"Mas Tunggu mas.. Mas!!
"Apalagi Nimas!! Udahlah keputusan ku udah bulat!! Arumi akan menikah dengan putra Tuan Arya. Kamu tahu sendiri kan? Tuan Arya sudah menginvestasi saham besar ke perusahaan... Dan dengan syaratnya, Kita harus menikahkan Arumi dengan putranya yang bernama Damian.. Kau tidak perlu khawatir, Damian juga seorang pengusaha dia pasti akan menjamin hidup Arumi.." Ujar seorang pria sembari melempar pakaian kantornya ke keranjang kotor.
Ya, Pria itu adalah Dendy Suyitno. Salah satu pengusaha di ibu kota. Perusahaan yang di miliki Dendy Sebenarnya bukahlah murni miliknya melainkan sebuah warisan dari seseorang. Karena tidak punya keluarga alhasil Tuan Adnan Mahesa pemilik harta yang asli mewariskan semua hartanya kepada Dendy. Karena hanya Dendy yang saat itu dapat di percaya sebelum Andan meninggal akibat penyakit keras yang di deritanya.
Dendy yang memang memang lulusan terbaik pun menerima dengan sukarela. Memimpin perusahaan tersebut hingga benar-benar berkembang pesat. Akan tetapi akhir-akhir ini pendapatan setiap bulan menurun. Jelas saja Dendy panik.
Setelah di selidiki, Ternyata ada yang berkhianat dan pergi membawa uang dengan jumlah yang tidak sedikit. Alhasil, Dendy frustasi dengan apa yang terjadi. Perusahaannya turun drastis bahkan hampir mengalami kebangkrutan.
Namun siapa sangka, Penolong datang di saat ia benar-benar hampir kehilangan semuanya. Salah seorang pengusaha besar itu memberi penawaran. Sebuah penawaran yang langsung di setujui oleh Dendy sendiri.
Pria yang biasa di panggil Tuan Arya Pangestu itu bersedia memberi suntikan dana dan saham dengan syarat menikahkan Arumi, putri Dendy dengan Putra Tuan Arya yaitu Damian.
"Mas bisa gak? Kamu pikirkan lagi.. Kamu tega menikahkan Arumi hanya karena pria itu menaruh saham di perusahaan..Kamu mau menukar putri kita dengan harta iya!?" Sebagai seorang ibu tentu saja Nimas kurang setuju dengan keputusan sang suami yang menyetujui perjanjian itu. Arumi adalah anaknya, Putrinya... Sebagai seorang ibu, Nimas ingin Arumi menikah dengan pria yang putrinya itu cintai.
"Aku sudah memikirkan semuanya Nimas!! Lagipula kita tidak akan rugi kan? Yang ada kita akan untung besar..Apalagi Tuan Arya menginginkan seorang pewaris. Sudah pasti cucu kita yang akan mewarisi semua harta Tuan Arya nanti...
"Ya Allah Mas.. Istighfar!! Lagi-lagi harta.. Bisa gak sih..
"Halaah!! Sudah..Aku tidak menerima penolakan! Arumi akan tetap menikah dengan Damian titik!!
"Bunda...
Sepasang suami dan istri yang sedang beradu itu menoleh ke arah sang putri yang kini sedang berjalan mendekat ke arahnya.
"Sayang..
"Gapapa kok bun.. Arumi siap kok menikah.. Lagipula ini demi kebaikan Ayah dan perusahaan kan?
Begitulah ucapan Arumi. Dia yang tanpa sengaja mendengar perdebatan kedua orangtuanya lantas menguping. Awalnya dia terkejut mendengar pertanyaan bahwa dirinya harus menikah karena sebuah saham. Namun, Semua itu berubah menjadi kebahagiaan ketika sang ayah menyebut pria yang hendak di nikahkan nya.
Damian Pangestu. Pria matang yang pernah menjadi dosennya dulu. Seorang Dosen killer yang terkenal dengan sifat dinginnya. Pria itu juga adalah idola Arumi dulunya.
Arumi yakin Damian sebenarnya pria yang baik, hanya sifatnya saja yang datar dan terkesan dingin membuat para wanita semakin jatuh hati.
Hingga di hari pernikahan pun Arumi tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Wanita itu sangat bahagia sekali bisa bersanding bersama Damian.
Ia kira menikah dengan pria itu adalah awal kebahagiaan yang sesungguhnya. Namun ternyata semua salah.. Bukan awal kebahagiaan tapi awal penderitaan.
