Keluarga Liu merupakan Keluarga Bangsawan yang memiliki pengaruh kuat di dunia kultivator, keluarga mereka memimpin sebuah negara besar yang mempunyai luas wilayah hampir sepertiga dunia.
Tidak perduli mereka dari mana atau ras apa, semuanya akan tunduk di bawah kekuasaan Keluarga Liu.
Pemimpin keluarga mereka yaitu Liu Fengxian, adalah tokoh kultivator paling kuat yang pernah ada dalam sejarah, dikatakan hanya beberapa orang saja yang bisa menandinginya sementara untuk mengalahkannya, Liu Fengxian tidak pernah terkalahkan sejak ratusan tahun yang lalu.
Dalam kerajaan besarnya, Liu Fengxian mempunyai istri dan dikaruniai beberapa anak.
Anak yang paling tua diantara putranya bernama Liu Yuwen, sosok kultivator muda berbakat yang digadang-gadangkan akan melebihi bakat ayahnya di masa depan.
Liu Fengxian selalu memuji bakat putera tertuanya itu, ia tidak perlu ragu lagi untuk memposisikan Liu Yuwen sebagai pewaris kerajaan besarnya di masa depan.
Hanya saja satu hal yang luput dari perhatian Liu Fengxian, Liu Yuwen tidak pernah menginginkan sebuah tahta, jabatan, atau kekuasaan di sepanjang hidupnya.
Sejak kecil putera tertuanya itu lebih tertarik dengan namanya ilmu pengetahuan, ia berpetualang ke berbagai tempat, mempelajari banyak kitab-kitab beladiri untuk memuaskan rasa hausnya terhadap sang ilmu.
Berbeda dengan adik-adiknya yang hidup di dalam istana, Liu Yuwen menghabiskan waktunya sebagai kultivator yang berkelana ke berbagai penjuru selama berpuluh-puluh tahun.
Bagi Liu Yuwen, pengetahuan adalah segalanya. Dia mempelajari banyak hal dari ilmu alkemis, pengobatan, beladiri, dan sebagainya.
Selain itu dalam segi kekuatan, kultivasi Liu Yuwen meningkat cukup pesat dalam perjalannya mengarungi dunia, hampir banyak kabar yang menerangkan kehebatan Liu Yuwen yang sudah mengalahkan jagoan-jagoan kultivator.
Ketika waktu akhir hidupnya sudah tiba, Liu Fengxian memanggil Liu Yuwen untuk kembali ke istana agar dirinya bisa dijadikan Kaisar selanjutnya namun Liu Yuwen menolak semua itu, dalam suratnya, Liu Yuwen mengusulkan agar adiknya yang menjadi Kaisar, menggantikan dirinya.
Alasan lainnya Liu Yuwen tidak bisa kembali karena saat itu ia berada di tempat yang sangat jauh, membutuhkan waktu berbulan-bulan untuknya sampai ke istana.
Liu Fengxian yang tidak punya banyak pilihan akhirnya memberikan tahta itu pada putera keduanya yaitu Liu Zhinsi.
Meski tidak seberbakat kakaknya, setidaknya Liu Zhinsi masih dikatakan layak jadi Kaisar namun sayangnya keputusan itu sangat keliru terutama bagi Liu Yuwen sendiri.
Pada suatu hari, setelah puluhan tahun tidak pulang, Liu Yuwen mendapatkan undangan dari Liu Zhinsi untuk memintanya kembali ke istana.
Liu Yuwen awalnya menolak tetapi karena bujukan surat dari adiknya, akhirnya ia mengalah dan kembali ke istana yang sudah lama ia tinggalkan.
Liu Yuwen disambut baik ketika tiba di kerajaan, banyak penduduk yang berbondong-bondong ingin menemuinya hanya untuk bertemu atau mengucapkan salam.
Meski Liu Yuwen tidak berada di istana tapi namanya sudah sangat terkenal di berbagai penjuru terutama soal kekuatannya yang sudah sangat tinggi sampai dijuluki kultivator tiada tanding.
