NovelToon NovelToon

My Dear Husband Is Paralyzed

BAB 1

Selamat datang dikarya baru author ya🤗

Selamat membaca💙

⬇️

⬇️

⬇️

"Bagaimana pak, saya menginginkan salah satu putri kalian untuk menjadi istri putra keduaku yaitu Alvaro Xavier," ucap Almira ibunda Alvaro.

Alvaro Xavier adalah putra kedua dari pasangan Almira Putri dengan Alex Xavier. Juga merupakan pemuda Dingin, tegas, serta pewaris keluarga Xavier. Namun karena perihal kecelakaan membuat dirinya harus berada dikursi roda selama 2 tahun. Untuk itu Mama Almira mencoba mencarikan pendamping agar putranya itu dapat merasakan kehidupan kembali.

"Namun Nyonya Mira ingin memilih siapa diantara kedua putri kami?" Tanya Papa Reno terhadap tamu didepannya.

Terlihat Chesy mengkomat kamitkan bibirnya seperti membaca mantra. Ia berharap Nyonya Almira tidak memilih dirinya yang ada Chesy tidak bisa menikmati hidup karena harus merawat suami lumpuh. Mama Clara juga terlihat tegang saat berhadapan dengan keluarga Xavier.

Keluarga Xavier sangat disegani dan dikagumi oleh semua perusahaan. Bahkan perusahaan Xavier adalah perusahaan paling terbesar se asia memiliki cabang dimana-mana. Banyak keluarga konglomerat ingin berbesan dengan keluarga Xavier termasuk keluarga Reno Sanjaya yang sangat beruntung bisa dilamar langsung oleh keluarga Xavier.

"Saya memilih..." ucapan Nyonya Almira menggantung saat melihat sosok gadis tengah menuruni anak tangga.

Terlihat Alexa sedang menuruni anak tangga dengan menggendong tas dipunggungnya, karena hari ini ia ada jadwal kuliah. Alexa melewati ruang tamu yang terdapat kedua orang tuanya dan juga keluarga Xavier. Ia berjalan sangat acuh bahkan tidak menyapa kedua keluarga itu.

"Lexa .. Tunggu!" Papa Reno memanggil Alexa.

Mendengar panggilan papanya,Alexa terpaksa berhenti dan berbalik badan,"Kenapa Pa?"

"Kamu tidak melihat kita sedang ada kedatangan tamu.. temui dan beri salam.. Sangat tidak sopan!" tegur Papa Reno dengan nada kesal. Bahkan tanpa malu memarahi Alexa didepan tamunya.

"Ck! Dasar orang tua munafik! Hanya mau uangnya saja," batin Alexa bermonolog didalam hati.

Alexa sudah mengetahui semuanya tentang keluarga Xavier yang akan mencarikan pendamping untuk putra keduanya. Namun hal itu tidak membuat hati Alexa tertarik ia sangat acuh dan acuh dalam segala hal yang dilakukan oleh keluarganya sendiri.

Dengan langkah malas, Alexa kembali berjalan mendekati kedua tamunya.

Alexa menyalami tangan kedua tamu itu dengan takzim,"Halo Om dan Tante."

"Hai juga Lexa.. Kamu sangat cantik!" puji Almira tersenyum manis saat pertama kali melihat Alexa.

"Ahh bisa aja Tante," jawab Lexa yang nampak biasa.

Saat hendak berjalan lagi Papa Reno kembali menghentikan langkah Alexa,"Kamu mau kemana Lexa, duduklah dulu ada yang ingin kami bicarakan denganmu juga."

Dengan terpaksa Alexa kembali dan duduk tidak jauh dari Nyonya Almira dan Tuan Alex.

"Jadi bagaimana Nyonya Almira anda ingin memilih siapa diantara Alexa dan Chesy?Mereka berdua sama-sama sangat cantik dan pintar." Ujar Papa Reno dengan wajah senang.

"Saya memilih Alexa sebagai calon menantu dan istri dari putra keduaku,"jawab Nyonya Almira tanpa ragu.

Chesy tersontak kaget saat Nyonya Almira lebih memilih Alexa adiknya,"Huft.. Syukurlah," batinnya.

Alexa tetap diam dan tenang, namun didalam hati ia merasa senang karena 1 rencananya lagi akan membuatnya berhasil untuk lepas dari keluarga Toxic itu.

"Alexa dengar! Nyonya Almira memilih kamu secara langsung untuk menjadi menantu dan istri dari anaknya," terang Papa Reno.

