Dokter Muhammad Azzam Rizwan
Profesi dokter menjadi gelar terhormat bagi seorang Azzam , anak dari Abian dan Zahra .
Cita-cita nya sedari kecil yang ingin menjadi seorang Dokter akhirnya terwujud . Azzam menyelesaikan pendidikan nya , dan langsung mendapatkan gelar dokter .
Azzam bekerja di rumah sakit milik keluarga nya . Ya Abian memiliki aset berupa rumah sakit yang selama ini hanya di pantau nya saja . Abian lebih suka menjadi dosen di universitas .
Azzam tersenyum sambil mengusap perut buncit milik Nadira -- istri nya . Pagi ini Azzam harus meninggalkan Nadira pagi-pagi sekali , sebelum adzan subuh berkumandang . Sebab , Azzam harus menolong nyawa pasien nya yang tengah collapse .
"Tutup pintu nya . Setelah shalat subuh , nanti ummah datang kemari . Mas sudah telpon ummah tadi , meminta ummah untuk menemani kamu " tutur Azzam lembut sambil mencium kening sang istri dengan sayang . Entah mengapa Azzam tidak ingin meninggalkan Nadira seorang diri di rumah mereka .
Nadira terkekeh , lalu menarik diri dari ciuman Azzam yang panjang di kening nya itu . "Udah ih sana . Ini udah lewat lima menit dari Doni telpon . Mas harus cepat pergi , " ucap Nadira .
Azzam menatap lekat wajah sang istri yang tampak sangat cantik dengan pipi bulat nya . Ingin sekali Azzam tidak pergi , namun diri nya tidak boleh egois , di sana ada nyawa seseorang yang harus di selamatkan oleh nya . Walaupun tidak berhasil , namun setidaknya Azzam sudah berusaha .
"Yang , mas --"
"Ssst , Ira baik-baik aja mas . Udah ya. Mas hati-hati di jalan , jangan ngebut , utamakan keselamatan"
Cup
Nadira mengecup pipi sang suami dengan sayang , membuat Azzam tersenyum , Azzam lalu mengangguk kan kepala nya , mengucap salam dan segera masuk ke dalam mobil milik nya .
Setelah mobil Azzam pergi , Nadira langsung masuk ke dalam rumah , dan tidak lupa mengunci pintu rumah itu , sambil menunggu adzan shalat subuh ,Nadira akan membaca Alquran terlebih dahulu .
•
Tidak membutuhkan waktu lama Azzam sampai di sebuah rumah sakit milik keluarga nya . Jarak tempuh rumah sakit dengan rumah yang di tempati oleh nya memang sangat dekat , tidak perlu memakan waktu lama . Azzam memang sengaja mencari rumah yang lokasi nya dekat dengan rumah sakit nya , karena jika ada kondisi darurat seperti saat sekarang ini , maka Azzam akan segera sampai , dan tidak akan terjebak macet berkepanjangan .
Azzam melangkah kan kaki nya melewati koridor rumah sakit , lalu berhenti tepat di depan ruangan ICU .
Di sana sudah ada beberapa keluarga pasien , dan asisten nya yang menunggu kedatangan Azzam .
"Cepat ganti pakaian anda bos , sebab kondisi pasien sudah sangat lemah . " Ucap sang asisten -- Doni nama nya .
Azzam mengangguk kan kepala nya , berjalan mengganti pakaian nya yang lebih steril terlebih dahulu , lalu langsung masuk ke dalam ruang ICU tersebut .
Di sana sudah ada beberapa dokter yang tengah menangani pasien itu .
Pasien paruh baya yang tengah mengalami gagal jantung .
Azzam menata Ekg yang terus naik turun , menandakan kondisi pasien tidak stabil . Dan pada saat Ekg itu perlahan turun sempurna ..
"Dok alat nya " seorang dokter muda wanita menyodorkan alat kejut jantung pada Azzam , dan Azzam dengan sigap mengambil nya .
Azzam lalu mengarah kan alat kejut jantung tersebut pada dada pasien .
"Bismillahirrahmanirrahim "
Satu kali
Dua kali
Sampai ketiga kalinya
Bunyi Ekg jantung begitu sangat nyaring dan memekakkan telinga semua orang yang ada di dalam ruangan ICU itu .
