Perusahaan FortuneX adalah perusahaan yang menyediakan, membuat dan memperjualbelikan alat-alat untuk pusat kebugaran, perusahaan yang di dirikan oleh Peter Morgan dan sang istri Selena kini menjadi salah satu perusahaan yang memiliki keuntungan yang sangat fantastis, Namun Morgan meninggal dunia akibat serangan jantung dan meninggalkan seorang putri beserta istrinya Selena. Putri semata wayang Selena Jennifer yang telah dewasa menikah dengan seorang pengacara ternama, Martin. Dari pernikahan mereka memiliki seorang putri bernama Avril Martin yang kini tengah beranjak dewasa. Namun pernikahan antara Jennifer dan Martin tak sebaik yang orang-orang bicarakan karena faktanya kini Martin dan Jennifer akan menghadapi perceraian, Jennifer mengajukan gugatan cerai lantaran merasa dikhianati oleh Martin namun Martin menolak bercerai karena beranggapan ia berjuang keras untuk mensukseskan FortuneX, Mereka berdua bersikeras bahwa yang pantas menduduki direktur utama adalah salah satu dari mereka tapi semua kembali lagi Ny.Selena lah yang memutuskan semuanya.
Suatu hari Ny. Selena memanggil Avril ke rumah tinggalnya, Avril yang saat ini berusia 24 tahun pun akan segera ditunjuk sebagai pewaris FortuneX oleh Selena, sebab Selena tidak ingin anak dan menantunya saling memperebutkan perusahaan tanpa peduli dengan dirinya dan Avril.
Avril memasuki rumah besar dan megah dengan di antar oleh seorang pelayan menuju ruang kerja Selena.
"Oma... !" Panggil Avril sambil melongok dari pintu
"hei sayang... Oma sudah nunggu kamu dari tadi !"
"maaf Oma tapi jalanan macet sekali, Oma sehat ?"
"ya tentu saja Oma sangat sehat. Duduklah . Kau ingin menginap disini?"
"maaf Oma tapi sepertinya lain waktu, Avril ada kuliah nanti sore "
"baiklah Oma mengerti, Kalau begitu Oma tidak mau berlama-lama ,sebenarnya Oma mau mengatakan ini padamu, Avril... Oma rasa kamu sudah cukup dewasa untuk menggantikan Oma di perusahaan"
"apa yang Oma katakan. Avril belum siap, Avril masih kuliah, Avril harus menyelesaikan pendidikan S2 Avril. Lagipula kan ada mama sama papa, kenapa tidak mereka saja Oma?"
"beberapa hari lalu Jennifer datang kemari dan mengatakan ia akan bercerai dengan Martin, apa kamu tidak tau?"
"aku tau Oma!"
"kau ingin mereka bercerai?"
"tentu saja tidak , tapi aku juga tidak mau lihat mereka ribut di rumah, jika mereka mau bercerai biarkan saja !"
"AVRILL...!!!"
"lalu aku harus bagaimana Oma? Aku tidak bisa menghalangi keinginan mereka!" Jelas Avril
"mereka tidak akan pernah bercerai"
"kenapa ?"
"jika mereka bercerai maka FortuneX juga akan hancur, dengar Avril ... Jennie dan Martin sama-sama ingin menguasai FortuneX tapi Oma tidak ingin FortuneX jatuh ketangan yang salah. Maka dari itu Oma menunjuk dirimu sebagai ahli waris FortuneX jika itu kamu maka Jennie dan Martin tidak akan bisa melakukan apapun, kau anak kesayangan mereka. Dan kamu satu-satunya yang mereka miliki. Ini juga demi kebaikan keluarga kita. Oma tidak mau Jennie menghabiskan masa tuanya seperti Oma, yang sendirian "
Avril menatap Oma yang nampak sedih ,sejak di tinggal suaminya Oma tidak pernah menikah lagi , dia menghabiskan masa tuanya untuk membesarkan FortuneX , sekarang Oma sudah cukup berumur kesehatanya sering turun hingga membuat cemas semua orang .
"apa yang Oma katakan, Oma tidak sendirian... Oma pasti ingat sama Opa ya??"
Oma menghapus air matanya yang menetes mengingat sang suami.
