"Jangan Om....nanti ada yang liat," Mata sayu gadis disamping kemudi itu terdengar berbeda dari respon tubuhnya.
"Yakin?, tapi tubuh elu mintanya lebih," tangan lelaki itu masih belum berhenti mere mas benda kenyal dibalik kaos si gadis. Memi lin pucuk merah muda yang mulai mengeras, kemudian kembali dia menyecap bibir manis gadis itu. Makin lama makin liar saling membe lit dan bertukar saliva, si gadis terlena. Rasa ini terlalu asing baginya, manis candu dibalut rasa takut sampai gadis itu hampir kehabisan nafas melayani kegilaan Gana si bajingan.
"Aduh.....,lo koq nyubit sih," Sengit Gana
"Hoh...hoh...hoh....", Meera masih berusaha mengambil nafas, "aku bisa mati kekurangan oksigen Om"
"Kan makanya klo ciuman itu sambil nafas bego.... lagian udah latihan lama masih aja amatiran", sewot Gana.
"Ikh nyebelin," cebik si gadis
Gana terkekeh melihat Meera merajuk, dia benar benar dibuat gila dengan kelakuan polos gadis itu. Kadang merajuk, kadang bergelayut manja. Terkadang juga begitu....sexy menggoda. Katakan saja Gana sedang menggilai mainan barunya, iya mainan!!!! karena Gana adalah bajingan yang selama ini bebas memainkan setiap wanita yang dia inginkan. Dengan mudah dia bisa membuat para wanita membuka selangkangannya dengan sejuta pesona yang Gana miliki.
Mapan, Mature dan jangan lupakan anugrah ketampanan serta tubuh atletis. Paket komplit dengan gaya maskulin.
"Nemo, lo turun duluan gih. Nanti gue nyusul, jangan sampai bokap nyokap dan tante elu curiga kita dateng barengan." Gana berkata sembari membenahi anak rambut gadisnya yang berantakan, matanya intens menatap bibir sexy Meera yang sedikit bengkak. Lelaki itu sangat lihai dalam memperlakukan wanita, membuat gadis tak berpengalaman seperti Meera hanyut dalam permainannya.
"Jangan panggil aku Nemo terus om," protes Meera karena entah sejak kapan calon omnya itu selalu memanggilnya nemo. Meera juga membenahi lengan kemeja Gana yang dia re mas dalam kegiatan tadi, gadis itu sungguh manis dan perhatian terhadap Gana. Sikapnya tulus dan apa adanya.
"Iya karena lo mirip nemo yang pemalu, tapi orang belom tau aja klo lo lagi horny beuhhh emppppp...emppp" dibekapnya mulut Gana yang lemes. Meera sudah ngga tahan kalo lebih lama di dalam mobil bersama pria brengsek itu, bisa-bisa habis Meera dicengin. Paling parah lagi dimesumin.
Dengan cepat Meera turun dan menutup pintu mobil dengan kencang, berjalan menuju kedalam restorant. Tetapi baru beberapa langkah dia berjalan, berbalik kembali dan masuk mobil.
"Om...kaitin dong bra aku," sembari menaikkan kaos polosnya meera membelakangi Gana untuk membantu mengaitkan bagian belakang branya.
Susah paya Gana menelan saliva melihat sebagaian punggung putih mulus meera.
"Lo emang sebisa itu bikin gue naik turun Mo." menggerutu sembari mengaitkan kembali bra Meera yg tanpa sengaja dia buka disela adegan panas mereka tadi.
"Hehehehe....makasi Om, soalnya tadi aku ngga ngeh klo om sampai buka kaitannya" Meera berkata tanpa rasa bersalah, menurunkan kembali kaosnya lalu berbalik menghadap Gana.
"Iya lo keenakan makanya ngg sadar," balas Gana
"He eh, habisnya ini pertama kali kita ciuman di mobil, jadinya beda aja rasanya. Takut tapi...."
"Stop Mo, lo keluar atau kita balik ke apartement gue sekarang, elu Mancing Gue Nemo", kali ini Gana benar benar berkata sambil mengerang, tidak taukah Meera kalo Gana tengah berusaha meredam gairahnya yang sempat naik tadi. Tiba tiba dia dipancing lagi dengan sautan Meera yang polos, namun berhasil membuat Gana semakin meronta.
