NovelToon NovelToon

Hacker Misterius Itu Anakku

Episode 1

Carlina duduk termenung sambil memperhatikan kedua anaknya yang sedang bersiap-siap.

Karena anaknya akan ikut pertandingan dance ice skating. Dan ingatan kembali saat ia ingin mengikuti pertandingan tari balet.

Namun harus gagal karena dicurangi oleh sang kakak. Dan impiannya untuk menjadi pemenang tari balet tersebut harus musnah.

Flashback ...

Malam ini adalah pertandingan tari balet. Carlina yang sudah menanti saat-saat pertandingan pun merasa deg-degan.

Sang kakak yang juga ikut pertandingan tersebut pun merasa tersaingi. Karena Carlina lebih unggul dari dirinya.

"Kau tidak boleh menang Carlina, akulah yang akan menang," gumam Rekha.

Ya, Rekha selalu iri dengan adiknya itu, karena sang adik lebih pintar dan selalu unggul dalam apapun.

Sehingga rencana jahat pun timbul dihatinya. Rekha sudah menyiapkan obat untuk membuat adiknya tidak mengikuti pertandingan tersebut.

Rekha tersenyum jahat saat mencampur kan sesuatu kedalam minuman tersebut. Carlina yang tidak mengetahui rencana jahat kakaknya pun tanpa curiga meminum air tersebut.

Beberapa saat kemudian. "Aduh, mengapa kepalaku pusing?"

"Ada apa Dek?" tanya Rekha sok polos.

"Aku pusing kak, gak tahu kenapa?"

"Aku antar ke kamar ya, biar istirahat sebentar."

Carlina menurut saja, sementara Rekha sudah menyiapkan kamar untuk adiknya itu. Dan dia juga sudah menyiapkan orang untuk meniduri adiknya.

"Kali ini karirmu akan tamat, adikku," batin Rekha.

Ya mereka saat ini sedang berada di hotel, karena acara diselenggarakan di hotel. Rekha merebahkan tubuh Carlina di ranjang.

Kemudian ia menghubungi seseorang untuk datang. Rekha tersenyum puas saat melihat adiknya tidak berdaya.

"Selamat menikmati kehancuranmu adikku sayang," batin Rekha, kemudian keluar dari kamar tersebut.

Setelah Rekha keluar, Carlina pun tersadar. Dengan sisa tenaganya ia keluar dari kamar tersebut.

Saat ia berjalan sempoyongan, tiba-tiba ada tangan kekar menariknya masuk kedalam kamar.

Carlina yang tidak berdaya pun hanya pasrah. Carlina tidak bisa melihat jelas pria tersebut. Karena penglihatan nya berkunang-kunang.

Begitu juga dengan pria itu, pria itu juga diberi obat oleh sekretarisnya yang sudah lama menyukainya.

Dalam pengaruh obat, keduanya pun melakukan cinta satu malam. Hingga pagi menjelang Carlina pun terbangun.

Ia terkejut saat mendapati dirinya tidak memakai apa-apa. Karena takut, iapun buru-buru keluar tanpa melihat wajah pria itu.

Sementara sang sekretaris yang mendapat kabar bahwa Arthur berada di kamar 69 pun segera mendatangi kamar tersebut.

Tanpa ragu ia melepas pakaiannya dan berbaring disamping Arthur yang masih tertidur.

Sementara Carlina sudah keluar dari hotel ia memesan taksi untuk kembali ke rumahnya. Saat menunggu taksi, Carlina tidak henti-hentinya menangis.

Kesucian yang selama ini ia jaga hilang hanya dalam satu malam bersama seorang pria yang tidak ia kenal.

Tidak berapa lama taksi pun datang. Carlina dengan cepat menghapus airmata nya. Carlina pun menyebutkan alamat yang dituju.

"Sebentar ya Pak, aku ambil uangnya dulu," ucap Carlina saat sudah sampai tujuan.

Supir taksi itupun mengangguk, Carlina pun masuk ke dalam rumah untuk mengambil uang.

"Darimana saja kamu? Jam segini baru pulang?" tanya sang ayah dengan nada meninggi.

Carlina tidak menjawab, ia masih meneruskan langkahnya menuju kamarnya. Kemudian ia keluar lagi setelah mengambil uang.

"Maaf Pak jika membuat Bapak menunggu," ucap Carlina.

"Gak apa-apa Neng, terima kasih Neng," ucap supir taksi.

