NovelToon NovelToon

DEEPEST LOVE IN THE DEEPEST SEA

Bab 1. Ide Gila

Honey Eugino Brown adalah seorang gadis berparas cantik--berusia 25 tahun. Kehidupannya sempurna tanpa cela, terlahir dari keluarga harmonis dan kaya raya. Mempunyai kekasih yang sangat tampan dan sempurna. Roda kehidupan berputar padanya. Hanya dengan menjentikkan jari, ia mendapatkan apapun yang diinginkan.

Tapi, siapa sangka kesempurnaan dalam hidupnya membuatnya sangat jengah. Rasanya ia ingin mencoba hal baru dan menantang.

"Aku bosan." Dua kata itu yang sering di ucapkan Honey pada orang terdekatnya. Tapi, tidak ada satu pun orang yang menggubris ucapannya. Ucapannya dianggap omong kosong belaka.

Ya, bagaimana tidak? Jika semua orang ingin berada di posisinya dengan kekayaan dan kesempurnaan, lalu kenapa dia harus bosan? Itulah yang ada di pikiran mereka.

Saking bosannya, Honey sampai mencari teman baru dari salah satu aplikasi daring yang sedang populer di Barcelona. Malam itu. Honey memangku laptopnya di atas tempat tidur. Ia selalu bersemangat ketika sedang chating dengan teman daringnya yang bernama Anatasha.

Anatasha mempunyai kehidupan yang menarik dan tidak membosankan, setiap harinya memacu adrenalin di laut lepas karena ayahnya adalah seorang penyelam handal. Dan dari sinilah ide gila Honey tercetus.

[Ana, bagaimana kalau kita bertukar posisi?]

Honey menawarkan hal gila pada Ana.

[Maksudmu, bertukar posisi seperti pertukaran pelajar di musim semi?] Ana membalas di room chat yang tersedia di aplikasi daring tersebut.

[Ya, benar]

[Jangan gila, Hon. Kau adalah tuan putri di Barcelona, sedangkan aku bukanlah siapa-siapa. Kau akan bosan kalau bertukar posisi denganku, kehidupanku sangat membosankan. Apalagi ayahku, dia sangat menyebalkan dan otoriter] Ana menerangkan pada Honey, berharap teman daringnya itu mengurungkan niatnya.

[Dan aku akan mati karena bosan jika tidak bertukar posisi denganmu. Tidak lama, satu bulan saja. Kau bisa menempati apartemenku tanpa ketahuan keluargaku, dan menikmati segala fasilitas serta kemewahan yang selama ini kau idam-idamkan] Honey tidak gencar membujuk teman daringnya agar mau bertukar posisi dengannya.

[Kau membuatku dilema, Hon. Kalau begitu, ayo kita bertukar posisi!]

"Yes!!!" Honey mengepalkan kedua tangannya di udara, bentuk selebrasi keberhasilannya membujuk Ana. Akhirnya ia sebentar lagi akan keluar dari zona kebosanan yang selama ini telah melanda hatinya.

Dan disinilah saat ini mereka berada. Di tempat yang sudah dijanjikan sebelumnya. Di sebuah restoran Kota Galicia, tempat di mana Anatasha tinggal.

"Honey!!!!"

"Ana!!!"

Dua wanita itu berteriak histeris lalu berpelukan. Akhirnya setelah 3 bulan berteman secara daring, mereka  bertemu di dunia nyata.

"Oh my god! Kau sangat cantik sekali seperti barbie hidup." Ana menilai penampilan Honey yang sangat sederhana tapi berkelas, semua barang yang menempel di tubuhnya adalah barang branded. Honey mengenakan dress putih selutut tanpa lengan, memperlihatkan pundaknya yang mulus dan putih, sementara itu rambut pirangnya dibiarkan terurai.

Sedangkan Ana sangat tomboy, berambut pendek seperti potongan rambut pria, tapi gadis berusia 25 tahun itu juga tidak kalah cantik, apalagi Ana mempunyai kulit eksotis yang sangat diidamkan wanita Spanyol.

"Kau jauh lebih cantik Ana. Aku suka gayamu." Honey tersenyum cantik, memuji kecantikan Ana dengan tulus, lalu menggandeng tangan temannya itu ke salah satu meja yang sudah di reservasi sebelumnya.

Dua jus jeruk tersaji ketika mereka sudah duduk. Seorang pelayan tersenyum ramah pada mereka.

Honey menyerahkan kunci mobil, kunci apartementnya serta ATM dan kartu kredit pada Ana, tidak lupa memberikan alamatnya.

"Gunakan sesukamu," ucap Honey ketika Ana menerima semua pemberiannya.

"Apa ini tidak berlebihan, Hon?"

"Tentu saja tidak! Anggap saja ini ungkapan terima kasih dariku karena kau sudah berbaik hati padaku."  Honey berkata dengan nada tulus.

"Terima kasih, Sayang. Aku akan menggunakan semua kartu ini dengan bijak. Eh, tapi, bagaimana jika nanti keluarga dan kekasihmu tahu?" tanya Ana, raut wajahnya yang semula senang kini berubah cemas.

