NovelToon NovelToon

Aku Bukan Actor Genius

Di california

California Amerika 2024.

Di sebuah kampus di california. tempat para mahasiswa lokal maupun internasional berada.

Di taman di salah satu kampus terbesar di california."james Bagaimana kabarmu kawan" seorang lelaki kulit putih yang menyapa pada seorang Pria yang tengah memakan burger sembari mengerjakan tugas di laptopnya .Rambut peria berambut putih itu berwarna pirang , kebanyakan tipikal orang amerika , namun tingginya hampir 7 kaki keatas .

  Mendongakkan kepalanya mulutnya mengunyah burger .

"oooh arthurr what up man ?" bersalaman gaul.

Mereka menggunakan Inggris- amerika dengan aksennya yang terdengar jelas .

Suasana Disana terasa begitu enak sekali, angin sepoi sepoi dipagi hari, serta burung burung bersiul bagaikan Bernyanyi. "Hey bagaimana pesta semalan kawan " tanya Lelaki asia dengan Kulit sawo matang itu . pada Bule tersebut yang nampak tidak bergairah duduk didekatnya.

hahhhh

'mmm pasti masalah cewek lagi'

"Aku gagal mendapatkan nomor wanita yang kusebutkan minggu kemarin itu kawan" Arthur kecewa.

'sudah kuduga'

"APAAAA, bagaimana bisa bukankah kata kau dia tertarik padamu.., eh atau kau yang tertarik padanya" Reaksi yang dibuat buat oleh Lelaki Bernama james tersebut. ia nampak sudah terbiasa dengan keluh kesah temannya tersebut, yang sudah bersamanya sejak semester awal di kampus tersebut.

   "meledek terus terus aja terus, aku tidak percaya diri kawan , aku merasa belum memiliki kepercayaan dia akan memberikan nomor padaku atau ngedate " kesalnya meminta kentang goreng Perusahaan M .

Tanpa berpikir dua kali James.

Plakkkk

Menampar Pria tersebut dengan keras , hingga membuat beberapa orang yang mendengar itu heran , dari mana suara itu.

"Arghhh WTF MAN" terkejutnya dengan Tamparan Itu , memegang pipi kanannya yang merah dengan cap tangan james disana.

   Dia dengan kesal pada temannya tersebut. "Pengecut !. aku berteman dengan seorang pengecut" kesalnya pada arthur yang masih kaget dengan apa yang terjadi.

Namun sepertinya tidak ada emosi dan perselisihan diantara mereka , sepertinya mereka sudah seperti sahabat ketimbang teman , Berusaha menenangkan dirinya , James melanjutkan makannya dan menutup Laptopnya ' mmm burger big mac selalu membuatku tenang' pikirnya.

Meskipun ia terlihat seperti pemakan junk food handal dan sering juga memakannya , namun dari bentuk tubuhnya dan perawakannya , ia lebih mirip seperti infuencer kesehatan yang terus mengatakan memakan daun seumur hidup nya dan memamerkan otot palsu mereka .

Dia benar benar Sehat.

"Sial Habis... Jika kau sudah tenang kawan, Biar aku berikan nasehat yang kudapat di panti jompo di negaraku Di indonesia sana , Jika kau tidak percaya pada dirimu , maka Bagaimana orang lain akan percaya padamu " Ucapnya yang kehabisan burger dan menceramahi sahabatnya tersebut.

"lihat kau lelaki 7 kaki , apa kau berpikir tidak ada wanita lain selain jalang dari jurusan sains itu" tandasnya pada kawannya itu. Arthur mendengarkan sembari mengusap pipinya dengan seksama .

arthur melihat james lebih dari sahabatnya sendiri, dimata dia James seperti Kakaknya yang selalu menasihatinya dan peduli padanya , bahkan semenjak pertama mereka berteman.

"Kadang aku berpikir kau orang tua 60 tahun yang bijak , tapi awww kau kebiasaan melakukan itu kawan, apa wanita mengatakan hal yang tidak sepihak dengan pendapatmu kau akan menaparnya" mengusap pipinya.

"tentu" santainya

"kau lupa aku hidup di depat panti jompo" lanjutnya.

James berdiri , membereskan barangnya dan tak lupa , membuang sampahnya ke tempat sampah, ia cukup tinggi untuk seukuran orang asia tentunya , dengan 6 kaki lebih , rambutnya hitam seperti kebanyakan orang asia juga , intinya tidak ada yang spesial darinya , dia Tampan nggak jelek juga tidak , dia berada di bagian tengah .

