Saking gapteknya dan baru pertama kali nulis disini, bagian perkenalan diisi satu bab penuh. Mungkin gak sama dengan yang di deskripsi tapi kurang lebih begitulah isinya. Maaf atas ketidaknyamanan. Silakan membaca. Happy reading! 😊
Aiu N. Itulah namaku. Banyak orang yang tanya nama panjangnya siapa? Gue jawab gak tau. Dari kecil itu nama udah ada dan gak ada yang tau siapa nama panjang gue. Ibu kepala panti aja gak tau. Ibu Sarah hanya mengatakan kalau nama gue itu berasal dari kalung yang terpasang di leher gue.
Adzan subuh sudah berkumandang. Setelah ngulet dan menguap, mata gue akhirnya terbuka. Bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan wudhu. Setelah solat subuh gue turun ke bawah menuju toko kue. Terlihat adik-adik sudah bersiap untuk membuka toko.
"Kalian sudah solat subuh?" tanyaku.
"Sudah kak". jawab Vera, Novi, dan Ranti.
"Dimas sama Deni mana?" tanyaku lagi.
"Kayakny masih di masjid kak." jawab Vera.
Toko kue ini adalah toko yang gue buka sendiri dan dikelola oleh adik-adik panti yang sudah lulus SMA. Usaha toko kue ini sudah berjalan 5 tahun. Dengan adanya toko ini dapat membantu adik-adik yang berjuang untuk mandiri dan membiayai kuliah mereka. Gue sebagai pengawas aja di toko ini.
"Kak, mau lauk apa untuk bekal makan siang nanti?" tanya Novi.
"Gak usah Vi, nanti bakal ada makan siang gratis dari kantor karena ada penyambutan bos baru. Terima kasih ya. Sebagai gantinya tolong buatin bekal sarapan roti bakar keju aja ya. Kakak sarapan di kantor aja takut telat soalnya." jawabku panjang.
Setelah itu gue berjalan menaiki tangga menuju kamar. Setelah mandi dan berpakaian, gue berdandan ala kadarnya. Ya ala kadarnya. No foundation, no blush on, no mascara. Hanya pelembab wajah, bedak tipis-tipis dan lipgloss aja. Nyatanya tanpa make up pun gue udah cakep. Hahahahaiii... Narsisnya gue tapi itu kenyataan. Meski gue gak tau Emak sama bapak gue siapa, tapi gue bersyukur dikasih gen cantik sama mereka.
Mau pake alis lagi lah alis gue udah item tebel. Mau pake lipstik lah bibir gue udah merah dari lahir. Mau pake maskara, lah bulu mata gue udah lentik dari sononya. Hidung gue udah mancung, Kulit udah putih jadi ya ngapain ditambel make up menor lagi. Lagian gue gak demen dandanan menor udah kayak Ondel-ondel aja.
Gue buka gorden dan jendela kamar biar udara dan matahari masuk. Cerah euy! Semoga hari ini lancar. Selesai bersiap gue turun ke bawah. Ada Novi yang sudah selesai membuatkan bekal sarapan dan menyodorkan kotak makanan. "Terima kasih." kataku sambil tersenyum. "Assalamualaikum." lanjutku.
Dengan naik angkot, akhirnya sampai juga di kantor setelah perjalanan selama 5 menit. Seperti biasa bapak Satpam yang ramah menyapaku. "Selamat pagi, mbak!" katanya. "Selamat pagi!" jawabku sambil berlari menuju lift yang terbuka.
Selamat. Saat masuk lift terlihat orang-orang menatapku dengan pandangan aneh. Gue balas dengan senyum tipis aja. Lalu tombol angka 10 gue tekan. Sedetik kemudian terdengar bisik-bisik tetangga, "Oo...ini toh orang aneh itu." kata salah satu wanita. Aku hanya diam. Satu per satu orang-orang di lift sampai di lantai masing-masing, tinggal gue sendiri. Sampai di lantai 10 gue bergegas ke aula untuk memeriksa persiapan acara penyambutan bos baru. Setelah mengecek dan memastikan semua persiapan berjalan baik dan aman gue berjalan menuju ruangan bos. Membuka pintu ruangan dan ternyata si bos belum datang. Lega. Rupanya masih jam 07.15. Akhirnya gue ke ruangan sekretaris. Buka sepatu, buka pintu, nyalakan lampu, dan aaaahh...akhirnya duduk di singgasana kebanggaan gue. Nyalakan PC, buka email, dan memeriksa jadwal bos, itu adalah kerjaan utama gue.