Namun sayangnya, kekuatan Liu Yuwen yang dikatakan luar biasa, menghancurkan banyak sekali kejahatan di dunia, membasmi ketidakadilan justru harus berakhir dengan cara yang tidak semua duga.
Saat itu Liu Yuwen diberi jamuan berupa makanan yang lezat, makanan yang disiapkan adiknya itu mengandung racun yang sangat mematikan.
Sesudah Liu Yuwen menyantap satu hidangan, tiba-tiba ia langsung muntah darah cukup hebat.
Liu Yuwen memegang perutnya sambil menahan rasa sakit, ia merasakan organ-organ di tubuhnya seperti meleleh.
Anehnya ketika Liu Yuwen muntah darah, tidak ada pelayan atau seseorang yang langsung membantunya, seolah mereka sudah tahu bahwa Liu Yuwen akan berakhir demikian.
"Zhinsi, apa yang kau lakukan?!" Liu Yuwen mengusap darah dari sudut bibirnya, ia menatap adiknya penuh kebencian. "Kau meracuni Kakakmu?!"
Liu Zhinsi tidak membantah, malah ia bertepuk tangan sambil tertawa. "Sudah lama aku ingin melakukan ini padamu Kakak, kau terlalu sulit untuk ditangani sehingga aku terpaksa harus meracuni untuk membunuhmu."
Liu Yuwen kembali muntah darah, ia berusaha mengalirkan qi ke seluruh organ tubuhnya agar menghentikan kerusakan dari racun tersebut namun racun itu ternyata lebih ganas dari yang ia duga.
"Racun apa yang kau pakai, Zhinsi?!" Liu Yuwen merapatkan giginya, tatapan penuh dengan amarah.
Liu Zhinsi tertawa kecil. "Racun yang paling mematikan yang pernah ada di dunia, membutuhkan waktu puluhan tahun untuk membuat satu racikannya, racun yang bisa membunuh kultivator tingkat tinggi sepertimu sampai habis tidak tersisa."
"Zhinsi, kau berani!"
"Sejak dulu aku ingin membunuhmu seperti ini, Ayah selalu memujimu meski kau tidak ada di istana, keluarga ini, bahkan sampai penduduk, semuanya memuji tentang bakatmu yang luar biasa itu."
"Hari ini..." Liu Zhinsi melanjutkan. "Kau akan mati dan kerajaan akan menjadi milikku seutuhnya!" Tawa Liu Zhinsi semakin mengeras.
Tubuh Liu Yuwen bergetar hebat sementara emosinya bergejolak panas, ia sama sekali tidak menduga bahkan dalam mimpi terburuknya sekalipun akan dikhianati oleh adiknya sendiri.
Liu Yuwen sadar dirinya tidak akan selamat dari racun ini, ia menatap Liu Zhinsi yang masih tertawa karena merasa semuanya sudah dalam kendalinya.
Saat Liu Zhinsi sedang lengah, tiba-tiba Liu Yuwen bergerak cepat, ia menghilang dari pandangan adiknya sebelum muncul tepat di hadapannya.
Liu Zhinsi terkejut bukan main namun sebelum ia bereaksi Liu Yuwen sudah melepaskan sebuah pukulan kuat ke arah perutnya.
Liu Zhinsi terpental jauh hingga mengenai dinding istana, pria itu seketika memuntahkan banyak darah.
Wajah Liu Zhinsi pucat pasi, beberapa tulang rusuknya patah tapi bukan itu yang ia pikirkan sekarang melainkan pukulan kakaknya telah menghancurkan sesuatu yang lain.
Liu Zhinsi merasakan qi yang berada di tubuhnya perlahan menipis hingga akhirnya menghilang. Pukulan Liu Yuwen telah menghancurkan dantian di tubuhnya.
"Bagaimana rasanya dantianmu hancur, Zhinsi..." Liu Yuwen kali ini yang tertawa lantang meski sesekali tersedak oleh darahnya sendiri, "Sekarang kau bukan lagi kultivator, aku ingin melihat bagaimana kau mengendalikan kerajaan ini tanpa sebuah kekuatan."