Berasal dari bandung tidak membuatnya Sulit menghilangkan accent sundanya .

Dia kuliah di california dikarenakan kegabutannya waktu lulus sma dahulu, ia sering memasukkan dan menjalankan tes beasiswa di kampus kampus berbagai negara , dan ia malah lolos di amerika ini, Namun sebenarnya impiannya kuliah di jepang , bukan karena ilmunya sih, namun rasa penasarannya akan budaya dan tentunya film legenda jepang yang terkenal seindonesia tentunya.

Itu tudak masalah menurutnya , Toh fikirnya kedua negara itu memiliki sejarah bersama yang epik , untuk membantu kemerdekaan indonesia. (wkwk).

"berhenti bersikap cengeng, ayo ke kelas, bodoh"meninggalkan arthur yang masih melamun seperti memikirkan sesuatu.

'sial ini sudah semester 5 , kerja juga libur, apa yang harus kulakukan ya?' langkahnya berhenti di sebuah papan berita dan pengumuman yang tersebar di berbagai sudut kampus. yang mana undangan ke seluruh angkatan semester 5 untuk pesta di area aula kampus . yang mana di bawahnya tertulis 'Gratis burger,pizza,soda dan sushi' membacanya dengan seksama .

Buk!

arthur menepuk punggung james yang jengan tertegun membaca poster undangan.

"ini dia arthur " menarik kepala arthur untuk melihat beritanya.

"pesta angkatan musim panas?.... huh kau mau ke pesta? .... james " arthur melihatnya dengan wajah seperti melihat jumscare .

"apa kau sudah tertarik pada wanita ".

"ehem tentu kawan, dan kau harus ikut , hehehe karena disana aku akan bertemu dengan burger,pizza,buritto secara geratis" memperlihatkan niat aslinya tanpa dipaksa oleh arthur.

melihatnya dengan datar 'dasar otak makanan'.

arthur kini berjalan melewati james untuk mengikuti kelas , "hey tunggu bodoh, apa kau tidak ingin bertemu dengan tuan gurger- ehem maksudku  rafael atau apalah nama jalang itu" ucapnya membujuk arthur untuk datang bersamanya.

"ayolah kawan , sebenatar lagi musim panas kau tahu "

"tidak " datar arthur

james mash berusaha terus untuk membujukanya datang ke pesta , yang tidak pernah james datangi selama ia berada di AS. karena kesibukan kerja dan kuliahnya . dia juga harus mengirim uang ke indonesia untuk adik adiknya dan kebutuhan orangtuanya.

Dan ini adalah kesempatan paling bagus yang pernah didapatkan james selama di amerika, juga sebentar lagi musim panas , tentu ia harus memanfaatkan itu.

'orang bodoh mana yang akan menolak makan geratis;' isi pikiran james yang menyukai sesuatu yang berbau gratisan, tipikal orang lokal sekali.

Party

Waktu sudah menunjukkan malam hari, namun belum ada orang yang datang ke acara pesta karena belum tengah malam. Baru menunjukkan pukul 10. Hanya ada beberapa panitia yang tengah menyiapkan beberapa hal saja.

Dan James... Dia sudah berada di sana dengan menikmati makanan yang ada. Ia sudah datang bahkan sebelum panitia acara datang.

"Whahaha, mungkin rasanya tidak enak, tetapi siapa yang bisa menolak makan gratis?" ujarnya sambil menikmati makanan yang tersedia. Ia sendirian, Arthur belum datang karena sepertinya dia tidak ingin datang.

Panitia hanya melihat James dengan kekhawatiran makanan untuk pesta akan habis.

Dalam hidup, James selalu memiliki prinsip yang tidak akan pernah ia ubah, yakni dia tidak pernah dan tidak akan melewatkan gratisan. Ia juga tidak memiliki cita-cita yang muluk-muluk. Toh, dia juga ada di sini karena beasiswa.

Cita-citanya hanya ingin membuka toko buku terbesar di daerahnya sembari menulis novel, seperti impiannya. Itu saja. Ia tidak pernah berpikiran untuk menjadi miliarder atau menjadi orang terkuat di dunia. Impiannya hanya itu dan tidak akan berubah.

Kembali ke pesta.