Sebenernya gue deg-degan sama bos baru. Apa dia bisa nerima gue yang aneh begini ya? Kalo Pak Hadi jangan ditanya gimana sabarnya dia ngeliat kelakuan ajaib gue. Cuma bisa geleng-geleng kepala sambil senyum tapi gak pernah marah atau komplain sama semua hal aneh yang gue lakuin. Termasuk gue yang udah ngerombak ruangan sekretaris.
Sebelum ngerombak ruangan gue udah minta ijin sama Pak Hadi. Beliau ngijinin untuk ngerombak ruangan yang penting gue nyaman. Setelah gue rombak, Beliau cuma bisa bengong dan geleng-geleng kepala lihat ruangan yang udah dirombak. Gimana gak geleng-geleng, itu ruangan dirombak udah kayak kamar kos-kosan. Dindingnya dipasangi wallpaper gambar bunga sakura dan pemandangan musim semi di Jepang. Lantainya dibalut karpet rasfur lembut. Meja kerja diganti meja minum teh ala jepang. Kursinya gue ganti bantal kursi duduk ala jepang. Di meja gue pasang foto Abang Hyde ganteng yang gue letakkan di samping PC. Di belakang meja ada lemari buku kecil. Di dalamnya berisi komik-komik kesayangan gue dan juga perlengkapan solat dan kasur lipet alias futon yang disimpen di rak paling bawah. Melihat yang gue lakuin Pak Hadi cuma senyum terus bilang, "Ya udah kalo kamu nyamannya begini." Baik banget kan Pak Hadi. Nah kalo anaknya gak tau deh bakal gimana. Jangan-jangan gue bakal dipecat karena kelakuan aneh gue.
Lagi serius baca-baca email sambil dengerin lagu Ready steady go-nya Laruku tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Pak Hadi sudah berdiri di depan ruangan gue. "Suruh semua karyawan berkumpul di aula 5 menit lagi". perintah Pak Hadi. "Baik pak!" jawabku.
Gue pun menghubungi tiap divisi. Setelah selesai langsung menuju aula untuk acara penyambutan.
Tepat pukul 08.00 semua karyawan sudah berkumpul di aula. Tak lama kemudian Pak Hadi datang bersama dua orang pria tampan. Ya tampan alias ganteng. Sedetik gue sempat terpesona sama ketampanan pria itu. Sesaat kemudian gue tersadar. Ya Allah ganteng banget tu orang semoga cakep juga sifatnya, batinku.
"Assalamualaikum, perkenalkan ini anak saya yang akan memimpin perusahaan ini mulai sekarang." ucap Pak Hadi sambil merangkul pria berjas biru dongker. Kemudian Pak Hadi mempersilakan anaknya untuk memperkenalkan diri.
"Assalamualaikum, saya Andreas Putra Winata. Salam kenal dan mohon kerjasamanya." ucap Andre ramah penuh senyum.
Setelah acara perkenalan selesai, semua karyawan kembali ke ruangan masing-masing. Gue segera memanggil OB untuk membereskan aula. Saat para karyawan menuju ruangan masing-masing, terdengar para karyawan wanita berbicara tentang bos baru.
"Wuiiihhh...ganteng banget bos baru. Udah punya pacar belum ya?" kata salah satu karyawan wanita.
"Iya bener ganteng banget, bisa cuci mata tiap hari kalo gitu. Kalo gini kan jadi semangat kerja." karyawan lain menimpali.
"Pak Andre udah ganteng, badannya bagus, macho banget, kaya lagi. Bener-bener cowok idaman banget." kata karyawan satu lagi.
"Udah gitu senyumannya itu aduuuhh...manis banget." kata wanita lainnya.
Tiba-tiba salah satu karywan pria berkata, "Senyumannya emang manis banget tapi tu orang killer tau. Belom pernah kan kena semprot. Gue jamin lo pada unlike si bos."
Seketika gue yang denger kata-kata itu jadi merinding dan mendadak takut. Jujur gue takut dipecat. Kalo sampe dipecat gue gak bisa ngabulin keinginan adik-adik untuk ngubah toko kue jadi kafe. Itu adalah alasan utama gue kerja selain untuk cari pengalaman.
