NovelToon NovelToon

MAFIA VS PETARUNG JALANAN

Bab 1

Di kota besar di sebuah wilayah di kota sebelah barat sudah di kuasai oleh seorang mafia besar yang bernama Aron Jhonson, kota bagian wilayah barat itu sering kali terjadi tindak kriminal yang cukup tinggi, di tambah maraknya kalangan pendatang yang berniat ingin bergabung dengan para gangster yang sudah bekerja sama dengan mafia besar.

Hotel diskotik tempat karaoke bar malam club malam sudah menjadi kehidupan sehari hari para gangster yang sudah biasa menjual barang terlarang, yang sudah bekerja sama dengan anak mafia besar yang bernama Chiko Aron sebagai penerus bisnis Ayah nya, Chiko selain di kenal sangat sadis juga sering kali menculik wanita untuk di jadikan pelampiasan nafsunya, tidak pandang bulu mau itu masih perawan ataupun istri orang lain.

Sore itu Chiko beserta kedua pengawalnya memasuki sebuah gedung yang khusus di jadikan markas untuk kelompoknya, berikut untuk di jadikan ajang tempat menjajal bagi petarung jalanan yang terkuat dan terhebat untuk di rekrutnya, selain Chiko melanjutkan bisnis haram dari Ayah nya, Chiko juga mempunyai hobi taruhan pertarungan bebas jalanan dengan uang yang cukup besar ratusan juta hingga milyaran, sesampai dalam gedung Chiko langsung duduk di kursi khusus dirinya yang jaraknya agak jauh sedikit di atas arena pertarungan, Palin sebagai pengawal kepercayaannya setia berdiri di samping Chiko siap menunggu perintah dari Chiko.

"Dari mana petarung yang sekarang?" tanya Chiko setelah duduk di kursi melihat ke arena pertarungan yang di lingkari besi.

"Berdarah keturunan thailand, dia bisa menghabisi lima orang dengan kecepatannya dan pukulan kerasnya," jawab pengawalnya yang bernama Palin.

"Cepat suruh masuk arena!" perintah Chiko sambil tumpang kaki menjepit rokok mahal di jemarinya.

Kelompok Chiko yang berjumlah seratus orang lebih mengenakan setelan jas hitam yang sudah ada di gedung itu, langsung berkumpul melingkar memutari arena pertarungan, tidak lama petarung yang berdarah thailand langsung masuk ke arena pertarungan dengan kepala di ikat warna merah dan telanjang dada, berperawakan sedikit kecil namun terlihat kekar dengan otot yang terbentuk memperlihatkan petarung kuat, di susul tiga orang mengenakan kaos hitam berbadan tinggi kekar masuk ke arena pertarungan dan langsung memutar mengepung petarung berdarah thailand itu yang bernama Mohlingyen.

Mohlingyen langsung pasang kuda kuda memusatkan indranya dari depan samping dan belakang, salah satu dari belakang langsung menyerang mengarahkan pukulan ke kepala Mohlingyen, namun dengan gerakan cepat kaki kanan Mohlingyen di angkat ke atas menendang kedepan telak mengenai dada yang menyerangnya hingga hampir tersungkur, salah satu lagi langsung ikut menyerang menekel kaki Mohlingyen hendak menjatuhkannya, namun dengan cepat Mohlingyen loncat balik menyerang melipat kakinya menghantam dada yang menekel nya dengan keras, hingga langsung terpental kebelakang menghantam besi dan langsung jatuh meringis kesakitan memegang dadanya.

Chiko sambil tumpang kaki menikmati pertunjukan pertarungan satu lawan tiga itu, melihat Mohlingyen bertarung dengan gerakan cepat dan pukulan kerasnya, Chiko langsung merasa tertarik untuk merekrut Mohlingyen sebagai petarung jalanan jagoannya Chiko pun langsung berdiri.

"Gua ambil orang itu, nanti malam kita bawa ke arena, kali ini gua akan taruhan besar besaran!" perintah Chiko lalu melangkah pergi.