"Baiklah kalau begitu terserah oma saja, tapi beri aku waktu untuk menyelesaikan kuliahku sekarang "
"benarkah? Baiklah Oma akan bicara dengan sekertaris Oma untuk menyiapkan meeting. Kita harus melakukannya segera !"
Begitulah. Dan sudah 5 tahun lamanya Avril memegang kendali FortuneX ,hingga kini orang tuanya pun tak bisa bercerai, mereka harus mendukung Avril apapun itu meskipun sering terjadi keributan antara mereka pada akhirnya keduanya memilih untuk menjalani hidup masing - masing sambi terus memberi dukungan pada Avril anak semata wayang mereka.
Sudah setahun lalu Avril tinggal sendiri untuk menghindari perdebatan orang tuanya , hal itu di picu Mereka berdua yang selalu membujuknya agar berada dipihak salah satu dari mereka. Jennie dan Martin menduduki jabatan yang sama di perusahaan namun dalam devisi berbeda dan mereka selalu bersaing untuk mendapatkan kepercayaan Avril.
Malam ini Avril pulang hingga larut dan dalam keadaan mabuk, ia tiba di sebuah toko mainan dan menatap tajam dari luar jendela kaca ia melihat sebuah boneka dengan gaun yang sangat indah, saat itu tiba-tiba saja seseorang mengambilnya dan hilang begitu saja dari pandangan Avril, ia pun menggedor pintu dan berteriak keras setelah beberapa kali seseorang keluar membuka pintu.
"ada apa? Toko ini sudah tutup !"
"aku ingin boneka itu ... Berikan padaku!" pinta Avril
"boneka? Yang mana?"
Avril langsung saja masuk mencari boneka yang dilihatnya hingga membuat beberapa mainan disana menjadi berantakan dan membuat marah pemiliknya.
"Heyyy !!! Hentikan.. Kau merusak semuanya. Katakan.. Apa yang kau inginkan ?"
"boneka... Boneka yang memakai gaun ungu . Itu ... Yang rambut panjang. Dimana ?"
"kau mabuk ya... Pergilah tidak ada boneka seperti itu disini !"
"kau mengambilnya...!!"
Avril mendorong pria dihadapannya hingga terjatuh,
"ma.. Maafkan aku !"
"sudahlah . Pergi sana !"
"tapi ... aku ingin boneka itu "
"tidak ada boneka yang kau maksud disini"
Avril pun pergi, dengan kecewa ia kembali melangkahkan kakinya. Setelah Avril pergi pria itu membereskan sisa keributan yang disebabkan oleh Avril dan menemukan boneka yang dimaksud .
"apa ini yang dia mau ? Ahh biarkan saja lagipula dia sudah pergi...!"
Tapi tak berapa lama pria itu tergesa-gesa keluar toko dan mencari seseorang. Ia membawa boneka tersebut di tangannya dia berlari mencari Avril , Di ujung jalan yang sepi Avril tengah tergeletak dan ada beberapa pria disana, iapun segera berlari menghampiri.
"Aistt... Heyy !!! Apa yang kalian lakukan !" teriak pria itu
"he..hey .. Siapa ini datang bak seorang pahlawan !"
Melihat Avril yang lemah dijalan ia tak bisa pikir panjang terlebih ketika pria-pria disana mencoba menyerangnya beruntung pria itu dapat membela diri , dengan beberapa pukulan pria - pria tidak di kenalnya lari pergi .
"hey.. Heyy.. Bangun ! Hey .. Sadarlah !!" Pria itu menggoyangkan tubuh Avril
"aaahhh... Apa yang kau lakukan disini? Aku mau tidur !"
Deng !!!
"apa-apaan gadis ini.. Ternyata dia tertidur !"
"aku tidak bisa tidur disini , badanku sakit , antar aku pulang "
Avril merentangkan tanganya meminta gendong pada pria di hadapanya .
"dimana rumahmu?"
"aku tidak tahu , mungkin kearah sana"
Setelah berputar-putar tidak jelas Pria tersebut membawa Avril kerumahnya dan menidurkannya di ranjang miliknya.
"ahhh melelahkan sekali... Bagaimana seorang gadis bisa seberat ini !!"
"apa kau bilang !!" Avril duduk menatap mata pria tersebut dari dekat
"ahh..haaa Astaga !!heyy !! Berhenti bertingkah konyol !"