Tanpa sadar gue udah sampe di depan ruangan si bos. Haduuuh...gimana ini? gumam dalam hati. Tanpa sadar gue komat-kamit di depan pintu. Ya Allah tolong hambamu ini. Dengan segenap keberanian gue ketok juga itu pintu. "Masuk!" perintah Pak Hadi. "Aiu, sini nak!" lanjut Pak Hadi. Gue pun berjalan menghampiri Pak Hadi. Pas gue masuk, tampak Pak Hadi sedang berbincang dengan anaknya sambil berdiri. Tampak juga asisten bos baru sedang membereskan meja si bos.
"Kenalkan ini Aiu yang jadi sekretaris kamu." kata Pak Hadi.
"Aiu!" kataku sambil mengulurkan tangan. Kepalaku tetap menunduk. Malu. Itu yang gue rasakan saat itu.
"Andre!" jawabnya. "Unik!" lanjutnya. Seketika kepala gue mendongak menatap dia. Hanya senyum tipis tersungging. Jujur gue gak suka dengan kata unik. Kalo mau bilang gue aneh ya bilang aja. Toh sama aja ujung-ujungnya ke sana juga, gumam gue dalam hati.
Pak Hadi yang ngeliat gue begitu, langsung mengalihkan pembicaraan. "Papa pulang ya Dre." Pak Hadi tau betul kalo gue paling gak suka dengan kata itu. Dia paham betul gue kayak gimana. Selama kerja sama Pak Hadi gak pernah beliau ngomong begitu sama gue.
"Papa mau liburan sama mama. O ya, Iu selama saya liburan, kayaknya Arin bakal ngerepotin kamu, titip Arin, ya! Btw, kamu mau oleh-oleh apa?" tanya Pak Hadi.
"Apa aja pak saya pasti terima." jawabku.
"Kalo dibawain jodoh mau gak?" tanyanya sambil tersenyum. "Boleh pak kalo ada dan dia mau sama saya, gak bakal ditolak." jawabku sambil tertawa. Pak Hadi pun berlalu pergi sambil tertawa menimpaliku, "Oke kalo gitu, saya pergi dulu." pamit Pak Hadi.
Seketika ruangan menjadi terasa dingin. Karena penasaran, gue cek remot AC. Suhunya normal kok tapi kenapa jadi dingin gini ya. Merinding gue. Gue terkejut mendengar suara Pak Andre, "Ngapain kamu pegang-pegang remot AC?" dengan nada ketus.
Gue yang kaget pun jadi tergagap jawabnya, "Ga...gak apa-apa pak!" sambil meletakkan remot AC gue pun langsung kabur ke luar ruangan. Ya Allah belom apa-apa gue udah dijutekin. Ampuun dah.
Setelah Aiu keluar, Alex pun bicara. "Lo apa-apaan sih? Dia jadi kabur kan? Katanya lo mau bikin kesan yang baik di pertemuan pertama?" ucap Alex panjang lebar. Andre hanya diam. Dia pun menyesal bicara ketus begitu. Sesaat kemudian dia tersenyum. Jadi, namamu Aiu ya. Nama yang cantik.
Segini dulu ya... Mohon saran dan komennya ya... Terima kasih sudah membaca.
Setelah kepergian Aiu ke ruang kerjanya, Andre termenung di kursinya merutuki kebodohannya. Hanya karena candaan papanya dia jadi bicara ketus dan mengatakan kata terlarang.
Andre tak sadar saat mengucapkan kata "unik" tadi. Sebenarnya dia ingin mengatakan bahwa nama Aiu itu unik, bagus. Unik karena nama itu ditulis dengan huruf vokal semua, A, I, U. Bukan merujuk pada sifat. Tapi apa daya sudah terjadi. Sebenarnya papa Andre sudah memberitahu hal ini.
Flashback on
Sehari sebelumnya,
"Dre, kamu sampe jam berapa?" tanya Pak Hadi pada putranya. Pak Hadi berjalan menuju ranjang di kamar Andre. Andre terlihat masih menelungkupkan badannya sambil tangannya memeluk bantal. Karena mendengar suara, akhirnya dia terbangun dan melihat ke arah orang yang datang. "Oo... Papa toh, kirain siapa? Hmmm... jam 1 siang tadi pa." jawabnya.
Dilihat Pak Hadi jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. "Kamu udah solat dzuhur? tanyanya. "Jangan sampe kamu tinggalin solat ya!" lanjut Pak Hadi.
"Ya ampun papa kirain mau nanya apa? Aku udah solat dzuhur tadi pa, setelah turun dari pesawat." jawabnya. Pak Hadi tersenyum mendengarnya. Keluarga Pak Hadi memang bukan keluarga yang religius banget tapi untuk urusan ibadah terutama solat dia tidak segan untuk mengingatkan keluarganya. Bagaimanapun sibuknya gak boleh ninggalin solat.
