Namaku Violet Ranjani Wismoyo, Putri bungsu dari keluarga Wismoyo, Keluarga nomor 3 terkuat di Indonesian, Keluargaku menguasai jaringan Hotel dan Restoran serta Supermarket yang tersebar di Indonesia.
Restoran yang keluargaku, tidak hanya masakan lokal, terapi juga internasional, kami memiliki hak pemasaran untuk restoran cepat saji yang mendunia, dan untuk Indonesia di kendalikan keluargaku.
Ayahku bernama Fahri Wismoyo dan ibuku Lineke Mandala dari keluarga Mandala.
Kakak pertama bernama Fabian Wismoyo, Kakak Keduaku Fidelis dan kakak ketiga adalah Viane beda 5 tahun di atasku.
Dirumah aku tak begitu akrab dengan Keluargaku, karena mereka memang juga tidak peduli dengan ku.
Walau begitu, fasilitas sebagai anak, semua terpenuhi, karena perlakuan seperti, aku jadi beas keluyuran dan berkegiatan di luar rumah.
Aku ikut kursus beladiri, komputer dan memasak, mereka tahu kegiatanku dan membayarnya, mereka tidak tahu itu ku lakukan karena tidak perhatian dari mereka.
Setiap bulan aku di berikan uang 15 juta, untuk segala kebutuhan ku, tapi aku tidak menghabiskan untuk berfoya-foya, 10 juta tiap bulan aku simpan, maks jangan tanya kepadaku soal baju branded dan hsl yang berbau branded.
Aku sengaja tidak menggunakan nama keluargaku di sekolah, karena aku sekolah di SMA swasta menengah, berbeda dengan ketiga kakakku, dan itu pilihan ku, kesekolah pun aku naik motor.
Aku tidak mengeluh karena itu pilihan ku, lagian keluarga juga tidak ada yang protes dengan pilihanku.
Acara Keluarga-keluarga besar, itu yang aku bingung, mereka tak sekalipun mengajakku, jadi jika diluar tak ada yang tahu kalau aku dari keluarga Wismoyo.
Singkat cerita, UN sudah selesai, dan Kami sekelas ramai-ramai jalan-jalan ke pantai, aku di ajak berjalan di pinggir pantai tanpa alas kaki,dan tak sengaja menginjak sebuah benda seperti kelereng berwarna merah, karena bagus aku ambil dan masukkan ke dalam saku seragam sekolah.
Sambil berjalan, Reynaldo sang Ketua Kelas, menyatakan perasaannya kepadaku, karena aku juga dari kelas 10 memiliki perasaan kepadanya, jadi aku menerimanya dengan hati berbunga-bunga, dan resmilah kami menjadi sepasang kekasih.
Siapa yang tidak mau memiliki pacar seperti Reynaldo atau Naldo, sudah ganteng, pintar dan Ketua Tim Basket dan Ban Hitam Karate, soal harta aku tak peduli, toh aku menyukai nya dengan tulus.
Semenjak itu aku sering pergi bersamanya, kadang nongkrong di angkringan, tak sekalipun aku membayarnya, hanya 2 kali dia pinjam uang 20 ribu buat bensin, karena tidak bawa uang cash katanya.
Saat pengumuman kelulusan, kami sekelas juga pergi beramai-ramai, tujuannya sama ke pantai.
Tapi saat di Simpang kami berpisah dengan teman yang lain, Katanya mau jemput si Agung tempat usaha billiard, karena merasa Agung adalah teman sekelas, ya aku ikut saja dan tidak ada rasa kuatir.
Tiba di tempat itu suasananya sepi, dan sambil menunggu Agung, yang katanya mau mandi dulu, terpaksa tunggu, sebelum dia ke lantai 2, dia memberikan Coca cola dingin, karena hati cukup terik, tanpa curiga aku membuka botol itu dan meneguknya.
Setelah aku sadar ternyata sudah jam malam dan aku berada diantara mereka berlima dalam keadaan tidak menggunakan apa-apa, mereka juga sama.
Aku menangis tersedu-sedu dan berteriak, tapi mereka justru tertawa.
"Tidak usah menangis, dan jangan kasih tau ke siapa pun, kalau kamu lakukan, maka video ini akan sangat laku di Internet.
Kamu masih untung, karena obat tidur dan perangsang, kami hanya berikan sedikit, sekarang pakai bajumu dan silahkan pulang, dan jangan pernah mencariku atau teman-teman ku, kami juga tidak akan mencari kamu.