Carlina kembali masuk setelah membayar taksi tersebut. Baru saja Carlina masuk, papanya sudah menampar nya dengan keras.

Sehingga sudut bibirnya berdarah. Carlina hanya bisa menunduk. Mamanya tidak bisa membela jika suaminya sudah marah.

"Apa benar kata kakakmu, jika kamu tidur dengan seorang pria di hotel?" tanya Julian.

"Darimana kakak tahu, jangan-jangan ... ah aku tidak boleh Suudzon," batin Carlina.

"Benar Pa, sehingga ia meninggalkan pertandingan tersebut," jawab Rekha.

"Kurang ajar, hari ini juga kamu tinggalkan rumah ini. Aku tidak sudi punya anak kotor sepertimu!"

"Pa, tolong jangan usir aku Pa, aku tidak ada tempat tinggal lagi." Carlina memohon sambil menangis.

Namun Julian tidak peduli sama sekali. Ia memaksa Carlina untuk segera pergi dari rumah itu.

"Pa, apa tidak keterlaluan? Kita tidak tahu dia bersalah atau tidak? Jangan-jangan ini cuma fitnah," ucap Alana.

"Fitnah darimana Ma, aku sendiri melihat dia masuk kedalam kamar bersama seorang pria," ucap Rekha.

"Tidak! Itu tidak benar, kak bukankah kamu membawaku ke kamar? Tapi mengapa kamu mengatakan aku bersama seorang pria?" tanya Carlina.

"Jangan ngeles lagi, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri," ucap Rekha.

"Pa, Ma, itu semua tidak benar, aku ... aku semalam tiba-tiba pusing, lalu kakak membawaku ke kamar untuk istirahat," ucap Carlina menjelaskan.

Namun penjelasan Carlina tentu saja tidak berguna. Karena Rekha lebih dulu meracuni pikiran Julian.

Akhirnya Carlina pun di usir dari rumahnya, saat ia mengemasi pakaiannya, Alana masuk dan memberikan kartu kepadanya.

Dan juga uang tunai untuk untuk keperluan terdesak nantinya. Carlina memeluk mamanya.

"Maafkan mama sayang, mama tidak bisa membantu," ucap Alana sambil menangis.

"Maafkan aku juga Ma, sebenarnya apa yang dikatakan kakak itu benar, aku tidak tahu mengapa tiba-tiba aku merasakan pusing. Lalu kakak membawaku ke kamar untuk istirahat dan ternyata ...." Carlina tidak dapat meneruskan ucapannya.

Alana juga mengerti yang terjadi selanjutnya. Tapi ia tidak menyalahkan putrinya. Alana berpesan untuk menjaga diri dengan baik.

Sementara di hotel, Arthur yang baru saja terbangun mendapati bahwa wanita yang disampingnya adalah sekretaris.

Ia mencoba mengingat-ingat kejadian semalam, namun ia tidak ingat. Hanya yang dia ingat, setelah bertemu klien ia minum minuman yang disediakan sekretaris nya itu.

Arthur segera memakai pakaiannya, kemudian Salsa pura-pura baru bangun. Dan pura-pura kaget.

"Tidak usah berlebihan begitu, aku tahu ini rencanamu, kan?" tanya Arthur.

"Tidak, bukan begitu, aku juga tidak tahu mengapa aku bisa berada disini?"

"Tidak usah pura-pura, kau tahu kan siapa aku? Aku bisa saja menghancurkan keluargamu saat ini juga. Jadi mulai sekarang kamu jangan menampakkan diri lagi didepan ku."

"Tuan, sungguh aku tidak tahu apa-apa, tolong jangan usir aku, Tuan harus bertanggung jawab kepadaku."

"Apa kamu bilang? bertanggung jawab? Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bertanggung jawab!"

"Jika Tuan tidak mau bertanggung jawab, maka aku akan sebarkan berita ini ke sosial media."

"Silahkan jika ingin keluargamu hancur dalam hitungan menit!"

Kemudian Arthur keluar dari kamar hotel tersebut. Kemudian ia pun menelpon asistennya.

....

Carlina yang sudah keluar dari rumah pun segera mencari tempat tinggal. Ia akan mencari pekerjaan untuk membiayai kehidupan sehari-hari.

Walaupun ia dibekali uang oleh mamanya, namun ia tidak akan bergantung dengan uang itu saja.

.....

Hai semuanya para readers setiaku. Aku mencoba menulis lagi cerita anak kembar jenius.