"Bagaimana Alexa apa kamu keberatan?" Tanya Nyonya Almira yang melihat Alexa begitu tenang.

"Dengan senang hati saya menerima perjodohan ini."jawab Alexa tersenyum hangat tanpa basa basi langsung menerima tawaran dari Nyonya Almira.

"Namun dengan beberapa syarat!" sambungnya.

Papa Reno, Mama Clara serta Chesy terkejut saat tiba tiba Alexa mengajukan persyaratan. Yang awalnya Chesy merasa bahagia karena si Alexa yang akan menikah dengan tuan muda lumpuh namun perasaannya menjadi ragu saat Alexa mengajukan syarat.

Tanpa basa basi Papa Reno menanyakan persyaratan dari Alexa,"Apa syaratmu Lexa?"

Alexa tersenyum tipis lalu menjawab pertanyaan dari Papanya," Syaratnya yaitu setelah aku menikah nanti, aku ingin lepas dari hubungan keluarga dengan kalian. Jika suatu saat nanti kalian mengalami kesusahan jangan pernah mencariku atau keluarga Xavier!, karena aku bukan lagi milik keluarga Sanjaya!"

"Ck! Belum jadi menantu aja belagu! Cih." batin Chesy sambil melirik adiknya.

Mama Clara ingin menjawab namun dicegah oleh Papa Reno,"Baik kami akan menyetujui syarat darimu, Lexa"

"Baiklah karena sudah disepakati maka pernikahan akan dilaksanakan dalam 1 minggu lagi." Sambung Tuan Alex.

Alexa yang mendengar itu sedikit terkejut bahwa pernikahannya akan dipercepat.

"Dan untuk Alexa nanti setelah menikah kamu tinggal bersama Alvaro. Sesuai kesepakatan diantara keluarga." jelas Nyonya Almira.

"Tentu saja tante," jawabnya.

Kemudian keluarga Xavier berpamitan pulang, setelah berdiskusi tentang pernikahan. Nampak raut wajah bahagia yang terpancar dari Papa Reno,Mama Clara dan Chesy setelah menerima berbagai mas kawin dari keluarga Xavier. Bahkan Mama melarang Alexa memakainya sebagai dalih tidak cocok. Alexa tidak tertarik dengan semua yang diberikan oleh keluarga Xavier. Yang dia inginkan adalah keluar dari rumah bagaikan neraka.

Tak mau ambil pusing Alexa melenggang pergi tanpa berpamitan. Ia sudah sangat terlambat untuk masuk kuliah. Akhirnya ia menuju ketempat dimana ia bekerja sebagai Dokter. Alexa tidak merasa khawatir tentang keterlambatannya masuk kuliah karena ia murid spesial.

Sampai di Rumah Sakit Medika milik Rangga sahabatnya sekaligus teman diwaktu suka maupun duka.

Alexa berjalan di koridor menuju ruangannya untuk berganti pakaian kebesarannya sebagai dokter. Lalu menuju ke ruangan sang pemilik rumah sakit.

"Tumben Lo siang berangkatnya," ujar Rangga.

"Biasa lah ada urusan kecil dirumah," jawab Lexa.

Rangga sangat tahu persis apa yang sedang dialami oleh sahabatnya itu. Namun ia juga tidak pernah terlalu menanyakan masalahnya, Rangga akan menunggu Alexa sampai siap untuk berbicara.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Tuan Muda, Nyonya Almira serta Tuan Alex sudah kembali dan anda diminta untuk bertemu," ucap Brian asisten pribadi Alvaro.

"Aku akan segera kesana," jawabnya dingin.

Pemuda itu menghembuskan nafasnya perlahan. Sudah 2 tahun ia mengalami lumpuh, keluarga Besar Xavier terus menghinanya pesakitan yang tak bisa apa apa. Namun dibalik semua itu Alvaro sedang merencanakan sesuatu.

Alvaro memutar kursi rodanya berjalan menuju lift yang tak jauh dari balkon kamar. Sampai diruang keluarga nampak Mama Almira sudah menunggu.

"Al.."panggilnya lirih. Mama Almira sangat sedih anaknya terus menerus murung seperti tidak ada kehidupan. Bahkan jambang diwajahnya sudah tumbuh seperti tidak terawat.

"Iya Ma.."

"Mama dan Papa menjodohkanmu dengan rekan bisnis Papa.. Mama harap kamu menerimanya,"

Alvaro menundukkan kepala entah apa yang sedang dipikirkan.