•
Azzam tidak ada henti-hentinya mengucapkan syukur pada Allah . Alhamdulillah, pasien nya tadi berhasil di selamatkan oleh nya .
Saat ini Azzam tengah beristirahat sejenak, sesaat diri nya sudah menyelesaikan shalat subuh . Azzam tidak pulang, diri nya akan menyambung tugas nya kembali .
Azzam meraih ponsel yang ada di dalam tas milik nya , lalu membuka nya . Seketika mata nya membulat sempurna saat nama sang istri banyak sekali tertera dalam layar ponsel milik nya . Apa lagi sang ummah yang juga tidak berhenti menelpon diri nya .
Azzam langsung menghubungi sang istri terlebih dahulu , namun beberapa panggilan diri nya tidak di angkat . Membuat Azzam semakin cemas dan risau .
Azzam mencoba menghubungi sang ummah , menanyakan nya , kan tadi ummah nya juga mengatakan jika akan ke rumah sang putra dan menemani sang istri .
Panggilan pertama langsung tersambung . Membuat Azzam bisa bernafas dengan legah.
"Assalamualaikum ummah --"
"Wa'alaikum salam Zam, maaf Zam , ummah enggak bisa datang ke rumah kamu , karena Abi kamu kecelakaan Zam, ini ummah ada di klinik dekat pondok pesantren Al-ikhlas . Tadi Abi buru-buru ke pondok pasantren , eh enggak tau nya mobil nya malah kecelakaan" sahut sang ummah .
Azzam langsung terkejut . "Gimana kondisi Abi , ummah ? " Tanya Azzam khawatir .
"Alhamdulillah , Abi baik-baik saja Zam, beliau cuman luka ringan, enggak terlalu parah kok . Tapi maaf banget ya , ummah enggak bisa datang ke rumah kamu . Padahal tadi ummah udah setengah perjalanan " sahut Zahra .
Azzam mengangguk kan kepala nya , dan bisa bernafas dengan sedikit legah mendengar keadaan Abi nya baik-baik saja . "enggak apa-apa ummah . Ya sudah ya , Azzam mau pulang dulu , nanti insyaallah Azzam sama Ira datang menjenguk Abi " ucap Azzam .
"Iya nak "
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam "
Azzam semakin di landah rasa cemas , saat tau ummah nya tidak jadi ke rumah nya. Apa lagi ponsel sang istri yang di hubungi tapi tidak di jawab sama sekali .
Azzam yang takut terjadi sesuatu pada sang istri , langsung bangkit dari duduk nya , lalu menghampiri asisten pribadi nya yang ruangan nya berada tepat di samping nya .
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam " sahut Doni yang tengah terbaring di sofa langsung bangkit dan duduk tegak .
"Ada apa bos ?" Tanya Doni .
Azzam menghela nafas nya panjang , "saya pulang dulu sebentar ya Don , nanti kamu urus semua nya ya . " Ucap Azzam .
Doni mengangguk kan kepala nya . "Baik bos " sahut Doni .
Setelah mengucapkan salam , Azzam langsung berlalu keluar dari ruangan Doni , dan bergegas menuju ke parkiran mobil milik nya .
Tiba di UGD , banyak sekali perawat mondar-mandir ke sana kemari , Azzam yang penasaran langsung menghadang salah satu perawat.
"Ada apa ?" Tanya Azzam .
"Itu dok , ada pasien mau melahirkan tapi lagi pendarahan hebat " sahut perawat itu .
Deg
Entah mengapa tiba-tiba jantung Azzam berdetak kencang mendengar nya . Ada rasa sesak di dalam dada nya . Ada sesuatu yang mendorong diri nya untuk melihat ke dalam ruang UGD itu. Namun karena Azzam teringat sang istri, jadi Azzam mengurungkan niat nya .
Azzam yang ingin melangkah kan kaki nya kembali , harus urung ketika panggilan dari dokter Ratih -- dokter kandungan .
"Dokter Azzam ! Dokter Azzam "
Azzam langsung berbalik , menatap sekilas dokter perempuan itu . "Iya dokter , ada apa ?"
Dokter Ratih menghembuskan nafas nya kasar . "Istri dokter ! Istri dokter di UGD . Pendarahan !" Pekik dokter Ratih .
Deg
Azzam langsung berlari masuk ke dalam ruangan UGD .
