam yang dalam tubuh lalu bayangkan energi itu berkumpul dan membentuk sebuah bulatan kecil mirip dengan kelereng.
Besar kecilnya dantian tergantung pada bakat masing masing orang dalam proses pemadatan energi saat menciptakan wadah.
Mata Kevin terpejam. Dia penuh dengan konsentrasi tinggi. Mengikuti manual tehnik yang ada di dalam ingatannya. Dia mulai melakukan tehnik pernafasan alam.
Lambat laun dia bisa merasakan aliran energi yang berfluktuasi dan berputar putar di sekelilingnya. Lalu dengan satu pemikiran energi itu langsung masuk dan tersedot ke dalam tubuhnya seperti ada sebuah tarikan yang luar biasa kuat.
Saat Energi itu masuk dan mulai membentuk dantiannya yang ada di bawah pusar. Awalnya prosesnya tidak mudah, tapi Kevin menjadi sangat keras kepala dan menggeretakkan giginya..
Dia terus menerus berkonsentrasi dan berusaha memadatkan dantian di dalam tubuhnya. Akhirnya, kerja kerasnya membuahkan hasil.
Setelah terus menerus mecoba dan gagal berkali kali akhirnya saat ini dia berhasil memadatkan dantian sebesar kacang kedelai. Menyaksikan usahanya tidak sia sia Kevin merasa sangat bahagia.
Tiba tiba ponselnya yang berada di atas meja bergetar seketika terdengar suara nada dering dari salah satu penyanyi terkenal yaitu Denny Caknan.
" Sampek tuek ! We ra bakal tak culno !"..klik
Kevin langsung menekan dan menggulir ke atas tanda hijau di layar sentuh hp Samsung J3+ miliknya.
"Halo, ibu ada apa ? Tanya Kelvin sedikit cemas. Pasalnya perasaannya entah kenapa tidak enak dari tadi.
"Iya nak, maaf harus menelponmu. Tapi saat ini ibu sedang berada di puskesmas Sedayu."
Tiba tiba tubuh Kevin menegang, apakah terjadi sesuatu kepada orang tuanya. Apa yang sebenarnya terjadi.
"Halo nak, apakah kamu masih disana, jika iya tolong ambilkan cas hp milik ibu karena batrai hp ini sebentar lagi akan habis. Lalu bawa juga beberapa baju ganti untuk ayahmu. Tadi ibu sangat terburu-buru sehingga lupa membawanya."
"Baik baik, tapi bu, apak yang sebenarnya terjadi ?"Tanya Kevin dengan penasaran.
Masih sempat sempatnya anak ini menanyakan hal ini di telepon.
Bukannya bergegas untuk mengemasi barang-barangnya. Sungguh, kepanikan terkadang bisa memperlambat kinerja otak.
"Huh, sudahlah nanti saja ibu ceritakan. Ini batrai hp ibu sudah hampir habis, dan bawa pakaian ganti ayahmu ! Berhentilah mengoceh seperti burung Beo." Ucap ibunya yang langsung mematikan panggilan telepon.
"Hah, langsung mati begitu saja !" Ucap Kevin menghela nafas. Ternyata batrai hp ibunya benar benar habis. Tanpa banyak babibu dia langsung beranjak dari posisi duduk bersilanya tadi.
Mengambil tas sekolah yang sudah sudah kosong akibat buku buku pelajaran yang sudah di keluarkan dan di tata rapi di tempatnya.
Setelahnya Kevin segera beranjak ke kamar ibunya untu mengambil cas hp yang tergeletak begitu saja di atas meja. Dia juga langsung membuka lemari dan mengambil beberapa potong baju milik ayahnya yang langsung dia jejalkan ke dalam tas tanpa peduli itu rapi atau tidak. Masa bodoh.
Setelah itu Kevin segera keluar dari ruangan dan mengunci pintu. Di keluarganya masing orang orang mempunyai kunci rumah cadangan.
Jadi jika rumah di kunci dan bersamaan saat itu juga tidak ada orang. Baik Kevin, ibu maupun ayahnya bisa membuka pintu rumah sendiri.
Saat Kevin hendak berangkat, dia menepuk jidatnya sendiri. Dia lupa jika saat ini di rumah tidak ada kendaraan. Sebenarnya ada satu motor Supra X tahun 2005. Tapi motor itu selalu di pakai ayahnya untuk berangkat kerja.
