Rania Ratu, perempuan cantik berkulit putih dan memiliki tubuh yang sexy.
Rania anak perempuan yang harus menghidupi adiknya yang masih sekolah dan sakit, Ibu Rania sudah meninggal dunia akibat kangker sedangkan Ayahnya berada di dalam penjara akibat kesalahannya.
Sore hari Rania masuk kebagian personalia, entah kenapa perasaannya merasa tidak enak saat itu
" Permisi Bu, ibu Heni memanggil saya ? " kata Rania
" Ya Rania, duduk " kata Heni sang HRD
Rania dengan gugup duduk berhadapan dengan Heni, ia sendiri belum tau apa maksudnya dipanggil keruangan ini.
" Gini Rania, saya mau kasih kabar jika kontrak kerja kamu tidak kami perpanjang. Bukan cuma kamu saja, tapi beberapa team kamu pun seperti itu. Jadi dengan berat hati, besok kamu sudah resmi bukan karyawan kami lagi " kata Heni tanpa berbasa-basi
Rania mendadak lemas, ia tak menyangka akan mendapatkan kabar seperti ini.
" Baik Bu " jawab Rania pasrah
Setelah berbicara lama dan mengisi dokumen lainnya, Rania keluar dari ruangan Heni menuju ruangannya.
Rania pun bingung harus seperti apa kedepannya, ditambah ia memerlukan biaya yang cukup banyak untuk pengobatan sang adik.
Rania mencari pekerjaan di sosial media, dan beruntung Rania langsung mendapatkannya. Tanpa pikir panjang, Rania menghubungi nomor tersebut.
**
Usai pulang kerja Rania mengunjungi tempat yang sudah ia hubungi sebelumnya, Rania berharap ia bisa bekerja dengan segera.
" Permisi saya Rania, tadi saya diminta datang kesini. " ucap Rania kepada salah satu staff di sana
" Oo Iyan langsung keruangan saja yah, disana ada Ibu Yuni " kata staff tersebut
" Baik terimakasih " kata Rania mengangguk
Rania masuk kedalam satu ruangan, dan disana ada seorang perempuan muda yang sedang menatap layar komputer.
" Permisi Bu " kata Rania setelah diizinkan masuk
" Iyah silahkan duduk " kata Yuni
Rania pun duduk di kursi yang berseberangan dengan Yuni, Yuni terus menatap Rania dari atas hingga bawah
" Kapan kamu bisa segera bergabung disini ? " kata Yuni membuat Rania terkejut
" Secepatnya Bu saya bisa " kata Rania dengan tegas
" Hemm kalau begitu malam ini kamu langsung bekerja bagaimana ? " ucap Yuni tentu membuat Rania senang.
" Baik Bu, tapi maaf untuk masalah gaji bagaimana ya Bu ? " Rania memberanikan dirinya bertanya masalah gaji yang akan ia terima
" Untuk gaji kamu, saya akan berikan sesuai UMR itu di luar dari bonus kamu. Gimana ? "
" Baik Bu, saya mau " kata Rania dengan semangat
Yuni mengeluarkan seragam dari dalam lokernya, kemudian ia memberikan kepada Rania
" Ganti pakaian kamu, kalau kamu mau mandi dan sebagainya silahkan" kata Yuni dan Rania mengangguk
Setelah urusannya selesai Rania pun keluar dari ruangan Yuni, begitu Rania keluar Yuni langsung menghubungi seseorang.
" Sepertinya saya menemukan tipe yang cocok untuk madam, kalau madam tidak sibuk silahkan lihat sendiri" kata Yuni setelah itu ia mengakhiri panggilan
..
Rania yang sudah rapih langsung memulai pekerjaannya, ini kali pertamanya bagi Rani bekerja sebagai pelayan.
Malam itu cukup ramai, beruntung Rania cepat memahami pekerjaannya. Dengan lihai Rania mulai menjalani pekerjaannya.
" Pelayan " kata seorang wanita
Rania dengan segera menghampiri wanita tersebut, dan ia pun langsung mencatat pesanan wanita tersebut.
" Cantik" kata wanita tersebut dan Rania hanya tersenyum
" Silahkan mau pesan apa Bu ? " kata Rani sambil tersenyum
" Duduk " kata wanita tersebut dan dengan ragu Rania mengangguk dan duduk
Wanita itu terus memandanginya, Rania sendiri tak paham apakah ada yang salah dengan penampilannya.