"dimana ini?" tanya Avril
"kau dirumahku. sebenarnya kau tinggal dimana ?" tanya Pria itu kesal
"ahh rasanya aku mau muntah ..!"
"Heyy !!!! "
Avril di seret ke kamar mandi dan terdengar bahwa dia muntah beberapa kali, karena cukup lama tak keluar dari kamar mandi pria itupun khawatir lalu mengetuk pintu kamar mandi beberapa kali.
"Heyy.. Kau sudah selesai ! Keluarlah ! Aku akan pakai kamar mandinya !"
Tak lama Avril keluar hanya mengenakan BH dan Celana dalam saja
"bisa kau pinjamkan aku handuk? Dan baju , aku mengotorinya !" ujar Avril dengan tenang
"huhh.. Argggh ..!!"
Avril menunggu di balik pintu saat pria itu memberikan handuk ia pun keluar, Avril lantas tidur dibalik selimut tak lama disusul oleh pria tersebut.
"kenapa kau tidur denganku?"
"lalu aku harus tidur dimana?"
Mereka berada di ranjang yang sama dan saling bertatapan mata.
"aku tidak bisa tidur di tempat lain selain ditempat tidur. Sebaiknya tutup matamu sebelum terjadi sesuatu !"
"apa kau ingin diriku?"
Pria itu terlihat menarik nafas panjang dengan kesal dia mendekati Avril , sangat dekat hingga Avril dapat merasakan hembusan nafas Pria yang tidak di kenalnya.
"dengar aku bukan pria suci !" bisik Pria itu
Mendengar hal itu Avril mendekat lantas mencium bibir pria itu dengan lembut, pria tersebut tak menolak , dia membalas setiap ciuman yang di berikan oleh Avril hingga malam semakin larut dan mereka tidur bersama.
Avril membuka matanya dengan lebar ia kembali mendapatkan kesadarannya, matanya melihat kesamping menemukan seorang pria tidur disana.
"siapa dia ...apa yang sudah aku lakukan dengannya !"
Avril membuka selimut dan terkejut
"Aa..Apa ini?? Kenapa aku tidak pakai baju, dimana bajuku !! Astaga...!!"
Ia segera mencari ponsel dan tasnya, dengan langkah pelan sangat pelan ia mencari ruang ganti di kamar itu dan menemukannya ia mengambil kemeja serta celana selutut lantas memakainya, ia mengambil tas dan segera pergi dari rumah tersebut.
Matahari sudah tinggi pria tersebut membuka matanya dan melihat wanita yang tidur disampingnya semalam sudah tidak ada lagi ia mencari kesekeliling dan benar dia sudah pergi. Pria itu kembali duduk terdiam di sisi tempat tidurnya mengingat yang sudah terjadi semalam ada senyuman mengambang di bibirnya lalu dia menuju kamar mandi senyuman di bibirnya hilang ketika dia harus mencuci baju Avril yang kotor oleh muntahannya.
"arghh !!! sial "
Tahun ini Avril disahkan menjadi direktur utama setelah sebelumnya jabatannya hanya sementara, ia menjadi lebih sibuk dan pekerjaannya sangatlah luar biasa banyaknya.
Tok tok tok
"masuk ! Mama !"
Avril senang melihat Mama datang menghampirinya , wanita yang telah melahirkanya 29 tahun lalu itu masih terlihat cantik meskipun usianya sudah tidak lagi muda .
"kau sudah makan ?" tanya Jennie
"belum ! Mau makan bersama?"
"Iya kita sudah lama tidak makan bersama. sebelum itu mama mau bilang sebenarnya ..."
Tok tok tok..
"Avril papa bawa...kan ! Kau .. Kenapa disini?"
Tiba-tiba saja sang ayah Martin yang sudah beberapa bulan di luar negeri kini kembali .
"kau sendiri kenapa disini?" tanya Jennie
"tentu saja aku ingin bertemu dengan anakku !"
"kau pikir aku bukan ibunya?"
"sudah, cukup ! ... Kenapa kalian selalu saja seperti ini !"
Avril lelah harus menghadapi sikap kekanakan kedua orang tuanya , setiap kali bertemu ada saja yang membuat mereka meributkan sesuatu .