"Sialan! Akan kubunuh kau menjadi seribu bagian!" Liu Zhinsi terlihat begitu murka, ia ingin sekali berlari dan membunuh Liu Yuwen tapi tubuhnya sudah tidak memiliki tenaga akibat pukulan sebelumnya.
Liu Zhinsi tidak menyangka kekuatan Liu Yuwen sudah sekuat ini hingga bisa mengalahkannya dalam sekali serangan. Jika ia mengetahuinya sejak awal mungkin dirinya akan lebih waspada.
Liu Yuwen terus tertawa sampai ia kembali muntah darah ke sekian kalinya, kali ini ia langsung jatuh berlutut.
Nafas Liu Yuwen sudah terasa berat, pandangannya mulai kabur serta kesadarannya hampir pudar karena racun di dalam tubuhnya sudah menyebar.
Liu Yuwen menatap adiknya sekali lagi sambil tersenyum lebar. "Jika aku bangkit dari kematian dan hidup kembali ke dunia ini... Zhinsi! Akan kupastikan semua yang kau ciptakan dalam kerajaan ini akan aku hancurkan."
Liu Yuwen langsung jatuh ke lantai sesudah berkata demikian, pandangannya perlahan mulai gelap diikuti rasa sakit di tubuhnya yang menghilang, beberapa detik kemudian, kultivator jenius itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Disisi lain Liu Zhinsi menatap Liu Yuwen dengan penuh kebencian, walau kakaknya sudah dipastikan tewas karena racunnya namun ia merasa belum cukup. Liu Zhinsi ingin membalaskan dendam terhadap dantiannya yang sudah hancur.
Liu Yuwen memejamkan matanya dengan damai tetapi di detik setelah ia menghembuskan nafas terakhirnya, sesuatu tiba-tiba terjadi pada tubuhnya.
Liu Yuwen membuka matanya perlahan ketika merasakan sinar cahaya matahari membasuh wajahnya dengan lembut.
Pandangan pertama saat Liu Yuwen melihat kembali adalah langit biru yang cerah tak berawan, Liu Yuwen mengerutkan dahinya, ia yakin dirinya sudah mati tetapi dimana ini?
Liu Yuwen sedang diposisi berbaring di atas rerumputan, ia mencoba duduk dengan susah payah karena tubuhnya terasa begitu lemas.
Liu Yuwen kemudian melihat sekelilingnya, ia begitu terkejut ketika mengetahui sedang berada di sebuah padang rumput yang luas dan tidak tidak ada siapapun di sana selain dirinya seorang.
"Dimana aku? Apakah ini surga? Apa aku sudah sampai di alam baka?" Liu Yuwen kebingungan.
Liu Yuwen tiba-tiba merasakan tenggorokannya begitu kering, ia tidak memahami karena seharusnya dalam kematian dirinya sudah tidak membutuhkan makan dan minum lagi tetapi sekarang Liu Yuwen merasakan kehausan yang luar biasa.
Liu Yuwen berusaha berdiri untuk mencari sesuatu yang bisa ia minum, dirinya kemudian melihat ada danau kecil tak jauh dari lokasinya sekarang.
Di danau itu ada seekor rusa yang tengah minum, Liu Yuwen pastikan danau itu tidak beracun sehingga berniat untuk minum di sana.
Liu Yuwen menggerakkan tubuhnya dengan susah payah, sudah sejak lama dalam hidupnya ia tidak merasa begitu lemah sampai seperti ini.
Liu Yuwen duduk di tepi danau itu dan langsung memasukan wajahnya ke dalam air, tanpa pikir panjang ia meminum air tersebut sampai tenggorokannya puas.
"Aneh, kenapa tubuh ini begitu kekurangan air, aku seperti akan mati jika tidak minum beberapa menit lagi..." Liu Yuwen menyeka air di mulutnya.
Liu Yuwen menatap ke arah air danau, ia mengerutkan dahi sebelum matanya melebar ketika menyadari ada yang salah darinya.
