NovelToon NovelToon

Menikah Dengan Pria Asing Kejam

Bab 1 Menikah dengan Pria Asing

Sebuah kamar mewah telah di hias dengan begitu mewah dan indah. Kelopak mawar bertaburan di atas ranjang, menguarkan semerbak keharuman. Membuat suasana menjadi nyaman dan sangat romantis.

Namun keindahan kamar itu berbanding terbalik dengan suasana hati Jia, sang mempelai pengantin perempuan dengan kebaya pengantin yang cantik yang membalut tubuhnya. Bagaimana tidak, Jia di nikahkan dengan pria yang tidak ia kenal. Bahkan saat ijab qobul berlangsung pun, Jia tidak di panggil ke depan. Ia hanya menunggu suami nya di dalam kamar sendirian.

Jia duduk di sisi ranjang dengan meremas tautan tangannya sendiri. Saat percakapannya dengan Tuan Jaya kembali terngiang di kepalanya.

"Kenapa harus saya Tuan? Bukankah masih ada Nona Stella, putri kandung Tuan sendiri. Setidaknya mereka akan menjadi pasangan sepadan. Karena terlahir dari keluarga terpandang. Berbeda dengan saya yang hanya seorang pembantu," ucap Jia membuat pria tua itu menggeleng keras. Seolah dia tidak setuju dengan yang di ucapkan oleh Jia tadi.

"Kau yang ku pilih Jia bukan Stella. Hanya kau yang bisa menjadi istri Reno. Percayalah padaku bahwa pria itu sangat tepat untuk mu. Dia yang akan melindungi mu selain aku. Sekarang aku sudah tua, cepat atau lambat ajalku akan tiba. Jadi aku tidak akan bisa terus menjaga mu di sini. Menikahlah! jemput kebahagiaan mu sendiri, agar kau bisa terbebas dari belenggu orang-orang yang menjahati mu." balas Tuan Jaya dengan mimik wajah serius.

Entah apa maksud pria itu mengatakan hal seperti itu kepada dirinya. Jia benar-benar tidak mengerti maksud dari perkataan majikan yang sudah sangat baik kepada dirinya.

Sejak kecil Jia sudah yatim piatu, beruntung ia bertemu dengan Tuan Jaya yang mau merawat nya seperti anak kandung nya sendiri. Namun Stella dan ibunya, Mayang tidak pernah menyukai kehadiran nya. Jadi Jia lebih memilih di jadikan pembantu dari pada di jadikan seorang anak oleh Tuan Jaya.

"Tuan, jangan berbicara seperti itu. Saya berdoa agar anda selalu di beri umur panjang. Baiklah kalau itu sudah jadi keputusan Tuan. Maka tidak ada alasan lagi untuk saya menolak. Saya akan menerima pernikahan ini dan menjadi seorang istri dari Tuan Reno." jawab Jia berhasil membuat Tuan Jaya tersenyum senang.

Dan di sinilah Jia sekarang, menunggu petugas datang dan menyodorkan beberapa berkas pernikahan yang harus ia tanda tangani. Tanpa sedikit pun tau apa yang terjadi di luar kamar. Bahkan Jia belum pernah melihat wajah suami nya secara langsung. Hanya namanya saja yang sering di sebutkan oleh Tuan Jaya.

Jia bisa saja melihat wajah suaminya di internet atau majalah bisnis yang selalu di kirimkan secara berlangganan setiap minggu, karena lelaki yang di pilihkan Tuan Jaya sebagai suaminya bukanlah pria sembarangan. Melainkan pengusaha muda, pewaris satu-satu nya keluarga kaya di negeri ini.

Ceklek.

Suara pintu terbuka membuat Jia tersadar dari lamunan nya. Kedua mata cantik milik Jia membulat saat melihat sosok rupawan di balik pintu kamar. Dalam hati Jia begitu mengagumi pria yang memiliki paras wajah bak dewa Yunani. Namun, Jia langsung tertunduk kembali, saat tatapan matanya tak sengaja beradu dengan iris mata yang saat ini sudah resmi menjadi suaminya. Jia merasa sangat malu.

Jia bisa mendengar suara langkah kaki pria itu mendekat. Seakan tengah berpacu jantung nya berdetak kencang. Berdekatan dengan pria adalah sebuah pengalaman baru untuknya meskipun pria yang tengah mendekat ke arahnya saat ini adalah suaminya. Karena seumur hidup Jia tidak pernah dekat dengan lawan jenis.

