Jadi Istri Antagonis?
Prolog
Victor De Albuquque
"Lizzi, bagaimana keadaanmu? Apa kau baik-baik saja?"
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Siapa?" (Sembari memegang kepalanya)
Miranda De Albuquque
(Dengan raut wajah yang sedih)
"Sayang? Ada apa denganmu? Ini ibu dan ayah. Kau tidak mengenal kami?"
*Eli kebingungan karna kedua orang dihadapannya yang mengaku sebagai orang tuanya*
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Apa maksud mereka? Jelas-jelas, aku tidak memiliki orang tua. Tapi mengapa pakaian dan warna rambut mereka terlihat seperti di zaman kerajaan, ya?* Pikir Eli
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Maaf, Tuan dan Nyonya. Tetapi aku tidak mengenal kalian"
Victor De Albuquque
(Menatap sang anak dengan tatapan khawatir)
"Pedro!! Panggilkan tabib!!"
Pedro Khan (Tangan Kanan Marquez)
"Baik, Tuan!"
Tabib Wanita Keluarga De Albuquque
(Melakukan pemeriksaan)
"Ijin, Yang Mulia!! Putri mengalami hilang ingatan."
Mendengar itu, Duke Victor dan sang istri Duchess Miranda terdiam. Bahkan Duchess Miranda sampai jatuh terduduk di lantai kamar yang dingin dan terisak
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Apa maksudnya sih? Apanya yang hilang ingatan? Aku bahkan tidak mengenal mereka. Huhh* Pikir Eli
Miranda De Albuquque
"Ba-bagaimana bisa, hikss. Oh anakku tersayang."
Victor De Albuquque
"Anakku, kamu harus beristirahat agar cepat pulih. Ayah dan ibu akan keluar terlebih dahulu." (Dengan raut sedih, dan membantu sang istri berdiri)
Setelah keluar dari kamar sang anak, Duke Victor langsung menyuruh pelayan setia sang istri untuk mengantar sang istri ke kamar mereka. Sementara, itu Duke memanggil seseorang.
Victor De Albuquque
"Pharita!!"
Pharita Van Devough
"Saya menghadap, Yang Mulia."
(Dengan gerakan hormat)
Victor De Albuquque
"Mulai hari ini kau kutugaskan untuk menjaga Putriku. Aku tidak ingin kejadian yang sama terulang kembali sehingga membuatnya terluka."
Pharita Van Devough
"Laksanakan, Yang Mulia."
(Memberi hormat dan langsung menghilang)
Sementara itu, di kamar Elizabeth. Eli yang sudah melihat wajahnya terkejut karena wajahnya sangat cantik.
Eli pun bertanya pada seorang pelayan pribadinya namanya dan bagaimana kehidupan sehari-harinya
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Eh, apa aku bisa bertanya?"
Alina Ain
"Silahkan, nona. Anda bisa menanyakan apapun pada saya."
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Kau siapa? Siapa nama panjangku? Siapa nama kedua orang yang mengaku sebagai orang tua ku?"
Alina Ain
"Menjawab, Nona.
Saya Alina Ain, pelayan pribadi Nona.
Nama panjang nona Elizabeth Querra Azaria De Albuquque. Tuan Duke bernama Victor De Albuquque dan Nyonya Duchess bernama Miranda De Albuquque."
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
'Apa-apaan? Bukankah itu nama yang ada dalam novel yang ku baca tadi malam? Jangan bilang, aku bertransmigrasi!!' Pikirnya
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Jadi aku adalah seorang Putri Duke terkuat ya?"
Alina Ain
(Terkejut)
"Apa Nona sudah mengingatnya?"
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Eli terdiam. Bingung dengan apa yang terjadi.
Jika benar dirinya bertransmigrasi, maka ini adalah kesempatan yang bagus kan?* Pikirnya bahagia
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Aku belum mengingatnya. Aku harap kau bisa membantuku untuk mengingat semuanya."
Alina Ain
(Tersenyum bahagia)
"Baik, Nona. Saya akan membantu dengan sepenuh hati."
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
(Mengangguk)
"Ya. Mohon bantuannya, ya Alina."
Tunanganku??
Alina Ain
"Nona, selamat pagi! Waktunya anda untuk bangun."
Elizabeth menutup wajahnya menggunakan selimut dan memunggungi pelayan pribadinya.
Alina Ain
"Ya, ampun. Nona, tolong bangun ini sudah tengah hari. Tidak bagus untuk seorang gadis masih tidur pada tengah hari."