Pantulan bayangan dalam air itu menunjukkan ada seorang bocah berusia 10 tahun yang sangat kurus dan dekil. Wajahnya cukup rupawan jika kondisinya bersih dan sedikit berisi.
Liu Yuwen terkejut terhadap wajah itu karena yang tak lain merupakan wajahnya sendiri, alasan Liu Yuwen kaget karena muka bocah 10 tahun itu bukan wajahnya yang seharusnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi" Liu Yuwen memegang mukanya sendiri sambil menatap dirinya dibalik pantulan air danau, ia tidak percaya paras bocah itu adalah dirinya.
Liu Yuwen yakin ketika dirinya di umur yang sama wajahnya tidak seperti bocah itu, ia lalu menatap tubuh, kaki, serta tangannya, ternyata selain mukanya, seluruh fisiknya terlah berubah.
Liu Yuwen seperti bocah kering yang kekurangan gizi, tubuhnya tidak lebih dari tulang berbalut kulit, ia benar-benar sangat kurus.
Tiba-tiba kepala Liu Yuwen terasa begitu sakit, saking sakitnya ia menjerit dengan keras sampai berguling-guling di tanah.
Dalam rasa sakit kepalanya itu Liu Yuwen merasakan ada sesuatu yang masuk ke dalam kepalanya yaitu sebuah ingatan seseorang.
Dalam ingatan itu, ia menayangkan tentang bocah berusia 10 tahun yang bernama Wuming Sha telah melarikan diri ke dalam hutan karena klannya di bantai oleh sebuah sekte sesat.
Semua anggota klan Wuming tewas karena pembantaian tersebut, Wuming Sha berhasil selamat karena bantuan ayah ibunya yang mengorbankan diri agar Wuming Sha bisa kabur.
Wuming Sha terus berlari ke dalam hutan selama berminggu-minggu hingga berakhir tiba di padang rumput ini.
Semua ingatan itu begitu cepat masuk ke dalam pikiran Liu Yuwen, saat itulah Liu Yuwen menyadari keadaannya.
Liu Yuwen ternyata tidak mati melainkan jiwanya pindah ke dalam bocah 10 tahun yang bernama Wuming Sha ini.
Liu Yuwen jadi mengerti kenapa tubuh Wuming Sha ini begitu kurus, selama dalam pelariannya di dalam hutan ia tidak memiliki banyak makanan atau persediaan minum.
Bisa dikatakan sebuah keajaiban bagi Wuming Sha bisa hidup selama itu di hutan yang cukup liar, selama bocah tersebut berada di hutan ia belum pernah menemui hewan buas yang membahayakan nyawanya.
Liu Yuwen masuk ke dalam tubuh Wuming Sha ketika bocah itu sudah hampir sekarat dalam hidupnya, di usianya yang begitu dini serta tidak memiliki pengalaman bertahan hidup di alam liar membuatnya tak bisa bertahan lebih lama.
"Aku tidak menyangka kau memiliki hidup yang setragis ini, Nak..." Liu Yuwen berkata pada tubuh Wuming Sha yang ia diami sekarang.
Wuming Sha sudah kehilangan semuanya, kehidupan yang semula damai telah hancur tak tersisa. Bagi Liu Yuwen yang sudah hidup lama, kehidupan di dunia kultivator memang sangat kejam, hanya mereka yang kuat yang bisa bertahan.
Liu Yuwen memegang perutnya yang tiba-tiba berbunyi, selain kehausan ia juga merasakan kelaparan yang teramat sangat.
Liu Yuwen mengeluarkan sesuatu dari jubahnya, dari ingatan Wuming Sha ia menyimpan sebuah pisau dibalik pakaiannya sebagai alat perlindungan diri.
Pisau itu diperban di bagian yang tajam sehingga tidak melukai tubuh Wuming Sha, Liu Yuwen menatap sekelilingnya, ia mencari sesuatu yang bisa dinamakan.
Tidak menunggu lama bagi Liu Yuwen menemukan seekor ayam hutan, ia sepertinya hendak ke danau untuk mencari minum.
