NovelToon NovelToon

Dark Romance

Si kucing dan serigala

Di sebuah bangunan rumah yang cukup besar, terdengar suara ribut yang seakan memenuhi rumah itu. Terlihat empat orang yang sedang duduk di depan sebuah meja d ngan berbagai hidangan di atasnya.

Namun bukan suasana gembira yang terpancar di sana, melainkan raut wajah kesal dan amarah.

Terlihat seorang gadis dengan rambut sepunggung yang ia ikat satu terlihat menikmati makanannya dengan wajah datar dan tidak perduli nya.

"Risa..! Mau sampai kapan kamu akan jadi perawat di rumah sakit..? Lihatlah kakakmu..! Dia sudah menjadi seorang dokter spesialis bedah...!" ucap seorang wanita paruh baya, sembari menunjukkan kearah gadis satunya yang berambut sebahu, terurai dan terlihat cantik.

"Sudahlah ma..! Lagipula mereka sama sama bekerja di rumah sakit. Seharusnya kita bangga, karena kedua putri kita bisa bermanfaat bagi orang lain...!" ucap pria paruh baya dengan lembut.

"Ini yang selalu papa katakan, sekarang papa lihatkan..? Putri kesayangan papa hanya bisa jadi seorang perawat, itu semua karena papa selalu memanjakannya. Sehingga dia begitu malas dan selalu puas dengan pencapaian kecilnya ini..!" balasnya.

Sedangkan gadis yang terus mendapatkan nasihat dan amukan mamanya itu hanya terus memakan makanannya sampai habis. Tanpa memperdulikan ucapan mamanya yang terus membandingkan nya dengan kakak perempuan satu satunya itu.

"Aku berangkat dulu..!" ucap Clarissa, yang langsung beranjak dari duduknya, dan pergi dari rumahnya itu.

"Lihatkan..? Tingkah keras kepalanya inilah yang membuatnya tidak bisa mencapai hal yang lebih baik...!" teriak mama Clarissa yang semakin kesal dengan tingkah anak bungsunya itu.

Sedangkan Clarissa terus mengabaikan hal itu. Gadis yang bernama lengkap, Clarissa Valencia Wijaya ini. Tidak pernah ambil pusing dengan semua ucapan mamanya, karena ia yang sudah terlalu biasa dengan hal itu.

Sedari kecil ia selalu dibandingkan dengan kakaknya yang selalu mendapatkan peringkat pertama di kelas, sedangkan dirinya yang hanya bisa meraih lima besar di kelasnya. Dan menurutnya itu adalah nilai yang sudah cukup baik untuk clarissa, yang memang sangat malas untuk belajar.

Clarissa pun mengendarai sepeda motornya menuju ke rumah sakit besar, yang ada di kotanya itu, yang dimana ia bekerja di sana.

Hingga beberapa waktu kemudian, Clarissa akhirnya sampai di rumah sakit itu. Ia pun bergegas memarkirkan motornya, lalu masuk ke dalam rumah sakit untuk menjalankan pekerjaannya.

Saat sampai di depan pintu rumah sakit, tiba tiba terdengar suara yang memanggil nama Clarissa dari kejauhan.

Saat Clarissa menoleh ke sumber suara tersebut, terlihat seorang gadis cantik yang tengah berlari ke arah Clarissa.

Ia adalah novia, sahabat sekaligus rekan Clarissa di tempat kerja. Mereka bekerja di bagian yang sama, hingga hampir setiap hari mereka terus bersama.

"Kenapa kamu berangkat duluan sih..? Kan aku udah ngomong, kalau kamu datang duluan, tunggu aku di parkiran..!" ucap novia dengan wajah cemberutnya.

"Aku lupa..!" jawab Clarissa singkat.

"Kamu selalu saja seperti ini..! Dan juga, kenapa wajahmu kayak gitu..?" tanya novia setelah melihat wajah cemberut Clarissa.

"Jangan bilang kalau kamu diomeli mama mu lagi..!" tambahnya.

"Kalau bukan itu, kamu berharap apa lagi..? Bukankah itu yang selalu terjadi...?" balas Clarissa.

