Tampak seorang pemuda sedang berkeliling menggunakan motor butut mencari pekerjaan. Keluar masuk toko dari pagi hingga siang hari tapi belum ada hasil.
" Apa disini membutuhkan karyawan pak" tanya nya pada pemilik toko fotokopi dan alat kantor.
"Tidak,usahaku lagi sepi Mas" jawab bapak itu.Tak menyerah pemuda itu berkeliling lagi,hingga terdengar adzan Ashar.
"Perutku perih sekali,dari siang lupa belum makan" ucapnya lirih. Dia akan mencoba melamar satu kali lagi,jika zonk dia akan mencari esok lagi.
"Koh,apa disini butuh karyawan" tanyanya kali ini pada pemilik toko bangunan keturunan tionghoa. Pemilik toko mengamati pemuda itu.
" Apa kau sanggup mengangkat semen?"
"Kuat koh"
" Oke,besok mulai kerja masuk jam 8" jawab Koh Jun.
"Benarkah Koh? tidak ingin melihat ijazah SMA ku dulu?" tanya pemuda itu penasaran.
"Buat apa? yang penting kau rajin dan kuat"
"Baik Koh,besok saya akan datang. Terima kasih Koh,permisi" pemuda itu pamit.
" Alhamdullilah,ya Allah" puji syukurnya dalam hati.
Nama pemuda itu Nathan Bagus Sadewa,20 tahun berkulit putih tapi kusam karena keadaan. Tinggi 180 cm bertubuh tegap walau agak kurus.
Kini dia sampai dirumah,sebuah rumah sederhana berlantai semen. Nathan tinggal sendiri karena ayah ibunya sudah meninggal dunia.
Pagi pun tiba,
Setelah sarapan yang dia masak sendiri,Nathan kini akan berangkat ke toko koh jun.
"Mau kemana Than?" tanya bu Ida tetangga rumah Nathan.
"Kerja bu,di toko bangunan koh jun"
"Yang toko besar dekat lampu merah itu" tanya bu ida lagi.
"Benar bu,saya berangkat dulu ya. Assalamualaikum" pamit Nathan sambil melajukan motor nya.
" Waalaikumsalam"
"Siapa Ma barusan? si Nathan ya?" tanya Dinda anak bu Ida barusan keluar.
"Iya,dia kerja di toko bangunan di dekat lampu merah itu lo Din"
"Ohh,ganteng - ganteng kok jadi kuli" ucap Dinda ketus.
" Kamu tidak boleh begitu Din,yang penting halal. Setiap orang ada prosesnya.
" Iya iya Ma,orang aku ngomongnya fakta kok. Masih mending Dimas pacarku,kemana mana naik mobil gak kepanasan".
"Mobil punya bapaknya kan? Dah kuliah aja dulu yang bener" telak jawaban mamanya. Bu Ida bergegas masuk,tak mau meladeni putrinya.
Kini Nathan telah sampai toko Koh Jun,parkir motornya di dekat gudang kemudian masuk ke dalam toko.
"Saya mulai masuk kerja Koh" kata Nathan setelah sampai meja kasir.
"Oke,kau lansung stay di gudang sam temanmu nanti gantian nunggu orderan lewat interkom. Siapa namamu?"
"Nathan Koh"
" Ya sudah,ke gudang sana"
Nathan pun bergegas menuju gudang,ada 6 kuli seperti dirinya,Agus,Budi,Sapto,Wahyu,Dadang dan Indro.
"Loe anak baru ya" tanya Indro yang paling gede badanya dan paling lama ikut Koh jun.
"Iya bang,namaku Nathan salam kenal semua" jawab Nathan seraya menyalami semua. Agus adalah sopir yang bertugas mengantarkan barang kiriman.
"20 sak semen,10 batang besi ukuran 12 mili" suara interkom berbunyi.
"Kita giliran,Sapto Wahyu pesanan 1. Dan loe Nathan liat dulu cara kerja nya,setelah ini loe bareng budi pesanan berikutnya. Gue sama Dadang setelahnya". Jelas indro
" Oke bang" jawab Nathan.
Waktu makan siang tiba,semua kuli makan siang bekal dari rumah. Hanya Nathan yang tidak membawa bekal,dirinya hanya minum air galon yang disediakan toko itu.
"Satu orang ke toko" suara interkom gudang kali ini suara cewek.
" Loe yang ke toko than" kata Indro. Nathan pun bergegas.