.
.
.
Dua tahun telah berlalu, Tak ada tanda-tanda Arumi di anggap sebagai istri oleh Damian. Semua masih sama seperti awal-awal.
"Jangan karena kita menikah, Kita bisa menjadi suami istri.. Sampai kapanpun kau tidak akan pernah berarti apa-apa bagiku.. Bagiku kau sama seperti wanita lainnya.. Rela melakukan apapun demi harta..
Begitulah kata-kata Damian di saat malam pertama mereka. Malam pertama? Mendengar itu, Arumi tersenyum miris. Bahkan sampai sekarang belum terjadi malam pertama diantara Arumi dan Damian.
Damian enggan menyentuh Arumi sama sekali. Tidurpun mereka di kamar secara terpisah. Bahkan sampai sekarang Arumi tidak di izinkan masuk ke kamar Damian, Padahal pria itu adalah suaminya.
Berbagai umpatan, Hinaan, Cacian dan kata-kata pedas sering ia dengar di telinganya. Tak jarang Arumi mendapatkan kekerasan dari pria itu. Ingin rasanya Arumi pergi sejauh mungkin tapi ayahnya selalu mengatakan bahwa jika ia yang pergi dan berpisah otomatis Tuan Arya akan menarik investasi itu kembali.
Akan tetapi sebaliknya, Apabila Damian yang memang membuat ulah, Arumi bebas mengambil keputusan.
Tok tok..
Arumi menghapus air matanya dan segera membuka pintu. Wanita itu terdiam ketika melihat sorot mata tajam dari sang suami.
"Mama mengajak kita makan malam, Bersiaplah.."Ucapnya dengan datar, Arumi tak menjawab hanya mengangguk saja.
"Kau tuli hah!!!" Bentak Damian karena Arumi tidak menjawab ucapannya.
"I..iya mas.. A..aku denger kok.."Cicitnya. Tak lama Arumi memekik ketika rambutnya di tarik dari belakang.
"Aaaaarrrrgggghhh sakit mas...hiks..
"Dengar.. Aku paling tidak suka di abaikan kau mengerti? Cepat bersiap.. Dan ingat! Pakailan gaun berlengan panjang untuk menutupi luka-lula mu itu.. Make up yang tebal, Jangan sampai semua keluarga ku tau tentang lebam-lebam ini.." Ucapnya dengan gigi yang mengetat. Setelah mengucapkan itu, Damian segera mendorong Arumi dengan kasar membuat wanita yang berstatus istrinya itu jatuh tersungkur hingga keningnya terbentur ujung meja.
"Aaaww..Sstt.." Arumi meraba keningnya yang berdarah akibat goresan ujung meja tersebut.
"Bunda..Arumi udah gak kuat..hiks.." Air matanya jatuh, Dengan tertatih, Arumi bangkit untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Setelahnya Istri dari Damian tersebut membuka lemari. Meraih sebuah gaun berwarna hitam berlengan panjang demi menutupi bekas lukanya.
Usai berpakaian, Arumi mulai bermake up. Sesekali Arumi meringis merasakan nyerinya luka lebam yang berada di wajahnya. Jujur ia lelah sebenarnya dengan semua ini. Bersandiwara di depan semua keluarganya seakan-akan mereka adalah pasangan suami dan istri yang bahagia.
"Haruskah aku berbohong lagi di depan semua orang? Mereka semua begitu baik, Tapi kenapa suamiku sendiri tidak..kenapa? Hiks..." Arumi menangis lagi, Padahal air mata itu sudah surut tadi. Tapi mengingat semua kesakitan yang ia alami membuat Arumi lelah. Wanita itu seakan tidak punya tenaga.
"Ayolah air mata.. jangan jatuh mulu.. Segera bersiap Arumi... Jangan sampai suamimu marah karena kelamaan menunggu.." Arumi kembali memoles wajahnya menutupi luka lebam yang berada di sudut matanya, Sudut bibir dan goresan di keningnya tadi wanita itu tempelkan dengan plester.
"Huuufftt...Akhirnya..
"ARUMI!!
"I... iya mas... "Arumi meraih tas selempang nya dan segera menemui sang suami yang tengah menunggunya dengan tatapan tajamnya.
.
.
.