Ketika Allah menghadirkan seorang malaikat , apakah aku mampu membesarkan nya seorang diri ? Apakah aku sanggup tanpa dirimu ?
__Muhammad Azzam Rizwan __
Nadira baru saja selesai mengambil air wudhu , ketika diri nya ingin mengambil Al-Qur'an, tiba-tiba perut ny terasa sangat sakit , membuat Nadira meringis kesakitan .
"Ssssh kenapa ini " ucap Nadira .
Rasa mulas dan sakit datang terus menerus , membuat Nadira langsung meraih ponsel yang berada di atas nakas tidak jauh dari nya , Nadira mengotak-atik nya dan menempelkan benda pipih itu ke telinga nya .
Berulang kali diri nya mencoba menghubungi sang suami , namun nyatanya , panggilan nya sama sekali tidak di jawab .
Karena rasa sakit yang terus menerus datang , Nadira memutuskan untuk pergi langsung ke rumah sakit .
"Aku naik apa ?" Monolog Nadira , sambil terus berjalan terseok-seok memegangi perut nya yang buncit yang terus terasa sangat sakit .
"Ssshhh , aduh " teriak Nadira saat tubuh nya terjatuh di depan teras rumah . Nadira meringis merasakan sakit yang sangat luar biasa .
"Ya Allah , tolong lindungi hamba dan bayi yang ada di dalam kandungan hamba " ucap Nadira sambil terus meringis merasakan perut nya yang luar biasa sakit nya .
"Astaghfirullah darah " Nadira terpekik hebat , ketika melihat cairan berwarna merah itu keluar mengalir di kaki nya , membasahi gamis yang di kenakan oleh Nadira .
"Astaghfirullah , Ya Allah , asssshhh
Nadira mencoba bangkit dari duduk nya , namun usaha nya sia-sia , rasa sakit terus menerus hinggap membuat nya tidak mampu bangkit .
"Ya Allah , astaghfirullah , Buk Nadira !" Pekik seorang wanita paruh baya yang langsung berlari tergopoh-gopoh, dia mbak Lasmi -- wanita yang memang di tugaskan untuk datang ke rumah mereka dan membantu mengurus rumah .
Mbak Lasmi tidak menginap , karena beliau memiliki suami dan anak yang tinggal tidak jauh dari kediaman Azzam dan Nadira .
Mbak Lasmi dan sang suami sangat lah baik , membuat Azzam dan Nadira sangat menyukai wanita itu , dan tidak mempermasalahkan nya sama sekali jika mbak Lasmi hanya datang pagi dan pulang sore hari nya .
Hari ini tepat pagi-pagi sekali , setelah shalat subuh , mbak Lasmi memang langsung berniat datang ke rumah majikan nya , karena ingin meminta ijin untuk libur beberapa hari , sebab beliau ingin mengunjungi kedua orang tua nya yang sakit keras di kampung .
Tapi alangkah terkejutnya mbak Lasmi , ketika melihat majikan perempuan nya sudah terduduk terkulai lemas di lantai teras rumah , dengan darah yang terus mengalir di kaki nya .
"Mbak las-- mi".
"Ya Allah buk Nadira , ayo kita kerumah sakit ". Ucap Lasmi dan langsung mencari pertolongan dan membawa Nadira langsung ke rumah sakit .
•
•
•
Bulir bening terus membasahi rahang tegas Azzam . Sesekali tangan nya terus menggosok-gosok kan ke arah tangan lembut nan dingin di samping nya . Azzam mencoba memberikan kehangatan pada sang istri , semoga dengan cara ini Azzam berhasil membuat istri nya yang menutup mata nya itu kembali terbuka .
"Yang , bangun ... Kamu kenapa tidur hm ? Kamu enggak mau lihat putri kita ? Kamu kok gini sih " lirih Azzam dengan bahu yang bergetar hebat , menatap wajah pucat nan cantik di hadapan nya itu . Hati nya sungguh sakit .
"Yang , kamu udah janji loh sama mas . Kamu harus nepati janji kamu " ucap Azzam lagi .
"Bangun yang ! Bangun !" Pekik Azzam , lalu jatuh terduduk di lantai di bawah brangkar Nadira .
