" Sayang. Bagaimana dengan kelanjutan hubungan kita?" Tanya seorang laki-laki yang sedang membelai Surai panjang milik kekasih, yakni dia adalah Josephine Danuarta.
" Aku akan mengikuti kata mu sayang," jawab sang kekasih, yakni adalah Siti Badriah Pradipta.
Yakni kedua nya merupakan sepasang kekasih yang sudah lama menjalin hubungan, di saat mereka masih berada di bangku perkuliahan. Kedua nya sudah bersama, namun banyak perbedaan di antara kedua nya yang membuat si perempuan sangat takut jika menyangkut ke hal-hal hubungan jenjang serius. Di mana laki-laki merupakan keluarga konglomerat, beruntung dalam segala hal. Berbeda dengan di perempuan, hanya lah seorang perempuan yang memiliki kehidupan yang sederhana. Ia hanya hidup sebatang kara di kota Jakarta, kedua orang tua nya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kematian.
" Sudah saat nya kita harus menikah, aku mau kita hidup selama nya berdua. Tak terpisahkan babe," ucap Josephine.
" Baiklah!" Siti hanya bisa mengikuti kemauan sang kekasih, walau dalam hati nya ia belum siap jika harus mendengar jawaban dari orang tua sang kekasih.
" Good. Nanti malam aku akan menjemputmu, kita akan mengadakan makan malam dengan keluarga ku. Kita akan meminta restu," pungkas Josephine.
" Baik lah sayang, mari pulang."
Josephine mengantarkan Siti terlebih dahulu ke kontrakan nya, baru ia akan pergi menuju rumah nya.
*
Ting....
Satu pesan WhatsApp masuk.
Josephine 🤍
Apakah kau sudah bersiap babe?
Sayang❤️ ( Siti)
Sudah.
Josephine 🤍
Aku akan menjemputmu, bersabar lah.
Percakapan hanya sampai di situ, kini Siti kembali meletakkan handphone nya. Lalu kembali melihat diri nya di pantulan kaca, merasa kurang percaya diri dengan diri nya sekarang. Dengan terpaksa, Siti mengenakan baju branded mahal pemberian Josephine.
" Wah.... Wah.... Wah... Kau sangat cantik babe," kagum Josephine, melihat penampilan Siti yang cantik. Dengan long dress warna merah, tali satu. Serta rambut yang di gerai, dan sedikit polesan bedak. Tak lupa dengan heals yang di gunakan menampakkan aura kecantikan nya.
" Terimakasih sayang. Jujur aku sangat tidak pede," jujur Siti.
" Why babe?" tanya Josephine.
" Aku jarang berpenampilan seperti ini," kekeh Siti.
" You are so beautiful, Let's go!" Ajak Josephine.
Mereka berdua kini sudah di perjalan, menuju restauran yang sudah di tentukan. Di sepanjang perjalanan, Siti hanya diam tak bergeming. Ia takut jika harus berhadapan dengan orang tua Josephine.
" Good night mom, dad!" Sapa Josephine yang mendatangi meja yang di duduki oleh kedua orang tua nya.
" Good night my soon!" Jawab kedua nya dengan serempak. Di awal, wajah perempuan tua itu tersenyum menyambut kedatangan anak nya. Namun berubah secara tiba-tiba, setelah melihat kehadiran Siti.
" Why did he come?" tanya perempuan tua, yang bernama Diana Asavella. Dengan tatapan meremehkan.
" Why mom? Dia kekasih Josephine," ucap Josephine, lalu mempersilahkan Siti duduk.
" Halo om, Tante.." Sapa Siti dengan wajah yang di hiasi dengan senyuman, walau hatinya sakit mendengar penuturan perempuan itu.
Keduanya tak menjawab, malah asik melihat menu makanan yang ada di depan nya. Seketika senyuman Siti memudar.
" Kamu pesan apa babe?" Josephine langsung bertanya, supaya Siti tidak selalu menunduk kan kepala nya.
" Aku ngikut saja," jawab Siti.
" Baik lah!"
Mereka hanya tinggal menunggu pesanan tiba.
" Mah, Pah. Maksud dari pertemuan ini adalah, kami ingin meminta restu dari kalian. Kami ingin melanjutkan hubungan kami, lebih serius lagi." Josephine langsung mengucapkan hal itu.
" Mamah tidak setuju!" Jawab Diana dengan cepat dan lugas.
" Why mah?" Tanya Josephine dengan nada kecewa, sementara Siti meremas gaun nya kuat-kuat.
