Sherly.
Itu panggilan namanya.
Wanita yang bernama lengkap Sherly Adira indah.Seperti namanya yang terdengar begitu indah,parasnya pun tidak kalah indah.
Memiliki seorang ayah yang tidak pernah melihat ke arahnya,dan menganggap nya seolah tidak ada.Itu sebuah kenyataan yang harus di terima nya.Wanita penurut dan baik itu merupakan anak yang pekerja keras,dan mandiri.
Prinsipnya,jika bisa menghasilkan uang kenapa harus meminta.
Dia tinggal bersama ayah,ibu,juga kakak nya.Ibunya bernama Dewi,ayahnya bernama Roy Pranata,dan kakaknya bernama Mira Pranata.Sedangkan Sherly,ia tidak memiliki marga keluarga Pranata.
Selalu di nomor dua kan oleh ayahnya,itu sudah menjadi keseharian Sherly.
Marah?.
Tidak!.Ia tidak bisa marah akan hal itu,seakan jika hal itu memang sudah menjadi takdirnya.
Kecewa?.
Sedih?.Tentu ada,tidak bisa di elak jika dia manusia yang haus akan kasih sayang,terutama kasih sayang seorang ayah.Bahkan saking kecewanya dia,ia sering berfikir mengapa ia harus di lahirkan!.
Tapi bukankah hidup adalah perjuangan?.
Semakin sulit mendapatkan kebahagiaan,maka akan semakin di hargai pula kebahagiaan itu.
Yang membuat Sherly merasa lebih sedih,bukan karena di abaikan oleh ayahnya,melainkan ia di benci oleh kakaknya sendiri.
Mira selalu merasa jika kasih sayang sang ayah hanya miliknya,dan akan selalu menjadi miliknya!.Ia selalu merasa iri karena Sherly bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah.Seperti hal nya dalam percintaan,cinta pertama nya lebih menyukai Sherly di bandingkan dirinya.Dalam persahabatan,dia juga selalu merasa gagal.Semua teman yang mendekatinya tidak setulus saat berteman dengan adiknya.
Alexander putra
Seorang laki-laki yang memiliki postur wajah yang sangat tampan,dengan proposal yang nyaris sempurna.Membuat wanita seakan tergila-gila dan akan menjerit tertahan saat melihatnya.
Laki-laki tampan itu dulu adalah seorang yang baik,
tetapi karena masa lalunya,ia menjadi terlihat sangat kejam dan tak tersentuh.
Alex memiliki perusahaan milik ayahnya,dibawah kekuasaannya,perusahaan itu berkembang pesat.Dengan ke-pesatan dan kemajuan yang luar biasa.
Hukum alam seakan sering menegaskan jika yang kuat bisa memangsa yang lemah.
Dan di negaranya itu Alex sangat dihormati dan disegani oleh banyak orang-orang hebat.
Orang-orang berfikir,jika menyinggung Alex sedikit saja,jangan harap bisa melihat hari esok.Seakan Alex itu adalah pemangsa dan yang menyinggung nya adalah mangsa.Hal itu membuat Alex tidak pernah di singgung oleh siapapun.
...*****...
Saat itu.
Di sebuah restoran.
Terlihat sepasang laki-laki dan perempuan yang sedang mengobrol.Pembicaraan yang terlihat intens dengan suasana mencekam membuat orang tahu jika perbincangan mereka sedang dalam suasana yang tidak baik.
“Sherly”.Ekspresi laki-laki terlihat terluka dan tidak terima,raut sedih pun tidak bisa di sembunyikan.
“Kenapa kamu tega menikah dengan orang lain?”Pertanyaan yang memang sudah seharusnya di tanyakan oleh lelaki yang notabenenya adalah kekasih Sherly.
Lelaki itu tidak terima,ia merasa marah.Tapi tidak berani berbuat kasar,wanita ini terlalu berharga untuknya.
Melihat wanita yang ada di hadapannya hanya diam,ia kembali buka suara“Apa karena orang itu lebih kaya dari aku,maka nya kamu lebih memilih dia di banding aku”Pertanyaan yang seakan sering di ucapkan laki-laki saat mendapatkan wanitanya menikah dengan orang lain.
“Andra Lupakan!”Dua kata yang singkat,tapi terdengar menusuk di telinga Andra.
Lupakan?.
Semudah itu?.
Bukankah kata-kata itu seakan meminta Andra untuk melupakan momen kebersamaan mereka.Itu mana bisa Andra lakukan!.
