"Kringggggg, kringggg,kringggg"
Suara Alarm jam ku mulai memekak kan telinga, membuat aku Tersentak bangun.
Aku mengerjapkan mata silau akan cahaya mentari pagi yang menyelusup masuk jendela kamarku.
Dengan jalan sedikit sempoyongan aku menuju kamar mandi untuk segera mandi.
Hari ini adalah hari minggu hari dimana tepat 3 bulan aku berada dirumah setelah kelulusanku dari Sekolah Menengah Kejuruan.
Ku langkahkan kaki ku menuju meja makan.Kulihat disana ayah,ibu serta kakakku telah berada di meja makan untuk sarapan pagi .
"Baru keluar kamar? "
tanya ibuku kepadaku
"iyah bu"
jawabku singkat.
Ku melirik sekilas ke ayahku ia menatapku dengan tatapan jengah.
Aku sudah biasa dengan tatapan itu selama hidupku tak pernah mendapatkan perlakuan lembut bahkan tatapan nyaman dari mereka.
Di meja makan hanya suara benturan sendok dengan piring yang ku dengar tak ada obrolan hangat layaknya keluarga disini.
"Ayah Aku boleh gak aku kuliah?"
"pengen banget masuk ke Univeraitas yang sama dengan kak Zahira"
Tanyaku mengisi keheningan.
Secara bersamaan mereka menatapku sekilas .
"buat apa kamu kuliah lagian kamu sekolah juga nilainya gak pernah bener, gak seperti kakak kamu yang punya banyak prestasi"
" mendingan kamu cari kerja, kuliahpun kamu hanya buang buang uang"
jawab ayah ku dengan ketus
"Deggggg !"
Berasa belati menancap tepat d jantungku , seketika mataku memanas menahan tangis mendengar penuturan ayah.
Aku memang tidak pernah mendapatkan perhatian lebih dari ayah dan ibuku bahkan kakaku pun tak sedikit membela ku.
Sejak 3 Tahun Silam neneku pergi meninggalkan ku untuk selamanya, kesepian yang mendalam menghantuiku setelah kepergiannya.
Aku merasa hidup sendiri .aku memiliki keluarga namun mereka semu bagiku.
Aku Zahra Andriani anak kedua dari dua bersaudara.
Aku memiliki kakak bernama Zahira Amanda dia sangat cantik, memiliki kulit putih bersih, rambut hitam legam panjang sepinggang, dan hidung yang mancung serta bibir mungil nan elok di pandang.
Siapapun sangat terpukau melihatnya, tak heran dia di gandrungi banyak teman lelakinya selain karena dia cantik dia juga memiliki segudang prestasi.
Sejak Sekolah Dasar prestasinya telah menonjol, beda dengan diriku yang biasa saja.
Bahkan aku dengannya bak langit dan bumi.siapapun yg melihat tak akan percaya bahwa aku adalah adiknya.
Yah diriku tak secantik kak Zahira bahkan tak ada kemiripan di antara kami berdua. mungkin itulah salah satu penyebab kedua orang tuaku memperlakukan kami berbeda.
Sebaik dan sebenar apapun yang kulakukan tak pernah ternilai baik di mata kedua org tuaku.
Sejak kecil aku selalu dekat dengan nenekku, dialah satu satunya orang yg selalu memberiku semangat.
Dirumah ini hanya nenek yang peduli kepadaku , dia selalu membuatkan bekal untukku, menemaniku belajar serta mengerjakan PR.
Setiap malam aku selalu tidur bersamanya. Kini nenek telah pergi ,separuh harapanku hilang seakan aku hidup seorang diri.
Aku kehilangan pegangan bagiku.terasa nyeri dan sesak dada ini ketika mengingat sosoknya. bagaimana pun juga aku harus mengikhlaskannya dan tak ingin berlama lama meratapi kepergiannya.
