...You're so gorgeous...
...I can't say anything to your face...
...'Cause look at your face...
...And I'm so furious...
...At you for making me feel this way...
...But what can I say?...
...You're gorgeous...
...Gergeous~Taylor swift...
...*****...
Suara tepuk tangan yang tidak terlalu meriah terdengar di lapangan, saat seorang gadis yang cukup populer di SMA Taruna berhasil memasukkan bola basket ke ring lawan.
Padahal saat ini bukan sedang ada pertandingan antar sekolah, hanya kelas 12 IPA 2 sedang berolahraga, namun karena kelas itu terkenal dengan orang-orang nya yang cantik dan tampan mangkanya banyak yang menonton. Apalagi sekarang sudah memasuki jam istirahat.
Seperti yang di lakukan oleh pria bernama Davian Bramasta, sejak tadi dia berdiri di ujung lapangan tanpa lelah hanya untuk memperhatikan seorang gadis yang bernama Izora Aurelia Amberlyn, gadis yang sangat populer di kalangan siswi Taruna.
Tidak heran lagi jika banyak lelaki disana jatuh dalam pesona gadis itu, salah satunya dirinya sendiri. Ya, sejak pertama kali masuk ke Taruna dia sudah menyukai Izora, namun ia lebih memilih menyembunyikan nya dan memperhatikan gadis itu dari jauh. karena dirinya sadar jika umur mereka terpaut beberapa tahun.
Izora yang sekarang kelas 12 sudah pasti berumur 18 tahun. Sedangkan dia sekarang masih kelas 10 dan berumur 16 tahun. bahkan usianya saja belum memasuki tahap legal.
Ketika sedang asyik dengan pikirannya sendiri seseorang menepuk bahunya membuatnya berjengit kaget.
"Serius amat, ngeliatin siapa si?" tanya si penepuk yang tak lain adalah Luna, teman perempuannya sejak kecil.
Si empu yang di tepuk menghela nafas "Menurut lo?" tanyanya acuh.
Luna menoleh ke arah lapangan, "oh kak Izora, belum move on juga lo? udah kali lupain. Udah setahun ini lo suka sama dia, sedangkan orangnya aja gatau lo idup apa ngga. Bentar lagi juga dia udah mau lulus yan. mending lo nyari yang lain deh, banyak tuh cewe-cewe ngantri yang mau jadi pacar lo." cerocos gadis itu.
"Syut bacot lo, dari pada lo ngoceh ga guna mending bantuin gue." ucap davian.
Luna menatap cowo dihadapan nya itu dengan sinis, "wani piro?"
Davian berdecak, "gue beliin novel yang lo mau."
mata Luna berbinar "oke lo mau gue ngelakuin apa?"
"Giliran ada balesannya aja baru mau lo."
"harus lah, di dunia ini harus sama sama saling menguntungkan, males amat gue kalo harus rugi sendiri. jadi, lo mau minta tolong apa?"
"kasih in ini ke kak Izora." davian menyodorkan paper bag berwarna ungu.
"oh, gampang ini mah, serahin aja ke gue." luna menerima paper bag tersebut.
"hum, jangan lo buka."
"lo kira gue manusia tukang kepo?!"
"ck udah sana buruan kasih in, keburu pergi ntar orangnya." davian mendorong pelan gadis itu.
"ish udah nyuruh, disuruh cepet cepet pula." dumel Luna.
"Oh iya jangan kasih tau dari gue!" ujar davian agak keras karena Luna sudah berjalan menuju tempat Izora berada.
Luna menoleh kebelakang "bodo gue kasih tau!"
"Ga jadi gue beliin novel nya ntar."
"Ish iya iya nggak!" ujar Luna kesal, lalu gadis itu berjalan sambil menghentak hentakkan kakinya.
Davian yang melihatnya terkekeh. Puas sekali rasanya membuat manusia satu itu kesal.
Disisi lain Luna yang sudah tiba di hadapan Izora langsung menyapanya dengan ramah, untungnya ia lumayan kenal baik dengan kakak kelasnya yang satu ini.
"Hai kak" sapa Luna pada Izora.