Kenapa Sherly seperti ini,setahunya Sherly bukan orang seperti itu.
“Kalau iya memang kenapa?”.Seakan tahu apa yang di pikirkan Andra,Sherly berkata dengan nada tidak berperasaan.
“Aku tidak sebaik yang kamu kenal Andra”lanjutnya yang dihadiahkan tatapan tak percaya Andra.
Meski sakit mengatakan hal yang tidak ingin di ucapkan nya itu,tapi Sherly berusaha terlihat tegar dan angkuh.Ia seperti ingin memperlihatkan bahwa dirinya buruk.
Sedangkan lelaki itu tetap diam,dengan hati dan otak yang menolak untuk percaya kata-kata angkuh Safira.
“Kalau gitu aku permisi masih banyak urusan”tanpa ingin lebih lama Sherly bangkit.
Sherly merasa tidak kuat untuk tetap berada di sana,rasanya hati nya seakan terus di lubangi oleh benda tajam tak terlihat.Membuatnya ingin menangis karena rasa sakit itu.
“Sherly aku belum menyerah.Meskipun kamu sudah pernah menikah,aku tidak peduli akan hal itu”teriak Andra yakin.
Sherly yang mendengar itu,ia semakin mempercepat langkahnya,lelehan air mata itu terasa bagai lava yang ingin meletup-letup keluar dari matanya.Merasa bersalah karena sesuatu hal yang bukan kesalahan
nya,membuat tangisan itu semakin deras mengalir.
*****
Note: Buat para pembaca author mau ucapkan terima kasih karena sudah mampir dan membaca.
Semoga kalian suka ya cerita ini.
Untuk pembaca baru,bab ini sudah author revisi ya,biar kalian nyaman juga membacanya.
Semoga kalian suka😉
Jangan lupa tekan tombol like setiap kalian selesai membaca🥰
Love you all😘😘
DI PAGI HARI YANG CERAH
Matahari mulai menampakkan sinarnya,seorang gadis yang tengah tertidur dengan pulas itu,ia pun mulai membuka matanya dengan perlahan.
Sherly bangkit dari tidurnya,ia duduk sejenak, sambil meregangkan ototnya,agar lebih rileks.
“Huhhh sudah pagi ternyata,mataharinya juga udah mulai terik”ucap Sherly sambil menatap kearah tirai jendela yang telah di buka.
“Duh lebih baik aku langsung mandi,lalu setelah itu sarapan,nggak enakkan kalau harus buat yang lain menunggu lama”ucap Sherly pada dirinya sendiri.
Setelah itu Sherly pun bangkit dari duduknya,
dan berjalan menuju kamar mandi,setelah berapa menit,sherly pun selesai dengan ritual mandinya,dan ia pun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya itu.
“Hari ini aku baju pakai apa ya?,oh iya, mendingan aku pakai gaun yang waktu itu di berikan oleh ibu aja,walaupun warnanya nggak terlalu aku suka,tapi itu kan hadiah dari ibu”ucap Sherly sambil berjalan menuju lemari pakaian miliknya,yang bercat coklat,dan merupakan warna kesukaannya itu.
Sherly pun langsung menggunakan gaun merah muda,berlengan panjang, yang tingginya selutut,dengan rambut lurus sedikit bergelombang di bagian bawah,yang ia biarkan tergerai,tak lupa bedak bayi yang ia pakai,dan sedikit lip gloss, menambah kesan imut pada wajah cantiknya.
“Tapi kok di kaca aku terlihat lebih feminim ya,oh sekarang aku tahu kenapa ibu membelikan gaun yang tidak terlalu aku sukai,mungkin ibu ingin agar aku bisa bersikap lebih feminim seperti kak Mira”ucap Sherly sambil menatap kearah kaca yang ada di hadapannya.
Saat sudah selesai,Sherly pun berjalan keluar dari kamarnya,ia berjalan menuju ruang makan, setelah cukup lama berjalan,sampailah dirinya di ruang makan,ruang makan tempat di mana ia berada saat ini,di desain dengan interior yang klasik,dan modern,dengan cat yang berwarna putih,yang lebih mendominasi.
Sherly pun tiba-tiba terdiam sambil menatap sekeliling.
‘Rasanya meskipun aku tinggal di tempat yang indah dan nyaman ini,aku selalu merasa jika aku tak bahagia dengan semua ini’pikir Sherly terlihat sedih,ia seakan sadar jika kehadirannya tak diharapkan di tempat ini.