"Iya iya, sekarang beneran turun" Meera sudah tak punya nyali lagi, kabur begitu saja meninggalkan Gana. Setengah berlari ke dalam restaurant tempat kedua orang tua dan tantenya menunggu.
Sepeninggalan Meera, Gana masih setia menatap nemo kecilnya yang dengan lincah masuk kedalam sana, menghela nafas sembari menetralkan kembali kewarasannya. Dia memang sedikit kurang waras akhir akhir ini, karena ini pertama kalinya dia betah dengan satu mainan saja. Iya Meera adalah mainan baru baginya, pertama kalinya juga dia memiliki mainan polos nan lugu. Biasanya lawan Gana adalah wanita wanita berpengalaman, tak pernah melibatkankan perasaan. Tanpa drama menye menye, tidak ada kata kata cinta. Yang ada hanya saling membutuhkan dan memuaskan, tetapi Meera...dia naif. Gana merasa berbeda, mempermainkan gadis belia terpaut usia 14 tahun. Terkadang ingin mundur tapi dorongan gairahnya selalu meledak pada Meera, sesekali terselip perasaan berdosa Namun ini terlalu nikmat.
10 menit setelah Meera masuk, Gana juga bergantian masuk. Terlihat berbicara dengan pelayan di depan sebelum akhirnya diantarkan menuju vip room di restaurant milik keluarga Meera.
"Sorry telat gue bang, mba." Berjabat tangan bergantian dengan kedua orang tua Meera
sejurus kemudian teralihkan pada seorang wanita cantik yang duduk di sebelah Hayuura, mama dari Humeera.
"Sayang koq telat sih, Duduk sini sayang." Hanaami, pengusaha sukses cerdas dan mandiri yang kini berusia 35 tahun. Dia adalah adik dari mama Yuura. Dengan cekatan menyiapkan tempat duduk untuk Gana sang calon tunangannya.
Dengan malas Gana duduk disebelah Naami, sementara tangan Naami masih bergelayut manja pada lengan Gana. Meera melirik lelaki di depannya. Baru saja dia melihat wajah mesum cabul lelaki itu, sekarang dia memperlihat wajahnya yang lain. Dingin berwibawa.... sungguh jantung Meera merasa tidak aman.
"Udah lepasin dulu lengan Gana, liat tuh dia kusut mungkin laper kali kena macet kesini," Yuura berucap mengingatkan adiknya untuk segera membiarkan Gana menikmati makan siang mereka sebelum membahas pertunangan Gana dan Naami.
Tak tau saja Yuura, wajah kusut Gana bukan karena Lapar tapi nafsu tertahan, nafsu pada anaknya Yuura sendiri. CATAT itu.
"Ayok kita makan dulu, Gue kelaparan juga nungguin elu dan Meera." Bagas Ugraha papinya Meera mengawali suapan makan siang mereka, setelah dengan telaten Yuura mengambilkan nasi dan beberapa lauk untuk suaminya.
Bagas Ugraha adalah papa dari Meera, berusia 46 tahun. Dia seorang penerus klan Ugraha yang tersohor dengan bisnis Perhotelan. Beberapa Hotel besar ternama adalah milik keluarga mereka. Bagas menikahi Yuura berdarah campuran jepang dari keluarga Hayashi, Usia suami istri ini terpaut 5 tahun. Mereka menikah di usia terbilang muda karena perjodohan untuk memperkuat bisnis antar keluarga Ugraha dan Hayashi, Meski pada akhirnya Humeera hadir sebagai pengikat cinta diantara suami istri tersebut. Bagas adalah Kepala keluarga yang bertanggung jawab demikian juga Yuura adalah istri dan ibu rumah tangga yang sangat baik.
Keluarga Ugraha dan keluarga Bibisana adalah saudara jauh. Bahkan Bagas dan kakak tertua Gana, bernama Wirabhuana Bibisana adalah sahabat karib sedari kecil. Hingga kini masing masing dari mereka sudah memiliki keluarga yang bahagia.
Untuk mempererat kekeluargaan dan guna mengguritakan bisnis keluarga, mereka sepakat mengikat perjodohan antara Gana dan adik dari Yuura yang bernama Haanami Hayashi. Disinilah awal mula segala kekacauan terjadi.
