perkenalan tokoh.
1) Pelangi senja (16) tahun
2) Arsen Anggara(17) tahun
3)Adam Malik(50) tahun
4) Hana Kusuma(45)tahun
5) Zayn Malik(24) tahun
6) Deni Malik (20) tahun
7)Alkan Malik (17) tahun
8) Mawar jelita (42) tahun
******
Namaku adalah Pelangi, nama yang sangat indah bukan, tapi tidak seindah kisah hidupku. Aku hanya hidup berdua bersama dengan ibuku disebuah Desa yang bernama Mekar sari. Tapi aku sama sekali tidak disayang oleh ibuku yang bernama Mawar Jelita dia memang ibu kandungku tetapi rasa ibu tiri karena selalu saja mengatakan membenci diriku setiap saat dan ibu juga akan selalu memarahi dan memukulku jika aku membawa pulang uang yang sedikit untuknya sehabis aku berjualan kue keliling setelah pulang sekolah.
Seharusnya seorang ibu yang berjuang untuk anaknya tapi aku kebalikannya dari umurku 6 tahun aku sudah dipaksa oleh ibu untuk berjualan dengan alasan membalas budi kepada dirinya karena telah letih mengandung dan melahirkan ku.
Pernah sekali saat aku berumur 10 tahun bertanya kepada ibu dimana ayahku? Dan bagaimana wajahnya tapi bukan jawaban yang aku terima dari ibu melainkan pukulan dan tamparan yang aku dapatkan, ibu waktu itu memukul ku seperti kesetanan dan dia selalu saja berkata kalau aku anak pembawa sial baginya karena walaupun ibu mengandung diriku dia tetap tidak dicintai oleh ayah bahkan lebih kejamnya ibu talak dan diceraikan oleh ayah makanya ibu sangat membenciku. Ibu memukulku hingga aku pingsan waktu itu kalau saja tidak ada bibik Melati tetangga sebelah yang baik hati yang melihatku sudah tidak mampu bangkit karena dipukul ibu, mungkin saat ini aku sudah tidak bernyawa lagi. Setelah kejadian itu aku tidak berani bertanya tentang siapa dan bagaimana ayah kandungku.
Hingga usiaku mencapai (16) tahun saat ini aku masih saja dibenci oleh ibu kandungku sendiri, biarpun kadang aku menghasilkan uang lebih untuknya, ibu tetap tidak akan merasa puas seperti saat ini aku baru saja pulang sekolah dan saat ini aku duduk di bangku SMA kelas x IPS 2, begitu masuk kedalam rumah ibu sudah marah-marah.
"Kenapa kamu lama sekali hah kamu tau perut ibu itu sudah lapar menunggu kamu pulang, cepat ganti baju sana dan langsung masak ingat setelah itu kamu pergi jualan, yang rajin jangan malas-malasan ibu perlu uang untuk beli perhiasan, sana cepat masuk dan uang hasil jualan nasi uduk disekolah mana sini berikan ke ibu,"ujar Mawar berkata tegas kepada Pelangi.
Pelangi hanya menghela napas pelan kemudian mengeluarkan uang dari dari tasnya sebesar 80 ribu saja dan itu membuat Mawar membelalakkan matanya kemudian berkata.
"Cuma segini yang kamu hasilkan bukannya seharunya seratus ribu lebih seperti biasanya Kemana lagi sisanya hah,"ujar Mawar marah dan menarik rambut Pelangi dengan kuat.
"A...ampun buk, tadi nasi uduknya enggak laku semua masih tersisa,"ujar Pelangi yang berbicara dengan gugup sambil menahan sakit di kepalanya akibat tarikan sang Ibu.
"Jangan bohong kamu Pelangi, lalu dimana sisanya jualan kamu? Lihat tidak ada kan jadi berikan uang nya sekarang juga atau kamu mau ibu laporkan atas kasus pencurian hah,"ujar Mawar marah dan makin kuat menjambak rambut Pelangi.