Kini aku telah lulus SMK dan kak Zahira sudah Semester 4 dia kuliah di salah satu Kampus ternama di kotaku, dia masuk melalui jalur beasiswa yang di dapatnya.
Sejak aku SMp aku telah bermimpi untuk bisa masuk ke kampus tersebut bahkan sejak SMp aku telah menabung untuk biaya kuliahku.
Sebegitunya tekadku. Namun apalah daya ayahku tak mengijinkan jika aku kuliah dengan dalih aku tak akan mampu kuliah karena tak seperti kakak ku yang brestasi.
--
Huy Guys Maaf yah kalau tulisannya masih Acakadut😁 soalnya masih belajar
Happy Reading ❤
Setelah Sarapan pagi dan membersihkan rumah aku kembali ke kamarku.
Aku banyak menghabiskan waktu dikamar, untuk sekedar merebahkan diri dan bisa juga dikatan tempat untuk merenungkan nasib.
Seketika butiran air mata menetes perlahan di pipiku . Aku mengingat kalimat yang di ucapkan ayah.
Entahlah bagaimana bisa orang tua ku tak pernah perhatian padaku.
"aku ingin pergi dari rumah ini, percuma aku bertahan disini aku merasa kehadiranku tak pernah di inginkan"
Gumamku dalam hati.
Dan malam ini aku mulai mengemasi barang barangku aku berniat untuk pergi ke kota.
Aku pun membuka tabunganku, tabungan yang aku persiapkan untuk biaya kuliahku. dan setelah aku menghitungnya ternyata lumayan banyak isinya.
Mungkin tabungan ini bisa membantu aku bertahan hidup di luar.
Semua barang barangku serta berkas berkas yang mungkin di butuhkan ketika ada lowongan kerja sudah selesai aku kemas di dalam ransel.
Aku pun mulai berpikir untuk meninggalkan sebuah pesan untuk orang tuaku.
Aku duduk di tepi ranjang dan mengambil secarik kertas.
"Ayah ibu Zahra Pamit Zahra mau pergi,
Maafin Zahra jika selama ini selalu menjadi beban bagi Ayah dan juga ibu.
Sampai detik ini Zahra tak mengerti mengapa kehadiran Zahra selalu menjadi beban untuk kalian.
Zahra tau Zahra tak seperti kak Zahira yang selalu bisa di banggakan.
Oleh sebab itu, Zahra pergi untuk mencapai apa yang Zahra impikan selama ini. Supaya Ayah ibu bisa bangga memiliki Zahra.
Zahra tetap sayang sama Ayah, ibu, kak Zahira .
Meski kalian seakan membuang jauh kenyataan bahwa Zahra hadir di sisi kalian.
maaf Zahra pamit melalui surat ini".
Yang Menyayangi Kalian
**Zahra****
Aku pun melipat kertas tersebut dan meletakkan di atas meja kecil samping tempat tidurku.
Dan tak lupa aku meraih foto almarhum nenek.Terlihat di foto tersebut nenek sedang memeluku.
Entah mengapa setiap ku tatap foto itu hatiku serasa tenang seakan jiwa ini selalu di rangkul oleh nenek.
"nek, Zahra bawa yah foto nenek supaya Zahra ga kesepian, maaf nek Zahra pergi, mungkin ini rencana awal yang baik buat Zahra memulai semuanya sendiri"
gumamku dalam hati membuat air mata ini tak tertahan dan selalu lolos setiap mengenang sosok nenek.
Ku hapus air mataku dan aku bergegas memasukkan foto nenek ke dalam ranselku.
Perlahan aku membuka pintu kamar ku kulihat rumah sudah sepi, lampu penerangan juga sudah mati.
Aku yakin ayah dan ibu sudah tidur begitupun kak Zahira.
Ku langkahkan kaki ku menuju pintu dapur dan berjalan mengendap-endap.
Sampai akhirnya aku berhasil keluar rumah tanpa ada yang mengetahui.