" Kamu mau bekerja dengan saya ? " kata Wanita tersebut
" Bekerja dengan ibu ? ko bisa tiba tiba ibu menawarkan saya pekerjaan " kata Amel sambil tersenyum
" Karena saya rasa kamu sangat cocok, saya akan berikan bayaran sehari 6-10 juta gimana apa kamu mau ? " ucap Wanita tersebut
Rania terkejut mendengar tawaran yang diberikan oleh wanita tersebut, Rania pun penasaran pekerjaan apa yang akan ia lakukan dengan gaji yang besar.
" Bagaimana? Kamu hanya bekerja beberapa jam saja. Kalau kamu, kamu bisa ikut dengan saya sekarang" kata Wanita tersebut
" Tapi saya masih bekerja Bu, dan saya baru masuk " kata Rania dengan tidak enak
" Urusan gampang, tempat ini punya teman saya. Kalau kamu mau, malam ini kamu juga bisa terima uangnya " ucap Wanita itu meyakinkan Rania
" Baik " Rania mengangguk
" Kamu ganti baju, saya akan menemui teman saya " kata wanita tersebut meninggalkan Rania
Rania pun langsung berganti pakaian, ia sendiri tak tau pekerjaan apa yang akan ia jalanin nanti. Tapi yang Rania tau gaji yang ia terima cukup besar, dengan gaji segitu ia bisa melunasi hutang dan pengobatan adiknya.
Setelah selesai Rania ikut bersama dengan wanita tersebut, perempuan itu tersenyum senang karena rencananya berjalan lancar.
" Oiya kenalin nama saya Sonia, orang biasa memanggil saya Madam Sonia " kata Sonia memperkenalkan dirinya
" Saya Rania " kata Rania memperkenalkan dirinya
" Oiya Madam Sonia, kalau saya boleh tau pekerjaan apa yang akan saya lakukan nanti ya ' kata Rania penasaran
" Sebelumnya apa kamu sudah punya pacar ? " tanya Sonia dan Rania menggeleng
" Belum Madam Sonia " kata Rania
" Pernah berhubungan HB sebelumnya? " tanya Sonia kembali
" Belum pernah sama sekali madam, memang pekerjaannya apa ya Madam ? " tanya Rania Semakin penasaran
Sonia tersenyum dan menatap Rania.
" Nanti akan saya jelaskan jika sudah sampai ya " kata Sonia dan Rania mengangguk
Mobil tersebut sampai disebuah rumah mewah, begitu Rania turun ia melihat perempuan perempuan cantik dan bertubuh sexi disana.
Sonia mengajak Rania masuk kedalam ruangannya, disana Rania duduk di sebuah sofa bersebelahan dengan Sonia.
" Kamu butuh uang banyak bukan ? " kata Sonia dan Rania mengangguk
Sonia mengeluarkan Ipad-nya, ia menunjukkan beberapa foto perempuan kepada Rania.
" Perempuan perempuan ini sama seperti kamu, mereka membutuhkan banyak uang. Pekerjaan kamu cukup mudah, kamu hanya perlu melayani pria yang nantinya memesan kamu. Dan dari yang kamu bilang, karena kamu belum pernah sama sekali berhubungan kamu bisa mendapatkan uang besar. Bisa 50 juta jika kamu mau " jelas Sonia membuat Rania terkejut
Rania ingin menolaknya, tentu semuanya tidak benar. Tapi sisi lain Rania butuh uang ini, ia pun merasa dilema.
" Bagaimana ? Kalau kamu bersedia kita mulai kontrak kita " tanya Sonia kembali
" Baik madam, saya setuju " kata Rania mengangguk pasrah.
" Pintar, sekarang kamu ganti bajumu Kita foto ya " kata Madam memberikan sebuah baju kepada Rania
Rania pun mengangguk, ia langsung berganti pakaian untuk nantinya foto.
Rania melihat dirinya di cermin, dengan pakaian yang cukup membuat lekuk tubuhnya terbentuk sempurna.
Rania keluar dari ruang ganti, disana sudah ada seorang fotografer dan Sonia yang menunggu Rania.
Dengan make up tipis dan pakaian yang cukup sexi, sang fotografer mulai mengambil gambar Sania
" Selamat datang Rania, selamat menikmati pekerjaan kamu " ucap Sonia sambil tersenyum
Malam hari dengan make up yang tebal, dan pakaian sexi. Rania pergi diantar oleh supir, ia diantar kesebuah hotel mewah.