"maafkan papa Avril . Ini papa bawakan gingseng buat kamu. Teman papa bawakan waktu dia ke korea"
"kenapa tidak papa aja yang minum? Ini kan sangat bagus buat kesehatan papa !"
"ahh papa sudah minum, kamu juga harus minum. Katanya ini bisa jadi obat awet muda biar gak kerutan"
"HEYY !! Kau pikir aku sudah tua dan kerutan , dasar lelaki ini... Memangnya siapa yang membuatku seperti ini?"
"apa maksudmu... Aku hanya sedang bicara dengan Avril "
Dan perdebatan pun tak terelakan, Avril mendesaah mengambil nafas panjang dan bersiap pergi dia tidak ingin menjadi sasaran keributan orang tuanya , Avril pun pergi untuk menemui sekertaris barunya yang akan mulai bekerja hari ini.
Seorang pria elegan dengan setelan jas berdiri tegap memperlihatkan pundaknya yang lebar dan tubuhnya yang tinggi. Avril memasuki ruangan untuk menyapanya di temani oleh seorang staf
"permisi ...Nona Avril sudah datang !" ujar salah satu staf yang mengantar Avril
Dan betapa terkejutnya Avril saat melihat siapa yang dihapannya sekarang , setelah terdiam sesaat Avril berhasil menguasai perasaannya. dengan cepat dia mengambil tablet yang di genggam stafnya lalu mencari tahu siapa sekertaris barunya sekarang .
"bagaimana dia bisa disini? Apa dia akan jadi sekertarisku...ahhh gila !! Aku tidak bisa menghadapinya, siapa yang menyetujui dia jadi sekertarisku ... Haahh apaa ??? Omaaa .. Tenangkan dirimu Avril, mungkin saja dia lupa denganku, ah yaa tentu saja ini sudah setahun sejak kejadian malam itu, Apa malam itu kita melakukannya ? aku tidak ingat apapun, setelah Mama Papa datang bersamaan lalu .....ahhh aku hampirr gilaa..."
"Duduklah " Ujar Avril
Mereka berdua duduk saling berhadapan .rasa penasaran tak bisa Avril sembunyikan dari raut wajanya, dia yakin di hadapanya ini adalah pria yang sama seperti setahun yang lalu .
"Calvin William "
"ya "
"karena Oma yang merekomendasikanmu , aku tidak perlu lagi mengujimu , hal-hal mengenai pekerjaan ini semua ada dalam kontrak apa kau sudah membacanya dengan teliti?"
"Iya sudah ... ! "
"baik , kau bisa tanyakan apapun padaku nanti, antar dia ke ruang kerja saja!"
"baik"
Entah kenapa mendadak lidah Avril menjadi sangat kaku bahkan bibirnya beberapa kali bergetar saat bicara, ia menjadi sulit bernafas begitu Calvin menatapnya.
"ini ruang kerjamu. Berada di 1 ruangan dengan direktur, dan tadi kamu lihat di depan tepat pintu ruangan ada meja dan disana juga ada sekertaris direktur jadi kalian bisa saling bekerja sama, nanti setelah dia kembali cobalah untuk menyapanya, apa kau ada pertanyaan ?"
"tidak "
"silahkan"
Staf tersebut meninggalkan Calvin , Calvin meletakan tas dan ponselnya di meja dia melihat sekeliling ruang kerjanya dengan Avril hanya terpisah oleh kaca tinggi dan sebuah rak dokumen.
Avril tiba di ruanganya bertemu dengan Calvin yang sedang menatapnya namun tak mengatakan apapun.
Melihat Calvin terdiam Avril jadi semakin salah tingkah ia hampir saja tidak bisa mengendalikan dirinya.
"ada apa ?" tanya Avril
"tidak ada "
"apa tempat kerjamu tidak nyaman ?"
Calvin hanya menggelengkan kepalanya, Avril menatapnya sejenak lantas pergi.
Avril pergi ke mejanya dan duduk dengan menengadahkan kepalanya ke langit-langit ruangan , disisi lain Calvin nampak tersenyum gemas melihat tingkah Avril.
"apa aku tanya saja ? Tidak !! Aahhh kenapa dia tidak bereaksi apa-apa bertemu denganku? Aku ingat betul dia adalah orang yang sama yang tidur denganku tahun lalu? Atau..."