"Sahabat ku yang malang..! Udah ayo masuk, kita kerja..! Biar kamu bisa lupa masalahmu di rumah..!" ucap Novia yang langsung menarik Clarissa untuk masuk ke dalam rumah sakit.

Dilain tempat.

Disebuah bangunan gedung terbengkalai, terlihat beberapa orang dengan seragam hitam dan senjata api ditangan mereka. Terlihat mengendap endap memasuki setiap lorong ruangan itu.

Mereka mulai berpencar ke setiap lorong ruangan yang ada di gedung itu, dengan berjalan pelan, dan berhati hati. Sedangkan di sisi lain, terlihat seorang pria dengan jaket hitam dan tapi hitam. Berlari menuju ke sebuah tangga yang menuju ke lantai paling atas gedung itu.

Namun sialnya, seseorang dengan senjata api di kegelapan itu melihat pergerakannya, dan langsung mengikutinya dari belakang. Hingga keduanya akhirnya sampai di atap gedung itu.

Doorrrr....

Suara tembakan terdengar di seluruh penjuru gedung itu, dan hal itu sukses membuat pria itu terdiam membatu di sana. Perlahan ia menoleh ke belakang tubuhnya, dan benar saja, i melihat seseorang yang tengah menodongkan senjata api kearahnya.

"Jangan berani bergerak sedikitpun..! Kalau tidak, peluru ini akan langsung menembus ke jantungmu..!" ucap pria dengan pistol di tangannya itu.

"Benarkah..? Hhhh....Bukankah kau ingin mencari tahu, siapa yang telah membunuh adik kesayanganmu itu. Dan kalau kamu membunuhku sekarang, kamu tidak akan mendapatkan informasi apapun..!" Balas pria misterius itu dengan tawanya.

Dengan cepat ia langsung berlari dan melompat dari atas gedung itu, yang membuat pria di belakangnya terkejut dan tidak berhasil menangkapnya.

"Dimana pelakunya..?" ucap seseorang yang baru saja tiba di atap gedung itu.

"Dia lebih memilih lompat dari sini, daripada mengatakan informasinya...!" jawab pria itu.

Ia adalah Ray agung pranata, seorang anggota biro investigasi kriminal. Yang menangani banyak kasus pembunuhan berantai dan bandar narkoba terbesar.

Karena tugasnya itu, ray memiliki banyak musuh, dan bahkan hal itu juga yang telah merenggut kebahagiaan hidupnya. Dimana dihari kelulusan kuliah sang adik. Adiknya tertembak hingga meninggal, oleh penjahat yang sedang mengincarnya.

Dan kini ia bertekad untuk menemukan pelaku penembakan itu. Namun kini ia kehilangan jejak dan informasi, setelah orang yang menjadi salah satu pelakunya melompat dari gedung itu.

"Mungkin saja pelaku utama adalah orang berpengaruh, hingga dia tidak berani membocorkan informasi apapun pada kita..!" ucap rekan kerja ray.

"Hmm, cek seluruh tubuhnya..! Mungkin saja ada salah satu yang bisa memberi kita petunjuk..!" ucap ray.

Mereka berdua pun bergegas turun dari gedung itu, dan segera mengecek seluruh tubuh pria tadi yang sudah berlumur darah dimana mana.

Perbandingan

Di kantin rumah sakit, terlihat Clarissa dan Novia sedang menikmati makan siang mereka bersama. Hingga seorang wanita cantik dengan stelan jas putih, menghampiri keduanya.

Ia adalah kakak Clarissa. Erina harga Wijaya, yang bekerja sebagai dokter spesialis bedah di rumah sakit itu.

"Kakak boleh duduk disini..?" tanya Erina.

"Ya, tentu. Silahkan..!" jawab Novia.

"Risa..!" panggil Erina pada adik satu satunya itu.

"Hmm..!"

"Kamu masih memikirkan perkataan mama tadi pagi..?" tanya erina.

"Tidak, lagipula aku sudah biasa dengan semua itu. Jadi kakak nggak perlu khawatir..!" jawab Clarissa cepat.

Setelah menjawab pertanyaan dari kakaknya itu, Clarissa beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari kantin. Sedangkan Novia yang di tinggal Clarissa, segera mengikuti Clarissa keluar dari kantin.