Azzura yang melihat nya langsung menangis terisak, tidak sanggup melihat kembaran nya itu seperti ini . Azzura sungguh sangat sesak melihat nya. Ini hal paling terapuh dalam hidup seorang Azzam .
Nadira sosok yang sangat di cintai oleh Azzam .
Nadira wanita yang mampu membuat seorang Azzam yang dingin dan datar takluk .
Wanita lemah lembut dan selalu bertutur kata dengan sopan , sungguh Nadira sosok wanita yang sangat sempurna .
Dan kini wanita itu memejamkan kedua bola mata nya tanpa mau membuka nya lagi .
Azzura melangkah kan kaki nya mendekat ke arah Azzam , lalu memeluk tubuh kekar pria itu .
"Yang kuat Azzam " ucap Azzura .
Azzam tidak mampu berkata-kata lagi, diri nya memeluk tubuh kembaran nya itu dengan erat , menumpahkan semua sakit yang di rasakan oleh nya .
"Ira ... Ira , Azzura " lirih Azzam dengan nafas yang tercekat .
Azzura mengangguk kan kepala nya . "Ira sudah berada di sisi Allah Zam . Kamu harus ikhlas . Kamu enggak boleh kayak gini " ucap Azzura sambil mengelus punggung Azzam dengan lembut , memberikan kekuatan pada saudara kembar nya itu .
"Kamu harus kuat Zam . Kamu harus kuat demi bayi kalian . Bayi kamu membutuhkan kamu Azzam " ucap Azzura lembut .
Azzam menangis , diri nya sampai melupakan keberadaan bayi nya , yang baru beberapa menit lahir pasca operasi Cesar .
Ya Azzam yang meminta dokter Ratih segera melakukan tindakan tersebut , agar sang istri selamat , namun nyatanya , Allah malah mempunyai rencana lain. Allah lebih menyayangi Nadira lebih dari diri nya .
Nadira menghembuskan nafas nya terakhir , setelah mengalami pendarahan yang sangat banyak .
Azzam beserta dokter yang lain sudah mengerahkan seluruh kemampuan mereka , mencari donor darah tepat waktu . Namun, sudah menjadi kehendak Allah . Lalu mereka bisa berbuat apa ?
Azzam sampai tidak mampu berkata-kata , saat diri nya melihat sendiri bagaimana kondisi sang istri .
Azzam yang langsung menyaksikan orang yang di cintai oleh nya menghembuskan nafas nya terakhir kali nya .
Azzam sungguh sangat histeris melihat nya . Wanita yang sangat di cintai nya sudah pergi . Pergi untuk selama-lamanya .
•
•
•
Rintik air hujan membasahi tubuh Azzam , Azzam terus saja menatap ke arah makam yang sudah di penuhi oleh banyak nya berbagai bunga.
Bunga mawar berwarna merah yang selalu Azzam belikan untuk Nadira . Azzam tidak akan pernah lupakan itu . Setiap hari Azzam akan selalu mengirim kan nya . Walaupun diri nya tidak sempat datang ke makam Nadira , tapi Azzam akan selalu menyuruh orang untuk mengantarkan bunga mawar kesukaan almarhumah sang istri itu .
Azzam meneteskan air mata nya yang selalu saja mengalir deras , kala membayangkan bagaimana peristiwa itu .
Bagaimana diri nya mendengar ucapan dari mbak Lasmi yang langsung menceritakan kronologis kejadian saat beliau melihat Nadira yang kesakitan di teras rumah mereka .
Azzam sungguh merasa bersalah , andai waktu itu diri nya langsung pulang setelah selesai menangani pasien nya , mungkin semua hal ini tidak akan terjadi .
Nadira masih ada di dalam pelukan nya.
Namun , Azzam harus sadar diri . Jika semua ini terjadi atas takdir Allah . Azzam tidak akan bisa berbuat apa-apa .
Sudah lima tahun lama nya , sang istri pergi , meninggalkan sejuta kenangan indah yang terus menerus hadir di dalam pikiran Azzam . Azzam tidak melupakan sosok sang istri sampai sekarang . Azzam selalu mengingat nya .
"Mas pulang dulu ya cantik , besok insyaallah mas bakalan bawa Ameera kemari . Ameera pasti seneng banget kalau mas bawa kemari . Tadi dia kecapean , karena hari ini dia pertama kali masuk ke sekolah " monolog Azzam .
