Cinta itu bagaikan Matahari..
Tidak peduli betapa panas sinarnya menyakitimu, kamu akan tetap bergerak mendekat karena tertarik oleh keindahan kemilaunya..
Rasa sakit akibat sengatan mungkin menyakitkan,,
Tapi itu lebih baik daripada hanya diam berdiri dan menatap sosok kesepian dari Matahari..
Cinta juga seperti itu, ketika kau tahu bahwa mendekat kearahnya dan memberikan seluruh hatimu untuknya akan menyakitimu..
Kamu akan tetap datang padanya, datang seolah kamu tidak akan pernah lari sejak pertama kamu tahu bahwa kamu mencintainya...
Dengan Cinta yang besar dan Luas..
Rasa sakit itu akan pudar ketika kamu telah berada disisinya...
Namun, untuk menghilangkan rasa sakit itu, kamu akan merasakan sebuah perjalanan panjang yang lebih menyakitkan untuk menggapai kebahagiaan sesungguhnya..
......
My Husband is Vampire, even so I will Love you Tenderly from Author Little Monster
Sumber pict : Google
.................
Ribuan tahun yang lalu terdapat seorang lelaki tampan yang berusia 20 tahun..
Lelaki itu berasal dari keluarga bangsawan kaya raya..
Kesempurnaan seolah menjadi miliknya, memiliki paras yang menawan, jenius muda yang berbakat, seorang anak dari keluarga bangsawan dan di segani..
Namun takdir berkata sebaliknya...
Pemuda itu mengidap sebuah penyakit langka mematikan...
Seluruh keluarga itu telah mencari obat hingga kepenjuru Dunia, naasnya tidak ada obat yang mampu menyembuhkannya...
Tidak ingin menerima takdir hidupnya, pemuda itu mulai membuat eksperimen manusia untuk menyembuhkan dirinya sendiri...
Sebagai keluarga yang memiliki segalanya, tentu saja mereka tidak menolak keinginan putra mereka..
Dengan seluruh kekuatan dan kekayaan keluarganya, pemuda itu membuat berbagai macam eksperimen menakutkan...
Waktu berlalu perlahan, ketika pemuda itu mulai merasa lelah dan menyerah.. Dengan penyakitnya yang menjadi lebih buruk, dia tidak lagi memiliki harapan hidup...
Seolah Tuhan ingin membantunya, dia menemukan sebuah buku tua..
Buku tentang Aliran Sesat..
Memadukan aliran sesat itu dengan ilmu Pengetahuan, dia berhasil membuat sebuah serum kekebalan tubuh...
Dengan tegukan besar dia meminum serum itu..!! Naas untuknya Serum itu tidak bekerja sempurna seperti yang di harapkannya...
Dia memang menjadi sehat dan kebal dari penyakit...
Tapi kelemahan lain terlihat!
Organ tubuhnya tidak lagi bekerja layaknya manusia normal,. Detak jantungnya berdetak melambat seolah tidak lagi berfungsi, dia tidak dapat terluka dan darah miliknya tidak mengalir.. Seolah menjadi abadi, waktu untuknya terus menua juga turut terhenti... dan hal yang paling Dia sesalkan adalah dia akan membutuhkan darah manusia untuk bertahan hidup sebagai makanan..
Pemuda itu menyesali apa yang terjadi, dia mengutuk bantuan yang Tuhan berikan dan berfikir bahwa Tuhan mempermainkannya...
Dengan usaha lainnya pemuda itu mencoba mencari cara untuk kembali menjadi manusia normal...
Seiring berjalannya waktu, kabar tentangnya menghilang...
Dengan hilangnya dia seperti udara, Cerita tentang kisahnya menjadi sebuah legenda yang terus di ceritakan untuk setiap generasi...
"Ibu, apakah dia masih hidup?" Seorang gadis kecil berusia 5 tahun bertanya kearah wanita yang tengah memeluk tubuhnya dengan sebuah buku ditangan.
Wanita itu tersenyum lembut menatap kearah putrinya yang cantik. Dia mengecup keningnya cepat dan berkata "Tidak ada yang tahu pasti dimana dia sekarang. Apakah dia hidup atau tidak, tidak ada yang benar-benar mengetahuinya!!"
"Lalu, apakah semua Vampire di dunia berasal darinya?"
Menatap putrinya yang bertanya ingin tahu, wanita itu tertawa renyah sebelum mengangguk pelan
"Itu benar!" Dia kembali berbicara menjelaskan "Di Dunia ini ada dua mahkluk hidup, pertama adalah Vampire dan yang kedua adalah Manusia Normal. Jika Candy bertemu Vampire dimasa depan, Candy tidak boleh mendekati mereka!"
"Kenapa?" Candy bertanya penasaran dan kembali membuka bibir kecilnya "Bukankah Vampire tidak akan memakan Manusia biasa karena ada hukum yang melarangnya?"
"Putri ibu sangat pintar" Wanita itu memeluk putri kecilnya dan kembali berkata "Walaupun ada hukum di Dunia ini, Vampire tetaplah Mahluk yang berbahaya! Jadi ketika Candy bertemu dengan mereka dimasa depan, Candy harus pergi menjauh!"
Candy tidak lagi membantah tapi mengangguk patuh sebagai jawaban.
"Lalu ibu akan melanjutkan cerita ini" melihat bahwa Putrinya terlihat lebih bahagia, wanita itu tertawa lembut "Apa Candy lebih menyukai Cerita ini daripada cerita pertama?"
"Itu benar! Kisah tentang Pangeran Vampire yang Jatuh Cinta sangatlah menyakitkan. Candy sangat kasihan padanya!"