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Aku masih mengantuk, Alina."
Alina Ain
"Nona, Duke dan Duchess sudah menunggu di meja makan. Tidakkah nona mera-"
Sebelum pelayan pribadinya menyelesaikan ucapannya, Lizzi segera duduk di atas tempat tidurnya dan langsung memasuki kamar mandinya.
Bahkan ketika pelayan pribadinya mau membantunya mandi, langsung ditolak olehnya.
Alina Ain
"Nona biar saya bantu untuk merias wajah Anda."
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Terima kasih, Alina."
Miranda De Albuquque
"Sayang, bagaimana keadaanmu?"
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
(Menghentikan makannya sebentar untuk menatap sang ibu)
"Aku merasa sudah lebih baik, Bu."
Miranda De Albuquque
"Syukurlah."
Obrolan ibu dan anak harus dihentikan karena salah seorang pengawal masuk dan membisikkan sesuatu pada Duke.
Victor De Albuquque
(Mengangguk)
"Ya."
Pengawal 1
"Yang Mulia Grand Duke, Zigaz Dionysus Del' Nobrega, memasuki ruangan."
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Zigaz Dionysus Del' Nobrega? Tunggu sebentar. Jangan bilang-*
Miranda De Albuquque
"Yang Mulia. Salam pada Cahaya Kerajaan"
Victor De Albuquque
"Salam pada Cahaya Kerajaan"
Melihat kedua orang tuanya memberi salam, Lizzi segera berdiri dan ikut memberi salam.
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Paman, Bibi. Tidak perlu bersikap formal."
Miranda De Albuquque
"Yang Mulia, mari duduk. Anda datang di waktu yang tepat. Kebetulan, kami baru memulai sarapan pagi ini"
(Memanggil pelayan untuk menyiapkan makanan untuk Grand Duke)
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Terima kasih, Paman dan Bibi."
Victor De Albuquque
"Sudah kukatakan untuk memanggil kami Ayah dan ibu, kan, Yang Mulia?"
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
(Tersenyum sangat tipis, sehingga tidak terlihat tersenyum)
"Baik Ayah."
Zigaz beralih menatap Lizzi yang sejak tadi tampak menikmati makanannya.
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Bagaimana keadaanmu?"
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
(Menunjuk dirinya sendiri)
"Kau bertanya padaku, ya?"
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Ya."
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Seperti yang Anda lihat, Yang Mulia. Saya tampak baik-baik saja."
(Sambil tersenyum masam, karena ucapan Grand Duke membuatnya terkejut)
Miranda De Albuquque
"Lizzi, Sayang. Tolong bicara yang sopan pada tunanganmu, ya?"
Mendengar ucapan sang ibu membuat Lizzi sukses tersedak daging panggangnya sendiri
Alina Ain
"Nona, ini airnya"
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Te-terima kasih, Alina."
Miranda De Albuquque
"Sayang, kau baik-baik saja?"
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Apa maksudnya dengan tunanganku ibu?"
Lizzi bertanya sambil menatap zambrud dihadapannya.
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Tidak mungkin kan? Antagonis di hadapanku ini adalah tunanganku??*
Dia Antagonis
Dan inilah mereka berdua. Duduk di rumah kaca yang ditumbuhi banyak tanaman.
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Jadi, kau benar-benar hilang ingatan, ya?"
Lizzi membelalakan matanya terkejut. Menahan kesal, lalu menatap tajam zamrud di hadapannya.
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Apa maksudnya? Dia pikir aku pura-pura, ya? Kurang ajar sekali, antagonis ini.*
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
(Tersenyum paksa)
"Benar, Yang Mulia."
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Menarik" (Menyeringai)
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Apa-apaan, tatapannya itu? Menyebalkan!!*
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Jadi, Yang Mulia. Bisakah Anda menjelaskan pada saya tentang pertunangan ini?"
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Urius"
Urius (Tangan kanan Grand Duke)
"Yang Mulia"
Tangan kanan dari Grand Duke memperlihatkan sebuah surat perjanjian pada Lizzi
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Apa maksudnya ini, Yang Mulia??"
Grand Duke mengangkat jari telunjuknya.
Urius (Tangan kanan Grand Duke)
"Surat perjanjian yang diberikan oleh Anda, sendiri, Nona."