Dengan tenaganya sekarang, Liu Yuwen tidak bisa mengejar ayam hutan itu sehingga ia melemparkan pisau tersebut dengan sekuat tenaga.
Berkat kemampuannya di kehidupan pertama, pisau itu menancap tepat di tubuh ayam hutan tersebut hingga langsung tewas seketika.
Liu Yuwen tersenyum lebar, ia segera membuat tempat yang nyaman untuk membuat api unggun.
Liu Yuwen mencabut rumput-rumput disekitarnya sebelum mengumpulkan ranting yang tergeletak, ia kemudian membuat api unggun dengan ranting itu untuk membakar ayam hutan tadi.
Liu Yuwen menyantap ayam yang didapatkannya dengan lahap, karena terlalu laparnya ia masih belum cukup kenyang hanya dengan satu ekor.
"Anak ini pasti menahan lapar begitu lama, aku sampai-sampai tak memiliki tenaga hanya untuk berjalan beberapa meter saja." Liu Yuwen menghela nafas panjang.
Dalam ingatan yang masuk, Wuming Sha hanya mencari buah-buahan, jamur, atau sesuatu dari tetumbuhan. Wuming Sha jelas tidak menguasai beladiri atau seorang kultivator, berada di hutan sama seperti neraka baginya.
Berbeda dengan Wuming Sha, Liu Yuwen cukup percaya diri bisa hidup di hutan ini berkat pengalamannya di kehidupan pertama.
Hidup di alam terbuka adalah hal biasa baginya, Liu Yuwen justru banyak menghabiskan hidupnya tidur beratapkan langit karena kebiasaannya yang pergi dari satu ke tempat lainnya.
Memakan ayam hutan membuat ia memiliki sedikit tenaga untuk bergerak, Liu Yuwen mencari hewan lagi untuk dimakan, kali ini ia mendapatkan seekor kelinci.
Liu Yuwen memeriksa sekitarnya, khawatir makanan yang ia bakar memicu hewan buas untuk mencium keberadaannya disini.
Padang rumput yang Liu Yuwen tinggali memang berada di tengah hutan. Biarpun Wuming Sha dalam perjalanannya kesini tidak bertemu satupun hewan buas namun Liu Yuwen yang sudah berpengalaman tidak pernah menurunkan kewaspadaannya.
Liu Yuwen menghabiskan kelinci itu dengan cepat, ia merasakan tubuhnya sedikit berenergi kembali, setidaknya tidak seperti sebelumnya yang terasa begitu lemas.
"Dulu aku tidak akan cemas tinggal di hutan liar seperti ini, mungkin seperti berjalan-jalan di taman tapi dengan tubuh yang lemah ini, aku akan mati hanya bertemu dengan seekor babi hutan..." Liu Yuwen menggaruk kepalanya.
Ada banyak yang Liu Yuwen pikirkan dan alasan kenapa ia bisa beringkarnasi di tubuh bocah ini tetapi untuk sekarang ia harus makan banyak terlebih dahulu. Liu Yuwen harus berada di dalam kondisi primanya untuk menghadapi ancaman hutan yang ada di sekitarnya.
Tiga hari berlalu sejak Liu Yuwen beringkarnasi ke tubuh bocah bernama Wuming Sha ini, ia mulai menganggap bahwa kehidupan keduanya ini sebagai anugerah, yaitu anugerah untuk membalaskan dendamnya.
Liu Yuwen tidak akan memaafkan adiknya yang telah berani meracuninya hingga ia meninggal, Liu Yuwen berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan membalas semuanya perbuatan Liu Zhinsi padanya.
Meski sekarang kekuatan Liu Yuwen kembali ke awal lagi namun ia yakin selama memiliki waktu yang cukup maka tidak menutup kemungkinan dirinya akan memperoleh semuanya kembali termasuk kekuatannya.
Liu Yuwen baru menghabiskan dua ekor ayam hutan pada suatu malam, ia tersenyum puas saat tubuhnya sekarang tampak lebih bertenaga dibanding sebelumnya meski masih terlihat kurus, Liu Yuwen bahkan sekarang bisa berlari selama beberapa waktu.