Melihat wajah polos putrinya yang tampak mengasihani Pangeran Vampire hanya karena sebuah dongeng sebelum tidur, wanita itu tidak dapat menahan rasa hangat yang mengalir di hatinya.
Putrinya ini gadis yang sangat perasa dan baik. Kelak dia akan menjadi sosok yang mengagumkan. Tidak lagi banyak bicara dia kembali membacakan Kisah Vampire yang lainnya.
Pada suatu masa ada seorang Vampire Tampan yang Jatuh Cinta pada Gadis manusia..
Vampire itu mencoba menjauh tapi tetap saja hatinya yang mencintai gadis itu selalu membawanya kembali padanya..
Gadis itu juga mencintai sang Vampire, dia menerima Vampire tampan itu dan menjalani hidup yang damai sebagai sepasang kekasih..
Namun, sebuah halangan antara Manusia dan Vampire yang jatuh Cinta terlihat nyata..
Sang gadis bertambah tua seiring berjalannya waktu, dia merasakan ketidak percayaan diri pada dirinya untuk terus dapat bersama dengan Vampire yang di Cintainya..
Sang gadis meminta pada sang kekasih untuk mengubahnya menjadi Vampie agar selalu dapat bersama...
Dengan tegas Vampire pria itu menolak dan meminta agar gadis itu tetap menjadi manusia dan menjalani kehidupannya hingga tua..
Mereka berdebat cukup lama hingga sang wanita menyerah, tapi di belakang Vampire itu sang wanita diam-diam meminta Vampire lainnya untuk mengubahnya...
Sang Vampire pria marah dan sakit Hati karena kelakuan kekasihnya.. Dia selalu berharap bahwa sang kekasih akan hidup sebagai manusia normal yang hidup hingga tua, tidak sepertinya yang hidup abadi sebagai Vampire haus darah menjijikkan..
Namun siapa sangka gadis itu malah tidak melihat keinginan hatinya dan menghianati kebaikannya..
Dengan sisa kemarahan, Vampire itu pergi dari sisi wanita dan berjanji bahwa tidak akan pernah lagi jatuh Cinta..
Dia menghilang dalam kabut dan tidak lagi pernah terlihat...
"Bukankah jika si wanita menjadi Vampire dia akan bisa hidup bersama selamanya? Candy masih tidak mengerti kenapa si Pangeran Vampire begitu marah!"
Melihat putri kecilnya yang bertanya kebingungan, ibu wanita itu mengusap rambut kepalanya lembut sebelum menjelaskan. "Ada beberapa hal di Dunia yang tidak dapat dimengerti! Salah satunya adalah Cinta! Ibu mungkin bisa menjelaskan sedikit tapi mungkin Candy tidak akan mengerti!"
Melihat tatapan bingung di mata indah Candy, wanita itu tersenyum lembut dan melanjutkan. "Kadang dalam Cinta seseorang hanya berharap bahwa orang yang di Cintainya bahagia dengan hidup sederhana tidak seperti kehidupan yang dimiliki olehnya. Sang Vampire pria itu tidak ingin hidup Sang Wanita akan sama sepertinya. Hidup selamanya dengan darah sebagai makanan bukanlah sebuah kemewahan tapi sebuah kutukan!..."
Melihat keheningan dari putri kecilnya, Wanita itu menoleh kearah dimana putri kecilnya yang tengah tertidur menutup matanya.
Senyuman di bibir wanita itu menjadi lebih lembut. Dengan gerakan kecil dia menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuh mungil putrinya dan memberikan kecupan di keningnya "Selamat tidur sayang!!!"
Langit biru bersinar cerah menampakkan keindahannya di atas cakrawala. Tanpa setitik mendung yang terlihat, keindahan langit itu mempesona dan sangat menyenangkan mata.
Di sebuah taman kecil dengan dedaunan pohon yang rindang menutupi, seorang gadis kecil cantik jelita berusia 5 tahun tengah bermain dengan sebuah pasir.
Mata indahnya yang berwarna kuning tembaga berkilauan emas tampak murni tanpa noda. Dia bermain dengan pasir di tangannya tampak bahagia. Kedua mata bulat milknya bersinar terang layaknya matahari.
Seolah menyadari sesuatu, gadis kecil itu mengalihkan pandangan matanya kearah lain.
Berdiri diam dalam kesendirian yang sangat hening. Terlihat sosok hitam tampak menatapnya, wajahnya buram dan tidak terlihat jelas. Tapi mata miliknya menembus jauh dan terlihat jelas dalam visi gadis kecil itu.
Tanpa rasa takut gadis kecil itu berdiri tegap dan balas menatap mata hitam pekat sosok yang melihat kearahnya.
Saat gadis kecil itu hendak berjalan mendekat untuk melihat lebih jelas sosok kabur di matanya, dia tersadar ketika mendengar suara bunyi yang aneh.
Di Di Di Di Di
Dengan hentakan malas, sebuah tangan putih dan halus menghentikan suara alarm yang mengganggu.
Menatap sekeliling tempatnya yang tampak buram, sosok di balik selimut itu mengusap kedua mata miliknya malas dan bergumam pelan "Sebuah mimpi?!"
"Candy! Kau masih belum bangun?" Suara lain terdengar di balik pintu, dia menerjang masuk dan menatap pada sosok yang masih terbaring di bawah selimut "Kenapa masih belum bangun? Hari ini kau akan pergi kerumah barumu!"
Menatap bibi di hadapannya yang mengatakan kata Rumah, Candy ingin datang dan memukul bibirnya!
Bagaimana tempat itu bisa di sebut rumah?
Tempat itu adalah sarang Monster dimana bibinya menjualnya.
Jika seorang Vampire membeli manusia untuk makanannya, maka pemerintah tidak akan menghalanginya selama ada kesepakatan antara kedua orang itu.