Lizzi segera membuka surat perjanjian yang berisikan 2 lembar kertas
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Apa-apaan? Mengapa si Elizabeth ini bodoh sekali? Mengapa dia memberikan surat perjanjian tanah?*
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Ya ampun. Ini adalah tanah di wilayah selatan yang berisikan harta karun dalam novel.*
Urius (Tangan kanan Grand Duke)
"Dua hari yang lalu, sebelum terjadi kecelakaan yang menimpa Anda, memberikan surat perjanjian akses tanah pada Grand Duke. Tetapi, karena ada kesibukan yang tidak bisa dihindari oleh Grand Duke, Anda kemudian bersedia untuk menandatangani surat perjanjian akses tanah setelah urusan Grand Duke selesai."
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
(Menggaruk belakang kepalanya perlahan)
"Begini, Yang Mulia. Saya pikir, waktu itu kepala saya mungkin saja sedang terbentur, sehingga memberikan surat perjanjian akses tanah ini dengan cuma-cuma."
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Maksudmu?"
Lizzi terdiam saat mendengar suara Grand Duke yang tiba-tiba terdengar dingin dan juga tajam.
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Ma-maksud saya, se-sepertinya saya harus mempertimbangkan kembali tentang pem-"
Bunyi pukulan meja, membuat Lizzi terkejut. Menatap takut pada zambrud di hadapannya, Lizzi segera mengambil pena dan menandatangani surat perjanjian akses tersebut
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Sialan!!! Mengapa dia sangat menakutkan sih? Tanganku sampai gemetar dibuatnya*
Urius (Tangan kanan Grand Duke)
"Terima kasih atas kerja samanya, Nona." (Berlalu pergi meninggalkan keduanya)
Keadaan kembali hening. Lizzi yang meremat kuat gaun biru ya, dan Zigaz sendiri yang terus menatap Lizzi.
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Bajingan ini. Untuk apa dia menatapku terus?*
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Maaf"
Lizzi mengangkat wajahnya dengan bingung.
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Barusan dia berkata maaf, kan? Apa aku tidak salah dengar?*
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Anda baik-baik saja?"
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Kau tampak berbeda"
DEG. Seketika jantung Lizzi berdentum panik mendengar ucapan Zigaz
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"A-apa maksud Anda, Yang Mulia??"
Sang Grand Duke menyeringai. Lizzi terpaku saat menatap zamrud di hadapannya.
Perlahan Grand Duke berdiri dan menghampiri Lizzi yang duduk di kursi sofa sebrang. Ya mereka duduk hanya dibatasi oleh meja.
Grand Duke memenjarakan Lizzi diantara kedua tangannya. Dan menatap tepat pada bola mata sebiru lautan milk Lizzi
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"A-apa yang Anda la-lakukan Yang Mulia?" (Dengan suara bergetar)
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Kau sangat menarik."
Grand Duke menjilat bibir bagian bawahnya sendiri sambil menatap Lizzi, dan memainkan lidahnya sendiri di dalam mulut, yang membuat Lizzi ketakutan.
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Apa-apaan Antagonis ini? Mengapa menatapku seperti itu, sih?*
Dengan gemetar, Lizzi berusaha mendorong dada Grand Duke agar menjauh darinya.
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Ya-Yang Mulia!! Tidakkah Anda merasa ini terlalu dekat? Tolong mundurlah sedikit."
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Mengapa?"
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Sa-saya sulit untuk bergerak, Ya-Yang Mulia."
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Bukan."
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Ya?"
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Mengapa kau berbeda? Kau terlihat sangat menarik"
Lizzi melotot. Langsung mengangkat wajahnya menatap tepat pada zambrud di hadapannya.
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Jangan bilang dia tahu, kalau aku bukan Lizzi?*
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
"Apa maksud Anda, Yang Mulia?"
Grand Duke menyentuh dagu Lizzi menggunakan telunjuknya dan mengelus ujung bibir Lizzi pelan.
Dada Lizzi rasanya ingin meledak saat diperlakukan seperti itu.
Grand Duke kemudian berdiri tegak dan menunduk untuk menatap Lizzi.
Zigaz Dionysus Del' Nobrega
"Sampai bertemu lagi, Tunanganku!"
Setelah kepergian Grand Duke, Lizzi langsung duduk dengan tegak dan menyentuh dadanya.
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Aishh, sial. Mengapa Antagonis sangat tampan? Apa aura dominannya memang sekuat itu? Tidak. Ini bukan waktunya untuk itu. Yang terpenting sekarang adalah aku harus segera menjauhinya. Aku harus membuat pertunangan ini dihentikan.*
Elizabeth Querra Azaria De Albuquque
*Tapi, bagaimana caraku menghentikan pertunangan ini? Aissh, sial. Antagonis kurang ajar.*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!