"emm Nona Avril !"
"ahh..eh, iya ada apa?"
"Ini ada di meja , saya rasa nona harus menandatangani ini?"
"huhh... Ahh iya, baiklah ! Oya Calvin kamu punya tanggung jawab dengan pekerjaanku, Niana akan berikan dokumen yang telah ia periksa padamu dan tugas kamu memastikan kembali dokumen itu, dan yaa kamu juga harus mengatur waktu meeting saya, ambil jadwalnya di meja Niana !"
"baik !"
Calvin segera berlalu dan kembali dengan sebuah tablet ditangannya.
"semua jadwal dan pekerjaan saya ada pada tablet itu, kamu harus pastikan pekerjaan saya berjalan sesuai jadwal"
"baik !"
"dan pastikan handphonemu selalu aktif, aku bisa menghubungimu kapanmu"
"baik, saya akan pelajari lebih dulu !"
"ya silahkan !"
Begitulah, setelah beberapa hari bekerja dengan Avril, Calvin menjadi dekat, ia bahkan hampir 24 jam bersama Avril. Akhir-akhir ini Avril sangat sibuk hingga ia tak punya waktu untuk bersantai, setelah project peluncuran produk baru selesai Avril bisa bernafas lega.
Sebulan berlalu pakerjaan yang sangat menyiksanya berakhir ia mulai bersantai dan mulai menikmati hidupnya. Semenjak sibuk ia bahkan lupa kapan terakhir bertemu dengan orang tuanya juga neneknya yang kini dikabarkan kesehatannya mulai menurun.
"Nona ... Ada kabar buruk !"
"apa ?"
"nyonya besar dilarikan ke rumah sakit !"
"apa ! Aku harus kesana sekarang, batalkan semua jadwal meeting"
"baik, saya akan siapkan mobil!"
Avril segera menuju ke rumah sakit dan ia sangat terpukul dengan kondisi orang yang sangat ia sayangi.
"bagaimana kondisi Oma dok ?"
"saat ini kondisi Nyonya Selena sudah stabil, tapi untuk beberapa hari kedepan beliau harus dalam pengawasan dokter"
"terima kasih dok !"
Avril pergi menemui Jhon sekertaris pribadi selena, ia berbicara panjang lebar mengenai alasan kesehatan selena memburuk. Dengan kesal ia menemui orangtuanya.
"Avrill ... Kamu pulang !" seru Jennie
"apa yang mama lakukan sampai oma masuk ke rumah sakit?"
"apa maksudmu?"
"aku dengar dari Jhon Oma pingsan tak lama setelah mama menemuinya, apa yang mama lakukan?"
"Avril !! Mama tidak melakukan apapun!"
"Aku harap begitu ,jika tidak, aku tidak akan tinggal diam !"
Avril lantas pergi,ia tak bisa berada dirumah itu berlama-lama ia kembali ke kantor setelah sebelumnya membeli beberapa botol minuman.
Ia duduk dengan santai di sofa menikmati sebotol minuman dan sepuntung rokok ditangannya yang ia hisap perlahan.
"bau apa ini !!"
Calvin memasuki ruangan dengan mencium asap rokok,
"Nona Avril !!"
"Huhh...!!"
Calvin terkejut melihat Avril yang tengah asik merokok dan minum.
"apa ini bagaimana kalau terjadi kebakaran !"
Calvin merebut rokok dari tangan Avril dan segera mematikannya, ia buka ventilasi udara agar asap rokok keluar, Avril hanya diam saja hal itu membuat Calvin geleng-geleng kepala. Ia kemudian membereskan botol yang berserakan dan berdiri disamping Avril.
"Heyy pulanglah !"
"aku tidak akan pulang sebelum nona pulang !"
"kenapa kau membantah perintahku, ?"
"di dalam kontrak aku harus memastikan keselamatan Nona juga, ini juga bagian dari kontrak kerja!"
"Heyy,... Sejak kapan kau bicara begitu padaku,!"
"maafkan saya !"
"tidak perlu, aku rasa kau tidak perlu terlalu sopan padaku"
"saya akan mengantar nona pulang !"
"ahhh ..ya baiklah, aku juga mengantuk !"