Ada yang ingat Arthur? Anak tertua dari Randy dan Angelina atau lebih di kenal Lina. Dan inilah ceritanya.

Semoga kalian suka ya, jangan lupa like, komentar dan favoritkan bila kalian suka. Dan juga gift nya seikhlas kalian saja.

Episode 2

Carlina kini tinggal di kontrakan, ia menghubungi sahabatnya yang menetap di luar negeri.

"Halo say, ada apa nih," tanya Nina.

Carlina dan Nina bersahabat sejak dulu, sayangnya mereka terpisah karena Nina harus ikut kedua orang tuanya ke luar negeri.

"Gak ada apa-apa, cuma kangen saja. Apa gak boleh?"

"Jangan bohong say, kita berteman bukan satu atau dua hari. Pasti ada masalah, kan? Ceritakan, aku akan bantu."

Carlina pun menceritakan sambil menangis dengan apa yang ia alami? Dari dia di khianati orang terdekatnya sampai ia tidur dengan pria yang tidak di kenal.

Nina yang mendengar cerita itupun geram, ia juga ikut menangis, terlebih lagi mendengar sahabatnya itu di usir dari rumahnya.

"Begini saja, kamu buat dokumen perjalanan untuk ke luar negeri. Setelah itu kamu susul aku di sini, oke!"

Carlina pun menyetujui usulan tersebut, ia secepatnya akan mengurus dokumen tersebut.

Singkat cerita, 2 minggu kemudian Carlina pun berangkat untuk menemui sahabatnya itu.

Namun yang tidak Carlina duga adalah, ternyata setelah kejadian itu, Carlina di nyatakan positif hamil.

Carlina tidak tahu harus berbuat apa? Beruntung ada sahabat dan kedua orang tua sahabatnya yang selalu ada untuknya.

Sehingga Carlina melahirkan dua bayi kembar yang di beri nama Carla anak pertama berjenis kelamin perempuan dan Carlos anak kedua berjenis kelamin laki-laki.

Flashback end ...

"Ma!" Lamunan Carlina buyar saat putrinya memanggil.

"Ehh iya sayang," jawab Carlina.

"Sebentar lagi giliran kami tampil, tapi aku gugup Ma, meskipun ini bukan yang pertama kali," ucap Carla.

"Lho kok bisa gugup sih, anak mama hebat, pasti tampil dengan sempurna," ujar Carlina menghibur putrinya.

"Sayang, siap-siap sekarang, sebentar lagi nama kalian di panggil," ucap Nina yang datang menemui mereka.

Keduanya pun bersiap-siap menunggu nama mereka dipanggil. Carlina menghapus airmata nya.

"Kenapa? Harusnya kamu bangga memiliki mereka, anak jenius pasti ayahnya juga jenius," ucap Nina merangkul tubuh sahabatnya itu.

"Ya, ini adalah airmata bahagia karena sudah melahirkan anak seperti mereka. Meskipun sampai sekarang aku tidak tahu siapa ayah mereka?"

Akhirnya giliran nama Carla dan Carlos dipanggil. Saat mereka melakukan persembahan, para penonton pun terpukau dengan aksi mereka.

Bagaimana tidak, lentur tubuh keduanya seirama dengan musik yang mengiringi tarian mereka.

Setelah selesai suara tepuk tangan bergema di ruangan itu. Carla dan Carlos berlari menghampiri mamanya dan langsung memeluk mamanya.

"Tante mau juga dong di peluk," pinta Nina.

Carla pun memeluk Nina, tapi tidak dengan Carlos. Sejak umurnya 3 tahun, Carlos tidak mau di peluk atau dicium oleh siapapun kecuali dengan mamanya.

"Oma juga mau di peluk," ucap Anggita. Carla pun berpindah memeluk Omanya.

"Carlos? Tidak mau peluk Oma dan Opa?" tanya Anggita.

"Tidak Oma, aku peluk mama saja," jawab Carlos.

"Apa papanya sedingin itu?" tanya Nina sambil berbisik.

"Mana aku tahu, kenal juga tidak," jawab Carlina berbisik pula.

Kini saatnya pengumuman pemenang. Hadiah pertama akan mendapatkan tropi dan uang tunai 3000 dolar.

Sudah pasti seperti tahun lalu Carla dan Carlos lah pemenangnya. Carlina kembali menangis atas prestasi kedua anaknya.