"Eh Luna, kenapa Lun?" tanya Izora.
"emm ini gue ada titipan buat lo," Luna menyerahkan paper bag dari davian tadi.
Izora mengedipkan mata "dari siapa, bukan dari kenzo kan?" tanya Izora was-was.
Kenzo, itu adalah nama laki-laki yang Izora benci di Taruna, karena pria itu selalu mengejar nya sejak ia duduk di bangku kelas sepuluh namun ujungnya selalu saja terkena tolak.
"eh bukan kok, ini dari temen gue, dia suka sama lo udah dari lama, itu orangnya ada di sana." Luna tersenyum smirk seraya menunjuk ke arah dimana davian tengah berdiri.
Davian yang melihat luna menunjuk ke arahnya langsung kelabakan, cepat cepat ia berlari pergi agar Izora tidak melihatnya.
Luna anjing! batin Davian kesal.
Luna yang melihat kelakuan Davian tadi sebisa mungkin menahan tawanya.
Izora sendiri yang menoleh kearah tempat Luna tunjuk, bingung karena tidak ada siapa siapa disana, "Mana Lun? ga ada siapa siapa tuh."
Luna terkekeh, "dia kabur kak, gak mau ketahuan elo."
Izora tersenyum, lalu menerima paper bag pemberian Luna itu. ia sedikit membukanya, saat mengetahui isi dalam paper bag tersebut matanya berbinar.
"ih ada susu UHT" gumamnya senang.
"bilangin ya sama temen lo, makasih banyak gue suka banget sama isinya, paperbag nya juga cantik. pas banget warna nya, warna kesukaan gue." ujar izora senang.
"oke ntar gue sampein."
"oh iya bilangin juga, kalo ketemu gue sapa aja jangan malu malu, gue ga gigit kok."
Luna tertawa, "oke oke ntar gue sampein"
"gue balik ya kak." pamit luna.
"iyaaa, sekali lagi thanks ya lun."
luna mengacungkan jempolnya lalu gadis itu berlalu pergi.
...Dengarkanlah...
...Hanya kamulah satu-satunya...
...Di antara...
...Yang pernah singgah di relung jiwa...
...Dan takkan pernah lagi ada...
...Manusia lainnya...
...Sudah cukup satu...
...Hanya kamulah satu-satunya...
...Satu-satunya~Hivi...
...****...
keesokan paginya, izora berjalan memasuki kelas dengan santai, ia juga membalas ramah orang orang yang menyapanya di Koridor. ntahlah moodnya sedang bagus sekarang.
sesampainya di depan kelas suara mecca, si bendahara 12 IPA 2 terdengar.
"DEMI APA GUE DAPET BUNGA?!"
Izora mengerutkan alisnya, gadis itu buru buru melangkah masuk.
"kenapa ca?" tanya izora bingung.
"liat ra, gue dapet ini!" mecca dengan antusias menunjukan hadiah yang berada di atas mejanya.
"IH GUE JUGA DAPET!" tiba tiba sautan teman kelasnya yang bernama maya juga terdengar.
"dapet apa lo?" tanya mecca penasaran.
"INI!" maya menunjukan kotak berbentuk love yang izora tebak isinya adalah coklat.
izora berkedip bingung, "eh bentar dulu emang ada acara apan sih? kok pada dapet coklat sama bunga gini?"
"Ya ampun izora sayang, lo lupa? ini hari valentine!" mecca berdecak gemas.
"mending lo cek tempat duduk sama loker lo dulu sana, gue yakin lo dapet banyak banget pasti." Mecca mendorong bahu izora menuju bangkunya sendiri.
dan benar apa yang dikatakan oleh gadis itu, kini meja maupun lacinya sudah penuh dengan bunga dan coklat.
izora menghela nafas kasar, sudah di pastikan jika lokernya juga penuh dengan benda dan makanan tersebut. perlahan ia mulai mengumpulkan hadiah hadiah tersebut menjadi satu, lalu memasukkan nya ke plastik besar untuk di bawa pulang.
namun ditengah kegiatan yang izora lakukan, gadis itu menemukan paper bag cantik yang berbeda dengan dari yang lainnya, jika paperbag lain berwarna merah atau pink ini malah berwarna ungu.
karena penasaran, izora membuka paperbag tersebut.