Dan disinilah, Bibi di hadapannya tega untuk menjual keponakannya yang cantik kepada seorang Vampire demi melunasi hutang kedua orang tuanya yang baru saja Meninggal.
"Jangan menatapku seperti itu!" Seolah menyadari tatapan yang Candy berikan, si Bibi mulai berbicara omong kosong "Kau beruntung ada seorang Vampire Bangsawan yang mau membelimu dengan harga menakutkan. Itu lebih baik daripada di beli oleh seorang Rentenir untuk di jadikan budak s3ks! Kau hanya perlu memberikan Vampire itu darahmu bukan tubuhmu!"
Candy mendengus kesal tidak menanggapi, bibinya sudah mengatakan kalimat itu ribuan kali. Bagaimana dia tidak mengerti kalimatnya itu? Dia berbicara seolah itu adalah sebuah berkah untuk di beli Vampire bukannya di beli seorang Rentenir. Pada kenyataannya sama saja, Candy harus menjadi pelayan mereka.
Tapi tetap saja, mau dia mengomel atau pun marah tidak ada yang akan berubah. Candy tidak memiliki banyak uang untuk menebus hutang keluarganya. Dia bahkan belum bekerja, walupun dia bekerja keras uang yang di hasilkannya tentu tidak akan bisa melunasi semua hutang itu.
"Baik, cepat membersihkan dirimu dan berkemas! Seseorang akan menjemputmu segera!"
Dengan tidak sabaran si Bibi kembali mengingatkan dan berbalik pergi meninggalkan kamar.
Candy menghela nafas panjang dan merenung dalam diam. Sebenarnya dia ingin mengikuti Ayah dan ibunya untùk pergi ke surga, tapi dia mengurungkan niatnya.
Ibunya tidak akan bahagia apabila Candy melakukan hal itu, maka disinilah dia hidup tanpa arti dan tujuan.
'Mungkin menjadi makanan seorang Vampire tidak begitu buruk! Dia tidak perlu memikirkan tentang masa depannya dan hanya akan menjadi makanan yang patuh!'
Pikiran Candy cukup positif, dia beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membasuh dirinya.
Setelah banyak waktu berlalu, Candy keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan tubuh yang segar.
Dia memakai pakaian sederhana dan mulai mengepak beberapa hal penting yang akan di bawanya.
Tidak banyak barang miliknya yang tersisa, sejak kematian orang tuanya. Barang-barang mahal yang Candy miliki sudah dia jual sebagian untuk menambah uang kebutuhannya.
Bibi dan pamannya tidak dapat membantu banyak, pada dasarnya mereka bukanlah bibi dan paman sebenarnya. Mereka hanyalah sahabat baik ayah dan ibunya yang telah dianggap saudara. Kehidupan mereka sangat sederhana dan terbilang tidak terlalu berkecukupan.
Mereka mau menampung Candy karena sering di bantu oleh kedua orang tuanya di masa lalu. Sedangkan untuk saudara orang tuanya yang lain, dia tidak benar-benar memilikinya.
Ayahnya adalah anak tunggal, sedangkan ibunya memiliki beberapa saudara. Tapi hubungan mereka tidak terlalu baik dan bahkan saudara itu tidak datang saat pemakaman kedua orang tuanya.
"Sudah selesai?" Si Bibi kembali memperlihatkan wajahnya, dia tampak sedikit gelisah mendesak kearah Candy "Cepatlah! Seseorang sudah menunggu di bawah!"
"Seseorang?" Candy mengerutkan kening atas pernyataan bibinya "itu hanya seseorang, biarkan dia menunggu sebentar. Aku belum selesai dengan pakaianku!"
"Gadis nakal ini... Cepatlah! Dia bukan seorang manusia, dilihat dari kulitnya yang pucat sudah di pastikan dia seorang Vampire. Kurasa dia Vampire yang membelimu!"
Tubuh Candy tersentak kaget mendengarnya, dengan sedikit gelisah dia bertanya pada bibinya "Seperti apa dia?"
"Itu..." si bibi tampak berfikir sejenak mengingat kembali penampilan pria di bawah "Dia tinggi dan agak tua, kurasa dia terlihat berusia sekitar 50 tahun. Tapi siapa yang dapat menebak berapa usia pastinya! Wajahnya tampak sederhana dan baik hati, siapa juga yang dapat mengatakan bahwa dia bukan phsycopat!"
"Bibi berhenti menakutiku!" Candy membentak bibinya dengan marah, dia sudah menguatkan hatinya untuk pasrah pada si Vampire Bangsawan yang membelinya. Mendengarkan si bibi menakut-nakutinya seperti ini malah membuatnya lebih cemas.
"Aku tidak menakutimu!" Si Bibi balas berteriak dan kembali berkata "Aku hanya mengingatkanmu, tidak peduli bagaimana Vampire terlihat dia tetaplah Monster. Walaupun begitu kau cukup beruntung, Vampire itu tidak memiliki perut buncit menjijikan!"
Candy tidak tahu harus menangis atau tertawa atas pernyataan Bibinya. Dia benar tentang keberuntungannya bahwa si Vampire tidak memiliki perut buncit. Tapi bagaiman jika Vampire itu memiliki sikap yang lebih menjijikkan dari perut buncit?
Menggelengkan kepalanya pelan, Candy mencoba tenang dan tidak memikirķan berbagai hal yang tidak raisonal di benaknya.
Setelah beberapa hal lain yang di masukkan kedalam kopernya, dia akhirnya selesai.
"Aishh, Candy! Bibi minta maaf tidak dapat melakukan apapun dan hanya bisa melakukan ini padamu. Bibi harap kau akan hidup dengan baik walaupun menjadi makanan Vampire. Bibi benar-benar berdoa untuk kebahagiaanmu!"