" Mamah tidak mau mempunyai menantu yang miskin, kenapa kau tidak bersama Flora saja. Dia cantik, juga kaya setara dengan keluarga kita. Ini kau malah memilih perempuan yang tidak jelas, bahkan asal usul tidak tahu bagaimana. Orang tua nya sudah lama membusuk di tanah, pasti kehidupan nya juga tidak jelas!" Ucap Diana dengan menatap nyalang ke arah Siti.
BRAK!
Satu pukulan terdampar di meja.
" Aku terima jika anda menjelek-jelekkan saya, tapi jangan membawa-bawa orang tua saya. Saya adalah perempuan baik-baik, jangan karna anda orang kaya. Anda malah dengan seenak nya menghina orang miskin!" Entah mendapat keberanian dari mana, Siti melontar kan itu dengan cucuran air mata. Segera ia pergi meninggalkan tempat itu.
" Lihat. Dia tidak memiliki norma kesopanan," ucap Diana kepada Josephine, sementara Jesrel Danuarta hanya diam saja.
" Mah." Ucap Josephine dengan nada kecewa, ia kembali meninggalkan tempat itu dan berlari menyusul Siti.
Josephine berlari mencari keberadaan Siti, ternyata Siti duduk di bangku taman yang ada di depan restauran VVIP itu.
" Babe, sory." Ucap Josephine yang mendatangi Siti.
Siti tak menjawab, ia hanya sesenggukan merasa hati nya sangat sakit ketika seseorang menyinggung tentang orang tua nya.
" I know, aku tidak memiliki orang tua tapi jangan seenak nya orang berburuk sangka kepada Meraka. Aku tidak terima, jika memang Meraka tidak merestui mereka bisa ngomong dengan baik. Jangan membawa-bawa orang tua ku, aku tahu mereka sudah tidak ada tapi aku sayang mereka!" Tiba-tiba ucapan itu keluar dari mulut Siti, dengan air mata yang bercucuran.
" I know babe, maafin mamah ku ya. Aku tau kau sakit hati," hanya kata maaf yang dapat Josephine berikan, lalu ia mengecup kening kekasih nya.
" Aku mau pulang, kau pergi lah temui mereka. Ucapkan kata maaf ku, aku tidak sopan menggebrak meja. Sampaikan maaf ku kepada meraka," ucap Siti yang masih menyadari kesalahan nya.
Hati Josephine mencelos mendengar ucapan Siti, sempat-sempatnya ia menyampaikan kata maaf. Di kala omongan orang tua nya lah yang lebih menyakitkan kan.
" Aku akan mengantar ku babe," putus Josephine.
Josephine hanya bisa menganggukkan kepalanya, menolak pun tidak ada gunanya karna Josephine tidak suka akan hal itu.
*
Setibanya di kontrakan, Siti langsung menyuruh Josephine menyusul orang tuanya. Dengan alasan ingin sendiri, sehingga Josephine dapat menyanggupi itu.
Sepeninggalan Josephine, Siti menangis sejadi-jadinya. Di tengah ia merasa rindu dengan kedua orang tua nya, namun ada orang yang mengatai nya sehingga ia menjadi bisa semarah itu. Hingga tak di sadari Siti terlelap dalam tangis nya.
*
Pagi sudah tiba, Siti terbangun dari tidur nya dengan penampilan yang acak-acakan. Di mana ia masih menggunakan dress nya, dan polesan make up yang sudah belepotan sebab air mata nya. Dengan cepat ia membersihkan tubuh nya, dan ingin berangkat bekerja dengan mata yang bengkak, akibat menangis semalaman.
Siti bekerja di perusahaan PT SAELAS GROUP, di tempatkan di bagian devisi keuangan. Ia tak ingin bekerja di perusahaan Josephine, sebab tidak mau jika orang tua nya mengetahui dan berakhir tidak suka. Sudah lama Siti mengetahui, kalau orang tua Josephine tidak menyukai Siti.
...****************...
Halo guyss, jangan lupa jempolnya ya. maaf kalau banyak typo, aku butuh dukungan kalian semua, aku hanya penulis yang menuangkan haluan ku. Bagi yang suka mari lanjutkan keseruan ceritanya, bagi yang tidak suka tidak apa-apa boleh di skip. Timaaciiiiii❤️
Sejak acara makan malam itu hancur, Siti selalu berusaha menghindar dari Josephine. Dengan alasan tidak mau kalau orang tua Josephine mengetahui keduanya, takut jika malah tambah tidak suka terhadap nya. Namun Josephine adalah Josephine, ia tidak bisa menyanggupi permintaan Siti.