Ini adalah pekerjaan pertamanya, ia sendiri tak tau harus melakukan apa nantinya.
Begitu didepan pintu kamar, Rania menekan bel kamar tersebut.
Ceklek
Pintu terbuka, disana ada seorang laki-laki yang berusia cukup matang.
" Masuk " kata laki laki tersebut dan Rania pun melangkah masuk kedalam
Dengan perasaan tidak enak, Rania berjalan mengikuti laki laki tersebut.
Rania melihat beberapa botol minuman diatas meja, laki laki itu meneguk minuman yang sebelumnya sudah ia tuang.
" Kemari " kata laki laki itu agar Rania mendekati dirinya
Rania pun mengangguk, ia pun mendekati laki laki itu sehingga jarak mereka cukup dekat.
" Minum " kata laki laki tersebut namun Rania menggeleng
" Saya belum pernah, dan saya tidak menyukainya" kata Rania membuat laki laki itu tersenyum lebar
" Coba sedikit " kata laki laki itu sambil menyodorkan gelas tersebut
Dengan terpaksa Rania mengambil gelas tersebut, Rania pun meminumnya dan rasanya sangat tidak enak baginya.
" Bagaimana enak ? " tanya laki laki tersebut
" Pait " kata Rania menggeleng
Laki laki itu tertawa kecil melihat raut wajah Rania.
" Jadi saya laki laki pertama yang akan menyentuh kamu ? " ucap laki laki tersebut sambil mengelus lengan Rania
Rania menjadi risih, ia hanya menjawab dengan anggukan.
Laki laki itu mendekatkan tubuhnya kepada Rania, dan membisikkan sesuatu kepada Rania.
" Saya akan membuat kamu puas, kamu cukup nikmati saja ya " kata laki laki tersebut membuat tubuh Rania merinding
Laki laki itu menarik tangan Rania menuju ranjang, setelah itu Rania diminta untuk duduk dipangkuannya.
" Aku yakin, kamu akan menyukainya cantik " ucap laki laki tersebut sambil mengusap pipi Rania
" Saya belum tau nama kamu " kata Rania yang tak tau siapa laki laki tersebut
" Oya ? Apa madam belum memberitahu namaku ? " tanya Laki laki tersebut dan Rania menggeleng
" Namaku Brian, namamu Rania kan ? " ucap Brian dan Rania mengangguk
" Nama yang cantik seperti orangnya " kata Brian memuji
Brian mengusap lembut bibir Rania, ia sudah tak sabar ingin mencicipinya.
Brian pun langsung mencium bibir ranum tersebut, Rania yang baru pertama kali hanya diam tak tau harus seperti apa.
" Buka bibir kamu sayang " kata Brian dan Rania pun mengikutinya
Brian langsung melumat bibir Rania, ia mencium bibir atas bawah bergantian. Lidahnya masuk kedalam mulut Rania, kedua Saliva mereka saling bertukar.
Tangan Brian tak mau kalah, ia mencari pengait untuk melepas kain yang menempel pada Rania.
Rania hanya memejamkan matanya, ia hanya mengikuti apa yang Brian perintahkan kepadanya.
Brian merebahkan tubuh Rania diatas ranjang, ia juga melemparkan pakaian Rania begitu saja.
Karena merasa malu, Rania menutupi dadanya yang cukup besar dengan tangannya. Namun Brian menyingkirkannya..
" Jangan di tutupi saya, milikmu indah " kata Brian dan Rania hanya diam
Brian mulai melepaskan pakaiannya, sehingga kini mereka pun tanpa sehelai apapun.
Rania memalingkan wajahnya, ini kali pertamanya melihat benda panjang tersebut. Namun Brian justru merasa senang, ia menarik tangan Rania mengarahkan ke benda panjang tersebut.
" A..apa itu akan muat " kata Rania gugup
" Muat sayang " ucap Brian sembari tersenyum
Brian menciumi leher Rania, Rania yang baru pertama kali merasakannya merasa aneh namun ia menyukainya.
" Mmhhh aahh " Desahan Rania begitu tangan Brian bermain main dengan bukit besar tersebut.
Brian tersenyum senang, Brian bisa menebak jika titik sensitif Rani ada disana.