--
Malam semakin larut dingin pun mulai menyeruak masuk melalui lubang pori pori.
Aku mempercepat langkah ku untuk menuju terminal yang letaknya tak begitu jauh dari rumahku.
Ku lihat sekeliling masih terlihat jalanan ramai. masih banyak orang sedang nongkrong di warung warung pinggir jalan.
Mengingat wilayah rumahku selalu ramai walaupun malam tiba.
Dengan nafas terengah-engah aku sampai di terminal. ternyata walaupun malam hari terminal tetap terlihat ramai.
Banyak orang hilir mudik untuk naik bus. Aku celingukan mencari bus yang menuju kota.
Dan akhirnya mataku tertuju di salah satu bus yang aku tahu bus tersebut menuju kota besar di daerahku. Langsung aku berlari menuju bus tersebut .
"haaahhh!! "
Untung aku cepat kalau tidak sudah ketinggalan bus, apa jadinya kalau aku tertinggal bus masak iyah ke kota aku ngesot "
Aku bergumam pelan seraya aku menduduki bangku di bus tersebut.
Bus pun mulai beranjak pergi meninggalkan terminal.
ku tatap suasana malam hari melalui kaca jendela bus, seketika pikiranku melayang memikirkan orang tuaku.
Apakah mereka akan mencariku atau justru mereka merasa legah atas kepergianku. hahhh sudahlah mungkin mereka senang.pikirki acuh.
Ku rasakan angin malam yang dingin membuat mataku mengantuk dan mulai mengatup .aku pun memutuskan untuk tidur.
--
"Dek, dek bangun sudah sampai kota dek" Aku merasakan ada yang menepuk nepuk bahu ku.
Perlahan aku mengerjabkan mata dan mengumpulkan kesadaran penuh untuk bangun dari tidurku.
ternyata abang kondektur bus yang membangunkanku. kulihat se isi bus telah kosong pasalnya semua penumpang sudah turun.
ku alihkan pandanganku keluar jendela ternyata hari sudah pagi.
"maaf mas saya ketiduran, ini mas ongkosnya"
ucapku sambil menyodorkan beberapa lembar uang
" iya dek terimakasih" .
Aku keluar dari bus perlahan ku hirup udara pagi ini .
Ku mengedarkan pandanganku kedepan seraya berkata dalam hati
"Hai kota besar aku datang"
Dan aku pun tersenyum dengan sendirinya seperti orang yang tak waras. tak ku hiraukan di sekitarku banyak orang berlalu lalang.
Perutku mulai terasa lapar dan sudah minta untuk di isi. aku pun berjalan menyusuri jalanan untuk sekedar mencari warung yang menjual makanan yang bisa mengganjal sejengkal perut ini.
Mungkin setelah makan aku akan mencari tempat kost kostan di kota ini. kalau bukan itu yang harus dahulu di cari bisa bisa aku tidur ngegelandang di jalanan.
Belum terlalu jauh aku menyusuri jalanan. tiba tiba
"BUGGGGHHHHH. !!"
--
jangan lupa vote yah guys
Salam Manis Author
_EtyRamadhii
"Awwwwhhhh"
Aku tersungkur karena tertabrak cukup keras oleh sepeda.
Tangan ku terluka tergores tepi jalanan yg keras.
"maaf mbak saya ga sengaja"
ucap seorang yang menabrakku dengan sepedanya.
Kulihat penampilannya seperti orang yang sedang berolahraga. dengan postur badan yang tinggi,putih, hidung yang mancung dan netra mata yang cokelat terlihat keringat memenuhi dahinya dengan handuk kecil melingkar di lehernya.
Dengan sigap orang tersebut membantuku ku untuk berdiri
"sekali lagi maaf mbak saya ga sengaja, mari mbak saya bantu"
Terlihat wajahnya sangat khawatir melihat tanganku terluka.dia menuntunku ke tepian jalan.