Josephine akan melakukan segala cara, untuk ia bisa bertemu dengan Siti. Seperti sekarang ini, Josephine menyamar menjadi seorang OB yang mengantarkan cofee untuk Siti. Ia bahkan rela membujuk laki-laki itu, untuk meminjamkan baju nya. Bukan karna laki-laki pelit atau semacam nya, namun ia sangat mengenali siapa itu dan apa jabatan yang di emban nya. Namun dengan segala cara, akhirnya Josephine berhasil.
" Silahkan bu di minum," Josephine berhasil menggantikan pakaian nya, begitu juga dengan menyerupai suara OB.
" Terimakasih Agus..." Ucap Siti tanpa mengalihkan pandangan nya dari komputer.
Justru hal ini mengundang kekesalan bagi Josephine.
" Babe!" Sebab sudah tidak tahan lagi, akhirnya Josephine memanggil Siti dengan embel-embel yang ia gunakan. Tak lupa dengan wajah nya yang cemberut.
Begitu juga dengan Siti, ia sangat terkejut mendengar suara yang sangat familiar di telinga nya.
" Josephine. Kamu kok bisa di sini? Baju kamu?" Siti sampai ternganga melihat pacar nya.
" I really Miss you, kamu tak mau bertemu dengan ku. Mungkin dengan cara ini aku bisa melihat mu," ucap Josephine dengan jujur.
Siti sampai tak bisa berkata-kata lagi, ia merasa tidak tega melihat pacar nya hingga melakukan hal rendah seperti ini untuk bisa berjumpa dengan nya.
" I'm sory sayang," jawab Siti dengan nada terharu.
*
Josephine dan Siti, kini sudah berada di dalam mobil sedan milik Josephine. Dengan mudah nya Josephine mengizinkan Siti pulang lebih dulu, sebab ia memiliki akses besar di perusahaan itu.
" Babe. Ada yang mau ku sampai kan," kini ucapan Josephine sudah mulai serius, setelah keduanya sudah sedari tadi membuka topik yang lucu.
" Ya. Katakan," ucap Siti.
" Bukan karna aku jahat atau semacam nya, aku sangat menyayangimu mu. Aku tak sanggup jauh dari mu, bagaimana kalau kita melakukan ****** supaya mamah dan papah menerima pernikahan ini." Josephine melontarkan kata-kata, yang tentunya sudah ia pikir kan akhir-akhir ini.
Setelah mendengar itu, Siti hanya terdiam ia tidak bisa menjawab.
" Kenapa diam babe? Jangan berpikir kalau aku jahat atau semacam nya. Aku hanya tak ingin jauh dari mu babe," lagi-lagi Josephine meyakinkan kekasih nya.
" Apa kamu sudah yakin dengan cara itu aku bisa di terima? Aku belum yakin sayang, aku takut jika kau hanya ingin mengambil kenikmatan saja," Siti melontarkan ketakutan nya.
" No babe. Percaya pada ku," ucap Josephine lagi.
Dengan segala pertimbangan, akhirnya Siti mengiyakan solusi itu. Begitu juga dengan diri nya, sangat menyayangi Josephine yang selalu meratukan dan menghargainya.
*
" Maaf kan aku. percaya lah pada ku, aku akan melakukan nya dengan cara halus." Ucap Josephine dengan nada lembut.
Josephine menyatukan bibir nya, dan bibir Siti. Sesuai dengan diskusi singkat tadi, akhirnya mereka akan melakukan hal itu di sebuah hotel bintang *****
Ciuman itu semakin dalam, awal nya Siti malu-malu menerima itu. Namun lama kelamaan ia sudah mulai mengikuti irama ciuman itu, tak lupa juga dengan tangan Josephine yang tak di biarkan menganggur.
Tangan kanan nya sudah mulai meremas kedua gunung kembar milik Siti, tangan kiri nya menekan tengkuk Siti untuk memperdalam ciu man itu.
Karena sudah kehabisan pasokan oksigen, Siti memukul-mukul dada Josephine. Ia pun mengerti, lalu melepas pautan itu.
Memberi jeda sejenak, kini Josephine meminta izin untuk melepas semua pa kaian milik Siti. Dengan sekali anggukan, Josephine merasa senang sebab ia juga sudah mulai terang sang. Si Otong yang berada di atas, sudah meronta-ronta.
