NovelToon NovelToon

Kekuatan Dalam Bayangan: Mencari Cinta

Eps 1

Aku Rifan, Seorang anak 17 tahun yang hidup nya suram, bahkan aku hidup dengan bully an setiap hari, aku selalu hidup dalam kemalangan, aku tak punya teman apalagi pacar lagi pula mana ada yang mau bersama orang culun kan.

Setiap hari aku selalu di suruh suruh, dan sering di pukuli, bukannya aku tak mau melawan, aku pernah melaporkan nya namun karna aku miskin dan orang yang membully ku adalah anak yang cukup terpandang, laporan ku tak di hiraukan dan aku hanya bisa menerima nya.

Hari ini seperti biasa nya aku selalu di suruh- suruh, Perasaan tak berdaya dan marah bercampur aduk dalam diriku, membuat setiap hari terasa seperti mimpi buruk yang tak berujung.

""Woi Rifan brengsek! Lama sekali kau, Membuat mood-ku rusak saja, Kemari kau!" desak preman kelas dengan wajah memerah dan mata menyipit tajam, penuh kemarahan.

"M-maaf Tanaka, tadi aku membantu seorang nenek terlebih dahulu," jawab Rifan dengan suara gemetar, tatapan matanya tertunduk ketakutan, seolah mencoba menghindari tatapan tajam Tanaka yang seperti api membara.

"Alasan! sepertinya aku harus memberi pelajaran, agar peliharaanku ini tahu waktu haha!" Tawa Tanaka bergema dengan kegembiraan sadis, wajahnya menyeringai seperti predator yang menemukan mangsanya.

Rifan, dalam situasi yang sangat menakutkan, hampir ingin menjerit meminta tolong, namun ia menyadari bahwa tidak ada orang lain selain Tanaka dan gengnya di sekitarnya.

"Ku mohon, Tanaka, jangan pukul aku! Aku tidak kuat lagi, aku tidak ingin terus begini Jika kau memukulku aku akan melaporkanmu pada polisi!" ucapnya dengan suara yang gemetar, ketakutannya meluap, hingga ia tidak menyadari bahwa ia mengeluarkan semua uneg-unegnya. "Maaf Tanaka, maksudku..."

Rifan merasa tak berdaya, terperangkap dalam ketakutan yang berlebihan, berharap agar Tanaka dan gengnya tidak melukainya lagi.

Sebelum Rifan menyelesaikan kata nya, Tanaka berlari maju dan memukul Rifan tepat di perut nya membuat Rifan tersungkur "Kau hanya Peliharaan ku, sebagai peliharaan kau harus menurut!!" Berani sekali kau menggongong pada pemilik mu brengsek!!" kata tanaka sambil terus menendang Rifan.

Rifan yang terus di tendang hanya bisa menahan rasa sakit dan terus memohon pada tanaka agar berhenti, Namun Tanaka tak menghiraukan kata kata yang keluar dari Rifan, dan anak buah tanaka hanya terus tertawa.

Tanaka yang sudah bosan memukuli Rifan, memutuskan untuk berhenti dan meninggalkan nya. "Ini lah balasan nya karna berani menggonggong pada majikan mu, Jika kau sekali lagi berani mengancam ku seperti tadi, aku tak akan segan lagi menghabisi mu!!"Kata tanaka pada Rifan dengan wajah yang mengintimidasi.

Tanaka dan para anak buah nya pun pergi meninggalkan Rifan yang tergeletak tak berdaya, Dan tak lama hujan mengguyuri Rifan, darah dari Rifan mengalir.

Tenaga nya sudah habis, namun dirinya berusaha untuk bangkit, namun keadaan yang mem prihatin kan, rifan terus terjatuh saat ingin bangkit, ia pun menyerah dan terus di guyur hujan.