Melihat bibinya yang menangis, hati Candy terasa hangat. Walaupun bibinya ini terkadang menjengkelkan dan kejam dia sebenarnya adalah orang yang baik.
Dengan pelukan ringan Candy mengusap punggung bibinya yang terlihat rapuh. "Tidak apa-apa bibi, Candy akan baik-baik saja. Terimakasih untuk semua yang bibi dan paman lakukan. Aku akan pergi sekarang, tolong sampaikan salamku pada paman dan Jesy."
Si bibi mengangguk pelan dan membantu membawakan koper miliknya untuk turun ke bawah.
Saat tepat berada di bawah, tubuh Candy menjadi kaku sejenak sebelum kembali normal. Dia menatap sosok paruh baya di hadapannya.
Pria itu memang terlihat tua dan berusia sekitar 50 tahun. Kulitnya tampak putih pucat. Dia mengenakan Jas hitam yang rapih dan sebuah kacamata untuk menutupi mata miliknya.
Dengan desahan nafas yang panjang, Candy membungkuk kearah pria itu sopan "Maaf membuat tuan menunggu!"
Pria itu tidak mengatakan apapun dan hanya membuka pintu mobil belakang untuk mempersilahkannya masuk.
Tidak memperdulikan salamnya yang di abaikan Candy memasuki mobil itu setelah mengucapkan beberapa kata perpisahan lagi pada bibinya.
Pikiran Candy berkelana ketika dia berada di dalam mobil. Mata berwarna Amber miliknya menatap sosok Vampire yang tengah mengemudi di depannya.
Itu adalah tuannya, tuan yang akan meminum darahnya mulai hari ini.
Melihat wajah tuan di depannya itu Candy merasa sedikit lebih baik, sepertinya tuan yang membelinya bukanlah Vampire yang jahat. Jika dia berperilaku baik mungkin dia akan memiliki sedikit kebebasan untuk hidupnya sendiri selama tidak melewati batas.
Hanya saja tuannya tampaknya menjadi orang yang pendiam. Sepanjang jalan ini dia terus diam dan tidak mengatakan apapun. Candy juga hanya terdiam dan menatap keluar mobil memandangi setiap jalan yang dilewati.
Setelah hening dalam perjalanan yang cukup lama, mobil itu berbelok ketempat yang terlihat sunyi tampak seperti hutan belantara. Candy memandang sekitarnya dengan sedikit gelisah, dia tidak mengerti kenapa tuannya membawanya kehutan! Apakah tuannya berencana meminum darahnya dan membunuhnya disini?
"Kami akan segera sampai!" Vampire itu berbicara datar ketika melihat gadis di belakangnya tampak gelisah
Sedangkan untuk Candy sendiri, dia semakin menjadi gugup mendengarkan apa yang di ucapkan oleh tuannya.
Sampai? Jadi benar tuannya akan meminum darahnya dan membuangnya disini?
Sebelum sempat Candy menenangkan hatinya dan ingin menangis, hutan belantara yang terlihat di sepanjang jalan mulai berkurang.
Hingga sesuatu yang sangat luar biasa memasuki pandangan mata indahnya.
Sebuah rumah, tidak, itu kastil! Sebuah Kastil megah dengan gaya kuno namun tampak seperti bangunan kerajaan yang mempesona terlihat.
Tempat itu begitu besar dan membentang luas, bahkan Candy tidak yakin jika dia harus berjalan untuk sebuah tur keliling dia akan dapat melihat rumah itu secara keseluruhan dalam 1 minggu.
Dengan nafas tertahan, Candy mengembalikan pandangan matanya kearah tuannya di depan yang tengah mengemudi mobil.
Dia bertanya-tanya, sebera tua dan kaya tuannya ini hingga memiliki bangunan megah di hutan belantara?
Apakah status bangsawan miliknya berada di tingkat Duke?
Dengan penuh semangat Candy mulai membayangkan banyak hal. Mungkin kali ini dia memukul sebuah Jackpot, benar-benar tidak buruk untuk menjadi makanan peliharaan.
Mobil itu berhenti tepat di sebuah pintu besar dengan hiasan emas di berbagai tempat. Candy turun dengan terburu-buru dari mobilnya setelah sang tuan membukakan pintu.
Dia merasa sedikit kewalahan melihat sang tuan yang begitu sopan padanya, entah kenapa rasanya sedikit aneh.
"Alfred kau sudah kembali?" Suara wanita terdengar, sosoknya muncul setelah pintu besar di hadapannya terbuka
Candy terkejut menatap kearah wanita itu dan bergumam lirih "Manusia?"
Wanita itu tidak menanggapi dan balik menatap kearah Candy seolah menilainya.
Candy segera tersadar dari keterkejutannya. Itu benar! Seorang Bangsawan Vampire yang kaya tidak akan hanya memiliki 1 makanan padanya.
Namun, melihat kearah wanita berusia lanjut di depannya, Candy mulai mempertanyakan hobi yang di miliki tuannya, apakah tuannya tipe orang yang akan meminum darah siapapun tanpa peduli usia?
Perlu di ketahui bahwa darah seorang remaja atau orang yang masih muda adalah yang terbaik. Darah bayi bahkan lebih baik tapi tentu saja Darah bayi tidak mungkin di dapat dan sangat langka. Jadi darah terbaik adalah darah manusia yang masih remaja seperti Candy.
Sedangkan wanita di hadapan Candy terlihat berusia sekitar 50 tahun juga.
Apakah dia salah?
Apakah wanita di hadapannya itu bukan manusia juga?
"Aku manusia!" Wanita itu akhirnya berbicara setelah terdiam cukup lama, dia tersenyum ramah pada Candy dan memperkenalkan diri "Kau bisa memanggilku Bibi Jane! Aku yang akan mengurus semua kebutuhanmu disini. Jadi jangan sungkan untuk menanyakan apapun!"