"Kamu bisa membaca data gadis ini, jika kamu mau Mama dan Papa akan melakukan pernikahan 1 minggu lagi,"

Alvaro mengambil map yang berisi data pribadi gadis itu. Ia dengan teliti membacanya,"Aku terima perjodohan ini."

☆bersambung☆

BAB 2

Selamat membaca💙

⬇️

⬇️

⬇️

Alexa yang sedang membantu Rangga menangani pasien ia tidak sadar bahwa sedang diawasi oleh seseorang. Saat selesai membantu Rangga, Alexa keluar dari UGD dan berjalan menuju ruangan pribadinya.

"Ahh segarnya." Alexa menghabiskan sebotol air minum lalu duduk dikursi kebesarannya.

Ia menatap plafon sembari menggoyangkan kursinya ke kanan kiri. Alexa gadis yang sangat mandiri sedari kecil. Dari ia bayi tidak pernah bersama Mama Clara yang disebut ibu kandungnya. Sempat Alexa berpikir bahwa Mama Clara bukan ibu kandungnya karena perhatian dan kasih sayang yang diberikan sangat berbeda dengan Chesy kakak perempuannya.

Bahkan Papa Reno menunjukan hasil DNAnya bahwa Mama Clara 100% ibu kandungnya. Alexa begitu polos dan langsung mempercayainya. Hari demi hari hingga Alexa tumbuh dewasa akhirnya mengerti semuanya.

"Akhirnya sebentar lagi gue akan terbebas dari rumah bak neraka itu," ucapnya dengan nada lirih.

Alexa bangkit dari kursinya mengambil tas dan handphone lalu pergi keluar. Ia memesan taksi untuk menuju kesuatu tempat.

Sampailah di sebuah cafe dekat pinggiran sawah. Alexa menuju kasir memesan sesuatu lepas itu memilih tempat duduk paling pojok. Sambil menikmati pemandangan sawah yang masih terlihat hijau segar.

"Apa anda Nona Alexa Sanjaya?"tanya sesorang tepat di hadapan Alexa.

Alexa menoleh kearah orang itu,"Iya benar, Ada apa ya?"

Orang itu lalu mundur kebelakang dan memberi jalan untuk seseorang lagi. Terlihat seorang pria berjambang tebal,gagah, mata elangnya terlihat sangat dingin tengah duduk dikursi roda.

"Apa kita bisa berbicara empat mata?" tanyanya tanpa basa basi.

Alexa sedikit terkejut namun ia berusaha untuk tetap tenang,"Tentu saja, Silahkan."

Lalu kedua bawahan tadi pergi meninggalkan pria yang duduk di kursi roda sendirian. Alexa menatap pria itu dengan banyak pertanyaan.

"Siapa pria ini kenapa tiba tiba mengetahui namaku?" batinnya.

Pria itu mengeluarkan sebuah map dan memberikannya kepada Alexa.

"Baca dan pahami!" titahnya dingin.

Alexa mengambil map itu langsung membacanya. Disana tertera nama pria itu Alvaro Xavier putra kedua dari pasangan Alex dan Almira. Alexa mengangguk ngangguk paham. Sekilas melirik pria dihadapannya. Lalu melanjutkan membaca isi nya.

Surat Nikah Kontrak beserta perjanjiannya.

"Apa maksudnya ini?" tanya Alexa.

Alvaro mendengus kesal karena Alexa menguji kesabarannya dengan mempertanyakan lagi yang sudah dijelaskan.

"Gue Alvaro Xavier yang dijodohkan oleh Mama Mira, sampai di sini paham?" Alvaro lagi-lagi menjawab dengan ketus.

Alexa tersenyum geli saat melihat pria di hadapannya terlihat kesal. Sebenarnya Alexa sudah mengetahui siapa Alvaro Xavier ia hanya ingin menguji kesabarannya saja.

"Baik, Gue baca dulu isi perjanjian ini,"

...Isi surat perjanjian selama melakukan nikah kontrak....

* Pihak A bebas melakukan apapun terhadap pihak B.

* Pihak B tidak boleh mengikut campur urusan pribadi pihak A, jika Pihak B mengalami masalah Pihak A akan membantu dan turut andil masalah pribadinya.

* Tidak tidur dalam 1 ranjang.

* Jika berhadapan dengan kedua orang tua harus saling romantis.

                                                 Ttd :                                       Alvaro Xavier tertampan.