"O ya ada hal penting yang mau papa omongin terkait sekretaris papa. Karena kamu gak keberatan dia yang jadi sekretarismu, jadi papa harus ngomongin hal penting ini." kata Pak Hadi. "Apa sih pa yang penting? Penting banget apa?" tanyanya antusias. "Yup, penting banget. Kamu harus ingat ya jangan pernah kamu ngucapin kata "unik" di depan dia. Itu kata terlarang." jelas Pak Hadi. "Emang kenapa?" tanya Andre lagi. "Nanti kamu akan tau jawabannya kalo kamu udah sering kerja bareng dia." jawab Pak Hadi sambil berlalu pergi dari kamarnya.
Flashback off
Andre mengedarkan pandangan ke sudut ruangan. Saat menatap sudut ruangan di sebelah kanan pintu, dia melihat sang sekretaris sedang makan. Ya ruangan Aiu memang terlihat jelas dari kursi kebesaran Andre karena berdinding kaca dan tidak ada kertas film yang menghalanginya. Terbit seringai di bibirnya, diapun mengangkat gagang telepon dan menekan nomor ekstensi sekretaris. "Ke ruangan saya sekarang dan bawa apa yang kamu makan sekarang!" Perintah Andre dengan suara tegas.
Di seberang sana, Aiu yang terkejut karena suara dering telepon pun segera menghentikan kegiatan mengunyahnya. Belum sempat menjawab halo, sudah terdengar suara perintah tegas dari seberang sana. "Baik pak!" jawab Aiu singkat. Dengan segera Aiu berjalan menuju ruangan bosnya sambil membawa kotak makan berisi roti bakar keju kesukaannya. ****** apalagi sekarang masalahnya. Ya Allah lindungi hambamu ini. Ucap Aiu dalam hati.
Sesampainya di hadapan Andre, "Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Aiu takut. "Apa yang kamu bawa itu?" tanyanya. "Ini roti bakar pak." jawab Aiu. "Kalo begitu roti itu untuk saya. Saya laper belum sarapan." jawab Andre santai sambil mengambil roti bakar yang ada di dalam kotak makan lalu memakannya tanpa berdosa. "Enak!" kata Andre sambil tersenyum. Aiu yang melihat itu melongo dan seketika mengumpat dalam hati. Ya ampun si bos rese banget ya sarapan gue diembat juga, ngeselin banget sih ni bos ya. Aiu kesal karena makanan kesukaannya raib begitu saja padahal dia baru makan satu gigitan saja. Di kenyataannya Aiu hanya tersenyum canggung menahan rasa kesalnya.
"Roti ini kamu yang buat?" tanya Andre. "Bukan pak, itu buatan adik saya. Karena takut terlambat saya minta adik untuk buatkan bekal." jawab Aiu jujur.
"Papa bilang kamu bisa masak ya?" tanyanya lagi.
"Bisa pak!" jawabnya.
"Kalau begitu mulai hari ini kamu harus masak makan siang dan membuatkan sarapan untuk saya setiap hari." perintah Andre.
Aiu yang mendengar hal itu jadi kaget. What the hell?!! gumamnya dalam hati. Apalagi sih ini? Kenapa anaknya Pak Hadi nyebelin banget sih. Duh kerjaan gue nambah lagi kan. Udah gaji tetep malah nambah kerjaan. Eeh...tapi tunggu, Ahaaaa... gue ada ide. Enak aja dia mau makan gratis, bayar lah. Senyum Aiu terbit seketika. Andre yang melihatnya jadi bertanya-tanya dalam hati. Kenapa ni cewek, tadi cemberut sekarang senyum. Emang aneh ni cewek. Untung gue suka.
"Boleh pak tapi bapak bayar ya!" jawab Aiu dengan pedenya. "Bayar?" tanya Andre heran. "Bukannya kamu udah digaji?" tanyanya lagi. "Bapak betul saya sudah digaji tapi sebagai sekretaris sedangkan bapak minta saya untuk masak juga. Itu sama saja bapak minta saya jadi tukang masak alias chef. Jadi, ya bayarannya beda lah pak. Biar gini-gini saya punya sertifikat chef." terang Aiu dengan pedenya.