Tbc
.....Novel baru, Semoga suka..❤️ Novel ini Spin On Nalendra, I Love You.. Kisah sang sepupu Brian yang mengejar cinta istri orang.. Monggo ramaikan yah...🥰
Selama dalam perjalanan, Tidak ada yang di perbincangankan antara sepasang suami dan istri itu. Arumi melamun dengan pikirannya yang melayang kemana-mana. Sementara Damian fokus ke depan. Pria itu tidak peduli dengan sang istri.
Tak lama kemudian, Mobil mewah yang di kendarai Damian terhenti di salah satu restoran mewah. Yang sudah pasti hanya orang kalangan atas saja yang mampu masuk ke sana.
Pria berusia tiga puluh dua tahun itu keluar dari kendaraan roda empatnya. Tidak ada drama membukakan pintu atau semacamnya layaknya pasangan suami dan istri pada umumnya.. Damian keluar seorang diri.
Ketika hendak masuk, Damian menghentikan langkahnya saat menyadari bahwa Arumi masih berada di dalam mobil. Pria itu mendengus kesal melihat Arumi yang hanya diam.
Dag Dag Dag Dag..
Damian mengetuk kaca mobilnya dengan kasar membuat Arumi yang berada di dalam terlonjak kaget.
Arumi yang sejak tadi melamun itu tidak menyadari jika sudah sampai di tempat tujuan. Arumi celinguk celinguk dan ternyata suaminya sudah berada di luar.
Dag Dag Dag!
"Iya mas sebentar.." Arumi akhirnya membuka pintu itu. Arumi menunduk takut saat mata itu menatapnya tajam.
"Kau ini buta atau tuli sih? Sudah tahu sampai tapi tidak keluar!
"Maaf mas..." Lirihnya, Entah mengapa ia tidak sanggup melawan pria itu. Padahal pria itu sudah berulang kali menyakitinya. Bukan itu saja, Damian juga mengabaikan Arumi dan tidak menganggap Arumi sebagai istrinya.
Di anggapnya jika sedang ada acara pertemuan keluarga. Seperti sekarang ini, Damian begitu perhatian terhadap Arumi yang duduk di sampingnya. Bersikap manis dengan tatapan penuh cinta seolah-olah Damian begitu sayang kepada istrinya itu.
Namun semua itu terjadi hanya di depan keluarganya saja. Apabila di belakang siapa yang tau bahwa sikap manis tersebut semua hanya palsu.
"Ayo sayang di makan.." Ucapnya begitu lembut nan manis. Arumi tersenyum, Sebuah senyum palsu yang selalu wanita itu perlihatkan di depan seluruh keluarga suaminya dan keluarganya sendiri.
"Kak Damian kayak sayang banget ya sama kak Arumi... Aku jadi iri deh.." Ucap Selly adik kandung Damian. Selly juga begitu sangat menyayangi Arumi sama seperti kedua orangtuanya. Arumi pun sangat bahagia berada di tengah-tengah keluarga ini.
Tuan Arya begitu menyayangi Arumi seperti putrinya sendiri. Walaupun pernikahan mereka berawal dari pertukaran sebuah saham, Tuan Arya sangat baik. Karena memang pada dasarnya, Tuan Arya sudah sangat tertarik dengan Arumi.
Selain cantik Arumi juga wanita yang sangat baik. Tutur katanya begitu lembut dan mempunyai tatakrama yang memang patut di acungi jempol. Justru itu Tuan Arya ingin menjadikannya seorang menantu.
Walaupun Awalnya Damian menolak. Tapi sekarang melihat sikap Damian yang begitu hangat dan perhatian terhadap Arumi membuat Tuan Arya bahagia.
Tidak tahu saja Tuan Arya apa yang terjadi di belakang. Andai tahu entah apa yang terjadi.
"Kau tahu kan? Kakak sangat menyayangi kakak iparmu ini.." Jawab Damian seraya tersenyum manis.
"Benarkan sayang?" Tanya Damian menoleh ke arah Arumi yang lagi-lagi diam. Damian menggertakan giginya, Dengan kasar Damian menginjak kaki Arumi dengan kakinya.
Arumi yang kaget pun langsung mengangguk dan tersenyum kaku. Arumi menatap Damian sejenak, Pria itu tersenyum sembari merangkul sang istri.
"Kami selalu bahagia.. Dan kami juga saling mencintai satu sama lain..Ya kan?" Ucap Damian sembari mencengkram lengan Arumi.