"Gue gak setuju untuk no 1, dan bisa menambahkan tidak boleh berhubungan badan jika belum memiliki perasaan Cinta," imbuh Alexa.

Alvaro nampak tidak senang dengan penambahan dari Alexa. Namun ia gengsi mengungkapkannya dengan terpaksa menuruti permintaan Alexa.

"Baik aku akan tambahkan disini." Alvaro menambahkan tulisan sesuai permintaan Alexa.

Alexa tersenyum simpul lalu ia juga melakukan tanda tangan sebagai persetujuan.

"Dan satu lagi jangan pernah bilang apapun ke Mama Mira jika kita pernah bertemu!" ancam Alvaro tegas.

"Baik," jawab Alexa.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan Alvaro melenggang pergi begitu saja dengan kursi rodanya.

Alexa menyeruput Kopi Latte nya lalu beranjak ikut pergi.

Sampai dirumah Alexa langsung menuju kamarnya seperti biasa rumah nampak sepi karena memiliki kegiatan masing-masing. Alexa merebahkan tubuhnya diatas ranjang king sizenya.

"Tunggu saja pembalasan dariku keluarga Sanjaya terhormat sebentar lagi kalian akan merasakan kepahitan yang pernah aku alami selama ini," gumam Alexa menatap plafon bernuansa biru langit.

Akhirnya Alexa terlelap setelah seharian menangani beberapa pasien kecelakaan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keluarga Xavier

Alvaro sedang duduk disamping kolam ikan sembari menatap lukisan yang ia buat. Semenjak mengalami lumpuh Alvaro hanya melakukan kegiatan ringan seperti melukis. Karena kegiatan melukis Alvaro dihina habis-habisan oleh keluarga besar Ayahnya.

Semua penghinaan itu masih ia simpan dalam hati, suatu saat nanti jika kakinya sudah sembuh ia akan membalas satu persatu hinaan dari mereka.

"Dek?" panggil Shaka sambil menepuk bahu Alvaro.

Alvaro yang tersadar dari lamunannya menoleh ke arah sang kakak.

Di tatapnya manik berwarna silver itu dengan perasaan kagum. Bagimana tidak Arshaka di usianya yang masih muda bisa membangun perusahaannya sendiri. Bahkan Shaka selalu dipuji puji oleh keluarga besar Xavier.

"Kenapa sih malah bengong, aku tahu ketampananku mengalahkan dirimu kan,hahaha." Tawa renyah keluar dari mulut Shaka yang pedenya minta ampun.

"Lihat aja nanti kalau jambang gue cukur bakal kalah ketampanan lo dari gue," Alvaro tidak terima dengan candaan kakaknya.

"Memang seharusnya jambang lebat lo dicukur karena bentar lagi lo akan menikah, mana ada cewek menikah dengan pria berjambang lebat seperti lo," lagi lagi Shaka mengejek adiknya.

Shaka tertawa terpingkal-pingkal karena melihat ekspresi lucu dari sang adik. Alvaro tidak menggubris tawa kakaknya ia memilih melanjutkan melukis.

"Iya gue becanda Al... Dipanggil sama Mama tuh," ujar Shaka yang lelah habis tertawa.

Alvaro menghentikan kegiataannya dan meletakan kembali alat lukisnya lalu berjalan menuju ruang keluarga.

Di ikuti oleh Shaka dari belakang sembari mendorong kursi roda sang adik. Shaka lah yang setiap hari menemani hari harinya Alvaro saat sedang termenung sendirian atau sekedar menemani melukis.

Sampai diruang keluarga Mama Mira melihat kedatangan kedua putranya tersenyum hangat. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

"Kemarilah Nak, Mama memanggil desainer terkenal untuk membuat gaun pernikahan kalian." Mama Mira sambil menunjuk seseorang disampingnya.

Desainer itu menunduk memberikan hormat pada Alvaro dan juga Shaka.

Shaka duduk tepat didepan sang Mama sedang Alvaro disamping kursi Shaka. Mereka melihat semua gambar desain gaun pernikahan.

Mama Mira terlihat sangat sibuk memilih bahan dasar gaun pernikahan. Sedangkan Shaka sibuk bermain ponselnya lali Alvaro sibuk dengan pikirannya.

"Al,"Panggil Mama Mira.

"Iya Ma," jawab Alvaro.

"Kemarilah mendekat," pinta Mama Mira.

Alvaro melajukan kursi rodanya ke hadapan Mama Mira dan melihat yang sedang ditunjuk olehnya,"Apa kamu menyukai yang ini?"