Jia merasa tersentak, keringat dingin tiba-tiba mengucur deras. Meskipun ruangan di dalam kamar tersebut telah di lengkapi dengan ac. Namun ketika pria yang sudah bergelar suaminya sekarang, tiba-tiba mencengkram dagu nya dengan begitu erat.

Mau tidak mau pandangan mereka bertemu. Iris mata hitam selegam malam tengah menatap nya tanpa berkedip.

"Aku tidak menyangka ternyata istriku sangat cantik jika di lihat secara langsung seperti ini." ucap pria bernama Reno itu.

Jia tidak tau harus merasa senang atau sedih mendengar pujian dari suaminya. Karena nyata nya mereka menikah tanpa mengenal satu sama lain. Juga tanpa adanya cinta. Apalagi perlakuan Reno saat ini bisa di bilang kasar.

Tiba-tiba Reno menghempaskan tubuh Jia ke atas ranjang. Lagi-lagi tidak ada kelembutan sama sekali yang lelaki itu berikan. Membuat Jia beringsut ketakutan. Namun dia bisa apa, jika yang ia hadapi sekarang adalah suaminya sendiri.

"Ka-kamu mau apa?" cicit Jia sembari beringsut mundur. Hingga punggung nya membentur sandaran ranjang.

Pertanyaan Jia berhasil memicu gelak tawa seorang Reno. Namun hal itu justru membuat Jia bertambah takut.

"Aku mau apa? kau lucu sekali. Tentu nya aku mau dirimu istri ku, sayang." jawab Reno sembari menekan kan setiap kata dari ucapan nya.

Sret.

Tanpa aba-aba Reno langsung mencekal pergelangan kaki Jia. Kemudian menarik kedua kaki Jia dengan kuat, hingga gadis cantik terlentang di atas ranjang. Reno yang tidak tahan melihat keindahan dan kemolekan tubuh istrinya, segera naik ke atas ranjang, mengukung Jia agar tidak bisa kabur kemana-mana.

"Le-lepaskan."

Jia berusaha untuk memberontak dari cengkraman Reno. Namun tenaga Reno begitu besar, hingga begitu sulit Jia lawan.

Sebagai seorang istri, Jia bersedia melayani suaminya tapi tidak dengan cara seperti ini. Perlakuan Reno sangat kasar, ia pun ingin sekali di perlakuan lembut seperti para pengantin pada umumnya. Bukan malah sebaliknya.

"Tidak le-paskan. Tolong jangan seperti ini." pelik Jia penuh permohonan. Berharap Reno mempunyai rasa iba terhadap dirinya yang saat ini sedang mengukung nya.

Namun harapan nya sia-sia karena Reno tidak peduli dengan apa yang di rasakan oleh Jia. Pria itu hanya ingin menuntaskan hasrat nya.

Segala penolakan dan teriakan Jia akhirnya teredam saat Reno membungkam bibir Jia dengan ciuman. Reno secara beringas mencecap kenikmatan dari bibir istrinya. Membuat Jia hampir terlena dengan nafsu yang di berikan suaminya tersebut.

Mmmppt,

Krek.

Masih menikmati bibir tangan Reno bergerak aktif merobek kebaya yang di kenakan Jia sampai kebaya itu terkoyak hingga tak terbentuk lagi. Menyisakan tubuh polos mulus Jia tanpa sehelai benang yang menutupi nya.

Reno menyeringai menatap pemandangan indah di depan nya. Malam panas yang menggairahkan itu membuat keduanya mencapai pelepasan. Sampai semua benih yang Reno miliki masuk begitu deras kedalam rahim Jia.

"Bagaimana, apa kau menyukai nya?" bisik Reno tepat di samping telinga Jia. Tanpa melepaskan penyatuan mereka.

Jia hanya diam saja. Hingga Reno kembali bersuara.

"Kau diam, berarti menyukainya. Kalau tidak kau tidak mungkin orgasme." kata-kata bernada ejekan terlontar dari bibir Reno.

Napas pria itu masih terdengar memburu, saat ia menggulingkan badan dan terbaring di samping nya. Begitu pun dengan Jia yang belum sepenuh nya sadar dengan apa yang sudah ia lakukan.

Gadis yang sudah kehilangan keperawanan nya oleh suaminya itu terdiam menatap langit-langit kamar. Hingga sebuah suara Reno kembali menyentak pendengaran nya.

