NovelToon NovelToon

Cerita Cinta Nisa

Prolog dan Visual

Pengenalan tokoh dan karakter

Anisa Rahman

Anisa Rahman 18 tahun, seorang gadis yatim piatu baru lulus SMA, mempunyai adik laki-laki bernama Adi Rahman 13 tahun kelas dua sekolah menengah pertama. Mereka tinggal disebuah desa disalah satu kabupaten di Jawa Timur.

Nisa begitulah biasa dia dipanggil, seorang gadis cantik nan polos yang bercita cita menjadi koki, sebab dari kecil ia hobby memasak bersama neneknya. Karena selain bekerja di sawah, neneknya juga menjadi juru masak kalau ada tetangga yang mengadakan hajatan.

Kedua orang tuanya meninggal sejak Nisa umur 10 tahun karena kecelakaan Bus yang ditumpanginya, sekarang Nisa dan adiknya tinggal bersama neneknya. Dari kecil Nisa sudah sangat mandiri, ya keadaanlah yang membuat dia harus mandiri.

Disaat teman sebayanya asik bermain sepulang sekolah dia harus mengerjakan pekerjaan rumah, memasak, mencuci, bersih - bersih dan menjaga adiknya karena neneknya harus bekerja di sawah tetangga.

Setelah lulus sekolah Nisa ingin pergi merantau ke kota, dia ingin bekerja membantu neneknya yang sudah sering sakit sakitan. Apalagi dia mempunyai adik yang masih sekolah.

Austin Gunawan

Pengusaha muda sukses berusia 25 tahun. Warga Negara Indonesia keturunan Chinese, Austin anak tunggal dari pasangan Celine Gunawan dan Michael Gunawan.

Dari kecil austin di didik keras dan disiplin oleh kedua orang tuanya karna dia satu-satunya calon pewaris perusahaan Grand Gunawan atau GG Corp. Sehingga austin tumbuh menjadi laki-laki yg dingin, pekerja keras dan arogan.

Karena sifatnya yang begitu dingin dan arogan, sampai sekarang dia belum pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita. Bagi austin wanita itu merepotkan dan matre, ingat matre ya karena selama ini wanita yang mengejar ngejarnya hanya karena ia tampan dan kaya. oleh karena itu sampai saat ini belum ada wanita yang bisa menaklukkan hati seorang Austin Gunawan.

Austin mempunyai tiga sahabat karib Aldo, Tommy dan Felicya. Mereka bersahabat dari kecil karena orang tua mereka adalah rekan bisnis.

Felicya

Gadis cantik proposional dipuja banyak lelaki, dia satu satunya sahabat perempuan Austin. Mereka bersahabat dari kecil, tapi tanpa sepengetahuan Austin sebenarnya felicya diam-diam mencintainya. Entah sejak kapan dia mulai menyukai Austin tapi dia memimpikan bisa menikah dengan Austin suatu saat nanti.

Fajar syah

Seorang pria baik hati berumur 45 tahun dan duda tanpa anak. Pengusaha sukses pemilik De'Rose Cafe yang mempunyai cabang dibeberapa kota di Indonesia. Dimana Nisa akan bekerja disana. Sebenarnya Fajar menyukai Nisa sejak pertama kali dia bekerja di cafe miliknya tapi dia sadar dengan usianya.

Fajar selalu mendukung dan menyokong Nisa, dia akan mewarnai lika liku cinta antara Nisa dan Austin.

Aldo Wijaya

Sahabat Austin yang sangat humoris, tampan dan playboy. Pencinta one night stand tak bisa hidup tanpa wanita dan minuman, hobby nongkrong di Bar.

Tommy Geraldine

Pecinta binatang, pendiam dan arogan. Selain sebagai sahabat dia juga saudara sepupu dari Austin, tommy sebenarnya dari kecil sudah menyukai Felicya tapi karena dia tidak mau merusak hubungan persahabatan mereka maka dia hanya bisa mencintai dalam diam. Seperti halnya Felicya yang mencintai Austin dalam diam.

Akan kah cerita cinta Nisa dan Austin semulus jalan tol atau penuh lika liku dan menguras air mata.

Cinta tak pernah salah dengan siapa akan berlabuh, tapi terkadang keadaan yang membuatnya rumit. Kalau Tuhan sudah berkehendak jodoh maut dan rezeki maka manusia tidak akan bisa menghalangi.

Merantau ke kota

Hari ini adalah hari kelulusan dimana Nisa bersekolah. "Nis selamat ya, akhirnya kita bisa lulus bersama-sama." kata Dhea sahabat Nisa dari kecil.