***********
Dear Readers
Ini adalah novel keduaku
Mohon dukungannya yah....
"Gana, gue udah ngomong ke papa mertua. Papa minta acara pertunangan kalian dipercepat saja mengingat kesehatan papa yang terus menurun." Bagas memulai pembicaraan mereka setelah makan siang.
"Abang lo dan kedua orang tua lo juga maunya dipercepat, mengingat usia kalian berdua juga udah kematengan" Tambahnya
"Gue ikut aja bang." Gana menjawab sambil membenahi duduknya. Sungguh dia sangat malas dengan pembahasan ini. Tapi demi menghargai Bagas terlebih rasa hormatnya kepada sang Kakak Wirabhuana, sebisa mungkin dia menurut tanpa banyak protes.
Meera sebisa mungkin menetralkan perasaannya sendiri. Rencana masa depan Gana yang indah membuat ngilu di ulu hatinya.
"Ya udah kalo gitu, bulan depan fix acara tunangan kalian yah. Gue hubungin mertua gue biar bisa pulang ke indonesia, sementara abang lo Wira minggu depan baru dateng bareng bininya." keputusan Bagas mengakhiri diskusi tersebut.
Gana adalah putra ketiga keluarga Bibisana, Kelurga yang sukses memiliki beberapa rumah sakit yang bertebaran di beberapa daerah. Di tangan Gana perusahaan keluarga berkembang di bidang industri farmasi dan alat medis. Putra pertama keluarga Bibisana, Wirabhuana bibisana adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam.
Nami tersenyum bahagia dengan keputusan kakak iparnya, dia mengalihkan pandangannya kepada Gana. Tak apa jika Gana sedikit dingin dan irit bicara kepadanya, yang penting jalannya mendapatkan laki - laki idola kaum hawa itu berjalan lancar. Cinta Gana akan datang setelah pernikahan seperti kisah kakaknya Yuura dan Bagas, semua keuunggulan yang Nami miliki membuatnya begitu percaya diri untuk bisa menaklukkan hati sang player. Wajah cantik dengan hidung bangir, kulit seputih kapas serta body semampai khas wanita campuran Indo Jepang.
Jangan lupakan pula kesuksesan Nami dalam mengelola perusahaan keluarga Hayashi, dia adalah cerminan wanita modern dan ambisius.
Semenjak Ayahnya Arata Hayashi pensiun karena penyakitnya, semua bisnis keluarga ditangani langsung oleh Haanami tentunya dibawah bimbingan Bagas sang kakak ipar. Sementara kakaknya Yuura lebih menyukai peranannya sebagai ibu rumang tangga, membuat kue dan berkebun adalah hobinya yang sangat bertolak belakang dengan Nami.
Gana masih terlibat percakapan ringan tentang bisnis - bisnisnya dengan Bagas, sesekali Nami menanggapi mereka dengan pengalamannya yang mumpuni. Kemampuan Nami tak bisa diremehkan dalam berbisnis, tapi tetap saja Gana tak tertarik. Gana laksana penguasa yang terbiasa dengan keunggulan, maka dia lebih tertarik dengan yang lemah dan ringkih.
Katakan saja seperti sekarang dia lebih tertarik mencuri pandang kepada gadis yang duduk disebrangnya, Meera.
Meera merasakan getaran di handphonenya,
"Berhenti menggoda gue di hadapan keluarga lo"
Meera tak membalas pesan dari Gana, dia memilih untuk kembali menikmati dessertnya.
"Bang, Mba, Maaf yah gue harus balik ke kantor. Masih ada sedikit masalah yang harus gue selesaikan", Gana sudah tak tahan dengan semua basa - basi di meja makan ini. Dia lebih tertarik dengan meja lainnya, meja di dapur apartemennya mungkin??. Akhhhh...dia sudah menggila hanya dengan melihat gerakan Meera menge mut sendok dessertnya. Dasar otak mesum!!!.
"Masalah apa sayang?, jika butuh bantuan aku akan ikut ke perusahaanmu," Nami hendak mengambil tasnya untuk ikut bersama Gana.