"Se..semua uangnya udah Pelangi berikan kepada ibu dan sisa dari jualan nya tadi Pe.. Pelangi kasih ke teman kasihan tadi dia kelaparan karena nggak bawa bekal, maaf Buk!"ujar Pelangi terlihat menyesal sambil menahan rasa sakitnya.
Dan tiba-tiba saja Mawar mendorong Pelangi sangat keras hingga dia tersungkur dilantai, Mawar yang saat ini sangat marah setelah mendengar apa yang Pelangi katakan dia langsung saja mengambil rotan miliknya dan memukulkan rotan itu ke kaki Pelangi sebanyak dua kali dengan keras hingga menimbulkan lebam di kakinya sambil bicara dengan penuh emosi.
"Kamu itu kenapa sok jadi pahlawan kesiangan hah, sekarang uangku jadi berkurang karena sikap mu yang sok peduli itu pokoknya ibu nggak mau tau, cepat langsung ganti bajumu dan jualan lagi sana jangan pulang sebelum jualan mu itu habis cepat jangan hanya bisa menangis saja dasar cengeng,"ujar Mawar marah kemudian dia melempar rotannya kesembarang arah setelah dia memukul Pelangi.
Pelangi bangkit dari kemudian segera menuju kamarnya untuk mengganti baju sekolahnya, begitu sampai dikamarnya Pelangi langsung menangis...
"Hiksss...sakit ya Tuhan katakan apa yang harus aku lakukan agar ibu tidak membenciku lagi, andai saja aku tau siapa ayahku dan dimana dia aku akan berlutut dan memohon padanya agar menerima ibu kembali, agar aku tidak lagi dibenci oleh ibu.. hikss...sakit Ya Tuhan,"ujar Pelangi menangis sambil memegang dadanya yang terasa sesak. kerena setiap kali dia berbuat baik atau membuat kesalahan kecil saja maka ibunya akan marah-marah dan tidak segan untuk memukulnya.
"Pelangi kenapa kamu lama sekali ganti bajunya hah! Cepat keluar dari kamarmu itu dan jualan lagi sana, uang tidak datang sendiri "ujar Mawar berteriak memanggil Pelangi yang saat ini masih menangis dikamarnya.
Mendengar teriakan sang ibu Pelangi segera menghapus air matanya, dan bergegas untuk mengganti baju kemudian segera keluar untuk berjualan lagi seperti sang ibu katakan.
Begitu keluar dari kamarnya Pelangi mendekati ibunya yang saat ini berada di meja makan dan berkata.
"Buk..bolehkah Pelangi makan dulu sebelum berjualan, Pelangi sangat lapar,"ujar Pelangi pelan.
"Tidak boleh mau makan enak saja kamu hasilkan uang untukku terlebih dahulu sana, siapa suruh kamu membagikan sisa jualan mu ke orang lain, sudah pergi sana jualan lagi tuh gorengan dan nasi uduknya kamu jualan lagi sana dan harus laku semua jika tidak laku kamu tidak boleh pulang sana pergi merusak pemandangan ku saja, dasar anak tidak berguna,"ujar Mawar marah-marah kepada Pelangi.
Pelangi hanya mampu menundukkan kepalanya saja dihadapan sang ibu entah mendapat keberanian dari mana dia bertanya kepada sang ibu..
"Bu..apa aku ini anak kandungmu?"tanya Pelangi pelan.
"Pertanyaan bodoh apa itu lihat bukankah kita berdua mirip kami masih bertanya lagi, dasar bodoh,"ujar Mawar kesal.
"Kalau aku memang anak kandung ibu, lalu kenapa ibu tidak menyayangi bahkan terkesan sangat membenciku, dan apakah ayah tak pernah sekalipun bertanya tentang ku,"ujar Pelangi kini menatap lekat sang ibu, lalu tiba-tiba..