‘Sudahlah Sherly,bagaimana pun ini juga rumah kamu,jika kamu ingin pergi dan mencari kebahagiaan yang kamu inginkan, memangnya kamu bisa pergi kemana’pikir Sherly lagi sambil menarik nafas panjang agar lebih rileks.
Lalu Sherly pun langsung menatap kearah ibunya yang sedang memasak,dengan di temani kedua asisten yang bekerja di rumahnya,tanpa menunggu lama,ia pun langsung melangkah untuk mendekati ke tempat ibunya berada.
“Selamat pagi nona”sapa seorang pelayan saat melewati Sherly.
“Selamat pagi juga Bi”jawab Sherly sambil tersenyum.
Dan tanpa menunggu lama,Sherly pun kembali mendekat kearah ibunya itu.
"ibu" panggil sherly kepada ibunya.
Dewi yang mendengar anaknya memanggil dirinya itu,ia pun menoleh.
"Ada apa nak?,kok kamu ke sini?,kamu nggak langsung duduk di kursi makan aja,sebentar lagi juga makanannya siap" ucap dewi menjelaskan.
Sherly yang mendengar ucapan ibunya itu,ia pun menggelengkan kepalanya,lalu ia pun angkat suara.
“Awalnya Sherly ingin bantuin ibu di dapur, tapi ya karena ibu udah bilang begitu,jadi Sherly nggak jadi bantuin ibu deh”jawab Sherly menjelaskan sambil tersenyum.
“Kamu ini ada-ada aja,sudah sana duduk di kursi,nanti ibu nyusul”ucap Dewi mengusir halus anaknya.
Bukannya pergi,Sherly malah diam,sambil memandang ibunya dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Kenapa kamu malah diam saja nak?”tanya Dewi.
“Ibu”panggil Sherly lembut.
“Kenapa?”tanya Dewi penasaran.
“Enggak jadi deh”ucap Sherly kemudian.
“Dihh aneh”ucap Dewi dengan nada sedikit gemas akan kelakuan Sherly.
“Ya udah sana kamu ke kursi makan”lanjut Dewi.
“Tapi Sherly mau ngomong sama ibu”ucap Sherly lagi.
“Iya ngomong apa?,cepetan jangan buat ibu penasaran dong”ucap Dewi dengan nada gemas karena merasa sedikit kesal dengan tingkah Sherly.
“Ibu tahu nggak?,ibu itu seperti malaikat tak bersayap bagi Sherly”ucap Sherly sambil menatap kearah ibunya.
“Iya ibu tahu,kamu kan sudah mengatakan ini sering sekali”jawab Dewi,walaupun Sherly sering mengatakan itu,tapi tetap saja ia masih tetap merasa terharu akan ucapan anaknya itu.
Saat Dewi mengatakan itu,Sherly tiba-tiba terdiam.
‘Walau pun ayah selalu bersikap dingin terhadap ibu,tetapi kenapa ibu bisa sesabar ini tanpa mengeluh,kenapa bu...?, padahal ibu selama ini selalu berusaha untuk membuat ayah mencintai ibu, meski tidak pernah ayah hargai’pikir Sherly.
Sherly ingin sekali mengungkapkan isi pertanyaan itu,tapi ia tidak memiliki keberanian untuk bertanya.
‘Tetapi menurut pendapat Sherly,ayah bukan tidak bisa untuk membuka hatinya,melainkan karena memang ayah itu seolah tak berniat untuk membuka hatinya untuk ibu’pikir Sherly.
Sekali lagi pertanyaan yang ada di benaknya itu,hanya bisa ia tahan.
“Sherly”panggil Dewi berusaha menyadarkan lamunan anaknya itu.
Tapi sayangnya Sherly terlihat masih melamun.
‘Ibu Sherly berharap agar suatu saat nanti ayah dapat menghargai dan menyayangi ibu,walau sedikit saja,Sherly sudah senang akan hal itu’.batin Sherly.
Sherly saat ini seakan ingin menangis,tapi sekuat tenaga ia tahan.
Sherly tahu,Walaupun ibu dan ayah menikah karena sebuah paksaan dari kedua orang tua mereka masing-masing,tetapi ia hanya ingin, agar ayahnya,berusaha untuk mencintai ibunya,sama seperti ibunya yang telah mencintai ayahnya dengan tulus.
Dan yang bisa Sherly lakukan saat ini hanya bisa berharap,entah kapan harapannya akan terkabul,ia pun tidak tahu
"Sherly"ucap dewi memanggil nama sherly sekali lagi,dengan nada sedikit keras.