"Terlihat elegan sangat indah!" batin Alvaro membayangkan saat dirinya memakai setelan Jas dan Alexa memakain gaunnya.

"Yang ini boleh Ma.. Sangat elegan Al menyukainya," jawab Alvaro.

Mama Mira mengangguk mengerti dan memberitahukan oleh desainer gaun yang diinginkan oleh Alvaro.

"MIRA!!!" teriak seseorang.

☆bersambung☆

BAB 3

Selamat membaca💙

⬇️

⬇️

⬇️

Seorang perempuan paruh baya datang ke mansion keluarga Xavier sampai di depan pintu ia berteriak dengan keras dan membuat semua penghuni rumah kaget dengan teriakannya.

"MIRA!! KELUAR KAMU!" teriaknya sekali lagi.

Buru-buru Mama Mira menyudahi pembicaraan dengan desainer dan memintanya untuk segera pulang.

Dengan langkah besar serta aura marahnya nenek itu berjalan memasuki ruang tamu. Terlihat Mama Mira sedang mengobrol dengan kedua putranya, sedangkan desainer tadi diantar lewat belakang rumah.

"Eh Ibu tumben datang kemari," sapa Mama Mira dengan lembut.

Mama Mira ingin menuntun Nenek Gesya namun langsung ditepis oleh tangan sang Nenek. Mama Mira langsung diam tak berkutik.

Nenek Gesya langsung mendudukan bokongnya tepat dihadapan kedua cucunya. Nenek Gesya merupakan ibu mertua dari Mama Almira atau lebih tepatnya ibu kandung dari Ayah Alex.

Shaka dan Alvaro tak bergeming mereka saling menatap satu sama lain untuk mengingatkan agar tetap diam sebelum Nenek Gesya membuka suara.

Mama Mira segera menuju dapur untuk membuatkan teh hijau kesukaan Nenek.

Nenek Gesya menatap cucunya satu persatu saat melihat Alvaro tatapannya menjadi sinis tak suka.

"Huh! Dasar anak pesakitan bisanya menyusahkan saja!" Sindir Nenek Gesya.

Tangan Alvaro sudah mengepal tidak terima dengan perkataan Nenek barusan, Shaka yang menyadari hal tersebut langsung mengelus punggung adiknya untuk tetap sabar dan tenang.

Tidak lama kemudian Mama Mira kembali membawa secangkir teh hijau beserta camilan dan di saat itulah Papa Alex pulang dari kerjanya.

"Loh Mama tumben datang kemari, ada perlu apa?" tanya Papa Alex penuh hangat. Hanya Papa Alex yang mampu mencairkan suasana saat ada Nenek mansion.

"Katanya Kamu mau mengadakan pernikahan untuk anakmu 1 minggu lagi, aku ingin menginap disini sampai hari pernikahan anakmu itu. Aku juga ingin melihat bagaimana rupa wajah calon menantu keluarga Xavier." ujar Nenek Gesya.

Lalu diambilnya secangkir teh hijau dan meminumnya.

Papa Alex paling tidak bisa menolak permintaan sang Mama namun disisi lain nampak terlihat wajah tidak suka atas kedatangan Neneknya. Dengan terpaksa Papa Alex menyetujuinya,"Baiklah Mama boleh tinggal disini selama pernikahan Alvaro, namun dengan satu syarat."

"Apa syaratnya?cepat katakan!"

"Mama tidak boleh menganggu kedua cucu Mama saat sedang dirumah dan jangan pernah ikut campur masalah pribadi mereka!"pinta Papa Alex.

"Cih!! Sangat menyusahkan!" gumam Nenek Gesya namun masih terdengar ditelinga mereka.

"Baiklah bisa diatur semua itu," imbuh Nenek Gesya lalu beranjak dari duduknya dan menuju kamar tamu yang sudah disiapkan.

"Ma, Pa, Kak...Al balik ke kamar dulu," pamit Alvaro setelah kepergian Nenek Gesya.

"Iya Nak.. Beristirahatlah," jawab Mama Mira penuh hangat.

Mama Mira langsung terduduk lemas bila sudah ada Nenek dimansion semuanya akan bertambah rumit. Namun bukan Mama Mira namanya kalau tidak bisa menangani hal sepele.