Sebuah Gelas melayang dan mengenai kening Pelangi untung itu hanya gelas plastik dan pelakunya siapa lagi kalau bukan Mawar sang ibu. Diapain berdiri dari duduknya kemudian mendekati Pelangi dan mencengkram pipinya kemudian berkata.
"Sudah berapa kali aku katakan kamu tidak berhak bertanya apapun lagi padaku apa kamu mengerti apa kamu ingin masuk rumah sakit sekali lagi sama seperti waktu kamu berumur 10 tahun, kamu pasti ingat kan jadi sebaiknya jangan bertanya lagi tentang ayahmu karena sampai kamu mati pun dia tidak akan pernah menginginkan mu karena apa...,"ujar kalimat Mawar terhenti kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Pelangi dan berkata dengan pelan.
"Karena kamu anak yang tak diinginkan, kamu itu anak dan benci oleh ayahku sendiri, anak pembawa sial makanya aku diceraikan oleh ayahmu itu dan aku juga sangat membencimu dan satu lagi yang harus kamu tau kalau ayahmu itu sudah mempunyai seorang istri dan anak yang lebih membanggakan dari kamu yang hanya sampah dimatanya ..jadi jangan terlalu berharap sekarang cepat kamu berjualan lagi nanti keburu sore,"ujar Mawar berkata dengan sinis kemudian melepaskan cengkraman nya kepada wajah Pelangi.
Pelangi sekarang baru tau kalau ternyata ayahnya sudah punya keluarga lain pantas saja ayahnya tidak pernah kelihatan mencari keberadaan nya dari dia kecil hingga dia sebesar ini ternyata dia hanya anak yang tak diinginkan oleh ayahnya dan kerena ayahnya, dan mungkin karena sang ayah mempunyai keluarga yang lain maka ibunya begitu membencinya karena walaupun kehadirannya tak membuat ayahnya berada disisi ibunya.
Pelangi menghela napasnya dalam-dalam kemudian memakai hoddie lusuh miliknya dan mengambil jualan yang sudah disiapkan oleh sang ibu dan diapun pergi untuk berjualan kembali.
Dengan langkah gontai Pelangi kemudian pergi keluar dari rumahnya dan akan berjualan keliling desa.
Namun saat melewati rumah Melati tetangga nya yang baik itu Pelangi pun dipanggil...
"Pelangi...Pelangi sini nak!"ujar Melati memanggilnya dengan agak keras.
Pelangi pun yang merasa namanya dipanggil kemudian menoleh kearah sumber suara dan melihat bahwa Melati sedang memanggilnya saat ini dan Pelangi pun mendekatinya dengan perlahan, begitu sudah mencapai teras rumah Melati pelangi pun bertanya.
"Bibik memanggil Pelangi ya! apa mau beli gorengan dan nasi uduk nya,"ujar Pelangi sopan.
"Nggak bibik nggak mau beli sini duduk dulu bibik ingin memberikan kamu sesuatu,"ujar Melati yang tersenyum lebar kearah Pelangi.
Pelangi yang melihat Melati yang selama ini telah baik kepadanya maka dia pun hanya bisa menurut saja dan duduk di teras rumah Melati sedangkan Melati sudah pergi masuk kedalam rumahnya lalu tidak lama dia membawa sebuah kantong kresek dan memberikannya kepada Pelangi.
"Nih buat kamu jangan lupa dimakan, nanti kamu sakit lagi dan kalau kamu sakit ibu mu yang seperti dakkjal itu tidak akan memperdulikan mu sama sekali, bibik heran deh kenapa sih kamu itu masih saja mau bertahan bersama ibumu itu yang jahatnya luar biasa tinggalin aja dia, nih ya mendingan kamu itu ikut Abang nya bibik yang berada dikota bukankah dia pernah berkata ingin mengadopsi mu dan biarkan saja ibumu yang jahat itu sendiri disini biar dia tau rasa, nih ya kalau bibik bilang dia akan mati kelaparan jika tidak ada kamu"ujar Melati sinis.
Pelangi hanya bisa tersenyum kemudian berkata.