" Kamu suka sayang ? " tanya Brian yang masih memainkannya dan Rania hanya diam sambil tubuhnya menggeliat
Tak puas begitu saja, ia langsung menghisapnya, hal itu semakin membuat Rania kehilangan dirinya.
" Mmhhh Brian ahh " Rania menjambak rambut Brian
Brian semakin buas, ia tau jika Rania menikmatinya.
Tangan Brian mulai turun kebagian sensitif bagian bawah, ia tau jika Rania mulai basah akibatnya.
Wajah Brian turun kebawah, ia pun membuka lebar kedua kaki Rania.
" Mau apa Brian ? " tanya Rania dengan takut, namun Brian tak menjawab
" Ahhh " lagi lagi Rani mendesah karena ulah Brian
Brian terus memainkan dengan lidahnya, Rania menghimpit kepala Brian karena rasa nikmatnya.
Brian tau jika Rania sampai di puncak pertamanya, ia langsung memasukkan jarinya dan benar saja tubuh Rania bergetar.
" Huh huh huh " Rania mengatur nafasnya
" Kamu suka sayang ? " tanya Brian namun Rania tak menjawab
Entah kenapa Rania menyukainya, bahkan Rania ingin kembali merasakannya. Namun Rania merasa malu jika ia mengatakan hal itu kepada Brian.
" Aku juga mau menikmatinya sayang" kata Brian
Brian mulai berada di posisinya, ia mengarahkan miliknya itu dimilik Rania.
Karena ini pertama bagi Rania, Brian pun sedikit kesulitan untuk menembusnya. Begitu juga dengan Rania, ia merasa sakit karena Brian lakukan kepadanya.
" Sakit Brian sudah sudah " kata Rania sambil meringis
" Tahan sayang, nanti kamu akan menikmatinya " kata Brian yang masih berusaha
Dan akhirnya milik Brian masuk dengan sempurna, Brian melihat darah keluar dari sana.
" Sakit Brian sakit " kata Rania merasa perih pada miliknya
" Tahan sayang, nanti kamu menyukainya " kata Brian
Brian membiarkan Rania beradaptasi, hingga akhirnya perlahan lahan Brian menggoyangkan pinggulnya..
" Mmhhh ahhh " Rania mulai menikmati, rasa perih itu berganti dengan rasa lain.
" Uughhh Rania ahh " Brian juga menikmatinya
Brian terus menggoyangkan tubuhnya, kamar tersebut mulai terdengar suara suara desahan keduanya.
Lagi lagi Rania pun sampai pada puncaknya, Brian yang belum terus menggoyangkan tubuhnya.
" Ahh Rania ahh " kata Brian
Setelah beberapa ganti posisi Brian pun sampai di puncaknya, setelah itu ia terkulai lemas di sebelah Rania.
Keduanya saling mengatur nafas masing masing, Rania tak menyangka jika apa yang sudah ia jaga akan hilang malam ini.
" Kamu suka sayang ? " tanya Brian, Rania mengangguk kecil
Brian bangun dan menuju tasnya, ia mengeluarkan sebuah amplop coklat dan memberikan kepada Rania
" Ini bonus untukmu, karena saya benar benar merasa puas " kata Brian
Rania membuka amplop tersebut, dan betapa terkejutnya melihat uang yang banyak begitu saja.
" Ini untukku? " tanya Rani tak percaya
" Iyah, ini uang untukmu. Simpan uang itu yah, dan ini nomor saya. " Brian mengeluarkan kartu namanya.
Setelah merasa lebih baik Rania pun langsung membersihkan tubuhnya, begitu juga dengan Brian yang juga sudah berpakaian rapih kembali.
" Terimakasih, saya izin pulang " kata Rania dan Brian mengangguk
Rania pun pulang dengan diantar sopir kembali, tubuhnya terasa lemas dan ingin cepat untuk tidur.
Rania memilih pulang kerumahnya, begitu ia sampai ia menuju kamar dan merebahkan tubuhnya.
Rania tak menyangka jika dirinya akan seperti ini, tapi ia tau dengan cara seperti ini ia akan mendapatkan duit banyak untuk keperluan lainnya.
Rania mulai terbiasa menjalani pekerjaannya yang baru, ia sudah melayani beberapa lelaki dengan bayaran yang cukup tinggi.
Malam ini Rania kembali harus melayani laki laki, Rania diatar oleh supir menuju tempat yang sudah di sepakati.