Dalam setiap kompetisi, selalu anak-anak nya yang menjadi pemenang. Orang tua mana yang tidak bangga memiliki anak yang begitu jenius?

Belum lagi kompetisi hacker terbaik dunia juga di menangkan oleh mereka. Namun tidak ada yang tau sosok yang di kagumi dunia hanya seorang anak kecil berumur 8 tahun.

Bahkan keluarga Henderson sendiri mengagumi kehebatan mereka. Data mereka tidak bisa ditembus oleh keluarga Henderson.

Itulah sebabnya mereka kagum dengan kehebatan hacker tersebut. Beberapa kali mereka mau mencoba mencaritahu identitas hacker tersebut. Namun tidak bisa, karena keduanya lebih cerdik.

"Ayo pulang, Oma akan masak enak untuk kalian," ajak Anggita.

Harley tersenyum, ia begitu bahagia memiliki cucu. Meskipun bukan cucu kandung, namun ia dan istrinya sangat menyayangi kedua bocah itu.

Mereka pulang kerumah bersama-sama dengan satu mobil. Harley sengaja membawa mobil besar agar muat dan tidak perlu menggunakan dua mobil.

"Bagaimana rencanamu sekarang?" tanya Anggita pada Carlina.

"Aku harus kembali ke Indonesia Ma, biar bagaimanapun, aku tetap akan mempertemukan mereka pada ayahnya," jawab Carlina.

Carla dan Carlos sudah mengetahui cerita mamanya, karena percuma juga di sembunyikan. Bila kelak pasti juga ketahuan.

"Bukankah kamu tidak mengenalnya?" tanya Harley.

"Papa bisa lihat mereka, apakah mereka mirip aku? Tidak sama sekali, aku hanya mengandalkan insting dan wajah mereka untuk mengenali ayahnya," jawab Carlina.

"Oya, kebetulan ada kompetisi penari balet, sekalian kamu bisa ikut. Untuk mewujudkan impian mu yang tertunda," sela Nina.

Carlina tersenyum hambar, ya impian nya harus musnah hanya karena sifat iri kakaknya. Kemudian Carlina menggeleng.

"Tidak perlu, bakat yang aku miliki sudah mengalir pada kedua anakku, meskipun beda profesi," jawab Carlina.

Sebenarnya Carla dan Carlos diam-diam menyelidiki siapa ayahnya, namun keduanya selalu gagal.

Karena setiap kali mereka ingin menembus sistem pertahanan keluarga Henderson selalu ketahuan.

Jadi mereka ketika keduanya sadar lawan mereka juga bukan orang sembarangan, mereka pun mundur dan mengunci kembali sistem keamanan mereka.

Kenapa? Agar pihak lain tidak bisa melacak keberadaan mereka, juga tidak bisa mencari tahu identitas mereka.

"Bagaimana jika malam ini kita coba lagi, karena pada tengah malam mereka akan lengah," bisik Carlos.

"Tapi mereka juga bukan orang sembarangan Dek, buktinya kita juga belum bisa menembus sistem pertahanan mereka," bisik Carla juga.

"Kita bisa meretas cctv hotel waktu kejadian mama di jebak."

"Iya-iya, ternyata otakmu encer juga."

"Apa yang kalian bicarakan hingga bisik-bisik?" tanya Carlina.

"Tidak ada apa-apa Ma," jawab Carla.

Akhirnya merekapun tiba di rumah, Carla dan Carlos langsung berlari ke kamar mereka. Mereka sudah tidak sabar ingin mencaritahu ayah mereka.

Carla dan Carlos bekerjasama meretas cctv hotel saat kejadian waktu itu. Tidak butuh waktu lama, keduanya menemukan titik terang tentang ayah mereka.

"Apa orang ini kak?" tanya Carlos.

Carla memperhatikan dengan seksama wajah pria itu, pria yang menarik tangan dan memeluk mamanya dan membawanya kedalam kamar.

Didalam kamar tidak ada cctv-nya, jadi pencarian mereka hanya sampai disitu. Kemudian mereka juga menemukan bukti lain.

"Benar, lihatlah dia sangat mirip dengan kita," jawab Carla.

"Kita beritahu mama," ucap Carlos.

"Sebaiknya jangan dulu, tunggu saatnya kita akan bongkar semua kebusukan wanita itu," cegah Carla.

Kemudian Carlos memindahkan rekaman cctv tersebut ke ponselnya, untuk dijadikan bukti bila suatu saat nanti diperlukan.