Orang-orang mulai berdatangan dan James tengah menikmati makanannya. Tiba-tiba, "Hey, lihat ini, ada penerima beasiswa sialan. Hey, kau tidak boleh ada di sini, kawan," seorang lelaki Amerika dengan rambut merah dan wajah seputih salju berkata kepada James.

James tetap fokus pada makanannya.

"Yah, lu dikacangin Eric," kata temannya pada lelaki itu.

Mereka adalah sekelompok pemain American Football yang memang terkenal dengan sikapnya yang menyebalkan.

Mahasiswa lain melihat kejadian itu dengan seksama. Mereka tahu siapa kelompok itu, tetapi mereka tidak mengenal siapa lelaki sawo matang itu.

"Apa kau tuli, bajingan?" Lelaki itu menepuk piring plastik James. "Aku tidak bercanda," katanya. Tingginya jauh lebih tinggi dari James.

Piring berisi pizza itu jatuh.

Mereka tertawa melihat kejadian itu. "Hahaha, mampus!"

"Bersihkan itu, nak. Hahaha."

Bamm!

Tanpa aba-aba, James menghajar wajah pria itu dengan sangat keras, hingga membuat semua orang mendengar suaranya dengan jelas.

Pria itu terlempar beberapa meter. Sepertinya ia pingsan dalam satu kali pukulan.

"Astaga, Eric! Kau tak apa-apa, kawan?"

Seorang temannya berusaha menyadarkan lelaki itu yang bekas pukulan James masih terlihat jelas.

Melihat kejadian itu, teman-temannya yang beberapa pria kulit hitam atau African-American mulai menyerang James dengan kesal sekali. entah lah apa yang terjadi selanjutnya .

Di asrama Kamar arthur dan james , ia terlihat sangat khawatir akan kondisi temannya itu , karena dia belum pernah kepesta dan tidak mengetahui apa yang boleh dilakukan dan tidak , Mondar mandir kesana kemari karena rasa khawatir .

"arghhh orang bikin khawatir saja"

berjalan mengambil jaketnya di pintu untuk pergi ke pesta tersebut yang tidak jauh dari sana .

bagaimana pun juga kesalnya karena rasa khawatir pada sahabatnya tersebut yang memang tidak pernah ikut pesta orang amerika .

ia berjalan cukup cepat, nampak di parkiran gedung aula , banyak mobil terparkir dan beberapa mobil baru datang , yang mana cukur ramai untuk sebuah pesta satu angkatan saja .

"hey arthur apa kabar kawan," seorang rekan basketnya menyapa .

"minggirlah Joe !" berjalan melewatinya .

"woah , ada apa kawan "

pria itu yang penasaran dengan rekan setimnya itu dengan cepat mengikutinya , meninggalkan wanita yang dibawanya ke pesta .

Sesampainya di dalam , arthur terkejut dengan kejadian yang terjadi , dimana , james memang tengah menikmati makanannya sembari melambai padanya dari jauh , namun disana ia melihat sekumpulan Orang orang yang Berjatuhan  di bawah kakinya.

Semua orang hanya diam melihat itu.

"oh oiiii arthur apa yang membawamu kemari " melambai sembari tersenyum.

Arthur berjalan secara perlahan , di belakangnya rekan basketnya mengikutinya , ia tak kalah kagetnya , karena ia jelas tahu siapa orang orang itu.

"hey sialan apa yang terjadi " tanya arthur dengan suara bisik bisik padanya

james melihatnya dengan tatapan datar "oh mereka terjatuh" ucapnya melanjutkan makannya.

"mana da jatuh mukanya biru begitu bodoh!" teriaknya menjadi perhatian mahasiswa lain yang melihatnya .

"hahhh ok ok , mereka ini sih sok asik bangat tau , udah begitu mereka dengan sengaja membuat pizza ku terjatuh padahal masih banyak loh" ujarnya pada arthur yang dengan cepat berubah menjadi pasrah dengan kelakukan sahabat asianya tersebut.

tentu sebelum arthur datang james sudah menyelesaikan dengan keahlian silatnya yang ia sudah mendapat sabuk hitam di indonesia , bukan hal sulit untuk membuat mereka pingsan , bahkan beberapa wanita yang meihat itu , menaruh minat padanya , yang baru kali ini mereka lihat di acara pesta ini .

  seorang ketua dari klub american football yang melihat itu dari jauh berjalan mendekati james yang tengah berargumen dengan arthur . "emm maaf, apa bisa memberikan waktu bersamaku " ujar lelaki besar dan tinggi itu pada james.

arthur dan rekan timnya yang melihat siapa itu , mulai mundur , karena ia tahu siapa itu .