"Bagaimana pun perilakunya dia tetap ibuku bik, dan seperti yang bibik katakan ibu pasti akan mati kelaparan jika aku pergi darinya karena bagaimanapun hanya aku yang dia punya saat ini untuk membantunya, terimakasih ya bik udah baik banget sama Pelangi atuh, kalau begitu Pelangi mau jualan dulu,"ujar Pelangi sopan kemudian berpamitan pada Melati untuk lanjut berjualan.
Saat sudah agak jauh dari rumah Melati, Pelangi membuka bungkusan yang diberikan kepadanya ternyata isinya bekal makan siang berupa nasi dan telor balado juga sebuah roti.
Pelangi tersenyum dengan lebar karena ternyata di desa ini masih ada yang baik kepadanya. Pelangi sempat mendengar beberapa ibu-ibu di desa ini bergosip tentang ibunya dan dirinya mereka berkata bahwa dia anak haram yang lahir di luar nikah karena ibunya dulu pernah kerja dikota dan kembali dalam keadaan hamil ke Desa ini tanpa suami, ingin sekali Pelangi menanyakan hal itu kepada sang ibu, namun melihat Mawar yang sering marah-marah dan tak segan memukul nya jika dia bertanya hal yang membuatnya mengingat masa lalunya maka Pelangi tak berani untuk menanyakan hal tersebut.
episode 3
Pelangi mulai berteriak untuk berjualan, dia dengan semangat menjajakan jualannya walaupun matahari sangat terik Pelangi tidak putus asa.
"Gorengan...gorengan...masih panas enak loh ada nasi uduk juga silahkan beli, dan harganya sangat murah,"ujar Pelangi berteriak dengan semangat.
Dan ternyata Pelangi sudah ditunggu oleh beberapa ibu-ibu desa yang kebetulan sedang berkumpul dan diapun dipanggil oleh ibu-ibu itu.
"Pelangi...Pelangi sini kami mau beli,"ujar salah satu ibu-ibu itu memanggil Pelangi. Pelangi pun sangat senang karena mendapatkan pelanggan pertamanya.
Diapun segera menghampiri ibu-ibu itu dan berkata.
"Ibuk mau beli apa?"tanya Pelangi antusias sambil membuka menaruh dagangannya di dekat para ibu-ibu dan dia kembali berkata.
"Hari ini ada pisang goreng, tahu isi, tempe goreng, sukun goreng dan ubi goreng dan ini ada nasi uduk juga,"ujar Pelangi tersenyum dengan lebar.
"Oh ya Pelangi semua gorengan ini harganya 1000 semua kan?"tanya salah satu ibu-ibu.
"Iya harganya 1000 dan nasi uduk harganya 5000" ujar Pelangi menjelaskan.
"Saya mau beli pisang goreng nya 5, tempe nya 2 sukunnya 3 ya, nih uangnya,"ujar salah satu ibu-ibu yang membeli dan memberikan uang 10000 kepada Pelangi. Dan Pelangi memberikan apa yang ibu itu beli sambil tersenyum dengan lebar karena ada yang membeli dagangannya kemudian..
"Eh Pelangi saya mau nasi uduk nya satu nih uangnya,"ujar salah satu ibu-ibu satunya lagi dan Pelangi pun melayani para ibu-ibu dengan hati yang gembira karena dagangannya laris dan ibunya pasti tidak akan memarahinya lagi.
Setelah ibu-ibu itu selesai membelai Pelangi pun segera pamit dan ingin melanjutkan berjualan lagi, tapi tiba-tiba perutnya terasa perih.
Pelangi kemudian melihat ada pos ronda yang tak jauh dari tempatnya sekarang, maka dia mempercepat jalannya agar segara sampai di pos ronda tersebut.
Begitu sampai Pelangi meletakkan dagangan nya kemudian mengambil kantong kresek pemberian bibik Melati.