"Aku senang banget bisa lulus dengan nilai yang memuaskan, tidak sia-sia belajar selama ini." ujar Nisa girang.

Setelah itu Nisa memutuskan untuk pulang, tidak ada waktu baginya untuk ikut dengan teman-temannya merayakan kelulusannya dengan konvoi di jalanan. Karena ia mempunyai tanggung jawab pekerjaan rumah yang sudah menunggunya.

Sesampainya di rumah Nisa di sambut neneknya di depan pintu. "Nduk gimana, lulus ?" tanya nenek penasaran. ( nduk dalam bahasa jawa berarti panggilan untuk anak perempuan )

"Alhamdulillah Nek, Nisa lulus dengan nilai yang bagus." sahut nisa sambil memperlihatkan nilai ujiannya.

"Maafkan nenek ya Nduk, belum bisa membiayai kuliah kamu padahal kamu anak yang pintar." kata nenek sambil terisak.

"Nggak apa Nek, setelah ini Nisa akan mencari kerja, Nisa ingin membahagiakan Nenek dan Adi. Terima kasih ya nek, sudah merawat dan membiayai Nisa dan Adi selama ini." kata Nisa sembari memeluk neneknya.

Keesokan harinya

Seperti biasa Nisa sudah bangun pagi sekali untuk menjalankan rutinitas paginya di dapur, disela-sela ia memasak terdengar suara ketukan pintu dari luar.

tokk

tokk

tokk

"ya sebentar." sahut Nisa dari dapur.

"Assalamualaikum Nis." kata Dhea.

"Walaikumsalam dhea, ada apa pagi-pagi ke sini." Nisa mempersilahkan sahabatnya itu untuk masuk ke dalam rumahnya.

" Nis, tadi malam aku di telepon mbak Yayuk, katanya dia akan berhenti bekerja karena mau menikah. Kalau kamu mau, kamu disuruh menggantikannya kerja di cafe." kata Dhea.

Yayuk adalah sepupu Dhea yang bekerja di sebuah cafe di kota.

"Aku mau, mau banget Dhea." ujar Nisa antusias.

Nisa terlihat sangat senang, akhirnya keinginannya untuk membantu neneknya dalam hal keuangan dengan bekerja di kota akan terkabul.

Seminggu kemudian setelah pamit dengan nenek dan adiknya, Nisa berangkat ke kota diantar Dhea. Sekalian Dhea mau daftar kuliah juga di kota yang sama dengan tempat Nisa bekerja.

Setelah sampai di kota, Nisa dan Dhea langsung menuju tempat kostnya Yayuk yang berada tak jauh dari cafe tempat ia bekerja.

"Akhirnya kalian sampai juga, ayo masuk ke dalam." ajak yayuk.

Setelah berbasa basi dan cerita panjang lebar, Yayuk menyuruh Nisa dan Dhea untuk segera beristirahat.

Keesokan harinya Nisa diantar Yayuk ke cafe, sampai depan cafe Nisa sangat kagum dengan Cafe tempatnya bekerja nanti. Cafe itu tidak terlalu besar tapi bisa di bilang mewah akan furniturenya, terletak ditengah kota dan bersebelahan dengan perkantoran sehingga membuat cafe ini selalu ramai setiap harinya.

"Ayo Nis masuk jangan bengong saja, kita temui boss di dalam." ajak Yayuk ketika melihat Nisa masih terpaku dengan gedung di depannya itu.

"Iya ayo, aku sudah tidak sabar." Nisa nampak sangat antusias.

Sampai di dalam cafe, Yayuk langsung menuju tempat ruangan bossnya. Ia mengetuk pintu tersebut beberapa kali.

tokk

tokk

"Masuk." sahut boss di dalam ruangan tersebut, dia adalah Fajar Syah pemilik cafe De'Rose.

"Selamat pagi pak, saya mau mengantar orang yang mau menggantikan saya." kata Yayuk.

"Oh, silakan." sahut Fajar dengan ramah.

"Pak, ini Anisa yg akan menggantikan saya." ujar Yayuk memperkenalkan Anisa.

"Anisa Rahman pak, biasa dipanggil Nisa." kata Nisa sembari mengulurkan tangannya.

Fajar bukannya menyambut uluran tangan Nisa, ia malah terpaku melihat Nisa, karena bagi Fajar Nisa mirip sekali dengan almarhum istrinya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

"Maaf pak ?" ujar Nisa yang membuyarkan lamunan Fajar.

"Oh iya saya Fajar. Kamu sudah bisa bekerja mulai hari ini, kebetulan cafe sedang ramai." kata Fajar gugup seraya menyambut tangan Nisa.