"Tidurlah, sebelum aku khilaf dan menyerang mu kembali."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bab 2 Pengantin Pengganti

Jia tidak tau berapa lama dia tertidur. Namun ketenangan nya mulai terganggu, saat ada sesuatu yang merayap di atas tubuhnya.

Awalnya Jia menganggap itu hanya mimpi. Namun anggapan itu berubah saat ia menyadari ada rambut di atas dada nya.

"Ka Kak Reno?"

Jia baru saja membuka mata begitu tersadar kalau Reno sudah berada di atas tubuhnya.

"Ssstt,... diamlah aku menginginkan nya lagi." ucap pria itu tanpa menghentikan aktifitas nikmatnya.

Jia yang tidak bisa menolak, tidak bisa melakukan apapun selain ikut menikmati. Di biarkan Reno menikmati tubuhnya sampai ia puas.

Namun kegiatan itu harus terhenti di tengah permainan karena gangguan seseorang. Pintu kamar tengah di ketuk dengan begitu keras. Sebelum di susul dengan suara teriakan keras seseorang.

Tok ... tok ... tok ...

"Reno, buka pintu nya. Ada hal yang harus kamu ketahui."

Tok ... tok ... tok ...

"Reno, cepat buka pintunya!" teriak nya dengan begitu tidak sabaran." seperti nya orang yang di luar sana tidak akan menyerah sebelum Reno membuka pintunya. Membuat Reno harus mengumpat kesal, karena kesenangan nya telah di ganggu.

"Sial! mengganggu saja."

Meski dengan enggan, Reno tetap bangkit dari ranjang memakai kembali piyama tidurnya.

"Jangan bergerak sebelum aku suruh!" pinta Reno pada Jia sebelum bergerak menuju ke arah pintu.

Dengan malas meraih gagang pintu dan membuka pintu kamarnya.

Kening nya berkerut dalam saat melihat, Ambar ibu tiri Reno dan Farah adik tirinya.

"Apa yang membuat kalian datang kemari dan mengganggu kesenangan ku?"

Ambar maju satu langkah, hingga sekarang dia berdiri berhadapan dengan anak tirinya.

"Ada informasi penting, yang harus kau ketahui, sayang. Keluarga Jaya telah menipu kita." ucap Ambar hingga membuat kening Reno semakin berkerut.

"Apa maksud mama?" tanya Reno kemudian.

"Ini mengenai istri baru mu, ternyata Jaya telah menipu kita mentah-mentah dengan mengirimkan anak pembantu untuk di jadikan istri mu."

Ambar terdiam untuk melihat reaksi apa yang di tujukan oleh anak tirinya dengan kabar yang ia bawa.

"Iya Ren, Gadis yang dikirim Jaya sebagai istrimu itu ternyata bukan putri kandung dari keluarga Jaya. Tetapi ia cuman pembantu." sambung Ambar yang membuat Reno seketika mengeratkan rahangnya.

"Apa?"

"Benar Kak, mama tidak bohong. Putri Tuan Jaya yang asli bernama Stella bukan Jia. Gadis baru saja tiba di luar negeri untuk menghindar menikah dengan mu. Tuan Jaya sengaja mengirimkan pembantu itu untuk menggantikan putrinya yang kabur. Keluarga Jaya sudah menipu kita, ini tidak bisa di biarkan."

Tidak terbayangkan bagaimana kemarahan Reno sekarang. Pria itu merasa tertipu dan harga dirinya merasa di injak-injak. Bukan kah Tuan Jaya sendiri yang memohon agar Reno mau menikah dengan putrinya? tapi kenapa justru pembantu itu yang dikirimkan oleh Jaya untuk sebagai istrinya.

Mengetahui kenyataan ini membuat Reno tidak terima. Namun ia pun tidak bisa memulangkan Jia karena pernikahan mereka sudah mendapatkan banyak sorotan di banyak pihak. Karena keluarga nya merupakan orang yang berpengaruh di negeri ini, jadi apapun yang terjadi pada keluarga ini maka akan menjadi topik obrolan paling hangat untuk di perbincangan.

Citra dan nama besar nya menjadi pertimbangan jangan sampai ia bertindak gegabah dan malah menghancurkan reputasi nya sebagai pengusaha muda yang sukses dan ia pun telah memiliki rencana untuk membalas kan dendam nya pada keluarga Jaya.