Asal kamu tahu, aku mau pacaran dengan kamu, hanya ingin tubuhmu saja, dan aku tipe tidak mau berbagi dengan siapapun, jika aku suka, kalau aku sampai membaginya, itu berarti kamu hanya mainan, ucap Reynaldo.
Jantungmu hampir lepas mendengar kata-kata nya yang. begitu meremehkan, dan akhirnya aku pakai bajuku dan pulang, hampir jam 10 malam aku tiba dirumah.
Karena rumah sudah sepi, jadi aku langsung ke kamar dan mandi, aku minta pelayan untuk membawakan makanan di kamar ku.
Di kamar aku kembali menangis, kemudian masuk beberapa pesan, dan ternyata pesan video, begitu aku buka, ternyata itu videoku saat di perkosa mereka.
"Ini akan menjadi koleksi terbaikku, makanya jangan sok suci, dan sekarang kamu memang sudah tak suci hahahaha, pesan Naldo.
Aku mencoba membalas pesan nya tapi nomorku sudah di blokir.
Pagi hari aku tidak bisa turun sarapan, badanku rasanya remuk, tapi kembali lagi, orangtuaku tidak peduli, dan hingga 2 hari aku tidak tidak keluar kamar, orangtuaku juga tidak peduli.
Saat mengambil ijazah, aku bertemu dengan.mereka berlima, tapi aku cuek, mereka juga cuek, jadi aku anggap sudahlah, aku sudah pasrah, toh selepas ini aku akan kuliah.
Aku sudah mendaftar di kampus UI dari semenjak sebelum UN, dan tinggal masukkan berkas dan tes terakhir.
Saat sarapan pagi sebelum berangkat ke kampus mau serahkan berkas, tiba-tiba aku pusing dan tumbang di ruang tengah.
Aku bawa lari ke RS dan setelah pemeriksaan dokter, ternyata aku hamil, padahal aku bahagia saat bangun dari pingsan, keluarga ku komplit ada di sana ayah ibu dan ketiga kakakku.
Saat Dokter bilang aku hamil, mereka menatapku, dan segera membereskan segala sesuatu, dan kami pun pulang.
Di perjalanan, tidak ada yang bersuara, hingga sampai di rumah, ayah ku langsung menamparku, hingga keluar darah dari mulut ku, tidak ada satupun yang mencoba membantuku.
Bahkan ayahku menjambak rambut ku dan membenturkan kepala ku di meja kerjanya, dahiku lebam, aku pasrah dan tak memohon ampun.
Terdengar suara ayahku berkata, mulai hari ini, saya haramkan kamu mengaku sebagai anakku.
dan aku Juga mengharamkan kamu menjadi putriku, kata Ibuku dan menendang wajahku, ketiga kakakku juga sama.
"kamu jijik jika punya adik seperti kamu, Haram bagi kami kau sebut sebagai kakakmu, ucap mereka dan meludahi ku.
"Karena kamu sudah bukan siapa-siapa di rumah ini, pergi kau sekarang, ucap ibuku dan menjambak rambutku dan menyeret ku seperti binatang.
"Ijinkan aku mengambil mengambil barang pribadiku, aku tak akan membawa apapun, hanya 1 barang saja, ucapku.
"Ambilah, bawa saja bajumu, biar tidak capek para pelayan membersihkan kamar mu ini, kata mantan Ibuku.
"Maaf tuan dan nyonya, ijinkan aku membantu Nona Muda, Ucap bibi pengasuh ku
"Cepatlah, panggil dulu semua pelayan disini dan yang lain, setelah kau bantu orang tak berguna ini.
"Lagian mana lake hamil lagi waktu Itu, papa suruh gugurkan mama tidak mau, jadi beginilah akibatnya, Ucap ayahku
"Aku sudah beberapa kali minum obat, tapi gak bisa, jadi kubiarkan saja, makanya aku tak merawatnya, susunya pun susu kaleng, ucap ibuku.
Aku yang rnendengarnya hanya bisa menangis dalam hati dan terus memasukkan barang ku ke dalam koper, dan dalam diam aku keluar dari kamar sambil menyambar Liontin merah yang ada di meja belajarku.
Batu yang aku temukan di pinggir pantai bersama Reynaldo, yang sudah kubuat Liontin.