"hehe ini masalahmu sekarang kawan" arthur berjalan menyingkir.

meninggalkan james yang mulai berhadapan dengan lelaki itu .

"hey lihat , sepertinya akan terjadi sebuah perkelahian seru, mau bertaruh" orang orang yang menonton dari jauh melihat kedua lelaki itu berhadapan .

"ok 50 dollar untuk pria kulit coklat itu" orang dari tiongkok bertaruh dengan teman kulit putihnya, ia terdengar rasis .

"huh, 100 dollar untuk Si hulk ".

mereka saling menatap satu sama lainnya .

nampak mereka tahu kedua dari mereka mengetahui beladiri dan mereka saling waspada dengan cara mereka masing masing . "ada masalah kawan?" tanya james padanya.

Dia melihat tangan james yang sangat biru dan beberapa bahkan ada bekas luka yang besar, yang menandakan ia sangat ahli dan tinjunya sudah dilatih sangat lama.

"ah tidak kawan , perkenalkan aku Robert , orang biasa panggil aku Hulk , kau siapa ? aku baru pertama melihatmu di pesta ?" tanya nya dengan memawarkan jabat tangan.

karena james tipe orang santai , ia memberikan tangan kanannya . "aku JAMES dari jurusan Perpustakaan dan sejarah salam kenal kawan " senyum padanya .

"apakah mereka temanmu?" menunjukan kelompok itu yang mulai siuman

dia melihat mereka . "ya mereka satu tim denganku, aku lupa... maafkan aku atas kebodohan mereka ya , semoga saja kita bisa berteman baik" ujarnya tersenyum dan mulai mengobrol dengan james.

Yang sangat santai dan Enak diajak bicara.

tentu melohat itu , orang orang yang bertaruh hanya bisa kecewa dengan kejadian tersebut .

sementara itu mereka mulai berdiri , dan lelaki bernama eric itu yang melihat james berbicara akrab dengan ketuanya terlihat kesal sekali. "Bajingan sialannn , ". akan menyerang james dari belakang.

Namun Robert dengan cepat , menahannya .

"heii santai bodoh, " ujarnya memperingatkan eric.

mendengar itu ia tidak mengerti dan berusaha menghajar james yang kini mulai  meminum alcohol garis yang disediakan , meninggalkan mereka dengan santainya . sepertinya ia ingin menghapus rasa malunya , karena dihajar di depan bayak orang dan juga pacarnya .

 "APA MAKSUD ANDA KETUA BIARKAN AKU MENGHAJARNYA " berusaha terlepas dari cengkraman pria itu yang sangat kuat.

"HEIII AKU AKAN MEMBUNUH MU SIALANNN" teriaknya yang tak dihiraukan oleh james

karena sudah kesal , pria besar itu membantingnya . "DIAMMM BODOH , AKU BERUSAHA MENYELAMATKAN MU DARINYA APA KAU INGIN MATI ATAU CACAT HUH!" peringatan dari nya pada eric yang terkejut sengan apa yang terjadi , dan apa yang ia dengar .

mendengar ketua mereka mengatakan itu , anggota lain tidak berani hanya diam melihat aric di tahan oleh nya.

untuk kemudian karena mungkin akan semakin merusak pesta dan mengacaukan semuanya , Robert mengangkat dia dengan mudahnya ke pundaknya sembari eric yang seperti ikan yang keluar dari air , ia benar benar tidak bisa diam sama sekali sembari berkata yang lebih ke arah rasis pada james yang  tidak menghiraukannya.

 "YO James aku pergi dulu , " teriak nya .

"OK kawan semoga bertemu dilain kesempatan" santai james yang meminum beberapa teguk alkohol untuk pertama kalinya .

sembari orang orang melihatnya dengan tatapan aneh dan takut.

ia sadar akan hal itu . "ada apa ? ini , bukankah kita pesta ?......hei ayo bersenang senang!" teriak nya pade semua orang yang terdiam.

"Hei dj mainkan musiknya" ucap james pada dj diatas panggung yang segera memainkan musiknya .

membuat suasana berubah menjadi pesta sesungguhnya hanya dalam beberapa saat saja .