Dengan berpegangan tangan Calvin , Avril berjalan dengan sempoyongan,
Sepanjang perjalanan Avril terlelap hingga sampai dirumahnya, Calvin pun harus menunggu hingga Avril bangun, waktu terus berjalan Calvin pun ketiduran, entah berapa lama mereka tidur di dalam mobil yang pasti tidur mereka sangat nyenyak hingga Avril mulai membuka matanya.
"ahh..augg !! Hahh... Calvin, dimobil? Dimana ini? Depan rumahku ? Jam berapa ini? Astaga !!! Jam 3 pagi, Calvin... Cal bangun !"
Avril berusaha membangunkan Calvin dengan perlahan saat itulah ia terpaku sejenak memandangi wajah Calvin menatapnya lekat dan Calvin membuka matanya
"kenapa memandangiku ?"
"huh.. Apa maksudmu? Aku hanya membangunkanmu !"
"ah begitu , jam berapa ini?"
"3 pagi !"
"Apaaa ... ??" Calvin teriak cukup keras
"ada apa kenapa berteriak?"
"Nona masuklah ke rumah , aku harus segera pergi "
"kau mau kemana? Dimana ponselku?"
"di dalam tas, dikursi belakang!"
Avril mengambil tas dan ia menemukan 1 kotak persegi tanpa sengaja ia membukanya dan iapun sangat terkejut melihat isi di dalamnya !
"apa kau akan berkencan ?"
"tidak. Cepat masuklah !"
"kenapa kau jadi bicara tidak sopan seperti itu?"
"maafkan aku !"
"ahh .. Aku yang memintamu bicara seperti itu ! WHATTT !!! HEYYY ....!!!"
"ada apa ???"
"dasarr mesum !! Apa ini ?"
"ahh itu.. Bukankah itu pakaian nona waktu itu ?"
"ehh...huh..apaa???"
"apa nona tidak ingat tahun lalu nona mabuk dan kita..."
"hentikan !!"
Calvin tersenyum ia begitu gemas melihat Avril mukanya memerah karenanya.
"Nona tidak ingat ?"
"Heyy , apa ini punyaku..ahh tidak bagaimana mungkin. Tapi kita tidak melakukan itu kan ?"
"aku rasa nona mengingatnya, tentu saja kita melakukannya !"
"Huhh... Apa? Benarkah ??"
"yupp ! Dan nona sangat menikmatinya !"
"Aahhh... Kenapa disini panas sekali. Sebaiknya aku turun dan masuk ke rumah, selamat malam !"
Avril dengan terburu-buru membuka pintu gerbang rumahnya
"Nona ...!"
"iya , apa?"
"apa kau tidak mau membawanya kembali? Jika tidak aku akan menyimpannya !"
"berikan padaku !!"
Calvin memberikan kotak berisi pakaian Avril dan mendekatkan wajahnya hingga Avril menutup matanya.
"selamat malam !" bisik Calvin lalu pergi dengan tersenyum
"ahh apa-apaan ini, apa dia sengaja menggodaku !! Keterlaluan !" gerutu Avril.
Avril membawa baju yang di berikan Calvin memasuki rumah , Calvin pun pergi setelah memastikan Avril masuk dan aman di dalam rumah.
Beberapa hari belakangan ini Calvin sering ke bar , seperti hari ini pun dia sepulang dari kantor dia ke bar , bersamaan dengan keberadaan Calvin di sana juga ada Avril di bar yang sama , Calvin sedang bersama seorang pria, mereka nampak sangat dekat saat itu Avril melihatnya. Avril ingin menghampirinya namun sesaat saat dia memalingkan pandangannya ia tak melihat Calvin lagi disana.
"bagaimana dia bisa disini?"
"entahlah, aku juga tidak tau, kakak pergilah dulu, aku harus memastikan dia aman"
"ya baiklah. "
Calvin kembali ke dalam bar dan mencari Avril, ia menemukannya bersama dengan beberapa temannya. Mereka minum hampir sepanjang malam, .Calvin dengan sabar menunggu hingga Avril berniat pulang , ada alasan kenapa Calvin harus menunggunya karena saat mabuk Avril mengacau cukup parah untuk menghindari masalah dia pun harus memastikannya sendiri.
"Agghh... Sebaiknya aku pulang ! Bye. Sampai ketemu besok !"