"I..iya.. kami memang saling mencintai.. " Jawab Arumi menahan rasa sakit di lengannya. Luka di lengannya belum sembuh, Justru itu Arumi meras sangat kesakitan.
"Mama sangat bersyukur jika hubungan kalian selalu baik-baik saja... Jangan lupa ya? Cepat beri kami cucu.." Timpal Mama Linda ibu dari Damian yang memang sangat mengharapkan seorang cucu dari putra dan menantunya tersebut.
.
.
.
"Keluar.. " Ucapnya dingin setelah mobil benar-benar berhenti di depan rumahnya. Arumi menoleh ke arah sang suami yang enggan menatapnya. Jangankan menatap, Melirik pun tidak.
"Mas ini udah malam, Kamu mau kemana lagi? " Tanya Arumi dengan mata berkaca-kaca. Mulai malam pertama mereka menikah, Damian memang sangat jarang berada di rumah. Entah kemana pria itu, Arumi tidak tahu. Setiap bertanya Damian selalu marah.
"Mas! Jawab aku..!! Kamu itu sebenarnya kemana sih kalo malam-malam gini..
Brakkk!!
"Mau kemanapun aku kamu gak perlu tahu! Ngerti!! " Damian menatap nyalang Arumi yang air matanya mulai menggenang disana. Sekali kedip, Cairan bening itu pasti menetes.
"Aku berhak tahu kemanapun kamu pergi mas!! Aku ini istri kamu! Dan aku lah yang lebih berhak bukan siapapun itu!! " Bentak Arumi di depan wajah Damian. Damian terkesiap mendengar suara Arumi yang meninggi seperti itu.
Dari awal mereka menikah, Tidak pernah pria itu melihat Arumi melawannya sedikitpun. Apalagi sampai membentak seperti itu. Tapi malam ini?
PLAAAKK...
"Berani kamu melawan aku ya? BERANI KAMU BENTAK AKU! keluar sekarang juga!
Arumi masih diam dan menetap di dalam tempat duduknya .Arumi tidak mau pergi kemanapun. Ia ingin sang suami tetap disini. Satu kali saja ia ingin sekali merasakan perhatian dari suaminya. Bukan perhatian palsu yang sering pria itu lakukan hanya di depan keluarganya. Tapi memang murni dari pria itu sendiri.
Dia seorang istri tapi berasa orang asing di mata laki-laki itu. Apa salah jika ia mengharapkan semua itu? Tidak kan?
"Mas Aku mohon, Jangan pergi kemanapun...Aku ini istri kamu, Kalaupun kamu tidak mencintai aku, Setidaknya aku butuh pengakuanmu sebagai istri dari kamu mas.. "Air mata Arumi sudah tidak bisa di tahan lagi, Lagi-lagi Arumi menangis namun sayang bukannya peduli, Damian keluar dari mobilnya dan memaksa wanita yang berstatus istrinya tersebut keluar.
"Keluar! Sepertinya cara halus tidak mempan ya.. Apa aku harus melakukan dengan cara kasar lagi.." Di tariklah Arumi hingga wanita itu benar-benar keluar dari kendaraan roda empat itu.
"Keluar! Dan satu lagi.. Jangan pernah ikut campur urusan ku kau mengerti!! Apalagi sok jadi istri.. Karena sampai kapanpun aku tidak pernah menganggapmu istriku.. "Di doronglah tubuh mungil Arumi membuat wanita itu jatuh tersungkur.
Arumi terisak, Matanya menatap nanar sang suami yang pergi tanpa menghiraukannya sama sekali.
"Kenapa kamu tega mas.. Apa salahku ke kamu..hiks..
"Nona!" Seru seorang wanita paruh baya berlari mendekat ke arah sang majikan yang terduduk di teras rumah mewah tersebut.
"Non... Non Arum gapapa.."Arumi menggelengkan kepalanya.
"Non.. " Bi Muna pun sebenarnya merasa Iba. Akan tetap ia tidak mampu melakukan apapun.
"Arum gapapa kok bi, Arum udah terbiasa dengan semua ini.. Arum yakin kok.. Mas Damian pasti nanti berubah. Mungkin belum saatnya aja.."Ya, Begitulah kata-kata yang selalu di Ucapkan Arumi. Iya yakin, Damian pasti bisa berubah suatu saat nanti. Arumi akan menunggu hari itu tiba, Jikapun tidak? Menyerah adalah jalan satu-satunya
.