"Ada apa Ci ( Cici \= mbak)?"
"Loe anak baru?" tanya gadis cantik khas china- indo pada nathan. Alicia anak Koh jun usia 22 tahun baru lulus kuliah.
"Iya Ci,baru masuk hari ini"
"Ci?" panggil Nathan mengulang karena Alicia tetap diam terbengong melihat dirinya.
"A- iya ini tolong loe timbang semua pesanan yang tertera di nota ini" jawab Alicia setelah tersadar.
"Iya Ci' jawab Nathan bergegas menimbang paku,baut sesuai berat di nota. Setelah selesai kini Nathan membantu menaikan ke pick up pembeli.
"Sudah Ci,saya akan kembali ke gudang"
"Tunggu,ini buat Loe" Alicia memberi sebungkus roti pada Nathan.
" Saya masih kenyang Ci,barusan makan tadi" tolak Nathan merasa sungkan.
"Terimalah,lalu makan dan kembali ke gudang" paksa Alicia
" Terima kasih Ci,saya terima ya"
"Hmm" jawab Alicia. Alasannya memberi roti karena melihat cctv yang tersebar di gudang dari monitor di mejanya Nathan tidak makan. Di cctv nya tidak terlihat jelas wajah Nathan jadi ketika melihat langsung membuat Alicia jadi bengong tadi.
Tak terasa sudah 6 hari Nathan bekerja,kini hari sabtu waktunya gajian. Sore ini setelah pukul 5 semua menunggu di pintu gerbang gudang. Bu Selly istri Koh jun yang membagikan gaji. Tampak wajah lelah para kuli Koh Jun berubah cerah termasuk Nathan.
Ting
Sebuah pesan masuk di ponsel android jadul milik Nathan,setelah dia selesai sholat magrib dirumah.
"Nanti malam jam 7 loe gue jemput,perform di cafe gita kencana" bunyi pesan dari Juan teman band nya.
" Oke" balas Nathan.
Setelah shalat isya kini Nathan telah dijemput Juan,sahabat SMA nya sekaligus boss yang menggawangi grub band yang beranggotakan Nathan salah satunya.
" Yang lain langsung menuju ke sana,loe udah hafalin dengan bener kan lirik nya" tanya Juan sambil menyetir mobil.
" Udah beres,cuma 2 lagu kan?"
" Iya cuma 2 lagu,oya gimana uda dapat kerja?
" Uda di toko bangunan jadi kuli angkat semen" jawab Nathan santai.
"what? Yang bener Loe?" Juan shock tak percaya.
" Ngapain gue bohong Ju,"
kini mobil Juan sampai di cafe,suasana sudah ramai karena malam minggu. Mereka berdua langsung masuk dan bergabung dengan anggota lainya.
" Halo every one,vokalis kita datang nih" cuap Juan ketika di kamar ganti. Mereka pun berjabat tangan dengan saling menekuk siku.
Sementara di depan,pengunjung cafe mulai ramai. Beberapa pengunjung masih berdatangan,tampak dua gadis juga baru datang.
"Duduk di depan situ aja yuk" ajak gadis satunya. Mereka pun duduk,memanggil pelayan cafe untuk memesan makanan.
" Gimana cafenya bagus kan?" tanya gadis itu lagi yang dijawab dengan anggukan kepala. Band pembuka dengan vokalis cewek tadi turun setelah lagu sisa rasa Mahalini selesai.
Mc pun kembali naik panggung dan melakukan tugasnya.
" Kita sambut band kesayanganan kita semua your mind band" Ucap MC lalu turun panggung. Juan dkk naik memegang alat musik nya dengan di iringi tepuk tangan pengunjung cafe. Intro lagu pun dimulai..
Nathan pun naik ke panggung..
"Selamat malam semua,mari kita habiskan malam minggu ini. Setuju?" kata Nathan dari atas panggung.
" Setujuuuuu" suara pengunjung mendadak heboh.
Deg...
"Nathan!" kata gadis yang duduk di depan dengan teman nya itu kaget bukan kepalang. Matanya berkedip berulang kali seolah takut salah melihat pemuda di atas panggung itu...
" Buat yang lagi berjuang,Budi Doremi melukis senja" jelas Nathan kemudian mulai bernyanyi.
"Aku mengerti..
perjalanan hidup yang kini kau lalui
Ku berharap..
meski berat kau tak merasa sendiri.."