"Apa yang akan kita lakukan untuk membalas perlakuan keluarga Jaya, Reno? kita tidak mungkin diam saja atas semua penghinaan yang telah di berikan oleh keluarga Jaya bukan?" Ambar berusaha menyulut api kemarahan putra tirinya.

Tanpa menghiraukan ucapan ibu tirinya. Reno menyuruh mereka untuk pergi

"Sebaiknya mama dan Farah pergi." usir Reno dengan begitu dingin.

Ambar begitu terkejut dengan reaksi Reno yang tidak sesuai dengan ekspetasi nya. Ambar ingin putra tirinya marah dan mengusir Jia dari rumah mereka. Tapi tidak Reno lakukan.

"Tapi Ren..."

Reno mengangkat sebelah tangan yang artinya Ambar harus berhenti berbicara.

"Masalah ini biar Reno yang urus. Mama dan Farah jangan khawatir." ucap Reno yang tidak ingin di bantah lagi.

Ambar yang tidak ingin sang putra bertambah murka segera menyeret Farah untuk pergi meninggalkan tempat itu.

"Mama, kenapa mama buru-buru pergi? dan kenapa reaksi Kak Reno biasa saja? Kak Reno seharusnya marah bukan?" Farah terus mengoceh, hingga akhirnya Ambar berhasil membawa nya menjauh dari kamar Reno.

"Apa kamu tidak bisa diam?" tukas Ambar sembari menghempaskan tangan putrinya. Wanita itu sangat marah karena apa yang di harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Hingga ia melampiaskan kemarahannya pada sang putri.

"Mama kasar banget, sakit tau." protes Farah mengusap lengannya yang sakit.

"Mama yang kesal, kenapa Farah yang jadi sasarannya sih?" gerutu nya.

"Diam Farah! Mamah lagi pusing dengan sikap kakak kamu itu. Seharusnya Reno langsung menyeret pembantu itu dari rumah kita. Bukan malah diam saja." dengusnya dengan begitu kesal.

"Sebenarnya Farah juga kecewa saat melihat reaksi Kak Reno tadi. Tapi Farah yakin jika Kak Reno itu sudah memiliki rencana sendiri untuk membalas keluarga Jaya. Perempuan itu tidak pantas menjadi istri Kak Reno karena dia hanya seorang pembantu, tapi..."

Farah tiba-tiba menggantungkan ucapan nya. Membuat Ambar kebingungan menunggu sampai Farah menyelesaikan kalimatnya.

"Farah rasa tidak ada salah nya menahan perempuan itu di sini untuk sementara waktu. Dengan begitu kita memiliki tenaga tambahan gratis untuk membantu mengurus rumah ini. Baik di sini ataupun di sana perempuan itu memang sangat cocok menjadi pembantu." sambung Farah hingga membuat Ambar mangut-mangut mengerti.

"Kau benar Farah, kenapa mamah tidak berpikir ke arah sana. Karena yang namanya babu tetap babu tidak ada yang bisa naik pangkat menjadi nyonya besar. Memang dia cinderella? Dan mama akan tetap pada keputusan mama yaitu menjodohkan Reno dengan Dea. Karena hanya Dea yang pantas menjadi pendamping hidup Reno. Sampai sekarang mama masih tidak mengerti saat Reno mengiyakan saat si Tua Jaya itu menyuruh nya untuk menikah dengan putrinya. Tapi nyatanya apa? bukan anak kandung malah pembantu yang di berikan kepada Reno."

Ambar kemudian beranjak berdiri dari tempat duduknya. Bersiap untuk pergi.

"Mama mau kemana?" tanya Farah kepo.

"Mama ada janji dengan teman-teman sosialita mama. Mama pergi dulu yah."

Ambar kemudian melenggang pergi meninggalkan Farah yang masih diam duduk di tempat.

"Arisan terus kapan punya waktu sama anak-anaknya?" dengusnya sebal. Sebelum ia berteriak meminta pembantunya untuk memotongkan buah.

"Bibi, aku mau buah mangga. Tidak pakai lama!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bab 3 Awal penderitaan Jia

Di sisi lain Reno sudah tidak sabar menahan gemuruh di dalam dada nya. Tampak berjalan tergesa ke arah ranjang. Pria itu dengan kasar menarik pergelangan tangan Jia hingga gadis itu terjatuh dari atas ranjang.