Rania datang kesebuah villa yang cukup mewah, Rania berjalan masuk diantar oleh seseorang yang tengah menunggu dirinya.
Rania duduk disebuah bangku yang sudah di hias secantik mungkin, ini kali pertamanya di perlakukan seperti ini.
Tak lama keluar seorang laki-laki tampan dengan membawa bunga, laki laki itu berjalan menuju kursi Rania
" Terimakasih " Rania mengambil bunga tersebut
Laki laki itu tersenyum dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Rania.
" Bagaimana kamu suka dengan apa yang saya berikan malam ini ? " kata laki laki itu
" Suka, sangat suka " kata Rani sambil tersenyum
Laki laki itu bernama Reyhan, entah kenapa Reyhan langsung jatuh cinta kepada Rania pada pandangan pertamanya.
" Apa kamu pernah jatuh cinta kepada klien mu Rania ? " tanya Reyhan sambil terus menatap Rania
" Belum dan ga akan Rey " kata Rania dengan lembut
" Why? " tanya Reyhan singkat
" Ya karena mereka hanya sebatas klien ku, dan ga mungkin aku menaruh hati kepada mereka. " jawab Rania dan Reyhan hanya mengangguk
Tak lama makanan pun datang, Reyhan dan Rania mulai menikmati hidangan tersebut.
Selama makan Reyhan terus memandangi Rania, wanita itu nampak cantik bahkan sangat cantik.
Setelah selesai makan, Reyhan mengajak Rania untuk berpindah tempat ke tempat yang lebih nyaman.
" Rania, kamu cantik " kat Reyhan memuji
" Terimakasih " jawab Rania sembari tersenyum
Reyhan semakin mendekatkan tubuhnya kepada Rania, ia pun langsung memeluk pinggang mungil Rania.
Malam itu Rania memaki dress yang cukup mini, hingga kini paha mulusnya terpampang jelas dihadapan Reyhan.
" Aku tidak sabar ingin mencicipinya" bisik Reyhan sembari mengusap paha mulus itu
" Aku juga tidak sabar Rey " kata Rania dengan manja
Reyhan pun menggendong tubuh Rania menuju kamarnya, begitu tiba dikamar Reyhan langsung merebahkan tubuh Rania diatas ranjangnya.
Reyhan langsung menciumi leher putih Rania, Rania memejamkan matanya menikmati apa yang Reyhan lakukan kepadanya.
" Mmhh ahh Rey aku suka " kata Rania membuat Reyhan bersemangat
Reyhan tak ingin tinggal diam, ia langsung melepaskan pakaian milik Rania dan juga miliknya. Kini Reyhan bisa melihat jelas bagaimana tubuh mulus Rania.
" Kamu suka Rey ? " kata Rania melihat Reyhan yang tak berkedip
" Tentu sayang, aku sangat menyukainya " ucap Reyhan
Reyhan langsung melahap dua bongkahan milik Rania, Rania pun hanya bisa menikmati apa yang Reyhan lakukan kepadanya.
" Reyyy ahhh terus ahh " ucap Rania yanh memberi Reyhan semakin menggila
Tangan Reyhan tak tinggal diam, ia turun kebagian bawah dan bermain disana.
" Uugghh Reyy terlalu nikmat sayang, ahh terus lebih dalam " kata Rania sambil menikmatinya
" Boleh aku keluarkan didalam sayang, aku sangat menginginkannya " kata Reyhan dan Rania mengangguk
Reyhan yang sudah kepalang tak tahan, langsung memasukkan miliknya.
" Ahhh gila sempit sayang " kata Reyhan
" Ugghh Rey ahh " Lengguhan panjang keluar dari mulut Rania
Reyhan yang tak tahan mulai menggoyangkan tubuhnya, Rania pun memejamkan matanya menikmati permainan Reyhan.
" Ugghh Rey terus ahh " desah Rania
" Ahh ya cantik aku akan terus sampai kamu puas sayang " kata Reyhan
Rania dan Reyhan mencoba berbagai posisi, hingga akhirnya keduanya pun sampai puncaknya dan terbaring lemas.
" Terimakasih sayang " kata Reyhan mengecup kening Rania
" sama sama Rey " jawab Rania
Rania pun bangun dari ranjang Reyhan, ia pergi ke toilet untuk membersihkan tubuhnya.
Reyhan melihat ponsel milik Rania yang tergeletak diatas meja, ia pun mencoba mencari tau nomor pribadi Rania.