Sherly yang mendengar itu,ia pun akhirnya tersadar dari lamunannya itu.
Sherly pun menatap kearah ibunya,dan ia berusaha untuk tersenyum,agar ibunya tidak khawatir terhadap dirinya.
"iya,bu"jawab Sherly setenang mungkin.
"kamu kenapa?,kok bengong aja,padahal ibu udah manggil kamu,tapi kamu malah tetap bengong"ucap dewi dengan nada bertanya.
“nggak kok,siapa juga yang bengong,aku kan cuman lagi mikir aja,kenapa kok ada wanita secantik ibu,berarti ayah merupakan orang yang sangat beruntung karena telah memilih ibu sebagai istrinya” ucap Sherly sambil tersenyum tulus,ia menjawab dengan terburu-buru agar ibunya tidak khawatir terhadapnya.
Dewi yang mendengar itu pun,ia menjadi sedikit tersipu malu.
Ya! yang Sherly katakan itu sesuai dengan apa yang ia pikirkan,Karena menurutnya ibunya itu memang sangat cantik,dan ia juga, terlihat sangat mirip dengan ibunya,oleh karena itu,kakaknya selalu iri terhadap dirinya yang terlihat lebih cantik.
Tiba-tiba Saat mereka berdua sedang mengobrol,datanglah sepasang ayah dan anak,mereka adalah Roy dan Mira,mereka berdua berjalan dengan bercengkrama,
sambil mengobrol, dan sesekali mereka akan tertawa bersama,entah apa yang mereka obrolkan mereka terlihat bahagia.
Dewi yang melihat anak dan suaminya sudah datang itu pun,ia segera mengajak anaknya yang berada di sampingnya itu,untuk menghampiri Roy dan Mira,yang telah sampai di meja makan.
“ayo sayang kita makan bersama,kebetulan ayah sama kakak kamu sudah datang,dan lagi makanan sudah di tata rapi sama bibi pas kita lagi ngobrol” ucap Dewi kepada Sherly yang berada disampingnya itu,ia berkata sambil menarik tangan anaknya untuk berjalan menuju meja makan.
Sherly yang mendengar itu,ia pun hanya menurut,dan mengikuti ibunya menuju meja makan.
Saat tiba di meja makan mereka berempat pun mulai memakan makanan yang tersedia di atas meja dengan hening.
Saat sedang dalam suasana makan.
Roy saat ini terlihat tidak berselera makan, terbukti karena ia hanya memandang makanannya,dan hanya mengaduk-aduk makanan tersebut,walau sesekali ia
memakan makanan miliknya itu,tapi wajahnya terlihat tak berselera dan terlihat gelisah.
Tiba-tiba Roy menghirup nafas dalam-dalam, kemudian ia keluarkan secara perlahan,itu ia lakukan berulang-ulang.
‘Apa yang harus aku lakukan saat ini,aku merasa jika saat ini aku sedang berada di suatu dilema’Pikir Roy sambil menatap kearah Sherly dan Mira secara bergantian.
Tidak ada yang mengetahui bahwa Roy sedang mengalami masalah yang besar,
karena tidak ada yang menyadarinya,sebab mereka semua yang sedang berada di ruang makan,hanya fokus terhadap makanannya.
Roy saat ini hanya diam,sambil bertanya-tanya dalam hatinya.'haruskah aku melakukan hal itu atau tidak'pikir Roy tak tega untuk menjodohkan Sherly dengan seseorang yang tidak di kenal oleh Sherly.
‘Aku sebenarnya tidak ingin melakukan ini,tapi jika aku tidak melakukan hal tersebut,maka aku pasti akan kehilangan sesuatu yang selama ini sangat berharga bagiku dan telah aku jaga seperti nyawaku sendiri'pikir Roy kembali.
‘Tidak!’ tiba-tiba kata itulah yang keluar dari benaknya.
‘Aku menolak untuk kehilangan sesuatu yang aku jaga selama ini,lagipula aku yakin jika kehidupan Sherly nanti akan bergelimang harta dan bahagia’pikir Roy yang akhirnya lebih memilih egonya di bandingkan hati nuraninya sendiri.
“ya!,walaupun aku tak tega untuk menjodohkan Sherly dengan tuan Alex,tapi setidaknya inilah yang terbaik,karena jika aku mengorbankan kebahagiaan mira,itu hal yang tidak mungkin bisa aku lakukan”ucap Roy pelan,tanpa ada seorang pun yang mendengar ucapannya itu.