"Mungkin sudah saatnya aku membuka gerbang dantian..." Liu Yuwen mengelus perutnya yang kenyang, "Energiku sudah cukup, aku juga tidak bisa di kondisi seperti ini terus."
Gerbang dantian yang dimaksud Liu Yuwen adalah cara untuk dirinya bisa menjadi seorang kultivator.
Jika seseorang bisa membuka gerbang dantian maka ia bisa menyerap energi alam semesta ke dalam tubuhnya dan menjadikan kekuatan tambahan.
Energi semesta ini sering juga disebut dengan qi, yang membedakan manusia biasa dengan seorang kultivator terletak apakah ia bisa menyerap qi ke dalam tubuhnya atau tidak.
Liu Yuwen mengambil duduk bersila sebelum memejamkan matanya, ia kemudian mencoba membuka gerbang dantian sesuai cara yang dirinya ingat di kehidupan sebelumnya.
Dulu Liu Yuwen bisa membuka gerbang dantian di usianya yang ke 6 tahun, dirinya bisa dibilang sangat berbakat saat itu hingga ayah sampai keluarganya memujinya sebagai jenius yang langka.
Pembukaan gerbang dantian sebenarnya memerlukan banyak waktu atau bahkan sering dicoba beberapa kali karena tidak selalu berhasil dalam sekali percobaan namun sayangnya di kasus Liu Yuwen, ia bisa melakukannya dalam sekali coba hanya dalam waktu satu jam saja.
"Ah, ini mengingatkanku pada saat aku masih kecil dulu..." Liu Yuwen memeriksa tubuhnya, sesudah gerbang dantian di buka, ia kini bisa merasakan qi yang berada di sekitarnya.
Liu Yuwen memejamkan matanya kembali lalu mengatur nafasnya, cara untuk menyerap qi ke dalam tubuh seorang kultivator adalah dengan teknik pernafasan khusus.
Seperempat jam berlalu, Liu Yuwen berhasil mengumpulkan qi sebanyak lima benang. Liu Yuwen tidak bisa menyerap lebih dari itu karena sudah merupakan batasnya.
"Lima benang qi, ini bahkan belum cukup untuk menggunakan satu dari ribuan jurusku..." Liu Yuwen tersenyum kecut, tidak menutupi rasa kekecewaannya.
Seorang kultivator memang bisa menyerap qi kapanpun yang mereka mau namun mereka juga mempunyai batasan untuk menampungnya.
Satuan qi adalah benang, bagi Liu Yuwen yang baru membuka gerbang dantian ia hanya bisa mengumpulkan qi sebanyak lima benang saja.
"Jumlahnya bahkan belum satu persen dari jumlah qi di kehidupanku dulu tetapi sepertinya aku juga tidak punya banyak pilihan..." Liu Yuwen sadar mengeluh pun tidak akan mengubah apapun. "Sebaiknya selama beberapa hari ke depan, aku harus mencari siluman."
Jumlah benang qi bisa ditingkatkan dengan beberapa cara, yang paling umum adalah menggunakan tanaman berharga atau pil sumberdaya sementara yang paling jarang dilakukan menggunakan permata siluman.
Hari itu Liu Yuwen memilih tidur terlebih dahulu dan menunggu siang hari tiba. Berburu pada malam hari cukup beresiko terutama karena jarak pandang yang terbatas.
Selama tiga hari terakhir Liu Yuwen memilih tidur di padang rumput, selain menurutnya lokasinya sangat nyaman tempat itu juga merupakan lokasi paling aman di tengah hutan ini.
Liu Yuwen menatap langit malam yang berbintang, perutnya yang kenyang membuatnya dapat tidur dengan cepat.
***
Saat terbangun Liu Yuwen menyeka air matanya yang keluar, nafasnya memburu serta keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya.