"Ngga usah, ini cuman masalah kecil yang harus segera dituntaskan," jawabnya ambigu
"Ya udah elu balik aja duluan, gue sama Yuura disini dulu. Yuura masih mau bukinin gue kue katanya," Bagas tampak antusias menunggu istrinya yang akan membuatkankannya kue di dapur restaurant. Iya restaurant ini adalah hadiah Bagas untuk Yuura yang suka memasak.
"Eh Meera juga harus pergi Pah mah, Meera udah janji mau ke toko buku sama temen - temen." Pamit meera
"Ya udah Meera bareng aku aja, toko buku langganan deket kantor tante kan???," Nami menawari Meera
"Iya tante, eh bukan eee...,"
"Gimana sih iya atau bukan?,"
"Eh iya tante, Meera nebeng aja sama Tante," Meera bingung, terlebih dia bisa membaca tatapan menghunus dari Gana.
"Bodoh !!!," maki Gana tanpa suara.
"Baiklah sayang, nanti aku telephone yah untuk masalah cincin dan lainnya." Nami mencoba bergelayut manja pada Gana
Gana membiarkan saja sikap Nami tanpa niatan membalas perlakuan manis calon tunangannya.
Setelah 15 menit melaju, mobil Nami berhenti di depan sebuah pertokoan. Meera segera turun dari mobil tantenya. Kemudian mobil itupun melaju lagi meninggalkannya.
Meera celingak celinguk sebelum akhirnya sebuah Sportcar hitam menghampirinya.
"Masuk," Titah Gana dengan mode dingin.
Si gadis segera masuk ke mobil tersebut, membawa mereka berdua ke tujuan berbeda dari pengakuan mereka yang lalu.
Sementara di dapur restaurant sepasang suami istri terlibat percakapan kecil, sembari dengan cekatan Yuura menakar adonan kue yang akan dia buat untuk suaminya.
"Pah, apa papah yakin perjodohan ini akan berhasil?"
"Kenapa ragu sayang?"
"Mamah merasa Gana belum siap Pah. Dia masih Gana yang bebas, dia ngga akan pernah bisa serius dalam komitmen."
"Hahahahahaha..... bukankah itu gambaranmu juga tentang aku sekitar 21 tahun lalu??," Bagas teringat bagaimana awal hubungannya dengan Yuura
"Sayang, mungkin begitulah laki-laki jika belum mengenal pernikahan. Beri Gana waktu, dia memang nakal dan urakan. Tapi papah yakin dia laki-laki bertanggung jawab, atau kamu sedang menyangsikan kemampuan adikmu sendiri heum?." lanjutnya
"Aku yakin soal kemampuan bisnis Nami, tapi soal pernikahan aku sangat khawatir. Dia tipe wanita yang dominan pah. Dengan Gana yang memiliki ego tinggi, aku ngga yakin mereka akan berhasil," Yuura menghentikan gerakannnya membuat kue.
Sebuah tangan melingkar di pinggang Yuura. Bagas memeluk tubuh ramping istrinya dari belakang, lalu mengecup pelipisnya.
"Biarkan tangan takdir bekerja sayang, kita tidak akan pernah tau cerita di ujung jalan jika kita tidak berani melangkah. Bukankah kita melewati hubungan yang rumit sebelum hadirnya Meera?,"
Dalam hati Yuura membenarkan ucapan Bagas. Namun satu hal yang masih mengganjal di hati Yuura adalah Gana tampak sama sekali ngga tertarik pada Nami. Yuura terkadang menyadari jika Gana sering menatap Meera dengan pandangan yang entahlah....
Namun semua Yuura pendam berharap dia hanya salah menilai. Tak mungkin Meera karena Nami lebih dewasa dan lebih menarik dari gadis setengah bocah kan?
Yuura berbalik memeluk tubuh suaminya, dia menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Bagas. Mengambil nafas dalam untuk mencoba percaya pada kata-kata suaminya.
Pasangan suami istri yang hangat penuh cinta ini tak akan tercipta tanpa dahsyatnya gelombang pernikahan. Berawal dari menolak perjodohan hingga bisa saling menerima dan berakhir bucin.