Setelah itu, Nisa berpamitan keluar dan memulai pekerjaannya hari itu juga. Nisa sangat menikmati pekerjaannya hingga tak terasa hari berganti dengan hari hingga sudah hampir sebulan Nisa bekerja di cafe tersebut.

Sejak Nisa bekerja di cafe miliknya, Fajar seolah mempunyai semangat hidupnya lagi, karena beberapa tahun setelah kematian istrinya hidupnya terasa hampa.

Hari ini Nisa mendapatkan shift sore, jadi pukul sebelas malam ia baru pulang. "Nis, ayo pulang bareng saya." pinta Fajar ketika menghentikan mobilnya tepat di depan Nisa yang nampak sedang menunggu ojek langganannya.

"Maaf pak terima kasih, tapi saya sedang menunggu Ojek langganan." sahut Nisa beralasan.

"ya sudah hati hati di jalan ya." kata Fajar, kemudian ia berlalu melajukan mobilnya kembali.

Sudah beberapa kali Fajar menawarkan tumpangan ketika Nisa pulang malam, tapi ia selalu menolak karena tidak enak dengan teman-temannya di Cafe.

Sebenarnya malam ini Nisa tidak naik ojek, dia ingin berjalan kaki hitung-hitung berhemat karena belum gajian, lagipula jarak rumahnya dan cafe tidak terlalu jauh.

Ketika sedang menyusuri jalanan menuju kostnya, Nisa dikagetkan oleh sebuah mobil mewah yang melaju melewati genangan air akibat hujan tadi sore. Seketika ia terkena cipratan air yang lumayan membasahi hampir seluruh bajunya, dengan reflek ia melempar botol minum yang dia pegang ke mobil tersebut dengan kencang.

Mobil itu tiba-tiba mengerem mendadak, dengan dongkol Nisa langsung menghampiri dan memaki maki sang pemilik mobil tersebut.

"Hei buka pintunya." teriak Nisa sambil menggedor gedor mobil mewah tersebut.

Tak lama kemudian, nampak seorang pria tampan berkaca mata dengan setelan jas keluar dari mobil tersebut.

"Maaf nona, kenapa anda lancang sekali menggedor-gedor pintu mobil kami. Apa anda tahu berapa harga mobil ini, kalau ada kerusakan apa anda sanggup menggantinya ?" protes laki-laki tampan itu, dia adalah Wira pengawal sekaligus asisten pribadi Austin Gunawan.

"Anda lihat baju saya tuan, gara-gara anda tidak berhati hati mengemudi, baju saya jadi kotor begini." keluh Nisa dengan emosi, ia memperlihatkan bajunya yang basah kuyup.

Melihat pakaian Nisa yang nampak basah dan kotor, seketika laki-laki itu menurunkan amarahnya.

"Maafkan saya nona, saya akan mengganti kerugian anda." kata Wira sambil mengeluarkan dompetnya.

"Stop." Teriak Nisa.

"Saya tidak butuh uang anda tuan, saya cuma mau anda minta maaf karena kesalahan anda dan lain kali berhati-hatilah dalam mengemudi. Jangan mentang-mentang anda orang kaya bisa seenaknya sendiri." gerutu Nisa dengan kesal.

"Sekali lagi saya minta maaf nona, karena kurang hati hati dan terimalah ini." ujar Wira sambil memberikan beberapa lembar uang.

"Tidak terima kasih, lebih baik uang itu anda pakai untuk khursus mengemudi lagi." cibir Nisa, kemudian ia pergi meninggalkan Wira yang masih terpaku menatapnya.

"Gadis aneh." gumam Wira.

Tanpa sepengetahuan Nisa, ada seorang pria tampan sedang memperhatikannya dari dalam mobil mewah tersebut. Pria itu adalah Austin Gunawan, sepertinya kejadian barusan terlihat menarik perhatiannya karena nampak senyum kecil di bibirnya.

"Astaga berani sekali gadis bodoh itu, tidak tahu apa dia berhadapan dengan siapa. Kalau saja dia tahu bagaimana kejamnya Wira." ucap Austin dalam hati.

"Kamu payah sekali, masa seorang Wira yang biasa melenyapkan seseorang tanpa jejak sekalipun, bisa di maki-maki gadis bodoh seperti itu." seloroh Austin, ia sengaja mengejek asistennya itu yang sudah berada dibelakang kemudi.

"Maaf tuan, memang saya yang salah kurang berhati-hati saat mengemudi tadi, sehingga mengotori pakaian gadis itu." jawab Wira dengan hormat.