"Saya permisi dulu dok..!" ucap Novia yang langsung berjalan cepat menyusul Clarissa.

Sedangkan Erina dengan raut sedihnya menatap kepergian adiknya itu. Ia tahu betul, jika Clarissa sangat marah dan kesal padanya. karena mama mereka yang selalu memojokkan Clarissa dan s lalu membandingkan mereka berdua.

Namun Erina sangatlah menyayangi adiknya itu, bahkan saat Clarissa tadi pagi keluar dan berangkat lebih dulu ke rumah sakit. Erina meminta mamanya agar berhenti membandingkan mereka berdua.

Dilain sisi.

Clarissa terlihat masih sangat kesal, mengingat yang terjadi setiap pagi dirumahnya. Awalnya ia sangatlah senang memiliki kakak yang begitu pintar dan hebat, bahkan ia selalu mengidolakan kakaknya itu.

Namun setelah ia bekerja di rumah sakit sebagai seorang perawat. Mamanya tidak hanya menekannya, tapi selalu membandingkan mereka berdua, dan ibunya akan terus memarahi Clarissa setiap berada di rumah.

Dan sekarang ia merasa, memiliki kakak yang hebat tidak selamanya akan membahagiakan tapi juga membuatnya selalu mendapatkan tekanan dari mamanya agar bisa sebanding dengan kakaknya itu.

"Risa..!" panggil Novia dari arah belakangnya.

"Kenapa sikapmu selalu dingin dengan kakakmu..? Kasihan kakakmu, dia kelihatan sangat menyayangimu tapi kamu malah bersikap seperti ini..!" tegur Novia.

"Aku tahu itu, tapi aku juga tidak bisa melupakan kekesalanku. Sudahlah, aku mau bekerja..!" jawab Clarissa yang berlalu begitu saja.

Di lain tempat.

Ray benar benar dibuat kalang kabut karena ia tidak mendapatkan apapun dari tubuh mayat dihadapannya itu. Yang berarti ia kehilangan jejak pelaku pembunuh adiknya itu.

"Mereka benar benar teliti, hingga mereka sama sekali tidak meninggalkan jejak sedikitpun disini.!" ucap dito, rekan kerja sekaligus sahabat ray.

"Lalu sekarang kita harus bagaimana ray..? Terakhir orang yang berhasil kita dapatkan datanya hanyalah dia, tapi setelah dia mati pun tidak ada bukti yang tertinggal di tubuhnya.

"Pasti akan ada petunjuk lain..! Kalian kembali ke kantor dulu, aku akan coba mencari petunjuk ke gedung pernikahan..!" ucap ray yang bergegas mengendarai mobilnya menuju ke tempat yang ia katakan tadi.

Sedangkan rekannya mengurus mayat penjahat itu untuk di kabarkan pada keluarganya, agar segera dimakamkan.

Ray mengendarai mobilnya dengan cepat menuju ke gedung yang sebelumnya di gunakan untuk acara wisuda kampus di mana almarhum adiknya berkuliah. Ia benar benar ingin segera menangkap pelaku pembunuhan itu.

Sesampainya di sana, ia langsung menelusuri setiap sudut dari gedung itu tanpa terkecuali. Ia melihat ke seluruh penjuru dengan sangat teliti dan cekatan.

Dilain tempat.

Clarissa yang tengah mempersiapkan perlengkapan untuk operasi, tiba tiba terdiam saat seorang dokter ahli bedah yang tampan dan sangat ramah itu, masuk ke dalam ruang operasi.

"Hai risa, apa semua sudah siap..?" tanya nya.

"Iya dok, semuanya sudah saya siapkan..!" ucap risa dengan senyum manisnya.

Tak dapat ia pungkiri, dirinya yang sudah sangat lama menyimpan rasa pada pria di hadapannya ini.

Rangga adi kusuma, seorang dokter ahli bedah yang sangat tampan dan masih jomblo. Dengan sifat ramah dan senyumnya yang dapat memikat hati para wanita, membuat Clarissa ikut terjerat ke dalam pesonanya.

Beberapa jam pun berlalu, dan operasi yang mereka lakukan pun berjalan baik. Clarissa pun segera membereskan semua peralatan yang sudah digunakan untuk operasi itu, sebelum nanti ia akan pulang dan bergantian dengan temannya.