Di meja depan,gadis yang tadi terkejut adalah adalah Alicia dan temanya bernama stevia. Alicia begitu menikmati suara merdu Nathan.
"Suaranya bagus ya Ci,orangnya juga ganteng. Ya Tuhan" kata stevia sambil ikut bernyanyi seperti pengunjung lainya.
" Memang ganteng banget via" jawab Alicia tapi cuma dalam hati.
Tak terasa lagu pun berakhir,suara tepuk tangan bergemuruh membuyarkan lamunan Alicia. Dia pun ikut tepuk tangan, bersamaan MC tadi naik lagi ke panggung.
"Oke semua puas?" tanya MC pada pengunjung.
"Belummmm" jawab semuanya sambil tertawa.
"Kita lanjut ya,tapi sebelum itu kita kenalan dulu sama vokalis nya. Buat yang belum kenal mas ganteng ini namanya Nathan" jelas MC itu.
"Hai Nathan" jawaban kompak suara cewek cewek dari mejanya,dibalas lambaian tangan oleh Nathan.
"kita tanya dikit sebelum lanjut lagu berikutnya,sesuai dengan lagu melukis senja tadi yang mas Nathan bawain nih,kalo boleh tau apa kesibukan mas Nathan selain nyanyi?" tanya MC kepo.
"Jadi kuli di toko bangunan mbak" jawab Nathan. Alicia terkejut mendengar jawaban jujur Nathan,tak ada rasa malu yang tampak pada pemuda tampan itu membuat Alicia salut. Dia tambah tertarik pada pemuda itu.
"Hehehe,mas Nathan ini sukanya bercanda" tawa MC itu lagi,begitu juga pengunjung juga tertawa tak ada yang percaya.
" Jika memang mas Nathan kuli,bangunin rumah tangga bareng aku dong mas" goda MC itu lagi.
"Huuu" kompak teriakan serentak penonton cewek. Begitu juga Alicia ada rasa tidak senang mendengar ucapan MC itu.
"Centil banget jadi cewek" ucap lirih Alicia.
"Kamu ngomong apa Ci?" tanya stevia di sebelahnya.
"gak,gak ada" Jawabnya singkat.
Sementara di depan Your mind band telah mulai bernyanyi lagi sampai 4 lagu,hingga pukul 10 malam, Alicia dan Stevia memutuskan pamit pulang.
Minggu pagi, toko bangunan Koh jun buka hanya setengah hari. Hari ini hanya Nathan dan Agus yang masuk,sedangkan para pembeli sangat ramai Nathan pun mandi keringat menaikan pesanan para pembeli.
"Nih,satunya buat Agus" Alicia datang ke gudang membawa 2 bungkus nasi padang dan 2 cup es teh. Toko sudah tutup dan Agus masih kirim pesanan.
"Makasih Ci"
"Sama sama,Agus kirim pesanan kemana?"
" Ke perumahan,dekat pom itu Ci"
Setelah itu diam sesaat,hening. Alicia duduk di luar gudang sedangkan Nathan berdiri sambil menenteng kresek pemberian Alicia tadi.
"Namamu siapa?" tanya Alicia memecah keheningan.
"Nathan Ci"
"Alicia" ucapnya sambil berdiri menyodorkan tangan nya yang putih halus dengan jemari yang lentik.
Nathan pun kaget sekaligus bingung menatap tanganya yang kotor,ada rasa enggan untuk bersalaman.
"Tak apa" Alicia memajukan tanganya lebih dekat seolah mengerti apa yang difikirkan Nathan.
"Nathan, maaf ya tanganku kotor" ucap Nathan akhirnya bersalaman dengan Alicia.
"gk papa Than" ucap Alicia yang kini tanganya terkena semen. Dia pun tak mengibaskan atau mengusap tanganya biar bersih.
Tak lama pik up Agus datang,Alicia segera bergegas pergi.
"Terima kasih ya Ci" kata Nathan ketika Alicia mulai melangkah.
"Iya" Alicia menoleh ke Nathan sambil tersenyum manis sekali.
Hari pun berganti minggu,saat ini Nathan ikut Agus ke perumahan dekat pom bensin mengirim pesanan. Pesanan satu pik up itu diturunkan mereka ber dua.
"Minum dulu mas" tawar Bu Delima pemilik rumah.
"Terima kasih bu" jawab Nathan dan Agus.