Pertemuan pertama

"Pagi pak." sapa Nisa pada Fajar ketika ia baru memasuki Cafe.

"Pagi juga Nisa, tumben ceria sekali kamu." sahut Fajar.

"ya donk pak, kan hari ini gajian." seloroh Nisa sembari melangkahkan kakinya menuju meja kasir.

Fajar tidak menjawabnya, ia cuma tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat karyawan cantiknya itu.

"Seandainya kamu mau menjadi istriku, kamu tidak perlu kerja dan menunggu gajian, apapun akan kuberikan padamu, tapi sayangnya kamu tidak menyukaiku Nis, karena kamu selalu menghindariku, mungkin aku terlalu tua buatmu." kata Fajar dalam hati.

Ditempat lain, nampak seorang pria tampan sedang mengeram kesal karena hasil meeting yang tidak sesuai harapannya. Rahangnya nampak mengeras dengan sorot mata tajam yang siap menghunus bagi siapa saja yang melihatnya.

"Percuma kalian saya gaji besar, tapi mengurus begini saja tidak becus." teriak Austin seraya melempar proposal itu keatas meja.

Beberapa Karyawan yang berada di depannya itu nampak menunduk, mungkin mereka juga sambil merapalkan doa supaya tidak di pecat oleh boss galaknya itu.

"Saya beri kesempatan tiga hari untuk memperbaiki proposal ini. Kalau sampai tidak sesuai dengan keinginan saya, gaji kalian saya potong tiga puluh persen bulan ini." perintah Austin, kemudian ia berlalu pergi meninggalkan tempat meeting tersebut.

Begitulah sifat seorang Austin Gunawan, dia tidak akan mentolerir sedikitpun kesalahan karyawannya. Meski jabatan dia baru wakil CEO tetapi sejak kepemimpinannya, perusahaan semakin maju. Untuk saat ini posisi CEO masih dijabat oleh ayahnya, tuan Michael Gunawan.

☆☆

Siang itu Austin dan ketiga sahabatnya Aldo, Tommy dan Felicya berencana akan makan siang di cafe dekat kantornya. De'Rose adalah Cafe favorit mereka untuk sekedar berkumpul bersama.

"Bro kamu lagi dimana, kita sudah sampai nih." nampak Aldo lagi mengirim pesan ke Austin.

"Hey, nanti malam kita nongkrong yuk tempat biasa." Ajak Aldo pada Tommy.

Tommy yang sedang sibuk dengan ponselnya, hanya menjawab sekenanya. "Boleh." ucapnya.

Biasanya setiap weekend Aldo, Austin dan Tommy selalu nongkrong disebuah bar "xxx" di kota tersebut. Kecuali Felicya, profesinya yang sebagai seorang model jarang sekali berkumpul karena kesibukannya.

Tidak lama kemudian Austin sampai di cafe tersebut, setelah memarkirkan mobilnya dia buru-buru masuk.

Ketika dia membuka pintu kaca cafe tersebut, tanpa sengaja matanya melihat seorang gadis berpakaian waiters yang wajahnya berasa tidak asing baginya sedang berdiri di belakang meja kasir.

"Siapa waiters itu, sepertinya aku pernah melihat sebelumnya, mirip gadis bodoh yang menendang mobilku malam itu." guman Austin.

"Hai bro, dari mana saja kita dari tadi nungguin kamu." tegur Tommy.

"ya nih sampai berkarat kita disini." seloroh Aldo.

"Sorry guys aku ada meeting, kalian pada sudah pesan makan ?" tanya Austin pada teman temannya.

"Baru pesan minum." jawab Felicya dengan senyum yang dibuat semanis mungkin.

Ketika Nisa sedang mengantar pesanan pelanggan yang duduk di meja sebelahnya Austin. Austin tampak melihat dengan ekor matanya, entah kenapa ia tiba-tiba terbesit untuk mengerjai wanita itu.

"Hey." Teriak Austin nyaring, mau tidak mau Nisa melihat ke arah meja Austin.

"Ada yang bisa saya bantu tuan ?" tanya Nisa dengan tersenyum ramah pada Austin.

"Saya mau pesan Rica-rica ayam." ujar Austin dengan santai.

Nisa sedikit mengernyitkan dahinya. "Maaf tuan, semua makanan disini western, silahkan tuan memesan yang ada di buku menu." pinta Nisa.

"Tapi saya cuma mau Rica-rica ayam !!" jawab Austin keukeh, ia menatap tajam ke arah Nisa.

"Tapi tuan...." Nisa belum melanjutkan perkataannya tapi Austin sudah menyelanya.