"susu UHT?"
"apa ini juga dari temennya luna yang kemarin ya?"
"eh ada suratnya." izora membuka secarik kertas yang diselipkan di antara isi paperbag tersebut.
to: kakak cantik izora.
hai kak,
happy valentine!
semoga suka ya sama hadiahnya, itu sengaja aku bedain warnanya, karna aku tau kakak suka banget sama warna ungu.
izora tersenyum.
ah, ia jadi penasaran orang yang memberikan hadiah ini.
"em mecca" panggil izora.
si pemilik nama menoleh, "kenapa ra?"
"itu, em kalo semisal kan gue juga mau ikutan ngasih hadiah kaya gini buat seseorang boleh ga si? apa cuma cowo doang yang boleh?" tanya izora polos.
mecca berkedip dua kali.
"ya boleh lah, mau cewe mau cowo ga ada larangan sama sekali. emang lo mau ngasih siapa?"
"ih ngga, maksud gue tuh kaya aneh ngga si kalo semisal cewe yang ngasih hadiah kaya gini ke cowo?"
"menurut gue sih ngga, karna gue juga mau ngasih hadiah ke cowo gue. Kan ini hari cinta dan kasih sayang sedunia, jadi mungkin dengan cara ngasih hadiah itu kaya bisa nunjukin cinta dan kasih sayang orang itu sendiri."
Izora mengangguk "oke oke thanks sarannya."
"emang lo mau ngasih hadiah ke siapa?" tanya mecca mengulangi pertanyaannya tadi.
izora menyengir "ada deh"
"dih, sok rahasia-rahasian."
Tiba-tiba suara nessa terdengar, "pagi guys" sapa gadis itu yang baru saja memasuki kelas.
Melihat nessa yang sudah datang izora langsung menarik tangan sahabatnya itu keluar kelas, "aaa bebep gue, temenin gue yuk."
"ih, mau kemana anjir? bentar lagi masuk."
"ck bentar aja."
pasrah, akhirnya nessa mau tidak mau mengikuti langkah kemana temannya itu pergi.
keduanya tiba di minimarket sekolah, tempat itu kini sudah di hiasi dengan tulisan 'happy valentine day' dan beberapa hiasan lainnya membuat tempat itu terlihat meriah.
"pagi kak." sapa izora pada salah satu staff disitu yang sedang menyusun buket di rak.
"eh pagi juga kak izora, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya ramah.
"em saya lagi nyari hadiah buat cowo, menurut kakak bagusnya apa ya?"
mendengar itu mata nessa mendelik, "buat siapa anjir? kenzo?"
"najis, untungnya buat gue ngasih ke dia apa coba?"
"terus buat siapa?"
izora tersenyum, "buat crush gue."
"emang lo punya crush?" tanya nessa tidak percaya.
"waw, sekate-kate banget lo kalo ngomong." izora mendengus.
Melihat itu nessa tertawa.
"kalo untuk cowo, menurut saya jam tangan bagus kak." kata kakak staff tersebut memotong pembicaraan keduanya.
"boleh deh kak, saya pilih yang ini ya." izora menunjuk salah satu jam tangan bermerek yang berada di dalam etalase.
"ada lagi kak?"
"kasih parfum ga si ra?" sahut nessa.
"oh iya, tapi dia make parfum apa? jangan kan parfum namanya aja gue ga tau." keluh izora.
Nessa menatap gadis itu speechless, kali ini dia beneran ga bisa ber word-word.
"apa gue kasih parfum gue aja ya?" tanya izora.
"terserah elo deh ra terserah. capek gue sama lo."
"oke kak, sama parfum yang ini ya."
staff tersebut mengangguk dan mulai membungkus hadiah yang izora beli menggunakan kotak hampers lalu memasukkannya ke dalam paper bag.
"totalnya tiga juta dua ratus kak." izora menyerahkan kartu debit nya.
"Terima kasih Kak" ujar staff itu yang dibalas senyuman oleh izora.