Palin langsung gerak cepat menghampiri ketua gangster yang sudah bekerja sama dengan Chiko, ketua gangster itu bernama Marko yang terkenal sadis tanpa belas kasihan.

"Boss gua setuju untuk merekrut petarung itu, gua sudah siapkan barangnya," jelas Palin.

"Bagus, gua minta barang sesuai kesepakatan," pinta Marko.

"Tidak masalah, yang penting Boss gua merasa puas, nanti malam orang gua akan mengantarkannya, gua pergi dulu!" balas Palin melangkah pergi.

Setelah Palin pergi Marko langsung menghampiri Mohlingyen hendak membayar kesepakatan yang sudah di buat dengan Mohlingyen, anak buah Marko yang membawa koper berisi uang dua ratus lima puluh juta langsung menghampiri dan langsung menyodorkannya, dan Marko langsung menyodorkannya ke Mohlingyen setelah keluar arena pertarungan.

"Partner gua sudah setuju akan merekrut lu, ini uang tanda jadi," jelas Marko menyodorkan koper berisi uang.

"Gua jamin, gua tidak akan mengecewakannya!" balas Mohlingyen menerima sodoran koper lalu melangkah pergi.

Salah satu anak buah Chiko langsung mengambil koper di tangan Mohlingyen dan langsung mengawal Mohlingyen keluar gedung, berikut yang lainnya ikut keluar gedung hendak ke markas besarnya, Marko beserta ke tiga anak buahnya pun langsung pergi menuju pintu belakang meninggalkan gedung itu.

Bab 2

Di tempat lain di sebuah rumah cukup besar seorang wanita pengusaha sukses pemilik kantor media besar, berusia sekitar 38 tahun yang bernama Melta Hera adalah Ibu dari bernama Gendis Raura yang menikah dengan Boss mafia besar bernama Aron Jhonson Ayah dari Chiko, Bu Melta terpaksa menikahkan Gendis Raura dengan Aron karena mendapat ancaman dari Aron akan membunuh Gendis Raura, jika tidak mau menjadi istri muda Aron Jhonson yang sudah mempunyai satu istri pertama yang bernama Raisa Lena.

Namun pernikahan Aron dengan Gendis tercium di ketahui oleh istri pertama Aron hingga menimbulkan polemik masalah besar, timbul rasa dendam istri pertama Aron berniat ingin membunuh Gendis agar tidak mendapat harta warisan Aron yang kaya raya, ke beradaan Gendis benar benar di sembunyikan oleh Aron agar tidak di ketahui oleh istri pertama Aron yang terang terangan mengancam akan membunuhnya, sementara posisi Bu Melta yang terjepit mau tidak mau harus berusaha ikut menyembunyikan Gendis dari istri pertama Aron Jhonson.

Sore itu percakapan di rumah Bu Melta dengan Pak Lesmana orang kepercayaan di kantor media Bu Melta sekaligus manager Bu Melta.

"Kalau menurut saya alangkah baiknya Mbak Gendis secepatnya untuk mencari pengawal pribadinya, karena ke selamatan nyawa Mbak Gendis benar benar sangat terancam," usul Pak Lesmana sebagai orang kepercayaan Bu Melta.

"Saya bingung Pak Lesmana, harus mencari pengawal kemana? istri pertama Aron pasti menyuruh orang orang yang bukan sembarangan,"

"Cari pengawal yang jujur dan pandai bela diri itu sangat susah, dan juga saya tidak tahu menahu harus mencarinya kemana," jelas Bu Melta yang merasa bingung.

"Bu Melta tidak usah khawatir soal itu akan saya usahakan, saya sudah lama kerja terhadap Bu Melta, jadi saya sudah menganggap Gendis keluarga saya sendiri," bujuk Pak Lesmana.

"Terima kasih Pak Lesmana, tolong nanti malam kerumah Gendis kasih tahu mengenai rencana ini, dan hati hati takut orang orang dari istri pertama Aron ada mengintainya," pinta Bu Melta.