"Aww, sakit." jerit Jia atas perlakuan kasar suaminya.

Jia begitu takut dengan perlakuan suaminya yang semakin kasar terhadapnya. Perempuan itu takut melihat wajah bengis suaminya yang menatap dirinya berkali-kali lipat menyeramkan dari semalam.

Reno lantas berjongkok di hadapan Jia yang sudah jatuh terduduk di atas dingin nya lantai. Kemudian mencekik perempuan malang itu dengan begitu kejam.

"Kenapa kamu terus menunduk? dimana keberanian mu datang ke rumah ini dengan di penuhi kebohongan. Tatap aku jalang!" desis Reno yang terdengar begitu menakutkan di telinga Jia.

Jia menggeleng menyangkal tuduhan suaminya. Ia tidak kebohongan apa yang di maksud suaminya.

"Ti-tidak itu tidak benar."

Jia kesulitan berbicara karena cekikan di lehernya semakin menguat.

"Tidak benar, heh." desis Reno seolah mengejek.

"Le-lepaskan sa-sakit." rintih Jia dengan terbata.

Reno berubah menjadi sosok iblis di depan Jia.

"Sekarang katakan! bagaimana bisa kamu berpikir untuk melakukan penipuan terhadap Reno Bara? Berani nya pembantu seperti mu datang ke rumah ini dan menjadi Nyonya di rumah ini? Besar juga nyali mu berani menantang seorang Reno Bara?"

Reno tersenyum menyeringai, tanpa melepaskan cengkraman tangan nya di leher Jia.

"Sekarang kita lihat apa yang akan kita lakukan pada perempuan tidak tahu diri macam dirimu. Akan aku pastikan setiap detik waktu mu bagaikan di dalam neraka."

***

Setelah hari itu, hari-hari Jia bagaikan di neraka. Tidak pernah sekalipun Jia di perlakuan baik di rumah suaminya.

Bahkan Jia tidak lebih sebagai pelampiasan hasrat seorang Reno Bara. Sekaligus pembantu gratis di rumah nya.

Seharusnya kamu patut bersyukur karena aku sudah memberikan mu makan dan tempat tinggal. Jangan pernah merasa kamu spesial di rumah ini dan jaga batasan mu karena kamu tidak lebih sebagai peliharaanku. Jadi gunakan tubuh dan tenaga mu untuk membayar biaya hidup di rumah ini. Dan jangan pula berharap aku akan melepaskan kamu apalagi mengembalikan kamu ke keluarga Jaya. Sebelum aku bosan dan menghendaki nya.

Begitulah kata-kata menyakitkan yang terucap dari bibir Reno. Ia sama sekali tidak berharga di mata pria itu. Entah apa masalahnya Jia tidak mengerti. Reno seakan sangat membenci nya terbukti dari ucapan nya yang merendahkan, caci maki dan penghinaan kepada dirinya.

Tidak ada yang bisa Jia lakukan selain menerima nasib takdir yang diberikan Tuhan. Karena ia yakin bahwa apa yang ia dapat saat ini adalah semata-mata ujian dari Tuhan dan Tuhan yakin bahwa dirinya mampu melewati ujian itu.

"Aku pasti bisa melewati semua ini." keyakinan yang selalu ia tanam di dalam hati membuat dirinya kuat.

Jia adalah wanita kuat, sebelum ini pun ia kerap mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari keluarga Tuan Jaya. Karena Nyonya Mayang dan Nona Stela putrinya begitu membenci Jia tanpa alasan yang jelas. Hanya Tuan Jaya saja yang selalu bersikap baik kepada nya bak manusia. Untuk itulah Jia sama sekali tidak bisa menolak permintaan saat Tuan Jaya meminta nya menikah dengan Reno Bara.

Hari demi hari, Jia lalui dengan begitu banyak penyiksaan dan caci maki. Namun Jia tetap bertahan sesuai janji nya kepada Tuan Jaya.

Denting suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring terdengar memenuhi telinga. Saat ini Jia sedang melayani keluarga Bara untuk sarapan. Seperti biasa, Jia akan berdiri di samping suaminya sampai pria itu menyelesaikan sarapan nya.

Namun pagi ini Ambar ingin menyuruh nya membuat kan sup iga. Dan Jia telah melakukan dengan baik. Tapi Ambar tetap saja tidak puas dengan apa yang di lakukan Jia.