"jadi, gimana caranya ngasih hadiah ini kalo lo sendiri gatau nama orang nya?" tanya nessa saat keduanya berjalan keluar dari minimarket tersebut.
"tapi gue tau kelasnya kok."
dahi nessa mengernyit, "kelas berapa emang?"
"10 IPS 3"
"What?? adik kelas??!"
izora mengangguk seraya tersenyum, "mukanya lucu, mangkanya gue suka."
"ra yang bener aja, masa lo suka sama brondong si?" nessa menatap sahabatnya itu tak percaya.
"syut udah diem, dari pada lo ngoceh mending temenin gue ke kelas buat nulis surat terus ke kelasnya luna, tanpa ketahuan bu setya."
"guru guru rapat jadi gausah takut ketahuan bu setya." ujar nessa santai.
"ih demi apa?" tanya izora tak percaya.
senyum gadis itu merekah lebar "ah dewi fortuna lagi berpihak sama gue nih buat ngasih kado ke brondong manis, mangkanya gue di jauhkan dari setan setan bk."
nessa yang mendengar nya hanya bisa memutar bola mata malas.
Kini keduanya tiba di depan kelas 10 IPS 3.
"eh tunggu," ucap izora pada seorang siswi yang hendak masuk kedalam setelah membuang sampah.
"iya, kenapa kak?" tanya siswi tersebut
"boleh minta tolong panggilin luna?"
"boleh, sebentar ya kak." siswi tersebut melangkah masuk.
tak lama kemudian, luna keluar.
"tumben nyari gue, kenapa kak?" ujar luna.
Izora tersenyum, "lo tau ini kan hari valentine, jadi gue mau minta tolong lo buat kasihin hadiah ke crush gue."
"what? lo punya crush?" tanya luna tak percaya.
Izora mengangguk, "udah lama kali, dari awal kalian masuk, tapi--" belum selesai izora berbicara nessa sudah lebih dulu memotong.
"tapi sayangnya dia gatau nama crush nya sendiri."
"tunggu-tunggu, jadi ini gimana ceritanya lo naksir orang terus mau ngasih hadiah tapi lo sendiri gatau nama orang itu?"
Izora menyengir.
"tapi gue tau ciri-ciri orangnya kok." cicit izora.
"oke oke sebutin ciri-ciri nya" titah luna.
"dia anak kelas lo, orangnya tinggi, rambutnya kadang kebelah dua gitu kaya oppa oppa Korea, terus mukanya imut, matanya sipit, idungnya mancung, bibir nya tipis, kalo dia ketawa dua taringnya keliatan."
"yang ciri-ciri nya kea gitu di kelas gue cuma satu orang dan itu... "
luna terdiam beberapa menit sebelum tersenyum sok misterius
"ohh gue tau siapa orang yang lo maksud kak!" pekik luna.
mata izora berbinar, "lo tau? siapa namanya? kasih tau gue cepet!"
"gak mau ah, biar lo tau aja sendiri."
izora mendelik, namun tak luna hiraukan.
"ini kan yang mau dikasih in?" luna mengambil alih paksa paperbag di tangan izora.
"kalo gitu gue masuk dulu kak, tenang aja hadiahnya pasti bakal sampai di tangan orang yang lo maksud." ujarnya sambil cekikikan lalu gadis itu melangkah masuk.
"kasih tau gue dulu anjir luna nama orangnya!!"
"ck udah ayo balik." nessa menyeret paksa temannya itu agar pergi dari sana.
Sedangkan luna yang baru memasuki kelas langsung di tatap dengan lekat oleh teman dekatnya yang tak lain adalah davian, sean, dan cakra.
Luna yang melihatnya mengernyitkan alisnya bingung "ngapain ngeliatin gue kaya gitu?"
"abis ketemuan sama cowo ya lo?" tuduh sean.
"lah memangnya ada yang mau sama modelan kea luna?" sahut cakra.
"anjing lo cak, minta dikaret in banget mulut lo!" balas luna.
"nih yan, dari kak izora." luna meletakkan paperbag yang ia tenteng di hadapan davian.
Mata cowo itu membelalak "demi apa lo?"