"Risa..!" panggil rangga, yang sukses membuat Clarissa kaget.

"Emh.. i.. iya dok..?"

"Apa malam ini kamu ada waktu..?" tanya rangga lagi.

"Emh.. memangnya ada apa dok..?" tanya Clarissa yang berusaha keras agar tidak terlalu grogi.

"Aku mau ajak kamu ke kafe sebentar, ada yang mau aku obrolin sama kamu. Kamu bisa nggak..?"

Mendengar hal itu, Clarissa berusaha keras agar tidak teriak dan lompat lompat karena senang. Bagaimana tidak, hal yang ia bayangkan sebelumnya sepertinya akan segera terwujudkan.

"Risa..! Kamu bisa kan..?" tanya rangga lagi yang menyadarkan Clarissa dari lamunannya.

"Aa.. ya, tentu saja bisa..!" jawab Clarissa cepat.

"Baiklah, nanti malam pukul 7, kita ketemu di kafe ya..!" ucap rangga.

"Iya..!"

Setelah rangga pergi dari ruangan itu, seketika Clarissa tersenyum lebar dan melompat lompat dengan bahagianya. Perasaannya benar benar sedang berbunga bunga, karena malam ini ia akan ngedate sama crush nya.

Beberapa jam pun berlalu, dan terlihat kini Clarissa tengah bersiap dengan gaun biru muda selutut, dan rambut yang dibiarkan terurai, terlihat sangat cantik. Ia pun bergegas keluar kamarnya untuk segera berangkat.

"Mau kemana kamu malam malam begini..?" ucap seorang wanita paruh baya, yang tak lain adalah mamanya.

"Keluar sebentar..!" jawab Clarissa.

"Apa kamu benar benar ingin menjadi wanita berandalan..? Mama nggak ijinin kamu keluar..!"

"Ma..! Clarissa cuma mau keluar sebentar sama temen Clarissa..! Lagian kak erina juga sedang keluar kan..? Kenapa mama selalu saja bersikap tidak adil padaku..? Apa aku ini bukan anak kandung mama..?" teriak Clarissa kesal.

Ia benar benar merasa muak dengan semua peraturan dari mamanya, yang akan selalu melarangnya ini dan itu. Sedangkan kakaknya selalu mudah untuk mendapatkan ijin dan melakukan semua keinginannya.

"Ada apa ini..? Kenapa kalian selalu saja bertengkar..?" ucap pria paruh baya yang tak lain adalah papanya Clarissa.

"Ini anak kesayangan papa..! Malam malam begini mau keluar dengan pakaian seperti ini..! Bukannya di rumah, malah mau keluyuran nggak jelas..!" jelas mama.

Sedangkan Clarissa tak menggubris ucapan mamanya itu, dan lebih memilih tetap keluar rumah dan bergegas melajukan motornya menjauh dari rumah.

"Clarissa..! Kamu benar benar berani membantah mama..! Clarissa..!" teriak mama yang sangat marah.

"Sudahlah, Clarissa itu sudah besar. Biarkan dia juga merasakan kesenangan bersama teman temannya..! Lagipula, dia itu tahu mana yang baik dan buruk..! Jadi dia tidak akan sampai melakukan kesalahan..!" ucap papa yang seketika membuat tatapan tajam mama beralih ke arah papa.

"Ya, Clarissa sudah besar. Dia sudah dewasa, sampai sampai dia tidak harus mendengarkan perkataan mama kan..? Dia bisa melakukan semua keinginannya itu, tanpa memperdulikan mamanya kan..?" ucap mama yang langsung berjalan masuk kedalam kamarnya.

"Hah..! Salah lagi..!" gumam papa sembari mengusap wajahnya lelah.

selalu dia

Clarissa melakukan sepeda motornya hingga ia sampai di tempat yang dikatakan rangga tadi. Ia pun langsung memarkirkan sepeda motornya dan masuk ke dalam kafe itu.

Saat melihat ke sekeliling, akhirnya Clarissa menemukan rangga yang tengah duduk di tempat yang paling ujung dengan pemandangan lampu lampu di kota yang memang terlihat dari kafe itu.