" sebentar mbak saya cari obat dulu"
tanpa menunggu jawaban dariku dia bergegas berlari pergi.
"hahhh apa dia ga ngeliat aku, ko bisa sih dia nabrak jelas jelas jalanan lebar kayak jidatku"
Aku sangat kesal, dan bergumam sendiri.
Tak berapa lama pemuda itu datang dengan membawa plaster, obat merah dan air mineral di tangannya.
" mari mbak saya obatin luka mbak"
Aku pun hanya diam saja memperhatikan sembari mengulurkan tanganku yg terdapat luka ,dengan hati hati pemuda itu mengobati dan menempelkan plaster di luka ku.
Setelah selesai dia pun memberiku air mineral yang di bawanya tadi.
Awalnya aku diam meperhatikan air yang ada di tangannya tanpa mengambilnya, sebab aku takut menerima makan atau minuman dari orang yang tak di kenal.
"Entar kalau aku di hipnotis bagai mana? "
Pikiranku melayang jauh dan mulai ngawur.
Seolah pemuda itu tau apa yang aku pikirkan .
" ini tadi baru saya beli kok mbak, di warung depan sana"
Seraya jarinya menunjuk ke arah warung yang tak jauh dari tempat kami duduk.
Aku pun menerima air mineral itu dan meneguknya, pasalnya aku memang lagi haus.
"makasih yah "
"yah mbak sama sama , sekali lagi saya minta maaf mbak ga sengaja nabrak mbak" .
kulihat dari raut wajahnya dia benar benar merasa bersalah.
"iyah gak apa apa lain kali hati hati yah"
aku pun berusaha tersenyum ramah padanya.
" nama saya Bagas mbak"
dia mengulurkan tangan sembari memperkenalkan diri.
"Zahra"
ucapku membalas jabatan tangannya.
"mbak mau kemana"
Dia memperhatikan ranselku yang cukup besar
"panggil Zahra aja kak"
Aku berusaha sopan padanya karena jika di lihat dari parasnya dia terlihat lebih tua dariku.
"ehmm oke Zahra mau kemana?"
"aku ga tau kak yang jelas mau cari tempat kost"
aku menggaruk kepala ku yang tak gatal pasalnya aku bingung harus menjelaskan apa
"emang Zahra dari mana?"
tanya nya seperti ingin tahu soal ku.
"Aku dari Cib*das kak ke kota mau cari kerjaan"
Aku menjawab seadanya.
"yaudah kak kalau gitu aku permisi"
Aku pun berlalu meninggalkan kak Bagas yang masih berdiri seakan sedang memikirkan sesuatu.
belum jauh aku melangkah kak Bagas memanggilku
"Zahra "
dia berlari ke arahku.
" kalau kamu mau kamu bisa kok ikut saya, kebetulan bukde saya punya kost kostan khususu putri letaknya juga ga jauh ko dari sini ,tempatnya juga strategis dekat dengan jalanan kota"
Kak bagas menawarkan, aku hanya terdiam seolah otakku memikirkan hutang ratusan juta.
Aku hanya takut bagaimana kalau kak Bagas berbuat jahat, bagaimana, bagaimana dan bagaimana kekhawatiran itu memenuhi isi kepalaku.
Aku hanya menatapnya dan diam tak menjawab , sepertinya kak Bagas lagi lagi paham apa yang aku pikirkan .
Dia tersenyum manis yang memperlihatkan lesung pipinya.
"kamu ga perlu takut Zahra aku ga akan berbuat jahat ke kamu, aku mau bantuin kamu anggap aja permintaan maafku yang udah nabrak kamu sampe tangan kamu luka"
Aku melihat keseriusan dari ekspresi wajah kak Bagas .Aku pun tanpa berfikir panjang menganggukan kepala pertanda aku menyetujui.
"yah semoga aja ini Orang ga macem macem"
Aku bergumam berbicara dalam hati seperti adegan sinetron .
--
Happy Reading 😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!