Apaan ini njir?

Setelah pesta yang sangat heboh, di malam itu, perlahan James membuka matanya, "huh?...." berusaha membuka matanya.

Melihat langit-langit yang nampak asing sekali di matanya, tubuhnya pegal-pegal dengan tanpa sehelai baju pun di tubuhnya dia berdiri di ruangan asing itu. "Astaga apa yang terjadi semalam," dalam berdirinya di kaca dengan tubuh telanjang.

Kemudian dia melihat ke kasur dan terbelalak, dia melompat.

Melihat dua wanita yang sepertinya tidak diselimuti oleh sehelai pakaian tertidur pulas di kasur kecil itu, karena panik dia berusaha mengingat apa yang terjadi pada pesta semalam yang hanya menyisakan potongan-potongan ingatan saja. "Argh sakit... tenang James tenang, ingat kata bapak, jika ada masalah seperti ini," bergegas mengambil baju-bajunya yang tergeletak di berbagai sudut kamar yang merupakan kamar motel tersebut.

Dia masih berusaha berpikir positif tentang situasi ini, karena kedua wanita yang tidak ia kenal sama sekali. Memakai celana dan bajunya, dan segera keluar kamar dengan kecepatan kilat karena tidak ingin membuat kedua orang wanita itu berpikiran negatif terhadapnya.

"Bajingan bajingan," berlari menuruni tangga dia berpapasan dengan seorang pengurus motel itu.

"Selamat pagi kawan."

"Ya selamat pagi," menjawab sapaan itu untuk kemudian berlari kembali. James sangat takut jika dia berada di tempat antah berantah seperti film-film yang dia saksikan di bioskop beberapa hari lalu.

Namun kemudian ia menyadari, "oh" santainya, jika dia berada beberapa meter saja dari kampusnya.

...

Di kamar, kedua wanita itu. Tapi mereka hanya biasa saja, walaupun agak kaget saat pertama melihat satu sama lain, tapi sepertinya mereka sudah biasa dengan hal ini.

"Malam yang liar sekali bukan," ucap seorang wanita kulit putih pirang pada temannya yang merupakan seorang Latin Meksiko. "Diamlah, sial kemana perginya lelaki itu dia pergi begitu saja setelah melakukan hal gila semalaman," ucapnya dengan marah mengambil baju-bajunya.

Sepertinya situasi di pesta semalam sangat chaos hingga terjadi hal seperti itu, apalagi untuk James yang tidak tahu apa-apa tentang kebiasaan orang Amerika.

Wanita pirang yang terkena cahaya mentari memegang kedua pipinya, dan lehernya yang dipenuhi bekas merah. Wajahnya memerah dengan senyuman di bibirnya. "Apa-apaan dengan senyummu itu wanita gila," temannya memakai baju melihatnya tersenyum.

"Aku ingin tahu siapa lelaki itu," dia masih tersenyum. Perasaan wanita memang sulit ditebak, namun untuk sesama wanita sepertinya mudah membaca perasaan mereka. "Hahaha apa kau menyukai lelaki itu, aku heran padamu kawan, kau populer di kampus kau juga pintar, tapi kenapa yah sudahlah selera orang beda-beda," selesai memakai bajunya.

"Tapi lelaki itu memang gila sih, aku akan mati jika menjadi pacarnya," ucapnya jujur tentang James yang mereka bahkan tidak tahu namanya, dan melakukan hal tersebut karena efek dari minuman saja yang disediakan besar di kampus.

.....

setelah perjalanan sempoyongan karena masih ada efek dari alkohol semalam , james yang sampai ke asrama kampus membuka pintu , melihat temannya yang habis mandi melihatnya . "kemana saja kau" tanya arthur padanya yang wajahnya nampak ngantuk.

"berisik, kenapa kau bisa berada disini sedangkan aku berada di antah berantah" tanya james yang berjalan menuju ranjangnya yang merupakan bunk bed atau ranjang dua tingkat , dan segera menidurkan tubuhnya. "aku juga bingung bodoh, tiba tiba aku kehilangan celanaku entah kemana" arthur yang kesal .