Pada saat tidur, Liu Yuwen bermimpi tentang Wuming Sha yang sedang dikejar-kejar anggota sekte yang membantai klannya. Dalam mimpi itu Liu Yuwen melihat bagaimana ibu dan ayahnya terbunuh agar Wuming Sha bisa melarikan diri.
Liu Yuwen tidak berhenti meneteskan air matanya saat orang tua Wuming Sha tewas di depan mata anaknya sendiri.
Selain ingatannya, emosi Liu Yuwen dan Wuming Sha juga saling terhubung satu sama lain sehingga ia bisa merasakan bagaimana kesedihan Wuming Sha saat itu, kemarahannya, ketidakberdayaannya ketika melihat klannya diserang dan dibantai satu persatu.
"Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan semuanya berakhir begitu saja... Jika mempunyai kesempatan aku berjanji akan membalaskan sekte yang membuat keluargamu terbunuh..." Liu Yuwen berjanji pada Wuming Sha dan bertekad untuk membalaskan semua ketidakadilan bocah sepuluh tahun itu.
Liu Yuwen bisa saja keluar dari hutan ini lewat ingatan Wuming Sha sebelumnya namun ia khawatir sekte yang membantai klan Wuming itu masih ada dan akan mengincarnya jika tahu ada dari mereka yang selamat.
Liu Yuwen yang dulu mungkin tidak akan takut pada siapapun, kelompok apapun, bahkan pemerintah, tapi dengan kekuatannya yang sekarang, Liu Yuwen tidak punya banyak pilihan selain harus bersembunyi terlebih dahulu.
Di dunia kultivator, tidak diragukan lagi kekuatan adalah segalanya. Selama seseorang memiliki kekuatan yang cukup, ia bisa terbebas dari rasa ketidakadilan dunia bahkan di tingkatan tertentu, keadilan bisa dikalahkan oleh yang namanya kekuatan. Itulah yang Liu Yuwen pelajari dimasa ia mengarungi dunia di kehidupan pertamanya.
Satu-satunya yang Liu Yuwen pikirkan saat ini adalah meningkatkan kemampuannya ke tahap tertentu, setidaknya kekuatan yang cukup untuk ia bertahan hidup di dunia kultivator yang kejam dan penuh dengan darah.
Liu Yuwen segera bangkit dari tidurnya dan membasuh wajahnya di danau, berbeda dengan hari-hari sebelumnya, hari ini ia berencana berburu siluman.
***
Liu Yuwen bergerak ke sebelah timur hutan, ia melompati dahan-dahan pohon dengan lincah, berkat qi yang dimilikinya ia bisa bergerak lebih cepat dari biasanya.
Pergerakan Liu Yuwen hampir tidak menimbulkan suara saat melompat di antara dahan pohon, ia menggunakan teknik meringankan tubuhnya agar gerakannya jadi lebih halus dan ringan.
Ternyata tidak membutuhkan waktu banyak bagi Liu Yuwen menemukan seekor kelinci yang sudah menjadi siluman.
Liu Yuwen berhenti di salah satu pohon sambil mengamati kelinci itu terlebih dahulu.
Kelinci itu sudah tampak berubah dari fisik maupun karakternya, di bagian kepalanya terdapat tanduk runcing yang tajam serta ukurannya lebih besar dari kelinci pada umumnya.
Seekor binatang yang sudah menjadi siluman tidak bisa dikatakan sama lagi, siluman adalah evolusi dari binatang yang tanpa sengaja menyerap qi ke dalam tubuh mereka.
Liu Yuwen menebak dari kondisi fisiknya, kelinci itu baru menjadi siluman beberapa tahun yang lalu. Dengan kekuatannya, Liu Yuwen yakin bisa menghabisinya.
Tanpa menunggu waktu lagi Liu Yuwen turun dan muncul tepat dihadapan kelinci itu, seketika mata kelinci itu berubah menjadi kemerahan dan di penuhi niat membunuh.
Liu Yuwen tersenyum tipis, ia mengeluarkan pisau yang dimilikinya sebelum dialirkan qi ke dalamnya, Liu Yuwen berniat mengahadapi kelinci tersebut secara langsung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!