"ck ga percaya. dia bilang untuk anak kelas 10 IPS 3 tapi dia gatau nama nya siapa tapi dari ciri-ciri yang dia sebutin gue yakin itu lo."
"emang dia ngomong gimana?"
"dia itu udah suka sama lo dari pertama kali lo masuk kesini, tapi dia gatau namanya, dia bilang ciri-ciri orangnya itu anak kelas 10 IPS 3, tinggi, rambutnya kadang kebelah dua kaya opa opa Korea, matanya sipit, idungnya mancung, bibirnya tipis kalo ketawa dua taringnya keliatan."
"anjay davian, boleh lah bakso bu endang lima porsi." ujar cakra.
luna menatap sinis cowo itu, "ga mampu beli lo? acara minta ke davian segala"
"anjing lo lun! karet mana karet?!"
luna tersenyum puas, "impas sekarang."
lalu atensinya kebali ke davian yang masih menatap tak percaya paperbag tersebut.
"buka dulu coba yan siapa tau ada surat nya"
Davian mengangguk lalu perlahan membuka paperbag bag tersebut, disana ia menemukan secarik kertas berwarna ungu.
Dengan tidak sabaran ia meraih kertas tersebut lalu membukanya.
to: si pemilik mata sipit
from: izora amberlyn
Hai, manusia pemilik mata sipit yang lucu, karna gue gak tau siapa nama lo, jadi gue panggil pakai panggilan itu ya!
Oh iya, Happy valentine day!
semoga lo suka sama hadiahnya..
gue harap besok atau kapan pun itu, gue bisa tau nama lo.
Dan gue harap hadiah ini jatuh ke tangan orang yang gue maksud. kalau pun bukan gapapa deh, karna ini salah gue juga yang ga tau nama lo.
semoga lo suka hadiahnya.
selesai membaca surat tersebut, davian menatap luna sambil tersenyum, "ucapan lo kemarin salah lun, ternyata dia tau kalo gue idup dan sekolah disini."
"bun, dulu waktu sekolah bunda pernah punya secret admirer ga?" tanya izora pada sang bunda.
kedua orang itu kini tengah berada di ruang keluarga untuk menonton televisi bersama.
Nathalie, bunda izora menoleh "em, secret admirer ya?" mata wanita itu melirik ke atas, terlihat sekali jika dia sedang berfikir.
"pernah. kenapa emangnya?"
izora menggeleng, "ga papa sih, nanya aja. terus ketauan ga sama bunda si secret admirer itu?"
bunda izora mengangguk antusias, "iya ketahuan, karna waktu itu bunda penasaran banget siapa yang sering ngasih hadiah di lemari loker bunda. akhirnya bunda mutusin berangkat kesekolah pagi cuman untuk nyari tau siapa orang itu. dan waktu udah tau orang nya siapa bunda ga nyangka banget, eh ternyata ujungnya kita malah deket terus pacaran deh."
mata izora membelalak, "kok bisa mulus gitu jalan ceritanya?"
Nathalie terkekeh, "sebenernya ga semulus itu, karna waktu itu grandma sama grandpa mu ga nyetujuin hubungan kita."
"dan kita juga sempet putus lama, karna emang udah ga ada harapan lagi disitu." sambung wanita berkepala tiga itu.
"tapi karna papa mu yang ganteng ini pantang menyerah, akhirnya papa berhasil dapetin bunda kamu yang cantik kaya bidadari ini dan juga restu grandma sama grandpa mu." sambung seseorang dari belakang.
dia Darrel, ayah izora.
"nyambung aja, ga ada kabel padahal." cibir nathalie dengan pipi merona.
Darrel tak menghiraukan ucapan istrinya itu, ia lebih memilih duduk di sampingnya lalu menduselkan hidung mancung nya ke leher sang istri.
izora yang sudah biasa melihat itu hanya menatapnya malas, lalu atensinya kembali beralih pada sang bunda. "jadi papa si secret admirer itu bun?"
natalie mengangguk, "iya dulu waktu sekolah papa mu ni adik kelas nya bunda, itulah faktor utama kenapa grandma sama grandpa ngga setuju sama hubungan kita."