Pelangi kemudian makan dengan lahap karena jujur saja dia memang sedang lapar saat ini namun tiba-tiba saja ada orang yang datang dan langsung marah-marah kepadanya dan mengambil makannya dan membuangnya begitu saja sambil berkata..
"Eh anak pelakor! bilangin sama ibu kamu ya jadi perempuan tuh jangan kegatelan, mentang-mentang kelamaan nggak disentuh sama laki-laki, seenaknya saja menggoda bapak saya,"ujar nya seseorang itu marah-marah.
Pelangi bukannya menatap seseorang yang saat ini sedang marah-marah padanya tapi dia malah menatap makanan yang telah jatuh kejalan.
"Eh kamu itu budeg ya! Denger nggak sih orang bicara,"ujar seseorang itu marah-marah.
Pelangi kemudian menatap seseorang yang saat ini sedang marah kepadanya dan ternyata dia adalah Laila anak dari kepala desa Mekar sari, yang usianya tiga tahun di atas Pelangi.
Dengan menghela napas dalam-dalam Pelangi pun berkata.
"Kalau kamu ingin marah dan protes tolong langsung saja kepada ibu ku, jangan kepadaku, dan aku sama sekali tidak tau apa yang ibu ku lakukan setiap harinya Laila, karena aku sibuk berjualan. Jadi jangan asal fitnah"ujar Pelangi yang terlihat sangat kesal karena acara makannya terganggu.
"Cih jangan pura-pura polos ya, kamu pasti tau kan kalau ibu kamu itu menjalin hubungan dengan bapakku dan kamu pasti juga tau kalau bapakku sering memberi ibumu uang makanya kamu diam saja saat tau ibumu menggoda bapakku kan, karena kamu juga dapat uangnya ya kan, dasar ibu sama anak, sama-sama benalu,"ujar Laila sangat marah.
Lagi-lagi Pelangi hanya bisa menghela napasnya dalam-dalam kemudian berkata.
"Terserah apa yang kamu katakan Laila aku tidak perduli,"ujar Pelangi sewot kemudian berdiri dan membawa dagangan nya dan ingin segera pergi dari hadapan Laila.
Namun belum Pelangi berjalan terlalu jauh Laila yang sudah sangat marah karena Pelangi dengan beraninya menjawab perkataan nya dia pun mengejar Pelangi dan segera merebut dagangan Pelangi dan membuangnya, Pelangi yang sangat kaget dan marah atas apa yang sudah Laila. lakukan diapun berkata.
"Apa kamu gila hah, aku sudah bilang kan kamu kamu ingin marah, marah saja kepada ibuku bukan melampiaskan nya padaku dan membuang rezekiku, pokoknya aku nggak mau tau kamu harus ganti sekarang juga,"ujar Pelangi yang saat ini sangat marah.
"Jangan harap kamu memang pantas mendapat kan nya dasar anak pelakor,"ujar Laila sinis.
"Aku bilang ganti nggak, berikan uangmu padaku sekarang juga atau kamu akan tau akibatnya,"ujar Pelangi dengan nada mengancam kepada Laila.
"Heh...emangnya kamu mau berbuat apa padaku hah!"ujar Laila malah menantang Pelangi.
Pelangi yang sudah sangat marah menatap tajam kearah Laila kemudian dia mengangkat tangannya dan..
Plak.....
Pelangi menampar Laila dengan kuat hingga kepalanya Laila menoleh kesamping.
"Ka..kamu nampar aku!"ujar Laila yang masih syok karena tak menyangka Pelangi menamparnya dengan cukup kencang tadi.
"Ya ..aku memang menamparmu lalu kamu mau apa ? mau ngadu sama bapak dan ibumu pergi sana aku tidak takut,"ujar Pelangi menggebu-gebu.
"Kamu...,"ujar Laila yang sudah sangat marah kemudian maju untuk menampar Pelangi. Namun sebelum tangannya menyentuh wajah Pelangi, Pelangi sudah mencekal tangan Laila dan berkata.