"Kalian semua dengar, bahwa Violeta Ranjani, mulai saat ini, sudah bukan anak kami lagi, ku haramkan nama itu di sebut di dalam rumah ini, dan bagi kalian yang menyebutnya, Mak saat itu kalian boleh pergi dari sini.
Sekarang bersihkan kamar anjing itu, dan bakar semua yang berkaitan dengan nya, perintah mantan Ayahku.
"Terimakasih sudah menyebut ku anjing, terimakasih sudah melahirkan anjing ini, ucapku
Aku juga bersumpah tidak akan pernah menggunakan nama keluarga dan menyebut kalian sebagai keluarga ku, jika anakku lahir, aku akan ajarkan, bahwa aku ibunya lahir dari seekor anjing, ucap ku dan keluar dari Rumah.
"Tuan mohon Maaf, saya berhenti bekerja sekarang, tugas saya sudah selesai, ucap bibi pengasuh.
"Tidak perlu berhenti, kerja saja baik-baik disini, ucap Mantan ayahnya Violet.
"Maaf Tuan, dari bayi aku yang merawat Nona Muda, dari kecil dia tidak pernah kalian perhatikan, dia sakit pun kalian biarkan, jika Tuan dan nyonya sudah membuangnya seperti anjing',biar aku yang merawatnya.
"Oh terserah bibi, dia sudah bukan urusan kami, sudah saya transfer gaji bibi dan pesangon, dan pergilah, ucap Fahri mantan ayah Violet.
Saat aku berjalan, bibi memanggil ku, ternyata dia sudah duluan dapat taksi, padahal rencananya aku mau ke puncak, tapi di dalam taksi bibi bilang ikut dua saja ke kampungnya.
"Nona Muda, ikut bibi saja, bibi tidak punya anak, sejak suami dan Putra bibi meninggal tertabrak truk.
Bibi masih punya rumah dan sawah, walau sedikit jauh dari kampung, terserah Nona Muda mau sampai kapan di kampung bibi, ucapnya.
"Terimakasih bi, sudah mau menerima ku, setelah anakku lahir aku akan bekerja, tadi sudah ku kirim pesan ke sahabat ku agar ijazahku tolong di ambil, ucap ku
"Ya sudah sekarang kita ke stasiun kereta, selebihnya kita pikirkan nanti, fokus saja dengan kandungan mu, ucap bibi hingga membuatku tenang.
"Bibi, kita mampir ATM dan toko komputer dan handphone, aku mau tukar handphone ini dengan uang lebih murah, serta ke Toko Perhiasan aku mau menjual seluruh perhiasaan milikku, lumayan buat tabungan.
Akhirnya kami tiba di pusat perbelanjaan dan aku menjual seluruh perhiasaan ku termasuk kalung berlian pemberian mereka, yang tersisa tinggal Liontin dengan bandul batu berwarna Merah.
Had penjualan perhiasan sebesar 150 juta, kemudian iPhone 15 Pro varian tertinggi, aku tukar Dengan laptop, tablet dan handphone seharga 4 juta.
Aku membeli Nomor baru dan kartu internet, kemudian aku mengirim pesan kepada sahabat Anggi, kemudian aku bibi Pengasah melanjutkan ke stasiun Kereta Gambir.
Perjalanan kami lanjutkan dengan kereta dan beberapa jam kemudian kami tiba di kampung Bibi Pengasuh, dengan menggunakan taksi.
Bibi Sumiati itulah namanya, dan mulai hari ini, aku menyebut nya ibu, aku sempat mengecek saldo ku di Bank ternyata tabunganku lumayan banyak, aku tabung dari SMP hingga kukis SMA, juga pemberian almarhum kakek dan nenekku, totalnya 600 juga tambah dengan Hasil penjualan perhiasan total semuanya 700 juta, sisa uang cash 50 juta, isng di ATM yang berikan orangtuaku atau mantan, juga masih ada sekitar 75 juta, cukup untukku bertahan hingga selesai melahirkan.
Bu Sumiati, membawaku ke RT setempat, dan menceritakan bahwa, adalah anak temannya yang sudah meninggal, sedangkan aku adalah korban pemerkosaan, akhirnya aku di ijinkan tinggal itu.
Hari tetap berganti, Bu Sumiati membuka warung di pinggir jalan, kebetulan, depan rumah halaman lumayan luas, dan juga jalan raya depan rumah adalah jalan alternatif antar kota.