" Mas berdua punya kenalan pemborong gak? tanya Bu Delima.
" Saya tidak ada lo bu" jawab Agus.
" Kalau Mas ini?" Tanya bu Delima pada Nathan.
"Saya juga tidak ada kenalan bu,kalau boleh tau kemana pemborong bangunan ibu? Nathan kembali bertanya.
"Sebenarnya sudah ada pemborong yang deal dengan ibu,cuma anaknya yang kuliah di luar kota kecelakaan jadi pemborong itu membatalkan nya " jelas ibu Delima.
"Ow,ya sudah bu kami harus kembali ke toko." pamit Nathan di ikuti Agus.
Kini pik up baru saja kembali ke gudang,saat itu kuli lain nya sedang istirahat karena baru saja menurunkan satu truk semen.
"Nathan ke toko" suara interkom berbunyi suara Alicia.
" Ada apa Ci" Nathan sudah di dekat meja kasir.
" Minta tolong mengurutkan nota ini berdasarkan tanggal bisa Than"
"Bisa Ci,sebentar saya cuci tangan dulu" kata Nathan menuju keran luar toko.
Kini Nathan mulai memilah nota, sedangkan Alicia sibuk memasukan angka pada laptop. Toko Koh jun juga memiliki 4 pelayan wanita khusus di dalam toko saja.
1 jam sudah Nathan memilah Nota tapi belum juga berkurang setengahnya.
"Koh jun kemana Ci" tanya Nathan karena belum melihatnya kembali.
" Keluar bersama mama,menghadiri pemakaman teman nya."
"Kenapa cari papa?" Lanjut tanya Alicia.
" Gak papa,Ci apa boleh saya ijin sebentar untuk makan siang?"
" Astagfirullah alladzim, jadi kamu belum makan?" kata Alicia merasa bersalah.
" Belum Ci,apakah boleh?" Nathan berharap cemas. Dia juga takut tidak diperbolehkan karena pekerjaan memilah nota itu harus cepat diselesaikan.
Cici tak menjawab,dia berdiri bergegas menuju pintu samping toko menuju dapur rumahnya. Rumah mewah koh jun dan Toko bangunan miliknya berdampingan,sedangkan Gudang ada di belakang toko bangunan berbelok sampai belakang rumah koh jun,letter L istilahnya.
" Ini makanlah dulu,dan ini kaos kamu pakai untuk ganti. Setelah makan kamu shalat di toko ini saja tak perlu di mushola gudang." kata Alicia kembali melanjutkan pekerjaanya matanya tampak memerah,Bulir air matanya tadi jatuh ketika mengambilkan sepiring nasi untuk Nathan.
" Aku ini manusia apa bukan sih,sampai dzolim mempekerjakan orang . Kamu juga Than,emang kebangetan ngomong kek dari awal. Di panggung jadi artis di elu elukan,disini mau ijin makan aja takut." omel Alicia di sela isaknya.
" Terima kasih Ci,seharusnya tak perlu repot begini. Saya bisa beli di warung depan"
"Cepat makan" kata Alicia tegas
" Mau kemana,makan disini saja" suara Alicia tambah tegas.
" I- iya Ci" Nathan pun duduk kembali. Nathan pun mulai makan,Alicia sedang fokus pada laptop nya. Rasa tak nyaman menyebabkan Nathan makan dengan perlahan rasanya nasi itu susah sekali ditelan padahal nasinya pulen. Para wanita pelayan toko yang memperhatikan keduanya pun ikut tersenyum sekaligus heran tak pernah Cici mereka itu bersikap seperti.
"Aku sholat dulu" kata Alicia karena kasian jika Nathan jadi tak nyaman makan.
Tak lama Alicia selesai shalat dhuhur di belakang toko saat berbelok,tiba tiba...
Bruk
Nathan menabrak tubuhnya,dirinya hampir terjatuh jika saja Nathan tidak menangkap pinggangnya.
Pukul 5 sore,Toko bangunan Koh jun akan tutup. Barang yang ada di teras toko mulai dimasukan ke dalam oleh para pelayan wanita.
"Kami pulang dulu Ci,mari mas Nathan" Diah berpamitan mewakili 3 temannya.
" Iya,hati - hati di jalan ya" jawab Alicia ramah. Nathan yang masih memilah nota menatap Diah lalu mengangguk sambil tersenyum.
"Ehem. Kenapa tadi senyum gitu?" tanya Alicia ketika mereka tinggal berdua saja.