Menatap bibi jane dengan pandangan terkejut, Candy mengangguk ringan dan memberi salam "Halo Bibi Jane, namaku Candy Jovanka. Maaf atas gangguannya"
"Tidak perlu sopan!" Bibi Jane melambaikan tangan pelan, dia menatap kearah Vampire disisi Candy dan kembali berbicara "Bawakan kopernya dan ikuti kami!"
Candy hampir saja jatuh karena terkejut, bagaimana mungkin Bibi Jane menyuruh sang tuan untuk membawa tas miliknya secara santai dengan kalimat memerintah.
Dengan sedikit panik Candy membuka bibirnya "Bibi Jane, aku akan membawa koperku sendiri, jadi tidak perlu untuk merepotkan tuan!"
"Tuan apa?" Bibi Jane memandang Candy dengan dahi yang terlipat, seolah menyadari sesuatu dia mengalihkan tatapan matanya kearah Vampire disisinya "Alfred kau tidak mengatakan apapun padanya?"
"Itu bukan tugasku untuk menjelaskan apapun!" Alfred mengangkat bahunya acuh, dia melepaskan kacamata miliknya dan memperlihatkan mata berwarna coklat yang berkabut lalu tersenyum kearah Candy "Nona pasti telah salah paham tentang sesuatu. Jadi biarkan wanita tua disana itu menjelaskannya dan Vampire tua ini membawakan kopermu dalam diam!"
Raut wajah Candy terpelitir tidak sedap di pandang. Seolah otak dalam benaknya mendidih itu mulai akan meledak karena berbagai pertanyaan yang menumpuk.
Pada akhirnya hanya satu pertanyaan yang benar-benar keluar dari bibirnya "Apa yang terjadi?"
Bibi Jane menghela nafas panjang dan berkata pelan "Kenapa kita tidak masuk dan berbicara di dalam!"
Dengan linglung Candy mengangguk pelan dan mengikuti Bibi Jane di belakangnya.
Sekali lagi pemandangan menakjubkan menghantam mata berwarna amber milik Candy. Bangunan di dalamnya sangatlah mewah dan luar biasa. Semua hal tertata dengan rapih dan indah. Namun, hal yang paling menakjubkan dari hal itu adalah barang yang terdapat di dalam sama seperti yang berada di sebuah galeri museum negara.
"Apa kalian merampok sebuah museum dan mengambil barang-barang dari kerajaan?" Bibir Candy meluncur dengan pertanyaan aneh tanpa ia sadari. Dia tersadar dari apa yang di lakukannya dan menepuk bibirnya kasar "Maaf aku tidak-"
"Haha~~.. tidak apa, setiap orang yang melihat tempat ini selalu memiliki pertanyaan yang sama" Bibi jane tidak marah dan malah tertawa jenaka "Baik Candy aku akan bertanya beberapa hal terlebih dahulu sebelum menjelaskan semuanya padamu."
Candy mengangguk sebagai jawaban. Dia menatap tepat pada Bibi Jane dengan wajah serius dan fokus.
Bibi Jane tersenyum melihat tingkahnya dan memulai pertanyaannya "Apa yang kau ketahui tentang transaksi atas terjualnya hidupmu untuk menjadi makanan Vampire?"
Candy berkedip pelan sebelum mencoba mengingat kembali setiap kata yang bibinya ucapkan. Tidak ada hal penting dalam ingatannya, semua hal yang bibinya katakan adalah hal sampah yang bahkan tidak patut di dengar.
Dengan batuk ringan Candy menjawab pertanyaan itu penuh dengan keraguan "Tidak ada kurasa, aku di beli oleh seorang Vampire bangsawan sebagai makanan dan aku mendapatkan uang untuk melunasi hutang. Hanya itu kurasa...."
"Hanya itu?" Bibi Jane bertanya kembali untuk lebih jelasnya. Melihat Candy mengangguk, dia menghela nafas panjang lalu berkata "Kau bukan hanya sebuah makanan, tapi kau disini akan berperan sebagi Istri Tuan Muda Vampire yang membelimu!"
Seolah dunia menjadi kosong dan hitam pekat, Candy tampak bodoh mendengarkan apa yang di ucapkan oleh Bibi Jane, dia menganga dengan satu kata yang keluar dari mulutnya "Apa?"
****
Note : Warna Mata Candy, Berwarna Amber
Sumber Pict : Google
Wajah Cantik Candy yang memiliki mulut terbuka lebar tampak sangat lucu. Bibi Jane bahkan tidak dapat menahan tawanya dan tertawa keras.
Setelah beberapa waktu menenangkan dirinya, Bibi Jane menatap Candy dengan raut wajah yang tegas dan berkata "Apakah kau tidak dapat menerima untuk bertindak sebagai Istri seorang Vampire?"
Candy tersadar dari kebodohannya, dia menatap kearah Bibi Jane dengan pandangan rumit. Dia tidak pernah berfikir bahwa dia bukan hanya harus menjual darahnya untuk makanan tapi ternyata juga menjual tubuhnya untuk melayani sebagai seorang istri.
Dia tidak memiliki uang untuk membebaskan dirinya, terlebih lagi dia sudah setuju, -tentu saja atas desakan Bibi dan pamanya- untuk menjual hidupnya agar dapat melunasi hutangnya. Jadi disini dia bahkan tidak memiliki suara untuk mengatakan tidak.
Dengan wajah yang tidak dapat di jelaskan Candy membuka suaranya "Itu... Aku bahkan tidak memiliki Hak untuk menolaknya bukan Bibi Jane? Sejak awal aku menerima bahwa diriku akan menjadi sebuah 'Makanan' aku sudah kehilangan kesempatan untuk memilih apa yang ingin aku lakukan ataupun tidak ingin aku lakukan!"