"Dokter rangga..!" panggil Clarissa, setelah menghampiri rangga.

"Aa, kau sudah datang. Ayo duduk..!" ucap rangga dengan senyuman tampannya itu.

"Aku kira kamu tidak akan datang tadi..!", lanjutnya.

" Hhh.. mana mungkin aku tidak datang. Apa dokter rangga sudah menungguku lama di sini..?" tanya Clarissa.

"Aku juga baru sampai kok. Oh ya, jangan panggil aku dokter, ini kan di luar bukan di rumah sakit. Panggil rangga saja..!"

"Kak rangga..?" ucap Clarissa.

"Ya, begitu juga boleh..!"

Mereka pun memesan minuman dan beberapa cemilan, dan sesekali rangga mengajak Clarissa mengobrol tentang pekerjaan mereka.

"Jadi kak rangga tadi mau ngomong apa..?" tanya Clarissa.

Sungguh, saat ini jantungnya berdetak sangatlah cepat. Ia bingung harus bereaksi seperti apa saat rangga akan menyatakan cinta padanya. Tanpa sadar, senyuman manis dan tersipu terpancar jelas di wajah Clarissa.

"Sebenarnya aku mau tanya..!"

"Ta.. tanya apa..?"

"Emh.. Jadi gini, sebenarnya aku sudah sangat lama suka..!"

"Aku setuju..!" sahut Clarissa cepat.

"Aa.. kamu juga setuju..? Tapi aku belum selesai bicara..! Tapi apa erina juga akan setuju..?" lanjut rangga.

Mendengar itu, Clarissa merasa aneh. Untuk apa rangga membahas tentang kakaknya.

"Kak erina..?" tanya Clarissa.

"Iya, sebenarnya aku sudah sangat lama menyukainya. Tapi aku terlalu takut untuk mengatakan perasaanku padanya. Karena itu, aku mengajakmu bertemu. Untuk bertanya semua tentang kakakmu..!" ucap rangga.

Seakan tersambar petir, senyuman manis di wajah Clarissa perlahan menghilang. Ia tidak pernah mengira jika hal ini yang akan terjadi. Pria yang selama ini ia suka, malah jatuh cinta pada kakaknya sendiri.

Sekuat hatinya, Clarissa berusaha menyembunyikan raut sedihnya, dan mencoba untuk tetap terlihat bahagia.

"Aa.. Ya, pasti kak erina juga akan setuju dan menerima mu..!" ucap Clarissa.

"Menurutmu, kakakmu itu menyukai pria yang seperti apa..?" tanya rangga, dan dengan hati yang terluka, Clarissa menjelaskan semua hal tentang kakaknya itu pada rangga.

Waktu pun berlalu.

Dan kini Clarissa telah sampai di rumahnya. Tanpa memperdulikan semua keluarganya yang menegurnya, Clarissa langsung berlari masuk ke dalam kamarnya.

"Lihatlah, dia bahkan tidak memperdulikan panggilan orang tuanya..!" ucap mama yang masih kesal dan marah.

"Sudahlah jangan marah marah terus..! Erina, cepat kamu lihat adikmu..!" ucap papa.

"Iya pa..!" jawab erina.

Erina pun beranjak dari duduknya, dan berjalan menuju ke kamar Clarissa. Ia beberapa kali mengetuk dan mencoba membuka pintu kamar adiknya itu, tapi pintu itu sudah di kunci Clarissa dari dalam.

"Clarissa..! Buka pintunya..! Kaka mau bicara sama kamu..!" ucap erina.

Namun tetap tidak ada jawaban dari Clarissa, dan pintu yang masih di kunci rapat.

"Risa..! Kamu kenapa..? Apa kamu masih marah sama mama..? Kamu tenang aja, mama sudah nggak marah kok sama kamu..! Kamu keluar ya, kita makan dulu..!" bujuk erina lagi.

Sedangkan Clarissa tengah menangis dengan mulutnya yang ia tutup dengan boneka, agar suara tangisannya tidak terdengar sampai luar. Karena saat ini, dirinya benar benar hancur, dan semakin merasa takdirnya tidak adil pada hidupnya.