"Siapa yang senyum Ci?"
"Ya kamu lah"
Nathan yang sedang memilah nota yang tinggal sedikit menghentikan pekerjaanya,menatap gadis anak bos nya itu.
"Senyum itu ibadah Ci,lagian saya harus gimana?"
"Jawab dengan berkata iya gitu kan bisa!" ucap Alicia nadanya sedikit tegas dengan masih fokus pada laptopnya.
Nathan jadi tak enak hati. Dia pun melanjutkan tugasnya.
"Ihhh Nathan,dengerin kalo orang lagi ngomong" nada Alicia berubah merengek. Kini Alicia ganti menatap Nathan.
" Iya saya dengar kok Ci"
" Lihat orangnya Than!"
Nathan makin bingung dengan perilaku anak bos nya ini,Hanya karena dia tersenyum jadi masalah begini. Akhirnya mereka saling bertatapan bertemu pandang.
"Udah,saya mendengarkan Cici mau ngomong apa?"
"Apa kamu menyukai Diah?" tanya Alicia asal dengan membuang pandangan ke arah lain karena menahan debar di hati.
" Tidak Ci,niatku disini hanya bekerja" jawab Nathan.
" Apa kamu udah punya pacar?" pertanyaan Alicia makin random.
" Tidak punya,siapa juga yang mau sama kuli Ci"
" Aku Than" jawab Alicia tapi cuma berani dalam hati.
"Sudah hampir magrib Ci,bolehkah saya pulang lanjut besok lagi"
"I- iya boleh,oiya minta kontakmu boleh?" pinta Alicia memberanikan diri. Nathan pun mengeluarkan ponsel android jadul retaknya. Merekapun bertukar kontak dan Nathan pun pamit pulang.
Sampai rumah nathan segera mandi,menunaikan shalat dan bersiap untuk keluar lagi.
" Ehh Nathan mau kemana?" tanya bu ida dari depan teras rumahnya.
"Mau keluar sebentar bu,ada perlu" jawab Nathan sambil menuntun motor bututnya keluar pagar bambu depan rumahnya. Belum juga naik ke jok motor datang sebuah mobil berhenti di depanya. Dinda anak Bu Ida turun dari mobil bersama pacarnya,Dimas.
"Eh si Nathan mau kemana?" tanya Dinda diikuti Dimas.
"Mau ke rumah temen Din" jawab Nathan mulai naik motornya.
"Udah di cek belum itu bensin motor burik nya?" tanya Dinda bernada remeh. Nathan hanya mengangguk sambil tersenyum. Jika Alicia melihatnya pasti kejadian sore tadi di toko akan terulang.
"Heh pacar gue nanya loe,itu motor mending dikilo in sono!" kali ini Dimas ikut bicara,padahal Nathan juga tak kenal. Bu ida yang dari tadi mendengarkan mendesah mengelus dada.
"Ada kok bensin nya Din,saya pergi dulu ya mas. Mari bu ida, Assalamualaikum"
"Waalaikum salam" hanya bu Ida yang menjawab sedangkan Dinda dan dimas melenggang masuk rumah.
Kini Nathan sedang menuju ke perumahan yang tadi siang dia datanginya mengantar kiriman material.
"Assalamualaikum" ucap Nathan ketika sudah di depan rumah Bu Delima.
"Waalaikumsalam" jawab bu delima.
"Loh bukanya Mas yang tadi siang" Lanjutnya. Setelah berkenalan Nathan pun mengatakan maksud dan tujuanya.
" Jadi kamu mau memborong bangunan 2 kamar kost milik saya?" tanya bu Delima.
"Iya bu,jika budget pemborong sebelumnya mematok harga 45 juta per kamar saya bersedia."
"Tapi harus sesuai spek yang saya minta lho,sebentar ya, saya ambilkan detail gambar dan spek bahan." bu Delima masuk kamar dan kembali membawa beberapa lembar kertas. Nathan meneliti setiap detail nya,
" Saya bersedia bu" katanya penuh keyakinan.
Akhirnya keduanya bersepakat,hitam di atas putih. Kesepakatan mengikuti ketentuan Bu Delima yang biasa dia lakukan dengan pemborong lainnya. 40% dana awal diberikan. 30 % jika bangunan selesai 70% pembangunan dan 30 % sisanya diberikan setelah serah terima kunci. Nathan pun menyanggupi dan akhirnya pamit.