Ia merenungi kejadian yang baru saja terjadi di mana ia di pukuli habis habisan yang membuat nya berdiri saja susah, di mana ia selalu menjadi bahan tawa dan kesenangan orang lain

Tangisan yang mengalir saru karna hujan, amarah, kesakitan dan ketakutan yang terus di pendam berubah menjadi dendam yang tak bisa di tahan lagi.

Rifan berniat merubah semua nya, membuat takdir berubah seutuh nya, dia akan membalas dendam nya yang dia tahan selama ini.

"Bahkan jika aku mati sekalipun, aku akan membuat amarah ku ini terbalas kan, aku akan membuat mu memohon pada ku!!"Kata Rifan dengan nada amarah.

Tenaga terakhir yang tersisa mulai habis, Rifan mulai menutup mata karna kelelahan dan mulai pingsan, Tak lama ada seorang wanita datang membawa dirinya.

Oh ya, kalian pasti bingung Tanaka itu siapa, Dia adalah anak orang kaya yang bermasalah itu saja, dia cuma berandalan bodoh ga tau diri, padahal orang kaya, dia emang suka nge bully orang, Awas saja jika aku jadi kuat akan ku balas semua perbuatan nya.

Eps 2

Rifan terbangun dari pingsannya. Saat ia membuka mata, pandangannya disambut oleh langit-langit yang asing dan dinding-dinding yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Kebingungan melanda dirinya, bertanya-tanya di mana ia berada dan bagaimana ia bisa sampai di tempat ini. Matanya berkeliling ruangan, mencoba mengenali sesuatu, tapi semuanya tampak asing.

Kepanikan mulai merayapi benaknya. Ia mencoba bangkit, tapi tubuhnya masih lemah. Beberapa saat berlalu dalam kebingungan, hingga tiba-tiba, langkah-langkah kaki terdengar mendekat. Seorang pria tua muncul di ambang pintu, wajahnya keriput namun tampak penuh kedamaian.

"Kau sudah bangun," suara pria tua itu lembut namun tegas. Ia berjalan mendekat, membawa sebuah mangkuk berisi makanan yang masih mengepul hangat. "Makanlah ini agar kau cepat sehat, dan pulanglah," lanjutnya, sembari menyodorkan makanan kepada Rifan.

Rifan memandang pria tua itu dengan rasa terima kasih dan sedikit kebingungan. Namun, perutnya yang kosong dan kelemahan tubuhnya memaksa untuk menerima tawaran tersebut. Dengan tangan gemetar, ia mengambil mangkuk itu, merasakan kehangatan yang menenangkan. Meskipun banyak pertanyaan masih berkecamuk di kepalanya, ia merasa sedikit lebih tenang dengan kehadiran pria tua itu.

Rifan yang kebingungan bertanya pada pria tua itu, "Terima kasih, tetapi di mana aku? Mengapa aku bisa berada di sini?" tanyanya penuh kebingungan.

"Makan lah, dan segera pergi dari sini"kata pria tua itu menyuruh rifan pergi, namun tiba tiba ada seorang wanita datang.

Wanita itu memukul Pria tua itu "Guru! Kau tak sopan sekali, menyuruh orang sakit pergi!!"Kata wanita dengan marah.

Wanita itu duduk dekat Rifan, wajahnya penuh kekhawatiran. "Apa kau sudah baik-baik saja? Aku membawa mu ke sini karena aku melihatmu di atap sekolah tergeletak dan penuh luka," kata wanita itu menjelaskan apa yang terjadi.

Rifan mencoba memahami situasinya. "Jadi, kau yang membawa ku ke sini. Terima kasih sebelumnya. Kalau boleh tahu, di mana aku sekarang?" tanya nya menatap wanita itu dengan wajah yang bingung.

Wanita itu tersenyum lembut, berusaha menenangkan Rifan. "Oh, aku lupa kasih tahu tempat ini hehe, Ini di sebuah dojo, Kau jangan khawatir, beristirahatlah dahulu," katanya dengan nada yang lebih ceria. "Jangan dengarkan kata orang tua itu," tambahnya dengan senyum yang menenangkan, seolah berusaha menghilangkan kecemasan Rifan.