Keduanya kembali keluar, namun sebelum itu mereka berdua mandi dulu dan berganti pakaian agar mamanya tidak curiga.

Episode 3

Di negara lain tepatnya di Indonesia, Arthur masih mencaritahu tentang hacker misterius yang mencoba menembus sistem pertahanan perusahaannya.

Namun sudah beberapa kali ia mencoba tetap saja hanya tanda silang yang ia dapatkan. Arthur menggebrak meja kerjanya.

"Sial, siapa sebenarnya hacker itu? Tapi jujur ku akui, nyalinya besar juga berani bermain-main dengan keluarga Henderson," gumam Arthur.

Ya, Carla dan Carlos mencoba meretas sistem pertahanan perusahaan milik Arthur, namun selalu gagal.

Karena sistem tersebut sangat kuat, beberapa kali percobaan selalu gagal karena mereka mendapat serangan balik dari lawan.

Daripada mereka ketahuan, mereka memutuskan mundur dan menyerang nanti saat lawan lengah.

Arthur mengambil ponselnya dan menghubungi Aleta. Dan panggilan langsung di jawab.

"Assalamualaikum, ada apa?" tanya Aleta to the point.

"Wa'allaikum sallam, apa kakak ada mendengar hacker yang mencoba meretas perusahaan keluarga Henderson?" tanya Arthur balik.

"Ya, karena sistem kita saling terhubung, tapi hacker tersebut cukup cerdik. Setiap kali kami melakukan serangan balik, hacker tersebut langsung mundur dan mengunci sistem keamanan miliknya. Jadi kami tidak menemukan jejak, namun kami mendapatkan petunjuk jika hacker tersebut ada di negara A. Tapi setelah kami telusuri lagi, alamat pindah ke negara lain. Jadi sulit untuk dilacak," jawab Aleta.

Arthur menghela nafas. "Aku merasa di permainkan kak."

"Bukan kamu saja, bahkan aku dan Al juga merasa di permainkan. Tapi kami kagum dengan kehebatan hacker tersebut, karena dia bisa mengelabui keluarga kita."

Setelah tidak mendapatkan apa-apa, Arthur pun menutup panggilan teleponnya. Ia menyandarkan tubuhnya disandaran kursi.

Arthur tersenyum miring. "Sudah dari zaman paman kembar tujuh, baru kali ini mendapatkan lawan yang seimbang. Dan berani mengusik keluarga Henderson," batin Arthur.

"Siapa sebenarnya dia?" gumam Arthur.

Arthur memilih pulang, ia sudah tidak mood lagi untuk bekerja. Sekarang ia sudah memimpin perusahaan milik sang mama yang wariskan oleh Opanya yaitu Darmendra.

Sementara adiknya Austin mengelola perusahaan milik papanya, dan di bantu oleh kakaknya Avariella.

Arthur tiba di rumah, ia langsung keluar dari mobil setelah memarkirkan mobil dengan sembarangan.

Dengan wajah lesu ia pun mengendorkan dasinya dan duduk di sofa ruang tamu. Lina yang melihat putranya tidak baik-baik saja pun menghampirinya.

"Bagaimana sayang? Apa sudah ketemu pelakunya?" tanya Lina.

Arthur menggeleng. "Dia cukup licik Ma, dan sulit ditembus juga. Aku yakin dia bukan orang sembarangan."

"Biar mama bantu, sini laptop mu," pinta Lina.

Arthur pun memberikan tas kerja miliknya yang berisi dokumen penting dan juga laptop. Rencananya ia ingin mengerjakan nya di rumah.

Lina pun mulai mengetik keyboard laptop tersebut, entah apa yang ia ketik hingga muncul angka dan huruf yang aneh.

Hanya hacker yang yang tahu dengan angka dan huruf tersebut. Lina mencoba menembus sistem pertahanan milik hacker misterius itu.

Sementara di sisi lain ...

"Kak kita diserang!" pekik Carlos. Sehingga Carla yang sedang tiduran pun spontan bangun.

Keduanya pun membuka komputer milik mereka masing-masing. Dengan jarinya yang lincah keduanya membuat pertahanan baru.

"Kamu serang balik mereka, dan aku akan menyerang untuk mengalihkan perhatian nya," pinta Carla.

Dua lawan satu, membuat Lina kualahan juga. Banyak virus-virus yang di kirim oleh kedua bocah itu.