Pagi telah tiba,rencananya hari ini Nathan akan mencari 3 tukang dan 2 kenek untuk pengerjaan proyek perdana nya. Dia dulu punya kenalan tukang sewaktu bekerja setelah lulus SMA. Dia pernah ikut proyek pembangunan rumah selama 4 bulan sebagai kenek,jadi sedikit banyak tau tentang bidang itu.
Ketika Nathan sampai di perkampungan yang tak jauh dari rumahnya,tampak pria paruh baya menuntun motornya.
"Kenapa pak bocor ya" tanya Nathan setelah di dekat pria yang bernama yono itu.
" Enggak mas,cuma kehabisan bensin. Mau beli gak punya uang salnya baru nanti gajian" jawab pak yono tersenyum. Dia menjelaskan berniat akan menuntun motornya sampai ke proyek bangunan tempatnya kerja.
Nathan kini menuang 1 botol bensin yang dia beli barusan dan telah berkenalan.
" Masih lama proyeknya pak?" tanya Nathan.
" Nanti itu gajian terakhir mas,karena proyek hampir selesai maka mulai pengurangan orang termasuk bapak" terang pak yono dengan raut muram.
" Terima kasih ya mas Nanti sore pulang gajian saya mampir ke rumah mas Nathan." kata pak Yono mulai melajukan motornya setelah Nathan memberikan nomor ponsel dan lokasi rumahnya.
Sementara di toko bangunan Koh Jun tampak Alicia melayani pembayaran pembeli tidak seperti biasanya. Dirinya sudah gelisah dan serig ngomel sejak toko buka. Disebabkan Nathan tidak masuk kerja hari ini padahal ini hari sabtu waktunya gajian. Tapi bukan itu masalah nya melainkan bukan dirinya yang dipamiti Nathan tapi malah ke Koh Jun.
"Apa dia sakit ya?" tanya Alicia dalam hati.
"Pah" tanya nya pada Koh jun di sela melayani di meja kasir.
"Apa sayang?"
" Nathan kenapa tidak masuk kerja,apa dia tidak bilang kenapa gitu?"
" Enggak tuh,ada apa tumben kamu kepo?" jawab Koh Jun melirik putrinya sambil memasukan data barang di laptop. Alicia pun diam tak melanjutkan percakapan dengan papanya lagi.
"Assalamualaikum,siang Koh... Ci" suara cowok masuk ke dalam toko.
" Wa- Nathan?" Alicia kaget sementara Koh Jun menjawab salam. Nathan mengangguk pada Koh Jun dan tersenyum pada Alicia dibalas dengan wajah Alicia merona,pipinya bersemu merah.
"Gajian masih nanti sore,tidak bisa dimajukan" jawab koh Jun ceplas ceplos seperti biasa.
" Saya tau Koh,saya kesini karena ada perlu sama Koh Jun,tentang pekerjaan Koh. Bisa?" pinta Nathan.
"Aku sibuk,sebentar lagi waktu makan siang dan aku juga butuh istirahat" tegas Koh Jun membuat nyali Nathan sedikit ciut.
"Pah" kata Alicia ikut memohon,kemudian mengatakan sesuatu dengan pelan pada Nathan. Nathan pun keluar toko,tak sampai 15 menit Nathan kembali sambil menenteng kresek.
"Ini Koh saya ada sedikit rejeki,mohon diterima ya koh" pinta Nathan sambil menyerahkan kresek di depan Koh Jun. Bau menggoda dari Mie ayam di dalam kresek itu membuat Koh jun mau tak mau menerima kresek pemberian Nathan.
"hihihi " kikik Alicia memperlihatkan gigi kecil dan rapi melihat wajah papanya.
"Masih muda kok cara mainya suap,kalau tau KPK bisa dibui kau" jawab Koh Jun.
"Dan Papa juga ikut di bui karena menerima Gratifikasi kalau tidak mau sini buatku saja" goda Alicia.
"Enggak enak aja" balas Koh Jun.
"Yah..Diah,kau jaga di meja kasir dulu. Aku mau istirahat dulu" Koh Jun pun berdiri mulai melangkah,lalu berkata
"Kau jadi ada perlu denganku gak?" tanya Koh jun lalu melanjutkan langkah nya menuju pintu samping tembusan ke rumahnya. Diikuti Alicia dan Nathan,tentu dengan keduanya menahan tawa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!