"terus kok ujungnya grandma sama grandpa bisa nyetujuin?"
"kalo yang itu rahasia." jawab natalie tersenyum.
"nah, mangkanya besok kalau kamu nyari cowo, cari yang kaya papa, pantang menyerah untuk bisa dapetin sesuatu," sahut darrel menoleh ke arah izora.
lalu ia kembali menatap wajah natalie dengan tatapan yang sangat lembut, "apalagi sesuatu yang menurut nya paling berharga. sekalipun dia harus ngasih dunianya."
...****...
"gedek banget gue anjing sama si burik, udah tau jam istirahat masih aja nyerocos jelasin materi." sungut izora sebal.
burik yang mereka maksud adalah bu rika, guru yang mengajar kimia di kelas12.
"tau anjing, korupsi waktu banget. mana ngasih pr nya ga mikir lagi, dia kira cuman pelajaran dia doang yang ada pr yang lain ngga?" balas nessa tak kalah sebal.
kedua gadis cantik itu kini tengah berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah kroncongan sejak tadi. ya, jangan lupakan mulut mereka yang masih belum berhenti menyumpah serapahi si 'burik'.
Dan akhirnya kedua manusia itu sampai juga di kantin dengan kondisi yang sudah sangat ramai.
"penuh banget anjir, lo yang nyari tempat duduk ya, gue yang mesen makanan." ujar nessa sambil tersenyum menyebalkan.
"ish si babi, yaudah gue bakso sama es teh deh."
"woke" nessa mengacungkan jempolnya lalu gadis itu mulai berjalan menuju stand makanan.
Izora sendiri mengedarkan pandangannya untuk mencari bangku kosong. namun sayangnya tidak ada satu pun yang tersisa.
gadis itu menghela nafas.
"kak nyari bangku kosong ya?" tanya salah satu siswi yang tidak ia kenal sedang duduk di samping tempatnya berdiri.
izora menoleh, lalu mengangguk.
"disini aja kak, kita juga udah selesai ko." ujar siswi itu lagi. kedua gadis tersebut pun bangkit dari duduknya.
"oh yaudah kalo gitu, makasih yaa!" balas izora tersenyum.
"iya kak, sama sama." setelah nya kedua gadis itu melenggang pergi.
tak lama kemudian nessa datang dengan membawa bakso dan es teh.
"nih punya lo."
Izora menerima mangkok yang berisi bakso itu dengan antusias. saat hendak menyuapkan makanan nya kedalam dalam mulut, seseorang datang lalu dengan santai nya duduk di samping izora.
"butuh di suapin sayang?" tanya orang tersebut.
Dia Kenzo, Laki-laki yang amat sangat izora benci.
"ngapain lo kesini?!" tanya izora ketus, gadis itu kembali meletakkan sendoknya ke dalam mangkuk.
nafsu makannya mendadak hilang karena melihat wajah sok kegantengan milik cowo itu.
"ngeliatin pacar gue makan lah." jawab kenzo tengil.
"ga ada pacar lo disini, jadi mending sekarang lo pergi!"
"ga mau, orang gue mau ngeliatin cewe gue makan kok."
izora menutup matanya erat, menahan emosi akibat kelakuan cowo yang duduk di sampingnya ini.
"lo salah tempat, di meja ini ga ada sama sekali cewe atau pacar yang lo maksud itu!"
"kata siapa? orang pacar gue itu lo." kenzo menopang dagunya seraya menatap izora dalam.
izora yang muak langsung berdiri lalu menarik tangan nessa, sebelum ia menjauhi mejanya itu izora berucap, "gue bukan pacar lo, dan sampai kapan pun gue ga akan pernah mau jadi pacar lo! so, stop panggil gue dengan sebutan itu, enek gue dengernya!"
lalu kedua gadis itu berjalan keluar dari kantin, dengan izora yang menghentak-hentak kan kakinya kesal.
Kenzo yang melihatnya tersenyum smirk, "sekarang lo masih bisa ngomong gitu ra, liat aja gue bakal buat lo jadi milik gue dan lo bakal tarik balik ucapan lo itu." gumam kenzo pelan dengan tangan yang terkepal kuat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!