Andre yang mendengar itu dibuat terkejut. Dia gak nyangka kalo sekretarisnya minta bayaran. "Matre!" sindir Andre. "Biarin!"jawab Aiu asal. Melihat ekspresi kesal yang ditunjukkan Aiu, Andre pun jadi gemas. Gemesin banget deh kamu kalo lagi kesel, ucap Andre dalam hati. "Baiklah! Tolong kamu tunjukkan sertifikat chef kamu ya biar saya percaya kalo kamu beneran chef!" pinta Andre. "Siap pak! Anda tidak akan kecewa!" jelas Aiu. "Saya permisi dulu pak!" pamit Aiu. "Hmmm...!" hanya itu jawab Andre.
Aiu keluar ruangan Andre dengan wajah sumringah. Pasalnya dengan sertifikat chef yang dimilikinya saat ini sudah pasti bayarannya akan mahal. Aiu sudah membayangkan berapa banyak uang yang akan masuk rekeningnya dengan begitu impiannya untuk buka kafe akan segera terlaksana.
Sedangkan di dalam ruangan, Andre sedang mesam-mesem membayangkan setiap hari dimasakkan oleh Aiu. Kayak suami istri aja. Tak lama Alex masuk ruangan. Alex heran melihat Andre yang senyum-senyum sendiri. Dilambaikan tangannya di depan wajah Andre sambil memangil-manggil namanya. "Dre...oi...Dre!" tapi yang dipanggil belum sadar juga. Akhirnya dia menepuk bahu Andre untuk menyadarkannya. "Ah, lo ngagetin gue aja. Ganggu gue ngayal aja dah." celoteh Andre kesal. "Nah elo dipanggil daritadi bengong aja, ngelamun jorok lo ya?" tanya Alex sambil tertawa. "Sembarangan aja lo! Mana berkas yang gue minta?" tanya Andre. "Nih!" jawab Alex sambil menyodorkan berkas yang diminta. Setelah membaca, Mata Andre terbelalak melihat yang tertulis dalam berkas. ****** gue, bakalan bolong dah ni kantong, tapi setelahnya dia tersenyum setelah membaca kalimat selanjutnya. Hmmm... ternyata itu kamu ya!??
Hayooo...kira-kira ada apa ya??? Masih penasaran, lanjut terus bacanya ya... Terima kasih sudah membaca karyaku 😊
Sesampainya di ruangan, Aiu duduk di kursinya. Dia mulai menyusun menu makan untuk bosnya. Pak Andre suka makan apa ya? pikirnya. Nanti kalo gue bikinin menu versi gue dia gak doyan lagi. Duuuh...jadi pusing gini dah. Akhirnya Aiu pun berinisiatif menanyakan makanan kesukaan bosnya. Dia berjalan kembali menuju ruangan bosnya. Tak lupa mengetuk pintu. Tok...tok...tok... "Masuk!" jawab Andre. "Ada apa kamu kesini? Perasaan saya gak panggil kamu." terang Andre. "Bapak memang gak panggil saya. Saya mau tanya makanan kesukaan bapak apa? Biar saya gampang masaknya." jawab Aiu. Andre pun terdiam, sedang berpikir makanan apa yang dia ingin makan. Semenit kemudian, " Saya pengen makan sayur asem, ikan bakar, tempe goreng, sambel terasi, sama lalapannya jengkol muda dan pete. Udah lama banget gak makan itu. Setiap hari kamu bikinin aja masakan rumahan menu Indonesia ya." jelas Andre. Aiu yang mendengar itu jadi melongo, gak percaya sama omongan bosnya. "Seriusan pak? Bapak mau makan jengkol sama pete?" tanya Aiu. Gadis itu masih gak percaya kalo bos ganteng di depannya yang kegantengan mukanya kayak boyband korea, demennya makan jengkol sama pete. Dia juga masih gak sangka kalo bosnya suka makanan rumahan yang dibilang murah meriah gak cocok sama predikat tajirnya. "Emangnya kenapa kalo saya suka jengkol sama pete? Heran? Saya kan orang Indonesia. Wajar kan kalo suka makanan Indonesia." balas Andre dengan senyuman. "Jangan lupa kamu beli buah pir sekilo sama aromaterapi wangi kopi atau teh ya!" perintah Andre lagi. "Baik pak dilaksanakan! Untuk jengkol sama petenya gak janji ya pak, soalnya saya belanja online. Kalo mau ke pasar udah siang juga jadi bakalan telat untuk masaknya nanti. Besok-besok kalo ada jengkol sama petenya saya hidangkan sama menu lain gak papa kan pak?" jelas Aiu takut-takut. "Hmmm..!" cuma itu jawaban Andre. Setelah itu Aiu pergi meninggalkan ruangan Andre.