"sebenarnya apa yang terjadi semalam " james bertanya di tidurnya.

mendengar itu , arthur dengan tanpa ragu mengatakan semuanya , dimana sebuah pesta yang santai berubah menjadi kacau ketika panitia mulai mengeluarkan alkohol mereka yang banyaknya minta ampun, arthur bahkan sampai lupa saking banyaknya .

"kacau kacau...sudahlah pergi sana aku capek kawan " james yang sudah tidak penasaran lagi dengan cerita selanjutnya .

selama dia tidak melakukan hal aneh itu sudah lebih dari cukup.

"ok kabari aku jika kau butuh bantuan" keluar dari kamar asrama itu mengenakan gaya simple dan stylish nya .

meskipun dia tipikal anak IT yang jarang bergaul untuk gaya berpakaian nya jauh dari stigma negatif anak pemroggaman.

melihat temannya keluar , james berusaha memejamkan mata untuk menimalisir efek alkohol yang masih menempel di tubuhnya , dan juga terutama hari ini dia tengah Tidak ada kelas apapun. baru saja dia berusaha tidur kembali .

Suara aneh membuatnya terbangun lagi.

Ding!

"apa?.... mungkin komputer " kembali tidur , matanya sudah tidak kuat lagi untuk tidur bahkan dengan suara berisikpun james tetap akan tidur .

lalu  Ding!

mendengar lagi terus menerus membuatnya agak risih ,  "anjing apaan sih" beranjak dari ranjang dengan bahasa kasar indonesianya memarahi suara aneh itu yang mirip dengan notifikasi sebuah ponsel

matanya mulai merah.         Ding!

"lagi!" dengan suara keras , entah sudah kesepuluh kali dia mendengar suara yang serupa, kamarnya yang hanya sebesar sebuah ruangan motel saja dengan tambahan tempat mandi itu, james benar benar mengobrak abrik ruangan mencari benda apa yang semakin ditanggapi semakin berisik.

hingga Dia tidak sengaja membaca proyek komputer temannya "apa ini...'Cara sistem java' oh ini proyek arthur" setelah mengatakan itu seketika layar muncul di wajahnya yang membuatnya meninju tubuhnya sendiri.

Buk

"aduh... sakit beneran?....lalu apa apaan ini ...aku benar benar insomnia kali ini aku benar benar harus tidue" berjalan panik ke kasur , sementara layar itu seperti mengikuti gerakannya , dia masih berusaha berpikir normal untuk hal hal tidak masuk akal.

[Sistem aktor Terbuka]

[anda adalah orang terberuntung di dunia ]

[apakah anda sen-]

layar biru itu baru saja mengeluarkan beberapa kata.

james sudah mengorok

ngoook

[-_-.......] Layar yang mengklaim dirinya sistem itu terdiam , ketika melihat james yang sudah tertidur .

[sistem otomatis tertanam, pemain tidak bisa menolak]

[......]

karena diam selama satu jam lebih layar itu hilang karena tidak ditanggapi oleh james yang berpikir semua yang terjadi hanya imajinasi saja yang mendengkur bagaikan suara beruang pemalas di hari minggu.

"ngrooook ngrooook"

james tidak tahu ada sistem layar yang entah bagaimana dia dapatkan, sepertinya dia juga tidak memperdulikan hal itu toh dia juga merasa dirinya Gila.

.....

setelah 6 jam tidur james dengan perasaan lega dan segar segera mengambil handuk untuk mandi dan membersihkan tubuhnya yang memiliki bau aneh yang belum pernah dia cium. "kapan aku meminum pandan" ucapnya mencium sekujur tubuhnya.

Tapi baru saja akan menyalakan shower...

[hallo selamat anda mendapatkan sistem ]

[ketik YA untuk setuju lanjut dan TIDAK untuk menutup]

layar biru muncul kembali di wajahnya.

karena baru bangun tidur dan bahkan kotoran matanya masih menumpuk di matanya ,james terkejut hingga membuatnya terjatuh.

"aduh... apa apaan itu anjir?" membelalak di kamar mandi melihat keanehan yang ternyata sebuah hal sungguhan dan bukan hayalan belaka.

[Karena tidak ada respon ]

[Maka mengiyakan ]

[Selesai menyiapkan Menu sistem]

melihat itu, james tambah panik lagi karena betapa memaksanya layar tersebut, padahal belum 5 detik dia terkejut dia malah dibuat bingung dengan layar biru di depannya yang seenak nya sendiri.

"wtf!!!!!"Teriaknya keras.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!