"Kamu..tidak akan bisa membalas ku Laila, dan sekarang berikan aku uang ganti rugi atas makanan dan dagangan ku yang telah kamu hancurkan, kalau tidak aku akan merebut pacarmu yang tampan itu,"ujar Pelangi mencoba untuk tenang.
Laila kemudian mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Pelangi kemudian berkata.
"Cuih aku nggak mau memberi uang, dasar anak pelakor segera pergi sana,"ujar Laila kesal karena tidak bisa menampar Pelangi kemudian pergi begitu saja.
Pelangi ingin marah kepada Laila namun dia bisa apa? Dia tau kalau ibunya memang menjadi simpanan kepala desa tapi Pelangi tidak bisa berbuat apa-apa karena dia telah diancam jika berani bicara maka kepala desa itu tidak akan segan-segan menjual dirinya ketempat pelacuran, jadi Pelangi hanya diam saja.
Dengan langkah gontai Pelangi mengambil keranjang jualannya dan segera pulang kerumah.
Namun begitu sampai dirumah sang ibu pun menyambutnya dengan wajah yang sangat tidak ramah.
"Tumben sudah pulang jam segini?"tanya Mawar sinis.
Namun Pelangi hanya diam saja. Dan itu sangat membuat Mawar tidak suka dia mendekati anaknya dan berkata.
"Mana uang hasil jualannya?"tanya Mawar lagi kepada Pelangi.
Pelangi kemudian merogoh saku hoddie nya dan memberikan uang sebesar 40 ribu rupiah kepada sang ibu dan Mawar yang hanya mendapat kan uang sebesar itu kembali murka dan langsung menampar wajah anaknya.
Plak...
"Kenapa hanya segini hah! Apa kamu membagikan dagangan mu lagi,"ujar Mawar yang terlihat sangat marah.
Pelangi memegang pipinya yang sakit karena baru saja mendapat tamparan dari sang ibu, dengan menghela nafas panjang Pelangi pun berkata.
"Aku tidak membagikan dagangan ku lagi buk! Tapi anak perempuan dari kepala desa yang bernama Laila yang membuang semua dagangan ku, dia marah dan berkata padaku untuk memperingatkan mu agar tidak menggoda kepala desa lagi,"ujar Pelangi menatap lekat sang ibu.
"Kenapa kamu tidak melawan hah, apa kamu bodoh dia hanya anak seusia mu, seharusnya kamu lawan dan minta ganti dong,"ujar Mawar yang terlihat tidak terima.
"Pelangi sudah meminta ganti rugi padanya, tapi dia menolak untuk memberikan uang. Dan apakah Pelangi harus memaksa meminta kepadanya sedangkan bapaknya sudah memberikan begitu banyak uang kepada ibu, dan apa itu belum cukup untuk ibu,"ujar Pelangi yang terlihat frustasi.
"Kamu berani berkata begitu sama ibu, dasar anak yang tidak tau terima kasih, sekarang kamu masuk kedalam kamar dan jangan harap kamu akan dapat makan malam, dan besok sebaiknya kamu harus rajin menghasilkan uang lagi untukku jika tidak aku tidak akan segan-segan menjualmu kepada juragan Karso, untuk dijadikan istri kelima paham kamu,"ujar Mawar marah bercampur kesal karena mendengar perkataan Pelangi diapun keluar dari rumahnya dan entah mau pergi kemana.
Sementara Pelangi lagi-lagi hanya bisa menghela napasnya dalam-dalam kemudian berkata dengan lirih.
"Ya Tuhan! Aku menyerah kalau saja bunuh diri itu tidak berdosa maka aku akan melakukannya sekarang juga dan bolehkan aku menjadi anak yang durhaka kepada ibu dan pergi meninggalkan nya saja, aku sudah tidak sanggup Tuhan, aku benar-benar sudah tidak sanggup lagi,"ujar Pelangi terlihat menangis dan langsung terduduk dilantai memegangi dadanya yang terasa sesak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!