"Gue baru tau lo doyan jengkol sama pete?" tanya Alex. "Dari dulu kali gue doyan jengkol sama pete." terang Andre. "Selama ini kan kita kuliah, kerja, nyambanginnya tempat-tempat kuliner yang kekinian aja. Belom lagi kalo meeting ketemu klien atau kita yang jamu klien, gak mungkin kan kita nyuguhin atau makan jengkol sama pete di depan mereka. Gue kangen banget sama masakan Indonesia, terutama sayur asem. Dulu waktu alm. nenek gue masih hidup, gue sering banget tuh dibikinin sayur asem dan temen-temennya termasuk jengkol sama pete." cerita Andre panjang lebar.
Sampai di ruangan, Aiu langsung memesan sayuran online melalui aplikasi. Kebetulan tokonya gak jauh dari kantor. Jadi gak perlu waktu lama untuk belanja. Setengah jam kemudian, pesanan sampai diantar oleh pak satpam. Tok...tok...tok... "Assalamualaikum!" Pak Satpam memberi salam. "Waalaikumsalam!" jawab Aiu. "Ini mbak pesanan sayurnya." kata pak satpam sambil menyerahkan box berisi sayuran. "Terima kasih pak!" jawab Aiu sambil menerima box sayuran. "Saya permisi dulu mbak!" Pak satpam pamit. Aiu hanya mengangguk saja sambil tersenyum.
Aiu menuju dapur khusus di ruangan itu melalui pintu yang ada di belakang meja kerjanya. Ruangan Aiu terhubung juga dengan dapur khusus itu. Dia membuka box dan mendapati jengkol dan pete tidak ada di dalamnya. "Duh jadi PR kan gara-gara si jengkol sama si pete gak hadir." celoteh Aiu. Kemudian dia mulai memakai celemek, mencuci ikan dan sayuran, dan memotongnya. Setelah itu menyiapkan bumbu sayur asem dan ikan bakar. Satu jam berjibaku di dapur, akhirnya selesai juga acara masak hari ini. Dilihatnya jam sudah menunjukkan hampir jam 12 siang. Sebentar lagi waktu makan siang. Makanan langsung dihidangkan di meja makan. Piring dan gelas disusun di meja. Alhamdulillah, akhirnya selesai juga. Aiu bersyukur dalam hati.
Di ruangan lain, sedari tadi Andre sibuk berdiri di depan pintu penghubung antara ruangan presdir dengan ruangan khususnya. Dia penasaran dengan apa yang sedang dikerjakan Aiu, pasalnya aroma masakan Aiu sudah tercium dari setengah jam yang lalu. Aroma itu membuat Andre tidak konsentrasi bekerja. Dia pun berjalan mengikuti aroma itu. Alhasil disinilah ia saat ini sedang mengintip Aiu. Alex yang melihat tingkahnya hanya bisa menahan tawa. Tak lama kemudian, Andre berlari ke singgasananya karena melihat Aiu berjalan ke arahnya. Dia berpura-pura fokus kerja. Aiu pun datang ke hadapannya. "Pak, makanan sudah siap. Silakan makan dulu! Mari saya antar ke meja makan!" Aiu berdiri di samping meja sambil tangannya digerakkan ke samping kanan tanda mempersilakan. Andre pun berdiri kemudian berjalan mengikuti arahan Aiu.
Sesampainya di meja makan Andre terkejut melihat semua hidangan yang tersaji. Dia tidak menyangka gadis itu bisa memasak. Dia duduk di kursinya. Aiu pun mulai menyajikan makanan di piring Andre. Nasi beserta lauk pauknya sudah tersaji di piring Andre. "Maaf pak jengkol sama petenya gak ada, lalapannya saya ganti daun kemangi sama poh-pohan aja, gak papa kan pak?" tanya Aiu. "Iya gak papa!" jawab Andre. Pertanyaan Aiu tadi itu membangunkan Andre dari khayalannya. Pasalnya saat Aiu mengambilkan makanan ke piring, dia lagi ngayal kalo si Aiu jadi bininya.
"Lex duduk sini makan bareng. Kamu juga makan sekalian disini temenin saya." ucap Andre sambil matanya menatap ke arah Aiu dan menyuruhnya duduk di sampingnya. Mereka makan dalam diam. Andre sangat bersemangat saat mencicipi sayur asem buatan Aiu. Enak!
Segini dulu ya...anak author merengek... Terima kasih sudah membaca
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!