Papa Alex melihat raut wajah istrinya yang ditekuk ia sudah paham apa yang sedang dipikirkan,"Apa Mama perlu bantuan?" tanyanya

"Sepertinya tidak Pa.. namun terimakasih atas tawarannya, Mama bisa menangani semua ini.. It's okay." Mama Mira menjawab.

Papa Alex mengelus pucuk kepala Mama Mira dikecupnya dengan lembut lalu membisikan sesuatu,"Aku tahu itu! Istriku memang luar biasa!"

Rona pipi Mama Mira seketika menjadi semerah kepiting rebus. Shaka yang memperhatikan kedua orang tuanya hanya tersenyum geli.

"Ehm.. Tolong lakukanlah di kamar kalian jangan mengotori mata jernihku ini!" sindir Shaka secara halus.

Papa Alex dan Mama Mira saling menatap lalu tertawa bersama.

Mereka tertawa sejenak melupakan ketegangan yang tadi datang tiba-tiba.

...****************...

Keesokan harinya...

Alexa sudah mengenakan pakaian rapi hari ini ia ada jadwal kelas pagi.

Alexa hanya mengenakan kaos lengan panjang, celana levis serta rambutnya dikuncir kuda sangat terlihat aura dinginnya.

Ia menuruni anak tangga menuju pintu depan tanpa pergi ke meja makan.

Papa Reno melihat Alexa menuruni anak tangga.

"Lexa, kemarilah kita sarapan bersama." ucapnya dengan tampang sok manis.

Dengan langkah terpaksa Alexa menghampiri keluarganya itu dan ikut sarapan bersama. Alexa duduk disamping Chesy lalu ia mengambil makanan secukupnya.

Alexa merasa heran dengan sikap keluarganya semenjak keluarga Xavier melamar dirinya. Mulai dari Papa yang tiba-tiba mentransfer uang ke dalam rekening milik Alexa, Mama Clara yang tiba-tiba menjadi lembut bahkan penyayang. Namun tidak dengan Chesy yang selalu arogan dan semena-mena terhadap Alexa.

"Nikmatilah makan bersama dengan keluargamu disini,Nak.. Karena sebentar lagi kamu akan menjadi menantu keluarga Xavier," Ucap Papa Reno lembut. Namun didalam hati paling dalam memiliki niat tersembunyi.

"Jangan lupa balas budi! Sudah menikah melupakan kami yang merawatmu sampai sebesar ini," imbuh Mama Clara sekaligus menyindir Alexa.

Alexa hanya diam tak menanggapi ucapan kedua orang tuanya.

"Aku sudah kenyang, terimakasih atas sarapannya!" ucap Alexa dingin.

Lalu pergi meninggalkan sisa makanan yang tak disentuhnya. Alexa sudah sangat sakit hati setiap hari Mama Clara hanya meminta balas budi sebagai rasa telah merawatnya selama ini. Alexa berusaha menahan bulir air matanya agar tidak terjatuh.

"Ck! Dasar anak tak tahu di untung!" sindir Chesy sedikit keras hingga masih terdengar di telinga Alexa.

Alexa mempercepat langkahnya menuju gerbang tak lupa ia memesan taksi. Karena Papa Reno melarang Alexa membawa salah satu mobil milik keluarganya.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya Alexa sampai dikampus. Ia berjalan menuju kelasnya sampai di kelas seperti biasa Alexa memilih langsung duduk dan memainkan ponselnya.

"Tiap hari kerjaan lo begini, sibuk apaan sih?" tanya Celin teman kuliah Alexa.

"Lagi nanem pohon uang," jawab Alexa.

"Apa?! Hahaha ada-ada aja Lo nanem pohon uang pake ponsel," cibir Celin yang tidak habis pikir dengan temannya itu.

"Hm"

Alexa terus memperhatikan pohon uangnya,

"Gue harus bisa menjadi kaya raya tak mau hidup miskin setelah menikah nanti!" batinnya dalam hati.

Walaupun Alexa bekerja sebagai dokter namun hasil gajinya masih tak cukup untuk melakukan rencananya. Maka dari itu Alexa bermain-main pohon uang diponsel sejak usia 9 tahun.

Alexa bermain pohon uang atas ajaran seseorang yang selama ini diam-diam menjaganya. Keluarga Sanjaya tidak mengetahui semua kegiatan Alexa karena sibuk dengan dunia bisnisnya.

"Lama tidak bertemu, adik!"

Alexa menoleh kea arah sumber suara, ia kaget dengan sosok didepannya yang sudah lama di rindukan.

"Kamu!"

☆bersambung☆

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!