Lina yang kualahan pun segera mundur dan menutup laptopnya. Sebelum laptop tersebut musnah.

"Dia menyerah kak, namun pertahanannya tetap tidak bisa di tembus," kata Carlos.

"Biar saja, yang penting identitas kita tidak terbongkar," ujar Carla.

Sementara Lina yang merasa gagal pun hanya tersenyum. Dia juga mengagumi kehebatan hacker tersebut yang mampu mengimbangi dirinya.

Sebenarnya bukan dirinya saja, bahkan keluarga Henderson yang lainnya pun tidak bisa menembus sistem pertahanan hacker tersebut.

"Kamu benar sayang, mama juga kualahan menghadapi hacker tersebut. Tapi dari pengamatan mama, alamat hacker tersebut berada di negara P," kata Lina.

"Apa hacker tersebut berkelompok, Ma?" tanya Arthur.

"Mengapa bertanya seperti itu?" tanya Lina balik.

"Soal, setiap kali mereka menyerang, mereka berada di negara-negara yang berbeda," jawab Arthur.

"Ada apa ini?" tanya Randy yang baru dari belakang dan rumahnya.

"Cerita tentang hacker misterius itu," jawab Lina.

"Terus?" tanya Randy.

"Ya gitu deh, gak bisa mendapatkan informasi apa-apa? Ternyata hacker tersebut sangat cerdik," jawab Lina.

"Tapi perusahaan aman-aman saja, kan? Gak ada masalah, kan?" tanya Randy.

"Gak ada apa-apa kok Pa, mereka sepertinya hanya ingin mencari data tentang keluarga kita saja," jawab Arthur.

Randy mengangguk, ia tau kehebatan putra-putri nya dalam mengelola perusahaan. Jadi Randy bisa beristirahat dengan tenang di rumah.

Walaupun sesekali ia juga turut membantu mengerjakan berkas-berkas penting perusahaan.

Tidak terasa hari sudah siang, Arthur pun masuk kedalam kamar untuk mandi. Setelah itu baru akan makan siang.

Sementara Denia dan Lina menyiapkan hidangan di meja makan. Randy dan Delon sudah duduk dikursi meja makan menunggu untuk di layani.

"Bik, tolong panggil Arthur untuk makan," pinta Lina pada pelayan di rumah ini.

"Baik Nyonya muda," jawab pelayan. Namun belum sempat pelayan beranjak dari tempatnya, Arthur sudah lebih dulu datang.

Arthur langsung duduk dan sudah tersedia nasi diatas piringnya. Hanya lauknya saja ia memilih sendiri.

.....

Sementara di negara A, Carlina sedang berbincang tentang kepulangan nya ke tanah kelahirannya.

Dengan meminta bantuan Harley, ia akan membuat dokumen perjalanan untuk kedua anaknya dan dirinya.

Berkat bantuan Harley juga, Carlina bisa lama-lama tinggal di negara ini. Jadi semua identitas Carlina di gabung dengan Harley.

Bahkan Harley pun mengangkat Carlina menjadi anaknya dan sudah menjadi warga negara ini.

"Kamu tenang saja, papa akan mengurus semuanya. Kapan kalian akan kembali ke Indonesia?"

"Minggu depan Pa," jawab Carlina.

"Apa kamu akan ikut, Nak?" tanya Anggita pada Nina.

"Ikut dong Ma, aku ingin menemani ponakan ku yang lucu ini," jawab Nina.

Harley adalah asli warga negara ini, sementara Anggita asli Indonesia. Mereka pernah menetap di Indonesia selama 10 tahun.

Kemudian memutuskan untuk menetap di negara A, itulah sebabnya Carlina dan Nina berpisah.

Namun mereka sering berhubungan satu sama lain, jadi tidak melupakan meskipun sudah terpisah.

"Besok papa akan urus paspor dan visa kalian, kalian bisa tinggal lebih lama di sana nantinya," ucap Harley.

"Terima kasih Pa, tanpa kalian aku mungkin tidak akan seperti ini," ucap Carlina.

"Kita tidak tahu takdir kita, dengan kejadian malam itu, mungkin itu rencana Tuhan meskipun dengan cara yang salah. Kita tidak tau kedepannya seperti apa?" Anggita berbicara dengan penuh bijaksana.

Keluarga ini memang sangat menyayangi Carlina dan dua bocah kecil itu. Karena kehadiran mereka membawa berkah dalam keluarga ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!