Bibi Jane terdiam mendengarkan gadis di hadapannya berbicara. Dia sudah tahu bahwa gadis ini akan mengatakan hal itu, tapi untuk benar-benar mendengarnya mengatakan langsung sedikit berbeda.
Sebelum Tuannya membeli Candy, tentu saja Bibi Jane dan para pengikut setia sang tuan telah menyelidiki latar belakangnya terlebih dahulu.
Gadis di hadapannya ini tidak lain adalah yang terbaik dari gadis manapun..
Candy itu adalah gadis polos dan murni yang baik hati. Sekali dia memutuskan sesuatu dia tidak akan mundur atau mnyesalinya. Dengan sifatnya yang seperti inilah dia terpilih untuk dapat berada disisi tuannya walaupun harus mengeluarkan harga yang menakutkan untuk mendapatkannya toh itu bukan masalah sang tuan tidak pernah kekurangan uang.
"Kau bisa tenang, disini yang kumaksud sebagai istri bukanlah istri seperti yang kau bayangkan" Bibi Jane tersenyum dan menjelaskan maksud dari ucapannya "Tuan suka hidup sendiri, aku sudah berada disisinya selama 45 tahun, waktuku tidak banyak lagi. Disini aku mencari seorang pengganti yang akan terus dapat berada disisinya."
Seolah sebuah realisasi menghantam kepala Candy, gadis itu mengangguk mengerti. Jadi disini dia sebagai pengasuh Vampire, atau lebih tepatnya dia akan bertindak sebagai pelayan setia yang selalu dapat memberikan segala kebutuhannya.
Dengan helaan nafas yang panjang Candy merasa sedikit ringan di bahunya. Namun, setelah menyadari sesustu yang aneh dia menatap kearah Bibi Jane dengan terkejut "Bibi, apakah Bibi berada disisi Tuan dan tidak menikah selama itu? Bibi juga terkurung disini?"
Bibi Jane tersenyum lalu mengangguk lirih, tapi kemudiam menggelengkan kepalanya pelan. Melihat wajah Candy yang terlihat bingung oleh tindakannya, senyuman di wajah Bibi Jane semakin dalam.
"Aku memiliki seorang putri dan dia juga sudah memiliki seorang anak lelaki yang menggemaskan. Sedangkan untuk suami aku tidak memilikinya!"
"Apakah dia anak Vampire?" Pertanyaan bodoh kembali meluncur dari bibir Candy tanpa bisa di tahan. Menyadari tingkahnya Candy menundukkan wajahnya "Maaf..."
"Aku suka sekali dengan sifatmu yang lugas dan jujur" Bibi Jane menepuk bahu Candy pelan menyatakan tidak keberatan dengan sikapnya, lalu dia melanjutkan dengan sedikit lelucon "Maaf tapi aku harus mengecewakanmu, seorang Vampire tidak dapat memiliki keturunan!"
Candy mengangguk pelan, dia lupa tentang hal itu. Bahwa seorang Vampire tidak dapat memiliki Keturunan! Namun, karena rasa percaya Candy pada dongeng dan keajaiban. Dia selalu membayangkan bahwa suatu saat nanti entah bagaimana seorang manusia dan Vampire akan dapat menjalani hidup sebagai pasangan dan memiliki keturuanan. Bukankah itu akan menjadi Cerita yang manis?
"Karena sepertinya kau tidak tahu banyak hal, maka aku tidak akan menanyakan apapun lagi. Sebagai gantinya aku akan menjelaskan peraturan yang harus kau patuhi selama berada disini!"
Candy tersadar dari pikirannya yang berkelana, dia mengangguk patuh kearah Bibi Jane yang mulai berjalan di depannya.
"Ikuti aku, aku akan menunjukkanmu dimana kau akan tidur!" Mengikuti Bibi Jane di belakang mata berwarna amber Candy berkeliaran menatap di sekitar tempat yang dia lewati
"Peraturan pertama yang harus kau lakukan dan tidak boleh di langgar adalah TIDAK BOLEH JATUH CINTA!"
seolah baru saja mendengar kalimat terlarang, telinga Candy berdengung sakit mendengarkan suara keras yang di ucapkan oleh Bibi Jane 'Jatuh Cinta?'
Bibi Jane menghentikan langkah kakinya dan berbalik untuk menatap Candy tepat di mata indahnya. Dia kembali mengulangi kalimatnya dengan Nada tegas "Tidak boleh Jatuh Cinta, Menyukai, Suka, Mencintai atau apapun dalam bentuk yang sama kepada Tuan Muda! Apa kau mengerti?!"
Dengan sedikit takut Candy mengangguk patuh. Dia bahkan tidak pernah menyukai siapapun dalam hidupnya, perasaan Cinta yang dimilikinya hanya untuk kedua orang tuanya. Untuk cinta romantis kepada lain jenis, Candy bahkan tidak tahu itu apa?!
Apakah itu sejenis makanan?!
Itulah yang dia pikirkan!
Pada dasarnya dia bukanlah gadis yang sama seperti kebanyakan. Waktu yang Candy habiskan sebelum kematian orang tuanya adalah sendirian.
Dia suka keheningan, sebuah tempat damai yang dapat membantunya untuk berfikir dan berkhayal.
Candy pernah berfikir bahwa di masa depan yang jauh, kelak setelah dia dewasa dia akan menjadi seorang penulis. Seorang wanita sederhana dengan kehidupan sederhana dan keluarga kecil yang sederhana.