Menghembuskan nafas nya panjang , Azzam menghapus air mata yang mengalir di pipi nya . "Yang , mas pulang ya . Assalamualaikum "
"Mau itu !!" Bocah kecil berusia lima tahun itu berlari mengejar seorang penjual ice cream keliling , membuat Bu guru yang melihat nya langsung berlari mengejar.
"Ameera ! Kamu mau kemana ?" Teriak ibu guru itu sambil menjinjing rok nya yang panjang .
Ameera gadis kecil berusia lima tahun itu tidak memperdulikan teriakan ibu guru nya itu . Diri nya lebih suka mengejar penjual ice cream keliling yang menyerukan suara musik yang lucu menurut nya .
"Telolet , telolet , ice cream , ice cream , siapa yang beli bisa menjadi pintar..."
"Meela mau jadi pintal sepelti Abi !" Teriak Ameera , kaki kecil nya terus menerus mengejar sang penjual es keliling itu , tanpa memperdulikan beberapa kendaraan yang berlalu lalang , dan jangan lupakan ibu guru nya yang sudah berteriak histeris .
"Ameera ! Berhenti ... Banyak mobil sama motor lewat ... Ameera .... Ameera ...." Ibu guru terpekik saat melihat sebuah sepeda motor metik yang nyaris menabrak tubuh mungil itu .
Ibu guru sampai memejamkan kedua bola mata nya , sungguh diri nya sangat takut jika terjadi sesuatu pada anak pemilik sekolah itu.
"Astaghfirullah bagaimana saya menjelaskan nya pada pak Azzam .. bisa-bisa saya di pecat sama pak Azzam kalau sampai terjadi sesuatu pada Ameera . Ya Allah Ameera ....... "
Namun ibu guru yang bernama Ivy itu bisa bernafas dengan legah , saat membuka kedua bola mata nya , melihat Ameera dalam gendongan seorang gadis , dan dalam keadaan baik-baik saja .
Ivy berlari menghampiri Ameera dan gadis yang masih menggendong Ameera itu .
"Ya Allah , Ameera ! Kamu baik-baik saja ? Ibu kan sudah bilang , kamu jangan lari-lari !! Lihat , kalau sampai terjadi sesuatu pada kamu bagaimana ?"
Ameera mengerucutkan ujung bibir nya kesal . "Meela kan mau ice cleam Bu gulu ! Meela pengen ice cleam " wajah imut itu cemberut , membuat siapa saja yang melihat nya terkekeh geli . Gemas sekali melihat pipi chubby itu mengembung .
"Anak siapa sih imut sekali ?" Gumam gadis yang tengah menggendong Ameera itu , membuat Ameera mendongak menatap wajah cantik yang menggendong nya .
Ameera tersenyum lebar . "Bunda ...." Pekik Ameera . Membuat gadis cantik itu tersentak .
"Ameela kangen banget sama bunda " ucap Ameera lagi , lalu mengalungkan kedua tangan mungil itu di leher gadis tersebut .
Gadis cantik itu mengerjapkan kedua bola mata nya , masih bingung dengan apa yang di ucapkan oleh anak kecil yang ada di dalam gendongan nya ini.
"Bunda jangan pelgi ! Meela butuh bunda ... Meela sayang banget sama bunda " teriak Ameera lagi dengan wajah yang sudah penuh dengan air mata .
Gadis itu sampai gelagapan sendiri mendengar perkataan Ameera . Gadis itu tidak tau harus bereaksi seperti apa .
Ivy yang melihat nya langsung berjalan mendekat , ibu Ivy mencoba meraih tubuh Ameera , mengambil alih dari gadis itu . Namun , Ameera tidak mau , Ameera malah semakin kencang memeluk tubuh gadis itu .
"Ameera sayang , ayo kita kembali , pasti Abi kamu sudah datang dan mencari-cari kamu" ucap Ivy dengan nada lembut .
Ameera menggeleng kan kepala nya , malah semakin mengeratkan pelukannya pada leher gadis itu.