Rifan pun bertanya nama wanita itu, dan ia bernama Miyu , Tak lama Pria tua itu datang menghampiri mereka berdua."Miyu sudah tinggalkan dia kau cepat berlatih"Kata pria tua pada menyuruh miyu.

""Baiklah baik," jawab Miyu dengan lemas, seakan tidak ingin berlatih. Rifan yang sadar akan sesuatu menghentikan mereka. "Tunggu! Miyu, kau bilang ini dojo, kan?" tanya Rifan pada Miyu.

"Iya, kenapa?" jawab Miyu pada Rifan dengan bingung.

"Aku ingin bertemu pelatihnya. Apakah boleh?" pinta Rifan pada Miyu.

Miyu pun menunjuk pria tua itu, mengisyaratkan bahwa pria tua tersebut adalah pelatihnya. Rifan langsung bersujud memohon pada pria tua itu. "Pak tua, aku mohon terima aku jadi muridmu," ucap Rifan dengan penuh harap.

Namun, pria tua itu tampak agak tersinggung. "Siapa yang kau bilang pak tua hah! Anak jaman sekarang memohon tapi sambil menghina," jawabnya dengan sedikit marah.

Miyu cepat-cepat meredakan situasi dengan tertawa kecil. "Sudahlah Guru Kau ini memang sudah tua, dia tak salah, Terimalah dia," kata Miyu dengan ekspresi santai, mencoba mengurangi ketegangan.

Rifan merasa sedikit canggung, namun tetap berusaha memperbaiki kesalahannya. "Maaf, Pak... eh, Guru. Saya tidak bermaksud menghina. Saya hanya ingin belajar dari Anda," ucap Rifan dengan sopan.

"Kutolak, aku tak mau punya murid, yang akan menggunakan ilmu dari ku nanti berbuat kejahatan" Tolak pak tua dengan mentah mentah.

""Guru, aku mohon terima aku, Aku akan melakukan apapun untukmu selama kau bisa mengajari ku, Aku tak mau terus jadi sasaran bully, Aku ingin lepas dari semua ini," kata Rifan memohon dengan tulus.

"Mohon Guru terimalah dia, Aku melihatnya tergeletak dengan darah yang mengucur, ajarlah dia agar bisa membela diri," tambah Miyu pada guru dengan rasa mendesak.

Guru itu menatap Miyu, lalu Rifan dengan ekspresi serius. "Kalau bukan karena Miyu, aku tak akan menerima mu, Karena dia adalah murid terbaikku, aku akan menerima mu," jawab guru itu, memperbolehkan Rifan belajar.

"Terima kasih Guru, Aku akan belajar dengan sungguh-sungguh," jawab Rifan dengan kegirangan, seakan melihat masa depan penuh kebebasan.

Namun, kegembiraan Rifan tidak berlangsung lama. "Siapa bilang aku akan menerima mu dengan mudah. Aku beri syarat padamu, dalam sebulan ini aku tak akan mengajari mu dulu," jawab guru dengan tegas, menempatkan tantangan baru di depan Rifan.

"Apa syarat nya guru, aku akan melakukan apa pun selama bisa belajar dari mu" Jawab Rifan dengan semangat.

"Datang lah seriap hari, bersih kan ini selama satu bulan, aku akan melihat keseriusan mu, dan hilang kan lah niat balas dendam mu, jika kau berhasil menghilang kan nya, aku akan mengajari mu, dan kau tak di ijin kan belajar sebelum aku memperbolehkan nya"Jawab guru

"Baik guru, aku akan melakukannya," jawab Rifan dengan senang.

"Kalau begitu, pulanglah dulu," jawab guru menyuruh Rifan pergi.

Rifan pun mengambil barang-barangnya dan pamit pada guru serta Miyu untuk pulang dengan senang, sambil terus memikirkan bahwa ia bebas dari bully.