Tak terasa, kehamilan ku sudah 7 bulan, Bu Sum melarang ku bekerja berat.
Selama kehamilan, aku isi dengan menulis di sebuah platform novel on-line dan lumayan, 3 judul novelku, semua sudah terkontrak, walau hasil tidak banyak, tapi minimal, aku bisa dapat uang 2 hingga 3 juta, walau baru 2 bukan terakhir ini aku mendapatkan bayarannya.
karena aku yang modalin, maka Bu Sum minta aku yang mengatur keuangan warung, pendapatan lumayan, bisa 5 juta sebulan, cukup buat kami makan sehari-harinya, karena Bu Sumi juga bilang, uang gaji dan pesangon dia juga banyak, hasil sawah lumayan.
Aku Bu Sumi tidak kekurangan uang dan juga makanan, makanya kami berdua hidup Seperti biasa.
Saat ini saya dan Bu Sum sudah berada RS, untuk melahirkan, selama kehamilan, Bu Sumi sangat telaten mengurus ku, hingga berjanji, akan merawatnya hingga dapat di panggil yang kuasa.
Selesai adzan subuh, akhirnya aku 100 % jadi menjadi seorang ibu, dengan Bayi laki-laki, lahir secara normal.
Aku menamainya Kaisar Dirgantara..
Setelah 3 hari di RS, akhirnya dokter bilang sudah boleh pulang, aku bahagia, walau hidupku telah di rusak, yang kuasa, tetap melindungi ku dan bayiku.
Sebulan setelah melahirkan, tubuhku kini sudah pulih walau belum 100 % tapi aku sudah bisa melakukan beberapa pekerjaan saat Kaisar tidur.
Warung sudah kembali, dan kini sudah semakin ramai, membuat aku dan Bu Sum sangat bahagia.
Namun kebahagiaan kami terusik dengan adanya cibiran dari warga kampung, yang serakah dan tamak.
Hal itu terjadi, karena usaha mereka katanya sudah sangat menurun omzetnya.
Kami buka dari subuh, dan banyak supir luar kota yang mampir untuk ngopi dan makan kue atau sarapan, karena kami juga ada nasi uduk.
Sedangkan mereka buka sudah siang, Bu Sum siang akan istirahat, gantian aku yang jaga, sambil menulis novel.
Apapun warga serakah itu bicara, tidak gubris oleh Bu Sum, hingga saat ini, Kaisar genap berusia 1 tahun, aku bersyukur Kaisar tidak pernah merepotkan, dia saat ini sudah mulai berjalan walau kadang masih seeing jatuh.
Empat bulan setelah Kaisar ulangtahun, Bu Sum dapat berita, kalau suami adiknya meninggal, dan Bu Sum bilang dia akan datang kesana, dan warung sementara tutup.
Sehari setelah Bu Sum pergi, peristiwa tak terduga terjadi, warga serakah itu datang dan merusak warung kami yang dalam kondisi tutup, entah apa salah kami hingga mereka datang dan merusaknya.
Tidak luas dengan merusak warung kami, ibu-ibu serakah itu datang dengan membawa beberapa laki-laki remaja tanggung itu merangsek masuk kedalam rumah, mereka menendang pintu hingga membuat Kaisar terbangun dan menangis.
Mereka seperti kesetanan menghancurkan apa saja, piring gelas, mangkok hingga meja dan kursi patah mereka buat.
"Hei perempuan murahan, bilang sama ibumu ini peringatan buatnya, agar jangan pernah membuka warung lagi, ucap mereka.
Saat aku berdiri, seorang ibu-ibu datang menamparku dengan kencang hingga bibir ku berdarah dan menetes mengenai Liontin.
Setelah mereka pergi, pintu aku kunci walau tidak rapat, masuk kamar melihat Kaisar yang sudah tertidur lagi.
Aku tidak beritahukan ke Bu Sum karena dia juga dalam keadaan berduka.
Batu saja hendak keluar kamar untuk membersihkan ruang tengah dan membersihkan Warung yang sudah hancur, Tiba-tiba aku di tarik tanpa bisa bergerak.
Dan Pada saat aku buka Mata, aku telah berada suatu yang sangat indah, hamparan bunga, dan pohon buah-buahan yang telah siap untuk di panen.
"Selamat datang di tempat ku, terdengar suara seorang wanita.