"Baik Bu Melta, pokoknya tenang saja, saya pasti akan dengan sangat hati hati, kalau gitu saya pamit dulu saya akan mengurus semuanya," balas Pak Lesmana lalu berdiri.

"Hati hati Pak Lesmana," pesan Bu Melta ikut berdiri.

"Baik Bu Melta, permisi!" balas Lesmana melangkah pergi.

Di tempat lain Aron di ruangan khusus penyimpanan

barang bubuk dan obat obatan terlarang di rumah mewah megahnya yang terbuat dari besi baja, di datangi oleh istri pertamanya bernama Raisa Lena yang sudah mengetahui pernikahan Aron dengan Gendis, Aron dari dalam ruangan melihat dari cctv Raisa sudah berdiri di depan pintu Aron pun lngsung keluar ruangan yang terbuat dari besi baja kokoh itu.

"Aku sudah bilang berulang kali jangan pernah masuk ke ruangan ini, kenapa kamu tidak pernah mau mendengarnya," tegur Aron dengan kesal.

"Aku hanya ingin mendengar jawaban jujur dari kamu, benarkan kamu berani menikah lagi?" desak Raisa dengan wajah kecewanya.

"Uangku banyak Raisa, apa lagi yang kurang bagi kamu, meskipun aku menikah lagi tapi tidak mengurangi sedikitpun jatah perbulan kamu," timpal Aron membela dirinya.

"Aku tidak bisa terima, jika kamu tidak menceraikan secepatnya, aku akan bertindak dengan caraku sendiri, atau aku beberkan semua bisnis haram kamu selama ini," ancam Raisa dengan wajah seriusnya.

"Apa yang kamu permasalahkan Raisa? uang mobil rumah sudah aku penuhi semuanya, kamu jangan bertidak bodoh Raisa," timpal Aron melangkah pergi enggan berdebat.

Raisa mengepalkan tangannya penuh dengan amarahnya yang tidak di dengar permintaannya oleh Aron, Raisa langsung menelpon Chiko anak semata wayangnya hendak menyuruh Chiko agar membunuh Gendis istri muda Aron.

Bab 3

Chiko yang sedang berada di ruangan khusus di dalam diskotik sedang mempersiapkan kesepakatan taruhan besar untuk arena pertarungan jalanan, dering ponsel Chiko bergetar mendapat telpon dari Raisa Ibu nya Chiko pun langsung merogok ponsel di saku jasnya.

"Iya Mah ada apa?" tanya Chiko di telpon.

"Ada yang mau Mama bicarakan ini sangat penting," jawab Raisa di telpon.

"Ok Mah, tapi tidak bisa sekarang, aku lagi ada urusan dahulu," jelas Chiko.

"Ya sudah tidak apa apa, Mama tunggu di rumah, tapi kamu harus pulang karena ini sangat penting," sambung Raisa.

"Baik Mah, nanti aku pasti pulang," balas Chiko.

"Ya sudah Mama tutup telponnya!" Raisa langsung menutup telponnya.

Chiko langsung memasukan kembali ponselnya ke dalam saku jas duduk santai tumpang kaki menjepit rokok mahal dan beberapa minum keras di atas meja, di ruangan khusus di dalam diskotik milik Ayah nya dengan beberapa anak buahnya yang mengenakan jas warna hitam berdiri di depan pintu masuk, tidak selang lama seorang laki-laki berbadan gemuk mengenakan jas warna biru cerah masuk beserta beberapa anak buahnya yang mengenakan jas warna biru gelap.

Laki-laki berbadan gemuk itu bernama Pak Bimo seorang pengusaha sukses pemilik beberapa hotel mewah dan ternama di kota besar itu, Pak Bimo memiliki petarung jagoannya yang belum terkalahkan yang berdarah brazil memiliki perawakan tinggi kekar, Chiko langsung berdiri menyambut ke datangan Pak Bimo yang sudah berusia 55 tahun itu mempersilahkannya duduk, dengan jamuan yang sudah di siapkannya di atas meja.