Mau tidak mau akhirnya dia berjalan ke rumah tetangganya yaitu Pak Sholihin. Tujuannya jelas untuk meminjam sepeda motor.
Hanya melangkah selama 5 menit saja. Akhirnya Kevin sudah sampai di rumah Pak Sholihin. Kebetulan Pak Sholihin ini adalah ketua RT di desa Sedayu.
"Tok tok tok ! Assalamualaikum !" Ucap Kevin mengucapkan salam.
"Waalaikum salam, iya sebentar." Jawab seorang gadis yang berusia 15 tahun. Ternyata yang menjawab adalah anak Pak Sholihin bernama Tasya.
Namun, saat Tasya akan melihat siapa tamunya yang datang tiba tiba tubuh Tasya berpaku di tempat. Matanya melebar tak percaya. Dengan suara terbata bata dia berkata
"Ju Ju Ju Jung Kook." Ucapnya tergagap.
"Hah !"
Mendengar apa yang di katakan oleh anak Pak Sholihin itu, Kevin langsung bingung dan mengerutkan keningnya."
Dalam hati dia bergumam.
"Hah, Jung Kook! Apa maksudnya ? Apakah dia benar benar setampan itu ! Kata Kevin yang menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Bagaimana dia tidak mengetahui nama Jung Kook, meskipun dia tidak terlalu peduli, namun para gadis di sekolahnya selalu heboh jika itu menyangkut tentang K Pop Korea.
Terutama jika nama Jung Kook di sebut ekspresi mereka akan langsung penuh dengan kekaguman yang luar biasa. Dan kalimat yang selalu Kevin gumam kan adalah
"Huh mereka lagi lagi mulai menggila."
Tapi Kevin memang mengakui jika Idol itu memang tampan.
Kembali ke cerita.
Saat Kevin sedang melamun tiba tiba suara Tasya terdengar sekali lagi
"Sangat tampan ! Keren banget !" Hanya ucapan itulah yang keluar dari mulut Tasya anak dari tetangganya yang bernama Pak Sholihin.
Gerakan Kevin yang menggaruk kepalanya itu dia anggap sebagai pose keren yang menunjukkan pesonanya yang luar biasa.
Sungguh sangat luar biasa imajinasi gadis berusia 15 tahun itu.
Sementara Kevin yang mendengarnya hanya tersenyum canggung. Karena ini adalah kali pertamanya di puji oleh seorang gadis.
Tiba tiba terdengar suara yang agak berat dari dalam. Yang tidak lain itu adalah suara yang sangat Kevin kenal. Itu adalah suara Pak Sholihin.
"Tasya ! Siapa yang datang Nak !
tanpa sadar Tasya menjawab
"A anu..Jung Kook Pak ! Seketika itu juga dia menutup mulutnya dan wajahnya langsung memerah.
Kevin yang mendengarnya tidak bisa menahan tawa. Akhirnya dia berkata dengan sedikit agak keras.
"Ini saya Pak, Kevin anaknya pak Bagas."
Seketika itu juga Tasya langsung membelalakkan matanya. Ternyata laki laki tampan yang dia panggil Jung Kook ini adalah Kevin tetangga yang ada di sebelah rumahnya.
Bab 3. Tiba Di Puskesmas.
"Owh, Ternyata itu nak Kevin. Maaf nak, tadi bapak ada sedikit pekerjaan di dalam, sehingga bapak tidak bisa menemuimu secara langsung."Ucap Pak Sholihin yang baru saja keluar dari dalam rumah.
Pekerjaan yang di maksudkan Pak Sholihin sebenarnya adalah makan sambil membalas cheat di grub WA dari teman teman SMA nya dulu.
Pak Sholihin menatap Kevin sambil tersenyum, tapi senyum itu tiba tiba berubah menjadi ekspresi keterkejutan di wajahnya.
"Hah, apakah kamu benar benar Kevin ?" Tanya Pak Sholihin yang langsung mendekat dan menyentuh bahu Kevin.
Pasalnya penampilan Kevin saat ini berubah 180° dari yang pernah dia lihat terakhir kali. Pak Sholihin bingung. Tapi Kevin ini memanglah orang yang jarang keluar dari rumah. Dan pak Sholihin juga jarang melihatnya.
Tentu saja sebagai tetangga pak Sholihin tahu tentang masalah ekonomi yang di alami oleh Bagas. Tetangga yang terkenal selalu ramah dan suka menolong orang itu.