Avril melangkahkan kakinya keluar Bar di ikuti Calvin, ia mencari mobilnya dengan berjalan sempoyongan hingga ia menemukan mobilnya, ketika ingin membuka pintu mobil ia melihat bayangan yang menghampirinya.
"siapa itu.. Dimana kunci mobilku, kenapa tidak bisa di buka "
Avril mencari kunci mobilnya di dalam tas , sial. !! Dimana kunci mobil itu.
Bayangan itu semakin mendekat dan mendekat. Avril terduduk dan berteriak sambil melindungi wajahnya dengan tas ditangannya.
Tiba-tiba terdengar suara mobil terbuka, seseorangpun membuka pintu mobil di sampingnya.
"jika takut. Seharusnya pulang lebih awal. Masuklah !"
"Calvin ... HEYYYY , kau membuatku takut !"
Avril menangis, melihat itu Calvin malah tertawa ia menghampiri Avril dan membantunya berdiri.
"Jahat !! Kau jahat ! Aku takut.."
"maafkan aku !"
Avril memeluk Calvin dan menangis di pelukannya. Setelah lebih tenang Avril masuk ke mobil.
"bagaimana kamu bisa membuka mobilku? Dimana kunci mobilku?"
"kau membayar minuman dengan kunci mobil, jika aku tidak melihatnya mungkin mobil ini sudah berpindah tangan"
"benarkah?"
"ini minumlah, kau terlalu banyak minum. Besok jam 10 ada meeting dengan klien "
"Agghh ... Lupakan !"
Avril menutup matanya dan tidur sepanjang jalan. Hingga sampai di rumahnya, ia bergegas masuk , melempar tas dan sepatunya di sembarang tempat, lalu menuju sofa dan merebahkan dirinya disana.
"tidak disini nona. Tapi dikamar "
Calvin membantu Avril menuju kamarnya . tanpa pikir panjang Avril membuka baju yang di kenakannya tepat di samping Calvin.
"apa yang kamu lakukan ?" Calvin mencoba menghentikannya
"ahh kau masih disini. Pergilah ... Aku harus mandi "
"mandi ?? Tidak ... Sebaiknya langsung tidur saja !"
"kenapa?"
"cepat tidur !"
"ahh... Apa yang kau lakukan. Heyy !"
Calvin manarik paksa tangan Avril hingga ke tempat tidur .
"cepat tidur tutup matamu !"
Calvin menyelimuti Avril dan menunggu hingga avril terlelap. Ia pergi ke sofa dan merebahkan dirinya disana, awalnya hanya akan istirahat sejenak memastikan Avril tidur dengan nyaman namun ia terlalu lelah lalu terlelap dengan cepat hingga pagi menjelang.
Suara bell membangunkan Calvin dan Avril dari tidur nyenyaknya. Mereka membuka mata bersamaan dan bangkit dari tidurnya.
"Hahh Calvin kamu ngapain disini?"
Avril melihat ke arah Calvin yang terduduk dengan wajah setengah sadar di sofa
"jangan salah paham, aku ketiduran. Sungguh !!" Jelas Calvin
"Siapa yang datang pagi" begini sih "
Avril beranjak dari tempat tidurnya di ikuti oleh Calvin. Mereka menuju ruang tamu dan melihat ke monitor.
"Ommaaaa ... !!! Heyy bagaimana ini. Calvin ke kamar , cepat sembunyi disana! Cepat "
"tapi .. Kenapa? Kenapa harus ..?"
"sudah sana cepat ..."
Avril mendorong Calvin ke kamarnya,setelah memastikan Calvin tak terlihat lagi olehnya ia segera membuka pintu.
"Oma... Kenapa pagi-pagi sekali?"
"kamu baru bangun ?"
"ahh itu.. Iya. He he,,"
"kau ini. Bagaimana kalau kau punya suami nanti. Bangun siang hari.."
"kenapa oma bicara soal suami di pagi-pagi begini. Jhon ada apa dengan oma?"
Namun Jhon hanya tersenyum sambil menyerahkan beberapa tas
"apa ini?"
"Nyonya besar membelikan ini selagi jalan kemari "
"buah .. Memangnya Oma dari mana?"
"nyonya besar sedang jalan pagi lalu minta di antar kemari"
"sungguh? Oma jalan pagi?"