Mungkin kalian penasaran pada Miyu kan hehe, Miyu adalah seorang atlet sekolah yang terkesan dengan transformasi fisik dan mental Rifan. Meskipun awalnya mereka hanya berinteraksi di Dojo, hubungan mereka berkembang menjadi persahabatan yang dalam. Miyu membantu Rifan memahami arti ketekunan dan kerja keras.

Saksikan perkembangan Rifan terus ya hehe

Eps 3

Ke esokan paginya, Rifan sudah pergi ke dojo, namun saat ia sampai, pintu dojo tertutup rapat. Ia pun memutuskan untuk menunggu di luar, namun tak sampai 15 menit, Miyu datang.

Rifan yang sedang duduk sambil main handphone langsung berdiri ketika melihat kedatangan Miyu. "Rifan? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Miyu pada Rifan.

"A-aku kan disuruh datang, namun saat sampai malah terkunci, jadi aku tunggu saja guru membukanya," jawab Rifan pada Miyu, namun tak sadar perutnya berbunyi dengan jelas.

Miyu yang mendengarnya hanya tertawa kecil. "Apa kau mau makan? Pas sekali aku membawa bahan makanan. Bagaimana kalau aku masak untukmu?" kata Miyu pada Rifan dengan senyum.

"Bolehkah? Aku merasa tidak enak jadinya," tanya Rifan dengan ragu. Miyu hanya mengangguk dan mengajak Rifan masuk ke dalam.

Rifan merasa terharu dengan tawaran baik Miyu. Mereka pun masuk ke dalam dojo, dengan harapan hari itu akan menjadi hari yang baik meskipun dimulai dengan kejadian yang tak terduga.

"Kamu kok punya kunci nya?" Tanya Rifan bingung karena Miyu memiliki kunci dojo. "Aku mengambil nya dari guru," jawab Miyu dengan santai.

"Apakah boleh melakukan seperti itu pada gurumu sendiri?" Tanya Rifan seakan tak percaya.

"Sudahlah, kau tak usah pedulikan hal kecil seperti ini. Lagi pula, dia sudah tua, pasti tidak akan tahu," jawab Miyu dengan nada mengejek tentang guru.

Saat mereka tertawa tiba tiba guru datang. "Siapa yang kalian bicarakan?!" tanya guru dengan sedikit marah. Miyu dan rifan terkejut karna guru yang tiba tiba datang.

"G-guru, hehe, aku hanya membicarakan tetangga nya Rifan, kok hehe. Oh ya, aku membawa bahan makanan. Bagaimana jika aku membuatkanmu makanan juga untukmu?" jawab Miyu dengan cekatan, mencoba mengalihkan perhatian guru.

"Sudahlah, sana kau masak, dan Rifan, kau bersihkan tempat ini. Sebelum bersih, kau dilarang masuk dan makan," perintah guru pada Rifan dengan tegas.

"Guru, mengapa kau begitu tegas? Bisakah dia makan terlebih dahulu? Bagaimana kalau dia pingsan nanti?" bela Miyu pada Rifan, mencoba membela temannya.

Rifan yang mendengar perkataan Miyu sangat senang karena merasa ada yang memperhatikannya. "Terima kasih, Miyu, tapi kau tak perlu khawatir. Aku baik-baik saja. Aku akan membersihkannya. Di mana tempat peralatannya?" jawab Rifan dengan tersenyum.

Rifan berusaha menunjukkan bahwa dia siap menghadapi tanggung jawabnya dengan baik. Ekspresi senyumnya menunjukkan bahwa dia menghargai perhatian dan bantuan dari Miyu.

Beberapa waktu berlalu saat Rifan menyabut rumput liar, ada orang bertubuh besar yang mendekatinya dengan langkah tegas.

Rifan menoleh dan terkejut ketika orang tersebut berbicara dengan nada tegas, "Hei, kau!! Apa yang kau lakukan di sini?!"