Seat dirinya merasa jika ia telah mengambil keputusan yang telah ia anggap benar dan paling tepat itu.
Roy pun langsung memanggil sebuah nama,dan sontak orang yang merasa namanya di sebutkan itu pun langsung menoleh.
“ Sherly”itulah nama yang roy sebutkan.
Roy memanggil nama Sherly dengan suara beratnya.
Sherly yang awalnya sedang fokus terhadap makanannya itu,ia pun langsung mengalihkan pandanganya dari makanannya itu,dan langsung menatap kearah ayahnya.
Saat menatap ayahnya,dapat Sherly lihat dengan jelas,wajah ayahnya terdapat kerutan kecil di dahinya,seperti mengatakan bahwa lelaki tersebut sudah tidak muda lagi,tetapi harus Sherly akui jika ayahnya masih terlihat berwibawa di matanya.
“Iya, ayah”jawab Sherly langsung sambil menatap ke arah ayahnya.
Walaupun Sherly tahu jika ayahnya sering mengabaikan dirinya,tetapi ia tetap menyayangi ayahnya itu,karena baginya,Roy akan tetap menjadi ayahnya,yang merupakan orang kedua yang dirinya hormati setelah ibunya.
Roy yang awalnya mendengar Sherly memanggil namanya dengan lembut itu,ia pun hanya diam sambil memandang Sherly cukup lama,pandangan yang ia berikan
seakan mengatakan rasa bersalah untuk sesaat,tetapi setelah itu ia pun merubah ekspresinya kembali seperti biasa.
Roy seakan merasa bersalah terhadap sherly hanya untuk sekilas,karena egonya yang lebih besar itu,seakan mengalahkan rasa bersalahnya.
“Ikuti ayah! ada hal yang harus ayah katakan denganmu secara pribadi”ucap Roy setelah itu ia bangkit dari kursi yang ia duduki,dan meninggalkan orang orang yang menatapnya dengan heran.
Sherly yang melihat itu,ia lalu menatap ibunya yang tepat berada di sampingnya,dengan memberikan tatapan seakan bertanya.
‘Apa yang telah terjadi’itulah arti tatapan yang ia berikan kepada ibunya.
Dewi yang seakan mengerti dengan tatapan yang diberikan anaknya terhadap dirinya itu,ia pun langsung menjawab.
“Kamu ikutin aja nak,nanti juga kamu tahu apa yang ayah kamu ingin kan” ucap ibunya memberi saran.
Ucapan Dewi tadi seolah mengatakan'
lakukanlah sesuai yang ayah kamu katakan'itulah menurut sudut pandang Sherly.
“Baiklah,kalau begitu Sherly susul ayah dulu,maaf mungkin Sherly nggak bisa bantuin ibu buat beres-beresin ini semua”ucap Sherly pada Dewi.
“Nggak apa-apa nak,kan ada bibi yang bakal bantuin ibu”jawab Dewi langsung.
Sherly yang mendengar itu,ia pun langsung melangkahkan kakinya untuk mengikuti arah
ayahnya berjalan.
Sedangkan Mira yang awalnya hanya diam saja itu,ia pun akhirnya angkat suara.
“Kenapa Bu?,ada masalah apa?,kok ayah menyuruh Sherly untuk mengikutinya”tanya Mira penasaran.
“Ibu juga penasaran dengan apa yang terjadi saat ini,tapi sayangnya ibu nggak tahu apa yang akan ayah kamu lakukan”ucap Dewi pada Mira.
Mira yang mendengar itu,ia pun hanya bisa diam,dengan banyaknya pertanyaan di kepalanya.
‘Apa yang akan ayah lakukan kepada Sherly,kenapa ayah bersikap tidak seperti biasanya,seolah ada hal yang sedang ia sembunyikan’pikir Mira.
Sementara saat ini Sherly yang telah berjalan cukup lama itu,ia pun akhirnya sampai di sebuah ruangan,yang ternyata ruang kerja milik ayahnya
Sherly pun langsung masuk dan melihat ayahnya yang sedang duduk,tanpa menunggu lama,ia pun mulai berjalan semakin mendekat ke tempat ayahnya itu
“duduk!” perintah roy kepada Sherly saat Sherly telah berada di hadapannya.
“Baik ayah”jawab Sherly sambil mengangguk,setelah itu,ia pun duduk dengan posisi saling berhadapan dengan ayahnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!