Seketika, Josephine ternganga melihat keindahan tu buh Siti. Sementara Siti merasa malu di perhatikan seperti itu, juga merasa agak janggal sebab belum pernah tu buh nya di perhatikan oleh laki-laki seperti itu.
" Tidak usah malu Babe," kekeh Josephine yang melihat perubahan wajah Siti.
" Maluuu..." rengek Siti.
Kini Josephine sudah mulai men jilati sekujur tu buh Siti, mulai dari bibir, hingga ke jenjang leher, gunung kembar nya, begitu juga dengan area sensitif nya. Bahkan ia tak merasa jijik sedikit pun, untuk menjelajah di hutan belantara itu menggunakan lidah nya.
Siti sudah mengeluarkan orgasmenya, sewaktu Josephine menjilati area sensitif nya. Siti tak bisa menahan de sahan nya, hingga ia memicu birahi yang sangat meningkat bagi Josephine. Hingga ia tak tahan lagi, memasukkan si Otong.
" Enak?" Josephine menggoda Siti.
Sementara si empunya tak menjawab, ia sudah tersipu malu mendengar pertanyaan itu.
" Boleh kan aku mulai babe?" Tanya Josephine memastikan.
Lagi-lagi Siti hanya mengangguk kepalanya, tanpa mengeluarkan suaranya.
" Nanti akan sedikit sakit, bertahan lah."
Siti merasa nyaman dengan cara main Josephine yang lembut, tak ingin Siti merasa kesakitan ataupun semacamnya. Rasa kenikmatan lah yang Josephine berikan.
Kini Josephine membuka pakaian nya, keduanya sudah sama-sama te lanjang bulat. Josephine menuntun tangan Siti membelai si Otong, namun dengan cepat Siti menarik tangan nya. Entah perasaan apa yang ia dapat, setelah menyentuh barang perjaka itu. Seketika Josephine tertawa geli, melihat tingkah Siti.
Di rasa sudah cukup dengan pemanasan, Josephine mulai menuntun si Otong ke lubang surgawi milik Siti. Di dorong nya dengan pelan-pelan.
" Sakit.." Rintih Siti ketika ada sesuatu yang ingin menembus milik nya, juga air mata yang sudah bercucuran.
" Tahan sayang," ucap Josephine, sembari membelai pipi Siti.
Srekkk.
Seperti ada yang terbelah, akhirnya si Otong sudah masuk dengan sempurna. Josephine memberi jeda sebentar, supaya Siti sedikit lega.
" Sudah bisa mulai sayang?" tanya Josephine memastikan.
Siti hanya mengangguk, juga air mata yang sudah berkurang sedikit.
Setelah mendapat persetujuan, akhirnya Josephine mulai menggerakkan punggung nya secara berulang. Rintihan demi rintihan, kini berubah menjadi desa han. Tanda Siti sudah mulai menikmati permainan itu, begitu juga dengan Josephine yang sudah mulai bersemangat. Ketika mendengar desa han yang memicu birahi nya.
Josephine lah yang menuntun, akhirnya keduanya sudah orgasme. Josephine melepas tautan itu, lalu mencium bi bir milik Siti tanda mengakhiri. Josephine menubruk kan badan nya di atas ranjang, lalu kedua nya tidur dengan nyenyak.
*
Beberapa jam sudah berlalu, Siti terbangun dan menyadari ia dan Josephine kini berte lanjang. Dengan cepat ia bangun, dan ingin membersihkan dirinya.
" Auwww..." Rintih Siti, ketika merasakan di area sensitif nya seperti di sayat.
Josephine terbangun mendengar itu.
" Why babe?" tanya Josephine dengan muka bantal nya.
" Sakit," adu Siti dengan polos, sembari menutupi tubuh nya dengan selimut.
" Mari ku gendong,"
Tanpa meminta persetujuan, Josephine langsung mengangkat Siti. Niat hati ingin mandi bersama, namun Siti menolak.
Akhirnya kedua nya sudah pulang ke rumah masing-masing, dengan Josephine mengantarkan Siti terlebih dahulu. Baru ia akan kembali ke rumah nya.
...****************...
Halo guyss, jangan lupa jempolnya ya. maaf kalau banyak typo, aku butuh dukungan kalian semua, aku hanya penulis yang menuangkan haluan ku. Bagi yang suka mari lanjutkan keseruan ceritanya, bagi yang tidak suka tidak apa-apa boleh di skip. Timaaciiiiii❤️
.