Gana duduk menyandar di sofa balkon sembari menghisap rokoknya, hanya menggunakan boxer dia membiarkan tubuh bagian atasnya telanjang. Pandangannya menelisik gadis yang tengah tertidur di ranjangnya. Dalam bias langit sore tampak wajah kelelahan pada gadis yang telah dua bulan ini dia rusak.
Pergulatan panas setelah makan siang telah menguras tenaga gadis itu. Gana tak sedikitpun memberikan waktu beristirahat pada sang gadis sebelum dia bisa mereguk puncak ternikmatnya. Gana menggila, Gila segila gilanya. Meera adalah perawan pertama untuk Gana, pengalaman sebelumnya dia hanya bermain dengan wanita penghibur atau wanita yang dengan sukarela membuka selang kangan hanya karena ketampanan dan kesuksesannya.
Meera memberi rasa yang berbeda, kepolosan Meera, keteduhan Meera dalam menghadapi cerewet serta keras kepalanya Gana. Semua hal sederhana yang membuat letupan kecil di sudut hati Gana.
Pikiran Gana menerawang pada kejadian 5 bulan yang lalu.
Saat Gana menghadiri perayaan ulang tahun sahabatnya Benny. Dia, Benny dan Andra adalah sahabat karib. Mereka bertiga sama gilanya, sama brengseknya!
"Seumur - umur kita sohiban baru kali ini ngerayain ultah lo dengan acara rohani begini, hahahahahaha....," Ujar Gana yang nampak geli karena ulang tahun Benny kali ini diadakan di puncak dengan suasana kekeluargaan. Sepertinya keluarga Benny hendak menjodohkannya dengan seorang gadis pilihan mereka.
"He eh, takut gue," sambar Andra
"Takut apa?," pancing Gana lagi
"Takut kalau ini tanda - tanda umurnya udah mendekati....
PLAK !!!!
"Aduh kam pret, ringan banget dah tangan lo main pukul," protes Andra yang kepalanya dikeplak oleh Benny
Gana hanya terkekeh melihat sahabat yang merangkap jadi asisten pribadinya tersebut dianiaya oleh Benny.
Yah Andra bekerja pada Gana, diantara mereka bertiga hanya Andra yang berasal dari keluarga sederhana. Tetapi latar belakangnya tidak serta merta membuat Gana maupun Benny menjadi membeda - bedakan dalam berteman.
"Gan, temen ponakan gue mau kenalan sama elu", Benny duduk disebelah Gana sembari menyerahkan secangkir kopi untuk Gana dan Andra.
"Yang mana???", Gana meraih kopi dari Benny dengan malas - malasan
"Itu yang baju putih, yang paling kalem itu. Masak lo ngg ngeh dia ngeliatin lo mulu dari tadi"
Gana mengedarkan pandangan pada 4 gadis yang baru mekar di samping villa, mereka tengah asyik menikmati daging barbeque. Mata elangnya menangkap seorang gadis cantik berbaju sabrina putih tengah meliriknya malu malu.
"Elah semua cewek juga pasti ngeliatin gue njing", Gana terkekeh congkak
"Emang bangke lo, " umpat Benny
"Tapi dia sahabat ponakan gue, jangan elu rusak deh masih kecil gitu," lanjutnya
"Ya liat aja nanti, siapa suruh dia berani ngusik gue"
"Karena para bocah itu belom tau aja iblis macam apa bos gue." kali ini Andra menimpali
Seketika Benny dan Andra terkekeh melihat Gana mendengus.
"Ckk sialan, Iblis macam apa yang seganteng gue," sahut Gana sembari matanya menelisik gadis yang dimaksud oleh Benny tadi
"To ketnya lumayan juga yah, belom pernah nie gue bobo sama adik manis seumuran itu,"
"Njirrrr....bro.... bro... otak loe emang cabul, pedofil loe bro. Itu mah bukan adik lagi, itu setara ponakan gue bonge", protes Benny
"Sayangnya gue ngga punya ponakan yang to ketnya menantang minta di remas," senyum smirk merekah di sudut bibir Gana. Tolong jangan salahkan Gana karena iblis dalam tubuhnya sangatlah sensitif, bereaksi tanpa tau aturan.
"Eughhhh......."
Lamunan Gana terhenti saat melihat pergerakan dari ranjangnya, nampaknya Meera sudah terbangun.