.
.
TBC
Damian mengendarai mobilnya menuju ke salah satu hotel di kota itu. Tentu saja ia menemui seorang wanita disana. Dengan masker dan kacamata hitam Damian melangkah dengan gagah dan berjalan ke arah kamar dimana seseorang sudah menunggunya sejak tadi.
Tok..tok...
Ceklek..
Seorang perempuan membukakan pintu. Damian tersenyum sinis dengan sambutan yang di lalukan wanita seksi dengan kimono putih yang membalut tubuh moleknya tersebut. Tanpa basa basi Damian masuk begitu saja.
"Duduk dulu lah sayang.. Sepertinya kau sedang tidak baik-baik saja.."Ucap wanta itu seraya mengambil satu botol minuman Alkohol dan dua gelas. Wanita yang bernama Anne itu meletakkan minuman haram tersebut lalu menuangkannya ke dalam gelas.
"Ayo diminum dulu.. Kau pasti sedang lelah kan?" Seperti inilah Anne setiap kali Damian menelfonnya. Melayani pria itu dengan baik layaknya seorang suami. Padahal jika mau, Arumi pun bisa melakukannya.
Damian Pangestu. Siapa yang tidak kenal pria itu. Seorang putra sulung dari Tuan Arya Pangestu salah satu pengusaha kaya raya di kota tersebut.
Damian pernah menjadi seorang Dosen dulunya, Akan tetapi itu dulu sebelum pria itu terjun ke dunia bisnis atas permintaan sang ayah. Selama menjadi dosen, Damian memang terkenal sangat datar dan dingin. Justru itu ia banyak di segani olah dosen muda dan para mahasiswi.
Arumi adalah salah satu siswi yang sangat mengagumi Damian. Bahkan Putri dari Dendy tersebut pernah membayangkan menjadi istri dari Damian.
Bagaimana tidak? Damian memiliki seorang kekasih bernama Soraya. Wanita yang biasa di sapa Raya itu adalah wanita yang sangat cantik, Lemah lembut dan penuh perhatian. Damian sangat mencintai wanitanya dan begitu meratukan Raya.
Tak jarang dari para siswi pernah melihat keduanya sedang berkencan dan jalan-jalan berdua. Bisa bayangkan saja, Jika masih berstatus pacar saja Damian sangat mencintainya penuh cinta. Lalu bagaimana jika sudah menjadi istrinya nanti.
Akan tetapi semua kandas. Soraya memutuskan hubungannya dengan Damian ketika masa lalu Soraya datang untuk meminangnya. Jelas saja Damian tidak bisa menerimanya begitu saja, Mereka menjalin hubungan selama tiga tahun, Mana mau Damian di tinggal begitu saja.
Namun Soraya yang nyatanya masih menyimpan rasa kepada Mantan kekasihnya tetap kekeuh. Hingga mau tidak mau, Damian akhirnya berpisah dengan Soraya detik itu juga.
Hancur? Sudah pasti
Sakit hati Damian di tinggal di saat sedang sayang-sayangnya. Pria itu frustasi seakan ada yang hilang dalam hidupnya.
Disaat sedang sakit-sakitnya Tuan Arya ayah dari Damian Justru menghadirkan Arumi. Mengatakan bahwa wanita itu adalah calon istrinya. Damian tidak mengenal siapa itu Arumi, Mungkin karena memang tidak memperhatikan muridnya satu persatu.
Padahal Arumi adalah termasuk siswi yang telah melaksanakan sarjana tahun kemarin. tapi tetap saja Damian lupa.
Kehadiran Arumi bukannya menjadi obat hati Damian tapi justru membuat pria itu tertekan. Damian selalu menganggap Arumi adalah wanita yang menikah dengannya hanya karena harta. Terlebih Damian sudah mengetahui bahwa Arumi di nikahkan dengan dirinya karena investasi saham yang sudah masuk ke perusahaan Dendy. Tentu saja Damian murka.
Pria itu sudah berniat ingin membuat Arumi hidup menderita. Bahkan sampai sekarang Damian belum pernah Menyentuh Arumi sebagai istrinya. Namun sebaliknya, Damian lebih suka bergemul dengan wanita lain di luaran sana.