Tiga Minggu berlalu, sesudah mereka melakukan kewajiban seorang suami istri. Walaupun belum sah, namun kedekatan kedua nya semakin menjadi. Josephine yang semakin posesif terhadap Siti, Siti sangat senang mendapat perlakuan seperti itu. Ada jaminan bahwa Josephine tidak meninggalkan nya, setelah merenggut mahkota nya.
" Babe ada apa dengan ku? Akhir-akhir ini aku tidak suka dengan nasi. Bahkan satu harian ini satu butir nasi gak ada masuk ke perut ku. Bau nya sangat menyengat. Juga aku selalu muntah," adu Josephine kepada Siti, dengan posisi bersandar di pundak Siti.
" Why? Apa kamu gak lapar?" Tanya Siti, yang juga menyadari sikap Josephine akhir-akhir ini sangat aneh.
" Lapar. Babe makan mangga muda yok!" Ajak Josephine dengan mata berbinar.
" Ya Allah. Tumben-tumbenan kamu mau makan seperti itu," kaget Siti mendengar permintaan Josephine.
" Ayo lah babe! Aku pengen sekali," mohon Josephine, layak nya anak kecil.
" Yaudah. Ayo," Siti menyetujui dengan wajah linglung.
Kedua nya memasuki mobil sedan hitam milik Josephine. Sedari tadi Josephine sangat gembira, seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru dari ibu nya.
" Akhirnya sampe!" Ucap Josephine dengan riang, setelah mereka berdua tiba di sebuah toko buah.
Keduanya memasuki toko tersebut, lalu Josephine mulai memilih berbagai macam buah. Terutama mangga muda.
" Babe. Sini-sini, lihat deh ini gede kayak punya kamu!" Kekeh Josephine, menunjukkan buah pepaya yang berbentuk bulat.
PLAK
" Sakit babe!" Ringis Josephine, ketika mendapat geplakan dari Siti.
" Siapa suruh nyebelin. Cepat pilih aku gak suka di tempat ramai," ucap Siti.
" Oke deh," Josephine menurut saja.
Setelah di rasa buah sudah cukup, baru lah mereka berdua pulang dan membayar terlebih dahulu.
Tujuan mereka adalah kontrakan milik Siti, Siti menolak ketika di ajak oleh Josephin ke rumah nya. Bukan maksud tersendiri menolak, namun ia menjaga mamah Josephine yang tidak nyaman dengan kedatangan nya.
" Babe. Potongin dong, terus buatkan bumbu rujak nya." pinta Josephine.
" Oke. Kamu tunggu di sini aja, tuh ada cemilan." Tunjuk Siti ke arah rak yang berisi berbagai macam cemilan.
" Siap bos!"
Siti segera membawa segala perbuahan ke dapur, lalu ia sudah mulai sibuk membuatkan rujak. Tak hanya itu, ia juga membuat kan salad buah. Sebab buah yang di beli tadi sangat banyak, sayang nanti kalau busuk pikir nya.
" Siap..." Seru Siti, mendatangi ruang tamu sembari menenteng rujak dan salad buah.
" Astaga udah tidur rupanya," ucap Siti dengan pelan, supaya tidak mengganggu tidur nya.
Segera di letakkan nya mangkok yang ia bawa, baru lah ia mengambil kan selimut dan menyelimuti tubuh Josephine. Siti memperdekat wajah nya ke wajah Josephine, lalu di pandanginya wajah tampan milik pacar nya.
Setelah puas memandangi wajah tampan sang pujaan hati, lalu Siti mulai mengambil sikap berdiri. Tanpa di sadari.....
" Aduh!" Kaget Siti, ketika Josephine menarik wajah nya dan menempelkan bi bir kedua nya.
Josephine memperdalam ciu man tersebut, Siti tak bisa memberontak karna ia juga menikmati ciu man itu.
" Kamu tidur di sini, sebentar." Ucap Josephine kepada Siti.
Siti segera mengambil posisi berbaring di samping Josephine, lalu keduanya berpelukan saling melepas penat masing-masing.
*
Tak terasa hari sudah semakin malam, sudah banyak waktu mereka habiskan bersama. Saling bercanda, menjahili, bercerita. Nyaman dengan keadaan seperti ini, Josephine akhirnya memilih pulang. Sebenarnya berat rasanya untuk pergi meninggalkan kontrakan yang terbilang kecil bagi Josephine sendiri, sebab jika di sini ia merasa sangat nyaman. Jika di mansion nya yang besar itu, sepi hanya para pembantu lah yang ada di sana. Ia juga selalu di sibukkan dengan pekerjaan.