Namun, melihat lagi pada keadaannya saat ini sepertinya itu hanyalah sebuah mimpi semata. Mimpi indah yang tidak akan terwujud, dan sekarang Candy harus bangun dari mimpi itu untuk menghadapi kenyataan hidupnya.
Melihat diamnya Candy yang mengangguk patuh ketika dia mengatakan peraturan pertama, Bibi Jane tidak tahu apakah dia harus bersukacita atau sedih.
Gadis di hadapannya ini polos dan sangat murni, dia kemungkinan tidak benar-benar tahu apa itu Cinta. Namun, saat gadis di hadapannya ini bertemu dengan tuannya dia akan tahu apa itu Cinta!
Dengan desahan nafas yang lainnya, Bibi Jane meremas bahu rapuh Candy sebelum mengingatkan "Candy benar-benar tidak bisa dan tidak boleh untuk Jatuh Cinta kepada Tuan Muda. Tidak peduli apa kau tidak bisa menyukainya!"
"Aku mengerti Bibi..." melihat tingkah yang sedikit aneh dari Bibi Jane, Candy hanya bisa berusaha meyakinkannya bahwa dia tidak akan Jatuh Cinta.
Setelah beberapa kalimat pertukaran tentang larangan Jatuh Cinta yang panjang, Bibi Jane akhirnya melepaskannya dan melanjutkan perkataannya.
"Peraturan kedua adalah, tidak boleh mengatakan Tidak pada setiap perkataan atau perintah yang diberikan Tuan Muda. Hanya selalu ada Jawaban : Iya, Baik, Mengerti, Paham, Dilakukan!"
Sekali lagi Candy menatap kosong pada Bibi Jane dihadapannya. Dia berfikir dan membayangkan Tuan Muda yang belum dia temui. Mungkin saja tuan muda itu adalah orang yang sombong dan menyebalkan, seorang tukang perintah!
Kembali lagi pada Dunia nyata, Candy mengangguk tegas pada Bibi Jane "Aku mengerti Bibi!"
"Lalu peraturan terakhir. Dilarang untuk tidak mematuhi peraturan yang di tetapkan!"
Candy ingin mengutuk pada Tuan muda Vampire yang belum dia temui itu dengan kutukan mematikan. Ada apa dengan peraturan yang dia buat? Apakah dia bahkan pernah berfikir sebelum membuat peraturan?
"Itu adalah peraturan yang Tuan Muda buat, sedangkan peraturan yang aku buat berbeda" Bibi Jane membuka suara miliknya setelah melihat wajah Candy yang terlihat lucu, dia sedikit tersenyum dan kembali berkata "Untuk Peraturan yang aku buat itu akan dalam bentuk tulisan, kau dapat mempelajarinya. Aku juga akan memberimu buku yang menulis segala sesuatu tentang apa yang disukai dan tidak di sukai oleh Tuan Muda. Untuk saat ini kau istirahatlah dulu, setelah itu kami akan berkeliling untuk melihat seluruh Kastil"
Menatap sebuah pintu besar di depannya, Candy tahu dia telah sampai ditempatnya istirahat. Dengan anggukan kecil Candy menatap Bibi Jane di hadapannya "Terimakasih Bibi, maaf jika aku akan merepotkanmu untuk banyak hal dimasa depan."
"Tidak perlu sungkan, pada dasarnya kau akan menjadi penerusku! Aku akan mengantarkan buku untuk kau pelajari sebentar lagi. Jadi istirahatlah dulu dan kepak seluruh barangmu di tempat yang seharusnya!"
Setelah mengucapkan beberapa kata lagi, Candy menghilang di balik pintu menyisakan Bibi Jane dan Alfred yang hanya terdiam sejak awal.
Dengan batuk ringan Alfred yang terdiam membuka suara "Kau tidak menceritakan segalanya pada gadis itu?!"
"Cerita yang mana?" Bibi Jane balas bertanya, menatap wajah datar Alfred yang hanya tersenyum dia menghela nafas panjang dan kembali berkata "Tuan Muda mengatakan untuk tidak menjelaskan apapun, dia juga akan meminum darahnya secara langsung. Aku tidak berhak bahkan untuk penasaran dengan tindakannya!"
"Kau benar, kita memang tidak berhak untuk mencoba mencari tahu apa yang coba beliau lakukan. Hanya saja ini membuatku bertanya-tanya, untuk Tuan Muda yang tidak suka meminum darah manusia secara langsung dan memilih Kantong darah tiba-tiba meminta kita membeli manusia untuknya sebagai makanan dan juga seorang istri sedikit banyak membuatku tertarik penuh keingintahuan!"
Bibi Jane terdiam mendengarkan perkataan Alfred, tapi jauh di dalam hatinya dia juga berfikir sama sepertinya dan ingin tahu apa yang coba Tuan Mudanya lakukan, tapi sebagai seorang pelayan tugasnya hanyalah untuk mematuhi perintah.
"Beliau bisa mendengarmu! Kurasa kau akan di hukum lagi kali ini!"
Mendengar teguran Bibi Jane, tanpa sadar Alfred merasakan dingin di punggungnya. Karena terlalu bersemangat dia lupa bahwa setiap inci dari Kastil ini memiliki mata dan telinga Tuan Mudanya.
Bibi Jane tertawa jenaka dan meninggalkan Alfred yang tengah menampakkan raut wajah menyesal, dia berjalan menjauh untuk mengurus segala hal lainnya.
.........
Hari berganti diringi Bulan dan Matahari yang menyinari Bumi dengan sinarnya. Seolah pergantian hari begitu cepat tanpa riak yang menggangu, itu tampak normal dan biasa.
7 Hari berlalu begitu saja, Candy yang berada di Kastil itu mulai terbiasa dengan apa yang harus dilakukannya dan semua penghuni disana.