"Eugh....Om....," Panggil Meera dengan suara serak khas bangun tidur
"Terbangun?," Gana berjalan mendekatinya
Meera tak menjawab namun matanya kerkunci pada tubuh lelaki yang berjalan membelakangi sinar jingga dari biasnya senja. Wajah rupawan dengan rahang tegas dan bibir agak tebal, Badan kokoh berotot yang menjadi tempat pavorite Meera bergelayut manja. Tidak sampai disana, mata Meera turun pada tonjo lan dibalik boxer Gana.
TAKK !!!
"Aduh..........." Meera meringis sembari mengusap - usap keningnya yang di sentil oleh Gana
"Jahat banget sih," ujarnya lagi
"Sakit heum," Gana malah mengecup pelipis yang dia sentil tadi
"Sakitlah," Meera pura - pura merajuk. Sesungguhnya hal inilah yang semakin membuatnya memuja Gana, Gana yang terlihat dingin namun sangat hangat dan perhatian padanya.
"Makanya matanya jangan nakal, kalem polos tapi me sum,"
"Ikh....siapa yang bikin ak me sum hah? kan Om yang bikin aku begini," protes Meera
"Iyaa..dan cuman sama gue aja lo boleh begini. Paham?,"
"Trus Om boleh begini sama perempuan lain?,"
Senyum di bibir Gana seketika menyurut, dia paling tidak suka jika ada yang berani mengaturnya.
"Maaf," cicit Meera takut - takut saat menyadari kesalahannya
"Aku ngga akan mengulang apa yang telah menjadi kesepakatan kita," ucap Gana, wajahnya tanpa ekspresi namun suaranya penuh penekanan
"Iya aku tau, akulah yang memulai hubungan kita,"
"Dan hanya aku yang boleh mengakhirinya !!!," tambah Gana
Meera menganggukkan kepalanya, kemudian berhambur kepelukan Gana. Begitulah gadis itu sangat naif dan juga bodoh. Padahal otaknya encer sekali untuk urusan pelajaran, namun hatinya begitu lemah jika dihadapkan pada Gana. Gana pengalaman pertama untuknya, tetapi sedari awal Gana membuat batasan pada hubungan mereka.
Tidak ada cinta, Tidak ada tuntutan, dan hanya Gana yang berhak untuk mengakhiri. Gana sang player tentu dengan mudahnya membuat Meera bertekuk lutut, menyerahkan segalanya bahkan hal tersuci di tubuhnya.
"Om...besok weekend," Meera berbicara dengan ambigu
"Trus ?,"
"Aku pengen berkencan," Meera memainkan jemarinya di dada Gana, membentuk pola acak tak beraturan
"Sayangnya ngga ada kata kencan di kamus hidup gue," Ujar Gana
"Kalo gitu gimana kalau kita nonton film di bios....
"Buahahahahahaaa.......
Belum selesai Meera mengucapkan permintaannya tetapi Gana sudah menyambarnya dengan tawa kencang.
Meera hanya bisa mengerucutkan bibirnya pertanda protes.
"Nemo..gue ngga pernah terarik sama hal menggelikan semacam itu. Kenapa lo ngga nonton disini aja sih, lagian semua film bisa gue sediakan buat lo." Gana menunjuk keluar, sebuah mini teater memang tersedia di apartemen mewah milik Gana.
"Ckkk...Om ngga ngerti, kalo di bioskop itu seru tau. Kita bisa pegangan tangan sambil makan popcorn, pokoknya seru dan romantis deh," sungut Senja
"Udah deh, ngomong sama bocah mah banyak hayalnya doang. Mending lo fokus belajar deh bocah. Baik - baik lo kuliah yah."
"Huffff...iya - iya....,"
Begitulah Meera, gadis ringkih dan penurut. Mungkin ini adalah salah satu yang Gana sukai dari Meera sehingga Gana bisa bertahan dengan bocah manis itu selama dua bulan. Ini merupakan waktu terlama Gana bisa betah hanya dengan satu mainan saja, sekalipun dia belum berniat berpaling atau melepaskan Meera.
Bolehlah kita bertepuk tangan untuk sang player untuk prestasi barunya !!!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!