"Apa kamu mau membunuh ku? dasar bodoh! kenapa sup nya panas sekali? dasar tidak berguna!" maki Ambar.

Seperti biasa Ambar akan mencari gara-gara atau kesalahan Jia untuk menghukum dan menyiksa Jia.

"Maaf mah, sup nya memang panas karena baru saja Jia keluarkan dari panci." jawab Jia dengan suara lirih dan terbata-bata karena saking takutnya.

"Sudah berapa kali ku bilang jangan memanggil ku dengan sebutan itu. Panggil aku Nyonya!" hardik Ambar hingga suara nya memenuhi udara.

"I-iya Nyonya. Maafkan saya." cicit Jia.

"Ck, bisa nya cuman minta maaf. Kami bosan mendengar nya." sahut Farah yang tidak mau ketinggalan membully Jia.

Jia semakin menunduk ketakutan. Hingga sebuah gebrakan meja membuat semua orang yang berada di ruangan itu berjingkat kaget. Karena suara itu berasal dari Reno Bara.

Brak!

"Apa kalian tidak bisa makan dengan tenang? Aku bosan melihat kalian bertengkar di meja makan!" teriaknya dengan begitu ketus.

Melihat amarah putra tirinya membuat Ambar langsung mengubah mimik wajah nya lembut. Tersenyum penuh di depan Reno demi mencari keamanan sendiri dan juga sang putri tentunya.

"Maafkan mamah karena membuat merasa tidak nyaman, sayang! karena istri bodoh mu itu yang tidak bisa bekerja dengan baik. Selalu saja melakukan kesalahan membuat mamah selalu terpancing emosi." ujarnya.

"Iyah Mas. Istri kak itu benar-benar bodoh. Sepertinya dia benar-benar membutuhkan pelajaran lagi dari Kak. Reno." timpal Farah. Tentu Jia paham maksud pelajaran yang di maksud Farah, dan itu membuat dirinya semakin ketakutan. Ia meremas serbet di tangannya dengan kuat.

Reno hanya melirik sekilas istri kecil nya itu. Pagi ini dia tidak punya waktu untuk bermain bersama Jia. Tumpukan pekerjaan di kantor menantinya, bahkan ada rapat penting siang ini. Seandainya ia ada waktu tentu saja, Reno dengan senang hati membuat Jia menangis sebelum pergi ke kantor.

"Sayang sekali, aku tidak punya waktu untuk bermain denganmu kelinci kecil. Ya sudah kalau begitu, Mah, Farah aku berangkat dulu!"

Reno mendorong dengan kasar kursinya sebelum beranjak berdiri dan pergi meninggalkan ruang makan.

"Hati-hati di jalan ya, Sayang." suara teriakan Ambar mengiringi kepergian Reno yang semakin menjauh dari ruang makan. Sementara Jia semakin terseok berusaha untuk mengejar suaminya sambil membawa tas kerja. Karena aturan nya, Jia harus siap siaga melayani suaminya saat berada di rumah. Termasuk mengantarkan Reno ke mobil, seperti yang di lakukan Jia sekarang.

Reno menghentikan langkah nya kemudian berbalik menghadap ke arah Jia. Tentu saja Jia langsung menunduk karena tidak berani menatap wajah suaminya.

"Ingat kelinci kecil, aku memang melepaskan kamu pagi ini. Tapi tidak untuk nanti malam. Jadi persiapkan dirimu dengan baik."

Jia mengeratkan cengkraman tangan nya pada tas kerja milik Reno. Tanpa di sadari supir Reno sudah berdiri berhadapan dengan nya untuk mengambil tas kerja darinya. Sementara Reno sudah duduk tenang di bangku belakang mobil.

Mobil yang membawa Reno bergerak perlahan meninggalkan kediaman Reno. Di iringi deraian air mata yang mengalir di pipi mulus Jia tanpa di minta.

Jia segera mengusap air mata di pipi nya dan bergegas masuk ke dalam rumah sebelum timbul masalah lain. Karena selain Reno masih ada Ambar dan Fania yang tidak akan berhenti mengganggu nya.

Jia sedang melintasi ruang tamu, saat suara teriakan Fania dari arah ruang tengah terdengar memanggil.

"Hei babu, siapkan air hangat untuk mandi. Karena aku dan mama akan pergi. Cepetan nggak pakai lama."

"Baik Nona."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!