Dengan polosnya, Rifan menjawab, "Aku hanya sedang mencabut tanaman."

Namun, orang itu semakin marah, "Kau pikir aku bodoh!! Aku tahu kau pasti ingin mencuri kan!!"

Rifan merasa terpukul mendengar tuduhan tersebut, namun dia tetap berusaha meyakinkan orang itu bahwa dia tidak bersalah, "Percayalah padaku, aku hanya mencabut rumput saja."

Ekspresi Rifan mencerminkan keteguhan hatinya untuk membela diri, meskipun dia merasa tersinggung oleh tuduhan yang tidak beralasan.

Namun Orang itu tak menghirau kan perkataan Rifan, dia menarik kerah Rifan dan langsung memukul nya, Sehingga membuat Rifan tersungkur kesakitan.

"Rasakan itu brengsek!! Itulah akibat nya karna berani mencuri di rumah guru ku!!"Kata orang itu sambil tertawa seakan dia berhasil mengalahkan penjahat.

Di sisi lain, Miyu yang sudah selesai memasak dan mskan, berniat untuk menghampiri Rifan dan menyuruhnya makan. Namun, apa yang terjadi tak terduga. Saat ia melangkah mendekati Rifan, ia melihat Rifan tersungkur di tanah, dikelilingi oleh beberapa orang yang sedang tertawa.

Tanpa ragu, Miyu langsung berlari menuju Rifan. "Rifan!! Kau kenapa?! Ayo bangun," Miyu bertanya dengan penuh kekhawatiran, lalu membopong Rifan untuk membantunya bangkit.

Miyu kemudian melihat bahwa salah satu dari orang yang tadi tertawa adalah Yagami, orang yang tampaknya telah membuat Rifan kesakitan. "Apa yang kau lakukan pada Rifan, bodoh!" ucap Miyu dengan marah yang tulus.

Yagami, yang tampak kebingungan, bertanya pada Miyu, "Si-siapa dia, Miyu? Mengapa kau marah? Dia itu ingin mencuri barang-barang guru," katanya dengan sedikit membela diri.

Miyu, mendengar Yagami menuduh Rifan, merasa semakin marah. "Bisakah kau bertanya dahulu sebelum menghajar orang lain? Lagi pula, apa kau punya bukti sehingga kau memukulnya, huh?!" jawab Miyu dengan tangan yang sudah mengepal, memendam emosi yang meluap-luap.

Dengan suara yang tegas, Miyu menegaskan bahwa kekerasan tidak bisa dibenarkan tanpa bukti yang jelas. Ia berusaha menenangkan diri agar tidak meledak dalam kemarahan, sementara memastikan keamanan dan kesejahteraan Rifan.

"I-itu bukan salahku, dia tak berkata kalau dia bukan pencuri," jawab Yagami, berusaha menyalahkan Rifan.

"Apa maksudmu berkata begitu? Aku bilang kalau aku tak mencuri, dan aku hanya sedang mencabut rumput liar," balas Rifan dengan tegas.

Miyu yang marah langsung memukul Yagami sampai tersungkur. "Lain kali berpikir lah dahulu!!" kata Miyu dengan marah.

Setelah itu, mereka berdua pergi ke dalam, meninggalkan Yagami yang terduduk tersungkur di tanah. Meskipun masih terasa marah, Miyu merasa lega telah membela Rifan dan mengajarkan pelajaran kepada Yagami. Mereka pun melanjutkan kegiatan mereka di dalam dojo dengan harapan tidak ada lagi insiden yang tidak menyenangkan seperti itu.

Kalian pasti nanya kan siapa Yagami itu, Yagami adalah salah satu murid Guru juga, ia juga berada dalam 3 murid yang paling di sayangi Guru, ia berada di posisi ke tiga.

Untuk yang ga paham dojo, dojo adalah tempat yang biasanya di pakai untuk berlatih tempat bela diri seperti misal nya gor untuk bulu tangkis.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!