"Jangan khawatir. Kekasihku sedang perjalanan bisnis selama 3 bulan ke depan. Dan keluargaku adalah keluarga super sibuk, jadi mereka tidak akan mengetahuinya. Percaya kepadaku." Honey memberikan jawaban yang sangat meyakinkan, pasalnya keluarga dan kekasihnya adalah orang paling sibuk, jarang meluangkan waktu kecuali di hari  tertentu. Maka dari itu, Honey lebih memilih hidup sendiri di apartemen dari pada di rumah utama.

Ana lega mendengar penjelasan Honey. Kemudian ia menyerahkan kunci mobil dan kunci kamarnya pada Honey.

"Hanya itu yang aku punya, he he he." Ana tersenyum malu.

Honey menerimanya dengan senang hati.

Dan pertukaran posisi pun dimulai hari itu juga.

****

Jangan lupa like, komentar, vote, dan berikan hadiah🥰

Bab 2. Jamie Dorgan

Pantai Galicia, Barcelona.

Keindahan pantai pasir putih begitu memikat. Ombak tinggi di laut tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk  para turis atau warga setempat untuk berselancar. Mobil BMW klasik warna merah melaju dengan kecepatan sedang menuju sebuah rumah sederhana yang berlokasi tak jauh dari pesisir pantai.

Mobil merah itu berhenti di depan rumah sederhana tersebut. Seorang pria tampan berlari menghampiri sembari membawa papan selancar, kemudian membuka pintu mobil tersebut.

"Ana, aku sudah menunggu--" ucapan pria itu terhenti ketika melihat wanita asing duduk dibalik setir mobil putrinya. "Siapa kau?!" tanyanya dengan nada dingin, dan tatapan tajamnya mengintimidasi.

Honey tersenyum simpul, kemudian keluar dari mobil dengan anggun dan mempesona, setiap gerakannya tak luput dari pandangan pria matang itu.

"Namaku Honey. Teman Anatasha." Honey mengulurkan tangannya pada pria tersebut.

"Jamie Dorgan. Ayah Anatasha," jawab pria matang itu tanpa menyambut tangan Honey. Suaranya sangat dingin, serak, tapi terdengar sangat memikat.

Honey segera menarik tangannya dengan perasaan kesal, karena baru kali ini ada orang yang mengabaikan pesonanya, dan tidak menjabat tangannya. Padahal diluaran sana, banyak pria yang mengantre meski hanya untuk bersalaman atau bertegur sapa dengannya.

"Oke, Uncle, jadi aku ..."

"James!" Pria itu memberikan protes tegas dengan menyebutkan nama panggilannya karena tidak suka dipanggil dengan sebutan 'uncle'. Dia tidak setua itu, usianya baru 40 tahun.

"James, jadi ..." lagi-lagi ucapan Honey terhenti ketika ada pria muda dari dalam rumah memanggil James sambil menggoyangkan ponsel di tangan.

James balik badan, menghampiri Gail yang berdiri di ambang pintu sambil memegangi ponsel.

"Dari Ana," ucap Gail pemuda berusia 20 tahun yang berprofesi sebagai penjaga pantai.

James menyambar ponsel tersebut lalu menempelkan di daun telinga. "Jadi, wanita itu temanmu? Dan akan berlibur di sini selama 1 bulan penuh?" ucap James setelah mendengar penjelasan dari Ana mengenai Honey. James menoleh ke belakang, menatap Honey yang tengah bersandar di body mobil.

"Oke, sayang. Tapi, di mana kau sekarang?" tanya James, khawatir pada putri semata wayangnya itu.

[Daddy, aku sekarang sedang berlibur di Kota. Aku sangat bosan dengan suasana pantai. Pokoknya aku titip temanku, perlakukan dia seperti anakmu sendiri, Dad!]

Ana memberikan penjelasan dan juga ancaman pada ayahnya.

"Ana, tapi ..."

[Bye, Daddy. Aku sangat menyayangimu]

Panggilan terputus sepihak. Ana sepertinya tidak mau mendengarkan aksi protes ayahnya.

James menyerahkan ponsel tersebut pada Gail. Menghela nafas berat, kemudian kembali menatap ke belakang, di mana Honey berjalan ke arahnya.

"Ana sudah menjelaskan semuanya 'kan?" tanya Honey tersenyum cantik.

Gail terpikat pada senyuman cantik itu,  tapi tidak dengan James.

"Gail, tunjukkan kamar Ana padanya!" titah James dengan nada datar, kemudian berlalu dari sana menuju pantai sambil membawa papan selancar.

Honey memandang punggung lebar yang dibalut dengan pakaian surfing.

"Ayo, masuk. Kau tidak membawa barang bawaan?" tanya Gail, tidak berkedip menatap wajah cantik Honey.

"Ana, mengizinkan aku untuk memakai pakaiannya." Honey menjawab sambil mengikuti Gail, melangkah masuk ke dalam rumah.

Rumah sederhana itu tampak rapi dan klasik.

"James suka barang-barang klasik dan antik, jadi jangan heran kalau semua perabot di sini sangat kuno." Gail menjelaskan ketika melihat Honey menatap ke segala penjuru rumah.