"iya, sejak pulang dari rumah sakit nyonya besar selalu minta di temani jalan pagi di dekat sungai "
"waahh ... Memang harus dokter yang memberitahunya ck ck ck "
Avril menyiapkan 3 gelas air minum untuk mereka bersama.
"Avril... Apa ada yang menginap?"
Seketika Avril tersedak saat minum mendengar pertanyaan Oma.
"tidak. Tidak ada !"
"oh Oma pikir ada seseorang, oma melihat sepatu pria tadi "
"ohh itu... Itu, aku rasa itu milik Calvin, aku mabuk semalam dan dia mengantarku, aku rasa aku mengacau semalam"
"berhentilah minum, jangan menyusahkannya "
"iya , iya . aku tidak akan menyusahkannya "
"baiklah Oma akan pulang sekarang "
"sekarang?"
"iya , oma hanya mampir sebentar, bersiaplah ke kantor "
" baiklah. Oma hati-hati dijalan"
"dahhh sayang !"
"dahh Oma !"
Setelah Oma pergi Avril segera berlari ke kamarnya memeriksa Calvin, ia takut Calvin mengacaukan kamarnya.
"Calvin... ! Kau dimana ?"
"disini !"
Calvin muncul tepat di depannya, tiba-tiba saja jantung Avril berdetak kencang saat Calvin menatapnya lekat.mereka bertatap mata beberapa saat sebelum Calvin menyentuh pipi Avril.
"kenapa wajahmu memerah ?"
"Huhh... Ahh, apa ? Tidak..!"
Untuk kesekian kalinya Avril dibuat salah tingkah oleh Calvin, dan Calvin menyukainya ... Ekspresi wajah manis Avril , Calvin ingin terus menggodanya.
"aku akan bersiap, kita ke kantor setelahnya "
"tapi aku harus pulang lebih dulu, aku harus berganti pakaian"
"kalau begitu kita ke rumahmu dulu "
"apa? tidak perlu, aku akan pulang sekarang, setelah itu kembali kemari"
"kenapa harus bolak balik, kita bisa sekali jalan"
" Begitu ya ! Bai.baiklah !"
Calvin segera keluar kamar, ia menghubungi seseorang dan meminta bantuannya. Setelah menunggu cukup lama akhirnya Avril keluar kamar dan merekapun pergi.
Mereka sampai di tempat rumah sederhana yang terlihat cukup tua untuk digunakan dimasa kini. Halamannya cukup luas dan suasananya sangat nyaman. Di halaman depan kanan kiri ada banyak tanaman sayuran disana dan semuanya sangat subur.
"Nona mau menunggu di mobil apa masuk?"
"aku tunggu disini saja.. Ahh tidak sebaiknya aku masuk, apa kau punya kopi?"
"Iya tentu saja ada !"
Mereka memasuki halaman depan disana seorang lelaki kira-kira seumuran dengan Calvin tengah bersiap berangkat kerja.
"dimana?"
"dikamarku !"
Calvin berlalu menuju kamar pria tersebut. sementara pria itu menyapa Avril disana.
"hallo selamat pagi ..! Silahkan duduk"
"terima kasih"
"mau kopi atau teh?"
"kopi saja!"
Avril melihat sekeliling dan dia mengangumi tanaman yang begitu hijau di halaman,
"ini kopinya .. Oya saya Ed "
"Avril. Terima kasih kopinya"
"sama-sama silahkan dinikmati, saya harus berangkat kerja, permisi "
"ngomong-ngomong apa aku boleh tau kau kerja dimana? Sepertinya kau seorang chef?"
"benar. Saya bekerja di hotel dekat sini, silahkan mampir jika ada waktu"
"baiklah. Aku akan datang. Apa kalian hanya tinggal berdua?"
"ya , aku pergi sekarang "
"hati-hati di jalan"
Ed pergi berjalan kaki menyusuri jalanan yang akan membawanya ke sebuah hotel mewah tak jauh dari sana , dalam perjalanan Ed terus saja bertanya-tanya apa tujuan Calvin pada Avril sekarang ?
"Dasar Calvin bagaimana dia bisa mengaku seperti ini ,apa dia gadis yang dicintainya.?.. Seharusnya dia tidak melakukan hal ini jika memang begitu !"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!