Josephine juga harus mengerti Siti, supaya tidak mengganggu waktu istirahat. Akhirnya Josephine berpamitan pulang, walau dengan berat hati.
*
Tiga bulan berlalu, Josephine merasa tersiksa karna tubuh nya yang tidak bisa menerima nasi. Bahkan mencium wangi parfum mahal yang sering ia gunakan, juga harus muntah mencium nya. Sikap nya yang selalu manja kepada Siti, dan juga pagi hari selalu menghadapi drama muntah.
Kejadian itu, tak lepas dari penglihatan nyonya Diana alias mamah Josephine.
" Ada apa dengan mu nak?" Tanya nyonya Diana kepada Josephine, ketika mereka melakukan sarapan bersama.
" Aku tidak tahu mah, tiga bulan terakhir ini aku selalu mengalami seperti ini. Bahkan mencium wangi apapun aku tidak sanggup, rasa nya di dalam perut ku seperti ada yang mengganjal." Beritahu Josephine kepada mamah nya.
" Kok aneh? Kamu udah ke dokter?" Tanya nyonya Diana lagi.
" Aku udah nyuruh Ilham kemari. Namun ia tak mengetahui penyebab nya," beritahu Josephine lagi.
" Setau mamah, itu adalah ciri-ciri orang yang hamil." Ucap nyonya Diana, sembari mengingat-ingat ucapan dokter ketika hamil Josephine dulu.
" Hah?" Bingung Josephine.
Tanpa berlama-lama, Josephine segera membuka aplikasi gogle. Lalu ia mencari tentang kehamilan, serta mengapa dia yang merasakan seperti itu. Gak mungkin kan, jika dia yang hamil?
Seketika mata Josephine terbelalak melihat info yang tertera di sana, ternyata benar jika suami bisa mengalami kehamilan simpatik.
Tanpa menunggu lama, ia segera bangkit dari duduk nya. Berniat ingin menemui sang kekasih, dan ingin memastikan apakah ini adalah kabar gembira bagi mereka?
" Kamu mau kemana?" Teriak nyonya Diana, ketika melihat Josephine yang tiba-tiba berlari.
" Jose keluar bentar mah!" Jawab Josephine dengan posisi masih berlari.
*
" Aku mau bertemu dengan Siti!" Ucap Josephine setelah ia sampai aula, berbicara dengan seorang resepsionis yang berada di perusahaan Siti.
" Baik tuan! Akan segera saya panggilkan," ucap resepsionis.
Josephine sangat di segani di perusahaan ini, sebab ia juga sering bekerja sama dengan perusahaan ini. Ia juga pernah menyuntikkan dana, ketika perusahaan ini hampir mengalami bangkrut dulu. Jadi bukan hal yang sulit, untuk ia bertemu dengan Siti jika ia mau.
" Ada apa?" Tanya Siti yang sudah keluar dari ruangan nya, tak lupa juga sudah menuruni beberapa lantai.
" Ada yang ingin aku bicarakan babe," jawab Josephine dengan senyuman nya.
" Kamu kebiasaan, ini masih jam kerja ku. Aku tidak bisa seenak nya pergi begitu saja," peringat Siti kepada Josephine.
" Ngapain kamu pusing? Kamu lupa siapa aku?" Tanya Josephine yang tidak suka dengan ucapan Siti barusan.
" Iya aku tau kamu siapa. Tapi kalau gini terus aku juga gak enak sama Meraka, masa iya Meraka terus yang ngerjain pekerjaan ku. Aku gak enak sama Meraka," Siti sedikit tak suka dengan Josephine yang selalu mengandalkan kekuasaan nya, tak memikirkan bagaimana teman kerja Siti yang mendapatkan kerja tambahan.
Seketika wajah Josephine murung.
" Yasudah ayo kita keluar, " dan ujung-ujungnya Siti lah yang selalu mengalah.
" Sudah kamu kerja saja. Biar aku pulang," ucap Josephine.
" Sudah ayo keluar. Jangan marah seperti itu," Siti membujuk Josephine.
" Ayok!" Josephine akhirnya kembali menyetujui.
...****************...
Halo guyss, jangan lupa jempolnya ya. maaf kalau banyak typo, aku butuh dukungan kalian semua, aku hanya penulis yang menuangkan haluan ku. Bagi yang suka mari lanjutkan keseruan ceritanya, bagi yang tidak suka tidak apa-apa boleh di skip. Timaaciiiiii❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!