"Silahkan duduk," tawar Chiko dengan tangannya.

"Terima kasih, kita langsung ke persoalan saja," tegas Pak Bimo sambil duduk.

"Ok, kali ini saya bertaruh satu milyar, bagaimana?" tanya Chiko lalu menuangkan minuman dan menyodorkannya.

"Haha haha, apa Bang Chiko sudah yakin tidak akan memikirkannya kembali?" tanya Pak Bimo dengan tawanya sambil menerima minuman yang di sodorkan.

"Saya yakin kali ini akan mengambil uang dari Pak Bimo," jawab Chiko sambil menuangkan untuk dirinya sendiri lalu meneguknya.

"Baik, dua hari lagi kita ke arena, bagaimana dengan Marko?" tanya kembali Pak Bimo.

"Marko belum bicara apa apa," jawab Chiko sambil menuangkan minuman kembali dan menyodorkannya.

Di tempat lain Marko yang sebagai ketua gangster penuh dengan tato hampir di seluruh badan hingga ke leher, beserta anak buahnya memasuki sebuah tempat prostitusi wilayah kekuasaannya, Marko sering kali jual beli bahkan tidak segan menculik perempuan untuk di jadikan bisnis pemuas nafsu para laki-laki hidung belang, di dalam kamar di tempat itu terdapat seorang perempuan muda dengan tangan di ikat ke belakang dan mulut sudah di tutup menggunakan kain, duduk pasrah di atas tempat tidur tidak bisa berbuat apa apa hanya dengan tangisnya, Marko langsung membuka kain yang mengikat mulut perempuan itu.

"Cuih, apa yang akan kamu lakukan biadab," lontar perempuan itu dengan wajah garangnya meludahi wajah Marko.

Plak sebuah tamparan keras tangan Marko mendarat di pipi perempuan itu hingga tersungkur di atas kasur.

"Lu ingin gua siksa perlahan sampai mati?" ancam Marko menjambak rambut perempuan itu hingga meringis.

"Ayo bunuh saya! cepaaat bunuh sayaaa cuih!" teriak perempuan itu kembali meludahi wajah Marko.

Marko langsung mengusap ludah di wajahnya menahan amarahnya lalu melepaskan tangannya yang menjambak rambut perempuan itu.

"Gua akan kasih lu kesempatan, mau bekerja terhadap gua dengan baik baik, atau bekerja secara gua paksa?" ancam Marko menahan amarahnya.

"Tidak sudi lebih baik saya mati, ayo cepat bunuh saya," timpal perempuan itu.

"Ok, lu lihat saja nanti akibatnya!" ancam Marko lalu melangkah keluar kamar.

Anak buah Marko yang menunggu di depan pintu kamar langsung menyiapkan barang hisap siap siap untuk melakukan tugasnya, Marko sambil pergi dengan isyarat tangannya langsung menyuruh anak buahnya untuk melakukan tugasnya, anak buahnya pun langsung masuk ke dalam kamar melakukan tugasnya dan Marko langsung pergi ke luar tempat itu menemui seseorang yang suda bekerja sama dengannya.

"Bagaimana Boss?" tanya orang itu yang sudah membawa perempuan ke tempat itu.

"Barang bagus, tapi lu harus cari yang masih perawan biar gua kasih lu bayaran dobel," jawab Marko sambil menyodorkan amplop coklat berisi uang.

"Siap Boss siap, tenang saja saya akan berusaha mencari secepatnya, dengan uang semuanya akan mulus berjalan lancar," balasnya langsung menerima uang yang Marko sodorkan.

"Gua tunggu kabar baik lu!" Marko langsung melangkah pergi kembali masuk ke dalam.

Laki-laki yang menerima amplop berisi uang dari Marko langsung menciumnya dan buru buru langsung melangkah menuju mobilnya yang tidak jauh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!