Bahkan ada desas desus yang mengatakan bahwa Kevin bersikeras membantu ayahnya bekerja agar tidak terlalu menjadi beban. Hal ini tentu saja mendapatkan penilaian yang positif dari orang orang yang mengenal baik keluarga Bagas Sanjaya itu.
Anak muda zaman sekarang haruslah bersemangat dan bekerja keras. Tidak boleh manja apalagi klemar klemer (lembek). Harus penuh dengan tekad kuat dan juga tahan banting.
"Hehe, iya pak saya Kevin." Jawab Kevin sopan.
Kalau begitu, mari masuk dulu silahkan." Kata Pak Sholihin mempersilahkan Kevin masuk. Meskipun ini jam 18.00 dan bertepatan dengan waktu sholat magrib, mau bagaimana lagi.
Orangnya sudah ada di depan pintu, mau tidak mau ya harus di persilahkan masuk. Siapa tahu ada hal mendesak yang ingin di sampaikan.
"Eh, anu Pak, terimakasih atas tawarannya, tapi sebenarnya kedatangan saya kemar ingin minta tolong bapak dan ini sedikit mendesak." Kata Kevin langsung mengutarakan maksud kedatangannya.
"Oh, begitukah ! Minta tolong apa ? Coba kamu ceritakan." Jawab Pak Sholihin pada akhirnya.
Dan mengalirlah cerita Kevin tentang ayahnya yang saat ini sedang di rawat di rawat di Puskesmas. Dan ibunya yang sedang menunggu di sana menyuruhnya datang untuk mengantarkan baju ganti. Dan di akhir cerita Kevin meminta ijin untuk meminjam sepeda motor karena di rumahnya tidak ada kendaraan.
Seketika ekspresi wajah Pak Sholihin sedikit berubah. Dalam hati dia membatin
"Aduh, gimana ya ini, kebetulan sepeda motorku hari ini masuk bengkel. Yang ada hanya sepeda motor Scoppy kesayangan Tasya. Haduh harus jawab apa ini."
Tiba tiba terdengar suara yang membuyarkan lamunan Pak Sholihin.
"Pakai motor Tasya aja kak, itu motornya ada di luar, tadi belum sempat di masukkan ke dalam rumah." Kata Tasya.
"Bolehkah ? Tanya Kevin sambil menatap lekat mata Tasya.
Tasya yang tadinya santai seketika langsung terkejut saat mata keduanya bertemu. Wajahnya langsung memerah dan menundukkan kepalanya karena malu.
Dengan sedikit terbata bata dia berkata
"Bo boleh kak, sebentar Tasya ambilkan kunci motornya dulu." Serunya yang segera berbalik dan lari ke dalam kamarnya untuk menyambar kunci motor yang selalu dia taruh di atas meja dekat dengan tumpukan buku belajarnya.
Kevin yang melihat tingkah gadis itu hanya tersenyum saja. Dia menganggap apa yang Tasya lakukan sangatlah lucu.
Di sisi lain, Pak Sholihin hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja sambil bergumam.
"Anak itu, giliran ketemu orang ganteng saja, langsung berubah menjadi anak manis yang penurut, anak siapa sih dia itu." Gerutu Pak Sholihin.
Kevin yang mendengarnya tidak bisa menahan tawa. Dalam hati dia berkata
"Bukankah dia anakmu sendiri, apa jangan jangan anda lupa pernah membuatnya dulu. Haduh, ada ada saja Pak Sholihin ini."
Di sisi lain saat ini Tasya sangat bersemangat. Dia berlari ke kamarnya dan mengambil kunci motor Scoppy kesayangannya. Dalam hati dia berteriak
"Gila, tampan sekali, apakah dia benar benar kak Kevin, sejak kepan wajahnya menjadi sangat tampan dn mirip sekali dengan Jung Kook. Pokoknya aku harus mendapat nomor WA nya."
Tidak butuh waktu lama bagi Tasya untuk mengambil kunci itu. Dia juga segera berlari menghampiri Kevin yang masih setia menunggu di depan pintu.
Sementara sang Ayah pergi entah kemana dia tidak peduli. Saat ini di dalam otaknya yang paling penting adalah nomor WA Kevin.
" Ini kak kunci motornya, oh iya nomor WA kakak berapa, sini aku catat. Nanti kalau butuh bantuan atau mau pinjam motor Tasya, tinggal kirim pesan aja." Kata Tasya saat menyerahkan kunci motornya.