"Maaf dengan siapa ya, tanyaku.
"Aku pemilik tempat ini, terimakasih sudah menyimpan benda pusaka Batu Permata Ruby, jawab suara itu.
"Aku tak mengerti maksud anda nyonya, dan kalau boleh tau ini dimana dan di mana putraku? tanyaku pada suara itu.
"Kamu berada dalam Batu Permata Ruby yang kamu pungut di di tepi Pantai, dan jangan panggil aku Nyonya,
"Apa maksud anda senior, aku berada di dalam Permata Ruby, jika anda ingin mengambilnya silahkan, aku tak sengaja menginjaknya dan keliatan bagus maka aku simpan dan kubuat Liontin, maaf jika sudah mengambil barang anda, ucap ke kepada suara itu.
"Justru aku bersyukur, ada orang yang mau memungut ku, beribu tahun aku terombang-ambing di pantai itu, tapi tidak satupun yang dapat melihatku apa lagi menemukan ku.
Hanya orang baik hati dan tulus yang bisa melihatku itu berarti kita berjodoh, namaku Bai Su Ying, Seorang Ratu dari Kekaisaran Bai, Daratan Para Dewa.
Aku di bunuh suamiku, dan dia merebut Kekaisaran Milikku, Batu Permata ini adalah Pusaka Keluarga kami, setelah meninggal suamiku membuang ku ke jurang dan sebelum tubuhku hancur, jiwaku masuk ke dalam Batu Permata Ruby ini.
"Kok tega suami anda berbuat demikian, Tanya ku ke suara itu.
"Orang serakah dan tamak akan menghalalkan segala cara, hati nurani mereka telah tertutup, harta dan kekuasaan.
Terimakasih sudah menemukan ku, dan sebagai hadiahnya, seluruh harta yang ada disini, semuanya kuberikan untukmu, sekaligus tempat ini,
Aku juga akan menurunkan ketrampilan meracik dan membuat Pill, serta keterampilan sebagai tabib, bukan Hanya itu saja, kekuatan tempur ku.
"Apakah kamu bersedia menjadi Putriku, karena hanya Putriku yang bisa menerima seluruh warisan Pengetahuan, Alkemis, tabib dan Kultivasi dan teknik bertarung.
Jika semua sudah kamu kuasai, maka kamu bisa berkuasa di dunia ini, jika mau merebutnya.
"Lalu jika aku bersedia menjadi Putrimu, apakah ibu akan tinggal bersama ku dan Putraku, tanyaku padanya.
"Pasti tapi belum sekarang, karena ibu harus kembali dan mendapatkan tubuh yang baru, serta membalas dendam, setelah semuanya beres, maka ibu akan datang ke sini untuk tinggal bersama mu.
"Baik Bu, Ucap Violet.
"Terimakasih dan bersiaplah, tolong bertahan sebentar karena ini akan sangat menyakitkan, ambilah botol Giok ini dan bukalah, setelah itu teteskan darahmu agar menyatu dengan darah ibu, ucapnya dengan lembut.
Violet berteriak kesakitan, keringat sebesar jagung keluar lewat pori-pori nya, bersamaan dengan cairan hitam yang sangat menyengat.
Meridien nya terbuka baik yang besar maupun kecil, sang Ratu kagum dengan ketahanan mental Violet.
Struktur tubuhnya berubah dan menjadi sangat kuat, kekuatan jiwanya nya juga sangat kuat, kulit terkelupas dan digantikan dengan yang baru, serta tinggi badannya bertambah 5 cm.
Sudah 3 Jan waktu berlalu dalam ruang Dimensi, tapi proses masih terus berlangsung, saat ini, proses penyatuan kekuatan dan keterampilan serta Elemen.
Terlihat cahaya warna warni membungkus tubuh telanjang Violet, cairan hitam sudah bersih dari tubuhnya seiring proses penggantian kulit, kini tubuh mulus sehalus Giok, mulai dengan proses pemahaman pengetahuan.
Batu Permata Ruby yang yang telah menyerap pengetahuan selama ribuan tahun, kini terlukis indah dan melayang dan menyatu dengan pikiran Violet, dia kembali berteriak kesakitan di kepalanya.
Dia hanya memikirkan Putranya yang menjadi sumber tenaga untuk bertahan, sudah masuk jam ke 10, namun proses pemahaman masih berlangsung, akan tetap Violet sudah tidak berteriak lagi.