"Kenapa..! Kenapa harus kakak lagi..! Kenapa..? Hiks.. mama sangat menyayangi kakak, dan selalu saja memarahiku. Dan sekarang, bahkan pria yang aku sukai, malah jatuh cinta pada kakak..! Hiks.. Kenapa semua ini terjadi dalam hidupku..! Ini benar benar tidak adil untukku..!" ucap Clarissa di sela sela tangisannya.

Di pagi harinya.

Clarissa bangun cukup siang, dan tanpa sarapan dan pamitan, ia langsung mengendarai motonya untuk berangkat bekerja.

Sedangkan mamanya yang melihat tingkah aneh putri bungsunya itu sedikit merasa heran.

Di sepanjang jalan, Clarissa mengendarai motornya sembari melamun dan tidak fokus ke jalan. Hingga ia tidak menyadari ada sebuah mobil yang melaju dari arah berlawanan dengannya, hingga.

Brruuaaakk....

Clarissa tertabrak oleh mobil itu. Namun untungnya, tidak terjadi kecelakaan yang parah. Seorang yang mengemudikan mobil itupun bergegas keluar dan melihat keadaan Clarissa.

"Kau baik baik saja nona..?" ucap pria itu, yang tak lain adalah ray.

"Apa kau tidak bisa lihat..? kakiku terluka..! Tapi kau malah masih bertanya apa aku baik baik saja..!" jawab Clarissa yang seketika amarahnya meledak ledak.

"Perasaan tadi aku lihat, kamu yang mengendarai motormu tidak hati hati nona..!"

"Tapi tetap saja kamu yang menabrak ku..!" balas Clarissa yang tidak ingin disalahkan. Padahal ia juga sadar jika dirinya memang yang salah, karena mengendarai motor sambil melamun.

"Hah, sudahlah.! Aku akan mengantarmu ke rumah sakit..!" ucap ray.

Ia pun segera menghubungi dito untuk mengurus motor Clarissa, sedangkan Clarissa ia antarkan ke rumah sakit untuk mengobati kaki Clarissa yang terluka.

Sepanjang jalan, mereka terus terdiam tanpa megeluarkan sepatah katapun. Keduanya larut dalam fikiran mereka masing masing.

Clarissa yang masih bersedih dengan apa yang terjadi semalam, sedangkan Ray masih berfikir keras untuk menemukan bukti para penjahat itu.

Hingga akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Ray segera turun dari mobilnya dan membantu Clarissa untuk berjalan.

Saat mereka masuk ke dalam rumah sakit, erina yang memang sudah di berangkat lebih dulu. Terkejut, melihat adiknya berjalan dengan seorang pria asing.

"Risa, dengan siapa..? Ya Tuhan..! Kakimu kenapa..?" ucap erina yang terkejut melihat kaki adiknya yang terluka.

"Oh maaf, sebenarnya tadi saya tidak sengaja menabrak dia. Tapi tenang saja, saya akan bertanggung jawab sampai kakinya sembuh kembali..!" jelas Ray cepat.

"Ya tidak apa apa, dia adik saya..! Kebetulan, kami berdua bekerja disini, jadi saya akan merawatnya. Dan terima kasih, sudah mengantarkannya ke sini..!" ucap erina.

"Dia menabrak ku, tentu saja dia harus bertanggung jawab. Dan satu hal lagi, aku bisa mengurus diriku sendiri, aku tidak perlu bantuanmu..!" ucap Clarissa sinis.

Ia pun melepas pegangan tangan Ray, dan berusaha jalan sendiri dengan tertatih tatih. Melihat sikap adiknya itu, erina hanya bisa menghela nafasnya pelan.

Sungguh, ia tidak menyalahkan sikap dingin Clarissa padanya, karena ia tahu betul jika semua hal ini bisa terjadi karena mama nya yang terus menerus menekan adiknya itu.

"Tolong maafkan sikapnya, dan juga saya ucapkan terima kasih lagi, karena sudah mau mengantarkan adik saya kemari..!"

"Tidak masalah.! Oh ya, ini kartu nama saya. Anda bisa menghubungi saya, saya akan menanggung semua biaya pengobatan adik anda..!" ucap Ray sembari menyerahkan kartu namanya pada erina.

Kemudian ia pun pergi dari rumah sakit itu, untuk berangkat ke tempat kerjanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!