Merasa yang di katakan Tasya masuk akal, Kevin pun mengucapkan nomor WA nya yang langsung di catat oleh Tasya dengan sangat bersemangat.
Selain itu Kevin juga merasa tidak enak hati, karena Tasya sudah mau meminjamkan motornya.
"Gila ! Ternyata minta nomor WA kak Kevin tidak sesulit yang aku bayangkan. Ini malah kesannya semudah membalikkan telapak tangan." batinnya sangat bahagia.
"Ya sudah motornya kakak pinjam dulu ya dek, makasih cantik." Ucapnya sambil menoleh hidung Tasya.
Kevin sendiri langsung bergegas menuju motor Scoppy milik Tasya terparkir. Dia menyalakan mesinnya dan menarik gasnya. Dalam waktu singkat Kevin pun menghilang dari pandangan Tasya.
Sementara itu Tasya hanya diam mematung sambil memegangi hidungnya yang tadi di toel oleh Kevin.
"Serius aku di panggil adek tadi. Seriusan !
Gila ! So sweet banget !" Kata Tasya yang saat ini sudah berubah menjadi budak cinta akut stadium akhir dengan status nyaris tak tertolong.
Kevin sendiri menarik gas motor matic itu sekencang mungkin. Karena dia ingin segera tahu bagaimana kondisi ayahnya. Dia sangat lincah seolah olah dia secara ajaib sedang di rasuki oleh jiwa Alex Marquez pemain moto GP. Sebelum tiba di puskesmas Kevin mampir dulu ke supermarket membeli masker, air putih, roti tawar dan juga buah buahan.
Awalnya saat Kevin masuk pertama kali semua wanita disana terkejut. Baik itu tua maupun muda. Mata mereka terbelalak saat melihat wajah Kevin yang sangat tampan.
Namun saat Kevin mulai memakai masker. Semua orang kecewa seolah telah kelihatan sesuatu yang sangat berharga.
Tidak butuh waktu lama baginya untuk sampai di Puskesmas. Di pesan mata Kevin saat ini ada papan nama yang bertuliskan cukup unik
"Puskesmas Sehat Selalu Ya."
Puskesmas ini ada di luar desa Sedayu. Lebih tepatnya jaraknya sejauh 4 km dari desa Sedayu. Tempatnya berada di Desa Kapuk, Kecamatan Banjar Sari, Kabupaten Anjang Sana, Kota Justisia.
Dengan cepat Kevin memarkirkan motornya dan Melepas Helmnya. Abang abang tukang parkir sendiri yang setiap hari bekerja di sana dengan sigap menghampiri Kevin dan menyerahkan kupon bertuliskan nomor parkirnya.
Tapi saat melihat kulit Kevin yang begitu putih bak Artis luar Negeri. Abang tukang parkir itu pun bertanya.
"Mas nya bule ya ?"
"Kevin yang mendengarnya langsung menjawab
"Bule Indo Mas." Ucapnya sambil menerima kupon nomor parkir itu.
"Walah ! Bule blesteran toh ternyata." Kata Abang tukang parkir mengangguk angguk kepalanya.
Kevin sendiri yang mendengarnya hampir tertawa terbahak habak, tapi dia tahan. Takut di anggap tidak sopan. Lagi pula ini adalah tempatnya orang berobat. Tidak baik mengganggu ketenangan orang lain.
Kevin berjalan dengan santai tanpa menimbulkan kehebohan. Itu semua karena dia memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Kevin langsung menelpon Ibunya.
Tut..Tut...tuuut !
Tiba terdengar suara di seberang.
Nak, apakah kamu sudah sampai ? Tanya Mirna.
"Iya bu, aku sudah ada di Puskesmas. Di ruang mana ayah di rawat ? Tanya Kevin.
"Ayahmu ada di ruang Dahlia, kamu tanya saja pada para pegawai puskesmas pasti di beri tahu." Kata Ibu Kevin.
"Hmm, baiklah kalau begitu bu, aku matikan dulu telponnya."
Kevin akhirnya berjalan dan menghentikan seorang wanita dengan seragam dinas yang melekat di tubuhnya dengan elegan. Wanita itu tidak lain adalah salah satu pegawai yang bekerja di di Puskesmas.
Umurnya sendiri berkisar 28 tahun. Saat ini kebetulan wanita itu sedang berjalan melewatinya.