Raut wajahnya berubah-ubah terlihat ada kemarahan dan dendam di wajahnya, saat melihat bagiamana ketulusan sang Ratu, kemudian di khianati dan bunuh.
Tiba-tiba Violet berteriak, melepaskan emosinya, hingga seluruh Ruang Dimensi bergetar.
"Jangan di lawan, tenang lah putriku, ingat Putramu dan ingat ibu, ucap sang Ratu.
Setelah 24 jam waktu, waktu Ruang Dimensi, akhir segala Proses yang menyakitkan selesai, dan kini rasa nyaman dalam hatinya membuat tenang, hingga akhirnya dia tertidur.
Hampir 4 jam Violet tertidur dan pada saat tertidur, sang Ratu memakaikannya pakaian untuk Violet.
Violet kaget saat bangun, bajunya telah berubah dan di hadapan nya terdapat makanan yang lezat, yang entah datang darimana.
"Makanlah nak, perintah Sang Ratu.
"Maaf Ibu sudah sangat lama aku disini, aku ingin melihat Putraku, ucap Violet yang teringat dengan Kaisar.
"Kamu tenang saja, Putramu sedang tertidur dengan nyenyak, lagian di dunia luar, hanya. selang 12 menit, jadi makanlah dulu, baru kamu pergi, ibu juga sudah waktunya pergi, ucap Sang Ratu.
Ambilah Kotak itu, gunakan untuk kebutuhan mu, kalau kurang kamu bisa mengambilnya di Ruang Harta.
Untuk cairan di botol itu, khusus buat Putramu, akan membuatnya kebal terhadap penyakit, juga mempertahankan kinerja otak, hingga mampu menguasai segala sesuatu lebih cepat 10 x dari Manusia Genius yang ada, ucap Sang Ratu.
"Terimakasih ibu, ucap Violet.
Setelah mendapatkan banyak nasehat dan motivasi dari Sang Ratu, akhirnya mereka berpisah, Jiwa Sang Ratu langsung melesat ke angkasa
"Tunggu ibu akan kembali untukmu, tetap bahagia dan selalu rendah hati, namun jangan biarkan dirimu di tindas oleh siapapun, terdengar suara sang Ratu dalam pikiran Violet yang sedang berlutut.
Terlihat di jari tengahnya terdapat Cincin Ruang dengan Permata Ruby, lalu Violet keluar dari Ruang Dimensi nya.
Dia melihat Kaisar masih tertidur, sedangkan waktu hanya berubah beberapa menit.
Dengan menahan amarahnya, Violet membersihkan rumahnya, lalu kemudian dia membersihkan' warungnya, semua telah hancur.
Selesai membersihkan semuanya, dia masuk kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan tidur di samping Putranya.
Dan terdengar suara handphone berdering membangunkan Violet.
Dia melihat ibu Sumiati yang menghubunginya, dan bertanya soal pengrusakan uang dilakukan sebagian warga kampungnya.
Ternyata Putra keponakan bu Sumiati yang menceritakannya.
"Jangan sedih, yang penting kamu dalam cucu ibu dalam baik-baik saja, itu lebih penting, besok ibu pulang, ucap Ibu Sumiati
"Baik Bu hati-hati, jawab Violet.
Keesokkan harinya, Ibu Sumiati dan keponakan nya tiba rumah dengan selamat, mereka bertiga hanya mengelus dada.
"Ini pasti kerjaan Bu Fatimah, ucap keponakan bu Sumi.
"Sudahlah, nanti juga akan ada karma buat mereka, balas Bu Sumi.
Keponakan Bu Sum yang perempuan dia anak satu-satunya, dan orangtuanya sudah lama meninggal dan dia di rawat oleh Bu Sumi, dia menikah muda, hingga Bu Sumi ke Jakarta dan merawat Violet.
Dia sangat senang dengan kehadiran Violet, apalagi setelah hadirnya Kaisar.
Aset sawah dan ladang, di kelola sangat baik Milla dan suaminya, yang tinggal memiliki ibu, serta 2 kakak perempuannya yang sudah menikah, dan mereka hidup sangat rukun.
Ibu Sum, mendapatkan sepertiga dari hasil ladang dan sawah, ladangnya ada 1.5 hektar sedangkan sawah 6 hektar, bisa di bilang, Bu Sum tidak kekurangan uang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!