Ivy menatap tidak enak pada gadis yang ada di hadapannya saat sekarang ini . "Maaf ya mbak , eh , anuh , Ameera , biasanya enggak kayak gini . Eh gimana ya jelasin nya " Ivy juga bingung menjelaskan nya pada gadis itu . Sebab , baru kali ini Ivy melihat Ameera seperti ini . Dengan nya saja , sampai membutuhkan waktu yang lama agar bisa dekat . Ameera tidak gampang akrab dengan seseorang . Apa lagi orang asing yang tidak di kenal nya .
Ya sebelum masuk ke sekolah , Ivy di minta oleh Zahra -- bunda Azzam untuk mendekatkan diri nya terlebih dahulu pada sang cucu . Bukan tanpa sebab , Zahra tidak ingin jika Ameera merasa tidak nyaman dengan guru nya nanti .
Dan selama itu , Ivy sampai kesulitan mendekati diri nya pada Ameera . Namun seiring berjalannya waktu , akhirnya Ameera dekat dengan Ivy .
Ameera terkesan cuek , dan tidak perduli , namun jika sudah kenal dan dekat , Ameera akan menjadi sosok yang centil , dan yang pasti nya sangat cerewet .
"Emmm enggak apa-apa buk . Tapi gimana ya , saya buru-buru , " ucap gadis itu .
Ivy mengangguk kan kepala nya , mencoba merayu Ameera agar mau bersama dengan nya . Namun usaha nya nihil , Ameera masih tidak mau .
"Meela mau sama bunda !! Ibu Ivy pelgi saja . Meela enggak mau sama ibu Ivy !!" Pekik Ameera .
Ivy menggaruk kepala nya yang tidak gatal , bingung juga bagaimana cara nya menghadapi sikap Ameera ini .
"Duh saya bingung juga , ini bagaimana ya "
"Emmm , emang nya mbak buru-buru banget ya . Kalau bisa saya minta waktu nya sebentar, soal nya ponsel saya juga ketinggalan di sekolah . Saya akan mencoba menghubungi Abi nya " ucap Ivy .
Gadis itu berpikir sejenak , lalu sedetik kemudian mengangguk kan kepala nya . Diri nya juga tidak tega melihat gadis kecil yang ada di dalam gendongan nya ini .
"Emmm bisa ikut saya mbak ?" Tanya Ivy lagi .
Gadis itu tampak melirik ke sana kemari , lalu setelah nya mengangguk kan kepala nya . "Tapi saya tidak bisa lama ya Bu, saya ada keperluan lain " ucap gadis itu .
Ivy tersenyum . "Terimakasih mbak , baiklah ayo , saya pastikan tidak akan lama mbak , karena saya yakin Abi Ameera sedang dalam perjalanan menuju ke sekolah " sahut Ivy yang memang sudah mengetahui sebelum nya , jika Abi Ameera tadi dalam perjalanan menuju ke sekolah menjemput anak nya .
Dan setelah nya mereka sama-sama berjalan menuju ke sekolah yang jarak nya lumayan jauh dari tempat tadi .
Ivy berusaha mencoba merayu Ameera agar mau di gendong oleh diri nya , namun lagi dan lagi Ameera menolak nya . Ameera tetap ingin bersama dengan gadis itu .
Sesampainya di sekolahan , Ivy langsung melangkah kan kaki nya menuju ke dalam kantor , dan mencari keberadaan ponsel milik nya yang berada di dalam tas nya .
Ivy mencoba menghubungi ayah Ameera.
Dan tidak lama panggilan langsung terhubung . Ivy bisa menghembuskan nafas nya legah .
"Assalamualaikum pak Azzam ,---" Ivy menceritakan semua nya .
"Baik Ivy , saya juga dalam perjalanan , dan sebentar lagi sampai . Tolong jaga putri saya " ucap Azzam .
"Baik pak "
Dan setelah mengucapkan salam , Ivy langsung memutuskan sambungan telepon nya . Dan melangkah kan kaki nya menuju ke depan tepat dimana keberadaan Ameera beserta gadis itu .
Ivy tertegun melihat Ameera yang tampak tertawa bersama dengan gadis itu , tawa nya sangat lain dari sebelum nya yang pernah Ivy lihat .
"Ameera ." Suara berat seseorang membuat Ameera dan gadis itu menoleh , sontak kedua nya menatap seorang pria yang tengah terpaku melihat mereka berdua .
"Na-- Nadira !" Pekik Azzam dengan nafas yang tercekat .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!