"Maaf bu permisi, saya mau tanya. Ruangan Dahlia dimana ya ?"
Wanita itu kemudian menghentikan langkahnya. Dia menoleh dan terkejut saat melihat Kevin. Meskipun memakai masker tapi intuisinya mengatakan jika sosok pemuda yang menghentikannya ini memiliki wajah yang tampan.
Dengan senyuman yang ramah dia pun menjawab
"Oh, mas nya lurus saja, nanti sekitar 500 meter belok kanan. Nah di sana ada sebuah ruangan yang sudah ada papan nama ruangan Dahlia di pintunya."
Kevin yang mendengarnya hanya mengangguk dan tersenyum di balik masker yang dia pakai. Lalu di berseru
"Terimakasih banyak bu, kalau begitu saya permisi."
Wanita itu balas tersenyum dan mengangguk singkat. Sementara Kevin dengan langkah besarnya segera berjalan dengan lebih cepat agar segera cepat sampai di tujuan.
Mengikuti instruksi pegawai sebelumnya akhirnya Kevin sampailah di ruangan Dahlia. Di sana dia melihat ibunya dan ayahnya ang saat ini duduk di tempat tidur, keadaannya baik baik saja namun Kevin bisa melihat jika wajah ayahnya agak pucat.
Kevin melangkah masuk dan mengucapkan salam.
"ASSALAMUALAIKUM."
Di dalam ruangan. Mirna, ibunya Kevin yang sedang mengobrol dengan Bagas yang tidak lain adalah sang suami mendengar suara yang familiar. Suara yang sangat mereka kenal. Dan itu tidak lain adalah suara anak mereka sendiri, yaitu Kevin.
Dengan serempak keduanya menjawab
"WAALAIKUM SALAM."
Keduanya melihat seorang pemuda dengan kulit putih yang terlihat berbeda sekali dengan anak mereka sebelumnya.
"Bu, ini cas hp nya dan baju buat bapak." Kata Kevin memecah keheningan.
"Nak, apakah kamu benar benar Kevin ? Tanya Mirna pengerutkan kening. Karena dia di landa kebimbangan. Di satu sisi dia merasa sosok di depannya bukan putranya. Mereka seperti dua orang yang berbeda.
Namun di sisi lain dia juga merasakan keakraban dan kedekatan yang sangat mendalam. Akhirnya muncullah pertanyaan Mirna yang seperti itu tadi.
Kevin sendiri terkejut mendengar pertanyaan ibunya. Akhirnya dia melepas masker dan menunjukkan wajahnya kalau dia benar benar Kevin anak mereka.
Kevin lupa jika dirinya saat ini telah berubah setelah memakan "Kacang Energi Spiritual".
Saat Kevin membuka maskernya Mirna dan Bagas langsung melebarkan mata mereka.
"Nih buk, aku ini Kevin anak kalian. Gimana sih, masak sama anak sendiri lupa ? Gerutu Kevin dengan kesal.
Mirna dan juga Bagas masih termangu di tempatnya. Dalam hati kedua ya berfikir.
"Apakah ini benar benar anak mereka ? Kenapa berbeda sekali ?"
"Terlebih lagi, sejak kapan Kevin menjadi sangat tampan, dan kulitnya juga menjadi sangat putih seperti bule dari luar negeri saja. Apa yang sebenarnya terjadi ?"
Menyadari kebingungan di wajah keduanya. Kevin menjadi lebih kesal.
"Sebenarnya ibu dan bapak itu kenapa ? Apakah ada yang aneh dengan wajahku ?" Tanyanya.
"Eh, wajah ! Aah, iya benar, wajah." Teriak Kevin di dalam fikirannya. Dia lupa jika sekarang wajah dan juga penampilannya telah jauh berubah setelah menelan kacang energi spiritual dari seorang kakek misterius yang dia tolong saat menyeberang jalan.
Dengan menghela nafas akhirnya Kevin pun menjelaskan kepada kedua orang tuanya.
Jadi begini Bu ceritanya...
*****
Tiga puluh menit pun berlalu. Dan Kevin juga sudah selesai dengan cerita singkatnya.
Akhirnya keduanya orang tuanya hanya mengangguk anggukkan kepalanya. Seolah mereka benar benar memahami apa yang Kevin ceritakan.