Keduanya selalu melakukan perbuatan yang tidak seharusnya di lakukan. hati Damian yang seolah mati itu sudah tidak peduli lagi. Padahal Arumi selalu melakukan tugasnya sebagai seorang istri yang baik. Semua Arumi lakukan dengan tulus, Sama sekali tidak ada niatan Arumi melakukan semuanya demi harta seperti kata Damian. Andai Damian tahu jika yang di lalukan istrinya itu murni ketulusan, Entahlah.. Dan semoga saja pria itu tidak menyesal di kemudian hari.
.
.
.
"Eeeuuggh... Ah, Emmh..." Suara desa-han saling bersautan di dalam kamar hotel itu. Sepasang pria dan wanita tanpa adanya pernikahan kini saling memu-askan satu sama lain.
Damian terus memompa Anne yang sudah tampak kelelahan. Akan tetapi wanita itu sangat menikmati setiap sentuhan yang di berikan Damian. Bagi Anne Damian begitu membuatnya ketagihan dan ketagihan.
Jika di tanya apa hubungan keduanya? Tidak ada hubungan apapun antara Damian dan Anne, Keduanya hanya sebatas partner ranjang saja dan tak lebih dari simbiosis mutualisme.
Damian butuh kepuasan, Sementara Anne butuh uang tentunya. Damian selalu metransfer uang apapun yang di butuhkan Anne. Dan sebagai gantinya, Anne harus memuaskan Damian.
Bodoh! Mungkin itulah yang cocok untuk seorang Damian. Pria itu mempunyai seorang istri di rumah yang bisa ia sentuh kapan saja. Tanpa repot-repot mengeluarkan uang banyak. Cukup beri cinta dan perhatian semua pasti lebih dari sekedar cukup.
Tapi sepertinya Damian memang buta. Rasa cintanya terhadap Soraya masih ada, Bahkan saat penyatuan yang ia dan Anne lakukan. Damian selalu menyebut nama Soraya, Tentu saja Anne tak masalah toh dia bukan siapa-siapa bagi lelaki itu. Yang penting cuannya bukan?
"Aaaaaaarrrgggghhh..." Tubuh Damian ambruk di atas tubuh seksi Anne yang tampak mengatur nafas. Tak lama kemudian, Damian bangkit dan tertidur di samping wanita itu.
Damian mengatur nafasnya, Pria itupun melepas pengaman yang selalu ia pakai dan melemparnya ke tempat sampah. Setelahnya, Damian meraih dompet yang terletak di atas nakas. Mengambil beberapa lembar uang lalu melemparnya dengan kasar tepat di wajah Anne yang memejamkan mata.
"Ambilah dan segera pergi ..."Ucapnya dingin. Anne beranjak dan mengambil satu persatu lembaran rupiah itu dengan senyum merekah di wajahnya.
"Thanks Beib.. Sebelah tangannya terangkat hendak mengelus wajah tampan Damian. Belum sempat tangan lentik itu mendarat, Damian mengangkat tangannya memberi isyarat wanita itu agar berhenti.
"Okey lah Beby.. Aku pulang dulu..Bye.." Anne bangkit dan pergi ke kamar mandi dengan keadaan polos. Sementara Damian mulai memejamkan matanya, Istirahat sejenak demi menghilangkan penat yang kini selalu bersarang di otaknya.
Tak butuh waktu lama Anne keluar dari kamar mandi. Usai berpakaian rapi, Wanita panggilan Damian tersebut segera pergi dari sana meninggalkan Damian seorang diri saja.
"Dasar pria aneh.. Padahal istrinya cantik tapi masih suka jajan.. Tak apalah,Yang penting aku bisa mendapatkan apa yang aku mau..."Ucapnya seraya mengibaskan rambutnya.
Di dalam kamar hotel itu, Setelah kepergian Anne. Damian membuka matanya, Pria itu meraih benda pipih miliknya dan menatap sebuah foto seorang perempuan yang saat ini masih ia berpenghuni di hatinya.
"Raya sayang.. Apa kabarmu disana..? Aku sangat merindukanmu.."Ucapnya. Di kecuplah foto tersebut, Damian tertawa miris. Entah kenapa pria itu begitu sulit melupakan Soraya, Padahal sudah jelas-jelas wanita itu telah pergi dan lebih memilih laki-laki lain untuk di jadikan suaminya. Tapi tetap saja, Rasa cinta itu masih ada dan enggan pergi. Dan karena inilah sampai sekarang Damian selalu menutup mata dan hati akan kehadiran Arumi wanita Malang yang telah menjadi istrinya.
.
.
.
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!