Pada dasarnya tidak banyak yang dia lakukan, dia hanya akan belajar tentang apa yang di sukai dan di Benci oleh Tuan Muda. Dia juga harus dapat menyediakan berbagai hal kebutuhan yang di butuhkannya.
Hal aneh yang mengusik Candy hingga kini adalah, dia tidak pernah melihat batang hidung si Tuan Muda dan bahkan tidak tahu siapa namanya.
Bibi Jane terus mengatakan bahwa jika dia sudah terbiasa dengan kehidupan di kastil atau pun dapat mengingat dan melakukan segala hal yang dia minta maka saat itulah dia akan bertemu Tuan Muda dan mulai melayaninya.
Hanya dapat mengangguk sebagai jawaban mengerti, Candy hanya menjalani kehidupan monotonnya yang baru di kastil. Dimana dia tidak benar-benar melakukan hal yang berarti.
Jumlah pelayan di kastil ini adalah 8, semua dari mereka adalah seorang Vampire. Dimana wanita 4 orang dan 4 orang pria lainnya. Hanya Bibi Jane satu-satunya Manusia, ditambahkan dengan dia yang baru saja datang itu menjadi 2 Manusia diantara 8 Vampire dengan Tuannya yang tidak terlihat menjadi 9 Vampire.
"Kau disini?!" Bibi Jane datang membuyarkan pikiran Candy yang berkelana, gadis itu menutup buku di tangannya untuk menatap kearahnya lalu mengagguk pelan.
"Ikuti aku, saatnya untuk bertemu Tuan Muda..."
Seolah baru saja menerima berkah dari surga dan di bakar dengan api neraka detik itu juga secara bersamaan, kaki Candy terasa lemas seperti Jely.
Dia gugup, takut dan sedikit gelisah. Tapi tidak dapat di pungkiri ada sedikit rasa bahagia di hatinya. Setelah sekian lama dia akan bertemu dengan Tuan Muda yang membelinya.
Tuan Muda yang telah dia dengar hanya dari beberapa pelayan di sini yang menyatakan betapa Agung dan Mempesona sosok dirinya.
"Jangan gugup!" Bibi Jane kembali bersuara menenangkan gadis di hadapannya yang tampak menegang "Selama kau melakukan apa yang aku tulis dibuku semua akan baik-baik saja. Tuan Muda pada dasarnya adalah Vampire yang baik tidak bisa dibandingkan seperti Vampire di luar.."
Candy hanya tersenyum kering seraya mengangguk pelan. Dia menatap wajah Bibi jane yang serius dengan desahan nafas sebelum mengikuti sosoknya untuk pergi kearah ruangan Tuan Mudanya.
Setelah berjalan melewati beberapa ruangan dan tempat, sebuah pintu besar, jauh lebih besar dari pintu yang lain terlihat. Dengan sedikit ukiran naga emas disetiap sisi. Candy dapat menebak bahwa dia telah sampai.
Kegugupan gadis itu bertambah dan menumpuk, seolah baru saja jatuh kedalam rawa berlumpur tanpa dasar, kedua kakinya berat tidak dapat bergerak.
Dia ingin menangis dan melarikan diri detik itu juga, tapi dia tahu dia tidak bisa melakukannya atau 8 Vampire di Kastil ini akan memburunya dan membuatnya menjadi daging cincang.
"Baiklah hirup udara dengan benar, kau akan baik-baik saja. Aku hanya akan mengantarmu sampai disini, selebihnya akan bergantung padamu!"
Candy tersentak kaget menatap kearah Bibi Jane dengan raut wajah yang ingin menangis.
Seolah mengetahui tatapan yang di berikan oleh Candy, Bibi Jane tersenyum lembut lalu menjelaskan "Tuan Muda tidak suka ada banyak orang di kediaman pribadinya. Jadi cepatlah masuk dan jangan membuatnya menunggu atau hal buruk akan terjadi!"
Tidak berani lagi merengek, Candy menggertakkan giginya keras dan melangkahkan kakinya untuk masuk mendorong pintu besar dihadapannya.
Yang terburuk mungkin dia hanya akan kembali menjadi mayat, lalu kenapa harus begitu takut? Jika memang itu yang terjadi maka terjadilah.
Saat sosok Candy masuk kedalam ruangan itu, Mata berwarna Amber miliknya mengerjap menatap tempat mewah disekitarnya berdiri.
Sosok hitam terduduk di sebuah kursi yang terbuat dari kayu namun di hiasi dengan indah terlihat olehnya.
Mencoba menangkap gambar yang masih buram dalam pandangannya, gadis itu mendekat perlahan dengan sedikit rasa cemas..
Seolah rasa cemasnya memudar di bawa oleh hembusan angin, Candy menatap pada sosok yang terduduk di hadapannya tanpa berkedip.
Jantungnya berdetak kencang, rona merah di wajahnya merekah, mata berwarna Amber miliknya tampak cemerlang..
Dan detik itu juga seolah dia telah kembali mengingat suatu bait kata puitis yang pernah di dengarnya dia bergumam pelan...
Matahari itu indah...
Bersinar Terang di atas langit biru, menampakkan kemilaunya yang menyihir..
Sosok sendiri Matahari yang tampak gagah dan kesepian itu sedikit menyedihkan..
Tidak peduli bagaimana akhirnya, sosok Matahari itu akan membakarmu ketika kamu mendekatinya...
Tapi, seolah kamu tidak peduli pada rasa sakit itu dan telah terhipnotis oleh keindahannya...
Dalam diam langkah kakimu hanya semakin mendekat tertarik kearahnya tanpa dapat dihentikan...
Candy Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama, Dia Jatuh dan terseret oleh Daya Tarik Matahari yang begitu Indah dan tidak dapat dia Tolak..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!