"Karena kamu sudah membantah, maka saya minta sekarang juga buatkan Rica-rica ayam, tapi kamu sendiri yang memasaknya. Awas saja kalau tidak enak, hari ini juga saya akan buat kamu angkat kaki dari sini. Mengerti !!" perintah Austin dengan menaikkan oktaf suaranya hingga membuat Nisa ketakutan.

"Ba-baik tuan, segera saya siapkan." jawab Nisa sambil senyum yang dipaksakan dan diam-diam ia mengepalkan tangannya dengan erat.

Austin yang melihat wajah Nisa yang tadinya seputih susu dan sekarang terlihat kemerahan karena menahan amarah, ia tampak bersorak dalam hati.

Entah kenapa, ia yang biasanya sangat cuek dengan wanita. Kini ia merasa menemukan mainan baru, apalagi ketika mengingat malam itu ketika gadis itu memaki-maki Wira ia jadi tertantang untuk mengerjainya.

Fajar yang melihat Nisa terburu-buru ke dapur segera menghampirinya. "Nis kamu kenapa ?" tanyanya.

"Customer yang duduk di ujung itu, meminta pesanan yang tidak ada di buku menu pak dan parahnya lagi harus saya yang memasaknya." kekuh Nisa dengan menahan kejengkelannya.

Fajar melihat ke arah meja yang ditunjukkan Nisa, setelah itu ia menjelaskan padanya kalau mereka adalah tamu VIP yang menjadi pelanggan di Cafenya.

Terkadang Austin dan teman temannya memang sering memesan makanan yang tidak ada di buku menu, tapi biasanya chef disana yang memasaknya bukan seorang waiters seperti Nisa.

Beberapa saat kemudian Nisa membawa seporsi Rica-rica ayam ke mejanya Austin, dari penampilannya saja sepertinya Rica-rica itu tampak menggoda.

"Silakan tuan pesanan anda." ujar Nisa sambil meletakkannya makanan tersebut tepat di meja Austin.

"Awas saja kalau tidak enak, kamu siap-siap angkat kaki dari sini." ancam Austin seraya menatap tajam ke arah Nisa.

Nisa menatap Austin dengan senyum manisnya, lalu ia menganggukkan kepalanya, kemudian ia berlalu pergi meninggalkan meja tersebut dengan perasaan dongkol.

Austin yang melihat senyuman Nisa entah kenapa jantungnya langsung berdetak dengan kencang.

"Shit kenapa dadaku jadi berdebar gini lihat senyuman gadis bodoh itu, awas saja kalau tidak enak aku kerjain habis-habisan nanti." gerutu Austin dalam hati.

"Astaga ini enak sekali, seperti masakan Mama." gumamnya lagi setelah ia mencicipi makanan tersebut.

"Bagi donk bro penasaran aku rasanya." pinta Aldo sambil mengarahkan sendoknya ke piring Austin.

"Sejak kapan kamu menginginkan makananku, ini nggak enak kamu bakalan muntah. Aku kasihan saja sama waiters itu makanya aku habisin." Buru-buru Austin menjauhkan piringnya dari Aldo.

"Sejak kapan sih Austin perduli sama orang lain apalagi cewek kampungan itu, ga level banget ." gerutu Felicya dalam hati.

Setelah menyelesaikan makan siangnya Austin dan teman temannya segera meninggalkan kafe tersebut, setelah itu Nisa buru-buru membersihkan mejanya sambil menggerutu.

"Dasar orang-orang kaya suka sekali mengancam. Semoga aku tidak berurusan lagi dengan mereka, tampan sih tampan tapi songong."

Sore harinya

"Nis pulang bareng saya ya, sekalian saya ada keperluan diluar kebetulan kita searah kan ?" kata Fajar, ia berjalan menghampiri Nisa.

"Baik pak." jawab Nisa, kali ini ia merasa tidak enak untuk menolaknya.

Sebenarnya itu cuma alasan Fajar saja karena ingin mengetahui dimana Nisa tinggal, selama ini Nisa selalu menolak setiap kali ia mau mengantarnya pulang.

Nisa pun punya alasan tersendiri kenapa dia selalu menolak Fajar, karena ia tidak enak dengan karyawan lainnya terutama karyawan perempuan yang suka mengagumi boss dudanya yang tampan itu.

Nisa juga merasa kalau perhatian bossnya itu bukan semata-mata antara boss kepada karyawannya, tapi lebih dari itu, tetapi Nisa hanya menganggap bossnya seperti kakaknya sendiri. Bahkan seperti ayahnya, karena umur mereka terpaut sangat jauh.

Begitulah cinta kadang tidak pernah mengenal usia, status dan jabatan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!