Kevin bercerita jika dia membantu seorang kakek misterius yang akan menyeberang jalan. Setelah itu sangat kakek memberikannya sebuah sebuah benda seperti pil berbentuk bulat. Kakek itu mengatakan jika itu adalah pil ajaib yang bisa merubah hidupnya.
Demi meyakinkan orang tuanya Kevin terpaksa menambahkan sedikit bumbu pada ceritanya agar lebih terdengar sedikit masuk akal.
Yang tidak dia sangka ternyata bapaknya justru berkata
"Bagus kalau begitu, kamu juga dapat untung berubah menjadi lebih tampan dan tampak berwibawa dari sebelumnya." Kata Bagas.
Faktanya, diam diam Bagas juga mempelajari ilmu beladiri, tapi tidak terlalu mahir. Bagas menyimpulkan jika kakek tua yang memberikan pil ajaib kepada anaknya adalah seorang praktisi beladiri dengan kemampuan yang sangat tinggi.
Mirna juga terdiam cukup lama. Dia sendiri juga sependapat dengan suaminya. Dulu saat keduanya masih berpacaran. Bagas bercerita jika dirinya adalah seorang praktisi beladiri. Dan di Dunia ini sangat banyak orang orang kuat yang mana kekuatannya itu di luar logika manusia.
Awalnya Mirna tidak percaya dan hanya tertawa saja mendengar cerita Bagas. Hingga suatu ketika Bagas menunjukkan sesuatu yang sangat mengejutkan. Dia menunjukkan beberapa kemampuannya kepada Mirna. Saat itu Bagas memukul sebuah batu yang sangat besar, tingginya sekitar 5 meter.
Dalam sekali hantam batu itu hancur berkeping keping. Namun sekitar belasan tahun yang lalu, rumah mereka kemalingan. Ada 3 orang yang ingin menjarah rumah mereka. Bagas bertarung sengit dengan maling itu. Saat itu Kevin belum lahir. Dia masih dalam proses menuju tahap kelahiran karena saat itu Mirna sedang hamil besar.
Akhirnya 3 maling itu berhasil di lumpuhkan olah Bagas. Setelah menghubungi polisi, tidak berselang lama 3 maling itu di tangkap dan di penjara. Tapi hal malang menimpa Bagas.
3 maling sebelumnya memakai racun untuk menyerang Bagas. Sehingga lambat laun tubuhnya menjadi lemah seiring bertambahnya usianya.Itu adalah hal rahasia yang Kevin sendiri pun tidak mengetahuinya.
Beberapa bulan kemudian Kakak ipar Mirna datang berkunjung, dia tidak lain adalah Lukman kakaknya Bagas. Dia saat itu berkata
"Entah kenapa aku sangat gelisah, seperti terjadi hal buruk pada Bagas. Dan tenyata firasatku benar." Ucapnya.
Melihat kondisi adiknya yang terluka parah, akhirnya Lukman menolong Bagas mengeluarkan sebagian besar racun di dalam tubuhnya.
Saat itulah Mirna melihat hal ajaib yang di luar nalar. Saat tangan Lukman menyentuh dada Bagas. Tangan Lukman mengeluarkan cahaya hijau muda yang sangat terang. Hal ajaib lainnnya juga terjadi. Cairan hitam pekat tiba tiba keluar begitu saja dari tubuh Bagas. Saat itu Lukman kembali berkata
"Racunnya telah aku keluarkan sepenuhnya, tapi mulai sekarang suruh suamimu untuk tidak bekerja terlalu berat Mir, fisiknya setelah terkena racun menjadi lebih lemah dari sebelumnya."
"Baik mas, terima kasih." jawab Mirna.
Mulai saat itu Mirna percaya jika di Dunia ini ternyata benar benar ada orang yang memiliki kekuatan di luar nalar manusia biasa.
Sepertinya halnya saat ini, ketika Kevin bercerita dan bertemu dengan seorang kakek tua yang memberikan pil ajaib, Mirna juga langsung percaya begitu saja.
Kembali ke cerita.
Mendengar kedua orang tuanya percaya, Kevin pun bernafas lega. Dia tidak menyangka jika dia berhasil dengan mudah meyakinkan orang tuanya.
"Kenapa ayah dan ibu bisa percaya semudah itu, apakah aktingku sangat bagus dan meyakinkan ? Ah, lupakan saja
. Sebaiknya aku bertanya kepada ibu, apa yang sebenarnya terjadi pada ayah." Batinnya bermonolog.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!