Setelah berhasil mendapatkan Reyhan kembali meletakkan ponselnya seperti semula, kini Reyhan berhasil mendapatkan nomor ponsel perempuan itu
" Kamu mau kemana sayang ? " tanya Reyhan melihat Rania yang sudah berpakaian rapih
" Aku harus pulang, kita kan sudah selesai " jawab Rania sambil tersenyum
" Tunggu " kata Reyhan yang bangun dari ranjangnya
Reyhan mengambil uang yang cukup banyak, ia memberikan uang tersebut kepada Rania.
" Ini tips untukmu, terimakasih sudah melayani ku dengan sempurna" kata Reyhan dan Rania tersenyum
" Oke, aku pamit dulu yah byee " Rania pun pergi meninggalkan Reyhan sendiri
Reyhan tak ingin melepaskan Rania, bagaimana caranya ia harus menjadikan Rania miliknya. Reyhan tak perduli dengan apa yang Rania kerjakan, tapi yang jelas perempuan itu berhasil membuat dirinya tergila gila.
..
Rania pergi kerumah untuk berhati pakaian, ia berencana untuk pergi kerumah sakit menemui adiknya yang dirawat disana.
Rania kini memiliki cukup uang untuk pengobatan sang adik, dan hutangnya pun hampir lunas karena pekerjaannya sekarang.
Saat tiba dirumah sakit Rania bertemu dengan Reza, dokter yang menangani sang adik.
" Malam dok " kata Rania menyapa
" Malam Rania, aku pikir malam ini kamu tidak datang lagi. Jadi aku menyuruh salah satu perawat menjaga Cici adikmu " kata sang Dokter
" Datang dok, bagaimana perkembangan adik saya Dok ? " tanya Rania
" Untuk sekarang masih belum banyak perubahan, tapi kamu jangan patah semangat ya Rania. Kamu terus berdoa agar adikmu bisa sehat kembali " ucap dokter Reza
" Iyah Dok, saya selalu berdoa untuk adik saya " kata Rania dengan tenang
Dokter Reza termasuk dokter muda dirumah sakit tersebut, ia sering memperhatikan Rania dan entah kenapa semakin hari Reza semakin tertarik dengan Rania.
" Kamu sudah makan Rania ? Kalau belum bagaimana jika kita makan bersama, kebetulan saya belum makan " ucap Reza
" Hemm boleh Dok, mau makan dimana ? " tanya Rania
" Hmm dikantin saja, sudah malam seperti ini saya khawatir membawa kamu jauh " jawab Reza dan Rania setuju
Malam itu kantin cukup sepi, tak banyak orang yang makan di kantin malam itu.
" Ran, kamu sepertinya sedikit kurus apa kamu sedang diet ? " tanya Reza memperhatikan Rania
" Masa sih dok ? Saya ngerasa sama aja perasaan " jawab Rania sambil memakan makanannya
" Iyah Rania, apa pekerjaanmu sekarang lebih lelah dibandingkan sebelumnya ? jangan dipaksa, yang ada kamu drop nanti " ucap Reza dengan khawatir
" Kalau saya sakit kan ada dokter Reza yang ngerawat saya hehe " jawab Rania yang membuat Reza menjadi salah tingkah
Rania tak tau jika Reza tertarik kepadanya, sebab Rania hanya menganggap Reza sebagai dokter yang menangani sang adik yang tengah terbarik sakit.
Saat keduanya sedang asik makan, Rania melihat sosok yang tak asing bagi Rania.
" Itu bukannya Brian ? Ngapain dia disini " kata Rania dalam hatinya
Rania mencoba melihat lain arah, ia berharap jika Brian tak mengenali dirinya saat ini. Dan benar saja Brian tak melihat maupun mengenali dirinya, setelah Brian pergi Rania merasa lega.
" Rania, aku izin duluan yah. Aku lupa ada janji dengan seseorang" ucap Reza dan Rania mengangguk
Dokter Reza pun pergi meninggalkan Rania lebih dulu, karena merasa sepi akhirnya Rania memutuskan untuk masuk kedalam menemui adiknya.
Saat Rania masuk kedalam, Rania melihat Reza yang tengah berbincang dengan Brian. Keduanya cukup akrab seperti sudah mengenal, Rania pun semakin terkejut ia tak menyangka jika Reza dan Brian saling mengenal satu sama lain.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!