"Siapa namamu?" tanya Gail.

"Honey."

"Honey? Apa kau bercanda?!" Gail tertawa renyah, tapi sesaat kemudian tawanya langsung lenyap saat Honey menatapnya tajam.

"Maaf, tidak bermaksud mengolokmu, tapi namamu unik." Gail segera merubah ekpresinya dengan serius.

Honey mengangguk tanpa ekspresi. Langkahnya terhenti di depan pintu kamar warna coklat.

"Ini kamar Ana, silahkan istirahat. Atau jika ingin ke pantai kau bisa memanggilku, karena aku hari ini libur." Gail membukakan pintu tersebut untuk Honey.

"Thanks," jawab Honey, menatap Gail sekilas, lalu masuk ke dalam kamar.

Bab 3. James yang sexy!

Dalam kamar kecil, sederhana dan sangat rapi itu terdapat beberapa figura foto. Honey menatap satu persatu foto Ana dan James yang tertempel di dinding. Terdapat foto Ana kecil sedang berenang dengan James di tepi laut, raut wajah ayah dan anak itu terlihat sangat bahagia. Lalu pandangan Honey beralih pada foto yang lain, di mana James memegang sebuah piagam Guinner World Records karena memecahkan rekor dunia  menyelam dalam kedalaman laut 300 meter tanpa alat bantu.

"Wow!" Satu kata yang terucap dari bibir Honey ketika melihat prestasi James. Bukan  hanya James saja yang berprestasi, ternyata Ana pun memegang Guinner World Records--wanita pertama di dunia yang menyelam dalam kedalaman 80 meter tanpa alat bantu.

"Aku akui mereka sangat keren." Honey berkata sambil menatap satu persatu figura foto yang tertempel di dinding kamar itu dengan penuh kekaguman.

Tok ... Tok...

Pintu di ketuk dari luar. Gail memanggil Honey, mengajak gadis itu ke pantai.

"Hari ini ada festival surfing, kau mau ikut?" ajak Gail pada gadis cantik yang bermanik mata biru itu.

"Tunggu. Aku akan berganti pakaian." Honey kembali menutup pintu, mengambil pakaian ganti dari lemari Ana. "Oh ... my god!" Honey mengeluh karena tidak ada satupun pakaian yang cocok dengan seleranya. Tapi, meski begitu ia mengambil bra crop dan celana pendek milik Ana, kemudian memakainya.

"Wow!" Gail nyaris meneteskan air liur ketika melihat penampilan Honey sangat sexy dan memikat.

Honey hanya mengenakan bra crop berwarna putih dan celana pendek setengah paha. Lekuk tubuhnya sangat sempurna, dan kulitnya putih mulus tanpa cela. Semua pria yang melihatnya akan terpesona. Sungguh ciptaan Tuhan yang sangat indah. Gail memuji kecantikan dan kesempurnaan Honey di dalam hati.

Honey melipat kedua tangannya di depan dada, seraya menatap tajam Gail dan berkata, "usap air liurmu!" Kemudian berlalu dari sana, menuju pantai, meninggalkan Gail yang masih cengo karena saking terpesona pada Honey.

Tanpa alas kaki, gadis cantik itu menapaki pasir putih. Berjalan dengan anggun dan menawan membelah keramaian para pengunjung yang tengah menyaksikan festival surfing yang diadakan setiap musim panas.

Banyak para gadis-gadis memakai bikini sexy berteriak untuk satu orang yaitu James.

"James!!!!" seru para gadis-gadis yang berada di tepi pantai itu bersorak riuh layaknya cheerleaders yang sedang menyemangiti tim-nya.

Tatapan Honey ikut tertarik pada James yang tengah berdiri di atas papan surfing menakluhkkan ombak di tengah laut sana. Terus terang pesona pria matang itu sungguh luar biasa memikat dan tampak sangat sexy.

"Oh... shitt!" umpat Honey ketika melihat James berhasil menakhlukkan ombak laut. Pria matang dan berparas tampan itu tersenyum lebar penuh kemenangan sambil mengangkat salah satu tangannya. Para gadis-gadis langsung mengerumini James ketika pria itu sudah berada di darat.

"Honey, aku mencarimu!" Gail terengah, sedikit menundukkan badan sambil mengatur nafas.

"Aku bukan anak kepiting yang hilang, untuk apa mencariku!" sahut Honey dingin, tanpa mengalihkan pandangannya pada James. Ludahnya tertelan dengan paksa saat melihat James berjalan ke arahnya dengan langkah tegap. Badan atletisnya tercetak sempurna dibalik pakaian surfing yang basah itu. Ah, tidak lupa tatapan nakal Honey tertuju pada tonjolan besar yang dimiliki pria itu.

"Dobel Shiit!" umpat Honey di dalam hati. Tidak pernah ia melihat pria matang sekeren itu. Bahkan kekasihnya saja kalah pesona dengan James.

"Honey, kondisikan pandanganmu!" Gail mengingatkan gadis cantik itu.

Honey melengos, kesal pada Gail karena telah merusak pikirannya yang kotor.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!